RANGKUMAN TOPIK 1
Mata kuliah Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajarannya
Disusun oleh:
Eka Fatimahh Putri Aningrum Dewi
PENDIDIKAN PROFESI GURU SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2022
1. Apa itu belajar?
Belajar adalah usaha manusia agar menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu sehingga mencapai kapasitas untuk berperilaku dengan cara tertentu, melalui studi, pengajaran, instruksi, latihan atau bentuk pengalaman lainnya.
2. Bagaimana belajar dilihat dari beberapa sudut pandang teori belajar (behaviorism, social-cognitivism, constructivism)
a. Teori Behavior adalah teori yang menyatakan bahwa proses belajar dipengaruhi oleh stimulus yang diberikan sehingga dapat membentuk perilaku atau kebiasaan belajar sesuai dengan yang diinginkan.
b. Teori sosial-kognitif adalah teori lebih menekankan pada fungsi kognitif. Menurut teori ini proses belajar dapat berjalan apabila peserta didik dilibatkan dalam proses pembelajaran baik itu kognitif ataupun sosialnya.
c. Teori konstruktivisme adalah teori yang menekankan kebebasan untuk menciptakan dari stimulus yang didapatkan dari lingkungan.
3. Motivasi belajar (berdasarkan kebutuhan, tujuan, emotional-interest, keterampilan regulasi diri)
Motivasi adalah dorongan yang muncul baik berasal dari dalam diri (motivasi intrinsik) ataupun dari luar (motivasi ekstrinsik) untuk melakukan sesuatu.
a. Motivasi berdasarkan kebutuhan maksudnya, kebutuhan seseorang dapat menimbulkan motivasi untuk melakukan sesuatu. Jika dikaitkan dengan pembelajaran, maka kebutuhan untuk terus belajar akan mendorong peserta didik dan memotivasi peserta didik untuk belajar.
b. Motivasi berdasarkan tujuan, motivasi yang timbul akibat tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang akan dicapai peserta didik dapat dijadikan suatu motivasi untuk peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran.
c. Motivasi berdasarkan emotional-interest, adalah motivasi yang timbul akibat dorongan emosi dan ketertarikan peserta didik terhadap proses pembelajaran.
d. Motivasi berdasarkan regulasi diri, kemampuan peserta didik untuk meregulasi pemikiran dan perilakunya dapat memunculkan motivasi.
4. Paradigma personal peserta didik (growth mindset dan fixed mindset)
Mindset peserta didik terbagi menjadi dua, growth mindset dan fixed mindset. Berikut ini merupakan penjelasannya.
a. Fixed mindset
Fixed mindset adalah mindset peserta didik yang tidak percaya bahwa mereka dapat meningkatkan kecerdasan dan bakatnya. Menurut peserta didik yang memiliki fixed mindset kesuksesan dapat dicapai dengan bakat yang dimiliki saja.
Peserta didik yang memiliki fixed mindset cenderung takut untuk mencoba meskipun diberikan kesempatan.
b. Growth mindset
Growth mindset merupakan pemikiran peserta didik yang memiliki keyakinan mendasar bahwa pembelajaran dan kecerdasan mereka dapat tumbuh seiring berjalannya waktu, upaya yang gigih, serta pengalaman yang dilaluinya.
AKSI NYATA TOPIK 1
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR
Pembelajaran paradigma baru merupakan pembelajaran yang berorientasi pada penguatan kompetensi dan pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai- nilai Pancasila. Pembelajaran paradigma baru lebih menekankan pada kemerdekaan belajar peserta didik dengan memerhatikan karakteristik peserta didik, kebutuha, dan tahap perkembangan peserta didik. Konsep yang dikembangkan adalah pembelajaran yang berfokus pada peserta didik (student- centered) dan guru menuntun proses belajar peserta didik. Dalam pembelajaran paradigma baru ini, peserta didik harus bisa berperan aktif dalam proses pembelajaran dan berusaha mengkonstruk atau membangn pengetahun- pengetahuan yang dimilikinya sendiri. Oleh karena itu, teori pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran abad 21 salah satunya adalah teori konstruktivisme. Adapun implementasi teori konstruktivisme dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Mendorong kemandirian dan inisiatif peserta didik dalam belajar.
2. Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu kepada peserta didik untuk merespons.
3. Mendorong peserta didik berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking).
4. Peserta didik terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru dan peserta didik lainnya.
5. Peserta didik terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong terjadinya diskusi.
6. Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi interaktif.
Melalui implementasi tersebut dapat dirancang sebuah aksi nyata seperti berikut.
1. Pada tahap pertama peserta didik diberikan pertanyaan pemantik yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan meminta peserta didik memaparkan gambaran umumnya.
2. Tahap ke dua, meminta peserta didik untuk mencari solusi dari permasalahan yang telah mereka kemukakan pada tahap 1.
3. Tahap 3, proses pembelajaran dilakukan dengan bereksplorasi. Misalnya, memebrikan proyek untuk mengeksplor apa saja kegiatan yang dilakukan oleh pelaku ekonomi dilingkungan sekitar.