Mentari Utami Putriandara Kartiwa, 2015
PENERAPAN TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN POLA KALIMAT BAHASA JEPANG DASAR PADA SISWA KELAS 1 SMAN 5 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Bahasa merupakan sesuatu yang diciptakan dan dipakai oleh manusia dalam
berkomunikasi, sehingga bahasa itu menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap bangsa di dunia mempunyai bahasanya
masing-masing. Bangsa Indonesia memiliki bahasa negara disebut bahasa Indonesia
begitu pula bahasa Jepang yang memiliki bahasa negaranya sendiri yang dikenal
dengan sebutan bahasa Jepang.
Saat ini bahasa Jepang merupakan bahasa asing yang nampaknya sudah menjadi
salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan diterapkannya mata
pelajaran bahasa Jepang di sebagian besar Sekolah Menengah Atas maupun
Kejuruan. Dengan semakin banyaknya pembelajar Bahasa Jepang, maka
pembelajaran Bahasa Jepang sedini mungkin semakin dibutuhkan. Mengingat
penguasaan pola kalimat bahasa Jepang merupakan salah satu modal awal untuk
meningkatkan kompetensi diri, maka pembelajaran pola kalimat harus dimulai sejak
awal pembelajaran. Sehingga dapat memberikan bekal kepada siswa secara
berkelanjutan.
Sudah menjadi sebuah fenomena dalam setiap pembelajaran bahasa asing bahwa
kesulitan yang paling mendominasi bagi pembelajar adalah aturan kebahasaan yang
dipelajarinya sangat berbeda dengan aturan kebahasaan yang terlebih dahulu
dipelajarinya dalam bahasa ibu pembelajar. Faktor utama yang berkaitan dengan
pembelajaran bahasa asing adalah bahasa pembelajar atau bahasa ibu. Perbedaan
aturan kebahasaan yang terdapat diantara bahasa pembelajar dengan bahasa asing
yang sedang dipelajarinya terkadang menjadi kesulitan tersendiri dalam
mengaplikasikan penggunaan bahasa asing tersebut. Bagi pembelajar awal bahasa
Jepang, penguasaan tata bahasa Jepang menjadi kompas dalam pembelajaran bahasa
Jepang. Maka, dalam setiap pembelajaran bahasa Jepang pengajar harus bisa
aspek pengajaran yang lain. Dalam pembelajaran bahasa, baik lisan maupun tulisan,
diperlukan kemampuan yang kompleks, seperti penguasaan kosakata, penguasaan
pola kalimat, penempatan partikel yang tepat, perubahan verba sesuai waktu; untuk
bisa memahami arti dan makna dari suatu kalimat atau wacana tersebut. Jika mereka
dapat menguasai kaidah dasar ini, diharapkan mereka dapat menggunakan bahasa
Jepang dengan baik dan benar. Sehingga, pada pengaplikasiannya siswa bisa
memiliki aspek keterampilan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.
Dalam bahasa Jepang, pola kalimat disebut dengan bunkei. Menurut Iwabuchi
dalam buku Sudjianto (1989, hlm. 243) menjelaskan bahwa Bunkei merupakan pola
tertentu yang digunakan untuk membentuk kalimat menggunakan kata-kata.
Pembelajaran klasikal, di mana siswa hanya menjadi pendengar ketika guru
menyampaikan materi, merupakan pembelajaran yang umum diterapkan dalam kelas.
Guru akan memberikan materi terus-menerus secara satu arah kepada siswa dengan
lisan maupun tulisan di papan tulis, dan biasanya kurang memberi kesempatan pada
siswa untuk mencari jawaban sendiri dengan kegiatan pembelajaran yang lain,
seperti diskusi kelompok, presentasi, atau observasi sederhana. Suasana kelas
dengan pembelajaran klasikal biasanya membuat siswa cepat bosan dan mengantuk,
karena siswa kurang termotivasi untuk turut andil dalam pembelajaran dan
cenderung menjadi individu pasif penerima pesan yang disampaikan terus-menerus
oleh sang guru. Pembelajaran klasikal dalam kelas tetap diperlukan, karena guru
tidak bisa lepas dengan pola ini dalam pembelajaran tertentu. Namun, untuk
mengimbangi dan menjaga motivasi serta keaktifan belajar siswa dalam
pembelajaran bahasa Jepang, khususnya pembelajaran pola kalimat, diperlukan
kreativitas dari pengajar. Pengajar dapat menggunakan berbagai media, teknik,
model, maupun metode, dalam upaya peningkatan motivasi dan keaktifan siswa
dalam pembelajaran bahasa Jepang. Pembelajaran yang efektif dan efisien adalah
pembelajaran yang melibatkan tidak hanya guru, tetapi juga keaktifan siswa secara
penuh dalam prosesnya. Ketika siswa juga diikutsertakan dalam pembelajaran,
motivasi dari dalam dirinya akan tumbuh, dan mengakibatkan timbulnya semangat
belajar. Dengan fisik aktif bergerak dan hati yang senang, otak menjadi lebih segar
dan siap menerima pembelajaran. Di sinilah kreativitas guru berperan dalam usaha
menumbuhkan dan mengelola pembelajaran di kelas, agar tidak monoton,
menumbuhkan keaktifan siswa, sekaligus tercapainya tujuan pembelajaran dengan
adalah siswa diharapkan dapat menguasai pola-pola kalimat bahasa Jepang terkait.
Penguasaan pola kalimat berarti siswa harus memahami, mengulang, dan mengingat
informasi pola kalimat yang mereka dapatkan dan mereka mempu menerapkannya.
Dalam pembelajaran aktif seperti yang dipaparkan di atas, diperlukan adanya
metode pembelajaran yang berfungsi sebagai penyampai pesan untuk mempermudah
proses pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan pembelajaran. Melalui metode pembelajaran, proses pembelajaran bisa
lebih menarik dan menyenangkan. Selaras dengan pembelajaran bahasa Jepang yang
aktif serta melibatkan siswa secara penuh sehingga munculnya motivasi belajar
tersebut, Paulo Freire dalam buku Agus Supriono (2014, hlm. 4) menyebutkan;
1. Guru mengajar, peserta didik belajar.
2. Guru tahu segalanya, peserta didik tidak tahu apa-apa.
3. Guru berpikir, peserta didik dipikirkan.
4. Guru bicara, peserta didik mendengarkan.
5. Guru mengatur, peserta didik diatur.
6. Guru memilih dan memaksakan pilihannya, peserta didik menuruti.
7. Guru bertindak, peserta didik membayangkan bagaimana bertidak sesuai
dengan tindakan gurunya.
8. Guru memilih apa yang akan diajarkan, peserta didik menyesuaikan diri.
9. Guru mengacaukan wewenang ilmu pengetahuan dengan wewenang
profesionalismenya dan mempertentangkan dengan kebebasan peserta
didiknya.
10. Guru adalah subjek proses belajar, peserta didik objeknya.
Diantara beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
pembelajaran pola kalimat bahasa Jepang salah satunya adalah metode cooperative
learning. Pembelajaran bahasa dengan metode cooperative learning memiliki
banyak jenis teknik dan penggunaannya, dan dalam pembelajaran bahasa Jepang
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik snowball throwing. Teknik snowball
throwing merupakan salah satu jenis teknik dari metode cooperative learning yang
dapat digunakan untuk membuat pembelajaran pola kalimat bahasa Jepang menjadi
lebih efektif dan menyenangkan. Memperhatikan pentingnya penguasaan pola
kalimat dalam pembelajaran bahasa Jepang dan pembelajaran aktif, penulis mencoba
menggunakan model pembelajaran cooperative learning teknik snowball throwing
menyampaikan pesan dan mempermudah pembelajaran, sehingga kualitas
penguasaan pola kalimat bahasa Jepang meningkat.
Kesulitan penguasaan pola kalimat yang dialami siswa pembelajar disebabkan
sulitnya menghafal pola kalimat dengan cara pembelajaran yang biasa saja sehingga
kurang menarik gairah mereka dalam belajar. Hal demikian penulis jumpai ketika
mengamati proses pembelajaran bahasa Jepang di kelas 1 SMA Negeri 5 Cimahi.
Ketika penulis melakukan observasi lapangan ke SMA Negeri 5 Cimahi, penulis
menemukan beberapa masalah yang di alami siswa dalam pembelajaran bahasa
Jepang, yaitu sulitnya dalam pembelajaran huruf (hiragana, katakana, dan kanji) dan
pola kalimat bahasa Jepang dasar. Dari masalah-masalah tersebut yang penulis
temukan, penulis memilih untuk meneliti masalah yang di alami siswa dalam
pembelajaran pola kalimat bahasa Jepang dasar. Di mana para siswa masih kurang
paham dalam pembelajaran pola kalimat bahasa Jepang dasar yang diajarkan dengan
metode biasa (konvensional). Oleh sebab itu, pengajar dituntut untuk lebih kreatif
dalam menciptakan inovasi baru sebagai pengembangan pengajaran di dalam kelas.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang di kemukakan oleh Margono (2009, hlm. 32);
Berhasil tidaknya suatu program pembelajaran bahasa asing sering kali dimulai dari
segi metode yang digunakan, karena metode yang menentukan isi dan cara
pengajaran bahasa. Penulis tidak memilih menerapkan teknik Snowball Throwing ini
dalam pembelajaran huruf, karena menurut penulis dalam penelitian yang dilakukan
ini dapat mencakup masalah-masalah yang lainnya seperti pembelajaran huruf.
Penulis berasumsi bahwa permasalahan tersebut dapat diatasi jika pengajaran
pola kalimat dilakukan dengan metode yang menarik minat belajar siswa. Misalnya
berupa permainan yang akan membuat pengajaran pola kalimat bahasa Jepang
menjadi tidak membosankan. Dengan didasari oleh hal tersebut maka penulis tertarik
untuk menganalisis tingkat permasalahan yang dialami pembelajar bahasa Jepang
dalam pembelajaran pola kalimat bahasa Jepang dasar.
Dengan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Teknik Snowball Throwing
Dalam Pembelajaran Pola Kalimat Bahasa Jepang Dasar Pada Siswa Kelas 1
B. Identifikasi Masalah
1. Rumusan Masalah
Secara lebih khusus masalah penelitian dirumuskan dalam sub-sub pokok
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana proses pembelajaran pola kalimat bahasa Jepang di kelas
yang menggunakan teknik Snowball Throwing dan bagaimana proses
pembelajaran pola kalimat bahasa Jepang di kelas yang tidak
menggunakan teknik Snowball Throwing?
b. Bagaimana kemampuan pola kalimat bahasa Jepang siswa yang
menggunakan teknik Snowball Throwing dan bagaimana penguasaan
pola kalimat bahasa Jepang siswa yang tidak menggunakan teknik
Snowball Throwing?
c. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa yang
diajarkan menggunakan teknik Snowball Throwing dan siswa yang
tidak menggunakan teknik Snowball Throwing?
d. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penerapan Snowball Throwing
dalam pembelajaran pola kalimat bahasa Jepang?
2. Batasan Masalah
Agar permasalahan lebih jelas, maka penulis membatasi masalah pada
hal-hal berikut:
a. Penulis hanya akan meneliti bagaimana kemampuan siswa sebelum
dan sesudah diterapkannya metode cooperative learning teknik
Snowball Throwing.
b. Penulis hanya akan meneliti ada tidaknya perbedaan yang signifikan
kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 5 Cimahi antara yang
menggunakan teknik Snowball Throwing dengan yang tidak
menggunakan teknik Snowball Throwing dalam pembelajaran pola
kalimat bahasa Jepang dasar.
c. Penulis hanya akan meneliti sikap atau tanggapan siswa terhadap
proses pembelajaran pola kalimat bahasa Jepang dengan
d. Yang dimaksud dengan penguasaan pola kalimat bahasa Jepang
adalah siswa dapat menyusun, melengkapi, dan membuat kalimat
bahasa Jepang dengan kosakata dan pola kalimat yang telah dipelajari.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan pola kalimat bahasa
Jepang dasar sebelum dan setelah menggunakan teknik Snowball
Throwing.
b. Mengetahui hasil pembelajaran penguasaan pola kalimat bahasa
Jepang dasar melalui teknik Snowball Throwing.
c. Mengetahui penerapan teknik Snowball Throwing bila dibandingkan
dengan metode pembelajaran yang sudah diaplikasikan sebelumnya.
d. Mengetahui tanggapan siswa setelah mempelajari pola kalimat bahasa
Jepang dasar dengan teknik Snowball Throwing.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dalam penilitan ini adalah sebagai
berikut:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan kontribusi
terhadap perkembangan dunia pendidikan terutama bagi peningkatan
kualitas pembelajaran bahasa Jepang khususnya pembelajaran pola kalimat
di SMA.
b. Manfaat Praktis
Lebih khusus penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada:
1) Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan dalam penggunaan teknik Snowball Throwing pada
proses pembelajaran, khususnya pembelajaran pola kalimat bahasa
2) Bagi Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang
Untuk memberikan masukkan dan saran dalam upaya
peningkatan kualitas ilmu pengetahuan bahasa Jepang terutama
dengan penggunaan teknik Snowball Throwing dalam pembelajaran
aktif bagi siswa.
3) Bagi Guru
Sebagai salah satu masukan alternatif metode pembelajaran aktif
dan menarik bagi siswa, guna meningkatkan ketercapaian tujuan
pembelajaran bahasa Jepang.
4) Bagi Siswa
Dapat meningkatkan motivasi dan penguasaan siswa terhadap
materi pembelajaran, khususnya pola kalimat bahasa Jepang.
D. Definisi Operasional
Agar tidak menimbulkan kesalahpahaman tentang istilah yang digunakan dalam
judul penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan setiap istilah yang digunakan.
Adapun istilah yeng digunakan dalam judul penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penerapan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, penerapan adalah pemasangan.
2. Teknik Snowball Throwing
Teknik Snowball Throwing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran
dimana murid dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen
kemudian masing-masing kelompok dipilih ketua kelompoknya untuk
mendapat tugas dari guru lalu masing-masing murid membuat pertanyaan
yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) kemudian dilempar ke
murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola
yang diperoleh.
3. Pembelajaran Pola Kalimat Bahasa Jepang Dasar
Pembelajaran pola kalimat dasar dalam penelitian ini adalah kegiatan
belajar mengajar mengenai pola kalimat bahasa Jepang dasar. Pola kalimat
yang akan diberikan dalam penelitian ini adalah pola kalimat yang ada
dalam bab 10, 11, 12, dan 13 pada buku pelajaran bahasa Jepang SHIN
E. Struktur Organisasi Skripsi
Pada bab berikutnya yaitu terdiri atas bab II yang menguraikan tentang kajian
pustaka mengenai metode pengajaran bahasa jepang, teknik Snowball Throwing,
pembelajaran pola kalimat bahasa jepang dasar, dan penelitian terdahulu. Kemudian
pada bab III berisikan metode dan desain penelitian yang digunakan untuk
melakukan penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional,
instrumen penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik
pengolahan data. Selanjutnya pada bab IV berisi analisis data dan pembahasan yang
akan menguraikan tentang laporan eksperimen, analisis data pembahasan.