Vol. 04, No. 03, April 2016
t i k e t k e r e t a t o k o b a g u s b e r i t a b o l a t e r k i n i a n t o n n b A n e k a K r e a s i R e s e p M a s a k a n I n d o n e s i a r e s e p m a s a k a n m e n g h i l a n g k a n j e r a w a t v i l l a d i p u n c a k r e c e p t e n b e r i t a h a r i a n g a m e o n l i n e h p d i j u a l w i n d o w s g a d g e t j u a l c o n s o l e v o u c h e r o n l i n e g o s i p t e r b a r u b e r i t a t e r b a r u w i n d o w s g a d g e t t o k o g a m e c e r i t a h o r o r
Table of Contents
Articles
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN TERKAIT IKLAN YANG MENYESATKAN DITINJAU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN KODE ETIK PERIKLANAN INDONESIA
I Gusti Ayu Indra Dewi Dyah Pradnya Para, Desak Putu Dewi Kasih
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP ASURANSI PEKERJA YANG MENDERITA SAKIT KARENA ADANYA KESENGAJAAN
Gede Wisnu Yoga Mandala, I Wayan Suarbha
PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA KSU.TUMBUH KEMBANG, PEMOGAN, DENPASAR SELATAN
Gde Dianta Yudi Pratama, I Ketut Westra, Ni Putu Purwanti
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DENGAN ADANYA PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM) PEWARNA
Ni Made Sri Uttami Dharmaningsih, Ni Putu Purwanti
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA DISABILITAS TERHADAP HAK MEMPEROLEH PEKERJAAN
Yuni Ratnasari, Made Suksma Prijandhini Devi Salain
KEDUDUKAN HUKUM DIREKSI TERHADAP PENGELOLAAN PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM BERSTATUS BADAN HUKUM
Sang Made Satya Dita Permana, I Wayan Wiryawan, I Ketut Westra
PERJANJIAN GADAI YANG DIJAMIN DENGAN BARANG YANG BERASAL DARI HASIL KEJAHATAN : STUDI PADA PT.
PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SESETAN
Aditya Surya Bratha, Ngakan Ketut Dunia, A.A. Ketut Sukranatha
LARANGAN PENGGUNAAN TENAGA PROFESIONAL KESEHATAN SEBAGAI MODEL IKLAN
Ni Putu Janitri, Made Suksma Prijandhini Devi Salain
KEABSAHAN ELECTRONIC MONEY DI INDONESIA PDF
Ruth Juliana Sihombing, Nyoman Mas Ariyani
TANGGUNG JAWAB PT. GARUDA TERHADAP PENUMPANG ATAS TERTUNDANYA PENERBANGAN (DELAY) BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT ANGKUTAN UDARA
Bobby Ferdinal Purwanto, Ngakan Ketut Dunia, Ni Putu Purwanti
PENGATURAN PROSPEKTUS PENAWARAN WARALABA DALAM PERJANJIAN WARALABA
Calvin Smith Houtsman Sitinjak, Desak Putu Dewi Kasih, I Made Udiana
PERALIHAN HAK MILIK ATAS SAHAM DALAM TRANSAKSI EFEK MELALUI SCRIPLESS TRADING DI PASAR MODAL
Anak Agung Sintya Iswari, I Made Sarjana
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DARI PELAKU USAHA YANG TUTUP TERKAIT DENGAN PEMBERIAN LAYANAN PURNA JUAL/GARANSI
I Dewa Gde Agung Oka Pradnyadana, Putu Gede Arya Sumerthayasa
AKIBAT HUKUM DARI WANPRESTASINYA DEVELOPER DALAM PERJANJIAN KERJASAMA DALAM BIDANG PEMBANGUNAN, PENGEMBANGAN, PEMASARAN DAN PENJUALAN TOWN HOUSE YANG BERTEMPAT DI KABUPATEN BADUNG
I Putu Donny Laksmana Putra, I Nyoman Darmadha, I Nyoman Bagiastra
ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DI INDONESIA TERKAIT CACAT TERSEMBUNYI PADA PRODUK MINUMAN BOTOL
A. A. Sagung Istri Ristanti, I Gede Putra Ariana
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN PENGGUNA JASA PARKIR DITINJAU DARI PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAN PERPARKIRAN DI KOTA DENPASAR
I Komang Cri Khrisna, I Ketut Markeling, I Made Dedy Priyanto
PENANAMAN MODAL (INVESTASI) TERKAIT PENGEMBANGAN MASYARAKAT LOKAL DI INDONESIA
Gitarus Apriliandini, I Nyoman Wita
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA PEREMPUAN PADA MALAM HARI DI HOTEL KELAS MELATI (STUDI PADA HOTEL JAYAGIRI DENPASAR)
Feranika Anggasari Jayanti, I Made Udiana
JAMINAN SOSIAL TERHADAP PEKERJA KONTRAK PADA HOTEL BALI MANDIRA BEACH RESORT & SPA
I Gde Made Widia Sastra Nayaka, I Made Sarjana, I Made
Dedy Priyanto
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP JANGKA WAKTU
PEMBAYARAN UPAH KERJA LEMBUR BAGI PEKERJA TETAP
Wulan Yulianita, Kadek Sarna
AKIBAT HUKUM BAGI DEBITUR YANG TELAH
MENANDATANGANI PERJANJIAN STANDAR KREDIT PADA BPR TATA ANJUNG SARI DENPASAR
Zuraida Saroha Handayani, Dewa Gde Rudy, Ni Putu Purwanti
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA DALAM PEREDARAN JAJANAN ANAK (HOME INDUSTRY) YANG TIDAK TERDAFTAR DALAM DINAS KESEHATAN
Komang Rina Ayu Laksmiyanti, I Gede Putra Ariana
TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENJUALAN KOSMETIK YANG TIDAK DISERTAI DENGAN KEJELASAN LABEL PRODUK DI DENPASAR
Luh Putu Budiarti, I Gede Putra Ariana
TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENJUALAN KOSMETIK YANG TIDAK DISERTAI DENGAN KEJELASAN LABEL PRODUK DI DENPASAR
Luh Putu Budiarti, I Gede Putra Ariana
PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA
I Made Adi Dwi Pranatha, Putu Purwanti, A. A. Gede Agung Dharmakusuma
PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA
I Made Adi Dwi Pranatha, Putu Purwanti, A. A. Gede Agung Dharmakusuma
PENERAPAN PENDEKATAN RULES OF REASON DALAM
MENENTUKAN KEGIATAN PREDATORY PRICING YANG DAPAT MENGAKIBATKAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
Ni Luh Putu Diah Rumika Dewi, I Dewa Made Suartha
AKIBAT HUKUM ATAS PELANGGARAN MEREK OLEH PIHAK YANG BUKAN PEMEGANG LISENSI
Indriana Nodwita Sari, I Made Udiana
AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA
Gek Ega Prabandini, I Made Udiana
AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU PDF
I Made Aditia Warmadewa, I Made Udiana
AKIBAT HUKUM TERHADAP PEMBELI YANG MELAKUKAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR
A. A. Istri Prami Yunita, I Made Udiana
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA
Anak Agung Gede Mahendra, I Gusti Ayu Puspawati, Ida Bagus Putu Sutama
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAH HAK ATAS TANAH DENGAN ADANYA SERTIFIKAT GANDA HAK ATAS TANAH
Anissa Aulia, I Made Udiana
KEDUDUKAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERSAINGAN USAHA YANG INDEPENDEN
Dewa Ayu Reninda Suryanitya, Ni Ketut Sri Utari
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HASIL KARYA CIPTA OGOH-OGOH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TANTANG HAK CIPTA
I Wayan Agus Pebri Paradiska, Anak Agung Sri Indrawati, Ida Ayu Sukihana
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN BARANG DALAM HAL KETERLAMBATAN SAMPAINYA BARANG
A. A. A. Nadia Andina Putri, Nyoman Mas Ariyani
RISALAH LELANG SEBAGAI AKTA OTENTIK PENGGANTI AKTA JUAL BELI DALAM LELANG
Ni Kadek Ayu Ena Widiasih, I Made Sarjana
RISALAH LELANG SEBAGAI AKTA OTENTIK PENGGANTI AKTA JUAL BELI DALAM LELANG
Ni Kadek Ayu Ena Widiasih, I Made Sarjana
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL – BELI APARTEMEN MELALUI PEMESANAN
I Gusti Ayu Agung Winda Utami Dewi, I Made Dedy Priyanto, Kadek Sarna
PENGATURAN PENGALIHAN JAMINAN FIDUSIA DI INDONESIA PDF
Ni Putu Nugrahaeni, Gde Made Swardhana
PENGATURAN PENGALIHAN JAMINAN FIDUSIA DI INDONESIA PDF
Ni Putu Nugrahaeni, Gde Made Swardhana
SAHAM PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI OBJEK JAMINAN GADAI
I Gede Arya Kusuma, I Made Dedy Priyanto, I Nyoman Bagiastra
UPAYA BANK DALAM PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH
I Made Jaya Nugraha, I Made Udiana
IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PRAKTIK PERBANKAN SYARIAH PADA BANK NEGARA INDONESIA YOGYAKARTA
Ni Kadek Anindya Anggita Sary, I Ketut Suardita, I Made Dedy Priyanto
IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PRAKTIK PERBANKAN SYARIAH PADA BANK NEGARA INDONESIA YOGYAKARTA
Ni Kadek Anindya Anggita Sary, I Ketut Suardita, I Made Dedy Priyanto
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGATURAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
I Made Bayu Wiguna, I Dewa Made Suartha
ASPEK HUKUM PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN OBLIGASI NEGARA RITEL
Gusti Ayu Putu Intan Pratiwi, Nyoman Mas Ariyani
EKSEKUSI KREDIT MACET TERHADAP HAK TANGGUNGAN PDF
I Dewa Ayu Sri Arthayani, I Gusti Agung Ayu Dike Widhiaastuti
KEGIATAN USAHA FOTOKOPI DALAM KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA
Finna Wulandari, I Made Udiana
KEDUDUKAN KREDITUR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI
Mitia Intansari, I Made Walesa Putra
KEBERADAAN RAHASIA DAGANG BERKAITAN DENGAN PERLIDUNGAN KONSUMEN
I Gede Komang Wisma Vebriana, Ni Ketut Sri Utari
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL SEBAGAI JAMINAN FIDUSIA PDF
Ida Bagus Anindya Jaya Keniten, I Wayan Wiryawan, I Nyoman Bagiastra
KETIDAKSESUAIAN PENCANTUMAN UKURAN YANG TERDAPAT PADA KEMASAN DENGAN PRODUK ASLINYA (STUDI PADA MINI MART DI SESETAN DENPASAR)
Komang Prayuda Devi Kurniawati, I Gede Putra Ariana
PELAKSANAAN TUGAS TIM LIKUIDASI DALAM HAL MASA KERJA TIM LIKUIDASI LAMPAU WAKTU
Rizka Rahmawati, Putu Gede Arya Sumerthayasa
PENGATURAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN HAK CIPTA BERBASIS ONLINE
Ni Made Asri Mas Lestari, I Made Dedy Priyanto, Ni
Nyoman Sukerti
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA TRANSPORTASI ONLINE UBER DAN GRAB DI INDONESIA
Putu Bagus Raditya Permana Putra, I Gede Putra Ariana
HAK ANAK TIRI TERHADAP WARIS DAN HIBAH ORANG TUA DITINJAU DARI HUKUM WARIS ISLAM
Putu Ari Sara Deviyanti, Made Suksma Prijandhini Devi Salain
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DENGAN ADANYA PENGGUNAAN
BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM) PEWARNA
Oleh :
Ni Made Sri Uttami Dharmaningsih Ni Putu Purwanti
Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana
Abstract :
This scientific work is titled Consumer Legal Protection Against the Use of Food Additives existence (BTM) Dyes that are at issue to be discussed in this paper. The background of this scientific work is the development of industrial goods and services, businesses will be looking for the highest profit in accordance with economic principles. This scientific work is aimed at understanding the legal protection and legal sanctions against the relevant consumer use of food additives. This scientific uses the normative method by analyzing the problems with the Act and related literature. The conclusion of the writing of this scientific work is consumer protection laws and manufacturers who commit fraud against the use of food additives may be subject to administrative sanctions such as fines; temporary cessation of activities; production and / or distribution; Food withdrawal from circulation by the manufacturer; compensation; and / or; license revocation.
Keywords : Legal Protection, Consumer, Supplementary Material, Food.
Abstrak :
Karya ilmiah ini berjudul Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dengan Adanya Penggunaan Bahan Tambahan Makanan (BTM) Pewarna yang menjadi pokok permasalahan yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini. Latar belakang karya ilmiah ini adalah dengan perkembangan industri barang dan jasa, para pelaku usaha akan mencari keuntungan yang setinggi-tingginya sesuai dengan prinsip ekonomi. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memahami perlindungan hukum dan sanksi hukum terhadap konsumen terkait penggunaan bahan tambahan makanan. Karya ilmiah ini menggunakan metode normatif dengan menganalisis permasalahan dengan Undang-Undang dan literatur yang terkait. Kesimpulan dari penulisan karya ilmiah ini adalah konsumen mendapat perlindungan hukum dan produsen yang melakukan kecurangan terhadap penggunaan bahan tambahan makanan dapat dikenakan sanksi administratif berupa denda; penghentian sementara dari kegiatan; produksi;
dan/atau peredaran; penarikan Pangan dari peredaran oleh produsen; ganti rugi; dan/atau;
pencabutan izin.
Kata kunci : Perlindungan Hukum, Konsumen, Bahan Tambahan, Makanan.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Hubungan produsen-konsumen merupakan hubungan yang bersifat ketergantungan, artinya produsen tidak dapat berdiri sendiri memproduk barang tanpa memikirkan bagaimana
pemasarannya (bersifat apriori). Karena itu, diperlukan keseimbangan hubungan antara produsen-konsumen. Prinsip kemitraan antara produsen dan konsumen, mutlak saling membutuhkan dan sebagai konsekuensinya kemudian masing-masing mempunyai hak dan kewajiban. Dengan istilah yang lebih sederhana lahirlah tanggung jawab produsen atau produk yang dipasarkan dan produsen bertanggung gugat terhadap produk yang dipasarkan.
Tanggung jawab produk berasal dari bahasa Belanda “produkten aansprakelijkheid”.1 Pada prinsipnya menyangkut produk yang dihasilkan produsen, yang kemudian produk tersebut sampai di tangan konsumen. Konsumen sebagai pemakai akhir dari sebuah produk, tidak tahu menahu proses pembuatan produk, sehingga secara riil posisi konsumen seolah- olah hanya menerima dan tidak tahu bagaimana barang-barang yang diproduksi. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan umum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK), dijelaskan bahwa konsumen tidak dapat melakukan klarifikasi terhadap proses produksi barang tersebut, padahal seandainya terjadi sesuatu akibat negatif yang terkait dengan produk tertentu, konsumenlah yang pertama kali menerima resikonya.
Penggunaan BTM pewarna yang menyalahi ketentuan dapat membahayakan kesehatan konsumen, seperti halnya penggunaan zat pewarna yang dilarang atau melebihi takaran. Bila diambil contoh misalnya banyak jajanan anak-anak yang mengandung bahan-bahan berbahaya seperti zat pewarna yang dilarang seperti rodamin, kuning metanil. Banyak produsen makanan memakai bahan pewarna tersebut secara berlebihan untuk menambah rasa atau warna agar lebih menairik. Penggunaan bahan pewarna ini secara sembarangan dapat menimbulkan masalah kesehatan konsumen yang cukup serius. Pemakaian bahan kimia ini sangat berbahaya bagi kesehatan dan apabila dikonsumsi dalam jangka waktu lama atau berlebihan jumlahnya sehingga bisa memicu timbulnya berbagai macam penyakit, termasuk penyakit kanker. Sedangkan secara jangka pendek, penggunaan zat-zat tersebut akan menimbulkan efek mual dan sakit kepala.2
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memahami perlindungan hukum terhadap konsumen dengan adanya ketentuan penggunaan bahan tambahan makanan (BTM) pewarna.
1 M. Ali Mansyur, 2007, Penegakan Hukum tentang Tanggung Gugat Produsen Dalam Pewujudan Perlindungan Konsumen. Centra Press, Yogyakarta, hal. 27.
2Billy N, Aspek Hukum Bahan Tambahan Makanan pada Jajanan Anak Hukum Kesehatan, hhtp://blog di wordpress.com, diakses tanggal 18 Januari 2016, Pukul : 17.30.
II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian
Penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode normatif dengan menganalisis Undang- Undang dan literatur. Jenis pendekatan yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah Statue Approach yaitu pendekatan berdasarkan pada ketentuan hukum positif yang berlaku di Indonesia yang terkait dengan isu hukum yang terjadi.3 Analisis terhadap bahan-bahan hukum yang telah diperoleh dilakukan dengan cara kualitatif dan analisis deskripsi.
2.2 Hasil dan Pembahasan
Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dengan Adanya Ketentuan Penggunaan Bahan Tambahan Makanan (BTM) Pewarna
Secara sederhana definisi bahan tambahan makanan adalah bahan yang tidak lazim dikonsumsi sebagai makanan atau tidak dipakai sebagai campuran khusus makanan, mungkin bergizi mungkin juga tidak.4 Terhadap adanya produk-produk makanan yang mengandung BTM pewarna berbahaya itu dan kemudian dikonsumsi oleh konsumen, maka jelas konsumen akan dirugikan karenanya. Untuk itu, konsumen perlu dan penting untuk dilindungi. Kewajiban untuk melindungi konsumen sebenarnya tidak timbul begitu saja, melainkan timbul karena konsumen memiliki beberapa hak yang harus dihormati oleh produsen dengan memberikan produk yang aman untuk dipakai dan dipergunakan.
Salah satu hak yang dimiliki konsumen sebagaimana diatur dalam pasal 4 huruf a UUPK adalah hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa. Penggunaan BTM pewarna yang tidak tepat dapat mempengaruhi kesehatan konsumen, karena konsumen mengkonsumsi produk yang tidak aman. UUPK, memberikan perlindungan hukum kepada konsumen dalam bentuk pemberian hak bagi konsumen yang dirugikan untuk mendapatkan ganti rugi seperti diatur dalam pasal 4 huruf h UUPK yang berbunyi : “Hak konsumen adalah hak untuk mendapatkan konpensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya”.
Sesuai dengan Hukum Positif yang berlaku UUPK, konsumen yang dirugikan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa, dapat menggugat pihak yang menimbulkan kerugian
3Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Cet. VI, Kencana Prenada Media Group,Jakarta, hal.
93.
4Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), 1992, Sebaiknya Anda Tahu Bahan Makanan, Yayasan, Jakarta, hal. 18.
itu.5 Dengan adanya ketentuan ganti rugi dari konsumen yang dirugikan, maka pihak produsen wajib untuk bertanggung jawab memberikan ganti rugi sebagaimana yang diatur dalam pasal 19 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4) dan ayat (5) UUPK menetapkan sejumlah tanggung jawab mutlak atas kerugian yang diderita konsumen yaitu : Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yag dihasilkan atau diperdagangkan.
Berdasarkan ketentuan pasal 19 UUPK dapat disimpulkan jika konsumen menderita kerugian berupa terjadinya kerusakan, pencemaran, atau kerugian financial dan kesehatan karena mengkonsumsi produk yang diperdagangkan, produsen sebagai pelaku usaha wajib memberi penggantian kerugian. Penggantian kerugian itu dilakukan dalam waktu paling lama tujuh hari tanggal transaksi (pasal 19 ayat 3).
Perlindungan hukum terhadap kerugian yang diderita konsumen, baik berupa gangguan kesehatan atau kematian yang disebabkan oleh mengkonsumsi produk pangan yang beracun atau berbahaya diatur dalam pasal 75 ayat (1), huruf (a), huruf (b) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (UU Pangan) menegaskan bahwa : “Setiap Orang yang melakukan Produksi Pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan tambahan Pangan yang melampaui ambang batas maksimal yang ditetapkan; dan/atau bahan yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan Pangan”
Dengan adanya pasal 75 UU Pangan ini telah memberikan kepastian hukum bagi konsumen terkait perlindungan terhadap BTM pewarna yang dengan sengaja diproduksi oleh pelaku usaha untuk melakukan perbuatan yang melawan hukum.
Selain dalam pasal 75 UU Pangan, perlindungan hukum terhadap konsumen (dalam hal ini menyangkut BTM pewarna) juga terdapat dalam pasal 90 ayat (2) huruf (a) UU Pangan yang menyatakan : “setiap orang dilarang mengedarkan pangan yang mengandung bahan beracun, berbahaya, atau yang dapat merugikan atau membahayakan kesehatan atau jiwa manusia”. Pelindungan hukum disegi kesehatan dapat diperoleh dari konsumen dalam pasal 111 dan pasal 112 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dimana pemerintah berwenang dan bertanggung jawab mengatur dan mengawasi produksi, pengolahan, pendistribusian makanan dan minuman.
Untuk menentukan besarnya jumlah ganti kerugian, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) memberikan pedoman besarnya ganti rugi itu ditentukan sendiri oleh undang-undang, misalnya yang diatur pada Pasal 1250 KUHPerdata, yang menyebutkan
5 Yusuf Shofie, 2009, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-Instrumen Hukumnya, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 296.
bahwa dalam tiap-tiap perikatan yang semata-mata berhubungan dengan pembayaran sejumlah uang, penggantian biaya, rugi da bunga sekedar disebabkan terlambatnya pelaksanaan, hanya terdiri atas biaya yang ditentukan oleh undang-undang dengan mengurangi peraturan undang-undang khusus.
Dalam kaitan UUPK tidak menentukan batas kerugian yang dapat dihukumkan kepada pelaku usaha sehubungan dengan gugatan ganti kerugian dalam sengketa konsumen. Akan tetapi, dalam pasal 60 ayat (2) UUPK disebutkan bahwa sanksi administratif berupa penetapan ganti kerugian yang ditetapkan oleh BPSK paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).6 Pemerintah dalam melakukan pengawasan terhadap produk makanan yang berbedar diberi wewenang untuk mengambil tindakan administratif sesuai yang tercantum dalam pasal 94 ayat (2) UU Pangan berupa denda; penghentian sementara dari kegiatan, produksi, dan/atau peredaran; penarikan Pangan dari peredaran oleh produsen; ganti rugi;
dan/atau; pencabutan izin.
III. SIMPULAN
Perlindungan hukum terhadap konsumen dengan penggunaan BTM pewarna yang tidak tepat diatur dalam ketentuan pasal 4, pasal 19 UUPK, pasal 75, pasal 90 ayat (2) huruf (a) UU Pangan, dan pasal 111, pasal 112 UU Kesehatan. Sanksi Hukum yang mengatur mengenai perlindungan hukum terhadap konsumen terkait dengan adanya produk yang tidak aman sehingga membahayakan kesehatan konsumen, produsen dapat dikenakan sanksi administratif yang diatur dalam pasal 1250 KUHPerdata, pasal 60 ayat (2) UUPK yang ditetapkan oleh BPSK, pasal 94 ayat (2) UU Pangan.
DAFTAR PUSTAKA Buku:
Janus Sidabalok, 2010, Hukum Perllindungan Konsumen di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
M. Ali Mansyur, 2007, Penegakan Hukum tentang Tanggung Gugat Produsen dalam Perwujudan Perlindungan Konsumen. Centra Press, Yogyakarta.
Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Cet. VI, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
6 Janus Sidabalok, 2010, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 160-161.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, 1992, Sebaiknya Anda Tahu Bahan Tambahan Makanan, Yayasan, Jakarta.
Yusuf Sofie, 2009, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-Instrumen Hukumnya, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Peraturan Peundang-Undangan:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Undang-Undang Republik Inndoesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
Burgerlijk Wetboek (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata), Soesilo, 2008, Rhedbook Publisher, Jakarta.
Internet:
Billy N, Aspek Hukum Bahan Tambahan Makanan pada Jajanan Anak Hukum Kesehatan, hhtp://blog di wordpress.com, diakses tanggal 18 Januari 2016, Pukul : 17.30.