• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KECERDASAN LINGUISTIK TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI LIMBUNG PUTERA KABUPATEN GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH KECERDASAN LINGUISTIK TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI LIMBUNG PUTERA KABUPATEN GOWA"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

SRI WAHYUNI NENGSI 105401103617

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

(2)

ii ii

(3)

v iii

(4)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132. Fax. (0411)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Sri Wahyuni Nengsi

Nim : 105401103617

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Kecerdasan Linguistik Terhadap Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya sendiri, bukan hasil ciplakan atau buatan oleh orang lain atau dibuatkan oleh siapapun

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Agustus 2021 Yang Membuat Permohonan

Sri Wahyuni Nengsi NIM : 10540 11036 17

iv

(5)

v

Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132. Fax. (0411)

SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Sri Wahyuni Nengsi

Nim : 10540 11036 17

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Kecerdasan Linguistik Terhadap Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi, 2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi

dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan selalu melakukan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1,2 dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikan Perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran

Makassar, Agustus 2021 Yang Membuat Perjanjian

Sri Wahyuni Nengsi NIM : 10540 11036 17

(6)

vi Bersedih boleh, tapi sewajarnya

semua ada porsinya.

Karena segala sesuatu yang

dipaksakan dan yang berlebih tidak baik.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu”

(QS. Al-Baqarah:216)

Kupersembahkan tulisan ini buat :

Kedua orang tuaku, keluargaku, sahabatku

yang selalu memotivasi tanpa meragukanku dalam mewujudkan salah satu impianku.

(7)

vii

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pembimbing I H. Andi Sukri Syamsuri dan Pembimbing II Hambali

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh kecerdasan linguistik terhadap keterampilan menulis narasi siswa kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pre-experimental design tipe one group pretest- posttest yaitu sebuah eksperimen yang dalam pelaksanaannya hanya melibatkan satu kelas sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen yang tanpa adanya kelas pembanding bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan linguistik terhadap keterampilan menulis narasi siswa kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa. Populasi dalam penelitian ini adalah selutuh siswa kelas V SD Negeri Limbung Putera adapun sampel dalam penelitian ini sebanyak 8 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat pretest yang tuntas secara individual dari 8 siswa hanya 2 siswa atau 25% yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Secara klasikal belum terpenuhi karena nilai rata-rata diperoleh sebesar 62,5% atau berada pada kategori rendah. Sedangkan saat melakukan posttest terdapat 6 siswa atau 87,5% atau berada dalam kategori tinggi.

Hal ini diperoleh dari hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan rumus uji t dengan jumlah 3,13 yang lebih besar daripada = 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kecerdasan linguistik terhadap keterampilan menulis narasi siswa kelas V SD Negeri Limbung Putera.

Kata kunci : kecerdasan linguistik

(8)

viii

Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, demikian pujian untuk mewakili segala karunia dan rahmat-Nya. Jiwa ini berada pada genggaman-Nya, takkan ada yang bisa mendahului segala kehendak-Nya, apapun yang ada di dunia ini semua atas kekuasaan-Nya begitupun dengan sederetan rezeki yang diberikan sampai saat ini. Begitupun dengan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Linguistik terhadap Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa” dapat diselesaikan oleh penulis.

Shalawat serta salam tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad saw, yang merupakan seorang Rosul pembawa perubahan di seluruh permukaan bumi dengan gaya dan ciri khas berbeda, yakni sosok manusia yang paling mulia memiliki akhlakul karimah. Maka sejak kepergiannya diikuti oleh seribu kebaikannya yang tidak ada satu makhlukpun yang bisa menggantikannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, tetapi penulis telah mengarahkan segala daya dan upaya untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan namun berkat pertolongan Sang Khalik, serta bantuan dari berbagai pihak.

(9)

ix

terutama kedua orangtuaku Ayahanda Muhammad Yunus dan Ibunda Muliati BT S.Pd yang telah bekerja keras serta mencurahkan cinta kasih sayangnya yang tiada henti-hentinya dan senantiasa berdoa demi kebahagiaan penulis. Kepada Drs. H.

Andi Sukri Syamsuri, M. Hum., pembimbing I dan Drs. H. Hambali S.Pd., M.

Hum., pembimbing II yang ditengah kesibukan masih dapat meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

Demikian juga ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya penulis sampaikan kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi dan Ernawati, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak dan Ibu Dosen pada juruan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu, atas segala bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama dibangku kuliah.

Ucapan sebesar-besarnya juga peneliti ucapkan kepada Kepala Sekolah SD Negeri Limbung Putera, Bapak H. Abd. Muas, S.Pd., MM dan Ibu Nur Muhlisa S.Pd guru kelas V di sekolah tersebut yang telah memberikan izin dan

(10)

x

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritik tersebut bersifat membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya krtitikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin

Makassar, Agustus 2021

Penulis

(11)

xi

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan penelitian ... 6

D. Manfaat penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS ... 8

A. Hasil Penelitian Relevan ... 8

1. Penelitian Relevan ... 8

2. Pengertian Belajar ... 10

3. Pengertian Prestasi Belajar ... 13

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 13

5. Pengertian Kecerdasan Linguistik... 15

a. Pengertian Kecerdasan Linguistik ... 15

b. Karakteristik Kecerdasan Linguistik ... 16

c. Aspek-aspek Kecerdasan Linguistik ... 19

6. Pengertian Keterampilan Menulis Narasi ... 20

(12)

xii

d. Jenis-jenis Karangan Narasi ... 24

B. Kerangka Pikir ... 27

C. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel ... 31

1. Populasi ... 31

2. Sampel ... 31

C. Definisi Operasional Variabel ... 32

1. Keceradasan Linguistik ... 32

2. Keterampilan Menulis Narasi... 32

D. Instrumen Penelitian ... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ... 35

F. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Hasil Penelitian ... 41

1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 41

2. Hasil Analisis Inferensial ... 49

B. Pembahasan ... 53

BAB V PENUTUP ... 55

A. Simpulan ... 55

B. Saran ... 56

Daftar Pustaka ... 57 LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(13)

xiii

3.2 Aspek Penilaian Teks Narasi ... ..35 3.3 Pedoman Pengkategorian Keterampilan Menulis Teks Narasi ... ..38 4.1 Skor Nilai Pretest Faktor Kecerdasan Linguistik terhadap

Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Negeri

Limbung Putera Kabupaten gowa. ... ..42 4.2 Perhitungan untuk Mencari Mean (Rata-Rata) Nilai Pretest ... ..43 4.3 Tingkat Penguasaan Materi Pretest Sebelum Diterapkan

Faktor Kecerdasa Linguistik ... 44 4.4 Deskriptif Ketuntasan Hasil Belajar SD Negeri Limbung

Putera Kabupaten Gowa ... 45 4.5 Hasil Posttest Faktor Kecerdasan Linguistik terhadap

Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Negeri

Limbung Putera Kabupaten Gowa ... 46 4.6 Perhitungan untuk Mencari Mean (Rata-Rata) Nilai Postest ... 47 4.7 Tingkat Penguasaan Materi Postest setelah diterapkan faktor

kecerdasan Linguistik ... 48 4.8 Deskriptif Ketuntasan Hasil Belajar SD Negeri Limbung

Putera Kabupaten Gowa ... 49 4.9 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 50 4.10 Analisis Skor Pretest dan Postest ... 51

(14)

xiv

(15)

1 A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan salah satu syarat mendasar bagi kemajuan suatu negara, maju atau tidaknya suatu negara dipengaruhi oleh sifat pendidikan negara tersebut. Jika sifat sistem pembelajaran dapat berjalan dengan baik maka setiap bangsa akan maju, namun sebaliknya jika sistem pembelajaran buruk, maka bangsa tersebut tidak akan bisa bersaing di kancah dunia. Oleh sebab itu, tugas seorang pengajar sangatlah penting karena menjadi salah satu bagian yang menentukan keberhasilan pendidikan.

Guru sebagai pendidik pada jenjang satuan pendidikan anak usia dini, dasar, menengah memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan siswa sehingga menjadi determinan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.

Pentingnya peran guru dalam pendidikan diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 yang berbunyi :

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

(16)

Dunia pendidikan sangat erat dengan proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat dianggap sebagai suatu sistem. Dengan demikian, keberhasilan dalam proses pembelajaran tergantung pada pemahaman yang diperoleh siswa. Pembelajaran dan belajar ibarat dua sisi dari satu mata uang (Sukmadinata, 2000) maka upaya pembelajaran tidak bisa dilepaskan dari prinsip belajar individu itu sendiri. Artinya proses pembelajaran yang dilakukan atau dirancang oleh seorang guru harus sejalan dengan bagaimana belajar itu terjadi.

Proses ini akan berlangsung baik jika dan yang menjadi komunikator adalah guru dan siswa sebagai komunikannya, sedang isi atau materi pelajaran adalah pesannya. Untuk pendekatan berdasarkan pengelolaan pesan ada dua penggolongan pendekatan pembelajaran yang populer yaitu pendekatan ekpositoric dan teacher centered dan pendekatan heuristic atau student centered.

Dalam pendekatan ekspositorik materi ajar disusun dan disampaikan secara utuh dan lengkap oleh guru. Sedangkan pendekatan heuristic sebaliknya, materi ajar dicari sendiri dan disampaikan atau dibahas oleh siswa dibawah pengarahan guru.

Untuk melihat apakah siswa saat ini telah atau menguasai topik, biasanya diadakan tanya jawab berupa tes tertentu, hasil tes tersebut dijadikan sebagai masukan bagi pelajar dalam hal pemenuhan kesesuaian pembelajaran yang telah dilakukan, setiap siswa memiliki berbagai kemungkinan dan kapasitas ini akan mempengaruhi setiap hasil yang telah diperoleh.

Setiap kecerdasan tempaknya memiliki urutan perkembangan sendiri, tumbuh pada waktu yang berbeda dalam suatu kehidupan. Howard Gardner (Campbell,

(17)

2002:1) mengatakan “kognisi manusia itu bersifat satuan dan setiap individu dapat dijelaskan sebagai makhluk yang memiliki kecerdasan yang dapat diukur dan tunggal’’

Kemampuan siswa dalam mengikuti dan memahami suatu pembelajaran tidak lepas dari kemampuan berbahasa siswa karena bahasa merupakan bentuk utama dalam mengekspresikan pengetahuan dan pikiran ketika individu melakukan interaksi dengan individu lainnya. Kemampuan berbahasa pada siswa merupakan salah satu kecerdasan yang sudah dimiliki seorang sedari lahir. Perkembangan linguistik siswa diajarkan agar siswa memiliki pemahaman dan komunikasi baik secara lisan, tulisan dan kata-kata yang diperlukan dalam melakukan komunikasi dengan individu lain secara verbal atau non verbal.

Menurut Gardnert (Campbell, 2002: 12) salah satu ciri orang yang memiliki kecerdasan linguistik yaitu mampu menggunakan kemampuan menulis cesara efektif, memahami dan menerapkan aturan-aturan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan menggunakan kosa kata efektif. Kegiatan menulis bukan sekedar membuat huruf dengan pena pada selembar kertas, melainkan media untuk memunculkan potensi yang telah ada dalam diri, hal tersebut sejalan dengan Hernowo (2006:9).

Potensi yang telah ada dalam diri tersebut dapat diartikan sebagai sebuah kecerdasan linguistik yang telah dimiliki oleh siswa yang dapat digunakan dan dioptimalkan dalam kegiatan menulis. Kegiatan menulis yang dimaksud adalah sebuah karangan narasi dengan memperhatikan diksi, bentuk kata, dan ungkapan yang digunakannya. Akan tetapi, guru belum menyadari dan memanfaatkan

(18)

sebuah kecerdasan linguistik yang dimiliki siswa untuk pengembangan pembelajaran menulis. Dengan demikian, dalam hasil evaluasi pembelajaran menulis dirasakan belum optimal.

Potensi yang selama ini ada di dalamnya dapat diuraikan sebagai pengetahuan etimologis siswa yang dapat dimanfaatkan dan dapat ditingkatkan agar terampil menulis dan membaca. Tindakan menulis yang dimaksud diantaranya adalah keahlian menyusun eksposisi. Dalam belajar menulis, siswa tidak hanya diandalkan untuk mengembangkan kemampuan membuat eksposisi tetapi juga ditopang oleh pemahaman yang luas dan dapat mengkomunikasikan pemikiran.

Kegiatan menulis bukan sekedar membuat huruf dengan pena pada selembar kertas, melainkan media untuk memunculkan potensi yang telah ada dalam diri.

Hal tersebut diungkapkan oleh Hernowo (2006: 9). Pada akhirnya kegiatan menulis bukan hanya merupakan sarana untuk mengungkapkan ide atau gagasan, tetapi dapat pula menjadi lahan untuk mengembangkan imajinasi.

Pengertian karangan narasi dikemukakan oleh Keraf (1994: 135) bahwa

“narasi merupakan suatu wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu, sebab itu, unsur yang paling penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan”.

Wawasan yang luas dan kemampuan menuangkan ide atau gagasan bisa didapat apabila siswa memiliki pembendaharaan kosakata yang banyak.

Kemampuan memilih kata hanya dapat dilakukan siswa apabila menguasai

(19)

kosakata yang banyak. Penguasaan kosakata berkaitan erat dengan kemampuan menulis sebuah karangan. Apabila dalam mengkomunikasika gagasan baik secara lisan maupun tulisan, siswa tidak mampu memilih kata-kata yang tepat, berati ia tidak menguasai arti kata yang dipilih sehingga menyulitkan siswa baik dalam berbicara maupun menulis sebuah karangan.

Berbeda dengan seseorang yang memiliki wawasan etimologis, ia dapat memanfaatkan kemampuan menulisnya dengan baik. Artikel cerita dapat menjadi salah satu jenis eksposisi yang dapat menuntut wawasan fonetik dengan baik, untuk itu seorang pengajar diandalkan menjadi salah satu variabel yang dapat mengkoordinir seorang anak muda yang memiliki pengetahuan etimologis untuk lebih berkonsentrasi dan mengasah kemampuan menulis karangan menjadi manfaat yang dimiliki

Sehubungan dengan pembahasan sebelumnya, hal yang sama dihadapi pada saat observasi awal yang dilakukan pada bulan maret 2021, hasil belajar bahasa indonesia kelas V di SD Negeri Limbung Putera Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa masih tergolong rendah, hal itu disebabkan guru cenderung lebih dominan dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran kurang maksimal.

Selain itu salah satu faktor yang membuat hasil belajar siswa kurang karena kesempatan untuk mengungkapkan ide atau gagasan sangatlah jarang ditawarkan.

Oleh karena itu guru perlu melakukan pengembangan atau inovasi dalam pembelajaran agar siswa dapat mengembangkan kemampuan kecerdasan linguistik dalam mengikuti pembelajaran bahasa indonesia menjadi meningkat.

(20)

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian terkait “Pengaruh Kecerdasan Linguistik terhadap Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah “Adakah pengaruh kecerdasan linguistik terhadap keterampilan menulis narasi siswa kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa” ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan linguistik terhadap keterampilan menulis narasi Siswa Kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa”.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, serta tujuan penelitian di atas terdapat manfaat yang dapat ditinjau dari segi manfaat teoristik dan manfaat praktis, sebagai berikut :

1. Manfaat Teoristik

Hasil penelitian dapat diharapkan menjadi bahan untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran dan hasil belajar siswa serta menjadi acuan dan pertimbangan bagi peneliti berikutnya.

2. Manfaat Praktik

(21)

a. Manfaat bagi siswa

1) Dapat memberikan motivasi pada siswa dalam mengasah keterampilannya.

2) Dapat memberikan pengetahuan terhadap peningkatan prestasi siswa.

3) Dapat meningkatkan pemahaman, peningkatan prestasi siswa dalam menulis karangan narasi menggunakan kecerdasan linguistik

b. Manfaat bagi guru

1) Guru dapat memberikan perubahan terhadap proses pembelajaran dalam mengajar

2) Guru mampu mengasah keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi dengan kecerdasan linguistik yang dimiliki siswa.

(22)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

a) Penelitian pertama, yaitu dilakukan oleh Anggit Khairani Wiwitan (2019) dengan judul “Pengaruh Tingkat Kecerdasan Linguistik terhadap Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMK Negeri 12 Bandung”. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Visualization Auditory Kinesthetic, metode yang digunakan ialah metode kuantitatif karena dalam penelitian ini berupa angka-angka dan analisis perhitungan statistika, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kecerdasan linguistik dan tes hasil belajar. Tes kecerdasan dilakukan di awal pada satu pertemuan sebelum dilakukan pembelajaran. Selanjutnya, dilakukan prestes sebagai tes kemampuan awal siswa dalam menulis, dan posttes untuk diketahui hasil pembelajaran menulis setelah diberikan simulasi dengan menggunakan model VAK. Berdasarkan hasil dari analisis angket kecerdasan linguistik, diketahui bahwa tingkat kecerdasan linguistik siswa kelas X memiliki tingkat kecerdasan linguistik yang beragam. Hasil tes yang didapatkan dibagi kedalam tiga subkelompok tingkat kecerdasan linguistik, yaitu 27,5 % termasuk linguistik tinggi, sebesar 27,5 % linguistik rendah, dan sisanya sekitar 45% dimasukkan ke dalam tingkat linguistik sedang. Nilai kecerdasan tertinggi mendapatkan skor 90, dan nilai kecerdasan terendah mendapatkan skor 55.

(23)

b) Penelitian kedua, yaitu dilakukan oleh Nurfadhillah Haerul (2018) dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Linguistik terhadap Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Makassar”. Jenis penelitian yang digunakan ialah kuantitatif berbentuk ex post facto.

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Makassar. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes.

Keseluruhan data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial uji regresi linear sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan linguistik siswa Kelas VIII SMP negeri 8 Makassar tergolong tinggi dengan nilai rata-rata yang diperoleh dalam tes adalah 78.54, nilai tertinggi 94, dan nilai terendah 63.

c) Penelitian ketiga, yaitu dilakukan oleh Rahmah Novianti (2013) dengan judul “Pengaruh Permainan Kartu Bergambar dan Kecerdasan Linguistik terhadap Kemampuan Membaca Permulaan”. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pengobatan dengan tingkat 2x2. Oleh karena itu, analisis data menggunakan, ANAVA dua cara dan Uji-t. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan seorang anak pada awal keterampilan membaca, antara anak yang diberikan kartu dengan anak yang diberikan permainan kartu huruf, pada anak-anak yang memilki kecerdasan linguistik yang tinggi, keterampilan membacanya dimulai diberi kata permainan kartu dan kecerdaan linguistik dalam keterampilan membaca permulaan.

(24)

2. Pengertian Belajar

Belajar adalah kata yang mudah dikenal oleh orang-orang. Bagi pelajar kata

“Belajar” merupakan kata-kata yang sering didengar. Sejujurnya, itu adalah sesuatu yang tak bisa dihilangkan dari setiap aktivitas dalam landasan pendidikan formal. Kegiatan belajar senantiasa dilakukan kapan saja oleh mereka setiap saat sesuai kebutuhan.

Belajar sebagai mana yang dikemukakan oleh Sardiman (2003:20), bahwa :

“Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya”. Belajar juga akan lebih kalau subjek belajar mengalami atau melakukannya, belajar suatu proses interaksi antara diri manusia (id-ego-super ego) denganlingkungan yang berwujud pribadi, fakta, konsep atau teori. Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah: (1) proses internisasi kedalam diri yang belajar, (2) dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indera ikut berperan.

Slameto (2003:2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, percakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar. “Belajar dipandang sebagai suatu proses, suatu kegiatan dan bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yaitu mengalami.

Belajar menurut Burton, dalam buku “the guidance of learning activities”

(Aunurrahman 2011: 35-38) merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan

(25)

tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu satu dengan individu yang lain, serta individu dengan lingkungan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Sedangkan pengertian belajar oleh para ahli antara lain sebagai berikut :

1. Gagne (dalam Anitah, 2008:13) belajar adalah suatu proses organisasi berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.

2. Slavin (dalam Anni dan Rifai, 2008:82)belajar ialah penciptaan tunggal yang dibawa oleh pengalaman.

3. Travers (dalam Suprijono, 2009:2) belajar merupakan cara paling umum untuk menciptakan perubahan sosial.

4. Morgan (dalam Suprijono, 2009:2) belajar ialah proses pergantian perilaku yang sangat tahan lama karena keterlibatan.

5. Robbins (dalam Trianto, 2009:15)belajar adalah suatu perubahan membuat hubungan antara sesuatu informasi yang telah dirasakan dengan sesuatu informasi yang baru.

6. Spers (dalam Hamdani, 2011:20) belajar adalah memperhatikan, meneliti, memulai, mencoba, menyetel, dan mengikuti arahan.

Berdasarkan uraian di atas maka kesimpulannya, belajar merupakan interaksi antara pendidikan dengan peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana baik didalam dan diluar ruangan untuk meningkatkan kemampuan

(26)

peserta didik. Belajar untuk di sekolah dasar berarti interaksi yang dilakukan oleh guru dengan siswa yang dilakukan secara sadar dan terencana baik didalam maupun diluar kelas dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa.

Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Guru atau tutorlah yang menciptakannya guna membelajarkan siswa atau peserta didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini lahirlah interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Di sana semua komponen pengajaran diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan. Dalam kegiatan belajar mengajar harus terjadi komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik agar suasana pembelajaran kondusif. Tidak lagi teacher center melainkan student center sehingga proses belajar mengajar akan terarah dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Paradigma selama ini pembelajaran yang dilakukannya berpusat pada guru (teacher center) sebagai sumber belajar, bukan berpusat pada siswa (student center) sehingga guru akan mendominasi proses pembelajaran di dalam kelas sedangkan siswanya hanya pasif. Peran guru sebagai fasilitator belum terlihat dalam proses pembelajaran. Selayaknya guru harus mampu menguasai empat kompetensi dasar yang diharapkan akan terjalin komunikasi dua arah sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu belajar akan lebih baik jika subjek belajar mengalami atau melakukannya sendiri melalui berbagai kegiatan dan aktivitas yang dilakukanya.

(27)

3. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Muhibbin (Abdullah: 2018) adalah taraf keberhasilan siswa atau peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar (Djamarah, 1994).

Prestasi belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator yang berupa nilai rapor bagi siswa SD, SLTP,SMA, indeks prestasi studi bagi perguruan tinggi, angka kelulusan predikat keberhasilan dan semacamnya (Azwar, 1996).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang digapai dari kegiatan belajar berupa nilai rapor dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Sebagaimana dikemukakan oleh Djamarah (2002), beberapa faktor dalam dan luar yang mempengaruhi kemampuan belajar anak antara lain: Unsur intelektual, khususnya kapasitas atau kemampuan mental anak, faktor penuh perasaan, khususnya bagaimana keadaan antusias dan watak anak, komponen psikomotorik, khususnya kemapuan fakultas dan fisik dalam proses membaca dan mengarang,

(28)

faktor keluarga, khususnya lingkungan sehari-hari dan dukungan keluarga selama waktu yang dihabiskan untuk belajar membaca, faktor sekolah, hingga sekolah tertentu dengan kondisi alam yang menguntungkan bagi siswa atau pelajar.

Sebagaimana dikemukakan oleh Purwanto (1994), mengatakan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu unsur-unsur tertentu dari dalam dan dari luar siswa. Variabel dari dalam individu siswa meliputi :

a. Faktor perkembangan, setiap organ dalam tubuh manusia mengalami perkembangan dan kemajuan.

b. Faktor wawasan atau pengetahuan, berbagai jenis kekuatan mental terkait erat di dalamnya (ingatan, mimpi, minat, dan hal yang mempengaruhi seseorang)

Selain itu,ada faktor dari luar antara lain :

a. Faktor keluarga atau kondisi keluarga yang berbeda sangat membantu dalam menentukan bagaimana dan seberapa banyak pembelajaran yang dialami dan dicapai oleh siswa.

b. Pengajar dan metode mendidik, sikap karakter pendidik memberikan materi dan bagaimana pengajar dapat membawa suasana yang membantu sehingga siswa terpacu dan tertarik dan siap untuk mendapatkan materi, tingkat informasi yang disegerakkan oleh pengajar.

Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran adalah faktor internal seperti kondisi kognitif anak, kecerdasan kemampuan yang

(29)

dimiliki anak, selain itu faktor eksternal seperti lingkungan sekitar, guru dan lingkungan keluarga dengan berbagai macam karakter.

5. Pengertian Kecerdasan Linguistik a. Pengertian Kecerdasan Linguistik

Kecerdasan adalah kapasitas untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru dengan memanfaatkan intrumen berpikir. Dalam satu definisi yang dikemukakan oleh Howard Gardner pengetahuan adalah kapasitas untuk mengatasi masalah atau membuat sesuatu yang bernilai signifikan untuk budaya tertentu.

Menurut Edourd Claparede, seorang pakar psikologi Prancis mencirikan wawasan sebagai penyesuaian mental terhadap keadaan atau kondisi baru. Dalam satu arti lagi, pengetahuan mencakup kapasitas untuk menyesuaikan diri dengan kondisi atau perubahan baru dalam iklim saat ini, kapsitas untuk menilai dan memberikan penilaian, kapasitas untuk memahami pemikiran yang kompleks, kapasitas untuk berpikir secara menguntungkan, kapasitas untuk menerima keadaan dengan cepat dan memperoleh keuntungan. Untuk fakta dan mengejutkan kapasitas untuk mendapatkan asosiasi. Pengetahuan juga dianggap sebagai tingkat pelaksanaan kerangka kerja untuk mencapai tujuan.

Kecerdasan manusia seharusnya dilihat dari tiga komponen utama; Pertama, kemampuan untuk mengarahkan pikiran dan tindakan (the ability to direct thought and action). Kedua, kemampuan untuk mengkritik pikiran dan tindakan sendiri

(30)

(ability to crisice own thoughts and actions). Kecerdasan tidak bisa dipandang dari satu segi tetapi harus melihat ketiga komponen utama tersebut.

Menurut Yusuf dan Nurihsan (2006:230) kecerdasan linguistik merupakan kemampuan yang sangat sensitif pada suara, irama dan arti kata-kata serta keinginan yang kuat untuk mengekspresikan dalam bentuk tulisan. Menurut Sefrina (2013:39) kecerdasan linguistik adalah kecerdasan yang berhubungan dengan penggunaan bahasa dan kosa kata, baik yang tertulis maupun yang diucapkan. Jasmine (2007:16-17) kecerdasan linguistik, yang disebut oleh sebagian pendidik dan penulis sebagai kecerdasan verbal, berbeda dari kecerdasan lainnya karena setiap orang yang mampu bertutur dan berkata-kata dapat dikatakan memiliki kecerdasan tersebut dalam beberapa level.

Kecerdasan linguistik adalah kapasitas untuk menggunakan kata-kata secara memadai, baik secara lisan (misalnya, narator, pembicara, atau pejabat pemerintah) dan dicatat sebagai hard copy (misalnya, penulis, penulis, editor, kolumnis). Pengetahuan ini menggabungkan kapasitas untuk mengontrol tanda baca atau desain bahasa, fonologi atau bunyi bahasa, semantik atau makna bahasa, pengukuran yang berguna atau pemanfaatan praktik bahasa. Kecerdasan linguistik adalah afektivitas bunyi, struktur makna, kemampuan berbahasa, dan bahasa.

Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menyusun pertimbangan secara jelas dan memiliki pilihan untuk memanfaatkan kemampuan kapasitas ini melalui kata-kata untuk menawarkan sudut pandang dalam berbicara, membaca,

(31)

dan mengarang, biasanya wawasan ini digerakkan oleh pembicara, moderator, penasihat hukum, atau perintis dunia.

Kecerdasan linguistik memiliki pusat pengaruh terhadap bunyi, struktur, yang berarti, kapasitas kata. Jika dorongan yang sesuai diberikan, kemampuan untuk membaca, mengarang, berbicara, berdebat, dan berdiskusi akan muncul.

Kecerdasan linguistik adalah wawasan dalam menangani kata-kata atau kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara memadai baik secara lisan maupun direkam sebagai hard copy. Individu yang cerdas dalam bidang ini dapat bersaing, membujuk individu, terlibat atau mendidik dengan sukses melalui kata- kata yang mereka ungkapkan.

Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menyusun pertimbangan secara jelas dan memiliki pilihan untuk memanfaatkan kemampuan kapasitas ini melalui kata-kata untuk menawarkan sudut pandang tersebut dalam berbicara, membaca, dan mengarang. Orang-orang yang cerdik secara linguistik tampil dalam wacana, baik lisan maupun komposisi.

Berdasarkan dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan verbal linguistik adalah kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa baik secara lisan maupun tulisan menyukai membaca buku, menggunakan kata-kata untuk mengajak, menghibur, membantah dan membujuk orang lain.

b. Karakteristik Kecerdasan Linguistik

Untuk melihat lebih jelas tentang ciri yang melekat pada orang yang memiliki kecerdasan dapat digambarkan sebagai berikut :

(32)

1. Menulis lebih baik dari anak-anak sesuisianya.

2. Suka berbicara dan menyampaikan cerita yang lucu.

3. Mempunyai memori yang baik untuk nama, tempat, atau hal-hal sepele 4. Senang bermain kata.

5. Senang membaca buku.

6. Mampu mengucapkan kata secara akurat untuk anak-anak seusianya.

7. Menghargai sajak-sajak walaupun berupa kata-kata yang tidak masuk akal.

8. Suka mendengar kata-kata lisan (cerita, komentar dalam radio, dan buku- buku, audio).

9. Memiliki kosakata yang baik untuk anak seusianya.

10. Mampu berkomunikasi dengan orang lain melalui yang verbal.

Adapun karakteristik kecerdasan linguistik yang lain sebagai berikut :

a. Mendengar serta merespon setiap suara ritme, warna dan berbagai ungkapan kata

b. Menirukan suara dan bahasa, membaca dan menulis dari orang lainnya.

c. Menyimak secara efektif, memahami, meringkas, menafsirkan atau menerangkan, dan mengingat apa yang telah dibaca.

d. Berbicara secara efektif kepada berbagai pendengar, berbagai tujuan dan mengetahui cara berbicara sederhana, fasih, persuasif, atau bergairah pada waktu yang tepat.

e. Menulis secara efektif, memahami dan menerapkan aturan tata bahasa ejaan tanda baca dan menggunakan kosa kata yang efektif.

(33)

f. Memperlihatkan kemampuan bahasa lainnya.

g. Menggunakan keterampilan menyimak, berbicara, menulis, dan membaca untuk mengingat, berkomunikasi, berdiskusi, menjelaskan, memengaruhi, menciptakan pengetahuan, menyusun makna serta menggambarkan makna itu sendiri.

c. Aspek-aspek Kecerdasan Linguistik

Kecerdasan linguistik meliputi empat aspek yaitu sebagai berikut : 1. Mendengar

Bagi individu yang dapat mendengar, suara manusia memberikan pengalaman berbahasa.

2. Berbicara

Keterampilan berbicara dapat dikembangkan melalui belajar dan berkomunikasi dengan orang lain. Berbicara efektif tidak hanya melibatkan kata-kata yang digunakan dalam nada suara, ekspresi wajah, gerak tubuh, dan gerakan tubuh.

3. Membaca

Membaca dengan teliti termasuk mencari tahu bagaimana memahami dan menggunakan bahasa, terutama jenis bahasa yang tersusun. Berbicara sering kali merupakan ukuran wacana yang khas, sementara membaca membutuhkan ukuran pengerahan tenaga dan pembelajaran yang spesifik.

Dalam kelas besar, penting bagi instruktur untuk membedakan tingkat kemajuan dan bertanya kepada setiap siswa, kecenderungan membaca malas

(34)

dapat berubah ketika mereka diberi kesempatan untuk membaca buku saat mereka bertanya.

4. Menulis

Latihan menulis tidak dapat dipisahkan dari latihan bahasa lainnya.

Menulis diberi energi dengan berbicara, mendengarkan, dan memahami latihan. Menulis dapat membuat orang berbicara satu sama lain dan tidak pernah bertemu satu sama lain. Kapasitas untuk mempertimbangkan kata- kata manusia secara menyeluruh dapat memecah, mengurus masalah, mempersiapkan dan membuat sesuatu.

6. Pengertian Keterampilan Menulis Narasi a. Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis memiliki peran penting dalam hidup, dengan menulis seseorang dapat mengekspresikan pikiran atau ide atau peran untuk mencapai niat dan tujuan mereka. Menulis adalah peristiwa teknik, pengalaman, pengetahuan, sains, dan pemikiran manusia. Posting dapat menembus ruang dan waktu. Artinya, tulisan dapat dibaca oleh orang-orang yang berada di berbagai tempat dan saat ini dan masa depan. Dengan kertas itu, manusia lain yang tinggal di jauh dapat menangkap dan memahami pengetahuan dan pemikiran (Wiyanto 2003: 3-4).

Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Dalman (2015:3) menyatakan menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampai pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan

(35)

menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkan dalam formulasi ragam bahasa tulis dan konvensi penulisan lainnya.

Fungsi menulis adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung karena dalam penyampaiannya kita menggunakan bahasa tulis yang dituangkandalam medianya.

Menurut Tarigan (2008:22), fungsi utama dari tulisan yaitu sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi dunia pendidikan Tarigan (2008:24-25) mengungkapkan tujuan menulis ada 4 yaitu : memberitahukan atau mengajar, menyakinkan atau mendesak, menghibur atau menyenangkan, mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi api. Tujuan menulis itu sendiri.

Menulis sebagai suatu alat dalam belajar dari menulis kita dapat mencatat pokok-pokok pikiran, menyampaikan ide kedalam bahasa tulis. Susanto (2013:254) mengungkapkan manfaat menulis yaitu sebagai berikut : (1) menulis membantu kita menemukan kembali apa yang telah kita ketahui; (2) menulis menghasilkan ide-ide baru; (3) menulis membantu kita mengorganisasikan pikiran dan menempatkannya dalam suatu wacana yang berdiri sendiri; (4) menulis membuat pikiran seseorang siap untuk dibaca dan evaluasi; (5) menulis membantu kita menyerap dan menguasai informasi baru; (6) menulis dapat membantu kita memecahkan masalah dengan jalan memperjelas unsur-unsurnya dan menempatkannya dalam suatu konteks visual, sehingga dapat diuji.

(36)

b. Karangan Narasi

Gorys Keraf (2007: 136) mengemukakan bahwa karangan narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca. Suatu peristiwa yang telah terjadi berdasarkan pengalaman yang dialami seseorang, dan bertujuan agar pembaca seolah-olah merasakannya secara langsung. Wacana adalah rentetan kalimat yang saling berkaitan dan menghubungkan proporsi yang satu dengan yang lainnya sehingga membentuk kesatuan.

(Nurhayati, 2010) narasi merupakan sebuah karya yang di dalamnya terkandung berbagai aspek tentang rangkaian cerita yang membentuk makna.

Karya hasil perbuatan yang dilakukan atau dibuat oleh manusia. Rangkaian cerita adalah tahapan-tahapan yang dihadirkan oleh pelaku dalam cerita. Makna adalah arti pada setiap kata atau tulisan dalam karya sastra. Menulis narasi bisa berdasarkan pengalaman yang mencakup pengalaman fisik dan pengalaman nonfisik.

Semi (1990:32) menyatakan beberapa ciri karangan narasi, yaitu: (1) seperti cerita mengenai peristiwa atau pengalaman manusia, (2) peristiwa yang disajikan seolah olah benar-benar terjadi, dapat berupa imajinasi belaka atau kombinasi keduanya, (3) berdasarkan konflik, karena tanpa konflik narasi biasanya tidak menarik, (4) memiliki nilai estetis, karena isi dan cara penyampaiannya bersifat sastra, khususnya fiksi naratif , (5) menekankan pada urutan kejadian (catatan:

uraian lebih menekankan pada penataan ruang). dan (6) biasanya berdialog.

(37)

Dalman (2015:106-107) karangan narasi memiliki beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut : (1) agar pembaca seorah-olah sudah menyaksikan atau mengalami peritiwa yang diceritakan; (2) berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai kejadian yang telah terhadi, dan menyampaikan yang terkandung didalamnya agar sampai kepada pembaca atau pendengar; (3) untuk menggerakkan aspek emosi; (4) membentuk citra/imajinasi pembca; (5) memberikan informasi dan memperluas pengetahuan pembaca.

c. Ciri-ciri Karangan Narasi

Semi (1990:32) menyatakan beberapa ciri penanda narasi, yaitu: (1) berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia, (2) kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya, (3) berdasarkan konflik, karena tanpa konflik narasi biasanya tidak menarik, (4) memiliki nilai estetik, karena isi dan cara penyampaiannya bersifat sastra, khususnya narasi bentuk fiksi, (5) menekankan susunan kronologis (catatan: deskripsi menekankan susunan ruang), dan (6) biasanya memiliki dialog.

Sedikit bernada dengan semi, Nursisto (1999: 39) menyatakan bahwa untuk membedakan karangan narasi dengan jenis karangan lainnya, ada beberapa ciri karangan narasi yang dapat digunakan sebagai pembeda, yaitu (1) bersumber dari fakta atau sekedar fiksi, (2) berupa rangkaian peristiwa, dan (3) bersifat menceritakan. Jadi, ciri-ciri karangan narasi adalah bercerita tentang peristiwa, bersumber dari fakta atau rekayasa, adanya konflik, adanya tokoh yang

(38)

mengalami konflik, menekankan susunan kronologis, dan biasanya memiliki dialog.

d. Jenis- jenis Karangan Narasi 1. Narasi Ekpositoris ( Narasi Faktual)

Narasi ekspositori adalah cerita yang memiliki tujuan untuk menyampaikan data yang tepat tentang suatu peristiwa yang sepenuhnya dimaksudkan untuk memperluas informasi individu tentang cerita seseorang (Dalman, 2015: 111).

Untuk situasi ini, penulis menceritakan suatu peristiwa tergantung pada informasi dan realitas nyata.

Narasi ekpositori merupakan jenis karangan narasi yang mengutamakan kisah yang sebenarnya dari tokoh yang diceritakan. Tujuannya untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan dan memberikan informasi berdasarkan fakta yang sebenarnya untuk memperluas pengalaman si pembaca. Contoh narasi ini adalah biografi, autobiograsfi, kisah perjalanan seseorang, kisah kepahlawanan, catatan harian, dan lain-lain.

2. Narasi Sugestif ( Narasi Artistik )

Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat (Dalman, 2015:113). Dalam narasi sugestif, seorang mampu menggambarkan atau mendeskripsikan perwatakan para tokoh, dan tempat kejadiannya peristiwa yang dialami para tokoh tersebut secara detail sehingga pembaca seolah-olah mengalaminya sendiri.

(39)

B. Kerangka Pikir

Seperti yang telah dijelaskan pada latar belakang di atas, kecerdasan linguistik siswa kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa belum terarah dengan baik pada tujuan yang diinginkan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi,diantaranya siswa kurang aktif dan terlibat dalam pembelajaran. Guru sudah menggunakan berbagai metode dalam mengajar, namun belum menemukan metode yang tepat, sehingga siswa kurang tertarik dan cepat merasa bosan ketika proses pembelajaran berllangsung.

Untuk menarik perhatian siswa dalam belajar bahasa indonesia, maka perlu diciptakaan proses belajar mengajar yang efektif dan inovatif yang memungkinkan siswa lebih aktif serta suasana pembelajaran semakin kondusif.

Sehingga implikasinya akan langsung berhubungan dengan tingkat kemampuan menulis siswa.

Berdasarkan kenyataan di lapangan bahwa masih banyak siswa yang bersikap tidak mengenali potensi yang ada pada dirinya salah satunya kecerdasan linguistik kemampuan siswa dalam mengikuti dan memahami suatu pembelajaran tidak lepas dari kemampuan berbahasa siswa karena bahasa merupakan bentuk utama dalam mengekspresikan pengetahuan dan pikiran ketika individu melakukan interaksi dengan individu lainnya.

Kemampuan berbahasa pada siswa merupakan salah satu kecerdasan yang sudah dimiliki seorang sedari lahir. Perkembangan linguistik siswa diajarkan agar siswa memiliki pemahaman dan komunikasi baik secara lisan, tulisan dan kata-

(40)

kata yang diperlukan dalam melakukan komunikasi dengan individu lain secara verbal atau non verbal.

Dalam hal ini guru berperan penting dalam mengantarkan bakat-bakat yang telah dimiliki oleh siswa, agar nantinya diasah dan lebih dikembangkan lagi sehingga menjadi potensi untuk meningkatkan prestasi dimilikinya, untuk itu peran guru sangat diperlukan untuk menyususn model yang bervariasi agar siswa lebih aktif dan bersemangat dalam belajar dan dapat mengembangkan potensi yang telah dimilikinya.

Hasil yang berbeda ketika siswa belajar menggunakan metode yang pernah dilakukan guru sebelumnya yaitu metode ceramah. Metode ceramah belum mampu menciptakan suasana belajar yang aktif karena pembelajaran berpusat pada guru. Selain itu, materi juga cenderung tidak menarik jika guru tidak mampu memodifikasi suara atau menghadirkan media pendukung yang menarik. Metode ini cenderung membuat siswa pasif karena hanya mendengarkan penjelasan dari guru.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode sebelumnya belum mampu membuat siswa lebih aktif. Dalam rangka melihat potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa, khususnya kemampuan menulis narasi, guru dituntut lebih berperan dan melatih anak dengan strategi yang sesuai, agar mampu mengolah kecerdasan linguitik pada anak diasumsikan efektif dalam peningkatan kemampuan keterampilan menulis narasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka pikir berikut ini.

(41)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Kurikulum 2013

Pembelajaran Bahasa Indonesia

Kecerdasan Linguistik

Keterampilan Menulis Narasi

Pretest

Treatment

(Mengaplikasikan penggunaan kemampuan kecerdasan linguistik) Posttest

Pengaruh Kecerdasan Linguistik Terhadap Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa

(42)

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian atau jawaban sementara yang masih perlu diuji kebenarannya. Jawaban sementara yang dimaksud adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang telah dirumuskan dan hipotesis yang dirumuskan menjawab masalah penelitian.

Hipotesis penelitian : Terdapat pengaruh kecerdasan linguistik terhadap keterampilan menulis narasi siswa kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa.

(43)

29 A. Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen, Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah pra-eksperimen (non desain) one group pretest-postest design (satu kelompok) yaitu kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa.

Menurut Sugiyono (2015:109) desain penelitian ini belum merupakan ekperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, sampel tidak dipilih secara random. Adapun desain yang digunakan adalah one-grup pretest-posttest design. Pada desain ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :

O

1

X O

2

(44)

Keterangan Gambar :

O1 = Tes awal sebelum dilakukan perlakuan (pretest) O2 = Tes akhir sebelum dilakukan perlakuan (postest)

X = Perlakuan terhadap kelompok ekperimen dengan menggunakan kecerdasan linguistik yang dimiliki siswa

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Variabel tidak terikat pada penelitian ini ialahkecerdasan linguistik.

Kecerdasan ini merupakan potensi yang dimiliki oleh seorang anak dalam bidang berbahasa maupun menulis.

2. Variabel terikat dalam tinjauan ini adalah kemampuan mengarang cerita, khususnya hasil akhir untuk menentukan pencapaian prestasi siswa dalampelajaran bahasa setelah melalui interaksi dapat ditunjukkan dengan tes. Tes ini dipakai untuk melihat keahlian menulis pada siswa. Keahlian menulis siswa adalah nilai dari penilaian yang didapat siswa yang mewakili kemampuan spekulasi yang maju dalam mengkomunikasikan gagasan dengan ide.

Penelitian ini difokuskan pada hasil keterampilan menulis siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi teks narasi.

(45)

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiono (2015:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi penelitian dapat disimpulkan sebagai subjek penelitian yang mengenainya dapat diperoleh dari data yang dipermasalahkan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa, dari 17 siswa jumlah sebenarnya hanya 8 siswa yang hadir dan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Keadaan Siswa SD Negeri limbung Putera Kabupaten Gowa

No. Objek Jenis kelamin Banyaknya

Siswa

P L

1. Kelas V 12 5 Aktif

Jumlah 12 5 17

(sumber data : Tata usaha SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa)

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2015:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampel jenuh. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampel Nonprobably Sampling. Adapun sampel yang digunakan yaitu sampling jenuh. Sampling jenuh adalah sampel yang digunakan yaitu semua

(46)

populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering digunakan bila jumlah populasi relative kecil, atau kurang dari 30 orang. Adapun sampelnya adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa yang berjumlah 8 orang perempuan.

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah definisi yang disusun berdasarkan yang diamati dan diukur tentang variable dalam penelitian tersebut. Jadi variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai berikut : 1. Kecerdasan Linguistik

Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk memilah-milah pertimbangan dengan jelas dan memiliki pilihan untuk memanfaatkan kapasitas ini dengan baik melalui kata-kata untuk menawarkan sudut pandang dalam berbicara, membaca, dan mengarang, biasanya pengetahuan ini dimiliki oleh pembicara, moderator, pengacara, atau pelopor dunia.

2. Keterampilan Menulis Narasi

Keterampilan menulis narasi adalah suatu kemampuan untuk menuliskan sebuah wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca. Suatu peristiwa yang telah terjadi berdasarkan pengalaman yang dialami seseorang, dan bertujuan agar pembaca seolah-olah merasakannya secara langsung. Wacana adalah rentetan kalimat yang saling berkaitan dan

(47)

menghubungkan proposi yang satu dengan yang lainnya sehingga membentuk kesatuan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian sebagai alat ukur yang digunakan pada proses penelitian yang berdasarkan dari variabel dependen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Adapun tes untuk mengetahui kecerdasan linguistik pada anak ialah menggunakan aspek penilaian kecerdasan linguistik, sebagai langkah awal untuk melihat tingkatan kecerdasan linguistik yang dimiliki siswa kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa. selanjutnya menulis pretest sebelum perlakuan kemudian tes menulis postest belajar setelah perlakuan. Alat yang digunakan dalam penelitian tes menulis. Tes yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan linguistik terhadap keterampilan menulis narasi kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa.

a). Aspek Penilaian Kecerdasan Linguistik

1. Siswa yang memperhatikan penjelasan guru 2. Siswa yang aktif melakukan pengamatan

3. Siswa yang berani bertanya saat proses pembelajaran

4. Siswa yang dapat menulis karangan narasi dengan kalimat yang baik dan benar

5. Siswa yang dapat menceritakan karangan narasinya di depan teman- temannya.

(48)

b). Tes Pretest dan Postest

Berikut petunjuk untuk mengerjakan tugas

1. Tuliskan nama, nomor stambuk dan kelas di lembar yamg telah disediakan!

2. Tulisan harus rapi,bersih dan jelas!

3. Periksa kembali hasil pekerjaan!

Soal

1. Tuliskan teks narasi berdasarkan gambar yang dilihat !

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

(49)

Dengan tugas membuat teks narasi, peneliti dapat mengukur keterampilan menulis narasi siswa kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa.

Penilaian teks siswa berdasarkan lima aspek. Hasil tulisan diberi skor berdasarkan kriteria tertentu dengan skala penilaian 1:100.

Tabel 3.2 Aspek Penilaian Teks Narasi

No Aspek yang dinilai Skor maksimal

1 Isi 30

2 Organisasi 20

3 Kosa Kata 20

4 Penggunaan Bahasa 20

5 Mekanis 10

Jumlah 100

(Kemendikbud, 2013: 79-81)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah observasi dan teknik tes. Metode observasi digunakan untuk mengamati siswa yang memiliki kecerdasan linguistik dalam melakukan aktivitas belajarnya.

Dalam usaha pengumpulan data sebagai bahan masukan untuk diolah, maka dipilih teknik sebagai berikut :

1. Observasi

Teknik pengamatan, digunakan peneliti untuk mengobservasi secara langsung murid dalam proses belajar, terutama murid yang diambil sebagai objek penelitian. Hal ini siswa memperkenalkan potensi-potensi yang diperoleh, yakni mendapat treatment dari guru secara baik.

(50)

2. Tes

Bentuk tes yang digunakan adalah tes menulis karangan narasi, pretest dilakukan untuk mengetahui keterampilan awal siswa dalam menulis karangan narasi, kelompok ini diberi pretest terlebih dahulu, selanjutnya adalah melakukan perlakuan atau treatment. Perlakuan dilakukan untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa dengan memberikan perlakuan.

Langkah-langkah perlakuan pembelajaran menulis karangan narasi pada kelompok eksperimen. Pada lagkah ini siswa diberi pemahaman tentang bagaimana membuat karangan narasi dengan baik. Adapun tahapan menulis narasi sebagai berikut :

1. Siswa melakukan pembelajaran tentang karangan narasi.

2. Siswa membaca salah satu bentuk narasi dengan tema yang telah disediakan.

3. Siswa diberi tema menulis narasi.

4. Siswa membuat kerangka cerita dari tema yang telah ditentukan guru.

5. Siswa diberi kebebasan untuk mengembangkan cerita sesuai dengan gambar yang dilihat.

6. Siswa mengumpulkan narasi yang telah dibuat.

7. Siswa diberi tugas untuk mencatat informasi (peristiwa penting) apa yang didapat.

8. Guru mengevaluasi karangan narasi yang telah dikumpulkan dan membuat catatan kecil untuk siswa.

(51)

9. Guru mengembalikan karangan narasi siswa dan menjelaskan cara-cara untuk membuat karangan narasi dengan benar.

10. Siswa menyelesaikann catatan yang diberikan guru dan memperbaiki cerita yang dibuat, lalu mengumpulkan kembali.

Pada tahap berikutnya, peneliti memberikan postest. Postest yang dilakukan pada tahap ini juga sama ketika pretest, yaitu tes menulis cerpen.

Postest ini digunakan untuk melihat perbedaan keteampilan menulis narasis siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan kecerdasan linguistik yang dimilikinya. Selain itu, Postest ini juga digunakan untuk membandingkan nilai yang dicapai siswa, apakah hasilnya sama, meningkat, atau menurun.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan tes, tes yang digunakan adalah tes keterampilan menulis narasi. Tes ini digunakan untuk mengetahui perbedaan keterampilan menulis narasi ketika siswa mulai mengaktifkan kecerdasan linguistik dan yang belum menyadari kecerdasan linguistiknya.

F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2015:207) statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dikumpul sebagaimana adanya tanpa adanya bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Analisis digunakan untuk memperoleh keterampilan menulis siswa dalam mata pelajaran bahasa indonesia sebelum dan sesudah perlakuan berupa penggunaan

(52)

kemampuan kecerdasan linguistik maka perhitungan nilai maksimun, minimum, modus dan skor rata-rata atau mean. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Rata-rata (mean) X =

Keterangan :

X = Mean (rata-rata)

∑fX = Jumlah nilai N = Jumlah Sampel b. Persentase (%) nilai rata-rata

P = x100 Keterangan :

P = Angka Persentase

F = Frekuensi yang dicari persentasenya N = Jumlah Sampel

Tabel 3.3 Pedoman Pengkategorian Keterampilan Menulis Teks Narasi Interval Nilai (angka 100) Pengkategorian

85-100 Sangat baik (SB)

75-84 Baik (B)

60-74 Cukup (C)

40-59 Kurang (K)

0-39 Kurang Sekali (KS)

(Nurgiyantoro,2010) 2. Analisis Statistik Inferensial

a. Uji Normalitas

(53)

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui data yang telah diolah berdistribusi normal atau tidak. Data diuji normalitas diambil dari hasil pretest dan posttest keterampilan menulis narasi siswa kelas V. Data hasil keterampilan menulis narasi siswa akan didistrubusi normal jika signifikasi > 0,05. Sebaliknya, dikatakan tidak terdistribusi normal jika signifikasi < 0,05. Dengan taraf kesalahan (a) yang digunakan 0,05.

b. Uji Hipotesis

Arikunto (2011:275) dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan teknik statistik t atau uji t. Dengan rumus sebagai berikut :

t =

keterangan :

Md = Mean dari perbedaan postest dan pretest

∑d = Jumlah dari gain (posttest – pretest)

N = Subjek pada sampel

c. Menentukan tHitumg menggunakan rumus = -

Keterangan :

= Mean dari perbedaan posttest dan pretest

(54)

d = Deviasi masing-masing subjek = Jumlah kuadrat deviasi

N = Subjek pada sampel

Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan kaidah penguji an signifikan :

a. Jika t Hitung > t Tabel maka H O ditolak dan H1diterima, berarti terdapat pengaruh kecerdasan linguistik terhadap keterampilan menulis narasi siswa kelas V SD Negeri Limbung Putra Kabupaten Gowa.

b. Jika t Hitung < t Tabel maka H O diterima dan H1diterima, berarti tidak terdapat pengaruh kecerdasan linguistik terhadap keterampilan menulis narasi siswa kelas V SD Negeri Limbung Putra Kabupaten Gowa.

d.Menentukan nilai tTabel mencari tTabel dengan menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signifikan a = 0,05 dan d

membuat kesimpulan apakah terdapat pengaruh kemampuan kecerdasan linguistik terhadap keterampilan menulis narasi kelas V SD Negeri Limbung Putra Kabupaten Gowa.

(55)

41 A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada bulan Juli 2021 di SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa didapatkan data melalui tes sehingga diketahui hasil keterampilan menulis narasi siswa dengan menggunakan faktor kecerdasan linguistik berupa nilai dari kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa.

1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik desktriptif digunakan untuk memperoleh gambaran karakteristik objek penelitian sebelum dan sesudah penggunaan kecerdasan linguistik.

a. Deskripsi Hasil Pretest Faktor Kecerdasan Linguistik dalam Keterampilan Menulis Narasi Siswa di Kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa

Hasil menulis narasi sebelum diberikan perlakuan pada siswa kelas V SD Negeri Limbung Putera diperoleh data-data yang dikumpulkan melalui tes sehingga dapat diketahui hasil menulis narasi siswa berupa nilai dari kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa. Data perolehan skor hasil menulis narasi siswa kelas V SD Negeri Limbung Putera didapati sebagai berikut :

(56)

Tabel 4.1 Skor Nilai Pretest Faktor Kecerdasan Linguistik terhadap Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten gowa.

No. Kode Nilai

1. MS -

2. NMJ 69

3. NKARU -

4. NKSF 63

5. NA 61

6. QA 74

7. RII -

8. RJS 73

9. R -

10. SAH -

11. ZNE 63

12. NL -

13. NIR 48

14. TIG -

15. MTAR -

16. NFR 60

17. MAT -

Sumber : Hasil Test Siswa Kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa

Dari data tersebut untuk mencari nilai Mean (rata-rata) nilai Pretest dari siswa kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tabel berikut :

(57)

Tabel 4.2 Perhitungan untuk Mencari Mean (Rata-Rata) Nilai Pretest

X F F.X

48 1 48

60 1 60

61 1 61

63 2 126

69 1 69

73 1 73

74 1 74

Jumlah 8 511

Sumber : Hasil Test Siswa Kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa

Dari data di atas, didapatkan ∑fx = 511 sementara nilai N adalah 8. Maka dari itu, perolehan nilai rata-rata (mean) yaitu :

X =

= = 63.875

Dari hasil perhitungan tersebut, rata-rata pengaruh kecerdasan linguistik terhadap keterampilan menulis narasi siswa kelas V SD Negeri Limbung Putera Kabupaten Gowa yaitu 63.875 .Adapun kategori penilaian menulis narasi dapat diketahui pada tabel berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Dari pembagian kelompok perilaku ini dapat diketahui bahwa jenis burung pantai di lahan basah Wonorejo lebih banyak yang mencari mangsa di dalam sedimen dengan

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang Masalah ... Identifikasi masalah ... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Tinjauan Pustaka ... Sebaran Biogas

Mata kuliah ini untuk mengembangkan kompetensi dalam memahami tentang Kinetika reaksi, elektrokimia dan redoks,Kimia Inti, senyawa Kimia Koordinasi, Ksp,Kimia

Downtime yang terjadi pada periode Januari – April 2018, kerusakan yang sering.. terjadi adalah karena

Sistem pemanen energi dengan piezoelektrik untuk perangkat elektronika daya rendah meliputi sistem penyearah untuk mengubah arus bolak-balik dari tranduser

The purpose of this research is to compare the extraction methods of waste rubber seed oil with solvent by soxhletation and extraction solvent by stirring with several solvents to

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Analisis Perhitungan

PROFIL REPRESENTASI MENTAL SISWA KETIKA MEMBACA GAMBAR REPRESENTASI KONVENSI DAN ISOMORFISME SPASIAL PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA.. Universitas Pendidikan