BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) juga bisa disebut sebagai komunikasi media massa (mass media communication). Maka dari itu, komunikasi massa jelas berarti sebuah cara berkomunikasi atau penyampaian informasi yang dilakukan melalui media massa (communicating with media). Ciri khas dari komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada orang banyak atau masyarakat luas melalui perantara media massa. Jika mendengar kata massa, maka kita dapat mengartikan dengan hal yang berkaitan dengan kata jamak, massive, serta dalam jumlah yang sangat banyak. Definisi komunikasi massa yang paling umum adalah cara penyampaian pesan yang sama, kepada sejumlah besar orang, dan dalam waktu yang serempak melalui media massa. Komunikasi massa dapat dilakukan melalui keseluruhan media massa yang ada, yaitu media cetak, media elektronik, serta media online.
Tidak ada batasan media dalam penggunaan komunikasi massa ini.
Sebuah pesan yang disampaikan kepada satu orang, akan memiliki dampak yang berbeda apabila pesan tersebut disampaikan langsung kepada banyak orang di waktu yang bersamaan.
Selain manfaat waktu dan tenaga, komunikasi massa memiliki dampak positif keuntungan yang cukup besar lainnya. Komunikasi massa bahkan mampu menggerakkan sebuah massa atau sejumlah besar orang dan komunitas untuk melakukan suatu hal yang diharapkan melalui sebuah pesan. Komunikasi massa adalah jenis kekuatan sosial yang mampu mengarahkan masyarakat dan organisasi media untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan, seperti contohnya adalah tujuan sosial.
Komunikasi massa mampu menyebarkan pesan secara publik secara hampir bersamaan bahkan hanya dalam satu kali penyampaian informasi. Komunikasi massa ini disampaikan secara terbuka kepada masyarakat heterogen yang jangkauannya relatif lebih besar. Komunikasi massa berperan sebagai cara yang efektif untuk menyampaikan informasi antara pihak yang ingin menyampaikan informasi, dengan pihak yang ingin diberikan informasi. Baik komunikasi bagi
perorangan atau individu, komunikasi kelompok, maupun fungsi utamanya sebagai komunikasi bagi masyarakat luas.1
2.1.1 Media Massa
Media massa adalah salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia akan informasi maupun hiburan. Media massa merupakan hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa. Merupakan salah satu elemen penting dalam proses komunikasi massa.
Saluran yang disebut media massa tersebut diperlukan dalam berlangsungnya komunikasi massa. Berdasarkan bentuknya, media massa dikelompokkan atas:
1. Media cetak (printed media), yang mencakup surat kabar, majalah, buku, brosur, dan sebagainya.
2. Media elektronik, seperti radio, televisi, film, slide, video, dan lain-lain (Vivian, 2008:4).
Terdapat satu perkembangan media massa dewasa ini, yaitu ditemukannya internet. Kini masyarakat telah didominasi oleh media massa.
Media massa begitu memenuhi keseharian hidup masyarakat yang tanpa disadari kehadiran dan juga pengaruhnya. Media massa memberi informasi, menghibur, menyenangkan, bahkan kadang mengganggu khalayak. Media mampu menggerakkan emosi atau mempengaruhi perasaan, menantang, dan mendefinisikan masyarakat serta membentuk realitas khalayak.
Shirley Biagi (2010:10) menyebutkan tiga konsep penting tentang media massa yaitu:
1. Media massa adalah suatu bentuk usaha yang berpusat pada keuntungan.
2. Perkembangan dan perubahan dalam pengiriman dan pengonsumsian media massa, dipengaruhi oleh perkembangan teknologi.
3. Media massa senantiasa mencerminkan sekaligus mempengaruhi kehidupan masyarakat, dunia politik, dan budaya.
Dari seluruh penjelasan di atas, dapat disimpullkan bahwa media massa merupakan saluran komunikasi massa guna menyampaikan informasi atau pesan kepada khalayak banyak secara
1 http://ciputrauceo.net/blog/2016/4/21/komunikasi-massa-dan-efek-komunikasi-massa
luas. Media massa mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.
2.1.2 Radio
Radio adalah salah satu jenis media massa satu arah yang berperan untuk menyampaikan pesan (berita, informasi dan hiburan) kepada masyarakat dengan jangkauan luas. Radio telah menjalani proses perkembangan yang cukup lama sebelum menjadi media komunikasi massa seperti saat ini. Berkat ketekunan tiga orang cendikiawan, diantaranya seorang ahli teori ilmu alam yang bernama James Maxwell berhasil menemukan rumus yang diduga dapat mewujudkan gelombang elektromagnetis, yaitu gelombang yang digunakan untuk gelombang radio dan televisi (1865).
Berdasarkan teorinya bahwa gerakan magnetis dapat mengarungi ruang angkasa dengan kecepatan hampir sama dengan kecepatan cahaya (186.000 mil/detik). Teori Maxwell ini dibuktikan oleh Heinrich Hertz pada tahun 1884. Tetapi baru digunakan untuk tujuan praktis oleh Guglemo Marconi, dimana Marconi telah dapat mengirimkan tanda-tanda tanpa kawat melintasi samudra Atlantik.
Perkembangan radio sebagai media massa lalu berkembang dibeberapa negara. Diawali di Amerika Serikat (AS) dengan pengembangan penemuan Marconi oleh Dr. Lee De Forest pada tahun 1906, karena itu pula ia dijuluku “The Father of radio”. Sejak saat itu radio di AS mulai mengalami perkembangan yang pesat. Pada bulan Maret 1923 telah berdiri 556 stasiun radio.
Baru pada tahun 1926 berdirilah NBC (National Broadcasting Radio) sebagai badan siaran radio yang luas dan besar, lalu muncul pesaingnya yaitu CBS (Columbia Broadcast System).
Sejak saat itu juga radio terus berkembang dibeberapa negara seperti Inggris, Perancis, Uni Sovyet, Jepang dan RRC. Selain mengalami perkembangan, radio juga telah memasuki tahap penyempurnaan. Prof. E H Amstrong dari Universitas Columbia pada tahun 1933 memperkenalkan sistem Frequency Modulation (FM) sebagai penyempurnaan dari Amplitudo Modulation (AM). Keutungan FM dari AM, antara lain:
1. Dapat dihilangkan interference (gangguan/percampuran) karena cuaca.
2. Dapat menghilangkan interference yang disebabkan dua stasiun radio yang bekerja pada gelombang yang sama.
3. Menyiarkan suara sebaik-baiknya.
Diantara media yang ada seperti televisi dan media cetak, radio memiliki beberapa keunggulan dimana dapat diakses secara mudah, tidak diperlukan ketrampilan khusus dari khalayak yang ingin dituju seperti ketrampilan membaca karena radio merupakan media imajinatif. Selain itu masyarakat dapat mendapatkan informasi dengan cepat dari radio dengan biaya murah. Keunggulan lain dari radio adalah sifatnya yang santai, karena sifatnya auditori (untuk didengarkan), lebih mudah orang menyampaikan pesan dalam bentuk acara yang menarik. Dalam hal ini musik memegang peranan yang sangat penting karena pesan disampaikan diantara musik.
Adapun kekurangan dari media massa ini adalah tidak bisa dilihat sehingga merupakan media sekilas/selintas (hanya sekali didengar dan tidak bisa diulang). Selain itu tidak semua hal bisa diinformasikan melalui radio dan karena sifatnya yang satu arah maka tidak teridentifikasi siapa yang mendapatkan atau menerima info atau pesan yang disampaikan.
Dengan kekurangan dan kelebihannya, radio telah menjadi media massa yang dapat diandalkan, cukup efektif dalam penyampaian pesan, dan tetap diminati walau banyak media lain. Seiring perkembangan waktu, jumlah pendengar radio terus bertambah dan radio terus bertahan menghadapi perkembangan zaman.2
2.2 Public Sphere
Bagi Habermas (1989) (Barker, 2004:380), ruang publik adalah satu wilayah yang muncul pada ruang spesifik dalam “masyarakat borjuis”. Ini adlaah ruang yang memperantarai masyarakat sipil dengan Negara, dimana publik mengorganisasi dirinya sendiri dan dimana
“opini publik” dibangun. Di dalam ruang ini individu mampu mengembangkan dirinya sendiri dan terlibat didalam debat tentang arah dan tujuan masyarakat.
2 http://www.kpi.go.id/index.php/id/umum/38-dalam-negeri/34250-sejarah-perkembangan-radio
Konsep public sphere dari Harbermas mengutamakan konsepsi dialogis dengan asumsi bahwa individu-individu datang bersama-sama ke lokasi yang sama dan terjadinya dialaog satu sama lain, sebagai peserta yang sama dalam percakapan face-to-face (Boyd-Barret, 1995:257) Di dalam public sphere akan terbentuk sebuah public opinion, dimana biasanya public opinion ini mempengaruhi kebijakan dari negara. Public opinion merujuk pada kritik atau kontrol yang dilakukan oleh masyarakat. Opini personal dari individu-individu akan menjadi opini publik melalui partisipasi dalam debat publik yang bebas dan adil serta terbuka bagi semua.
Habermas memaparkan bahwa media pada awalnya (abad ke 19) dibentuk sebagai bagian dari integral dari ruang publik, tetapi kenmudian dikomodifikasi melalui distribusi secara massal dan menjual khalayak massa ke perusahaan periklanan. radio, koran, televisi kala itu masih sebagai forum untuk diskusi isu-isu kepentingan publik diantara orang-orang yang berpengetahuan, yang tertatik, berbicara atas nama kepentingan sosial yang lenbih besar, dan diskusi yang berpotensi memiliki pengaruh politik. Namun, media massa akhir abad ke 19 dan ke 20 dipengaruhi oleh kekuatan komerisal dan kepentingan.
Peran mengisi ruang antara kekuatan negara dan civil society sebernarnya dapat diisi oleh media massa. Media dapat memainkan peranan signifikannya dalam membentuk dan menyebarluaskan informasi dalam pembentukan opini publik (Boyd Barret, 1995:257).
Memang pada saat ini, konsep ruang publik sudah bergerser karena adanya unsur kepentingan dan komersialisasi. “Opini Publik” bergeser dari konsensus rasional yang muncul dari debat, diskusi , dan refleksi, menjadi opini yang direkayasa lewat jajak pendapat atau pakar media. Jadi, perdebatan rasioanal dan konsensus telah digantikan oleh diskusi yang diatur dan manipulasi lewat mekanisme periklanan dan badan-badan konsultasi politik.
Bagi Habermas, Fungsi media dengan demikian telah diubah dari memfasiltasi wacana dan perdebatan rasional dalam ranah publik, menjadi membentuk, mengkonstruksi, dan membatasi wacana publik ke tema-tema yang disahkan dan disetujui oleh perusahaan-perusahaan media. Maka, saling hubungan antara ranah debat publik dan partispatsi individu sudah patah, dan berubah bentuk ke dalam lingkungan aktivitas informasi politik atau pertunjukan publik.
Dalam lingkungan semacam itu , warga konsumen menyerap dan mencernakan hiburan dan informasi secara pasif.
“Warga negara” dengan demikian sekedar menjadi penonton pertunjukan dan wacana media, yang membentuk opini publik, dan menurunkan derajat konsumen/warganegara itu menjadi sekadar obyek bagi berita, informasi , dan urusan-urusan publik.
Untuk itulah konsep ruang publik sebisa mungkin dikembalikan ke tataran ideal, sehingga media massa, benar-benar mengisi ruang antara kekuatan negara dan masyarakat madani.
Kebebasan mengutarakan pendaapat oleh khalayak, terpenuhinya kebutuhan informasi, dan pada akhirnya harapan untuk dapat mempengaruhi kebijakan publik bisa terjadi. Suara akar rumput bisa disampaikan publik, karena seringkali, masyarakat, utamanya kelas menengah dan ke bawah, tidak mengetahui bagaimana caranya menyuarakan keinginan dan keluhan, atau mungkin juga gagasan solusi. Melalui radio, yang membuka ruang publik, permasalahan ini bisa diatasi dengan baik.
2.2.1 Talkshow Radio
Talkshow dasarnya adalah gabungan antara “seni berbicara” dan “seni wawancara”.
Wawancara merupakan sara interaksi yang mencerdaskan dan menbaut radio sebagai ruang publik yang bersifat populis dan bukan elitis. Kecenderungan untuk menghadirkan elit masyarakat di studio akan berkurang saat radio membuka ruang wawancara interaksi langsung dengan pendengar yang heterogen. Melalui sarana telepon, SMS, dan media sosial, posisi semua yang bersuara di radio menjadi setara.
Di dalam siaran talkshow, narasumber berperan memberikan informasi, bisa berupa data atau pernyataan yang informatif. Kemudian akan muncul berbagai tanggapan dari pendengar, atau bahkan dari narasumber yang lain, sehingga memnuculkan suasana diskusi yang hidup.
Tanggapan ini bisa berupa pernyataan yang bersifat menyetujui atau tidak menyetujui, menambahkan informasi, atau mempertanyakan dan menanyakan hal-hal yang terkait dengan pernyataan sebelumnya.
Radio menjadi elemen penting dalam menghubungkan keinginan, gagasan, serta pendpat pendengar dengan para pengambil kebijakan publik. Pemerintah setempat dapat mendengar langsung apa yang menjadi pemikiran masyarakat, karena pada dasarnya radio memberikan ruang untuk menyampaikan pendapat secara langsung kepada pemangku kebijakan publik.
Tanpa birokrasi, tanpa prosedur yang panjang, namun dengan jalur langsung sehingga lebih efektif dan efisien.
Program talkshow adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (Morissan, 2008:
212). Orang-orang yang dipilih atau diundang dalam program talkshow adalah mereka yang terkait, berkontribusi, atau terlibat langsung dalam tema yang akan di perbincangkan.
Menurut Masduki, talkshow biasanya disuguhkan dalam bebagai macam topik. Bagi pendengar segmen dewasa, program semacam ini dapat menjadi ajang untuk menyampaikan gagasna dan kritik terhadpa situasi soaial, ekonomi, serta politik (Masduki, 2004:42).
Menurut Prayudha, talkshow adalah bentuk pembicaraan dimana penyiar memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk melakukan presentasi terlebih dahulu, termasuk didalamnya melakukan tanya jawab kepada narasumber (Prayudha, 2013:28-25).
2.3 Produksi Program Talkshow Radio
Dalam ilmu komunikasi media dapat dikatakan sebagai alat perantara untuk menyampaikan sebuah pesan dari komunikator kepada komunikan. Namun untuk mencapai komunikasi yang efektif dan efisien tentunya memerlukan komunikator yang benar dan baik dalam menyampaikan pesan sehingga komunikan mengerti dari pesan yang disampaikan. Oleh karena itu komunikator dalam media massa, seperti: presenter, reporter, wartawan ,dsb harus mempunyai pengetahuan dan wawasan.
Penentuan jenis program siaran radio juga harus sesuai dengan kebutuhan dari pendengar, dan pada umumnya siaran radio terdiri dari program musik, program talkshow dan juga program berita. (Romli, 2009:28).
Komponen-Komponen Dalam Pembuatan Program Siaran Radio:
1. Bumper
Bumper merupakan penanda singkat menegenai sebuah program acara. Durasinya cukup singkat, sekitar 2-15 detik. Bumper bisa menjadi penanda saat sebuah program akan dimulai (Bumper In) atau penanda bahwa program acara telah berakhir (Bumper Out). 3
2. Jingle
Jingle merupakan identitas sebuah program dalam bentuk musik, narasi, atau lagu. Durasinya singkat, sekitar 15-30 detik. Isi jingle biasanya berupa judul acara, nama radio, serta frekuensi radio tersebut. Bentuk jingle yang berupa musik dan lagu biasanya terdengar menarik, sehingga pada saat jingle diputar, pendengar langsung mengetahui program apa yang sedang mereka simak. Jingle biasanya diputar setelah break iklan sebelum lagu diputar. Selain berfungsi sebagai identitas program, jingle juga berfungsi sebagai untuk menghubungkan antara iklan dengan lagu.
4
3. Musik
Musik merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam sebuah siaran radio. Di dalam setiap program harus selalu diselingi dengan musik, karena dengan adanya musik pendengar menjadi tidak mudah bosan.5
4. Sound Effect
Sound effect tentu sjaaberisi berbagai macam suara yang menirukan berbagai macam bunyi, seperti manusia, hewan, suara alam, furniture, kendaraan , mesin, senjata, teknologi, gadget,
3 http://www.kombinasi.net/produksi-siaranprogram-acara-radio-komunitas/
4 http://www.kombinasi.net/produksi-siaranprogram-acara-radio-komunitas/
5 http://www.kombinasi.net/produksi-siaranprogram-acara-radio-komunitas/
komputer. dan sebagainya. Bunyi-bunyian inilah yang memberikan suasana hidup dalam siaran radio.6
5. Backsound
Backsound merupakan musik latar yang akan mengarahkan pada suasana atau atmosfer teretntu sesuai yang dikehendaki dalam sebuah prorgam acara. Beat musik serta warna masuk yang dipilih akan membawa pada suasana siaran yang diinginkan. Suasana romantis, akan tepat diberi backsound yang temponya slow swerta easy listening.7
6 http://www.kombinasi.net/produksi-siaranprogram-acara-radio-komunitas/
7 http://www.kombinasi.net/produksi-siaranprogram-acara-radio-komunitas/
2.4 Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Hasil
1. Lidya Afnal Suyanto Jurnalistik Siaran Radio Mandiri FM Dalam Program Talkshow Psikologi Anak Vol 1 No 1
Radio Mandiri FM sebagai salah satu media massa yang datang dengan psikologi anak Program talkshow berita dan bisnis radio di Pekanbaru.
Selain itu, informasi tertentu yang terkandung dalam aplikasi di radio jurnalisme. Penerapan program kursus yang akan mendukung acara talkshow.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana program jurnalisme talkshow Radio Mandiri FM dalam psikologi anak dan untuk mengetahui bagimana proses pembuatan program psikologi anak di talkshow Radio Mandiri FM Pekanbaru.
2. Ni Putu Dessy Wulandari (Univeritas Indonesia Depok)
Prototipe talkshow Radio Tentang Wirausaha Bussiness
Hasil ini menceritakan bahwa bagaimana cara berbisnis melalui diri sendiri dengan melakukan berbagai cara seperti
Is Me. Berbisnis dari hobi, Berwirausaha artinya tidak pantang menyerah, pengalaman mengajarakan cara berbisnis, usaha asal-asalan bisa menjadi sungguhan.
3. Titus Yurial Kurnianto (Univeristas Kristen Satya Wacana Salatiga)
Produksi Program Siaran Talkshow
“Bincang Siang”
Hasil ini berisi untuk membuka ruang publik bagi pendengar radio untuk menyampaikan keluhan, gagasan, maupun pendapat kepada narasumber yang berhubungan langsung dengan layanan publik tentang isu-isu yang terjadi di Kota Salatiga.
Tabel 2.4 Kajian Penelitian Sebelumnya
Yang membedakan penelitian terdahulu dengan tugas akhir saya adalah penelitian terdahulu yang saya pakai membahas jurnalistik siaran dalam program talkshow psikologi anak, membuat talkshow radio tentang kewirausahaan, membuat talkshow radio tentang isu-isu yang terjadi di Kota Salatiga dan keluhan dari masyarakat dengan narasumber yang mengisi acara talkshow tersebut. Sedangkan tugas akhir yang saya buat membahas tentang talkshow kesehatan yang berguna untuk membantu masyarakat yang menderita sakit-penyakit namun perekonomiannya masih kurang mampu.
2.5 Kerangka Pikir
Latar Belakang Peran Radio sebagai ruang publik (Public Sphere)
Bagan 2.5 Kerangka Pikir Penelitian Masalah
- Belum ada sebuah acara talkshow kesehatan yang membahas pengobatan secara herbal dan tradiosional supaya masyarakat menengah kebawah tetap dapat melakukan pengobatan.
- Bagaimana memproduksi acara talk show kesehatan yang membahas pengobatan secara herbal dan tradisional supaya masyarakat yang perekonomiannya kurang mampu tetap dapat melakukan pengobatan.
Solusi
- Perancangan acara talk show radio yang bersifat dua arah, yang memfasiltasi pendengar untuk turut aktif dalam diskusi.
- Mendatangkan narasumber yang kompeten, komunikatif, dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang sedang diangkat.
- Memperkuat peran stasiun radio sebagai penyedia ruang publik.
Tujuan
Menciptakan sebuah acara talk show kesehatan sebagai ruang publik yang dapat menciptakan interaksi antara pendengar radio dengan narasumber.
Bentuk Solusi
Produksi Perancangan Program Siaran Talk Show “ Sehat Bersama Yordan FM”