• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG MATERI SIFAT BENDA DAN PERUBAHAN WUJUD DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING SISWA KELAS V SD NEGERI NYAMPLUNG GAMPING PADA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG MATERI SIFAT BENDA DAN PERUBAHAN WUJUD DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING SISWA KELAS V SD NEGERI NYAMPLUNG GAMPING PADA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2010 2011"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN

TENTANG MATERI SIFAT BENDA DAN PERUBAHAN WUJUD DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING

SISWA KELAS V SD NEGERI NYAMPLUNG GAMPING PADA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

CLARA PRAHESTU DWI UTAMI NIM : 071134088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENINGKATAN PEMAHAMAN

TENTANG MATERI SIFAT BENDA DAN PERUBAHAN WUJUD DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING

SISWA KELAS V SD NEGERI NYAMPLUNG GAMPING PADA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

CLARA PRAHESTU DWI UTAMI NIM : 071134088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah maka kamu akan mendapat,

ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu”

( Matius 7:7 )

“Kita menikmati kehangatan karena kita pernah kedinginan. Kita menghargai

cahaya karena kita pernah dalam kegelapan. Maka begitu pula, kita dapat

bergembira karena kita pernah merasakan kesedihan”

( David L. Weatherford )

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara

kamu”

( 1 Petrus 5:7 )

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

1. Yesus dan Bunda Maria yang slalu menyertaiku setiap langkahku.

2. Ayah dan ibuku tercinta. Kasih sayang dan bimbinganmu senantiasa aku rasakan dan tidak akan pernah pupus oleh waktu.

3. Kakakku Agnes Dian Pratiwi; yang aku sayangi.

4. Aloysius Andy Saputra yang selalu mendukungku setiap saat.

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Februari 2011 Penulis

Clara Prahestu Dwi Utami

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Clara Prahestu Dwi Utami

Nomor Mahasiswa : 071134088

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Peningkatan Pemahaman tentang materi Sifat Benda dan Perubahan Wujud dengan Metode Penemuan Terbimbing Siswa Kelas V SD Negeri Nyamplung Gamping pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2010 / 2011

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demukian pernyataan ini yang saya buat sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 25 Februari 2011 Yang menyatakan

(8)

vii

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS V SD NEGERI NYAMPLUNG GAMPING TENTANG MATERI SIFAT BENDA

DAN PERUBAHAN WUJUD PADA SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2010 / 2011

DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING

Clara Prahestu Dwi Utami

Universitas Sanata Dharma

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas V SD N Nyamplung Gamping Sleman dalam mata pelajaran IPA pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2010 / 2011.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Pada siklus 1 dan siklus 2 dilakukan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing dengan membagi siswa dalam beberapa kelompok. Pembelajaran dilaksanakan dalan 4 pertemuan, masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Data dikumpulkan menggunakan hasil tes tertulis dan unjuk kerja siswa.

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas V SD N Nyamplung Gamping Sleman tahun ajaran 2010 / 2011 dalam mata pelajaran IPA khususnya pada materi sifat benda dan perubahan wujud. Peningkatan pemahaman siswa ditandai dengan nilai rata-rata siswa pada kondisi awal 60,35 meningkat pada akhir siklus 1 yaitu 62,05 dan mencapai 70,82 pada akhir siklus 2. Nilai rata-rata unjuk kerja siswa pada siklus 1 mencapai 61,70 dan pada siklus 2 mencapai 72,23. Sedangkan persentase siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 52,94%, pada akhir siklus 1 adalah 64,7%, dan pada akhir siklus 2 adalah 88,23%.

(9)

viii

ABSTRACT

COMPREHENSION IMPROVEMENT IN MATERIAL OF ITEM CHARACTERISTIC AND A CONCRETE

CHANGE WITH GUIDED DISCOVERY METHOD OF STUDENT GRADE V OF ELEMENTARY SCHOOL NYAMPLUNG GAMPING ON FIRST SEMESTER IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011

Clara Prahestu Dwi Utami

Sanata Dharma University

2011

This research aimed to determine whether the use of guided discovery method can improve the comprehension student of grade V SD N Nyamplung Gamping Sleman for sains subject in school year 2010 / 2011.

This research is an action research who carried on with two cycles. In the first cycle and the second cycle learning are done by guided discovery method in dividing students into groups. Learning is doing in four meeting, each cycle consist of two meeting. Data collected to use instrument of written test and work inform of student.

Result of research which show that guided discovery method can improve student comprehension grade V SD N Nyamplung Gamping Sleman in school year 2010 / 2011 in sains subject especially in material of item characteristic and a concrete change. Improvement of student comprehension is marked with an average rating of grade repetition in the initial conditions 60,35 at the end of the first cycle of 62,05 and reached 70,82 at the end of the second cycle. An average rating of student perform a task of the first cycle reached 61,70 and 72,23 of the second cycle. While the percentage of the student who reach Criteria of Minimal Completeness (KKM) in initial conditions 52,94%, at the end of the first cycle is 64,7% and reached 88,23% at the end of the second cycle.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis haturkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kasih, karena berkat Kemurahan rahmat dan kasihnya, Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Lebih utama tugas ini dilakukan sebagai usaha untuk memenuhi kompetensi guru berupa kemampuan penguasaan bidang studi, memahami peserta didik, pembelajaran peserta didik dan pengembangan kepribadian.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena kebaikan, dukungan dan keterlibatan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan tulus hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

3. Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd. dan Maria Melani Ika Susanti, S.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk dan saran yang sangat berguna bagi penulis.

4. Para dosen, karyawan PGSD, dan petugas perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang secara langsung telah memberikan kontribusi yang berarti sehingga penulis dapat menemukan buku sumber untuk penulisan skripsi ini.

(11)

x

6. Aloysius Andy Saputra terima kasih atas kesabaranmu dalam mendampingiku, dan memberi aku semangat.

7. Bapak Sarema, selaku Kepala SD Negeri Nyamplung yang telah memberi izin kepada penulis untuk lokasi penelitian.

8. Segenap guru serta siswa kelas V SD Negeri Nyamplung yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian dari awal hingga akhir. 9. Teman seperjuanganku, Retno dan Yusi, terima kasih atas bantuan dan

kebersamaannya melalui suka duka dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman mahaiswa yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan masukan yang berarti.

Atas semua itu, penulis hanya dapat memanjatkan doa kepada Tuhan YME semoga kebaikan mereka mendapat balasan yang setimpal.

Namun penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan ini karena terbatasnya kemampuan penulis. Besar harapan penulis dengan adanya penyusunan penulisan skripsi ini semoga bermanfaat bagi siapa saja yang menaruh minat terhadap pendidikan budi pekerti.

Akhirnya penulis akan selalu menerima dengan senang hati apabila ada kritik dan saran yang bersifat membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.

Yogyakarta, 25 Februari 2011

Penulis

(12)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ………... i

Halaman Persetujuan Pembimbing ...………... ii

Halaman Pengesahan ……… iii

Motto dan Persembahan ……….. iv

Pernyataan Keaslian Karya……… v

Persetujuan Publikasi ………. vi

Abstrak ………... vii

Abstract ...………. viii

Kata Pengantar ………. ix

Daftar Isi ……… xi

Daftar Tabel ……… xiii

Daftar Gambar ……… xiv

Daftar Lampiran……… xv

BAB I. PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Pembatasan Masalah ……… 4

C. Perumusan Masalah ……… 5

D. Pemecahan Masalah ………. 5

E. Batasan Istilah ……… 5

F. Tujuan penelitian ………... 6

G. Manfaat Penelitian ………. 7

BAB II. KAJIAN TEORI ………. 9

A. Pemahaman Siswa ……… 9

B. Hakekat IPA …... ………. 9

C. Metode Penemuan ... 11

D. Wujud Benda ... 15

(13)

xii

2. Perubahan wujud benda ... 21

E. Penelitian yang relevan ... 24

F. Kerangka Berfikir ... 24

G. Hipotesis Tindakan ... 25

BAB III. METODE PENELITIAN ……… 26

A. Jenis Penelitian ………. 26

B. Setting Penelitian …... ……….. 27

1. Tempat penelitian ……… 27

2. Subyek penelitian ……… 27

3. Obyek penelitian ……… 27

4. Waktu penelitian ……… 27

C. Rancangan Tindakan …… ………. 28

1. Persiapan ………….. ……… 28

2. Rencana tindakan tiap siklus …. ……… 28

D. Pengumpulan data dan instrumennya …… ……… 33

E. Analisis data ………. …… ………. 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….…. 41

A. Deskripsi penelitian …. ……… 41

1. Siklus 1 ……… 41

2. Siklus 2 ………. 45

B. Hasil penelitian dan pembahasan ... 49

1. Siklus 1 ……… 49

2. Siklus 2 ……… 53

BAB V. PENUTUP ……… 58

A. Kesimpulan ……… 58

B. Saran ………... 59

DAFTAR PUSTAKA ………. 60

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Jadwal kegiatan penelitian ………... 27

Tabel 2 Rincian soal evaluasi masing-masing siklus ………. 35

Tabel 3 Kisi-kisi tes tertulis siklus 1 ………... 35

Tabel 4 Kisi-kisi tes tertulis siklus 2 ………... 36

Tabel 5 Rubrik penilaian unjuk kerja saat percobaan ………. 36

Tabel 6 Indikator ketercapaian kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 ………… 39

Tabel 7 Perbandingan nilai rata-rata kondisi awal dan siklus 1 ………. 49

Tabel 8 Perbandingan nilai rata-rata pada siklus 1 dan siklus 2 ………. 51

Tabel 9 Perbandingan nilai rata-rata kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 …... 53

Tabel 10 Siswa yang mencapai KKM ………... 55

Tabel 11 Nilai rata-rata unjuk kerja pada siklus 1 ...………. 57

Tabel 12 Nilai rata-rata unjuk kerja pada siklus 2 …... 58

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Bentuk benda padat selalu tetap ………... 16

Gambar 2 Bentuk benda padat tidak berubah ……….... 16

Gambar 3 Bentuk benda cair sesuai dengan wadahnya ………... 17

Gambar 4 Benda cair mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah ... 18

Gambar 5 Bentuk permukaan air yang tenang selalu datar ………... 18

Gambar 6 Benda cair menekan ke segala arah ………... 19

Gambar 7 Benda cair meresap melalui celah-celah kecil ………... 20

Gambar 8 Benda cair dapat melarutkan benda-benda tertentu …………... 20

Gambar 9 Tahapan siklus 1 dan siklus 2 ………... 26

Gambar 10 Diagram perbandingan nilai rata-rata pada kondisi awal, dan siklus 1... 50

Gambar 11 Diagram kondisi siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal, kondisi yang diinginkan di siklus 1 dan kondisi siklus 1 ... 52

Gambar 12 Nilai rata-rata pemahaman siswa pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 ... 54

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ………... 62

Lampiran 2 RPP pertemuan 1 siklus 1 ………... 64

Lampiran 3 RPP pertemuan 2 siklus 1 ………... 66

Lampiran 4 RPP pertemuan 1 siklus 2 ………... 68

Lampiran 5 RPP pertemuan 2 siklus 2 ………... 70

Lampiran 6 LKS pertemuan 1 siklus 1 ………... 72

Lampiran 7 LKS pertemuan 2 siklus 1 ………... 75

Lampiran 8 LKS pertemuan 1 siklus 2 ………... 78

Lampiran 9 LKS pertemuan 2 siklus 2 ………... 81

Lampiran 10 Lembar soal siklus 1 ………... 82

Lampiran 11 Lembar soal siklus 2 ………... 85

Lampiran 12 Kunci jawaban siklus 1 ………... 88

Lampiran 13 Kunci jawaban siklus 2 ………... 89

Lampiran 14 Kondisi awal siswa ………... 90

Lampiran 15 Penilaian hasil pemahaman siswa pada siklus 1 ………. 91

Lampiran 16 Penilaian hasil pemahaman siswa pada siklus 2 ………. 92

Lampiran 17 Perbandingan hasil siklus 1 dan siklus 2 ………. 93

Penilaian unjuk kerja pertemuan 1 siklus 1 ... 94

Penilaian unjuk kerja pertemuan 2 siklus 1 ... 95

Penilaian unjuk kerja pertemuan 1 siklus 2 ... 96

Contoh lembar soal siswa pada siklus 1 ... 97

Contoh lembar soal siswa pada siklus 2 ... 100

Contoh hasil unjuk kerja siswa pada pertemuan 1 siklus 1 ... 103

Contoh hasil unjuk kerja siswa pada pertemuan 2 siklus 1 ... 107

Contoh hasil unjuk kerja siswa pada pertemuan 1 siklus 2 ... 110

Surat permohonan izin penelitian ... 114

Surat keterangan telah melakukan penelitian ... 115

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu aspek yang menentukan kemajuan suatu

bangsa. Proses interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran merupakan

wujud dari penyelenggaraan pendidikan, di mana guru sebagai pendidik secara

sadar merencanakan kegiatan pembelajaran dengan berpedoman pada

seperangkat aturan dan rencana pendidikan yang dikemas dalam bentuk

kurikulum dan siswa sebagai peserta didik.

Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) merupakan salah satu mata pelajaran

penting di sekolah. Ilmu Pengetahuan Alam berhubungan dengan cara mencari

tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan menjadi

tempat bagi siswa untuk mempelajari diri sediri dan alam sekitar serta dapat

menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk membantu siswa memahami

konsep dan teori maka pembelajaran IPA dianjurkan melibatkan siswa seaktif

mungkin di mana siswa dipandang sebagai subyek yang harus aktif dan

memperoleh banyak kesempatan untuk mempelajari materi melalui perbuatan,

mengalami sendiri, menemukan dan mengembangkan keterampilan yang

(18)

Dalam proses pembelajaran IPA yang selama ini dilaksanakan oleh guru

adalah pembelajaran konvensional yaitu guru menjadi pusat pembelajaran

sehingga proses pembelajaran hanya berlangsung satu arah, yaitu guru

memberikan materi kepada siswa sedangkan siswa hanya mendengarkan dan

mencatat saja. Dengan proses pembelajaran seperti ini, siswa mempunyai

kecenderungan bersifat pasif, mereka akan lebih banyak menunggu sajian

guru daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan

yang dibutuhkan.

Berdasarkan hasil observasi awal di kelas V SD Negeri Nyamplung

Gamping Sleman diketahui bahwa pada saat pembelajaran IPA berlangsung

guru menggunakan metode pembelajaran konvensional. Guru menjelaskan

materi yang telah disiapkan, siswa memperhatikan guru dan mengerjakan

soal-soal. Sebagian siswa kurang menunjukkan ketertarikan terhadap IPA.

Mereka cenderung tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru,

beberapa siswa menyibukkan diri berbicara dengan temannya, bermain, dan

melakukan aktivitas yang menunjukkan ketidaktertarikan terhadap proses

pembelajaran yang sedang berlangsung.

Pada umumnya kurangnya ketertarikan siswa terhadap pelajaran IPA

disebabkan oleh anggapan bahwa IPA itu sulit. Berawal dari anggapan inilah

siswa merasa malas dan enggan belajar IPA, terutama bagi siswa Sekolah

Dasar (SD) yang masih dalam berpikir konkrit. Kesulitan belajar IPA juga

(19)

dalam kegiatan pembelajaran sehingga pemahaman siswa tentang

konsep-konsep IPA masih lemah.

Berdasarkan hasil wawancara guru kelas V SD Negeri Nyamplung

Gamping Sleman diperoleh informasi bahwa kemampuan siswa dalam

memahami IPA masih rendah. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai hasil belajar

IPA semester 1 tahun ajaran 2009/2010 dalam ulangan harian yaitu 60,35

sedangkan persentasi siswa yang mencapai KKM adalah 52,94%. Dan sekolah

mengharapkan siswa dapat mencapai nilai IPA sesuai dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal 60. Hal ini disebabkan karena siswa belum mampu

memahami materi IPA.

Upaya meningkatkan pembelajaran IPA dapat dilakukan dengan berbagai

alternatif metode pembelajaran. Sarosa Purwadi (1980:3) mengatakan bahwa

para pendidik dapat memilih macam-macam metode belajar mengajar yang

cocok untuk pokok bahasan IPA untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Salah satu cara untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran IPA

adalah guru dapat menggunakan metode yang dapat membuat siswa lebih

mudah dalam memahami materi yang diberikan. Metode penemuan

terbimbing, merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat

menciptakan kondisi belajar aktif kepada siswa. Penemuan terbimbing adalah

suatu metode pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif mengadakan

percobaan atau mencoba menemukan sendiri sebelum membuat kesimpulan

(20)

Penemuan terbimbing merupakan metode yang dilakukan untuk

mendampingi siswa dalam menemukan sendiri jawaban dari masalah yang

diajukan dengan bimbingan dari guru.

Dengan metode ini diharapkan siswa menjadi lebih aktif saat mengikuti

pembelajaran IPA, sehingga kemampuannya dalam pembelajaran IPA dapat

meningkat yang akan memacu pada penguasaan konsep perubahan sifat benda

siwa.

Melihat masih rendahnya kemampuan siswa kelas V SD Negeri

Nyamplung Gamping Sleman dalam pembelajaran IPA, maka peneliti merasa

tertarik untuk menerapkan metode penemuan terbimbing sebagai salah satu

upaya untuk meningkatkan penguasaan konsep perubahan sifat benda siswa

kelas V SD Negeri Nyamplung Gamping Sleman pada semester 1 tahun ajaran

2010 / 2011 yang nantinya akan menempuh ujian. Dengan harapan melalui

penerapan metode ini dapat membantu siswa dalam meningkatkan

kemampuannya dalam mengerjakan soal-soal ujian dan akhirnya mampu

mencapai hasil belajar yang lebih baik.

B. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan tentang

pelaksanaan pembelajaran IPA dengan metode penemuan terbimbing sebagai

upaya meningkatkan pemahaman tentang sifat benda dan perubahan wujudnya

bagi siswa kelas V SD Negeri Nyamplung Gamping Sleman pada semester 1

(21)

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah serta identifikasi masalah,

penelitian ini mengajukan rumusan masalah :

Apakah pemahaman materi sifat benda dan perubahan wujud bagi siswa

meningkat setelah mengikuti pembelajaran dengan metode penemuan

terbimbing ?

D. Pemecahan Masalah

Dengan melihat latar belakang masalah yang ada, pemecahan masalah

yang dapat dilakukan yaitu dengan mencoba melakukan pembelajaran

menggunakan metode yang lain selain metode ceramah. Alternatif lainnya

dapat melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan

terbimbing yang dapat membimbing siswa untuk mencoba menemukan sendiri

sesuatu yang dipelajarinya.

E. Batasan Istilah

Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini meliputi ;

1. Pemahaman siswa

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1984 : 694) dikatakan bahwa

paham adalah pengertian, jadi dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa

adalah pengertian siswa terhadap sesuatu hal yang telah diketahuinya atau

(22)

2. Sifat-sifat benda

Sifat dalam KBBI (1984 : 943) berarti rupa dan keadaan yang tampak

pada sesuatu benda. Sedangkan sifat-sifat benda yaitu suatu keadaan

tertentu yang dimiliki oleh suatu benda antara lain benda padat, cair dan

gas.

3. Perubahan wujud benda

Yang dimaksud dengan perubahan wujud benda adalah sesuatu yang

dapat berubah karena adanya sesuatu hal, perubahan wujud tersebut dapat

diketahui karena adanya sesuatu yang dapat dilihat, diraba, dsb.

4. Metode penemuan terbimbing

Metode penemuan terbimbing merupakan salah satu metode alternatif

pembelajaran yang dapat digunakan guru pada saat pembelajaran.

Pengertian metode penemuan terbimbing itu sendiri adalah metode yang

menekan pada siswa itu sendiri untuk menemukan sendiri sesuatu berupa

fakta, konsep, prinsip, hukum lalu teori yang dipelajarinya dengan

bimbingan guru.

F. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalahnya, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui :

1. Mengetahui pemahaman siswa yang nampak dalam nilai rata-rata siswa

kelas V tentang materi sifat benda dan perubahan wujud dengan metode

(23)

2. Mengetahui pemahaman siswa yang nampak dalam persentase jumlah

siswa yang mencapai KKM kelas V tentang materi sifat benda dan

perubahan wujud dengan metode penemuan terbimbing pada semseter 1

tahun pelajaran 2010/2011.

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

a. Penelitian ini merupakan sarana untuk menerapkan, berlatih dan

mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh peneliti dengan

kenyataan yang terjadi di lapangan.

b. Menambah pengalaman baru yang dapat dikembangkan untuk

pembelajaran materi lain atau bidang studi lain.

c. Memiliki alternatif metode pembelajaran yang bervariasi sehingga

pembelajaran tidak monoton.

2. Bagi Siswa

a. Memiliki pengalaman baru dalam melakukan kegiatan belajar,

sehingga kegiatan belajar yang dilakukan dapat bervariasi, mengurangi

kejenuhan dan kebosanan.

b. Dengan adanya metode pembelajaran yang berbeda diharapkan

(24)

3. Bagi Guru lain

Hasil ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi

guru dalam mengembangkan kreativitasnya memililih metode mengajar

dalam menyampaikan materi IPA, sehingga kegiatan pembelajaran dapat

berlangsung lebih optimal dan prestasi belajar IPA siswa dapat

ditingkatkan.

4. Bagi Sekolah

a. Memberikan masukan kepada sekolah bahwa penggunaan metode

penemuan terbimbing adalah salah satu upaya untuk meningkatkan

hasil belajar siswa.

b. Menambah dokumen hasil penelitian yang dapat menambah bahan

bacaan di perpustakaan sekolah sehingga dapat memberi inspirasi dan

memacu guru lain untuk melakukan penelitian yang sama atau yang

(25)

9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pemahaman Siswa

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1984:694 ), paham mempunyai

arti pengertian. Sedangkan siswa mempunyai arti peserta didik, jadi

pemahaman siswa dapat diartikan dengan suatu pengertian yang dimiliki oleh

siswa tentang sesuatu hal. Menurut Winkel (1984:5), pemahaman adalah

sebagai reorganisasi dari kesan-kesan yang diperoleh, seperti bilamana

sesorang memiliki suatu gagasan baru atau menemukan suatu cara pemecahan

atau penyelesaian.

Dari beberapa pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa

pemahaman adalah hasil kerja yang diperoleh seseorang berdasarkan

kemampuannya sendiri dalam menangkap makna suatu bahan ajar dengan

menemukan cara penyelesaian.

B. Hakekat IPA

Pengetahuan yang dimiliki seseorang pada dasarnya berupa konsep.

Konsep-konsep tersebut diperoleh seseorang sebagai hasil interaksi dengan

lingkungan sekitar. Makna hakiki dari belajar dan pembelajaran IPA adalah

pendidikan IPA lebih diartikan sebagai pembentukan kompetensi anak didik

melalui peningkatan motivasi dan aktivitas diri siswa daripada pembekalan

(26)

pada hakekatnya merupakan ilmu dan pengetahuan tentang fenomena alam

yang meliputi produk dan proses. Di mana pengetahuan didapat dari proses

belajar.

Kata “science” (bahasa Inggris) berasal dari Bahasa Latin “scientia

yang berarti pengetahuan. Jadi science adalah pengetahuan.

Ada yang mendefinisikan bahwa “IPA merupakan ilmu yang sistematis dan

dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan

didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi” (HW. Fowler et-al, 1951

dalam Margono, 1984:26). Sedangkan Nokes, 1949 dalam bukunya “Science

in Education” menyatakan bahwa “IPA adalah pengetahuan teoritis yang

diperoleh dengan metode khusus” (Margono, 1984:26)

Fisher (1975) dalam Moh. Amien (1987:4) menyatakan : IPA adalah

suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan

metode-metode yang berdasarkan observasi.

Carin (1985) dalam Moh. Amien (1987:4) menyatakan : IPA adalah

suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang di dalam

penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Jadi IPA adalah suatu ilmu pengetahuan yang diperoleh berdasarkan

pengamatan yang ada di alam sekitar.

IPA sebagai salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar yang merupakan

program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan,

sikap dan nilai ilmiah pada siswa, serta rasa mencintai dan menghargai

(27)

Tujuan utama pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah agar siswa

memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan

sehari-hari, memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan,

gagasan tentang alam sekitarnya, mampu menggunakan teknologi sederhana

yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam

kehidupan sehari-hari, dan agar siswa mengenal dan dapat memupuk rasa

cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari kebesaran dan keagungan

Tuhan Yang Maha Esa.

Materi sifat-sifat benda cair merupakan salah satu bagian dalam

pembelajaran IPA. Diharapkan siswa mengerti pentingnya mempelajari materi

tersebut dan dapat menerapkan pengetahuannya di dalam kehidupan

sehari-hari untuk membantu memecahkan masalah yang timbul dalam kehidupan

sehari-hari mereka.

C. Metode Penemuan

Metode penemuan dapat disebut juga dengan dengan metode discovery.

Metode penemuan didefinisikan sebagai prosedur pengajaran yang

menekankan siswa belajar secara individual, kecakapan siswa untuk mencapai

tujuan, dan aktivitas siswa untuk mengadakan percobaan menemukan sendiri

sebelum membuat kesimpulan (Pratiknyo, 1980:1).

Menurut Kartika Budi dalam panitia penataran penyesuaian kemampuan

Dosen DII PGSD Se Indonesia (1992:16) menjelaskan bahwa, yang menjadi

(28)

sendiri sesuatu. Untuk menemukan sesuatu tentu harus melakukan suatu

proses baik mental atau fisik. Proses itu dapat berupa eksperimen,

demonstrasi, tanya-jawab, analisis data yang telah ada.

Metode ini menghendaki agar siswa benar-benar aktif belajar

menemukan sendiri apa yang dipelajari, baik dengan bimbingan guru atau

tidak dengan bimbingan guru.

Ciri-ciri pembelajaran dengan metode penemuan : a. Mengutamakan aktivitas murid untuk belajar sendiri

Dalam metode ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sendiri dalam melakukan aktivitas atau percobaan.

b. Proses pembelajaran

Suatu pembelajaran dengan menggunakan metode ini yang perlu di amati adalah proses pembelajaran itu sendiri. Dalam proses tersebut guru dapat mengamati bagaimana kerja siswa dalam memahami sesuatu.

c. Siswa mengarahkan sendiri untuk memecahkan masalah

Metode penemuan terbimbing ini mengajak siswa untuk belajar memecahkan masalah sendiri.

d. Mencerminkan bentuk pembelajaran tersebut

Metode ini dapat menggambarkan siswa untuk belajr sendiri, jadi mereka melibatkan dirinya dalam memotivasi untuk belajar.

(Pratiknyo, 1980:1)

Dengan metode penemuan ini, anak telah dilatih bekerja dan menyelidiki

sendiri, mempergunakan aktivitas dan daya pikirnya untuk memecahkan

problema yang dihadapi. Memang tidak semua mata pelajaran IPA dapat

diajarkan dengan metode penemuan. Bahkan Ausubel dalam Pratiknyo

(1980:3) mengatakan bahwa metode penemuan aplikasinya terbatas, dan

membuang-buang waktu saja, sehubungan dengan itu perlu ada penemuan

yang terbimbing yang biasa disebut dengan Guided Discovery atau penemuan

terbimbing, dengan syarat memang ada hal yang perlu ditemukan dan ada

(29)

Metode Penemuan Terbimbing

Pembelajaran dengan metode penernuan dibedakan menjadi 2, yaitu

pembelajaran penemuan bebas (Free Discovery Learning) atau sering disebut

open ended discovery dan pembelajaran penemuan terbimbing (Guided

Discovery Learning). Dalam pelaksanaannya, pembelajaran penemuan

terbimbing (Guided Discovery Learning) lebih banyak diterapkan, karena

dengan petunjuk guru siswa akan bekerja lebih terarah dalam rangka mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai suatu metode pembelajaran dari sekian

banyak metode pembelajaran yang ada, penemuan terbimbing menempatkan

guru sebagai fasilitator, guru membimbing siswa dimana ia diperlukan. Dalam

metode ini, siswa didorong untuk berfikir sendiri, menganalisis sendiri

sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang

telah disediakan oleh guru.

Menurut Carin dan Sund yang ditulis oleh Kartika Budi dalam panitia

penataran penyesuaian kemampuan Dosen DII PGSD Se Indonesia (1992:10),

Metode Guided Discovery ini dibahas secara khusus karena hasil penelitian

secara nyata yang menunjukkan bahwa metode penemuan terbimbing ternyata

cukup efektif untuk mengajarkan IPA.

Metode ini dapat menggabungkan pembelajaran yang berpusat pada guru

dengan pembelajaran yang berpusat pada anak. Untuk usia rendah,

pembelajaran banyak didominasi oleh guru, akan tetapi dengan bertambahnya

pengetahuan anak maka dominasi guru berkurang, sehingga pada usia dewasa

(30)

metode ini cocok untuk anak didik dalam usia pertengahan, bukan anak kecil,

bukan pula orang dewasa.

Carin memberi petunjuk dalam merencanakan dan menyiapkan

pembelajaran penemuan terbimbing yaitu :

a. Menentukan tujuan yang akan dipelajari oleh siswa b. Memilih metode yang sesuai dengan pembelajaran; c. Menentukan lembar pengamatan data untuk siswa; d. Menyiapkan alat dan bahan secara lengkap;

e. Menentukan dengan cermat apakah siswa akan bekerja secara individu atau secara berkelompok yang terdiri dari 2 atau 5 siswa;

f. Mencoba terlebih dahulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa.

(www.refi elfira. pendekatan inquiry dan discovery.com)

Untuk mencapai tujuan di atas Carin menyarankan hal-hal di bawah ini:

a. Membantu siswa untuk memahami tujuan dan prosedur kegiatan yang harus dilakukan;

b. Memeriksa bahwa semua siswa memahami tujuan dan prosedur kegiatan yang harus dilakukan;

c. Menjelaskan pada siswa tentang cara bekerja yang aman; d. Mengamati setiap siswa selama mereka melakukan kegiatan;

e. Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk mengembalikan alat dan bahan yang digunakan;

f. Melakukan diskusi tentang kesimpulan untuk setiap jenis kegiatan.

(Error! Hyperlink reference not valid. inquiry dan discovery.com)

Berikut beberapa saran tambahan berdasarkan pada pendekatan

penemuan dalam pengajaran (Nur 2000 dalam www.muhammad faiq.metode

penemuan terbimbing.com):

a. Mendorong siswa mengajukan dugaan awal dengan cara mengajukan pertanyaan membimbing;

b. Menggunakan bahan dan permainan yang bervariasi;

c. Menggunakan sejumlah contoh yang kontras atau memperlihatkan perbedaan yang nyata dengan materi ajar mengenai topik topik terkait;

(31)

e. Meskipun mereka mengajukan gagasan-gagasan yang tidak berhubungan langsung dengan pengajaran;

f. Menggunakan sejumlah contoh yang kontras atau memperlihatkan perbedaan yang nyata dengan materi ajar mengenai topik topik terkait

Metode penemuan terbimbing memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan dari Metode penemuan terbimbing adalah sebagai berikut

(www.muhammad faiq.metode penemuan terbimbing.com):

a. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan. b. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-temukan). c. Mendukung kemampuan problem solving siswa.

d. Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

e. Materi yang disajikan dapat mencapai tingkat kemampuan yang lebih tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya (Marzano, dalam Widdiharto, 2004).

Sementara itu kekurangannya (Widdiharto, 2004 dalam www.muhammad

faiq.metode penemuan terbimbing.com) adalah sebagai berikut:

a. Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama.

b. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah. c. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini. Umumnya

topik-topik yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan metode penemuan terbimbing.

D. Wujud Benda

Menurut Azmiyawati (2008:69) di alam ini ada tiga macam wujud benda

yaitu benda padat, benda cair dan benda gas. Masing benda tersebut

mempunyai sifat yang berbeda-beda.

1. Sifat-sifat Benda

(32)

Di sekitar kita terdapat banyak benda padat, contohnya batu, pasir, dan

tanah. Adapun sifat-sifat benda padat yaitu :

1) Benda padat bentuknya selalu tetap. Walaupun benda padat

dimasukkan ke dalam ember, stoples, ataupun tempat lainnya,

bentuknya tidak berubah. Contohnya batu kali, dimasukkan ke

dalam gelas bentuk batu kali tetap, apabila batu kali dapat

digenggam dan dipegang bentuknya pun tetap.

Gambar 1. bentuk benda padat selalu tetap.

2) Ukuran benda padat tidak berubah. Walaupun dipindah-pindahkan

ke wadah yang berbeda, ukuran benda padat tidak berubah.

Contohnya batu berukuran sekepalan tangan, batu tersebut

dimasukkan ke dalam stoples ukurannya tetap, kemudian

dimasukkan ke dalam kantong plastik ukurannya pun tetap.

(33)

3) Berdasarkan kekerasannya, benda padat mempunyai sifat yang

berbeda. Misalnya buah apel merupakan benda padat yang tidak

dapat larut dibandingkan dengan garam dan keju, walaupun benda

tersebut merupakan benda padat. Berdasarkan kelarutannya dalam

air, garam lebih mudah larut dibandingkan apel dan keju.

b. Sifat-sifat benda cair

Benda cair memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan jenis benda yang

lain. Beberapa di antaranya dapat digunakan dalam penerapan

kehidupan sehari-hari oleh manusia. Sifat-sifat benda cair diantaranya :

1) Benda cair memiliki bentuk yang berubah-ubah sesuai dengan

wadahnya. Benda cair yang dimasukkan dalam gelas maka

bentuknya akan seperti gelas, ketika dimasukkan dalam botol maka

bentuk benda cair akan seperti botol.

Gambar 3. bentuk benda cair sesuai dengan wadahnya.

2) Benda cair mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah. Aliran

benda cair menuju ke tempat rendah. Hal ini disebabkan karena

(34)

Semakin kental benda cair, alirannya makin lambat, seperti susu

kental yang merupakan benda cair yang sangat kental. Aliran susu

kental lebih lambat daripada aliran air.

Gambar 4. Benda cair mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat

yang rendah.

3) Bentuk permukaan benda cair yang tenang selalu datar. Bentuk

permukaan benda cair yang tenang berbeda dengan benda cair yang

bergejolak. Peristiwa mendatarnya permukaan air itu dapat diamati

pada air yang diisikan ke dalam gelas yang mula-mula berdiri

tegak kemudian dimiringkan ke beberapa arah. Sifat inilah yang

digunakan oleh pekerja bangunan untuk mengukur bangunan

supaya sama tinggi menggunakan selang plastik yang berisi air.

(35)

4) Benda cair menekan ke segala arah. Air mempunyai tekanan.

Dalam satu tempat yang sama, tekanan air dapat berbeda. Semakin

rendah, tekanan air pada tempat itu akan semakin besar. Hal itu

dapat dibuktikan dengan membuat air menjadi memancar.

Pancaran air dari tempat lebih rendah tampak lebih jauh. Itulah

sebabnya tembok dalam bendungan dibuat makin ke bawah makin

tebal. Tembok dibuat makin tebal untuk menahan tekanan air yang

makin besar di bagian bawah.

Gambar 6. Benda cair menekan ke segala arah.

5) Benda cair meresap melalui celah-celah kecil. Sifat benda cair

adalah dapat masuk ke dalam pori-pori kecil suatu bahan tertentu.

Kemampuan ini disebut daya kapilaritas. Sifat benda cair yang

memiliki daya kapilaritas dimanfaatkan dalam kehidupan

sehari-hari. Misalnya ketika menyalakan kompor atau lampu minyak

tanah. Melalui sumbu kompor, minyak tanah meresap dan naik ke

bagian atas sumbu sehingga kompor menyala. Penyebab

(36)

dinding terhadap molekul air lebih besar daripada molekul air

sendiri.

Gambar 7. Benda cair meresap melalui celah-celah kecil.

6) Benda cair dapat melarutkan benda-benda tertentu. Ada benda

yang jika dimasukkan ke dalam air lama kelamaan seolah hilang.

Seperti gula pasir yang dimasukkan ke dalam air. Peristiwa

melarutnya benda menghasilkan suatu larutan.

Gambar 8. Benda cair dapat melarutkan benda-benda tertentu.

c. Sifat-sifat benda gas

Udara dan uap termasuk benda gas. Adapun sifatnya :

(37)

2. Perubahan Wujud Benda

Menurut Dodo Hermana (2008:93) proses perubahan wujud benda

terdiri dari perubahan wujud benda pada benda cair, perubahan wujud

benda pada benda padat dan perubahan wujud benda pada benda gas.

a. Proses perubahan wujud pada benda padat

Peristiwa perubahan wujud benda padat, misalnya kertas koran

yang dibakar akan menjadi abu. Ini berarti telah terjadi perubahan

wujud abu. Abu tidak dapat kita kembalikan lagi menjadi kertas koran.

Demikian pula jika kayu kita bakar, potongan kayu akan terbakar dan

berubah wujud menjadi arang dan abu. Arang dan abu tidak dapat kita

kembalikan lagi ke wujud asalnya. Sifat arang dan abu juga tidak sama

dengan sifat kayu asalnya. Dari beberapa contoh di atas bahwa

perubahan wujud benda yang disertai perubahan sifatnya disebut

perubahan kimia. Perubahan kimia merupakan perubahan pada benda

yang tidak kembali ke wujud semula.

Jika kita memanaskan sepotong kawat besi, maka kawat tersebut

akan bertambah panjang. Proses penambahan panjang kawat ini

disebut dengan memuai. Jika kawat dipanaskan terus menerus, maka

kawat akan terlihat berpijar. Kemudian menjadi merah membara dan

lama kelamaan akan menjadi cairan besi panas berwarna pijar

kemerahan.

Cairan besi panas ini dapat dituangkan pada cetakan yang

(38)

Hasilnya tetap berwujud kawat besi dan sifatnya tetap tidak berubah.

Wujudnya dapat berubah tetapi sifat besinya tidak berubah. Perubahan

wujud benda yang tidak disertai dengan perubahan sifat bendanya

disebut perubahan fisika. Perubahan fisika merupakan perubahan pada

benda yang dapat kembali ke wujud semula.

b. Proses perubahan wujud pada benda cair

Dalam hal ini suatu benda cair dapat mengalami perubahan

menjadi beberapa bentuk benda. Misalnya balok es dikenai sinar

matahari lama kelamaan akan mencair. Balok es yang keras dan padat

berubah wujudnya menjadi air. Perubahan bentuk atau wujud dari

padat berubah menjadi air disebut mencair.

Kemudian bila air diisikan ke dalam kantong plastik dan

dimasukkan ke dalam lemari pendingin, kemudian diamkan beberapa

jam lamanya. Kita akan mendapatkan air tersebut telah berubah

menjadi es atau membatu. Wujud air akan menjadi wujud padat

menjadi es jika didinginkan. Peristiwa ini disebut membeku.

Begitu pula, kalau air dimasak dalam panci. Air dalam panci

akan mendidih. Kemudian air bergolak menjadi gelembung-gelembung

udara. Gelembung-gelembung ini kemudian lepas ke udara sebagai uap

air. Peristiwa ini disebut menguap.

Akibatnya di udara banyak sekali mengandung uap air. Jika

temperatur udara di sekitarnya berubah menjadi dingin. Akibatnya uap

(39)

berupa air hujan atau embun yang menempel pada daun atau

rerumputan di pagi hari. Peristiwa perubahan wujud gas (uap air)

menjadi titik-titik air disebut mengembun.

Peristiwa perubahan benda padat langsung menjadi gas disebut

menyublim. Contohnya kapur barus yang biasa, jika kapur barus kita

letakkan di kamar mandi, lama kelamaan kapur barus tersebut akan

mengecil dan akhirnya habis.

c. Perubahan wujud dengan campuran lebih dari dua jenis bahan

Perubahan wujud benda juga dapat terbentuk dari campuran

beberapa jenis bahan. Misalnya proses pembuatan kue umumnya

terdiri atas tepung terigu dicampur dengan gula pasir, telur ayam,

ditetesi zat pewarna, kemudian dikocok. Setelah campuran menjadi

merata dan siap dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dimasukkan

ke dalam oven dan dipanaskan sampai matang. Pada proses pembuatan

kue jelas terlihat bahwa perubahan wujud dari tiga jenis bahan setelah

mengalami suatu proses akan menjadi bentuk yang lain dengan

perubahan sifat asalnya.

Begitu pula seorang tukang yang sedang membangun rumah.

Mereka mencapur semen, pasir, dan air. Kemudian diaduk sampai

merata. Adukan tersebut digunakan untuk memasang bata atau

melapisi dinding. Pada peristiwa ini pun terbentuk bahan baru dari tiga

(40)

E. Penelitian yang Relevan

1. Sri Astutik pada tahun 2009 melakukan penelitian tentang “Meningkatkan

Pemahaman Konsep Perubahan Benda Melalui metode Discovery Pada

Siswa kelas V SDN Tudosoro Kabupaten Pasuruan”, menyimpulkan

bahwa penerapan metode discovery dapat meningkatkan pemahaman

konsep perubahan benda pada siswa kelas V SDN Tundosoro hal ini dapat

dilihat dari hasil tes siswa yang meningkat selain itu dapat menjadikan

siswa aktif bekerja sama dalam kelompok, berani bertanya dan menjawab

serta menimbulkan rasa ingin tahu.

Hal ini dapat dilihat peningkatannya dalam nilai ulangan siswa yang

mencapai KKM ada 80% dan nilai sebelumnya yang mencapai KMM

hanya 45%, sedangkan target yang diinginkan pada siklus 1 mencapai 74%

dan siklus 2 mencapai 80%.

2. Sugiarti,A. Ma. Pd melakukan penelitian tentang ”Meningkatkan Prestasi

Belajar IPA dengan Metode pembelajaran Penemuan Terbimbing pada

siswa kelas VI SDN Ardomulyo I Kecamatan Singosari Kabupaten

Malang. Hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh sebelum tindakan

penelitian nilai rata-rata ulangan 58, setelah adanya tindakan nilai rata-rata

ulangan mencapai 67,93 pada akhir siklus 1 dan 75,86 pada akhir siklus 2.

Adanya peningkatan prestasi belajar pada siswa disebabkan karena siswa

(41)

F. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang dan deskripsi teori diketahui bahwa dalam

proses pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri Nyamplung Gamping Sleman

dapat dikatakan belum melibatkan siswa secara aktif sehingga hasil belajar

siswa belum mencapai target yang diinginkan. Dengan demikian, diperlukan

upaya perbaikan pembelajaran guna mengoptimalkan potensi siswa. Salah satu

alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan adalah metode penemuan

terbimbing. Dalam pembelajaran ini siswa didorong untuk melakukan

aktivitas IPA, menemukan kreativitasnya. Siswa diharapkan dapat

mengembangkan pemikiran mereka sendiri sedangkan peran guru dalam

pembelajaran ini adalah sebagai pembimbing, memfasilitasi, serta

memberikan motivasi dalam pembelajaran. Pemahaman siswa terhadap materi

dapat meningkat karena dengan menggunakan metode ini siswa harus

mendemonstrasikan sehingga siswa mendapat pengalaman secara nyata dan

melakukan kegiatan bersama dengan siswa lain sehingga ingatan tentang

materi tersebut dapat tertanam lama di memori. Dengan penerapan metode

penemuan terbimbing diharapkan terjadi peningkatan penguasaan materi sifat

(42)

G. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :

Metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan pemahaman materi sifat

benda dan perubahan wujudnya siswa kelas V SD Negeri Nyamplung

(43)

27 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Menurut Kasihani

Kasbolah (1998:3) Penelitian Tindakan Kelas adalah pencermatan terhadap

kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Pada penelitian ini dibutuhkan

adanya partisipasi dan kolaborasi, artinya peneliti terlibat secara langsung

dalam proses pembelajaran dan adanya kolaborasi antara peneliti dengan guru

IPA yang merupakan mitra dalam penelitian ini.

Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan yang

mengacu pada proses tindakan yang dimodifikasi dari Burns. Menurut Burns

dalam Suwarsih Madya (2006:67), penelitian tindakan kelas mencakup 4

langkah yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan Tindakan, Pengamatan, dan

Refleksi

DESAIN PEMBELAJARAN

Gambar 9. Tahapan siklus 1 dan siklus 2

(44)

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Nyamplung

Gamping Sleman yang beralamatkan di Dusun Nyamplung, Balecatur,

Gamping, Sleman, Yogyakarta.

2. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas V SDN

Nyamplung, Balecatur, Gamping, Sleman yang berjumlah 17 orang.

3. Obyek Penelitian

Pemahaman siswa kelas V terhadap materi sifat benda dan perubahan

wujud benda dalam pembelajaran IPA.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dan pengambilan data

dilaksanakan selama 2 minggu dengan 2 siklus (8 JP), di mana setiap

siklus terdiri dari 2 pertemuan dan setiap pertemuan 2 JP.

Tabel 1. Jadwal kegiatan penelitian

(45)

No

C. Rancangan Tindakan 1. Persiapan

a. Pengumpulan data awal

b. Permintaan ijin kepada Kepala SD Negeri Nyamplung untuk

melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut.

c. Penyusunan proposal

d. Penyusunan instrumen penelitian berupa silabus, RPP, LKS, kisi-kisi

soal, dan soal evaluasi.

2. Rencana Tindakan tiap siklus

Prosedur penelitian ini dilaksanakan selama 2 siklus dan masing-masing

siklus dilaksanakan melalui 4 tahap, yaitu :

Siklus 1

Siklus 1 terdiri dari dua (2) pertemuan. Pertemuan 1 membahas tentang

sifat-sifat suatu benda (padat, cair dan gas), pertemuan 2 membahas tentang

(46)

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merancang tindakan yang akan dilaksanakan, antara

lain :

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi

yang akan dipelajari dengan menggunakan metode penemuan

terbimbing. RPP disusun untuk membimbing aktivitas siswa dalam

pelaksanaan proses pembelajaran dengan pertimbangan dosen dan guru

yang bersangkutan.

b. Membuat dan menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai sarana

dalam kegiatan pembelajaran.

c. Menyiapkan paralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama

pembelajaran berlangsung.

d. Menyusun tes akhir siklus 1.

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan metode penemuan

terbimbing dengan membagi siswa dalam beberapa kelompok.

b. Guru memberikan apersepsi pelajaran kepada siswa.

c. Guru memberikan pengarahan tentang pembelajaran dengan metode

penemuan terbimbing.

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar

belajar dengan baik.

e. Guru membagi alat-alat, bahan dan LKS yang akan digunakan untuk

(47)

f. Siswa melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk dalam LKS.

g. Guru mengamati setiap kelompok selama mereka melakukan kegiatan

atau percobaan.

h. Terjadi diskusi dalam kelompok setelah melakukan percobaan.

i. Siswa mempresentasikan hasil diskusi yang sudah dilakukan setiap

kelompok.

j. Guru memberikan penguatan dengan memberikan jawaban yang benar.

k. Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang dapat menyelesaikan

tugas sebelum waktu selesai.

l. Guru membuat ringkasan materi dan melaksanakan tes hasil belajar

akhir siklus 1.

3. Observasi

Peneliti melakukan tes tertulis secara individu dan menilai unjuk kerja

siswa dalam kelompok.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan diskusi antara peneliti dan guru pengamat.

Kegiatan refleksi ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan tindakan

pada siklus sebelumnya (siklus I) serta menyimpulkan data dan informasi

yang berhasil dikumpulkan sebagai pertimbangan perencanaan pada

(48)

Siklus 2

Siklus 2 terdiri dari dua (2) pertemuan. Pertemuan 1 membahas tentang

perubahan benda yang bersifat sementara dan tetap, pertemuan 2 melakukan

tes tertulis tentang materi yang sudah dipelajari.

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merancang tindakan yang akan dilaksanakan, antara

lain :

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi

yang akan dipelajari dengan menggunakan metode penemuan

terbimbing. RPP disusun untuk membimbing aktivitas siswa dalam

pelaksanaan proses pembelajaran dengan pertimbangan dosen dan guru

yang bersangkutan.

c. Menyusun tes akhir siklus 2.

d. Membuat dan menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai sarana

dalam kegiatan pembelajaran.

e. Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan

pembelajaran. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui

segala aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa di kelas saat

pembelajaran berlangsung.

f. Menyiapkan paralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama

(49)

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan metode penemuan

terbimbing dengan membagi siswa dalam beberapa kelompok.

b. Guru memberikan apersepsi pelajaran kepada siswa.

c. Guru memberikan pengarahan tentang pembelajaran dengan metode

penemuan terbimbing.

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar

belajar dengan baik.

e. Guru membagi alat-alat, bahan dan LKS yang akan digunakan untuk

percobaan setiap kelompok.

f. Siswa melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk dalam LKS.

g. Guru mengamati setiap kelompok selama mereka melakukan kegiatan

atau percobaan.

h. Terjadi diskusi dalam kelompok setelah melakukan percobaan.

i. Siswa mempresentasikan hasil diskusi yang sudah dilakukan setiap

kelompok.

j. Guru memberikan penguatan dengan memberikan jawaban yang benar.

k. Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang dapat menyelesaikan

tugas sebelum waktu selesai.

l. Guru bersama siswa membuat ringkasan dan melaksanakan tes hasil

(50)

2. Observasi

Peneliti melakukan tes tertulis secara individu dan menilai unjuk kerja

siswa dalam kelompok.

3. Refleksi

a. Peneliti mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian khusus yang

terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Membandingkan analisis siklus 1 dan siklus 2 dan menarik kesimpulan

tentang pemahaman siswa tentang pembelajaran IPA terutama dalam

materi sifat benda dan perubahan wujudnya dengan menggunakan

metode penemuan terbimbing.

D. Pengumpulan Data dan Instrumennya

Dalam penelitian ini, alat pengumpulan data yang akan digunakan adalah

tes yang dibuat oleh guru.

Instrumen

Penelitian ini akan menggunakan 2 jenis instrumen yaitu :

1. Instrumen pembelajaran meliputi : silabus, RPP, dan LKS.

2. Instrumen pengumpulan data menggunakan bentuk tes tertulis dan unjuk

(51)

1. Soal tes tertulis

Setiap masing-masing siklus sebagian dilaksanakan, maka dilakukan

evaluasi tertulis untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap

materi yang telah diajarkan.

Soal masing-masing siklus berupa tes tertulis yang secara rinci soal tes

tertulis berupa Pilihan Ganda, Isian singkat, dan Uraian yang

dikembangkan sendiri oleh penulis. Adapun rinciannya adalah :

• Soal pilihan ganda berjumlah 10 soal dengan ketentuan :

• Soal isian berjumlah 5 soal dengan ketentuan :

• Soal uraian berjumlah 5 soal dengan ketentuan :

Sehingga skor yang dapat diperoleh siswa jika jawaban sempurna

adalah total skor PG + total skor soal isian singkat + total skor soal

uraian :

10 + 10 + 20 = 40

Tabel 2. Rincian soal evaluasi masing-masing siklus.

Bentuk tes Jumlah soal Bobot Skor

Pilihan ganda 10 1 10

Isian singkat 5 2 10

Uraian 5 4 20

(52)

Tabel 3. Kisi-kisi tes tertulis siklus 1

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator No Soal

Memahami

Siswa dapat menyebutkan macam-macam benda

6, 10, 12

Siswa dapat menyebutkan sifat tertentu yang dimiliki benda padat, cair dan gas

1, 7, 8, 13, 18, 20

Siswa dapat menyebutkan perubahan wujud benda dari cair ke gas, padat ke cair, gas ke cair dan padat ke gas

2, 3, 5, 9, 15

Siswa dapat menyebutkan suatu benda dapat mengalami

perubahan sifat karena suatu proses

4, 11, 14, 16, 17, 19

Tabel 4. Kisi-kisi tes tertulis siklus 2

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator No Soal

Memahami

Siswa dapat menyebutkan sifat benda

1, 3

Siswa dapat menunjukkan cara menguji sifat benda

2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 19 Siswa dapat membandingkan

perubahan benda yang bersifat sementara dan tetap

8, 17, 18, 20

2. Unjuk kerja

Rubrik Penilaian Unjuk Kerja untuk siswa dalam melakukan

percobaan perubahan wujud benda. Penilaian unjuk kerja dilakukan

pada saat proses pembelajaran di kelas dalam melakukan percobaan

(53)

Tabel 5. Rubrik penilaian unjuk kerja saat percobaan.

• Petunjuk pengisian

1. Pemberian skor untuk masing-masing aspek dilakukan dengan

memberikan nilai antara 1 sampai 3.

2. Skor keseluruhan dari hasil jumlah skor pada setiap aspek yang

diperoleh.

• Deskripsi kriteria atau patokan

(54)

3 : Jika alat yang digunakan sesuai dengan percobaan yang

akan dilakukan

2 : Jika alat yang digunakan kurang sesuai dengan percobaan

yang akan dilakukan

1 : Jika alat yang digunakan tidak sesuai dengan percobaan

yang akan dilakukan

2. Ketepatan proses pembelajaran

3 : Jika proses pembelajaran sesuai dengan materi yang

dibahas

2 : Jika proses pembelajaran kurang sesuai dengan materi

yang dibahas

1 : Jika proses pembelajaran tidak sesuai dengan materi yang

dibahas

3. Ketepatan hasil

3 : Hasil yang diperoleh sesuai dengan materi

2 : Hasil yang diperoleh kurang sesuai dengan materi

1 : Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan materi

4. Kekompakan siswa dalam pembelajaran

3 : Adanya kekompakan dalam proses pembelajaran

2 : Kurangnya kekompakan dalam proses pembelajaran

(55)

Pada penelitian ini, peneliti menetapkan target indikator ketercapaian

pada siklus 1 dan siklus 2. Berikut merupakan tabel indikator ketercapaian

pada siklus 1 dan siklus 2 :

Tabel 6. Indikator Ketercapaian Kondisi Awal, Siklus 1, dan Siklus 2.

Pembelajaran Indikator Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2

Pemahaman

siswa tentang

materi sifat

benda dan

perubahan

wujud

1. Nilai rata-rata siswa

tentang materi sifat

benda dan perubahan

wujudnya

60,35 61 70

2. Persentase jumlah

siswa yang mencapai

KKM

52,94 % 65 % 85 %

Nilai rata-rata siswa pada siklus 1 dan siklus 2 didapatkan dari nilai tes

tertulis dan nilai unjuk kerja.

E. Analisis Data

Teknik analisis data ini adalah analisis deskriptif kualitatif untuk setiap

siklusnya. Hal ini dapat bermanfaat untuk rencana perbaikan pembelajaran

pada siklus berikutnya.

1. Analisis nilai tes tertulis ( NT )

Untuk mengetahui nilai siswa rumusnya adalah sebagai berikut :

NT =

R

(56)

NT : nilai akhir yang diperoleh

R : skor mentah yang diperoleh siswa

SM : skor maksimal ( 40 )

100 : bilangan tetap

2. Analisis nilai unjuk kerja ( NU )

Untuk mengetahui nilai siswa dalam unjuk kerja rumusnya sebagai berikut :

NU =

R

x 100 SM

NU : nilai akhir yang diperoleh

R : skor mentah yang diperoleh siswa

SM : skor maksimal ( 12 )

100 : bilangan tetap

Analisis nilai rata-rata siswa dihitung berdasarkan rumus :

N = nilai tertulis + nilai unjuk kerja 2

N = NT + NU 2

Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM dihitung dengan rumus :

% siswa yang mencapai KKM =

Jumlah siswa yang mencapai

(57)

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi penelitian

Pengambilan data penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan

Pemahaman siswa kelas V SD Negeri Nyamplung Gamping tentang materi sifat

benda dan Perubahan Wujud pada Semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011 dengan

Metode Penemuan Terbimbing dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2010

sampai dengan tanggal 15 Desember 2010. Pelaksanaan penelitian terdiri dari 2

siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat bagian yaitu perencanaan,

tindakan, observasi dan refleksi. Adapun penjelasan tiap siklus akan peneliti

uraikan sebagai berikut :

1. Siklus 1

a. Perencanaan

Sebelum pelaksanaan siklus 1 peneliti meminta nilai ulangan

IPA siswa kepada guru kelas untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran IPA. Setelah

mengetahui kemampuan awal siswa, peneliti melaksanakan sikus 1.

Tindakan siklus 1 terdiri dari dua kali pertemuan. Pada tahap ini peneliti

menyiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana

Pelaksanaan Pembelajar (RPP), silabus, alat-alat percobaan dalam

(58)

Kompetensi dasar yang akan dicapai dalam kegiatan

pembelajaran ini adalah siswa mampu menyimpulkan hasil

penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun

tetap.

Pada siklus ini peneliti menyampaikan materi sesuai dengan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Adapun langkah-langkah

pembelajaran pada siklus 1 sebagai berikut :

1). Peneliti mengorganisasi siswa di kelas. Siswa diatur secara

berkelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 anak.

2). Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat memahami materi sifat

benda dan perubahan wujudnya melalui pembelajaran dengan

menggunakan metode penemuan terbimbing.

3). Peneliti menyampaikan materi sifat benda dan perubahannya

dengan langkah-angkah dalam pembelajaran dengan metode

penemuan terbimbing. Adapun langkah-langkah dalam

pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing adalah sebagai

berikut : (a) menentukan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari,

(b) menentukan lembar kerja siswa, (c) menyiapkan alat dan bahan,

(d) menentukan siswa kerja dalam kelompok, (e) melakukan

pengujian atau percobaan dan (f) menyimpulkan hasil.

4). Peneliti menjelaskan langkah-langkah dalam melakukan

(59)

5). Siswa melakukan percobaan berdasarkan lembar kerja siswa dan

mendiskusikan dengan teman satu kelompok.

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan 1 yaitu pada hari Rabu,

8 Desember 2010 selama 4 jp ( 4 x 35 menit ) dan pertemuan 2 yaitu

pada Jumat, 10 Desember 2010 selama 4 jp ( 4 x 35 menit ). Proses

pembelajaran mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan.

Pembelajaran IPA dalam materi sifat benda dan perubahan wujudnya

pada siklus 1 ini dengan metode penemuan terbimbing.

c. Observasi

Sebelum pelaksanaan siklus 1 untuk mengetahui kondisi awal,

peneliti melakukan observasi dan meminta nilai kepada wali kelas V SD

Negeri Nyamplung. Hasil rata-rata nilai IPA siswa masih sangat

minimal. Dari hasil observasi diketahui nilai rata-rata siswa 60,35.

Siswa yang nilainya mencapai KKM sebanyak 9 anak atau 52,94%.

Kegiatan observasi juga dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan pembelajaran oleh seorang guru. Data yang dapat peneliti

amati pada penelitian ini secara garis besar ada dua hal yaitu catatan

selama proses pembelajaran dan mengamati proses pembelajaran yang

(60)

1). Catatan selama proses pembelajaran

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer diperoleh data

bahwa pada pertemuan ini guru telah melakukan pembelajaran

dengan baik.

Adapun catatan selama pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut :

Dalam proses pembelajaran guru selalu mendampingi dan

membantu siswa apabila siswa mengalami kesulitan. Melalui

kegiatan ini guru mengalami kesulitan yaitu pada saat melakukan

percobaan api pada kompor yang digunakan sulit hidup.

2). Mengamati proses pengerjaan siswa

Pada proses pembelajaran siklus 1 siswa melakukan percobaan

berdasarkan langkah-langkah pada LKS. Selain itu siswa juga telah

mempersiapkan alat-alat dan bahan yang telah disiapkan. Di siklus 1

pertemuan 1 siswa melakukan percobaan tentang sifat tertentu yang

dimiliki suatu benda padat, cair, dan gas. Pada pertemuan 2 siswa

mendemonstrasikan terjadinya perubahan wujud cair ke gas, padat

ke cair, cair ke gas, gas ke cair, dan padat ke gas.

Selama mengikuti proses pembelajaran siswa sangat antusias.

Alat-alat dan bahan yang dibawa oleh guru mampu menarik perhatian

siswa, siswa merasa senang karena selama ini belum ada guru

mengajar menggunakan percobaan. Hanya pada saat melakukan

percobaan sdikit ada hambatan yaitu api yang digunakan untuk

(61)

percobaan itu siswa mampu mendapatkan berbagai informasi

tentang sifat-sifat benda dan perubahan wujudnya. Selain itu melalui

langkah pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing siswa

mampu memahami setiap percobaan yang dilakukan, siswa juga

mampu mengemukakan pendapatnya dalam kelompok, selama ini

jarang guru mengadakan pembelajaran dengan berdiskusi dalam

kelompok.

d. Refleksi

Kegiatan pembelajaran IPA dengan metode penemuan

terbimbing pada siklus 1 ini menemukan beberapa hambatan,

diantaranya (1) beberapa siswa yang justru malah bermain-main dengan

alat-alat dan bahan yang telah disediakan oleh guru untuk pembelajaran,

(2) beberapa siswa mengalami kesulitan dalam melakukan percobaan,

(3) beberapa siswa ada yang belum dapat menemukan kesimpulan dari

percobaan yang dilakukan sehingga kegiatan hanya didominasi oleh

siswa yang mampu saja, disini guru membantu siswa untuk

mengarahkan siswa dalam mengambil kesimpulan dari percobaan yang

telah dilakukan.

2. Siklus 2

a. Perencanaan

Pada siklus 2 ini peneliti mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang terdiri dari dua kali pertemuan. Pada tahap ini

(62)

Pelaksanaan Pembelajaran, silabus, alat-alat dan bahan percobaan, dan

lembar kerja siswa.

Kompetensi dasar yang akan dicapai dalam kegiatan ini adalah

sama dengan kompetensi pada siklus 1 yaitu siswa mampu

menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik

sementara maupun tetap. Kegiatan dilaksanakan mengacu pada siklus 1

dengan kegiatan sebagai berikut :

1). Sebelum diadakan tindakan siklus 2, peneliti menjelaskan kembali

langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan metode penemuan

terbimbing.

2). Peneliti mengorganisasi siswa. Dalam kegiatan ini dilakukan di

halaman sekolah sehingga memudahkan siswa untuk lebih leluasa

dalam melakukan percobaan. Siswa diatur secara berkelompok,

tiap kelompok terdiri dari 4-5 anak.

3). Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat memahami materi sifat

benda dan perubahan wujudnya melalui pembelajaran dengan

menggunakan metode penemuan terbimbing.

4). Siswa menulis hasil diskusi dengan teman satu kelompok selama

melakukan percobaan dalam pembelajaran melalui

langkah-langkah pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing.

Gambar

Gambar 1. bentuk benda padat selalu tetap.
Gambar 3. bentuk benda cair sesuai dengan wadahnya.
Gambar 4. Benda cair mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat
Gambar 6. Benda cair menekan ke segala arah.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selisih antara harga produk atau barang dengan biaya dari proses pembuatan produk; maka laba yang diperoleh pengusaha ditentukan seberapa besar selisih antara harga jual produk

[r]

dibuatlah dinding panel dengan bahan tambah kapur yang bertulangan bambu. Dalam penelitian ini, bahan tambah yang digunakan adalah kapur. Harga. kapur yang relatif murah

Hasil analisis pengaruh sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku terhadap minat beli konsumen dalam bisnis online shop dapat disimpulkan sebagai berikut:.. Sikap, norma

The fact that the results of the longitudinal analysis ap- pear to change from time period to time period suggests that (a) it is important to analyze the data frequently and (b)

The Level 2 memo word problem includes more business context to provide the students with opportunities to identify the decision-maker, objective, and resource con- straints and

perempuan Desa Tugu Selatan, tidak ada yang melakukan kawin kontrak dengan. WNA asal

Sehubungan dengan hal tersebut diatas dimohon kepada calon penyedia yang tersebut agar dapat hadir dalam pembuktian kualifikasi dengan membawa dokumen asli yang diupload dan