• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2017/PP/M.IXA Tahun 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2017/PP/M.IXA Tahun 2018"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-117008.19/2017/PP/M.IXA Tahun 2018

Jenis Pajak : Bea Masuk

Tahun Pajak : 2017

Pokok Sengketa : penetapan pembebanan tarif bea masuk umum (MFN) Pos 1 s.d. 6 PIB klasifikasi pos tarif 7210.30.11 (Pos 1, 3 s.d. 5 PIB) dan 7210.30.19 (Pos 2 dan 6 PIB), jenis barang berupa Electro Galvanized Steel Sheet In Coil, dan lain-lain (6 jenis barang sesuai lembar lanjutan PIB), Negara Asal Korea, yang diberitahukan oleh Pemohon Banding dengan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) Nomor: XXXXXX tanggal 16 Maret 2017 pembebanan tarif bea masuk AKFTA sebesar 0% (Pos 1, 3 s.d. 5 PIB) dan 8% (Pos 2 dan 6 PIB) (AKFTA) dan yang ditetapkan Terbanding menjadi pembebanan tarif bea masuk umum (MFN) sebesar 20% sehingga Pemohon Banding diharuskan membayar kekurangan pembayaran berupa bea masuk dan pajak dalam rangka impor sebesar Rp352.532.000,00 (tiga ratus lima puluh dua juta lima ratus tiga puluh dua ribu rupiah), yang tidak disetujui Pemohon Banding;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(2)

Menurut Terbanding : bahwa Pejabat Bea dan Cukai mengenakan pembebanan tarif Bea Masuk MFN atas importasi yang dilakukan oleh PT. QWE karena tidak memenuhi ketentuan AKFTA mengenai direct consignment karena importir tidak melampirkan Through Bill of Lading;

bahwa dalam pengangkutannya dari negara asal atas importasi pemohon terdapat proses transit di pelabuhan Filipina, sedangkan status Filipina sama dengan negara non-FTA lainnya;

bahwa importir menyerahkan Non-Manipulation Certificate untuk membuktikan pemenuhan ketentuan direct consignment yang menyatakan bahwa selama proses transit tidak dilakukan proses selain loading, unloading dan upaya menjaga agar mutu barang tidak turun serta tidak terdapat aktivitas jual beli pada saat mengajukan keberatan sehingga tidak sesuai dengan Rule 9 Appendix 1 Operational Certification Procedures for The Rules of Origin AKFTA;

bahwa dengan rute pengangkutan tersebut di atas, tarif preferensi AKFTA tidak dapat diberikan karena tidak memenuhi ketentuan direct consignment;

bahwa berdasarkan uraian di atas, kami sependapat dengan PFPD bahwa Form E dengan nomor K001-17-0079242 tanggal 01 Februari 2017 tidak berhak mendapatkan preferensi bea masuk dalam rangka ASEAN-Korea FTA sebagaimana diatur dalam Operational Certification Procedures For The Rules Of Origin AKFTA (Direct consigment) karena tidak melampirkan dokumen yang menyebutkan selama proses angkut lanjut tidak dilakukan proses loading, unloading, dan upaya menjaga agar mutu barang tidak turun serta tidak terdapat aktivitas jual beli, maka atas importasinya dikenakan Bea Masuk yang berlaku umum 20% (MFN);

bahwa Terbanding melakukan konfirmasi kepada pihak penerbit Certificate of Origin dengan Surat Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok Nomor: S- 3839/KPU.01/2017 tanggal 05 Juli 2017;

bahwa dalam persidangan, Terbanding menyerahkan Korea Customs Service Nomor KCS-E-17- 0641 tanggal 25 Oktober 2017, yang pada pokoknya menyatakan sebagai berikut:

1. Pursuant to Rule 14(Verification) of Appendix 1 (Operational Certification Procedures for the Rules of Origin) under the Korea-ASEAN Free Trade Agreement, Korea Customs Service (KCS) informs the result of the retroactive check conducted by competent regional customs authority of Korea as following;

2. The products subject to verification were loaded on Joo do 1701S from GwangYang Port in Korea and delivered to Jakarta Port in Indonesia;

3. The concerned transport involves transit through Manila and Singapore. However there was no unloading or reloading of the products and the products were not traded or consumed in Manila and Singapore therefore the products in question meet the Rule 9 (Direct consignment) of Annex 3 under KOREA-ASEAN FTA;

4. The Certificates of Origin(C/O;Form AK) were duly and legitimately issued by an authorized signatory of The Korea Chamber of Commerce and Industry, C/O issuing authority of the Republic of Korea, on Feb 15t, 2017;

5. Also, the products in question fulfill the origin criteria (CTH) under KOREAASEAN FTA;

6. Accordingly, the products subject to verification are Korean originating products and directly consigned under Korea-ASEAN FTA;

(3)

Menurut Pemohon Banding : bahwa Kapal J00 000 1701S dengan tujuan pelabuhan bongkar Tanjung Priok Jakarta, memang melalui pelabuhan transit di Filipina dan kami PT. QWE telah melampirkan Shipping Certificate yang diterbitkan di negara pengekspor dan menunjukkan keseluruhan rute perjalanan;

bahwa Filipina merupakan negara anggota AKFTA sesuai yang tertulis pada Overleaf Notes Form AK;

bahwa Kapal JOO DOO 1701S dengan tujuan pelabuhan bongkar Tanjung Priok Jakarta, memang melalui pelabuhan transit di Filipina untuk melakukan proses bongkar atas sebagian isi cargo kapal dan kami PT. QWE telah melampirkan Shipping Certificate yang diterbitkan di negara pengekspor dan menunjukkan keseluruhan rute perjalanan;

bahwa Shipping Certificate yang dilampirkan saat pengajuan PIB merupakan dokumen pengangkutan yang diterbitkan di Negara pengekspor. Hal ini sesuai dengan PMK No.

205/PMK.04/2015 tentang Tata Cara Pengenaan Tarif Bea Masuk Berdasarkan Perjanjian atau Kesepakatan Internasional;

bahwa bukti/dokumen Pemohon Banding adalah sebagai berikut:

P.1.

P.2.

P.3.

P.4.

P.5.

P.6.

P.7.

P.8.

P.9.

P.10.

P.11.

P.12.

P.13.

P.14.

P.15.

P.16.

P.17.

P.18.

P.19.

P.20.

P.21.

SPTNP Nomor SPTNP-0007252/NOTUL/KPU-TP/BD.02/2017 tanggal 13 April 2017

Keputusan Terbanding nomor KEP-5137/KPU.01/2017 tanggal 4 Agustus 2017

Surat Keberatan Nomor 063/Keb.SPTNP/PSI/EXIM/VI/2017 tanggal 9 Juni 2017

PIB nomor XXXXXX tanggal 16 Maret 2017

Form AK Nomor K001-17-0079242 tanggal 1 Februari 2017 Akta Nomor 01 tanggal 3 Juli 2017 oleh RTY, S.H.

Bill of Lading Commercial Invoice Packing List

Form AK nomor K001-17-0079242 tanggal 01 Februari 2017 Shipping Certificate

Mill Test Certificate

Fotokopi bermaterai dengan stempel Kantor Pos Billing DJBC nomor 620170800110541 tanggal 18 Agustus 2017 sebesar Rp352.532.000,00

Fotokopi bermaterai dengan stempel Kantor Pos Bukti Penerimaan Negara tanggal 18 Agustus 2017

Fotokopi bermaterai dengan stempel Kantor Pos Akta Notaris nomor 01 tanggal 03 Juli 2017 oleh RTY, S.H.

Fotokopi bermaterai dengan stempel Kantor Pos Pengesahan Akta Notaris 01 tanggal 03 Juli 2017 nomor AHU-0081927.AH.01.11.TAHUN 2017 tanggal 04 Juli 2017

Fotokopi Kartu Karyawan PT QWE atas nama FGH Surat Kuasa tanpa nomor tanggal 9 April 2018

Bukti Pemotongnan PPH ps. 21(Form 1721-A1) nomor 1.1-12.17-0000383 tanggal 31 Desember 2017

Pakta Integritas

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(4)

Menurut Majelis : bahwa Pemohon Banding melakukan importasi dengan PIB Nomor: XXXXXX tanggal 16 Maret 2017, jenis barang berupa Electro Galvanized Steel Sheet In Coil, dan lain-lain (6 jenis barang sesuai lembar lanjutan PIB), Negara asal Korea, klasifikasi pos tarif 7210.30.11 (Pos 1, 3 s.d. 5 PIB) dan 7210.30.19 (Pos 2 dan 6 PIB) dengan pembebanan tarif bea masuk AKFTA sebesar 0%

(Pos 1, 3 s.d. 5 PIB) dan 8% (Pos 2 dan 6 PIB);

bahwa Terbanding menetapkan dengan Keputusan Nomor: KEP-5137/KPU.01/2017 tanggal 04 Agustus 2017 , pembebanan tarif bea masuk atas PIB Nomor: XXXXXX tanggal 16 Maret 2017, jenis barang berupa Electro Galvanized Steel Sheet In Coil, dan lain-lain (6 jenis barang sesuai lembar lanjutan PIB), Negara asal Korea, klasifikasi pos tarif 7210.30.11 (Pos 1, 3 s.d. 5 PIB) dan 7210.30.19 (Pos 2 dan 6 PIB) dengan pembebanan tarif bea masuk AKFTA sebesar 0% (Pos 1, 3 s.d. 5 PIB) dan 8% (Pos 2 dan 6 PIB), menjadi pembebanan tarif bea masuk umum (MFN) sebesar 20% dengan alasan bahwa berdasarkan penelitian, diketahui importasi Pemohon Banding tidak diangkut langsung ke Indonesia melainkan melakukan transit di Filipina dan Pemohon Banding tidak melampirkan Through Bill Of Lading sehingga tidak memenuhi kriteria Direct consignment;

bahwa Pemohon Banding dalam Surat Banding Nomor: 090/PSI/EXIM/IX/2017 tanggal 29 September 2017 menyatakan tidak setuju atas penetapan Terbanding dalam Keputusan Nomor:

KEP-5137/KPU.01/2017 tanggal 04 Agustus 2017 dengan alasan bahwa dokumen impor barang tersedia lengkap, jelas, benar, sah, valid dan meyakinkan, impor barang berupa Electro Galvanized Steel Sheet In Coil SECC-AF, diproduksi oleh POSCO, Negara asal: Republik Korea dan pengiriman tergolong Pengiriman Langsung dengan dilengkapi Shipping Certificate;

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis terhadap bukti/dokumen pendukung Terbanding dan Pemohon Banding serta fakta persidangan, dapat dikemukakan sebagai berikut:

bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah penetapan pembebanan tarifbea masuk atas jenis barang berupa Electro Galvanized Steel Sheet In Coil, dan lain-lain (6 jenis barang sesuai lembar lanjutan PIB), Negara asal Korea, klasifikasi pos tarif 7210.30.11 (Pos 1, 3 s.d. 5 PIB) dan 7210.30.19 (Pos 2 dan 6 PIB), dengan pembebanan tarif bea masuk AKFTA sebesar 0% (Pos 1, 3 s.d. 5 PIB) dan 8% (Pos 2 dan 6 PIB), yang diberitahukan oleh Pemohon Banding dengan PIB Nomor XXXXXX tanggal 16 Maret 2017, menjadi pembebanan tarif bea masuk umum (MFN) sebesar 20% dengan alasan bahwa berdasarkan penelitian, diketahui importasi Pemohon Banding tidak diangkut langsung ke Indonesia melainkan melakukan transit di Filipina dan Pemohon Banding tidak melampirkan Through Bill Of Lading sehingga tidak memenuhi kriteria Direct consignment;

bahwa ketentuan yang mengatur AKFTA adalah sebagai berikut:

1. Peraturan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pengesahan Agreement on Trade In Goods Under The Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Among The Government of The Members Countries of The Association of South East Asian Nations and The Republic of Korea, yang mengatur bahwa dalam melaksanakan kerjasama AKFTA disepakati untuk menggunakan Operational Certification Procedures (OCP) For The Rules Of Origin Of The ASEAN-Korea Free Trade Area;

2. Peraturan Presiden RI Nomor 61 Tahun 2012 tentang Pengesahan Second Protocol To Amend The Agreement On Trade In Goods Under The Framework Agreement On Comprehensive Economic Cooperation Among The Governments Of The Member Countries Of The Association Of Southeast Asian Nations And The Republic Of Korea;

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 24/PMK.010/2017 tanggal 27 Februari 2017 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk Dalam Rangka ASEAN-Korea Free Trade Area (AKFTA);

bahwa Pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 24/PMK.010/2017 tanggal 27 Februari 2017 menyatakan “Menetapkan tarif bea masuk atas impor barang dari negara Republik Korea dan negara-negara ASEAN dalam rangka ASEAN-Korea Free Trade Area (AKFTA), sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini”;

bahwa Pasal 2 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 24/PMK.010/2017 tanggal 27 Februari 2017 menyatakan “Pengenaan bea masuk berdasarkan penetapan tarif bea masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

a) tarif bea masuk dalam rangka ASEAN-Korea Free Trade Area yang lebih rendah dari tarif bea masuk yang berlaku secara umum, hanya diberlakukan terhadap barang impor yang dilengkapi dengan Surat Keterangan Asal (Form AK) yang telah ditandatangani oleh pejabat berwenang di negaranegara bersangkutan dan telah memenuhi ketentuan asal barang sesuai perjanjian ASEAN-Korea Free Trade Area;

b) importir, pengusaha tempat penimbunan berikat, dan pengusaha pusat logistik berikat wajib mencantumkan nomor referensi dan tanggal Surat Keterangan Asal (Form AK) sebagaimana dimaksud pada huruf a dan kode fasilitas 55 pada pemberitahuan pabean impor;

c) lembar asli Surat Keterangan Asal (Form AK) dalam rangka ASEAN-Korea Free Trade Area sebagaimana dimaksud pada huruf a, wajib disampaikan oleh:

i. importir, pada saat pengajuan dokumen pemberitahuan pabean impor sebagaimana dimaksud pada huruf b di kantor pabean pelabuhan pemasukan;

ii. pengusaha tempat penimbunan berikat, paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal Surat Persetujuan Pengeluaran Barang Pemberitahuan Impor Barang untuk ditimbun di tempat penimbunan berikat, kepada pejabat bea dan cukai di kantor pabean yang melakukan penelitian dokumen; dan

iii. pengusaha pusat logistik berikat, paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal Surat Persetujuan Pengeluaran Barang Pemberitahuan Pabean Pemasukan Barang Impor untuk ditimbun di pusat logistik berikat, kepada pejabat bea dan cukai di kantor pabean yang melakukan penelitian dokumen;

d) dalam hal tarif bea masuk yang berlaku secara umum lebih rendah dari tarif bea masuk dalam rangka ASEAN-Korea Free Trade Area sebagaimana tercantum dalam Lampiran, tarif bea masuk yang berlaku adalah tarif bea masuk yang berlaku secara umum”;

bahwa Terbanding melalui Surat Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok Nomor: S-3839/KPU.01/2017 tanggal 05 Juli 2017, meminta konfirmasi keabsahan Form AK Nomor: K001-17-0079242 tanggal 01 Februari 2017 kepada Incheon Main Customs Service selaku penerbit Form AK;

bahwa Korea Customs Service selaku penerbit Form AK melalui Surat Nomor KCS-E-17-0641 tanggal 25 Oktober 2017 menjawab Surat Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok Nomor: S-5078/KPU.01/2017 tanggal 21 Agustus 2017, yang pada pokoknya menyatakan sebagai berikut:

1. “Pursuant to Rule 14(Verification) of Appendix 1 (Operational Certification Procedures for the Rules of Origin) under the Korea-ASEAN Free Trade Agreement, Korea Customs Service (KCS) informs the result of the retroactive check conducted by competent regional customs authority of Korea as following;

2. The products subject to verification were loaded on Joo do 1701S from GwangYang Port in Korea and delivered to Jakarta Port in Indonesia;

3. The concerned transport involves transit through Manila and Singapore. However there was no unloading or reloading of the products and the products were not traded or consumed in Manila and Singapore therefore the products in question meet the Rule 9 (Direct consignment) of Annex 3 under KOREA-ASEAN FTA;

4. The Certificates of Origin(C/O;Form AK) were duly and legitimately issued by an authorized signatory of The Korea Chamber of Commerce and Industry, C/O issuing authority of the Republic of Korea, on Feb 15t, 2017;

5. Also, the products in question fulfill the origin criteria (CTH) under KOREAASEAN FTA”;

6. Accordingly, the products subject to verification are Korean originating products and directly consigned under Korea-ASEAN FTA;

bahwa berdasarkan pemeriksaan PIB, dokumen pelengkap PIB Nomor: XXXXXX tanggal 16 Maret 2017, Form AK Nomor: K001-17-0079242 tanggal 01 Februari 2017 dan Bill of Lading dengan SPPB dan Inward Manifest, nomor dan ukuran kontainer serta gross wight adalah sama;

bahwa meskipun transit di Filipina, sarana pengangkut, berat kotor, nomor dan ukuran kontainer tidak berubah, dengan demikian barang impor tidak dibongkar dari kapal, tidak dibongkar dari kontainer (barang impor masih utuh), barang impor benar-benar berasal dari Korea;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(5)

Menimbang : bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Majelis berpendapat bahwa barang impor berupa Electro Galvanized Steel Sheet In Coil, dan lain-lain (6 jenis barang sesuai lembar lanjutan PIB), Negara asal Korea, klasifikasi pos tarif 7210.30.11 (Pos 1, 3 s.d. 5 PIB) dan 7210.30.19 (Pos 2 dan 6 PIB), yang diberitahukan oleh Pemohon Banding dalam PIB Nomor XXXXXX tanggal 16 Maret 2017 mendapat preferensi tarif skema AKFTA dengan pembebanan tarif bea masuk sebesar 0% (Pos 1, 3 s.d. 5 PIB) dan 8% (Pos 2 dan 6 PIB). Oleh karenanya, Majelis berkesimpulan mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding dengan membatalkan Keputusan Terbanding Nomor: KEP-5137/KPU.01/2017 tanggal 04 Agustus 2017 ;

Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan perkara ini;

Memutuskan : Mengabulkan seluruhnya permohonan Banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP-5137/KPU.01/2017 tanggal 04 Agustus 2017 tentang Penetapan atas Keberatan PT QWE Terhadap Penetapan yang Dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai dalam SPTNP Nomor: SPTNP-0007252/NOTUL/KPU-TP/BD.02/2017 tanggal 13 April 2017, atas nama PT QWE, dan menetapkan pembebanan tarif bea masuk atas PIB Nomor XXXXXX tanggal 16 Maret 2017, jenis barang berupa Electro Galvanized Steel Sheet In Coil, dan lain-lain (6 jenis barang sesuai lembar lanjutan PIB), Negara asal Korea, klasifikasi pos tarif 7210.30.11 (Pos 1, 3 s.d. 5 PIB) dan 7210.30.19 (Pos 2 dan 6 PIB), mendapat preferensi tarif bea masuk skema AKFTA sebesar 0% (Pos 1, 3 s.d. 5 PIB) dan 8% (Pos 2 dan 6 PIB) sehingga bea masuk dan pajak dalam rangka impor yang masih harus dibayar adalah nihil;

Demikian diputus di Jakarta pada hari Selasa tanggal 05 Juni 2018 berdasarkan musyawarah Majelis IXA Pengadilan Pajak dengan susunan Majelis Hakim dan Panitera Pengganti sebagai berikut:

Drs. ABC, MM Drs. DEF, MM, MH Ir. GHI, M.Eng.

JKL

sebagai Hakim Ketua, sebagai Hakim Anggota, sebagai Hakim Anggota, sebagai Panitera Pengganti,

dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Selasa tanggal 31 Juli 2018 oleh Hakim Ketua dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota dan Panitera Pengganti serta tidak dihadiri oleh Terbanding dan Pemohon Banding:

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Majelis : bahwa yang menjadi pokok sengketa sesuai Surat Keputusan Nomor: KEP- 3682/KPU.01/2017 tanggal 09 Juni 2017 adalah penetapan Terbanding atas nilai pabean

Menimbang : bahwa berdasarkan Surat Banding, Surat Uraian Banding, Surat Bantahan, tidak terdapat sengketa terkait jenis barang kena pajak yang tergolong mewah selain kendaraan

Menurut Majelis : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penetapan Terbanding sesuai keputusan keberatan Nomor: KEP-5741/KPU.01/2017 tanggal 30 Agustus 2017 dimana atas

menimbang : bahwa berdasarkan uraian di atas, penjelasan Pemohon Banding dan Terbanding dalam persidangan dan data yang ada dalam berkas banding, Majelis berkesimpulan bahwa

Menurut Majelis : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penetapan Terbanding sesuai keputusan keberatan Nomor: KEP-6067/KPU.01/2017 tanggal 08 September 2017 dimana atas

Menurut Majelis : bahwa yang menjadi pokok sengketa sesuai Surat Keputusan Nomor: KEP- 3584/KPU.01/2017 tanggal 31 Mei 2017 adalah penetapan Terbanding atas nilai pabean terhadap

Menurut majelis : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penetapan pembebanan tarif bea masuk oleh Terbanding sesuai keputusan keberatan Nomor: KEP-803/WBC.10/2015 tanggal 03

Pokok Sengketa: Penetapan Nilai Pabean atas impor Porcelain Tiles Brand: TOPGRES size 600x600MM dan Porcelain Tiles Brand: TOPGRES size 800x800MM yang diberitahukan pada PIB nomor