• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur tau dihitung secara langsung,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur tau dihitung secara langsung,"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.

Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur tau dihitung secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau bentuk angka-angka. Dalam hal ini data kuantitatif yang diperlukan adalah tingkat penjualan, utang, lembar saham.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh secara tidak langsung melalui laporan keuangan yang di dapatkan dari Indonesia Stock Exchange (IDX). Dari situs resmi BEI ini lebih mudah untuk memperoleh informasi mengenai laporan keuangannya. Data sekunder adalah data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh maupun dicatat oleh pihak lain (Indrianto dan Supono, 2002:147).

B. Definisi Operasional Variabel

Berikut akan dijelaskan definisi operasional dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Variabel Dependen

merupakan variabel yang memberikan respon jika dihubungkan dengan variaebl bebas. Variabel dependen dari penelitianini adalah kebijakan deviden.

Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Tatang Ary Gumanti (2013:22) ukuran kebijakan dividen, Dividend payout, Rasio

(2)

pembayaran dividen diukur dengan cara membagi besarnya dividen per lembar saham dengan laba bersih per lembar saham, yang secara matematis dapat dinyatakan dengan rumus berikut:

Dividen Payout Ratio : 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑇𝑢𝑛𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑃𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

2. Variabel Independen a. Likuiditas

Likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio lancar.

Dimana rasio ini paling umum digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibn jangka pendeknya. Menurut Sartono (2010: 116) Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini sebagai berikut :

Current Ratio = 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑥 100%

b. Leverage

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendanai operasionalnya dengan menggunakan hutang. Rumus yang digunakan untuk menghitung debt to equity ratio dapat digunakan perbandingan antara total utang dengan total ekuitas sebagai berikut (Sartono,2010:120) :

DER = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

c. Profitabilitas

Profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan return on asset (ROA), karna menggambarkan kinerja suatu perusahaan dalam memperoleh laba.

Menurut Kasmir (2014:201), Return On Assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.

(3)

Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainya. Dalam penelitian profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan rumus, Hanafi (2016:85) dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROA : 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 x 100%

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019:115). Jadi pengertian populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bkan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi juga meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi dalam penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2019:116). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah Teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bias lebih representintatif (Sugiyono,2019).

(4)

Teknik purposive sampling pada dasarnya dilakukan sebagai sebuah teknik yang secara sengaja mengambil sample tertentu yang telah sesuai dan memenuhi segala persyartan yang dibutuhkan yang meliputi: sifat-sifat, karakteristik, ciri, dan kriteria sampel tertentu. Adapun kriteria tersebut yaitu:

a) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2014-2017.

b) Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan periode 2014-2017.

c) Laporan keuangan mengenai likuiditas, leverage, profitabilitas dan kebijakan deviden tidak mengalami kerugian atau bersifat negative.

d) Menggunakan nilai mata uang rupiah dalam laporan keuangan pada tahun 2014-2017.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. “Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara menelaah dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan (Sugiyono, 2009 : 422). Peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (idx.co.id) yaitu laporan keuangan periode 2013-2017.

E. Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan bila bermaksud meramalkan keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Sugiyono, (2008:250).

Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh variabel bebas (independent variabel) terhadap

(5)

variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah likuiditas, leverage, dan profitabilitas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kebijakan deviden. Bentuk persamaan umum regresi linier berganda adalah:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e Dimana dalam penelitian ini:

Y = Variabel terikat ( Kebijakan Deviden)

a = Titik intercept atau constant, yaitu nilai perkiraan y jika b1,b2,bn = Koefisien regresi

X1 = Likuiditas X2 = Leverage X3 = Profitabilitas e = Eror

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian regresi dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Squares/OLS), maka dibutuhkan sifat penduga linier terbaik (Best Linier Unbiased Estimator/BLUE) dari penaksir. Uji pendahuluan dilakukan agar persamaan regresi yang terbentuk dapat memenuhi persyaratan BLUE ini, yaitu uji gejala heteroskedastisitas, uji gejala auto korelasi, uji gejala multikolinieritas, dan uji normalitas. Uji asumsi klasik digunakan untuk menentukan bahwa nilai koefisien regresi yang dihasilkan baik dalam arti tidak biasa, (Gujarati, 2006:153). Maka dalam menganalisa harus memenuhi asumsi-asumsi klasik sebagai berikut:

a) Uji Normalitas Data

Uji normalitas untuk mengetahui apakah sebaran data dalam suatu model regresi mengikuti atau mendekati distribusi normal. Model regresi yang

(6)

baik adalah model regresi yang memiliki sebaran data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni data tersebut tidak melenceng kekiri atau kekanan. Menurut Santoso (2004: 212), Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov Smirnov Test, dengan membandingkan asymptotic significance dengan alpha 0,05. Dasar penarikan kesimpulan adalah data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai asymptotic significance-nya > 0,05.

b) Uji Multikolonieritas

Menurut Ghozali (2019 : 103), Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Identifikasi secara statistik atau ada tidaknya multikolonieritas dapat dilakukan dengan menghitung Variance Inflation Factor (VIF) dengan rumus sebagai berikur.

𝑉𝐼𝐹 = 1

1−𝑅2R2 = Koefisien Determinasi

Pendeteksian terhadap multikolonierita dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF dari hasil analisis regresi, jika nilai VIF < 10 dan besarnya nilai toleransi > 0,1 maka dapat disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinieritas (Ghozali, 2019: 95).

c) Uji Heterokedastisitas

Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari suatu observasi ke observasi lainnnya. Setiap observasi mempunyai reliabilitas yang berbeda akibat perubahan dalam kondisi yang melatarbelakangi tidak terangkum dalam spesifikasi model. Model regresi yang baik adalah yang tidak mengandung unsur heteroskedasitas (Scott,2019:177).

(7)

Dalam menguji ada atau tidaknya herokedastisitas, peneliti mengujinya dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesuungguhnya) yang telah di-studentized.

Dasar analisisnya adalah sebagai berikut: pertama, jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Kedua, jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d) Uji Autokelarasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t (periode analisis) dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya) Indrawati (2015 : 19). Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan pengujian dengan menggunakan Uji Durbin-Waston (Uji Dw). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi, sebagai berikut:

a) Angka Durbin – Watson dibawah -2 maka ada autokolerasi positif.

b) Angka Durbin – Watson diantara -2 sampai dengan 2 maka tidak ada autokolerasi.

c) Angka Durbin – Watson diatas 2 berarti ada autokolerasi negative.

(8)

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan suatu ukuran yang digunkan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Terdapat 2 nilai ekstrim dari koefisien determinasi, yaitu:

a) jika koefisien determinasi (R2) = 0; artinya variabel bebas tidak mempunyai pengaruh sama sekali (0%) terhadap variabel terikat.

b) Jika koefisien determinasi (R2) = 1; artinya variabel bebas mempunyai pengaruh (100%) terhadap variabel terikat atau variabel terikat 100%

dipengaruhi oleh variabel bebas.

4. Uji F

Menurut Sanusi (2003:124), Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara serentak dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji F digunakan dalam menguji pengaruh Current Ratio, Debt Equity Ratio dan Return On Assets, terhadap kebijakan deviden. Dalam Uji F dilakukan perumusan Fhitung

yaitu

F =

KR = JK / dk dengan:

KR = kuadrat rata-rata JK = jumlah kuadrat

dk atau db = derajat kebebasan

Uji F juga bisa dihitung dengan rumus berikut

KMA =

KMK =

F =

(9)

JKA = Dengan:

Tk²= kuadrat total kolom

nk = jumlah pengamatan setiap perlakuan (kolom) X = jumlah seluruh pengamatan

k = jumlah perlakuan

N = total jumlah sampel perlakuan Syaratnya:

Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan Ha Artinya, semua variabel bebas adalah penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.

Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima dan Ha Artinya, semua variabel bebas bukan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.

Dalam penelitian ini tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.05 (α = 0,05).

Kriteria Uji F sebagai berikut:

a) Bila F hitung < F tabel, variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

b) Bila F hitung > F tabel, variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

c) Dengan menggunakan nilai probabilitas, Ha akan diterima jika probabilitas kurang dari 0,05.

5. Uji T

Gujarati menyatakan uji t digunakan untuk menguji suatu hipotesis mengenai setiap koefisien regresi parsial individual yang mana pun (Gujarati, 2006:116). Uji signifikasi individual atau yang lebih dikenal dengan uji

(10)

statistik T merupakan proses analisis data secara parsial. Uji T ini nantinya akan menunjukkan berapa banyak pengaruh variabel independen secara parsial, terhadap variabel dependen. Uji T tujuannya untuk melihat sejauh mana pengaruh secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Uji T lebih sering digunakan untuk data yang jumlahnya lebih sedikit yaitu kurang dari 30.

Selain itu, uji T digunakan jika nilai parameter sudah diketahui (ditentukan) dan data terdistribusi normal. Uji T dibagi menjadi 3 jenis yaitu uji T 1 sampel, 2 sampel berpasangan dan sampel bebas. Caranya dengan membandingkan ttabel dengan thitung. Setiap nilai T hasil perhitungan, akan dibandingkan dengan T tabel yang didapatkan menggunakan taraf nyata (biasanya 0,05).

Rumus Uji T Rumusnya:

t =

t = Ket.:

t = nilai signifikan (t hitung) yang nantinya dibandingkan dengan t tabel r = koefisien korelasi

n = banyaknya sampel

βn = koefisien regresi setiap variabel Sβn = standar eror setiap variabel

Sedangkan untuk uji t dua sampel berhubungan (berpasangan), dihitung dengan:

t = di mana

(11)

D = selisih nilai kelompok 1 dan kelompok 2 n = ukuran sampel

Kriteria uji dalam Uji t:

Koefisien α = 0,5

df (dk) = n-2

Syarat berikutnya adalah:

Jika α < 0,05 dan t hitung > t tabel maka H0 Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap dependen.

Jika α > 0,05 dan t hitung < t tabel maka H0 Artinya, terdapat pengaruh yang tidak signifikan pada variabel uji.

Uji t pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial atau dominan masing-masing variabel independen (likuiditas, leverage, dan profitabilitas) terhadap variabel dependen yaitu kebijakan deviden. Menentukan tingkat signifikansi, taraf signifikansi adalah 95% atau α = 5%. Kriteria Uji-t sebagai berikut:

a) Jika nilai t hitung > t tabel, artinya variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

b) Jika nilai t hitung < t tabel, artinya variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat

c) Berdasarkan probabilitas, yaitu Ho ditolak apabila P < 0,05 dan Ho diterima apabila P > 0,

Referensi

Dokumen terkait

pengaruh yang signifikan latihan pliometrik single-leg tuck jump dan double-leg tuck jump terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai pada pemain sepakbola mahasiswa FIK UNM

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang ditujukan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan Perancangan Buku Ilustrasi Pengenalan Nama Buah-Buahan Dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Berbasis Karakter Untuk

Hal ini dibuktikan dengan Fhitung&gt; Ftabel, yaitu 13,538&gt;1,79 dengan tingkat signifikansi 0,000 &lt; 0,05, maka H0 ditolak artinya terdapat pengaruh

Aset keuangan dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika Bank dan Entitas

pertanaman, pertumbuhan luas areal pertanaman, dan pangsa produksi, serta tingkat produktivitas maka kebjiakan pengembangan sayuran di wilayah Sumatera dapat

Jumlah Lowongan kerja per-Tahun semua kelompok lowongan kerja – rerata gaji pertama untuk setiap jenjang kerja setiap bidan keahlian Nasional/Propinsi/Kabupaten.

Pengukuran risiko dengan menggunakan standard deviasi hanya dapat melihat penyimpangan dari return saham, tetapi tidak dapat mengukur berapa kira-kira jumlah kerugian yang