• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis faktor satisfaction, habitual behavior, commitment dan liking of the brand terhadap loyalitas merk konsumen produk Rokok Djarum Super : studi kasus mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis faktor satisfaction, habitual behavior, commitment dan liking of the brand terhadap loyalitas merk konsumen produk Rokok Djarum Super : studi kasus mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh :

Agusta Satriya

NIM : 042214063

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

Aku Ramah

Bukan Berarti Takut

Aku Tunduk

Bukan Berarti Takluk

(Tarung Derajat – AA Boxer)

Jadikanlah Dirimu Oleh Diri Sendiri

.

(5)

Skripsi ini kupersembahkan untuk

Tuhan Yesus Kristus

Atas segalanya yang telah Dia berikan kepadaku

Papa & Mama tercinta

Kedua kakakku

(6)
(7)

Studi Kasus : Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Agusta Satriya Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti atau mengukur apakah faktor-faktor yang meliputi satisfaction, habitual behavior, commitment, dan liking of the brand secara parsial maupun bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas merek produk rokok merek Djarum Super.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket (kuesioner). Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dengan jumlah responden yang diambil sebanyak 100 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis adalah purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis persentase, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji t dan Uji F.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa : (1) Tidak ada pengaruh yang signifikan antara faktor Satisfaction terhadap loyalitas merek, (2) Ada pengaruh yang signifikan antara habitual behavior terhadap loyalitas merek, (3) Ada pengaruh yang signifikan antara commitment terhadap loyalitas merek, (4) Tidak ada pengaruh yang signifikan antara faktor liking of the brand terhadap loyalitas merek, (5) Ada pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor yang meliputi satisfaction, habitual behavior, commitment,

dan liking of the brand secara bersama-sama terhadap loyalitas merek.

(8)

A case study : Economic Fakulty student, Sanata Dharma University, Yogyakarta

Agusta Satriya Economic Fakulty Sanata Dharma University

2009

The aim of the study was to identify whether factors of satisfaction, habitual behavior, commitment, and liking of the brand have, partially and simultaneously, significant effects on brand loyalty of consumers of Djarum Super cigarette.

Data-collection technique use in the study was questionnaire. The study was conducted in the Economic Fakulty, Sanata Dharma University, Yogyakarta on 100 respondents. The sampling method was Purposive Sampling. The analysis methods were percentage analysis and multiple linear regression analysis.

The analysis of the data indicated that : (1) there wasn’t partial influence between satisfaction and brand loyalty, (2) there was partial influence between habitual behavior and brand loyalty, (3) there was partial influence between commitment and brand loyalty, (4) there wasn’t partial influence between liking of the brand and brand loyalty, (5) there was simultanously influences of satisfaction, habitual behavior, commitment, and liking of the brand to brand loyalty.

(9)
(10)

tuntunan-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Faktor Satisfaction, Habitual Behavior, Commitment, dan Liking Of The Brand

Terhadap Loyalitas Merek Produk Rokok Djarum Super. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat ujian sarjana untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Yogyakarta.

Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis mendapatkan begitu banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si.,Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono,S.E.,M.B.A., selaku Ketua Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dra. Diah Utari BR., M.Si.,selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengetahuan, dan saran serta meluangkan waktu untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. L. Bambang Harnoto, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengetahuan, dan saran serta meluangkan waktu untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak A. Yudi Yuniarto, SE, MBA., selaku dosen penguji yang telah mengijinkan saya untuk lulus pada ujian skripsi saya.

(11)

8. Orang tuaku tersayang, Papa (Ir. Wasitardja), Mama (Maria Katharina Sri Mulyati), terima kasih atas doa, cinta dan kasih sayang, kesabaran dan nasehat serta dukungan moril dan finansial yang diberikan sehingga aku bisa menyelesaikan kuliah dan memperoleh gelar sarjana.

9. Saudara-saudaraku : Mas Bowo dan Mas Tomo. Terima kasih atas dukungan dan semangat yang diberikan selama ini. Selamat berjuang. Semangat Bos!!

10.Sr. Monica CB, yang selalu memberikan pertolongan di saat saya menghadapi kesulitan, dan selalu setia memberikan nasihat-nasihat untuk kehidupan saya

11.Marcel, terima kasih untuk selalu menemaniku di setiap saat, untuk semangat, doa yang tak pernah berhenti, senyuman, dan kasih sayang selama ini.

12.Keluarga Nurtjahjono yang jauh di mata tapi dekat di hati, terimakasih atas segala dukungannya.

13.Keluarga besar Tarung Derajat – AA Boxer, pelatih Kang Bernhard, Satlat USD, dan Akang – akang yang lain. Terima kasih atas dukungan semangatnya. BOX Kang!! 14.Bimo, Pandu, rocky, Antoni, Angkrem, Dodix, Catur, Deska, Agnes dan teman-teman

Manajemen angkatan 2004 yang telah banyak memberikan semangat dan bantuan bagiku selama ini. Terima kasih buat persahabatannya.

15.Keluarga besar kos Demangan GkI no.249, Peye dan Teguh, terima kasih sudah menjadi keluarga dan persaudaraannya selama ini.

(12)
(13)

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR... xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI... 10

A. Pengertian Pemasaran ... 10

B. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 11

C. Produk ... 12

D. Merek ... 15

E. Perilaku Konsumen ... 16

F. Proses Keputusan Pembelian ... 19

G. Harapan Pelanggan ... 21

H. Kepuasan Konsumen (Satisfaction) ... 25

(14)

Liking Of The Brand Dengan Loyalitas Merek ... 31

L. Hipotesis penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN... 34

A. Jenis Penelitian... 34

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 34

D. Definisi Operasional ... 35

E. Populasi dan Sampel ... 36

F. Teknik Pengambilan Sampel ... 37

G. Metode Pengumpulan Data... 38

H. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 39

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 42

J. Alat Analisis Data ... 45

K. Pengujian Hipotesis ... 52

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA... 60

Gambaran Umum PT Djarum... 60

A. Sejarah dan Perkembangan... 60

B. Misi, Visi, dan Nilai Inti PT DJARUM... 62

C. Pabrik... 64

(15)

G. Distribusi... 71

H. Pemasaran... 72

I. Sumber Daya Manusia... 72

Gambaran Umum Universitas Sanata Dharma... 74

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma... 74

B. Visi dan Misi Universitas Sanata Dharma... 75

C. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma... 77

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 83

A. Pengujian Instrumen... 83

B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 89

C. Pembahasan... 112

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN... 116

A. Kesimpulan... 116

B. Saran... 118

C. Keterbatasan... 120

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(16)

Tabel V.2 Hasil Uji Validitas Satisfaction... 85

Tabel V.3 Hasil Uji Validitas Habitual behavior... 85

Tabel V.4 Hasil Uji Validitas Commitment... ... 86

Tabel V.5 Hasil Uji Validitas Liking of the brand ... 86

Tabel V.6 Hasil Uji Validitas Loyalitas merek... ... 87

Tabel V.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian... 88

Tabel V.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi... 89

Tabel V.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Angkatan... 89

Tabel V.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 90

Tabel V.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan per Bulan... 91

Tabel V.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Tempat Tinggal... 92

Tabel V.13 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Konsumsi... 93

Tabel V.14 Ouput Uji Multikolinieritas... 94

Tabel V.15 Ouput Uji Multikolinieritas... 94

Tabel V.16 Ouput Uji Autokorelasi…... 99

Tabel V.17 Hasil Analisis Uji t………... 102

Tabel V.18 Ouput Uji F………... 107

Tabel V.19 Ouput R………... 108

Tabel V.20 Ouput Output R2 (Koefisien Determinasi)... 109

Tabel V.21 Nilai Mean Seluruh Variabel………... 110

(17)

liking of the brand Dengan Loyalitas Merek………... 31

Gambar III.1 Daerah Penentuan Ho Pada Uji t………... 53

Gambar III.2 Daerah Penentuan Ho Pada Uji F………... 57

Gambar V.1 Output Uji Heteroskedastisitas... 96

Gambar V.2 Output Uji Normalitas………... 97

Gambar V.3 Output Uji Normalitas………... 98

Gambar V.4 Daerah penerimaan pada Uji Durbin-Watson………... 100

Gambar V.5 Daerah Penentuan Ho Pada Uji F…...…………... 107

Gambar V.6 Histogram Nilai Mean Variabel….…...…………... 110

(18)

A. Latar Belakang

Dewasa ini bangsa kita sedang mengalami perekonomian yang terpuruk sejak krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997. Pemerintah mulai dengan perbaikan struktur ekonomi Negara mulai dari perbaikan sarana dan prasarana ekonomi serta mengundang para investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia. Hal tersebut membuat para produsen baik dalam maupun luar negeri harus semakin berhati-hati dalam menjalankan usahanya karena tingginya tingkat persaingan yang dihadapi.

Tingkat persaingan antar perusahaan yang tinggi membuat kepuasan konsumen menjadi tujuan utama dari perusahaan. Namun penekanan hanya pada kepuasan konsumen saja tidaklah cukup untuk dapat mencapai kesuksesan oleh karena itu, perusahaan perlu lebih lagi memperdalam paradigma mereka, tidak hanya berusaha untuk mencapai kepuasan konsumen tetapi lebih pada loyalitas konsumen. Dimana pelanggan yang loyal adalah sebagai keunggulan bersaing perusahaan.

Dapat dipastikan bahwa pelanggan yang loyal adalah pelanggan yang puas akan nilai-nilai yang diberikan oleh pemasar atas produknya sehingga mereka mau melakukan pembelian ulang terhadap produk tersebut. Di samping pelayanan

(19)

kualitas, pemasar juga harus memperhatikan nilai kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan dapat dipertahankan dengan mengembangkan hubungan dan kesetiaan yang lebih kuat dengan konsumen (Kotler, 1997). Jika hubungan ini tidak dapat dilakukan maka pelanggan yang memiliki banyak pilihan penawaran akan dengan mudah akan berpindah ke merek lain.

Menurut J.Paul Peter pengertian loyalitas merek dari sudut pandang strategi pemasaran adalah suatu konsep yang sangat penting. Khususnya pada kondisi pasar dengan tingkat pertumbuhan yang sangat rendah namun tingkat persaingannya sangat ketat saat ini, keberadaan konsumen yang loyal pada merek sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan hidup; dan upaya mempertahankan pelanggan ini sering menjadi strategi yang jauh lebih efektif ketimbang upaya menarik pelanggan-pelanggan baru. Diperkirakan bahwa biaya rata-rata untuk menarik konsumen baru enam kali lebih besar ketimbang jika mempertahankan yang telah ada.

(20)

Loyal tidaknya konsumen terhadap suatu merek perusahaan sangat tergantung pada kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas merek. Aaker (1991 : 6) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas merek adalah: (1)variabel

satisfaction atau kepuasan yang didapatkan dari penggunaan suatu yang meliputi kesesuaian antara kebutuhan dan keinginan, kesesuaian dengan manfaat, kemampuan memberikan kepuasan citarasa merokok, gambar dan tulisan, disain warna khas, kejelasan informasi, dan kemudahan dalam memperoleh. (2)variabel

habitual behavior atau kebiasaan dalam menggunakan suatu produk meliputi pengambilan keputusan dan kesukaan. (3)Variabel commitment yaitu kepercayaan dalam menggunakan suatu produk yang meliputi rekomendasi dan keperecayaan. (4)variabel liking of the brand yaitu tingkat kesukaan pada suatu produk meliputi keterikatan dan pengalaman.

Pemberian merek dapat memudahkan konsumen untuk mengidentifikasi produk atau jasa. Bagi penjual merek merupakan sesuatu yang bisa diiklankan dan akan dikenali oleh konsumen bila sedang dipajang di etalase toko. Merek juga menolong penjual agar pada saat konsumen menginginkan salah satu produk mereka tidak bingung antara produk yang satu dengan yang lainnya.

(21)

ditawarkan di pasar penulis akan meneliti produk rokok merek Djarum Super yang diproduksi oleh PT. Djarum.

PT. Djarum merupakan salah satu produsen terbesar untuk industri rokok di Indonesia. Banyaknya pesaing yang muncul pada industri rokok mengharuskan PT. Djarum untuk mampu bersaing dengan para produsen rokok lainnya. Dalam menghadapi persaingan tersebut PT. Djarum selalu berusaha menawarkan nilai-nilai lebih atas produknya kepada konsumen. Hal tersebut bertujuan agar konsumen tidak beralih untuk membeli produk rokok lain yang juga menawarkan berbagai nilai lebih kepada konsumen. Penelitian ini bermaksud untuk menguji kembali jenis penelitian yang telah dilakukan oleh Wenny Meylina (2003), Verawati (2004), dan Herman Yoseph (2006) dengan jenis dan merek produk yang berbeda.

(22)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah satisfaction, habitual behavior, commitment, dan liking of the brand

secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas merek pada konsumen produk rokok Djarum Super?

2. Apakah satisfaction, habitual behavior, commitment, dan liking of the brand

secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas merek pada konsumen produk rokok Djarum Super?

C. Batasan Masalah

Untuk mengukur tingkat loyalitas konsumen terhadap produk rokok merek Djarum Super penelitian hanya dibatasi pada:

1. Loyalitas Merek

Yang dimaksud loyalitas merek dalam penelitian ini adalah loyalitas mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma terhadap produk rokok merek Djarum Super.

2. Satisfaction

(23)

Yang dimaksud habitual behavior dalam penelitian ini adalah kebiasaan membeli mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma terhadap produk rokok merek Djarum Super yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat loyalitas terhadap merek produk rokok Djarum Super. 4. Commitment

Yang dimaksud commitment dalam penelitian ini adalah tingkat kepercayaan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma terhadap produk rokok merek Djarum Super yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat loyalitas terhadap merek produk rokok Djarum Super. 5. Liking Of The Brand

Yang dimaksud liking of the brand dalam penelitian ini adalah tingkat kesukaan secara umum mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma terhadap produk rokok merek Djarum Super yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat loyalitas terhadap merek produk rokok Djarum Super.

6. Konsumen

(24)

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti atau mengukur pengaruh faktor-faktor yang meliputi satisfaction, habitual behavior, commitment, liking of the brand

terhadap loyalitas merek konsumen produk rokok merek Djarum Super, baik secara parsial maupun simultan.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Bagi Perusahaan

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan informasi, masukan, dan dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan kualitas produk untuk mencapai kepuasan konsumen sehingga dapat mempertahankan loyalitas konsumen terhadap merek.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu informasi pengetahuan bagi penelitian selanjutnya bahwa faktor-faktor yang meliputi

(25)

3. Bagi Penulis

Penulis dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama menempuh kuliah di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

F. Sistematika Penelitian

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi landasan teori yang digunakan sebagai acuan untuk menjawab permasalahan yang di tulis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan jenis penelitian, subyek penelitian, obyek penelitian, waktu dan tempat penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM PT DJARUM DAN FAKULTAS

EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(26)

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi pengujian instrumen (uji validitas dan reliabilitas), analisis data (analisis persentase, analisis regresi linier sederhana, dan uji t, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, dan uji F), dan pembahasan.

.

BAB VI : KESIMPULAN,SARAN DAN KETERBATASAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan perumusan masalah dan saran untuk PT. Djarum dan keterbatasan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

(27)

A. Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler dan amstrong (1992:6)

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.

Menurut Alex S. Nitisemito (1981:13)

Pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperluas arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan yang efektif.

Menurut Wiliam J. Stanton (1985:7)

Pemasaran adalah sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial.

(28)

Sedangkan tujuan pemasran menurut Peter Druker (dalam Philip kotler, 1990:4): Adalah membuat penjualan berlebihan. Hal ini untuk mengetahui serta memahami konsumen dengan baik sehingga produk atau jasa cocok bagi konsumen dan agar produk atau jasa tersebut dapat terjual dengan sendirinya.

Inti pemikiran dan praktek pemasaran modern adalah memahami, menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai serta kepuasan kepada konsumen. Adapun sasaran utama dalam pemasaran yaitu menarik konsumen baru dengan menjanjikan nilai yang unggul dan mempertahankan konsumen saat ini dengan memberikan kepuasan.

B. Pengertian Manajemen Pemasaran

Apabila manejemen pemasaran melakukan pekerjaannya dengan baik dalam mengidentifikasikan kebutuhan konsumen, mengembangkan produk dan menetapkan harga secara tepat, mendistribusikan dan mempromosikan secara efektif, maka akan sangat mudah menjual barang-barang hasil produksi perusahaan. Kegiatan promosi ini haruslah di koordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik. Dalam perusahan dikenal istilah manajemen pemasaran yang menurut (Philip Kotler , 1990:7) didefinisikan sebagai berikut:

(29)

mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk maksud mencapai tujuan-tujuan organisasional.

Menurut Kotler dan Amstrong (2003:16), definisi dari manajemen pemasaran ialah:

Analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran demi mencapai tujuan organisasi.

Pengertian lain dari manajemen pemasaran yang dikemukakan oleh American Marketing Association (AMA) pada tahun 1985 (Kotler, 2002:9) adalah:

Proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. Jadi, dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran berisi tentang pengelolaan permintaan, yang akhirnya berisi pengelolaan hubungan dengan pelanggan.

C. Produk

(30)

yang dapat dipasarkan kepada seseorang untuk memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan (1994).

Menurut A. Yudi Yuniarto (Hand Out Pengantar Bisnis), produk dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Klasifikasi produk konsumen berdasarkan kebiasaan pembelian konsumen: a) Confinience Product

Produk yang relatif tidak mahal dan sering dibeli sehingga konsumen hanya perlu usaha minimal dalam pembeliannya. Misalnya ; gula, beras, koran, bensin, minyak tanah dan sebagainya.

b) Shopping Product

Produk yang memerlukan usaha khusus dalam pembeliannya, dimana konsumen perlu membandingkan produk dalam hal merek, harga, kualitas, jasa dan lain-lainnya. Misalnya : mobil, TV, Program S1/D3 di perguruan tinggi dan sebagainya.

c) Specialty Product

Produk yang mempunyai keunikan sehingga konsumen mau melakukan usaha-usaha khusus dalam pembeliannya. Misalnya : mobil antik/kuno, guci kuno, lukisan karya Leonardo Da Vinci dan sebagainya.

d) Unsought goods

(31)

2. Klasifikasi produk industri berdasarkan kegunaanya dalam proses produksi: a) Bahan mentah

Bahan baku dasar yang digunakan untuk memproduksi produk akhir. Bahan mentah ini diambil dari alam, maka sering disebut sebagai sumber daya alam.

b) Peralatan

Mesin dan peralatan lain yang digunakan dalam proses produksi atau kegiatan administrasi.

c) Komponen produk

Bagian dari produk yang bisa berupa barang akhir atau barang setengah jadi. Komponen produk ini bisa dikenali secara fisik sebagai bagian dari suatu produk akhir.

d) Bahan proses

Bahan yang langsung digunakan dalam proses produksi dan tidak bisa dikenali secara fisik dalam produk akhir.

e) Perlengkapan

Alat yang digunakan untuk melancarkan proses produksi tetapi tidak menjadi bagian dari produk akhir.

f) Jasa industrial

(32)

D. Merek

Merek adalah suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas untuk suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa gambar, kata-kata atau kombinasi dari keduanya (Nitisemito, 1981 ; 34).

Maksud dari suatu perusahaan untuk memberikan merek pada produknya pada mulanya adalah sekedar sebagai identitas atas produknya sebagaimana halnya orang tua yang memberikan nama kepada anaknya dengan nama tertentu.

Selain itu Kotler dalam bukunya mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seseorang atau kelompok, penjual dan atau untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler, 2000 ; 404).

Adapun syarat-syarat dalam memberikan merek pada suatu produk (Nitisemito, 1981 ; 36) adalah sebagai berikut:

1. Mudah diingat

(33)

2. Menimbulkan kesan positif

Dalam memberikan merek harus dapat diusahakan yang dapat menimbulkan kesan positif terhadap barang atau jasa yang dihasilkan. Misalnya merek tomat untuk salah satu jenis merek saus, hal tersebut akan menimbulkan kesan positif.

3. Tepat untuk promosi

Yang dimaksudkan disini adalah bahwa merek suatu produk yang dipilih, harus memberi kesan baik dan mudah diingat sehingga layak untuk promosi. Akan tetapi untuk promosi nama yang indah serta gambar-gambar yang menarik juga memegang peranan penting.

E. Perilaku Konsumen

Pengertian perilaku konsumen :

Menurut Schiffman dan Kanuk (1994):

Adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

Menurut Engel, Blackwell dan miniard (1993):

(34)

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen : 1. Kekuatan Sosial Budaya

a) Faktor budaya

Budaya adalah hasil kreativitas manusia dari satu generasi ke generasi berikutnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam kehidupannya sebagai anggota masyakat.

b) Faktor kelas sosial

Kelas sosial adalah suatu kelompok yang terdiri dari sejumlah orang yang mempunyai kedudukan yang seimbang dalam masyarakat.

c) Faktor kelompok anutan.

Kelompok anutan adalah suatu kelompok yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma, dan perilaku konsumen.

d) Faktor Keluarga.

Keluarga adalah suatu unit masyarakat yang terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan pembeli.

2. Kekuatan Faktor Psikologis a) Faktor pengalaman belajar.

(35)

b) Faktor kepribadian.

Suatu bentuk dari sifat-sifat yang ada pada diri individu yang sangat menentukan perilakunya.

c) Faktor sikap dan keyakinan

Suatu penilain kognitif seseorang terhadap suka atau tidak suka, perasaan emosional yang tindakannya cenderung kearah berbagai obyek atau ide.

d) Konsep diri atu self Concept

Cara kita melihat diri sendiri dan dalam waktu tertentu sebagai gambaran tentang apa yang kita pikirkan.

Peilaku konsumen merupakan suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului tindakan tersebut (Engle, 1994 ; 3).

Menurut hani Handoko perilaku konsumen didefinisikan sebagai:

(36)

F. Proses Keputusan Pembelian

Ada 5 (lima) tahap proses pengambilan keputusan dalam pembelian, yaitu: 1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya dan keadaan yang diinginkan

2. Pencarian Informasi

Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan informasi tentang sumber-sumber dan menilainya, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dirasakan. Melaui pengumpulan informasi, konsumen mengetahui produk-produk yang bersaing dan keistimewaan masing-masing produk.

Sumber-sumber informasi konsumen terbagi menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu:

a) Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan) b) Sumber niaga (periklanan, penjualan, pameran) c) Sumber umum (media massa, organisasi konsumen)

d) Sumber pengalaman (pernah menangani, menguji, mempergunakan suatu produk)

3. Penilaian Alternatif

(37)

sebagai rangkaian atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dangan dalam memberikan manfaat yang dicari dan memuaskan kebutuhan tersebut. Konsumen bersikap berbeda-beda dalam melihat atribut-atribut produk yang dianggap relevan dan menonjol. Mereka akan memberikan paling banyak perhatian pada atribut yang akan memberikan manfaat yang dicari.

4. Keputusan Untuk Membeli

Keputusan untuk membeli disini merupakan proses dalam pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap dimuka dilakukan maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Bila konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan menjumpai serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan melakukan beberapa kegiatan setelah membeli produk yang akan menarik bagi para pemasar. Tugas para pemasar belum selesai setelah produk dibeli oleh konsumen, namun akan terjadi hingga periode waktu pasca pembelian.

a) Kepuasan setelah pembelian

(38)

diharapkan konsumen akan merasa sangat puas, jika produk tersebut di bawah tingkat yang diharapkan, konsumen merasa tidak puas.

Konsumen membentuk pengharapan-pengharapan mereka berdasarkan pesan-pesan yang mereka peroleh dari para penjual, teman-teman, dan sumber-sumber informasi yang lain. Jika para penjual melebih-lebihkan keuntungan yang akan diperoleh, konsumen akan mengalami pengharapan yang tak terpenuhi yang akan menyebabkan ketidakpuasan. Makin besar jurang antara pengharapan dan hasil, makin besar pula ketidakpuasan konsumen.

b) Tindakan-tindakan setelah pembelian

Kepuasan atau ketidakpuasan pembeli dengan produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, untuk selanjutnya dia akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang merasa puas juga akan cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk yang bersangkutan kepada orang lain.

G. Harapan Pelanggan

(39)

Umumnya faktor-faktor yang menentukan harapan pelanggan meliputi kebutuhan pribadi, pengalaman masa lampau, rekomendasi dari mulut ke mulut, dan iklan. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya harapan pelanggan terhadap kualitas suatu jasa (Zeithaml et al dalam Fandy Tjiptono (1997:28)) : 1. Enduring Service Intensifiers

Faktor ini merupakan faktor yang bersifat stabil dan mendorong pelanggan untuk meningkatkan sensitivitasnya terhadap jasa. Faktor ini meliputi harapan yang disebabkan oleh orang lain dan filosofi pribadi seseorang tentang jasa. Seorang pelanggan akan berharap bahwa ia patut untuk dilayani dengan baik apabila pelanggan lainnya dilayani dengan baik oleh pemberi jasa.

2. Personal Needs

Kebutuhan yang dirasakan seseorang mendasar bagi kesejahteraannya seperti kebutuhan fisik, sosial, dan psikologis juga sangat menentukan harapan pelanggan.

3. Transitory Service Intensifiers

Faktor ini merupakan faktor individual yang bersifat sementara (jangka pendek) yang meningkatkan sensitivitas pelanggan terhadap jasa. Faktor ini meliputi :

(40)

b) Jasa terakhir yang dikonsumsi pelanggan dapat pula menjadi acuan pelanggan untuk menentukan baik-buruknya jasa berikutnya.

4. Perceived Service Alternatives

Perceived service alternatives merupakan persepsi pelanggan terhadap tingkat atau derajat pelayanan perusahaan lain yang sejenis. Jika konsumen memiliki beberapa alternatif, maka harapan konsumen terhadap suatu jasa cenderung akan semakin besar.

5. Self-Perceived Service Roles

Faktor ini adalah persepsi pelanggan tentang tingkat atau derajat keterlibatannya dalam mempengaruhi jasa yang diterimanya. Persepsi pelanggan tentang derajat keterlibatannya akan mempengaruhi tingkat jasa atau pelayanan yang bersedia diterimanya.

6. Situational Factors

Faktor situasional terdiri atas segala kemungkinan yang bisa mempengaruhi kinerja jasa yang berada di luar kendali penyedi jasa. Misalnya, pada awal bulan biasanya bank ramai dipenuhi para nasabah dan akan menyebabkan seorang nasabah menjadi relatif lama menunggu. Oleh karena itu, untuk sementara waktu nasabah akan menurunkan tingkat pelayanan miimal yang bersedia diterimanya karena keadaan itu bukan kesalahan penyedia jasa. 7. Explicit Service Promise

(41)

iklan, personal selling, perjanjian, atau komunikasi dengan karyawan organisasi tersebut.

8. Implicit Service Promise

Faktor ini menyangkut petunjuk yang memberikan kesimpulan bagi pelanggan tentang jasa yang bagaimana yang seharusnya dan yang akan diberikan. Petunjuk yang memberikan gambaran jasa meliputi biaya untuk memperolehnya (harga) dan alat-alat pendukung jasanya. Pelanggan biasanya menghubungkan harga dan peralatan (tangible assets) pendukung jasa dengan kualitas jasa. Harga yang mahal dihubungkan secara positif dengan kualitas yang tinggi.

9. Word of Mouth (Rekomendasi atau saran dari orang lain)

Word of Mouth merupakan pernyataan yang disampaikan oleh orang lain kepada pelanggan. Word of Mouth ini biasanya cepat diterima oleh pelanggan karena yang menyampaikannya adalah mereka yang dapat dipercaya dan pelanggan jasa biasanya sulit mengevaluasi jasa yang belum dibelinya atau belum dirasakannya sendiri.

10.Past Experience

(42)

Harapan-harapan pelanggan ini dari waktu ke waktu berkembang seiring dengan semakin banyaknya informasi (nonexperimential information) yang diterima pelanggan serta semakin bertambahnya pengalaman pelanggan, dimana semua ini akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan yang dirasakan pelanggan.

H. Kepuasan Konsumen (Satisfaction)

Konsep kepuasan pelanggan masih bersifat abstrak. Pencapaian kepuasan dapat merupakan proses yang sederhana, kompleks maupun rumit. Beberapa ahli merumuskan pengertian mengenai kepuasan konsumen (pelanggan) antara lain : 1. Menurut Day dalam Fandy Tjiptono (1996:146), kepuasan atau ketidakpuasan

pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.

2. Menurut Engel et al dalam Fandy Tjiptono (1996:146), kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberi hasil atau outcome sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan.

(43)

4. Menurut Wilkie dalam Fandy Tjiptono (1997:24), kepuasan pelanggan adalah suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa.

Kesamaan berbagai definisi tersebut yaitu menyangkut komponen kepuasan pelanggan (harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan). Umumnya harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk (barang atau jasa). Sedangkan kinerja yang dirasakan adalah persepsi pelanggan terhadap apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli.

I. Loyalitas Merek

(44)

Adapun definisi loyalitas konsumen pada suatu merek adalah kesetiaan konsumen dalam membeli barang atau jasa dalam melakukan pembelian ulang barang atau jasa tersebut secara terus-menerus, kebiasaan ini termotivasi dan sulit diubah dalam pembelian barang atau jasa yang sama, sering berakar dalam keterlibatan yang tinggi (peter dan Olson, 2000:89). Sedang loyalitas konsumen menurut Assoel adalah pembelian kembali karena komitmen untuk yakin terhadap merek atau perusahaan (Assoel, 1992: 187).

Loyalitas tercipta apabila pelanggan dalam hal ini konsumen produk rokok Djarum Super merasa puas terhadap produk yang dikonsumsinya dan melakukan pembelian secara berulang pada merek yang sama.

Alasan konsumen membeli kembali pada merek yang sama, yaitu: 1. Merek lain tidak tersedia

2. Merek yang tersedia dari seri lama 3. Masalah harga

4. Mempercepat pengambilan keputusan

Sedang ciri-ciri konsumen yang loyal pada merek, yaitu: 1. Cenderung sangat yakin pada pilihannya

2. Dalam pembeliam merasa memiliki tingkat resiko yang tinggi

3. Konsumen yang loyal pada merek memiliki kemungkinan besar untuk menjadi store loyalty.

(45)

Menurut Aaker (1996 ; 5), menyatakan bahwa kesetiaan merek (brand loyalty) sebagai faktor penting dalam menetapkan nilai dari suatu merek, nilai penting dari suatu merek tersebut dapat meliputi kualitas, bentuk serta kegunaan dari barang dan jasa yang ditawarkan menjadi lebih baik dari para pesaing.

J. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas merek

Bagi perusahaan salah satu faktor penentu kesuksesan dalam menciptakan loyalitas merek para pelanggannya adalah kepuasan terhadap kualitas yang diberikan. Dengan demikian, kualitas produk yang baik akan menciptakan, mempertahankan kepuasan serta menjadikan konsumen yang loyal. Karakteristik konsumen yang loyal salah satunya adalah selalu melakukan pembelian ulang secara terus menerus.

Aaker (dalam artikel wenny Maylina) menyatakan bahwa loyalitas merek (brand loyalty) adalah sebagai faktor penting dalam menetapkan nilai dari suatu merek. Nilai penting dari merek tersebut dapat meliputi kualitas bentuk serta kegunaan dari barang dan jasa yang ditawarkan lebih baik dari yang ditawarkan oleh para pesaing. Lebih jauh lagi Aaker berpendapat bahwa loyalitas merek memiliki nilai strategik bagi perusahaan, antara lain mengurangi biaya pemasaran, keuntungan dalam menarik minat konsumen.

(46)

faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas merek. Aaker (dalam artikel Weny Maylina), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesetiaan merek adalah: 1. Kepuasan (satisfaction)

Konsumen akan loyal terhadap suatu merek bila ia mendapatkan kepuasan dari merek tersebut. Kepuasan yang didapatkan dari penggunaan suatu produk yang meliputi kesesuaian antara kebutuhan dan keinginan, kesesuaian dengan manfaat, kemampuan membersihkan dan warna, kejelasan informasi dan kemudahan dalam memperoleh.

2. Kebiasaan konsumen (habitual behavior)

Loyalitas konsumen akan terbentuk karena kebiasaan konsumen. Kebiasaan dalam menggunakan suatu produk meliputi proses pengambilan keputusan dan kesukaan. Apabila pembelian yang dilakukan sudah merupakan kebiasaan maka pembelian tersebut tidak lagi melalui pengambilan keputusan yang panjang. Pada kondisi ini, dapat dikatakan bahwa loyalitas konsumen telah terbentuk pada merek tersebut.

3. Komitmen (Commitment)

(47)

4. Kesukaan terhadap merek (Liking Of The Brand)

Kesetiaan yang dibentuk dan dipengaruhi oleh tingkat kesukaan konsumen secara umum. Tingkat kesukaan konsumen pada suatu produk meliputi keterikatan dan pengalaman. Konsumen yang dikatakan loyal bila pembelian berulang terhadap merek itu bukan karena adanya penawaran khusus, tetapi karena konsumen percaya bahwa merek tersebut memiliki kualitas yang sama sehingga memberi tingkatan kepuasan yang sama pada loyal produknya.

5. Switching cost

Adalah perbedaan pengorbanan dan atau resiko kegagalan, biaya energi dan fisik yang dikeluarkan konsumen karena ia memilih salah satu alternatif. Bila switching cost besar maka konsumen akan berhati-hati berpindah ke merek lain karena resiko kegagalan yang dihadapi juga besar sehingga konsumen cenderung loyal. Bila switching cost kecil maka konsumen mudah berpindah-pindah merek sehingga cenderung tidak loyal.

(48)

K. Hubungan Satisfaction, habitual behavior, commitment, dan liking of the brand Dengan Loyalitas Merek

Di bawah ini adalah bagan yang menunjukkan hubungan antara

Satisfaction, habitual behavior, commitment, dan liking of the brand dengan Loyalitas Merek:

Satisfaction

Habitual behavior

Commitment

Liking Of The brand

Loyalitas Merek

Gambar II.1

Hubungan Satisfaction, habitual behavior, commitment, dan

liking of the brand Dengan Loyalitas Merek

Dari bagan di atas, secara rinci diuraikan mengenai hubungan dari masing-masing variabel yang mempengaruhi loyalitas merek, yaitu:

1. Hubungan satisfaction dengan loyalitas merek

(49)

merek juga akan meningkat begitupun sebaliknya jika perusahaan menurunkan kepuasan konsumen maka secara otomatis loyalitas merek juga akan menurun.

2. Hubungan habitual behavior dengan loyalitas merek

Loyalitas merek dapat terbentuk oleh karena kebiasaan konsumen, dimana apabila seseorang melakukan pembelian terhadap produk dengan merek tertentu karena faktor kebiasaan. Hal ini mengakibatkan konsumen akan membeli suatu produk dengan tidak lagi melalui pengambilan keputusan yang panjang. Pada kondisi ini dapat dikatakan bahwa loyalitas konsumen telah terbentuk pada merek tersebut, dimana konsumen akan tetap membeli merek yang sama untuk suatu jenis produk dan cenderung tidak berpindah pada merek lain.

3. Hubungan commitment dengan loyalitas merek

Dalam suatu merek yang kuat terdapat konsumen yang memiliki komitmen dalam jumlah banyak. Loyalitas konsumen akan timbul bila ada kepercayaan konsumen terhadap merek produk, sehingga hal ini mengakibatkan adanya komunikasi yang mana konsumen akan yakin bahwa produk tersebut layak untuk dikonsumsi.

4. Hubungan liking of the brand dengan loyalitas merek

(50)

merek tersebut menunjukkan performance dari produk merek itu. Dan konsumen yang loyal bila pembelian yang dilakukan secara berulang terhadap merek tersebut bukan karena adanya penawaran, tetapi karena konsumen percaya bahwa merek tersebut memiliki kualitas yang sama sehingga memberi tingkat kepuasan yang sama pada produknya.

L. Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah dan landasan teori, maka hipotesis yang diangkat pada penelitian ini adalah:

1. Diduga faktor-faktor yang meliputi satisfaction, habitual behavior, commitment, dan liking of the brand secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas merek pada konsumen produk rokok Djarum Super.

(51)

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah studi kasus, yaitu

penelitian dengan menggunakan objek tertentu dengan menggunakan sampel dan

kuesioner kemudian data diperoleh dan dianalisis sehingga kesimpulan yang akan

diambil hanya berlaku pada objek yang diteliti.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Universitas Sanata Dharma

Jl. Mrican Tromol Pos 29

Yogyakarta

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Desember 2008 sampai bulan Januari 2009.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah mahasiswa pria Fakultas Ekonomi Universitas sanata

Dharma dan yang mengkonsumsi rokok Djarum Super.

(52)

2. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah satisfication,

habitual behavior, commitment, liking of the brand, dan loyalitas merek

produk rokok Djarum Super.

D. Definisi Operasional

1. Loyalitas Merek, adalah kesetiaan konsumen dalam membeli barang atau jasa

dalam melakukan pembelian ulang barang atau jasa tersebut secara

terus-menerus, kebiasaan ini termotivasi dan sulit diubah dalam pembelian barang

atau jasa yang sama, sering berakar dalam keterlibatan yang tinggi (peter dan

Olson, 2000:89). Dalam hal ini, peneliti ingin mengukur loyalitas merek

konsumen produk rokok Djarum Super dilihat dari segi Satisfaction, Habitual

Bahavior, Commitment, dan Liking of the brand dari konsumen produk

tersebut.

2. Kepuasan Konsumen (Satisfaction), menurut Day (dalam Fandy Tjiptono

1996:146) adalah kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon

pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang

dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang

dirasakan setelah pemakaiannya. Dalam penelitian ini, Kepuasan yang diukur

dalam hal manfaat, kualitas, desain kemasan, kemudahan untuk memperoleh,

kejelasan informasi, dan aroma yang didapatkan oleh konsumen dari produk

(53)

3. Kebiasaan Membeli (Habitual Bahavior), menurut Aaker (dalam artikel

Weny Maylina) adalah kebiasaan konsumen dalam membeli suatu produk

dengan merek tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti mengukur dengan

seberapa cepat konsumen memutuskan untuk membeli, pertimbangan

konsumen untuk membeli, dan kebiasaan konsumen dalam membeli produk

rokok Djarum Super.

4. Komitmen (Commitment), menurut Aaker (dalam artikel Weny Maylina)

adalah dalam suatu merek yang kuat terdapat konsumen yang memiliki

komitmen dalam jumlah yang banyak. Kepercayaan dalam menggunakan

suatu produk yang meliputi rekomendasi dan kepercayaan. Dalam penelitian

ini peneliti mengukur loyalitas merek dilihat dari kepercayaan, keyakinan dan

rekomendasi konsumen produk rokok Djarum Super.

5. Kesukaan terhadap merek ( Liking of the brand ), menurut Aaker (dalam

artikel Weny Maylina) adalah tingkat kesukaan seorang konsumen secara

umum terhadap produk dengan merek tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti

mengukur loyalitas merek dilihat dari keterikatan, pengalaman, dan tingkat

kesukaan terhadap produk rokok Djarum Super secara umum.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang,

(54)

seluruh objek yang menjadi perhatian (Suharyadi dan Purwanto S.K, 2004:

323).

Populasi penelitian ini bersifat tidak terbatas karena jumlah populasi

tidak diketahui secara pasti. Dalam penelitian ini, populasi yang dimaksud

adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma kampus I,

Mrican, Yogyakarta yang mengkonsumsi rokok Djarum Super.

2. Sampel

Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi

perhatian (Suharyadi dan Purwanto S.K, 2004: 323). Sampel dalam penelitian

ini adalah sebagian mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

yang mengkonsumsi rokok Djarum Super sebanyak 100 orang.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik Pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh

peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam

pengambilan sampelnya. Responden yang akan diteliti adalah responden yang

memenuhi kriteria berdasarkan pertimbangan menggunakan produk rokok merek

Djarum Super dan sudah dianggap dapat mewakili karakteristik yang diukur,

dimana pengambilan elemen-elemen dilakukan pada responden yang

menggunakan produk rokok merek Djarum Super dan yang merupakan

(55)

Dalam pengambilan sampel, peneliti membagikan kuesioner kepada

responden yang memenuhi persyaratan, dimana kuesioner dibagikan secara

merata kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma kampus

I, Mrican, Yogyakarta.

G. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diperoleh dari sumbernya.

Dalam hal ini penulis memperoleh data melalui:

a) Kuesioner, yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan

sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden (konsumen)

rokok Djarum Super.

b) Wawancara, yaitu metode pengumpulan data dengan cara wawancara

kepada mahasiswa FE Universitas Sanata Dharma yang menjadi

konsumen rokok Djarum Super.

c) Observasi, yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan langsung pada mahasiswa FE Universitas Sanata Dharma

yang mengkonsumsi rokok Djarum Super.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data-data pendukung penelitian yang diperoleh

dari berbagai sumber yang sudah ada terutama data-data yang berkaitan

(56)

H. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka variabel yang dianalisis

dalam penelitian ini meliputi variabel independen dan variabel dependen yang

mempunyai hubungan sebab akibat sebagai berikut:

1. variabel dependen (Y), yaitu Loyalitasmerek

2. Variabel independen (X) yang terdiri dari:

Satisfaction (X1)

Habitual Behavior (X2)

Commitment (X3)

Liking of the brand (X4)

Adapun indikator dari masing-masing variabel penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Variabel dependen (Y) :

Kesetiaan merek (loyalitas merek), yaitu pembelian ulang sepanjang waktu

dan menginformasikan kepada orang lain sepanjang waktu.

Diukur dengan menanyakan responden tentang tingkat kesetiaannya terhadap

produk rokok Djarum Super.

2. Variabel independen (X) :

Satisfaction (X1), yaitu kesesuaian antara kebutuhan dan keinginan,

(57)

tulisan, desain warna khas, kejelasan informasi, kemudahan dalam

memperoleh.

diukur dengan menanyakan responden tentang kepuasannya terhadap

produk rokok Djarum Super.

Habitual Behavior (X2), yaitu proses pengambilan keputusan, kesukaan.

Yang dimaksudkan disini adalah dimana konsumen tidak lagi

membutuhkan waktu yang lama untuk mengambil keputusan dalam

membeli suatu produk karena konsumen sudah tertarik terhadap suatu

merek tertentu.

diukur dengan menanyakan responden tentang kebiasaan membeli produk

rokok Djarum Super.

Commitment (X3), yaitu rekomendasi dan kepercayaan. Dalam hal ini

konsumen telah yakin bahwa produk yang dikonsumsi memiliki kualitas

sesuai dengan apa yang diharapkan dan seseorang dapat memberikan

rekomendasi kepada konsumen lain akan kualitas dan manfaat dari produk

tersebut.

diukur dengan menanyakan responden tentang komitmennya untuk setia

terhadap produk rokok Djarum Super.

Liking of the brand (X4), yaitu keterikatan, pengalaman. Yang dimaksud

disini adalah berdasarkan pengalaman yang dimiliki oleh seorang

(58)

dimiliki oleh produk tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan

konsumen, sehingga menimbulkan keterikatan antara konsumen dengan

produk tersebut.

diukur dengan menanyakan responden tentang tingkat kesukaan

responden secara umum terhadap produk rokok Djarum Super.

Skala Pengukuran

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert yang

digunakan untuk mengukur tanggapan responden terhadap objek penelitian

dengan lima tingkatan skor, yaitu:

1. Skor 1 untuk Sangat Tidak Setuju (STS)

2. Skor 2 untuk Tidak Setuju (TS)

3. Skor 3 untuk Ragu-Ragu (RR)

4. Skor 4 untuk Setuju (S)

5. Skor 5 untuk Sangat Setuju (SS)

Adapun komposisinya adalah sebagai berikut:

Bagian I : Petunjuk pengisian yang terdiri dari nomor 1 Sampai dengan

nomor 3.

Bagian II : Identitas Responden, yang meliputi nama, program studi,

fakultas, angkatan yang terdiri dari nomor 1 Sampai dengan

(59)

Bagian III : Karakteristik Responden, yang meliputi usia, pendapatan, status

tempat tinggal dan lama pemakaian rokok Djarum Super yang

terdiri dari nomor 1sampai dengan nomor 4.

Bagian IV :

Satisfaction, bagian untuk pernyataan mengenai satisfaction yang terdiri

dari nomor 1 Sampai dengan nomor 6.

Habitual Behavior, bagian untuk pernyataan mengenai habitual behavior

yang terdiri dari nomor 7 Sampai dengan nomor 9.

Commitment, bagian untuk pernyataan mengenai commitment yang terdiri

dari nomor 10 Sampai dengan nomor 12.

Liking of the brand, bagian untuk pernyataan mengenai liking of the

brand yang terdiri dari nomor 13 Sampai dengan nomor 15.

Loyalitas Merek, bagian untuk pernyataan mengenai loyalitas merek

yang terdiri dari nomor 16 Sampai dengan nomor 19.

I. Teknik Pengujian instrumen

Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan metode dalam

penelitian. Teknik yang digunakan dalam pengujian adalah validitas dan

(60)

1. Pengujian Validitas

validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu

instrumen. Peneliti menguji kevalidan empiris dengan menggunakan validitas

internal, dengan menggunakan metode koefisien korelasi Product Moment

karl Person.

Rumus:

( )( )

( )

(

( )

)

(

∑ ∑

)

=

2 2 2

y

y

n

x

x

n

y

x

xy

n

rxy

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi setiap pertanyaan

n : Banyaknya sampel

x : Nilai pertanyaan

y : nilai total pertanyaan

Untuk menentukan apakah butir-butir pertanyaan instrumen penelitian valid

atau tidak valid, maka ketentuannya sebagai berikut :

a) Jika r hitung > r tabel dengan taraf signifikasi 5%, maka butir dan variabel

tersebut valid.

b) Jika r hitung r tabel dengan taraf signifikasi 5%, maka butir dan

variabel tersebut tidak valid.

(61)

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat

tendensius/mengarahkan responden untuk memilih jawaban tertentu

(Arikunto,2002:154). Untuk mengukur reliabilitas digunakan teknik belah

dua, yaitu membagi pertanyaan yang valid menjadi belah dua antara

kelompok item bernomor ganjil dan kelompok item bernomor genap. Setelah

hasil kalinya diketahui, dimasukkan dalam rumus Spearman Brown untuk

mencari koefisien reliabilitas dari item. Rumus untuk menghitung reliabilitas

kuesioner adalah sebagai berikut :

( )( )

( )

(

( )

)

(

∑ ∑

)

=

2 2 2

y

y

n

x

x

n

y

x

xy

n

rxy

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi

x : Nilai item-item yang bernomor ganjil

y : Nilai item-item yang bernomor genap

(62)

Dari hasil pengukuran validitas tersebut kemudian dimasukkan ke dalam

rumus Spearman Brown sebagai berikut :

( )

rxy rxy rgg

+ =

1 2

Keterangan :

rgg = koefisien reliabilitas

rxy = koefisien korelasi product moment (antara nilai item ganjil dan nilai

item genap) dengan taraf nyata 5 %

Dengan taraf signifikansi (α) 5% apabila r gg > r tabel maka kuesioner

sebagai alat ukur dinyatakan andal dan dapat dikatakan memenuhi syarat

reliabilitas, yaitu:

a) Jika r positif dan nilai r hitung ≥ r tabel dengan taraf signifikasi 5%, maka

butir daan variabel tersebut reliabel atau andal.

b) Jika r negatif, serta nilai r hitung < r tabel dengan taraf signifikasi 5%,

maka butir dan variabel tersebut tidak reliabel atau tidak andal.

J. Alat Analisis Data

1. Analisis Presentase

Analisis ini digunakan untuk menganalisis jawaban dari pengunjung

yang telah ditunjuk sebagai responden dan untuk menjawab masalah tentang

karakteristik responden, antara lain: program studi, tahun angkatan, usia,

(63)

Rumus analisis persentase (sugiyono. 1993:63)

% 100

× =

N nX P

Dimana:

P = jumlah persentase

nX = jumlah yang akan dianalisis

N = jumlah total

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinieritas

Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi

berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas, dimana akan

diukur tingkat pengaruh variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien

korelasi ( r ). Dikatakan terjadi multikolinieritas, jika koefisien korelasi

antar variabel bebas (X1 dan X2, X2 dan X3, X3 dan X4) lebih besar dari

0,60 (r > 0.60). Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien

korelasi antar variabel bebas (X1 dan X2, X2 dan X3, X3 dan X4) lebih

kecil atau sama dengan 0,60 ( r ≤ 0,60).

Cara lain dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas adalah dengan

(Danang S, 2007: 89-90) :

1) Nilai tolerance (α) adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan

(64)

2) Nilai variance inflation factor (VIF) adalah faktor inflasi

penyimpangan baku kuadrat.

Nilai tolerance (α) dan variance inflation factor (VIF) dapat dicari

dengan menggabungkan kedua nilai tersebut yaitu :

- besar nilai tolerance (α) : α = 1 / VIF

- besar Nilai variance inflation factor (VIF) : VIF = 1 / α

Ketentuan :

Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika : α hitung < α dan

VIF hitung > VIF.

Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika : α hitung > α

dan VIF hitung < VIF.

Cara mengatasi multikolinieritas yaitu :

a) Menghilangkan salah satu atau lebih variabel bebas yang mempunyai

koefisien korelasi tinggi atau menyebabkan multikolinieritas.

b) Jika tidak dihilangkan (nomor 1) hanya digunakan untuk membantu

memprediksi dan tidak untuk diinterpretasikan.

c) Mengurangi hubungan linier antar variabel bebas dengan

menggunakan logaritma natural (ln).

d) Menggunakan metode lain misalnya metode regresi Bayesian dan

(65)

b. Uji Heteroskedastisitas

Dalam persamaan regeresi berganda perlu juga diuji mengenai sama

atau tidak varians dari residual observasi yang satu dengan observasi yang

lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi

Homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama disebut terjadi

Heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik adalah persamaan yang

tidak terjadi heteroskedastisitas

Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui

grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan variabel

bebas (sumbu X = Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID)

merupakan variabel terikat (sumbu Y = Yprediksi – Yriil).

Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil

pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun

di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola

yang teratur.

Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titiknya mempunyai

pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun

(66)

c. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk menguji data variabel bebas (X) dan

data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan,

berdistribusi normal atau tidak normal.

Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas

dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama

sekali. Ada dua cara untuk melakukan uji normalitas (Danang S,

2007:96-102) yaitu :

1) Cara Statistik

Cara statistik yang dipakai untuk menguji data variabel bebas dan

variabel terikat berdistribusi normal atau tidak adalah melalui nilai

kemiringan kurva (skewness = α3) atau nilai keruncingan kurva

(kurtosis = α4) dibandingkan dengan nilai Z tabel.

Rumus nilai Z untuk kemiringan kurva (skewness) :

Z skewness = Skewness / √ 6 / N atau Zα3 = α3/ √ 6 / N

Rumus nilai Z untuk keruncingan kurva (kurtosis) :

Z kurtosis = kurtosis / √ 24 / N atau Zα4 = α4/ √ 24 / N, dimana N =

banyaknya data.

Ketentuan analisis yaitu :

a) Variabel bebas atau terikat berdistribusi normal jika Z hitung (Zα3

(67)

b) Variabel bebas atau terikat berdistribusi tidak normal jika Z hitung

(Zα3 atau Zα4) > Z tabel.

2) Cara Grafik Histogram dan Normal Probability Plots

Cara grafik histogram dalam menentukan suatu data berdistribusi

normal atau tidak, cukup dengan membandingkan antara data riil

(nyata) dengan garis kurva yang terbentuk, apakah mendekati normal

atau memang normal sama sekali. Jika data riil membentuk garis

kurva cenderung tidak simetris terhadap mean (U), maka dapat

dikatakan data berdistribusi tidak normal. Jika data riil membentuk

garis kurva cenderung simetris terhadap mean (U), maka dapat

dikatakan data berdistribusi normal.

Cara normal probability plots lebih handal daripada cara grafik

histogram, karena cara ini membandingkan data riil dengan data

distribusi normal (otomatis oleh komputer) secara kumulatif. Suatu

data dikatakan berdistribusi normal ketika garis data riil mengikuti

garis diaogonal.

d. Uji Autokorelasi

Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah

autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi

(68)

timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu t

(berada) dengan kesalahan pengganggu t-1( sebelumnya).

Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah

autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai

berikut :

a) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis

nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.

b) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima,

yang berarti tidak ada autokorelasi.

c) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka

tidak dapat menghasilkan kesimpulan yang pasti.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mencari pengaruh satisfaction, habitual behavior, commitment,

dan liking of the brand secara simultan terhadap loyalitas merek, teknik

analisis data yang digunakan adalah teknik Analisis Regresi Linier Berganda

dengan model sebagai berikut:

(69)

Keterangan:

Y : Loyalitas merek

a : Konstanta

b1,b2,b3,b4 : Koefisien regresi

X1 : Satisfaction

X2 : Habitual behavior

X3 : Commitment

X4 : Liking of the brand

K. Pengujian Hipotesis

1. Uji signifikan Parsial atau Individual (Uji t)

Uji signifikansi parsial atau individual adalah untuk menguji apakah

suatu variabel bebas berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap variabel

tidak bebas.

Untuk menguji hipotesis 1 tentang adanya korelasi secara parsial

faktor-faktor yang meliputi satisfaction, habitual behavior, commitment, dan

liking of the brand digunakan uji statistik t dengan rumus sebagai berikut:

t

=

r

s 2

1

2

s

r

n

keterangan :

(70)

n = jumlah sampel

kemudian hasilnya dibandingkan dengan ttabel, tingkat signifikasinya adalah

sebesar 5%, tetapi untuk derajat sampai dengan 1% pun tetap signifikan dan

derajat kebebasan (dr = n-2).

Jika thitung > ttabel maka terdapat pengaruh yang signifikan.

Pengambilan keputusan berdasarkan pada letak kurve distribusi normal yang

ditunjukkan pada gambar kurva berikut:

Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho

Penerimaan Ha Penerimaan Ha

-

+

Maka kesimpulannya : Ho ditolak dan Ha diterima apabila thitung > ttabel.

Gambar III.2

Daerah Penentuan Ho Pada Uji t

Dalam uji t ini, hipotesis nol (Ho) dan hipotesis altenatif (Ha) adalah :

Ho = Faktor-faktor yang meliputi satisfaction, habitual behavior,

commitment, dan liking of the brand secara parsial tidak

(71)

Ha = Faktor-faktor yang meliputi satisfaction, habitual behavior,

commitment, dan liking of the brand secara parsial mempunyai

pengaruh terhadap kesetiaan merek.

1) Untuk mengetahui hubungan antara variabel satisfaction (X1) dengan

loyalitas merek (Y) digunakan analisis korelasi product moment dengan

uji t. Ho ditolak dan Ha diterima apabila thitung > ttabel, hal ini berarti ada

pengaruh antara variabel satisfaction (X1) secara parsial terhadap variabel

loyalitas merek (Y)

2) Untuk mengetahui hubungan antara variabel habitual behavior (X2)

dengan loyalitas merek (Y) digunakan analisis korelasi produk moment

dengan uji t. Ho ditolak dan Ha diterima apabila thitung > ttabel, hal ini

berarti ada pengaruh antara variabel habitual behavior (X2) secara parsial

terhadap variabel loyalitas merek (Y)

3) Untuk mengetahui hubungan antara variabel commitment (X3) dengan

loyalitas merek (Y) digunakan analisis korelasi produk moment dengan uji

t. Ho ditolak dan Ha diterima apabila thitung > ttabel, hal ini berarti ada

pengaruh antara variabel commitment (X3) secara parsial terhadap variabel

loyalitas merek (Y)

4) Untuk mengetahui hubungan antara variabel liking of the brand (X4)

dengan loyalitas merek (Y) digunakan analisis korelasi produk moment

(72)

berarti ada pengaruh antara variabel liking of the brand (X4) secara parsial

terhadap variabel loyalitas merek (Y)

2. Uji F

Untuk menguji hipotesis ke-2 tentang adanya korelasi secara simultan

faktor-faktor yang meliputi: satisfaction, habitual behavior, commitment, dan

liking of the brand, maka uji koefisien regresi yang digunakan adalah

pengujian simultan. Pengujian simultan adalah pengujian yang melibatkan

variabel bebas (satisfaction, habitual behavior, commitment, dan liking of the

brand) terhadap variabel terikat (loyalitas merek) dalam menguji ada tidaknya

pengaruh yang signifikan secara simultan atau bersama-sama. Pengujian

secara simultan menggunakan distribusi F yaitu membandingkan antara F

hitung (F rasio) dengan F tabel (Danang S, 2007:19-21).

Langkah pengujian secara simultan yaitu :

1) Menentukan Ho dan Ha

Ho : b1,b2,b3,b4 = 0, artinya faktor-faktor yang meliputi satisfaction,

habitual behavior, commitment, dan liking of the brand secara simultan

tidak mempunyai pengaruh terhadap loyalitas merek.

Ha : b1,b2,b3,b4 ≠ 0, artinya faktor-faktor yang meliputi satisfaction,

habitual behavior, commitment, dan liking of the brand secara simultan

(73)

2) Menentukan level of significance (α)

Level of significance (α) yang digunakan adalah 5%. F tabel dicari dengan

menentukan besar degree of freedom (df) pembilang (numerator) dan df

penyebut (denominator). Numerator = banyak variabel bebas dan

denominator = N – m – 1.

3) Menentukan F hitung

F

hitung =

)

1

(

)

1

(

2 2

R

m

m

N

R

Keterangan :

F = Harga F garis regresi yang dicari

N = Banyaknya subjek yang terlibat

m = Banyaknya prediktor

R2= Koefisien determinasi

4) Menentukan F tabel

Penentuan Ftabel menggunakan tingkat keyakinan 95%, a = 5%, df1

(jumlah variabel–1) dan df2 (n-k-1), dimana n adalah jumlah kasus dan k

adalah jumlah variabel independen). Cara lain menentukan Ftabel yaitu

dengan mengetikkan =finv(tingkat signifikansi,df1,df2) pada cell kosong

program Microsoft Excel.

5) Kriteria pengujian

(74)

Ho ditolak dan Ha diterima bila F hitung > F tabel

Ketentuan :

Daerah penerimaan Ho

Daerahpenolakan Ho

α = 0.05

F tabel

Gambar III.1

Daerah Penentuan Ho Pada Uji F

6) Kesimpulan

• Jika Ho diterima berarti faktor-faktor yang meliputi satisfaction,

habitual behavior, commitment, dan liking of the brand secara

simultan tidak mempunyai pengaruh terhadap loyalitas merek.

• Jika Ho ditolak berarti faktor-faktor yang meliputi satisfaction,

habitual behavior, commitment, dan liking of the brand secara

(75)

3. Analisis Korelasi Ganda (R)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan. Koefisien ini

menunju

Gambar

Gambar II.1
Gambar III.2
Gambar III.1
Tabel V.1 menunjukkan bahwa pernyataan satisfaction butir 1 memiliki
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bila terjadi luapaan di sungai Kali Sampean pada analsis profil aliran permukaan menggunakan data curah hujan dengan kala ulang 100 tahun, maka dapat dipastikan juga

keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banyuwangi melalui Rancangan Peraturan Daerah (Raperda)

Gambar 10 merupakan proses bisnis usulan menangani pengiriman produk melibatkan logistik yang dimulai dari melakukan cek data order konsumen melalui aplikasi,

Dengan demikian diperoleh bahwa Fedora 7 dengan bantuan PCP dan Net-SNMP dapat memenuhi kebutuhan Low Memory Condition Monitor Notification yang diberikan di

(2) Sejak mulai tanggal pemberian tunjangan Tenaga Kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bagi Pegawai Negeri Sipil yang telah menerima tunjangan Tenaga

Grafik Pengaruh Jenis Mikroorganisme dan pH Terhadap Viabilitas BAL Selama Penyimpanan Dingin Berdasarkan Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa selama penyimpanan dingin minuman

Sugiono (2009:124) mengatakan “Sampling jenuh adalah tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Dari kedua belas atlet tersebut

Unsharp masking adalah sebuah metode yang meningkatkan kualitas ketajaman garis (edge) dan elemen gambar dengan frekuensi tinggi lainnya melalui suatu prosedur yang