• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TREND HARGA KOMODITAS DAGING AYAM BROILER DI SULAWESI TENGGARA INDRA L

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS TREND HARGA KOMODITAS DAGING AYAM BROILER DI SULAWESI TENGGARA INDRA L"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TREND HARGA KOMODITAS DAGING AYAM BROILER DI SULAWESI TENGGARA

INDRA L.

105960192415

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

(2)
(3)
(4)
(5)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Trend Harga Komoditas Daging Ayam Broiler di Sulawesi Tenggara adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan Tinggi mana pun.

Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip karya yang diterbitkan apapun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Makassar, Februari 2022

Indra L 105960192415

(6)

ABSTRAK

Indra L. 105960192415. Analisis Trend Harga Komoditas Daging Ayam Broiler di Sulawesi Tenggara. Dibimbing oleh Sri Mardiyati dan Nadir.

Penelitian ini bertujuan menganalisis trend harga komoditas daging ayam broiler di Sulawesi Tenggara.

Sumber-sumber data merupakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistika Sulawesi Tenggara. Data dalam penelitian adalah data sekunder bentuk time series, yaitu periode 2017-2021. Analisis yang di gunakan yaitu trend linier/linear dan non linear.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fluktuasi harga daging ayam broiler dari bulan Januari tahun 2017 sampai bulan Desember tahun 2021 pada pasar tradisional dan pasar modern di Sulawesi Tenggara berflutuasi harga daging ayam broiler. Sedangkan trend harga daging ayam di pasar tradisional sebesar 66,08%, harga daging ayam broiler pada pasar modern sebesar 58,94%.

Kata Kunci: Trend Daging Ayam, Harga

(7)

ABSTRACT

Indra L. 105960192415. Trend Analysis of Broiler Chicken Price Commodity in Southeast Sulawesi. Supervised by Sri Mardiyati and Nadir.

This study aims to analyze the commodity price trend of broiler meat in Southeast Sulawesi. The data sources are secondary data obtained from the central statistics agency of Southeast Sulawesi. The data in this study is secondary data in the form of time series, namely the period 2017-2021. The analysis used is linear/linear and non-linear trends. The results showed that fluctuations in the price of broiler meat from January 2017 to December 2021 in traditional markets and modern markets in Southeast Sulawesi fluctuated broiler chicken meat prices. Meanwhile, the trend of chicken meat prices in traditional markets is 66.08%, broiler prices in modern markets is 58.94%.

Keywords: Trend of Chicken, Price

vii

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada Hamba-nya Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Trend Harga Komoditas Daging Ayam di Sulawesi Tenggara.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.Si selaku pembimbing utama dan Nadir, S.P., M.Si, selaku pembimbing pendamping yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.

2. Dr. Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M.Pd.., selaku dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Sri Mardiyati, S.P., M.P., selaku ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Kedua orangtua ayahanda Lungan dan Ibunda Hasni, dan adik-adikku tercinta dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moral maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.

6. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi dari awal hingga akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.

viii

(9)

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya Amin.

Makassar, Januari 2022

Indra L.

x

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN KOMISI PENGUJI... iv

HALAMAN PERNYATAAN... v

ABSTRAK... vi

ABSTRACK... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiv

I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Kegunaan Penelitian... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1 Komoditas Daging Ayam Broiler... 6

2.2 Teori Harga... 10

2.3 Analisis Trend... 13

2.4 Penelitian Terdahulu... 19

2.5 Kerangka Pemikiran... 23

III. METODE PENELITIAN... 24

3.1 Pemilihan Lokasi Penelitian... 24 xi

(11)

3.2 Jenis dan Sumber Data... 24

3.3 Teknik Pengumpulan Data... 25

3.4 Metode Pengumpulan Data…... 25

3.5 Teknik Analisis Data... 25

3.6 Definisi Operasional... 26

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN... 27

4.1 Letak Geografi………... 27

4.2 Kondisi Geografis... 31

4.3 Kondisi Pertanian... 32

V. HASIL DAN PEMBAHASAN... 33

5.1 Perkembangan Fluktuasi Harga Daging Ayam Broiler... 33

5.2 Perkembangan Trend Harga Daging Ayam Broiler... 40

VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 43

6.1 Kesimpulan... 43

6.2 Saran... 43

DAFTAR PUSTAKA... 44

LAMPIRAN... 48

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Perkembangan Populasi dan Produksi Daging Ayam dan Pedaging... 2 2. Jumlah Kecamatan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi

Tenggaran... 28 3. Luas Wilayah dan Persentase Terhadap Luas Wilayah Menurut

Kecamatan Tahun 2021... 29 4. Jarak Ke Ibukota Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi

Tenggaran... 30 5. Jumlah Penduduk Menuru Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Provinsi Sulawesi

Tenggaran... 31

xiv

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Grafik Fluktuasi Harga Ayam Broiler Pada Pasar Tradisional di Sulawesi Tenggara... 33 2. Grafik Fluktuasi Harga Ayam Broiler Pada Pasar Modern di Sulawesi

Tenggara... 36 3. Trend Harga Ayam Broiler Pada Pasar Tradisional di Sulawesi

Tenggara... 40 4. Trend Harga Ayam Broiler Pada Pasar Modern di Sulawesi

Tenggara... 42

x

(14)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Salah satu subsektor pertanian yang memiliki peran yang cukup penting dalam pembangunan perekonomian Indonesia adalah subsektor peternakan. Subsektor peternakan memiliki peranan penting dalam menopang perekonomian regional maupun nasional. Masalah peternakan ini sudah tidak dapat dinomor duakan karena hal tersebut akan dominan ikut menentukan kelangsungan hidup suatu negara ataupun bangsa (Saragih, 2008).

Peternakan merupakan sektor yang memiliki peluang sangat besar untuk dikembangkan sebagai usaha di masa depan. Kebutuhan masyarakat akan produk–

produk peternakan akan semakin meningkat setiap tahunnya. Peternakan sebagai penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral semakin meningkat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi guna meningkatkan kualitas hidup.

Pengembangan usaha ternak ayam di Indonesia masih memiliki prospek yang bagus, terlebih lagi konsumsi protein hewani masih kecil. Sesuai standar nasional, konsumsi protein per hari per kapita ditetapkan 55 g yang terdiri dari 80% protein nabati dan 20% protein hewani (www.litbang.deptan.co.id). Hal itu berarti target konsumsi protein hewani sekitar 11 g/hari/perkapita. Namun yang terjadi, konsumsi protein hewani penduduk Indonesia baru memenuhi 4,7 g/hari/perkapita, jauh lebih rendah dibanding Malaysia, Thailand dan Filipina.

Daging ayam yang biasa di konsumsi di Indonesia adalah ayam pedaging (broiler).

Setiap orang punya pilihannya masing-masing dengan alasan yang berbeda misalnya karena ayam broiler lebih cepat empuk dari pada ayam kampung atau karena ayam

1

(15)

kampung memiliki kandungan lemak yang lebih sedikit dari pada ayam broiler (Dewi Windiani & Diah Ari, 2014).

Sulawesi tenggara termasuk salah satu daerah sentra peternakan ayam pedaging.

Perkembangan populasi ternak ayam pedaging semakin meningkat seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk di Sulawesi Tenggara. Adapun perkembangan populasi dan produksi daging ayam pedaging di Sulawesi Tenggara tahun 2017-2020 ditunjukkan dalam Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Perkembangan Populasi dan Produksi Daging Ayam Pedaging

No Tahun Populasi (Ekor)

Pertumbuhan (%)

Produksi Daging Ayam

(Ton)

Pertumbuhan (%)

1 2017 2.999.893 0,39 3.259,80 0,28

2. 2018 4.182.277 -0,10 4.544,63 -0,08

3. 2019 3.794.968 -0,06 4.184,41 0,06

4. 2020 3.556.348 0,83 3.921,30 0,82

Jumlah 14.533.486 1,38 15.910,14 1,24

Rata-Rata 3.633.371 0,34 3.977,53 0,31

Sumber: Badan Pusat Statistik, Sulawesi Tenggara, 2020

Pada Tabel 1 menjelaskan bahwa jumlah rata-rata produksi daging ayam pedaging sebesar 3.633.371 ton. Pada tahun 2018 merupakan produksi daging ayam pedaging tertinggi yaitu 3.633.371 ton, sedangkan produksi daging ayam pedaging terendah terjadi pada tahun 2017 yaitu sebesar 3.259,80 ton. Jumlah rata-rata pertumbuhan produksi tersebut sebesar 0,31%. Terdapat pertumbuhan produksi tertinggi terdapat pada tahun 2018 yaitu sebesar -0,10% dan pertumbuhan produksi terendah pada tahun 2017 yaitu 0,28%.

Kecenderungan pertumbuhan populasi dan produksi daging ayam pedaging di Sulawesi Tenggara yang menurun perlu mendapat perhatian karena ada kecenderungan permintaan pasar akan meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk sehingga ada kemungkinan terjadi kelebihan permintaan yang dapat memicu kenaikan harga daging ayam. Rahardja dan Manurung (2008) menguraikan bahwa permintaan terhadap suatu

2

(16)

barang dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya: (1) harga barang itu sendiri; (2) harga barang lain yang terkait; (3) tingkat pendapatan per kapita; (4) selera atau kebiasaan; (5) jumlah penduduk; (6) perkiraan harga dimasa mendatang; (7) distribusi pendapatan; dan (8) usaha-usaha produsen dalam meningkatkan penjualan. Pendapat menurut Lipsey et al.

(1995) menjelaskan bahwa besar kecilnya jumlah permintaan terhadap daging ayam broiler dapat dipengaruhi oleh harga daging ayam broiler itu sendiri dan harga telur ayam ras sebagai barang pengganti (substitusi). Selain itu, menurut Soekartawi (2002) menjelaskan tingkat pendapatan dan jumlah penduduk juga dapat mempengaruhi jumlah permintaan akan suatu barang.

Sulawesi tenggara mencatat rata-rata harga daging ayam ras masih berkisar di angka Rp 45.000 per kilogram, pada awal pekan ini. Harga daging ayam ras mengalami fluktuasi harga di kisaran Rp. 500-1.000. Fluktuasi harga tersebut bakal sudah dialami pedagang. Apabila dilihat dari permintaan daging ayam di Sulawesi Tenggara tahun 2015-2020, maka daging ayam memberikan kontribusi produksi rata-rata daging ayam (ton) sebesar 3.808,09 ton sehingga pertumbuhan sebesar 13,74%. Hal ini berarti bahwa daging ayam di Sulawesi Tenggara mempunyai peranan yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan permintaan pangan hewani asal ternak dan perbaikan gizi masyarakat.

Konsumen mempunyai karakteristik yang berbeda-beda yang membuat setiap pengambilan keputusan melakukan pembelian harga daging ayam menjadi bervariasi ada yang membeli di pasar modern dan ada yang membeli di pasar traditional. Berbagai dasar pertimbangan konsumen yang menjadi alasan konsumen melakukan pembelian di pasar traditional yang pasar modern.

Atas dasar latar belakang tersebut peneliti ingin mengetahui lebih dalam tentang ”Analisis Trend Harga Komoditi Daging Ayam di Sulawesi Tenggara”.

1.2. Rumusan Masalah

3

(17)

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka rumusan masalah penelitian adalah bagaimana trend harga komoditas daging ayam di Sulawesi Tenggara?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui trend harga komoditas daging ayam di Sulawesi Tenggara.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, dapat memperoleh informasi dan bahan acuan mengenai komoditas harga daging ayam.

2. Bagi peternak sebagai bahan informasi untuk perkembangan trend harga komoditas daging ayam dari setiap tahunnya.

3. Bagi pemerintah, mendapatkan informasi mengenai perkembangan usaha harga komoditas daging ayam di Sulawesi Tenggara.

4

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komoditas Daging Ayam

Daging merupakan salah satu komoditas peternakan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani karena mengandung protein bermutu tinggi dan mampu memenuhi zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Daging dapat diolah dalam berbagai jenis produk yang menarik dengan aneka bentuk dan rasa untuk tujuan memperpanjang masa simpan serta dapat meningkatkan nilai ekonomis tanpa mengurangi nilai gizi dari daging yang diolah. (Soeparno, 2009) menambahkan kualitas daging dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor sebelum pemotongan dan setelah pemotongan.

Daging ayam adalah salah satu subsektor peternakan yang memliki sumber protein hewani yang penting bagi tubuh. Daging ayam memiliki sumber protein hewani yang baik

karena kandungan asam amino esensialnya lengkap dan

mengandung vitamin serta mineral yang penting bagi tubuh (Susanto, 2003).

Daging ayam merupakan bahan pangan yang memiliki sifat mudah rusak (perishable food) sehingga membutuhkan tempat penyimpanan yang sesuai agar mutunya selalu terjaga dengan baik dan terhindar dari kerusakan kualitas maupun kuantitas (Murtidjo, 2003).

Daging didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua hasil produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya (Soeparno, 2011).

Daging ayam memiliki kandungan nutrisi tinggi karena mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral dan zat lainnya yang berguna untuk tubuh (Kusumaningrum et al., 2013). Komposisi protein pada daging ayam ini sangat

6

(19)

baik karena mengandung semua asam amino esensial yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh (Sholaikah, 2015).

Daging ayam mempunyai nilai gizi setara dengan nilai gizi produk daging ternak yang lain. Konsumsi daging ayam masyarakat Indonesia meningkat 10% per tahun, oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan untuk menghasilkan daging ayam berkualitas, bebas dari cemaran dan residu bahan kimia yang aman bagi konsumen (Rumiati, 2003). Kandungan gizi daging ayam lebih baik dibandingkan dengan kandungan gizi daging sapi. Daging ayam mengandung protein cukup tinggi (29-32%) dan lemak yang rendah (5- 6%) (Fadilah et al., 2000).

Daging ayam memiliki serat daging yang halus, mudah dicerna, berflavour lembut, aroma tidak menyengat dan tidak berbau amis. Bagian otot dada dan otot paha mempunyai tekstur kenyal (Usmiati, 2010). Daging ayam termasuk dalam kelompok perishable food yang mempunyai kandungan air dan nutrien yang tinggi, sehingga mudah mengalami kerusakan. Hal ini dikarenakan daging ayam merupakan media yang baik untuk berkembangnya mikroba, sehingga mudah terkontaminasi mikroba sejak dipanen sampai dikonsumsi masyarakat (Rahayu et al., 2009).

Daging ayam yang biasa di konsumsi di Indonesia adalah ayam pedaging (broiler) dan ayam kampung. Setiap orang punya pilihannya masing-masing dengan alasan yang berbeda misalnya karena ayam broiler lebih cepat empuk dari pada ayam kampung atau karena ayam kampung memiliki kandungan lemak yang lebih sedikit dari pada ayam broiler (Dewi Windiani & Diah Ari, 2014).

Daging ayam memiliki rasa dan aroma yang enak, tekstur yang lunak, serta harga yang relatif terjangkau, sehingga disukai oleh banyak orang (Jaelani et al.,2014). Daging ayam sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1). warna daging putih-kekuningan cerah (tidak gelap, tidak pucat, tidak kebiruan), (2) warna kulit ayam putih-kekuningan, cerah, mengkilat dan bersih, (3). Bila disentuh, daging

7

(20)

terasa lembab dan tidak lengket (tidak kering), (4). Bau spesifik daging (tidak ada bau menyengat, tidak berbau amis, tidak berbau busuk), (5). Konsistensi otot dada dan paha kenyal atau elastis (tidak lembek), (6). Bagian dalam karkas dan serabut otot berwarna putih agak pucat, (7). Pembuluh darah di leher dan sayap kosong (Ditjennak, 2012). Taha (2012) menyatakan bahwa daging yang tidak aman akan membahayakan kesehatan konsumen, beberapa kriteria daging yang tidak aman adalah sebagai berikut : (1). Hewan sakit (2). Hewan dalam pengobatan, terutama pemberian antibiotik (3). Warna daging tidak normal dan (4). Daging busuk.

Komoditas ayam pedaging menempati posisi pasar yang sangat aman berdasarkan pada beberapa faktor utama, di antaranya produk ayam pedaging ini merupakan salah satu produk yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut dikarenakan daging ayam memiliki kualitas organoleptik yang bagus, ketersediaan produk beraneka ragam dan semakin mudah dimasak, semakin banyak konsumen yang terkait dengan daging merah yang beralih ke daging ayam dan memiliki peran sebagai penyedia protein hewani yang relatif murah harganya dibandingkan dengan komoditas lainnya. Walaupun industri peternakan ayam pedaging mengalami banyak kendala seperti, menyebarnya wabah Avian Influenza (AI), lonjakan harga pakan di pasar internasional, lonjakan harga minyak bumi sehingga fluktuasinya harga daging ayam, namun pasar daging ayam memiliki prospek yang sangat baik dan berkelanjutan (Daryanto, 2009).

Daging ayam dapat berasal dari ayam jantan dewasa (cock), ayam atau kalkun betina dewasa (hen), kalkun jantan dewasa (to), ayam kastrasi (capon), dan anak ayam (chick) (Soeparno 2009). Menurut Standar Nasional (SNI) nomor 2897:2008 tahun 2008 tentang Mutu Karkas dan Daging Ayam, disebutkan karkas ayam pedaging adalah bagian ayam pedaging setelah dipotong, dicabuti bulunya, dikeluarkan jeroan dan lemak abdominalnya, dipotong kepala dan leher serta kedua kakinya. Cara pemotongannya dapat dibedakan menjadi karkas utuh, potongan separuh (halves), potongan seperempat

8

(21)

(quarters), potongan bagian-bagian badan (chicken partatau cut put), dan debond yaitu karkas ayam pedaging tanpa tulang atau tanpa kulit. Sementara berdasarkan cara penanganannya, dibedakan menjadi karkas segar dan karkas beku. Karkas segar adalah karkas yang segera didinginkan setelah selesai diproses sehingga suhu di dalam daging menjadi antara 4 hingga 5 °C, sedangkan karkas beku adalah karkas yang telah mengalami proses pembekuan cepat atau lambat dengan suhu penyimpanan antara -12 °C sampai dengan -18 °C.

Kualitas daging ayam dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik pada waktu hewan masih hidup maupun setelah dipotong. Pada waktu hewan hidup faktor penentu kualitas daging adalah cara pemeliharaan, meliputi pemberian pakan, tata laksana pemeliharaan, dan perawatan kesehatan, sedangkan setelah hewan dipotong kualitas daging dipengaruhi oleh perdarahan pada waktu hewan dipotong dan kontaminasi mikroba (Murtidjo 2003).

2.2. Teori Harga

Harga adalah ukuran terhadap besar kecilnya nilai kepuasan seseorang terhadap suatu produk yang dibelinya (Gitosudarmo, 2014). Secara historis harga ditentukan oleh pembeli dan penjual melalui proses tawar menawar, sehingga terjadilah kesepakatan terhadap harga tertentu. Harga menjadi faktor penentu, namun faktor lain pembelian semakin bervariasi, sehingga faktor selain harga juga berperan dalam keputusan pembelian.

Harga merupakan sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk dan jasa.

Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan oleh konsumen untuk manfaat suatu barang atau jasa. Harga merupakan sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayannya (Kotler dan Amstrong, 2012).

Tjiptono, 2008 menjelaskan harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan

9

(22)

pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk/kualitas, distribusidan promosi) menyebabkan timbulnya biaya/pengeluaran.

Harga adalah hal yang sangat penting dalam pembelian baik barang dan jasa.

Menurut Basu Swasta (2010) menjelaskan harga merupakan sejumlah uang ditambah beberapa barang beserta pelayanannya. Harga sering kali digunakan sebagai indikator nilai bila mana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Dalam penentuan nilai suatu barang dan jasa, konsumen membandingkan

kemampuan suatu barang dan jasa dalam

memenuhi kebutuhannya dengan kemampuan suatu barang dan jasa subtitusi Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat

Andi (2015) menjelaskan bahwa harga menjadi faktor utama yang dapat mempengaruhi pilihan seorang pembeli, harga cukup berperan dalam menentukan pembelian konsumen, untuk itu sebelum menetapkan suatu harga, sebaiknya perusahaan melihat beberapa refrensi harga suatu produk yang dinilai cukup tinggi dalam penjualan.

Harga merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan penjualan. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Menurut Dinawan (2010) yaitu harga dari sudut pandang pemasaran merupakan suatu moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang dan jasa.

Alma (2011) menjelaskan harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang dan jasa sehingga menimbulkan kepuasan konsumen. Assauri (2014) menjelaskan harga merupakan satu-satunya unsur marketing

10

11

(23)

mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya unsur biaya saja.

Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Penetapan harga dan persaingan harga telah dinilai sebagai masalah utama yang dihadapi perusahaan. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atau dikenakan atas sebuah produk atau jasa. Penentuan harga (pricing) barang atau jasa memainkan peranan strategik di dalam perusahaan. (Simamora, 2003).

Suharno (2013) menjelaskan bahwa konsep harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan untuk memperoleh produk yang diinginkan. Dalam yang lebih luas harga adalah sejumlah pengorbanan yang diperlukan untuk membeli suatu produk. Perubahan harga adalah menetapkan harga naik atau turun dari sebelumnya yang bersifat permanen. Hal penting yang melingkupi perubahan harga ini adalah siapa yang memulai dan bagaimana bereaksi atas perubahan harga.

Menurut Stanton (1998) yaitu harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang serta pelayananya.

Sedangkan menurut Ginting (2012) menjelaskan bahwa harga merupakan sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Definisi lain harga merupakan nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang (Alma, 2014).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga adalah nilai yang harus dikeluarkan untuk

dapat memiliki, menggunakan atau mengkonsumsi suatu

barang atau jasa untuk mendapatkan kepuasan. Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk yang ditukar konsumen atas keunggulan yang dimiliki produk tersebut.

2.3. Analisis Trend (Peramalan)

12

(24)

Peramalan adalah metode untuk memperkirakan suatu nilai dimasa depan dengan menggunakan data masa lalu. Peramalan juga dapat diartikan sebagai ilmu yang memperkirakan kejadian pada masa yang akan datang. Peramalan bertujuan memperkirakan peristiwa yang akan terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan kebijakan-kebijakan yang terjadi dimasa lalu (Wardah dan Iskandar, 2016).

Menurut Maryati (2010) menyatakan trend adalah suatu gerakan (kecenderungan) naik atau turun dalam jangka panjang, yang diperoleh dari rata–rata perubahan dari waktu ke waktu. Rata-rata perubahan tersebut bisa bertambah bisa berkurang. Jika rata-rata perubahan bertambah disebut trend positif atau trend mempunyai kecenderungan naik. Sebaliknya, jika rata-rata perubahan berkurang disebut trend negatif atau trend yang mempunyai kecenderungan menurun.

Garis trend pada dasarnya garis regresi dan variabel bebas (x) merupakan variabel waktu. Tren garis lurus (linier) adalah suatu trend yang diramalkan naik atau turun secara garis lurus. Variabel waktu sebagai variabel bebas dapat menggunakan waktu tahunan, semesteran, bulanan, atau mingguan.

Analisis tren garis lurus (linier) terdiri atas metode kuadrat kecil atau (least square) dan moment.Trend menunujukkan perubahan nilai suatu variabel yang relatif stabil perubahan populasi, perubahan harga, perubahan teknologi, dan peningkatan produktivitas. Menurut M.Narafin (2013) mengatakan ramalan pendapatan (penjualan) merupakan proses aktivitas memperkirakan produk yang akan dijual atau disewakan di masa yang akan dating dalam keadaan tertentu dan dibuat berdasarkan data historis yang pernah terjadi atau mungkin terjadi.

Peramalan (forecasting) adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena

13

(25)

adanya perbedaan waktu antara kesadaran akan dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan tersebut. Dalam usaha mengetahui atau melihat perkembangan dimasa depan, peramalan dibutuhkan untuk menentukan kapan suatu peristiwa akan terjadi atau suatu kebutuhan akan timbul sehingga dapat dipersiapkan kebijakan atau tindakan-tindakan yang perlu dilakukan. Dalam penelitian, dimana salah satu tujuan penelitian adalah analisa terhadap situasi dan kondisi yang berlaku sekarang atau tingkah laku dari sesuatu yang diteliti seperti permintaan, penjualan dan produksi (Assauri, 1984).

Peramalan dapat dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif. Pengukuran secara kuantitatif menggunakan metode statistik sedangkan pengukuran secara kualitatif berdasarkan pendapat (judgment) dari yang melakukan peramalan. Peramalan juga dikenal

dengan istilah prakiraan dan

prediksi. Prakiraan didefinisikan sebagai proses peramalan suatu variabel (kejadian) di masa datang berdasarkan data variabel pada masa sebelumnya.

Sedangkan prediksi adalah proses peramalan suatu variabel di masa datang dengan lebih mendasarkan pada pertimbangan intuisi dari pada masa lampau.

(Herjanto, 2009).

Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu memprediksi peristiwa-peristiwa masa depan dengan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa depan dengan menggunakan beebrapa bentuk model matematis. (Barry Render dan Jay Heizer, 2001). Peramalan adalah kegiatan penerapan model yang telah dikembangkan pada waktu yang akan datang. (Lerbin R. Aritonang R.,2002). Peramalan adalah perhitungan yang objektif dan dengan menggunakan data-data masa lalu, untuk menentukan sesuatu dimasa yang akan datang. (Lalu Sumayang, 2003).

Banyak perusahaan melakukan peramalan berdasarkan data masa lalu.

Asusmsi yang digunakan adalah sebab-akibat, yaitu segala sasuatu yang terjadi dimasa lalu akan terulang pada saat ini. Hubungan sebab-akibat tersebut tidak

14

(26)

diterangkan pada saat menurunkan model statistika, dengan asumsi pola penjualan masa digunakan sebagai dasar untuk meramalkan masa datang, dengan catatan hubungan sebab-akibat tersebut tidak berubah (Iwan, dkk., 2018).

Peramalan adalah proses untuk memperkirakan besar kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang atau jasa. Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang stabil karena permintaannya relatif kecil.

Sebaliknya, akan sangat dibutuhkan bila kondisi pasar bersifat kompleks (Widiyarini, 2016).

Peramalan (forecasting) adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu (Handoko, 1984 dalam Sidik, 2010). Menurut Nachrowi dan Usman (2004) menjelaskan bahwa peramalan (forecasting) didefinisikan sebagai alat/teknik untuk memprediksi atau memperkirakan suatu nilai pada masa yang akan datang dengan memperhatikan data atau informasi yang relevan, baik data/informasi masa lalu maupun data/informasi saat ini.

Teknik peramalan merupakan salah satu alat yang diperlukan oleh managemen dan merupakan bagian integral dari proses pengambilan keputusan. Teknik peramalan digunakan untuk mengukur atau menaksir keadaan dimasa yang akan datang. Peramalan tidak saja digunakan untuk menentukan jumlah produk yang perlu dibuat atau kapasitas jasa yang perlu disediakan, tetapi juga diperlukan untuk berbagai bidang lain seperti dalam pengadaan, penjualan, personalia, termasuk untuk peramalan teknologi, ekonomi ataupun perubahan sosial-budaya. (Herjanto, 2009).

Trend merupakan segala sesuatu yang sering didengar, dilihat atau bahkan digunakan oleh mayoritas masyarakat pada waktu tertentu. Menurut Maryati (2010) adalah trend merupakan suatu gerakan (kecenderungan) naik atau turun dalam jangka waktu panjang atau terus menerus, yang diperoleh dari rata–rata perubahan dari waktu kewaktu.

Rata-rata perubahan bisa bertambah dan juga bisa berkurang. Jika rata-rata perubahan

(27)

bertambah disebut trend positif (+) atau trend yang mempunyai kecenderungan naik, dan sebaliknya jika rata–rata perubahan berkurang disebut trend negative (-) atau trend yang mempunyai kecenderungan menurun, garis trend pada dasarnya yaitu garis regresi. Trend garis lurus (linier) yaitu merupakan suatu trend yang diprediksi akan naik ataupun turun secara garis lurus. Trend menunujukkan perubahan nilai suatu variabel yang relatif stabil, trend biasa digunakan untuk mengetahui perubahan populasi, perubahan harga suatu barang, perubahan tingkat pendapatan dan peningkatan produktivitas.

Peramalan merupakan kegiatan penerapan model yang telah dikembangkan pada waktu yang akan datang. (Aritonang R., 2002). Peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan dimasa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa. (Nasution dan Prasetyawan, 2008).

Peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang dan jasa. (Arman Hakim Nasution, 2006). Peramalan adalah seni dan ilmu untuk memprediksi kejadian di masa depan dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa mendatang dengan model pendekatan sistematis. (Jay H.dan Barry R.,, 2011).

Peramalan adalah input dasar dalam proses pengambilan keputusan manajemen operasi dalam memberikan informasi tentang permintaan di masa mendatang dengan tujuan untuk menentukan berapa kapasitas atau persediaan yang diperlukan untuk membuat keputusan staffing, budget yang harus disiapkan, pemesanan barang dari supplier dan partner dari rantai pasok yang dibutuhkan dalam membuat suatu perencanaan. (William J.

Stevenson, 2009).

Dalam metode peramalan menurut adalah suatu upaya untuk memperoleh gambaran mengenai apa yang akan terjadi di masa mendatang. Dalam hal ini gambarang mengenai masa depan tersebut akan menjadi dasar didalam membuat perencanaan. (Wignjosoebroto,

17

(28)

2003). Peramalan (forecasting) merupakan proses pengestimasian permintaan di masa mendatang dikaitkan dengan aspek kuantitas, kualitas, waktu terjadinya, dan lokasi yang membutuhkan produk barang atau jasa yang bersangkutan. Dilihat dari jangka waktunya, peramalan dibedakan atas tiga macam yaitu peramalan jangka panjang (long-term forecasting), peramalan jang menengah (intermediate forecasting), dan peramalan jangka pendek (short-term forecasting). (Haming dan Nurnajamuddin, 2011).

Peramalan adalah perhitungan yang objektif dan dengan menggunakan data-data masa lalu, untuk menentukan sesuatu di masa yang akan datang (Sumayang, 2003). Peramalan adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian dimasa depan (Render dan Heizer, 2005). Peramalan adalah memperkirakan sesuatu yang akan terjadi (Subagyo, 2002).

Peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan di masa yang akan datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang dan jasa (Nasution, 2003). Aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga produk-produk itu dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat (Gesperz, 2005).

Analisis trend (peramalan) adalah metode analisis data yang bertujuan melakukan estimasi pada masa mendatang untuk melihat kecenderungan meningkat atau menurun pada suatu variabel, pada kurun waktu tertentu. Analisis trend dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui time series harga daging ayam di Kabupaten Tenggara pada tahun 2017-2021. Rumus yang digunakan adalah:

Y = a + bx

Dimana:

Y = Data berkala (harga daging ayam) a = Konstanta

b = Koefisien regresi

18

(29)

x = Waktu

2.4. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi dalam penelitian analisis trend harga komoditas daging ayam di sulawesi tenggara yang difokuskan pada konsep (grand theory), metode yang digunakan, dan hasil penelitian. Dengan memahami hasil penelitian terdahulu maka dapat diperoleh intisari mengenai keunggulan dan keterbatasan dari segi teori maupun metodologi pada masing-masing penelitian terdahulu yang berdampak pada peningkatan kualitas hasil penelitian.

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

No

Peneliti, Judul, Lokasi, Tahun,

Tujuan

Metode Analisis Hasil Penelitian

1. Pengaruh Harga Komoditas Pangan Hewani Asal Ternak Terhadap Inflasi Di Provinsi D.I.

Yogyakarta. (Ryan Apriyadi, Dinar Melani Hutajulu, 2020).

Analisis

dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, analisis VAR dan Kausalitas

Granger.

Hasil menunjukkan komoditas daging sapi selama tahun 2017-2019 stabil. Sedangkan harga daging ayam dan telur ayam berfluktatif dan cenderung mengalami peningkatan.

Guncangan harga komoditas daging sapi, daging ayam serta telur ayam tidak terlalu berdampak pada laju inflasi.

Komoditas pangan hewani asal ternak yang paling dominan dalam menjelaskan keragaman inflasi yaitu daging ayam dan telur ayam. Sedangkan daging sapi menempati urutan terakhir dalam menjelaskan keberagaman inflasi. Ada hubungan kausalitas searah antara inflasi terhadap harga daging ayam dan terjadi kausalitas searah antara inflasi terhadap harga telur ayam.

19

(30)

2. Studi Literatur Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Fluktuasi Harga Dan Pemasaran Daging Ayam Ras

Pedaging Di Jawa Timur. (Adzanian, D.

F. D., Kentjonowaty, I., & Dinasari, I., 2021)

Article review atau

studi literatur dengan

mengumpulkan data dan

mengambil intisari dari pustaka sesuai

Hasil penelitian menunjukkan selama pandemi Covid-19 terjadi fluktuasi harga pada

komoditas daging ayam ras pedaging di Jawa Timur dengan nilai fluktuasi tertinggi

untuk harga di tingkat peternak adalah 22,41%

pada Mei 2020 dan 13,21%

untuk harga di tingkat konsumen pada Juli 2020.

Rataan harga tertinggi daging ayam ras pedaging di Jawa Timur adalah Rp 22.982,- untuk harga tingkat peternak pada Mei 2021 dan Rp37.114,- untuk harga tingkat konsumen pada April 2021. Sedangkan rataan harga terendah di Jawa Timur adalah Rp.

14.421,- untuk harga tingkat peternak pada Mei 2020 dan Rp26.764,- untuk harga tingkat konsumen pada April 2020. Pemasaran daging ayam ras mengalami kendala yakni alur distribusi yang terhambat dan

kesulitan mencari pasar.

Strategi yang bisa dilakukan peternak adalah melakukan pemasaran secara online, melakukan diversifikasi produk dan bekerja sama dengan perusahaan dengan pola kemitraan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pandemi Covid-19 berdampak terhadap

fluktuasi harga daging ayam ras pedaging di Jawa Timur.

Fluktuasi tertinggi pada bulan Mei 2020 sebesar 22,41% di tingkat produsen dan pada bulan Juli 2020 sebesar 13,21% pada tingkat konsumen. Pemasaran daging ayam ras terganggu akibat distribusi yang terhambat dan sulitnya mencari pasar

(31)

akibat kebijakan pembatasan sosial.

3. Dampak Fluktuasi Harga Pangan Hewani Asal Ternak Terhadap Inflasi Di Kabupaten Bogor.

(Hasanah, F. N., 2014).

Data time series bulanan periode Januari 2010 hingga Desember 2013.

Hasil dari analisis deskriptif menunjukkan bahwa selama 2010-2013, perkembangan harga komoditas daging ayam broiler (karkas), daging sapi has, daging sapi bistik, daging sapi murni, hati sapi, daging

kambing/domba, dan telur ayam ras cenderung meningkat, sedangkan komoditas telur ayam buras, telur itik dan susu segar cenderung stabil. Hasil analisis VAR menunjukkan bahwa pada jangka panjang, fluktuasi harga berdampak terhadap inflasi terutama pada komoditas daging sapi murni dan telur ayam ras, diikuti oleh telur ayam buras, daging ayam broiler (karkas), daging sapi has, susu segar, telur itik, dan daging kambing/domba.

Adapun komoditas daging sapi bistik dan hati sapi tidak berdampak secara signifikan terhadap inflasi.

4. Peramalan Produksi dan Konsumsi serta Analisis Permintaan Daging Ayam Ras Dalam Rangka Mempertahankan Swasembada Daging Ayam di Indonesia (Ras, D. A., 2018)

Metode ECM.

Pergerakan Produksi, Konsumsi Dan Permintaan Daging Ayam Ras Di Indonesia Tahun 1983 Sampai Dengan 2013

Hasil peramalan

mengindikasikan bahwa produksi daging ayam ras Hingga tahun 2020 lebih besar dari konsumsinya, sehingga diperkirakan indonesia dapat mempertahankan

swasembada daging ayam.

Sementara itu, variabel- Variabel yang mempegaruhi

21

(32)

Permintaan daging ayam ras di indonesia adalah harga konsumen daging sapi, harga konsumen telur ayam ras dan permintaan daging ayam ras tahun sebelumnya.

2.5. Kerangka Pemikiran

Komoditas ayam pedaging merupakan salah satu komoditas

ternak yang memiliki peranan penting dalam menentukan ketersediaan pangan di dalam masyarakat di Sulawesi Tenggara. Sebagian besar produksi dari daging ayam

broiler banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kebutuhannya sehari-sehari, seperti daging untuk dimasak, telurnya untuk dikonsumsi, dan sebagainya. Peramalan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

Sedangkan Trend harga komoditas daging ayam broiler di Sulawesi Tenggara dapat dilihat beberapa tahun sebelumnya, yakni 2017-2021. Dengan tersedianya data harga daging ayam broiler, maka dapat diproyeksikan atau diramalkan harga daging ayam broiler untuk tahun yang akan datang. Secara sistematis kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:

Pasar Tradisional

Pasar Moderen

Analisis Trend

Kebijakan Pemerintah Komoditas Daging

Ayam

22

(33)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Analisis Trend Harga Komoditi Daging Ayam Broiler di Sulawesi Tenggara III. METODE PENELITIAN

3.1. Pemilihan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sulawesi Tenggara pada bulan Desember 2021 sampai Januari 2022. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan cara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa Kota Kendari selain sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara juga merupakan pusat perekonomian sehingga potensial untuk produksi ayam ras pedaging disebut juga Broiler.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan merupakan data kuantitatif dan sumber dari data sekunder (time series) mulai tahun 2017-2021. Menurut Supranto (2001) menjelaskan data sekunder adalah data deret waktu (time series), yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu (hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun). Data deret waktu bisa digunakan untuk melihat perkembangan kegiatan tertentu dan sebagai dasar untuk menarik suatu trend, sehingga bisa digunakan untuk membuat perkiraan-perkiraan yang sangat berguna bagi dasar perencanaan.

Adapun instansi yang dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah Badan Pusat Statistik (BPS), BPS Sulawesi Tenggara dan kementrian pertanian, dinas peternakan serta literature-literature yang berkaitan dengan penelitian.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

1. Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti dengan cara melihat kondisi harga daging

24 23

(34)

ayam broiler di Sulawesi Tenggara.

2. Wawancara adalah suatu pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab terhadap penjual daging ayam broiler di Sulawesi Tenggara.

3. Documentasi adalah kegiatan pencatatan data dan pengambilan data yang terkait dengan kegiatan penelitian ini.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder bentuk time series mulai tahun 2017-2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan analisis. Metode trend yang digunakan adalah analisis trend dengan metode jumlah kuadrat terkecil (Least Square Method).

3.5. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis trend dengan menggunakan rumus adalah:

Y = a + bx Dimana :

Y = Data berkala (harga daging ayam) a = Konstanta

b = Koefisien regresi x = Waktu

3.6. Definisi Operasional

1. Harga daging ayam adalah besaran nilai tukar uang yang berlaku untuk 1 kg daging ayam broiler di pasar di Sulawesi Tenggara. Perhitungan harga daging ayam menggunakan rata-rata harga pembelian selama 3 bulan, harga daging ayam broiler dihitung dalam Rupiah/Kg.

2. Trend harga adalah kecenderungan kenaikan dan penurunan harga secara dari rentan waktu tertentu di Sulawesi Tenggara.

25

(35)

3. Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang dutujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang.

(36)

IV.

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1. Letak Geografis

Sulawesi Tenggara merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak bagian tenggara pulau Sulawesi dengan ibukota Kendari.

Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa di antara 02°45' – 06°15' Lintang Selatan dan 120°45' – 124°30' Bujur Timur serta mempunyai wilayah daratan seluas 38.140 km² (3.814.000 ha) dan perairan (laut) seluas 110.000 km² (11.000.000 ha). Secara geografi wilayah Sulawesi Tenggara mempunyai batas-batas sebagai berikut:

- Batas utara: Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah - Batas selatan: Laut Flores

- Batas timur: Laut Banda - Batas barat: Teluk Bone

Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki wilayah daratan seluas lebih kurang 38.067,70 km2 atau 3.806.770 hektare. Wilayah perairan diperkirakan seluas lebih kurang 110.000 km2 atau 11.000.000 hektare. Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas delapan kabupaten dan dua kota, yaitu Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe, Kabupaten Muna, Kabupaten Buton, Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Bombana, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Kowawe Utara, Kota Kendari, dan Kota Bau Bau,

1. Jumlah Kecamatan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2021

Secara administrasi Provinsi Sulawesi Tenggara dibagi 17 Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Jumlah Kecamatan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara

27

(37)

No Kabupaten/Kota Jumlah Persentase (%)

1. Buton 7 3,15

2. Muna 22 9,91

3. Konawe 29 13,06

4. Kolaka 12 5,40

5. Konawe Selatan 25 11,26

6. Bombana 22 9,09

7. Wakatobi 8 3,60

8. Kolaka Utara 15 6,75

9. Buton Utara 6 2,70

10. Konawe Utara 13 5,85

11. Kolaka Timur 12 5,40

12. Konawe Kepulauan 7 3,15

13. Muna Barat 11 4,95

14. Buton Tengah 7 3,15

15. Buton Selatan 7 3,15

16. Kota Kendari 12 5,40

17. Kota Baubau 8 3,60

Jumlah 222 100

Sumber: Data Sekunder Setelah Diolah, 2021

Tabel 2 diatas menjelaskan bahwa diantara 17 Kecamatan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah Buton, Muna, Konawe, Kolaka, Konawe Selatan, Bombana, Wakatobi, Kolaka Utara, Kolaka Timur, Buton Utara, Konawe Utara, Kolaka Timur, Konawe Kepulauan, Muna Barat, Buton Tengah, Buton Selatan, Kota Kendari, dan Kota Baubau.

2. Luas Wilayah dan Persentase Terhadap Luas Wilayah Menurut di Provinsi Sulawesi Tenggara

Luas wilayah dan Persentase terhadap luas wilayah menurut Kecamatan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut ini:

28

(38)

Tabel 3. Luas Wilayah dan Persentase Terhadap Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun 2021

No Kabupaten/Kota Luas Wilayah

(Km2) Persentase (%)

1. Buton 1.212,99 3,19

2. Muna 1.922,16 5,05

3. Konawe 4,435,28 11,65

4. Kolaka 3.835,95 8,63

5. Konawe Selatan 5.779,47 15,18

6. Bombana 3.001,00 7,88

7. Wakatobi 559,54 1,47

8. Kolaka Utara 3.391,67 8,91

9. Buton Utara 1.864,91 4,90

10. Konawe Utara 5.101,76 13,4

11. Kolaka Timur 3.634,74 9,55

12. Konawe Kepulauan 867,58 2,28

13. Muna Barat 1.022,89 2,69

14. Buton Tengah 958.31 2,52

15. Buton Selatan 509.92 1,34

16. Kota Kendari 300,89 0,79

17. Kota Baubau 221,00 0,58

Jumlah 38.067,70 100

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2021

Tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa luas wilayah terbesar yaitu Konawe Selatan sebesar 5.779,47 km2 dengan persentase 15,18 persen, luas wilayah menengah yaitu Buton Tengah sebesar 958.31 dengan persentase 2,52 persen, dan luas wilayah terkecil Kota Baubau sebesar 221,00 dengan persentase 0,58 persen.

3. Jarak Kecamatan ke Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2021

Jarak ke Ibukota Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini:

Tabel 4. Jarak ke Ibukota Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara, 2021

No Kabupaten/Kota Jarak Wilayah (Km2)

1. Buton 173,00

2. Muna 95,00

3. Konawe 54,00

4. Kolaka 100,00

5. Konawe Selatan 48,00

6. Bombana 103,00

7. Wakatobi 186,00

29

(39)

8. Kolaka Utara 188,00

9. Buton Utara 109,00

10. Konawe Utara 68,00

11. Kolaka Timur 72,00

12. Konawe Kepulauan 54,00

13. Muna Barat 91,00

14. Buton Tengah 149,00

15. Buton Selatan 182,00

16. Kota Kendari 0,00

17. Kota Baubau 168,00

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2021

Tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa Kecamatan yang paling dekat dengan Ibu Kota yaitu Kabupaten Konawe Selatan 48,00 km2, Kabupaten yang jaraknya menengah dari Buton Tengah 149,00 km2 dan Ibu Kota jarak paling jauh Kolaka Utara Kolaka Utara 188,00 km2 .

4.2. Kondisi Demografis

1. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Provinsi Sulawesi Tenggara, 2021

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di ProvinsiSulawesi Tenggara, 2021dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini:

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di ProvinsiSulawesi Tenggara,, 2021

Kelompok Umur (Tahun) Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

0 - 4 128.577 125.003 253.580

5 - 9 125.642 122.428 248.070

10 - 14 128.512 120.824 249.336

15 - 19 125.997 118.662 244.659

20 - 24 123.092 118.053 241.145

25 - 29 116.191 112.440 228.631

30 - 34 107.440 105.072 212.512

35 - 39 98.051 96.260 194.311

40 - 44 88.971 87.369 176.340

45 - 49 77.081 75.679 152.760

50 - 54 63.523 62.128 125.651

55 - 59 50.907 49.918 100.825

60 - 64 37.729 37.246 74.975

65 - 69 26.823 27.047 53.870

70 - 74 16.880 17.914 34.794

75+ 15.178 18.238 33.416

30

(40)

Jumlah/Total 1.330.594 1.294.281 2.624.875 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2021

Tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk lebih tinggi pada umur 0-4 dengan jumlah 253.580. Jumlah penduduk menengah umur 35 – 39 dengan jumlah 194.311.

dan Jumlah penduduk paling sediki pada umur 75+ dengan jumlah 33.416. Total Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin sebesar 2.624.875 di Provinsi Sulawesi Tenggara.

4.3. Kondisi Pertanian

Sektor pertanian di Sulawesi Tenggara masih merupakan salah satu sektor penting terutama dilihat dari sumbangsihnya terhadap PDRB yang masih tinggi serta kemampuan untuk menyerap tenaga kerja yang cukup besar (Abidin, 2015). Kontribusi sektor pertanian tidak terlepas dari perkembangan produksi berbagai komoditas pertanian baik pangan, ternak, perkebunan maupun horticultural. Diantara semua sektor, peranan sektor pertanian terlihat amat besar, mencapai 37,27 persen. Untuk sektor pertanian, daerah ini menghasilkan bahan pangan, tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, perkebunan, perikanan dan peternakan.

Potensi areal untuk pengembangan ternak kurang lebih 125.100 Ha secara umum belum termanfaatkan dengan baik, terutama untuk ternak besar, sebab pada umumnya masyarakat memelihara ternak besar di Sulawesi Tenggara juga menghasilkan produk peternakan. Jenis ternak yang dikembangkan terdiri dari ternak besar yaitu sapi, kerbau, kuda, ternak kecil yaitu kambing, domba, babi dan jenis unggas yaitu ayam kampung, ayam ras dan itik manila. Secara umum populasi ternak besar mengalami peningkatan sebesar 2,33 persen. (BPS, 2020).

31

32

(41)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Perkembangan Fluktuasi Harga Daging Ayam Broiler

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fluktuasi merupakan gejala yang menunjukkan keadaan naik-turunnya harga, perubahan harga tersebut dikarenakan pengaruh permintaan dan penawaran, fluktuasi harga daging ayam sangat mudah diketahui jika dilihat dalam bentuk grafik.

1. Fluktuasi Harga Daging Ayam Broiler Pasar Tradisional

Fluktuasi harga daging ayam broiler dari bulan Januari tahun 2017 sampai bulan Desember tahun 2021 pada pasar tradisional di Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar 2 yaitu:

Sumber: Data sekunder setelah diolah, 2021

Gambar 2. Grafik Fluktuasi Harga Ayam Broiler Pada Pasar Tradisional Sulawesi Tenggara

Dari gambar 2 diatas diketahui bahwa fluktuasi harga daging ayam broiler pada pasar tradisional tahun 2017 bulan Januari harga daging ayam sebesar Rp 27.600 per kilogram, Februari harga naik sebesar Rp 28.670 per kilogram, Maret harga menurun sebesar Rp 27.200 per kilogram, April harga menurun sebesar Rp 26.300 per kilogram, Mei harga naik sebesar Rp 28.200 per kilogram, Juni harga naik sebesar Rp 31.250 per kilogram, Juli harga naik sebesar Rp 32.500 per kilogram, Agustus harga menurun sebesar Rp 29.600 per kilogram, September harga naik sebesar Rp 30.600 per kilogram, Oktober harga menurun sebesar Rp 28.200 per kilogram, November harga naik

33

(42)

sebesar Rp 28.500 per kilogram, Desember harga naik sebesar Rp 29.350 per kilogram.

Naik turun harga daging ayam terjadi karena stok berkurang, pakan ternak ikut mengalami penurunan sehingga harga ayam melonjak naik sehingga pedagang menaikan harga, termasuk ditingkat agen.

Tahun 2018 bulan Januari harga daging ayam broiler sebesar Rp 29.800 per kilogram, Februari harga menurun sebesar Rp 29.750 per kilogram, Maret harga menurun sebesar Rp 28.400 per kilogram, April harga menurun sebesar Rp 27.800 per kilogram, Mei harga naik sebesar Rp 29.250 per kilogram, Juni harga naik sebesar Rp 32.500 per kilogram, Juli harga menurun sebesar Rp 31.650 per kilogram, Agustus harga naik sebesar Rp 32.550 per kilogram, September harga menurun sebesar Rp 29.750 per kilogram, Oktober harga menurun sebesar Rp 28.950 per kilogram, November harga naik sebesar Rp 29.450 per kilogram, Desember harga naik sebesar Rp 31.000 per kilogram.

Naik turun harga daging ayam terjadi karena stok berkurang, pakan ternak ikut mengalami penurunan sehingga harga ayam melonjak naik sehingga pedagang menaikan harga, termasuk ditingkat agen.

Tahun 2019 bulan Januari harga daging ayam broiler sebesar Rp 30.900 per kilogram, Februari harga menurun sebesar Rp 29.450 per kilogram, Maret harga menurun sebesar Rp 29.300 per kilogram, April harga menurun sebesar Rp 30.100 per kilogram, Mei harga naik sebesar Rp 33.650 per kilogram, Juni harga naik sebesar Rp 35.050 per kilogram, Juli harga menurun sebesar Rp 33.850 per kilogram, Agustus harga turun sebesar Rp 32.450 per kilogram, September harga naik sebesar Rp 32.550 per kilogram, Oktober harga menurun sebesar Rp 31.100 per kilogram, November harga naik sebesar Rp 31.250 per kilogram, Desember harga naik sebesar Rp 31.300 per kilogram. Naik turun harga daging ayam terjadi karena stok berkurang, pakan ternak ikut mengalami penurunan sehingga harga ayam melonjak naik sehingga pedagang menaikan harga, termasuk ditingkat agen.

34

(43)

Tahun 2020 bulan Januari harga daging ayam broiler sebesar Rp 31.900 per kilogram, Februari harga menurun sebesar Rp 31.700 per kilogram, Maret harga naik sebesar Rp 32.450 per kilogram, April harga menurun sebesar Rp 32.400 per kilogram, Mei harga menurun sebesar Rp 30.950 per kilogram, Juni harga naik sebesar Rp 33.100 per kilogram, Juli harga naik sebesar Rp 36.350 per kilogram, Agustus harga naik sebesar Rp 36.700 per kilogram, September harga turun sebesar Rp 36.250 per kilogram, Oktober harga stabil sebesar Rp 36.250 per kilogram, November harga naik sebesar Rp 36.250 per kilogram, Desember harga menurun sebesar Rp 36.050 per kilogram. Naik turun harga daging ayam terjadi karena stok berkurang, pakan ternak ikut mengalami penurunan sehingga harga ayam melonjak naik sehingga pedagang menaikan harga, termasuk ditingkat agen.

Tahun 2021 bulan Januari harga daging ayam broiler sebesar Rp 36.150 per kilogram, Februari harga menurun sebesar Rp 32.500 per kilogram, Maret harga menurun sebesar Rp 31.300 per kilogram, April harga naik sebesar Rp 34.300 per kilogram, Mei harga naik sebesar Rp 37.900 per kilogram, Juni harga menurun sebesar Rp 36.950 per kilogram, Juli harga naik sebesar Rp 37.350 per kilogram, Agustus harga menurun sebesar Rp 35.750 per kilogram, September harga turun sebesar Rp 34.200 per kilogram, Oktober harga menurun sebesar Rp 34.100 per kilogram, November harga naik sebesar Rp 34.450 per kilogram, Desember harga naik sebesar Rp 34.750 per kilogram. Naik turun harga daging ayam terjadi karena stok berkurang, pakan ternak ikut mengalami penurunan sehingga harga ayam melonjak naik sehingga pedagang menaikan harga, termasuk ditingkat agen.

2. Fluktuasi Harga Daging Ayam Broiler Pada Pasar Moderen

35

(44)

Fluktuasi harga daging ayam broiler dari bulan Januari tahun 2017 sampai bulan Desember tahun 2021 pada pasar moderen di Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini:

Sumber: Data sekunder setelah diolah, 2021

Gambar 3. Grafik Fluktuasi Harga Daging Ayam Broiler Pada Pasar Modern Sulawesi Tenggara

Dari gambar 3 diatas diketahui bahwa fluktuasi harga daging ayam broiler pada

pasar modern tahun 2017 bulan Januari harga daging ayam broiler sebesar Rp 31.200 per kilogram, Februari harga naik sebesar Rp 32.300 per kilogram, Maret harga

naik sebesar Rp 33.500 per kilogram, April harga menurun sebesar Rp 23.320 per kilogram, Mei harga naik sebesar Rp 21.200 per kilogram, Juni harga menurun sebesar Rp 22.250 per kilogram, Juli harga naik sebesar Rp 33.400 per kilogram, Agustus harga naik sebesar Rp 36.900 per kilogram, September harga stabil sebesar Rp 36.900 per kilogram, Oktober harga menurun sebesar Rp 33.900 per kilogram, November harga stabil sebesar Rp 33.900 per kilogram, Desember harga stabil sebesar Rp 33.900 per kilogram. Hal penyebab daging ayam mengalami kenaikan harga pasar modern, tingginya harga input produksi seperti DOC broiler yang di atas harga acuan dan harga pakan ternak seiring dengan kenaikan harga jagung dan keledai dunia.

Tahun 2018 bulan Januari harga daging ayam broiler sebesar Rp 34.900 per kilogram, Februari harga naik sebesar Rp 35.900 per kilogram, Maret harga menurun sebesar Rp 33.950 per kilogram, April harga naik sebesar Rp 35.450 per kilogram, Mei harga menurun sebesar Rp 33.950 per kilogram, Juni harga menurun sebesar Rp 32.950 per

36

(45)

kilogram, Juli harga naik sebesar Rp 38.500 per kilogram, Agustus harga naik sebesar Rp 44.000 per kilogram, September harga naik sebesar Rp 44.450 per kilogram, Oktober harga naik sebesar Rp 46.450 per kilogram, November harga naik sebesar Rp 42.000 per kilogram, Desember harga stabil sebesar Rp 42.000 per kilogram.

Hal penyebab daging ayam mengalami kenaikan harga pasar modern, tingginya harga input produksi seperti DOC broiler yang di atas harga acuan dan harga pakan ternak seiring dengan kenaikan harga jagung dan keledai dunia.

Tahun 2019 bulan Januari harga daging ayam broiler sebesar Rp 44.950 per kilogram, Februari harga stabil sebesar Rp 44.950 per kilogram, Maret harga menurun sebesar Rp 42500 per kilogram, April harga stabil sebesar Rp 42.500 per kilogram, Mei harga naik sebesar Rp 42.000 per kilogram, Juni harga naik sebesar Rp 42.450 per kilogram, Juli harga stabil sebesar Rp 42.450 per kilogram, Agustus harga stabil sebesar Rp 42.450 per kilogram, September harga stabil sebesar Rp 42.450 per kilogram, Oktober harga stabil sebesar Rp 42.450 per kilogram, November harga menurun sebesar Rp 42.000 per kilogram, Desember harga naik stabil sebesar Rp 42.450 per kilogram. Hal penyebab daging ayam mengalami kenaikan harga pasar modern, tingginya harga input produksi seperti DOC broiler yang di atas harga acuan dan harga pakan ternak seiring dengan kenaikan harga jagung dan kedelai dunia.

Tahun 2020 bulan Januari harga daging ayam broiler sebesar Rp 42.450 per kilogram, Februari harga stabil sebesar Rp 42.450 per kilogram, Maret harga stabil sebesar Rp 42.450 per kilogram, April harga stabil sebesar Rp 42.450 per kilogram, Mei harga naik sebesar Rp 42.950 per kilogram, Juni harga stabil sebesar Rp 42.950 per kilogram, Juli harga naik sebesar Rp 44.000 per kilogram, Agustus harga naik sebesar Rp 45.700 per kilogram, September harga turun sebesar Rp 42.950 per kilogram, Oktober harga stabil sebesar Rp 42.950 per kilogram, November harga stabil sebesar Rp 42.950 per kilogram, Desember harga stabil sebesar Rp 42.950 per kilogram. Hal penyebab daging ayam mengalami kenaikan harga pasar modern, tingginya harga input produksi seperti DOC

38

(46)

broiler yang di atas harga acuan dan harga pakan ternak seiring dengan kenaikan harga jagung dan keledai dunia.

Tahun 2021 bulan Januari harga daging ayam broiler sebesar Rp 41.950 per kilogram, Februari harga stabil sebesar Rp 41.950 per kilogram, Maret harga naik sebesar Rp 43.950 per kilogram, April harga stabil sebesar Rp 34.300 per kilogram, Mei harga harga stabil sebesar Rp 34.300 per kilogram, Juni harga menurun sebesar Rp 42.950 per kilogram, Juli harga stabil sebesar Rp 42.950 per kilogram, Agustus harga naik sebesar Rp 44.950 per kilogram, September harga naik sebesar Rp 45.450 per kilogram, Oktober harga stabil sebesar Rp 45.450 per kilogram, November stabil sebesar Rp 45.450 per kilogram, Desember stabil sebesar Rp 45.450 per kilogram. Hal penyebab daging ayam signifikan mengalami kenaikan harga pasar modern, tingginya harga input produksi seperti DOC broiler yang di atas harga acuan dan harga pakan ternak seiring dengan kenaikan harga jagung dan kedelai dunia. Kondisi ini dinilai memberatkan peternak rakyat karena harga input produksi seperti DOC dan pakan jagung mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Apriyadi, R., & Hutajulu, D. M. (2020).

Hasil penelitian mengatakan harga komoditas ternak pada pasar tradisional dan dari pusat informasi harga pangan strategis di Provinsi D.I. Yogyakarta, hasil penelitian harga daging ayam dan telur ayam berfluktatif dan cenderung mengalami peningkatan. Guncangan harga komoditas daging sapi, daging ayam serta telur ayam tidak terlalu berdampak pada laju inflasi. Komoditas pangan hewani asal ternak yang paling dominan dalam menjelaskan keragaman inflasi yaitu daging ayam dan telur ayam.

5.2. Perkembangan Trend Harga Daging Ayam Broiler

Perkembangan tren naik (uptrend) dapat dikenali dari titik harga tertinggi dan harga terendah yang terus meninggi (higher highs, higher lows). Sebaliknya, tren menurun teridentifikasi jika harga tertinggi dan harga terendahnya terus menurun (lower highs dan lower lows). Trend Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, tren juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi.

39

(47)

1. Trend Harga Daging Ayam Broiler Pasar Tradisional

Trend harga daging ayam broiler pada pasar tradisional Sulawesi Tenggara dari bulan Januari tahun 2017 sampai bulan Desember tahun 2021 dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini:

Sumber: Data Sekunder Setelah Diolah, 2021

Dari gambar 4 menunjukkan bahwa trend harga daging ayam broiler pada pasar tradisional Sulawesi Tenggara dari bulan Januari tahun 2017 sampai bulan Desember tahun 2021 menunjukkan garis trend linier y = 137.03x + 27834x atau R² = 0.6608.

Maka diketahui bahwa pada gambar 4 trend harga daging ayam broiler pada pasar tradisional di Sulawesi Tenggara dari bulan Januari tahun 2017 sampai Bulan Desember tahun 2021 menunjukkan rata-rata setiap bulannya mengalami kenaikan sebesar Rp 13.02 dengan koefisien determinan sebesar R² = 0.6608 yang artinya hubungan antara variabel x dan y sebesar 66,08%. Hal ini sesuai dengan pendapat Apriyadi, R., & Hutajulu, D. M.

(2020). Mengatakan harga komoditas ternak pada pasar tradisional dan dari pusat informasi harga pangan strategis di Provinsi D.I. Yogyakarta harga daging sapi, harga daging ayam, dan harga telur ayam di pasar tradisional periode 2017 – 2019 hasil penelitian mengatakan harga daging ayam dan telur ayam berfluktatif dan cenderung mengalami peningkatan.

Guncangan harga komoditas daging sapi, daging ayam serta telur ayam tidak terlalu 40

(48)

berdampak pada laju inflasi. Komoditas pangan hewani asal ternak yang paling dominan dalam menjelaskan keragaman inflasi yaitu daging ayam dan telur ayam.

2. Trend Harga Daging Ayam Broiler Pasar Modern

Trend harga daging ayam broiler pada pasar modern di Sulawesi Tenggara dari bulan Januari tahun 2017 sampai bulan Desember tahun 2021 dapat dilihat pada gambar 5 berikut ini:

Sumber: Data Sekunder Setelah Diolah, 2021

Dari gambar 5 menunjukkan bahwa trend harga daging ayam broiler pada pasar modern di Sulawesi Tenggara dari bulan Januari tahun 2017 sampai bulan Desember tahun 2021 menunjukkan garis trend linier y = 256.82x + 32090 atau R² = 0.5894.

Maka diketahui bahwa pada gambar 5 trend harga daging ayam broiler pada pasar modern di Sulawesi Tenggara dari bulan Januari tahun 2017 sampai Bulan Desember tahun 2021 menunjukkan rata-rata setiap bulannya mengalami kenaikan sebesar Rp 26,82 dengan koefisien determinan sebesar R² = 0.5894 yang artinya hubungan antara variabel x dan y sebesar 58,94%. Hal ini sesuai dengan pendapat Adzanian, D. F. D., Kentjonowaty, I., &

41

Gambar

Tabel 1. Perkembangan Populasi dan Produksi Daging Ayam Pedaging
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Tabel  2.  Jumlah  Kecamatan  Menurut  Kabupaten/Kota  di  Provinsi  Sulawesi  Tenggara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian m enunjukkan bahwa harga rata -rata daging ayam secara nyata dipengaruh i oleh harga rata-rata ayam broiler hidup, harga rata-rata pakan finisher, harga

Hal in i dapat disimpulkan bahwa uji h ipotesis statistik pada penelitian tentang harga daging ayam broile r, harga daging ayam buras, pendapatan konsumen dan

Berdasarkan uji F (secara serempak) yang dilakukan diperoleh nilai Fhitung 29,255 dengan signifikansi 0,001 < 0,05, artinya bahwa secara serempak harga daging ayam

Tanda koefisien yang positif untuk harga telur ayam broiler (X 3 ) memberikan arti bahwa pengaruh antara harga telur ayam broiler dengan permintaan daging ayam

Hal ini menunjukkan bahwa daging broiler dapat menjadi substitusi bagi ayam kampung, karena harga ayam kampung di Kabupaten Aceh Timur mencapai 2 kali lipat dari

Mengingat besarnya kontaminasi bakteri pada bahan makanan khususnya daging ayam broiler, maka perlu dilakukan penelitian tentang kontaminasi bakteri pada karkas ayam

Mengingat besarnya kontaminasi bakteri pada bahan makanan khususnya daging ayam broiler, maka perlu dilakukan penelitian tentang kontaminasi bakteri pada karkas ayam

Pola harga input dan output ayam broiler di Indonesia tahun 2018 Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa harga DOC/ekor selalu mengalami kenaikan dari bulan Januari hingga April 2018