• Tidak ada hasil yang ditemukan

Musik pop sebagai sarana katekese kaum muda - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Musik pop sebagai sarana katekese kaum muda - USD Repository"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh :

Dismas Fersandika NIM : 061124010

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

memuji TUHAN dengan ucapan:

(5)

v

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 April 2011

(6)

vi Dharma Yogyakarta:

Nama : Dismas Fersandika NIM : 061124010

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

MUSIK POP SEBAGAI SARANA KATEKESE KAUM MUDA

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta, 14 April 2011 Yang menyatakan,

(7)

vii

kaum muda kurang diminati. Dengan menggunakan musik pop diharapkan kaum muda tertarik dalam mengikuti katekese. Musik pop membantu kaum muda dalam mengungkapkan pengalaman imannya, karena musik ini sungguh melekat dengan kehidupan mereka. Bertitik tolak pada kenyataan tersebut, maka karya tulis ini dimaksudkan untuk membantu kaum muda dalam mengembangkan imannya serta memberikan inspirasi kepada para katekis untuk melaksanakan kegiatan katekese dengan menggunakan musik pop sebagai sarana katekese kaum muda.

Perkembangan kaum muda harus selalu diperhatikan, agar tidak jatuh pada hal-hal yang negatif. Untuk itu dibutuhkan suatu pendampingan salah satunya adalah katekese. Katekese membantu kaum muda dalam mengembangkan iman maupun kepribadian agar semakin dewasa. Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah bagaimana mengajak kaum muda untuk tertarik mengikuti kegiatan katekese. Musik pop yang dekat dengan kehidupan kaum muda diharapkan dapat menarik minat mereka dalam mengikuti kegiatan katekese. Selain itu dengan menggunakan musik pop dalam katekese, kaum muda dapat dibantu dalam menemukan dan merefleksikan pengalaman-pengalaman hidup mereka. Untuk mengkaji masalah ini penulis menggunakan studi kepustakaan dan refleksi untuk memperoleh pemikiran dan gagasan-gagasan yang dapat digunakan dalam menjawab persoalan tersebut.

Untuk lebih mendalami katekese kaum muda dengan menggunakan musik pop, dalam karya tulis ini penulis akan menyajikan beberapa pokok bahasan yang isinya sebagai berikut. Pertama, menguraikan musik pop dalam kehidupan kaum muda. Kemudian penulis akan mendalami tentang apa itu katekese kaum muda. Selanjutnya penulis juga akan memaparkan tentang katekese kaum muda dengan menggunakan musik pop yang dimulai dengan latar belakang hingga menyajikan persiapan katekese. Akhirnya penulis menutup seluruh uraian karya tulis dengan sebuah kesimpulan dan saran.

(8)

viii

most of young people are not really interested in doing catechetical activities. Pop music hopefully can attract young people to follow the activities. Pop music helps them to express their experiences in faith, because the music is really attributed to their lives. Based on that fact, this paper is intended to help young people in developing their faith. Besides, hopefully it will also provide inspiration to the

catechists to carry out catechetical activities for young people by using pop music. The development of young people should always be cared well. People

should pay more attention to young people to prevent them from any negative things that probably happen. Catechism is one of the guidances that are recommended. Catechism helps young people to develop both their faith and personality to be more mature. The main problem in this paper is how to attract young people to take part in catechetical activities. Pop music, which is close to their lives, is expected to attract their interest in participating in catechetical activities. In addition, by using pop music, the young people are assisted in finding and reflecting their own experiences. To examine this problem the author uses literatural study and self reflection to get cogitations and ideas that can be used in answering the question.

(9)

ix

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Karya tulis ini berjudul: MUSIK POP SEBAGAI SARANA KATEKESE KAUM MUDA.

Selama proses penulisan dan penyusunan karya tulis ini, penulis merasakan rahmat kasih dan kebaikan Allah melalui uluran tangan banyak pihak, terutama dari:

1. Romo Drs. H.J. Suhardiyanto, S.J., selaku ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik - Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Drs. F.X Heryatno Wono Wulung, S.J., M.Ed sebagai dosen pembimbing utama, yang telah merelakan waktu, hati dan pikiran, dan dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam menyusun tugas akhir dan proses pembelajaran selama ini di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik - Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak F.X. Dapiyanta, SFK, M.Pd., sebagai dosen pembimbing akademik penulis, yang telah membimbing dan membantu selama studi di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik.

4. Romo Drs. Y. Ispuroyanto Iswarahadi, S.J., M.A, yang telah bersedia menjadi dosen penguji III.

5. Segenap romo, bapak dan ibu dosen yang berkenan memberikan perhatian, dukungan, pengetahuan, keterampilan, dan teladan spiritualitas hidup seorang pewarta yang berguna bagi penulis selama di bangku kuliah. 6. Segenap karyawan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan

(10)

x

Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik.

8. Teman-teman mahasiswa Prodi IPPAK angkatan 2006, yang selama ini telah bersama-sama berjuang menjalani studi di Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma.

9. Serta segenap pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu pada kesempatan ini.

Atas segala kebaikan, doa, bimbingan, dukungan, motivasi, dan dorongan semangat, sarana maupun materi yang telah diberikan secara tulus, penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Akhirnya penulis berharap semoga skrpsi ini berguna dan membantu para katekeis baik akademik maupun non-akademik dalam melaksanakan tugasnya sebagai pewarta untuk mewartakan karya keselamatan Allah.

Yogyakarta, 14 April 2011

Penulis

(11)

xi

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR SINGKATAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penulisan ... 5

D. Manfaat Penulisan ... 5

E. Metode Penulisan ... 5

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II MUSIK POP DALAM DUNIA KEHIDUPAN KAUM MUDA ... 7

A. Musik ... 8

1. Definisi Musik ... 8

2. Unsur- unsur Musik ... 9

3. Jenis- jenis Musik ... 10

a. Musik Jazz ... 10

(12)

xii

4. Fungsi Musik ... 13

a. Sebagai Sarana Hiburan ... 14

b. Sebagai Penyalur Emosi ... 14

c. Sebagai Ekspresi Fisik ... 14

d. Sebagai Sarana Mendekatkan Diri Pada Allah ... 15

B. Budaya Pop ... 15

1. Kebudayaan ... 15

2. Budaya Pop ... 16

C. Musik Pop ... 17

1. Pengertian Musik Pop ... 18

2. Sejarah Musik Pop ... 19

3. Ciri Musik Pop ... 20

D. Musik Pop dan Kaum Muda ... 21

1. Kaum Muda ... 21

a. Definisi Kaum Muda Pada Umumnya ... 21

b. Permasalahan Kaum Muda ... 21

c. Minat Kaum Muda ... 22

2. Musik Pop Dalam Kehidupan Kaum Muda ... 22

3. Tanggapan Kaum Muda Terhadap Musik ... 24

BAB III KATEKESE KAUM MUDA ... 26

A. Katekese Pada Umumnya ... 27

1. Gereja Zaman Sekarang ... 29

a. Gambaran Gereja ... 29

b. Ciri-ciri Gereja ... 30

2. Katekese ... 32

(13)

xiii

1. Gambaran Orang Muda Katolik ... 39

a. Orang Muda Katolik ... 39

b. Gaya Orang Muda Katolik Jaman Sekarang ... 40

c. Anggapan Terhadap Kaum Muda Katolik ... 41

d. Penghayatan Iman Kaum Muda ... 45

2. Pokok- Pokok Katekese Kaum Muda ... 45

a. Paham Katekese Kaum Muda ... 47

b. Tujuan Katekese Kaum Muda ... 47

c. Ciri-ciri Katekese Kaum Muda ... 48

d. Figur Katekis Untuk Kaum Muda ... 48

BAB IV KATEKESE KAUM MUDA DENGAN MENGGUNAKAN MUSIK POP ... 50

A. Latar Belakang ... 50

B. Musik Pop Dalam Katekese Kaum Muda ... 52

C. Katekese Kaum Muda Dengan Musik Pop Sebagai Salah Satu Model Berkatekese ... 54

D. Persiapan Katekese Kaum Muda Dengan Menggunakan Musik Pop ... 61

1. Tema Katekese Kaum Muda ... 64

a.Tema Umum ... 64

b. Sub-sub Tema ... 64

2. Persiapan Katekese dengan Menggunakan Musik Pop ... 66

a. Persiapan 1... 66

b. Persiapan 2 ... 71

c. Persiapan 3... 76

(14)

xiv

1. Bagi Staf SMA Santo Yosef Lahat ... 89

2. Bagi Siswa Katolik SMA Santo Yosef Lahat ... 89

3. Bagi Kaum Muda Katolik Pada Umumnya ... 90

4. Bagi Para Katekis ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 91

LAMPIRAN Lampiran Teks Lagu Lampiran Lagu 1 ... (1)

Lampiran Lagu 2 ... (2)

Lampiran Lagu 3 ... (3)

Lampiran Lagu 4 ... (4)

Lampiran Lagu 5 ... (5)

Lampiran Lagu 6 ... (6)

Lampiran Lagu 7 ... (7)

Lampiran Teks Kitab Suci Teks Kitab Suci Persiapan 1 ... (8)

Teks Kitab Suci Persiapan 2 ... (9)

Teks Kitab Suci Persiapan 3 ... (11)

(15)

xv

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam karya tulis ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende:Arnoldus, 1985/1986, hlm 8.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

CT: Catechesi Tradendae (Penyelenggaraan Katekese), Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes Paulus II kepada para Uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979.

LG: Lumen Gentium (Terang Bangsa-bangsa), Konstitusi Dokmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November 1964.

IM: Inter Mirifica, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Komuniksai Sosial

C. Singkatan lain

OMK: Orang Muda Katolik

KWI: Konfrensi Wali Gereja Indonesia

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berkembangnya jaman juga berpengaruh terhadap perkembangan budaya salah satunya adalah budaya media. Budaya media adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan fenomena tertentu dalam perkembangan industri komunikasi. Fenomen tersebut adanya kenyataan bahwa media komunikasi modern dilihat telah mampu menghadirkan produk-produk industri hiburan dan informasi yang mampu menciptakan perubahan-perubahan tertentu baik dalam lingkup personal maupun dalam lingkup sosial. Kellner (1995: 3) menjelaskan budaya media sebagai satu bentuk budaya tekno (techno-culture) yang menggabungkan budaya dan teknologi ke dalam bentuk-bentuk dan konfigurasi baru. Perpaduan ini menghasilkan tipe masyarakat yang di dalamnya media dan teknologi menjadi prinsip yang mengorganisasi.

(17)

Musik adalah salah satu bentuk budaya media yang mempesona. Musik khususnya musik pop dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang begitu pesat. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya band-band baru yang muncul dengan membawa aliran musik yang berlaian seperti rock, keroncong, country, jazz dan yang sekarang ini sedang ngetren adalah pop belum lagi ditambah penyanyi cilik yang turut serta dalam belantika musik Indonesia. Hal tersebut membuat perkembangan musik pop di Indonesia semakin maju dan berkembang. Di negara yang sudah menganut asas demokrasi ini para musisi diberi kebebasan untuk berekspresi dalam berkarya di mana lirik-lirik yang bernuansa kritikan kepada pemerintah bukan menjadi suatu hal yang menakutkan lagi. Selain bertema kritikan lagu-lagu yang bertema cinta berkembang pesat sampai saat ini, karena sungguh dekat dengan kehidupan manusia khususnya kaum muda. Banyak sekali jenis musik yang ada, namun musik pop adalah yang terpopuler di kalangan kaum muda yang merupakan kelompok terbesar penggemarnya. Walaupun ia bersifat intangible (tak tertangkap secara fisik) ia tetap mempesona dan mampu menghanyutkan kita dalam dunia imaginer kita (Batmomolin dan Herman, 2003: 72).

(18)

sampai orang tua pun meyukai musik. Bagi kaum muda musik sudah menjadi suatu kebutuhan yang pokok, oleh karena itu mereka tidak pernah terlepas dari musik. Di dalam kehidupan sehari-hari, musik sungguh mempunyai pengaruh yang begitu kuat terhadap kaum muda terlebih musik pop. Musik pop sungguh dapat mempengaruhi semangat hidupnya dan mewarnai kegiatan-kegiatannya. Musik pop ini sungguh dapat menggambarkan suasana hati yang sedang mereka rasakan.

Seturut berkembangnya musik, katekese juga mengalami banyak sekali perkembangan. Katekese sebagai salah satu tugas pastoral Gereja mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan umat beriman. Penulis melihat bahwa kaum muda pada jaman sekarang ini sungguh-sungguh kurang terlibat dalam mengikuti kegiatan katekese. Hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta kaum muda yang hadir. Selain itu, para orang tua juga mengeluh anak-anaknya bersikap enggan apabila diajak dalam kegiatan berkatekese. Selain itu berdasarkan sharing dari teman-teman dan dari pengalaman penulis sendiri yang masih tergolong sebagai kaum muda, penulis melihat bahwa metode dan sarana katekese yang selama ini diikuti kurang cocok dengan situasi dan kondisi kaum muda saai ini. Ketidakcocokan metode inilah yang membuat kebanyakan kaum muda tidak suka atau malas untuk mengikuti kegiatan katekese karena mereka merasa bahwa katekese itu tidak menarik.

(19)

Maka untuk menjawab tantangan tersebut yang diperlukan adalah suatu pendekatan katekese yang lebih efektif dan kontekstual yang mampu menghantarkan kaum muda dalam menghayati iman akan Yesus Kristus. Musik yang memiliki kedekatan dalam kehidupan kaum muda dapat dimanfaatkan dalam proses katekese kaum muda. Hubungan yang erat antara musik dengan kaum muda sungguh dapat membantu dalam proses katekese kaum muda. Musik pop yang sungguh menggambarkan situasi dan kondisi kaum muda dapat digunakan sebagai suatu sarana untuk membantu mengungkapkan pengalaman mereka dalam proses katekese.

Sebagai pencinta musik dan calon katekis penulis menyadari panggilan untuk membantu kaum muda dalam mengembangkan imannya. Dengan latar belakang tersebut penulis mencoba menjawab dengan memberikan sumbangan dalam bentuk gagasan ataupun pemikiran sebagai suatu alternatif keterlibatan dalam pembangunan kaum muda.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tergerak untuk menulis skripsi dengan judul “MUSIK POP SEBAGAI SARANA KATEKESE KAUM MUDA”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan masalah skripsi sebagai berikut:

1. Apa itu musik pop dan perannya untuk kaum muda? 2. Apa yang dimaksud dengan katekse kaum muda?

(20)

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah : 1. Untuk mendalami apa itu musik pop.

2. Untuk memahami pengertian katekese kaum muda.

3. Untuk mengetahui fungsi musik pop dalam katekese kaum muda sekarang ini.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan ini adalah:

Dengan adanya penulisan skripsi akan ditemukan suatu katekese yang menarik bagi kaum muda. Dengan tertarik mengikuti katekese ini mereka semakin terbantu dalam menghayati iman mereka akan Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Dengan membaca skripsi ini para pendamping katekese mendapat inspirasi untuk menggunakan musik pop sebagai salah satu sarana berkatekese untuk kaum muda.

E. Metode Penulisan

(21)

muda dan remaja, majalah, koran, internet dan media informasi lainnya yang terkait dengan judul atau pembahasan dan dapat mendukung penulisan.

F. Sistematika Penulisan

Bab I : Pada bab ini penulis memaparkan mengenai pendahuluan yang berisikan tentang : latar belakang penulisan skripsi, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II : Pada bab ini penulis menguraikan pengertian-pengertian mengenai musik pop dari sejarah musik pop, pengertian musik pop macam-macam musik pop, ciri-ciri musik pop dan musik pop dalam hidup orang muda.

Bab III : Pada bab ini penulis menjelaskan tentang katekese kaum muda yang diawali dengan katekese pada umumnya dan katekese kaum muda meliputi gambaran orang muda Katolik dan pokok-pokok katekese kaum muda.

Bab IV : Pada bab ini Penulis akan menguraikan mengenai latar belakang musik pop dalam katekese kaum muda, katekese kaum muda dengan musik pop sebagai salah satu model berkatekese dan persiapan katekese kaum muda dengan menggunakan musik pop. Bab V : Bab ini merupakan penutup skripsi yang berisi kesimpulan dan

(22)

BAB II

MUSIK POP DALAM DUNIA KEHIDUPAN KAUM MUDA

Pada bab sebelumnya penulis sudah membahas alasan mengapa penulis memilih tema skripsi musik pop sebagai sarana katekese kaum muda. Selain itu tujuan, manfaat dan metode penulisan skripsi ini juga sudah diungkapkan. Dalam bab yang kedua ini penulis akan lebih banyak membahas musik pop dalam kehidupan kaum muda.

Bila dilihat dari perkembangan musik pop di Indonesia dari dulu hingga sekarang, musik sungguh tidak dapat dilepaskan dari kehidupan kaum muda. Bisa dikatakan bahwa musik sudah menjadi salah satu kebutuhan sehari-hari dari kaum muda. Hal ini dapat dilihat dari setiap kegiatan mereka, apalagi dengan kemajuan tekhnologi sekarang ini kaum muda semakin dipermudah untuk dapat mendengarkan musik di mana-mana.

Bagi kaum muda musik pop sudah mendarah daging dalam kehidupannya, karena musik pop sungguh sudah melekat dalam kehidupan mereka. Kaum muda memahami musik pop sebagai sarana perkembangan kepribadian, hiburan, relaksasi, dan juga sebagai pembentuk suasana baik suasana religius ataupun susana hati sesuai dengan yang dialami saat itu.

(23)

bidang non-seni lain, seperti sebuah lagu di mana kata dan musik dikombinasi dengan tatanan musik yang sedemikian rupa untuk menunjang kata-kata yang ada. Bab yang kedua ini akan membahas beberapa bagian mengenai: musik yang meliputi definisi, unsur-unsur, jenis dan fungsi dari sebuah musik. Kemudian bab ini juga membahas budaya pop yang uraiannya juga meliputi definisi kebudayaan dan budaya pop itu sendiri. Setelah membahas budaya pop dilanjutkan dengan membahas musik pop dalam kehidupan kaum muda yang tentu saja menjadi fokus utama dalam penulisan skripsi ini.

A. Musik

1. Definisi Musik

(24)

Menurut Teguh Wartono (1984:13) musik dimengerti sebagai suatu bentuk kesenian yang dapat mengeluarkan aneka perasaan dan gelora jiwa melalui suara. Mengutip ajaran Pitágoras, Suka Harjana (1983: 6-10) berpendapat bahwa musik merupakan rangkaian nada, frekuensi ritme, melodi, harmoni dan warna yang merupakan cetusan rasa emosi dan ratio atau akal budi yang hadir dalam bentuk bunyi. Sedang bagi Atan Hamdju dan Armilah Windawati (1988: 9) musik merupakan cetusan ekspresi hati yang dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi atau lebih dikenal dengan lagu. Selanjutnya Tangdilintin (1984: 78-79) berpendapat bahwa sesungguhnya musik adalah bahasa yang mengungkapkan suasana hati, hubungan dan keadaan masyarakat dalam bentuk instrumen dan vokal.

2. Unsur- unsur Musik

(25)

3. Jenis- jenis Musik

Musik yang dikenal di Indonesia adalah: a. Musik Jazz

Musik Jazz lahir dari tangan-tangan kreatif orang-orang hitam yang mengalami penindasan dan perbudakan di Amerika pada akhir abad ke-18. Ekspresi dari sebuah perlawanan terhadap sistem politik yang rasis dan menindas terwujud dalam cara bermusik dan gaya permainan orang-orang hitam Amerika. Sejarah telah mencatat bahwa perbudakan dan diskriminasi rasial di Amerika justru melahirkan musik-musik perlawanan seperti spiritual, Gospel dan blues. Gejala ini dapat diinterpretasikan sebagai sebuah resistensi budaya orang hitam terhadap westernisasi, baik dari segi agama, kultur politik hingga cara bermusik, karena sebelum dibawa ke Amerika orang-orang Hitam telah memiliki kebudayaan khas Afrika (http://www.wikipedia.org/ accesse on September 28, 2009 ).

(26)

lain di Indonesia, seperti musik rock dan pop. Saat ini musik jazz mulai bangkit kembali seiring dengan kemunculan musisi-musisi jazz.

b. Musik pop

Musik ini berkembang di Indonesia sekitar tahun 1960-an dan banyak digemari masyarakat khususnya kaum muda atau remaja. Grup musik pop sering disebut dengan sebutan band yang menggunakan peralatan elektronik atau modern. Instrumen yang wajib ada dalam bentuk grup sederhananya antara lain, drum, gitar melodi dan rhythm, keyboard, dan bass gitar.

Musik pop umumnya memiliki bentuk yang lebih sederhana dan memiliki syair yang lebih pendek. Selain itu, komposisi musiknya tidak terlalu kompleks dengan rentan nada yang tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah.

c. Musik Dangdut

Musik dangdut lebih lebih akrab dengan pendengarnya sebab dengan mendengarkan musik dangdut orang cenderung untuk bergoyang. Dibandingkan dengan musik pop, rock atau jazz dangdut mempunyai kekhasannya tersendiri, selain erotik dan sensual musik dangdut mempunyai gendang yang merupakan aransemen yang ampuh (Soeharto, 1977: 29).

Musik ini sudah ada sejak dulu di Indonesia, sehingga tidak asing lagi di telinga kita. Ciri-ciri dangdut: melodi dan harmoni sederhana, tangga nada cenderung minor, ekspresi berdasarkan keserasian lirik, beat konstan, lebih menekankan keindahan gerak.

d. Musik Rock

(27)

adalah Fat Domino. Instrumen musik yang dominan pada musik rock adalah gitar dengan efek distorsi yang keras serta amplifier-nya, bass & gitar elektrik merupakan instrumen yang dipelopori oleh merk Fender pada tahun 1951. Piano dan organ elektrik, synthesizer, dan drum set merupakan instrumen yang turut melengkapinya.

Dalam perkembangannya, musik rock memiliki beberapa aliran atau jenis genre yang di antaranya metal, punk, alternative, grunge. Di Indonesia sendiri musik rock berkembang dengan pesat dan terkenal dari tahun 70-an dengan grupnya antara lain, God Bless, Rawe Rontek, Gang Pegangsaan, dan lain-lain. Perkembangan musik Rock tidak lepas juga dari produksi rekaman Log Zelebour di bawah naungan logiss record-nya. Walau kemudian sempat meredup beberapa waktu, musik ini bangkit kembali di tahun 2000-an. Beberapa musik band rock yang berkembang akhir-akhir di Indonesia antara lain Seuries, Boomerang, Jamrud, Edane, dan sebagainya.

Jenis musik ini awalnya di Indonesia mendapat kritik dan cercaan masyarakat, termasuk di Amerika sendiri tempat tumbuhnya musik ini. Namun pada akhirnya dalam perkembangannya, musik rock dapat diterima sebagai musik zaman sekarang atau musik modern. Ciri-cirinya: area nada luas, kekuatan terletak pada dinamika aransemen, lagu sulit disenandungkan, lirik lagu ekspresif, beat cenderung keras, tempo lambat terkadang juga cepat.

e. Musik Keroncong

(28)

dan opsir Portugis dari daratan India (Goa), Tugu (tempat berdirinya padrao Sunda-Portugis) serta Maluku. Bentuk awal musik ini disebut moresco, yang diiringi oleh alat musik dawai. Musik keroncong yang berasal dari Tugu disebut keroncong Tugu. Dalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisional nusantara, seperti penggunaan seruling serta beberapa komponen gamelan. Pada sekitar abad ke-19 bentuk musik campuran ini sudah populer di banyak tempat di nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung Malaya. Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar tahun 1960-an, dan kemudian meredup akibat masuknya gelombang musik populer (musik rock yang berkembang sejak 1950, dan berjayanya musik Beatle dan sejenisnya sejak tahun 1961 hingga sekarang). Meskipun demikian, musik keroncong masih tetap dimainkan dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia dan Malaysia hingga sekarang (http://www.wikipedia.org/ accesse on September 30, 2009 ).

f. Musik Country

Country atau Western adalah sebutan untuk jenis musik komersial dari daratan Amerika Utara dan diduga semula banyak dinyanyikan oleh kaum imigran kulit putih. Musik tersebut menunjukkan ciri-ciri musik tradisional dari Skotlandia, Inggris dan Jerman. Alat musik yang banyak digunakan dalam musik jenis ini adalah gitar dan benyo (Hoave, 1990: 714).

4. Fungsi Musik

(29)

peran musik dalam kehidupan manusia. Mungkin saat ini bisa dikatakan bahwa tidak ada bidang kehidupan yang tidak tersentuh oleh musik. Di bawah ini akan diuraikan beberapa fungsi musik dalam kehidupan manusia.

a. Sebagai Sarana Hiburan

Bagi penikmat musik, musik didengar untuk mengisi kekosongan waktu, atau ketika seseorang bekerja atau sedang mengerjakan tugas lain sambil mendengarkan musik. Dengan mendengarkan musik dapat dapat membantu kita dalam menghilangkan kejenuhan dalam bekerja. Jadi fungsi musik di sini sebagai hiburan semata

b. Sebagai Penyalur Emosi

Seseorang akan memilih musik tertentu berdasarkan susasana hati yang timbul misalnya ketika rindu kepada orang yang disayangi, kehilangan seseorang, ketika suasana hati sedang marah, sedih atau gembira tentu jenis musik yang didengarkan akan berbeda tergantung emosi yang sedang dirasakan.

c. Sebagai Ekspresi Fisik

(30)

d. Sebagai Sarana Mendekatkan Diri Pada Allah

Kita belajar dari Kitab Mazmur, kitab pujian yang berisi ungkapan hati yang penuh cinta kepada sang Pencipta. Mazmur tidak diciptakan oleh ahli kitab atau musisi hebat di zamannya tapi sebagian besar ditulis Daud, gembala domba (Saragih, 2008: 95). Potensi yang ada dalam diri manusia yaitu indra pendengaran menjadikan musik sebagai unggulan untuk dapat dimanfaatkan sebagai sarana mendekatkan diri pada Allah. Melalui musik inilah manusia dapat mengungkapkan keindahan dan kebenaran yang dialami dan dirasakan sehingga dapat semakin mendekati dan mengenali Allah dalam jiwa setiap manusia. Oleh karena itu dengan keindahan musik inilah, Allah dapat dikenali dan dialami.

B. Budaya Pop 1. Kebudayaan

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Lain hal dengan Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat (id.wikipedia.org accese on 20 july 2010).

(31)

terdapat dalam pikiran manusia. Sedangkan perwujudan dari hasil kebudayaan itu adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, baik berupa benda-benda yang bersifat nyata maupun tingkah laku, misalnya cara berperilaku, bahasa, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, sehingga dapat membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

2. Budaya Pop

Budaya pop berarti budaya massa (mass culture). Artinya pengertian mengenai apa yang disebut populer sebagai the people atau rakyat, tidak berasal dari kalangan rakyat. Pengertian populer didesakkan dari kalangan tertentu, misalnya perusahaan besar atau korporasi media yang mempunyai tujuan komersial (Lukmantoro. Suara Merdeka. Selasa, 4 November 2003).

Beaudoin (1998: 22) berpendapat bahwa sejumlah fenomena budaya pop saat ini adalah musik, video, dunia maya, film, lagu populer, acara televisi, permainan papan, dan masih banyak lagi. Memang terkadang terjadi masalah dengan kebudayaan populer sebab sering hanya menekankan hal-hal yang sifatnya entertaining dengan kurang mengutamakan kedalaman nilai-nilai dan filosofi. Sebagai contoh ketika kebudayaan populer dipakai untuk mengusung spirit nasionalisme seringkali terjadi banyak benturan. Sebab, nasionalisme seringkali diidentikkan dengan hal-hal yang sakral, mulia, luhur, agung, dan penuh martabat. Sementara, kebudayaan populer sebaliknya.

(32)

Queen” dinyanyikan dengan irama musik yang sangat nge-pop. Meskipun demikian, bila tetap menghormati martabat bangsa dan negara, kebudayaan populer termasuk musik pop jelas bisa sangat efektif dipakai untuk menanamkan semangat nasionalisme. Pada tahun 2006 silam grup band Cokelat sukses merilis album bertajuk ”Untukmu Indonesia” yang menampilkan lagu-lagu bertema cinta tanah air. Ternyata, masyarakat dan kawula muda pun menyukainya. Hal ini menjadi bukti bahwa dengan memanfaatkan kebudayaan populer kita dapat membangkitkan rasa kebangsaan (Harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta 18 Agustus 2009).

Musik merupakan seni yang telah mengarungi masa ribuan tahun dengan turut berakar dan berperan di dalam perkembangan kehidupan dan kebudayaan manusia pada setiap zaman. Pada jaman sekarang ini musik telah menjadi salah satu bentuk budaya populer yang menjadi sarana komunikasi yang efektif dalam kehidupan sehari-hari. Ia mampu menyentuh hati para pendengarnya dan membuat mereka terpesona atasnya. Musik mampu mengemas suatu pesan yang bisa menjadi sesuatu baru dan memiliki kesan yang kuat (Batmomolin, 2003: 74).

C. Musik pop

(33)

menegaskan bahwa lagu-lagu pop sungguh digemari oleh masyarakat luas. Kesederhanaan dari komposisi musik dan tema lirik justru memiliki daya tarik tersendiri dan mempesonakan yang luar biasa (Batmoolin, dkk., 2003: 77).

1. Pengertian Musik Pop

Apabila dilihat dari sejarahnya musik pop dapat didenifisikan sebagai musik yang diproduksi dan dijual secara massal (Dadang Rusbiantoro, 2008: 24). Musik pop dibangun berdasarkan satu aturan komposisi yang jelas, seperti sistem notasi, tangga nada, tekstur, serta instrumen yang dikenal masyarakat secara luas dan mudah dipelajari. Selain itu musik pop bersifat terbuka harmoni dan iramanya sangat mudah dipelajari. Pop musik merupakan sebuah istilah yang awalnya berasal dari sebuah singkatan dari "populer" biasanya dipahami secara komersial rekaman musik, sering berorientasi menuju pasar remaja, lagu-lagunya sederhana memanfaatkan inovasi teknologi untuk menghasilkan variasi baru dengan tema yang ada (http://www.wikipedia.org/accese on jully 20, 2010).

Menurut Adorno, musik populer diproduksi oleh kebudayaan yang didominasi oleh proses standarisasi dan pseudo-individualisasi. Standarisasi yang di maksud di sini adalah kemiripan yang sering terjadi pada lagu-lagu pop dan dicirikan oleh strukturnya yang dapat saling bertukar. Sedangkan untuk pseudo-individualisasi lebih menciptakan suatu hal yang baru bagi para pendengarnya dengan membuat lagu yang lebih bervariasi dan berbeda dengan lagu-lagu yang lain (Dadang Rusbiantoro, 2008: 25).

(34)

juga dapat dikatakan sebagai musik karena lagu memiliki ragam nada atau suara yang berirama. Jadi lagu pop dapat didenifisikan sebagai gabungan nada atau suara dalam harmoni yang dipengaruhi oleh budaya populer. Harmoni sangat penting karena merupakan dasar dalam menghasilkan sebuah musik. Musik tak akan pernah mati, industri musik akan selalu hidup dan terus berkembang serta menjanjikan, apalagi jika sudah terkenal, entah. Poin yang terpenting adalah bersifat menjual dan memenuhi kebutuhan pasar.

2. Sejarah Musik Pop

Berdasarkan faham bahwa bunyi dari ritme sebagai materi dasar musik yang kebenarannya di dunia ini telah dikenal bersamaan dengan keberadaaan manusia, maka dapat dikatakan bahwa musik tak dapat dipisahkan dari manusia. Apalagi bila musik ditinjau dari fungsinya, musik dipakai untuk pelbagai kepentingan misalnya agama, politik dan pendidikan (Suka Harjana, 1983: 90-91). Perkembangan musik pop di Indonesia tidak terlepas dari sejarah nasional. Perkembangan itu diwarnai oleh datangnya kolonialisme barat melalui pergaulan sosial baik dalam lingkungan sempit maupun luas. Pengaruh barat ini berasal dari Amerika, Inggris, Protugis, Belanda dan Spanyol. Masuknya musik pop di Indonesia berawal dari masuknya pengaruh musik Amerika menjelang perang dunia II khususnya musik-musik hiburan yang disebut juga light music atau musik ringan.

(35)

Grup musik yang terkenal pada tahun 70-an ini sering dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock ‘n roll di Indonesia. Sampai sekarang, grup musik ini kadang masih tampil di pentas musik membawakan lagu-lagu lama mereka, walaupun hanya tinggal dua anggotanya Yon dan Murry yang aktif. Lagu-lagu mereka banyak dibawakan oleh pemusik lain dengan aransemen baru. Sebagai contoh, Lex’s Trio membuat album yang khusus menyanyikan ulang lagu-lagu Koes Plus, Cintamu T’lah Berlalu yang dinyanyikan ulang oleh Chrisye, serta Manis dan Sayang yang dibawakan oleh Kahitna (http://.student.umm.ac.id accesse on juni 30, 2010).

3. Ciri Musik Pop

(36)

D. Musik Pop dan Kaum Muda 1. Kaum muda

a. Definisi Kaum Muda Pada Umumnya

Banyak sekali keanekaragaman pendapat mengenai batasan-batasan kaum muda. Berikut beberapa pengertian kaum muda menurut beberapa ahli: seperti yang diungkapkan oleh Mangunhardjana (1986: 11) yang menyetujui pengertian kaum muda menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa kaum muda mencakup anak-anak manusia dari umur 15 sampai 24 tahun.

Berbeda dengan Mangunhardjana, Tangdilintin (1984: 5) menyebut istilah kaum muda sebagai muda-mudi dengan batasannya sebagai berikut:

Muda-mudi dimaksudkan kelompok umur sexennium ketiga dan keempat dalam hidup manusia (kurang lebih usia 12-24 tahun). Bagi yang bersekolah, usia ini sesuai dengan usia sekolah lanjutan dan perguruan tinggi.

Shelton (1998: 10) yang mengutip definisi kaum muda dari persekutuan psikiater Amerika dalam Psychiatrik Glossary memberikan batasan sebagai berikut:

Kaum muda adalah suatu periode kronologis yang dimulai dengan proses psikis dan emosional yang membawa ke kematangan seksual dan psikososial, diakhiri dengan terbentuknya seorang individu yang telah mencapai kebebasan dan produktivitas sosial.

Dari beberapa gagasan di atas dapat disimpulkan bahwa kaum muda adalah sekelompok orang yang berumur 12-24 tahun. Bisa dikatakan bahwa kelompok ini berasal dari golongan pelajar hingga perguruan tinggi.

b. Permasalahan Kaum Muda

(37)

pertumbuhan kaum muda dalam hal fisik, mental, maupun psikologis, mereka pun berusaha untuk mencari indentitas diri mereka. Dalam usahanya mencari identitas tersebut tak jarang mereka mengalami suatu tantangan atau kesulitan yang berasal dari diri mereka sendiri maupun dari luar misalnya lingkungan keluarga, sekolah, Gereja dan masyarakat.

Dalam usianya yang masih muda, mereka terkadang masih sulit untuk menerima diri apa adanya, tidak puas dengan penampilannya, kurang percaya diri, merasa rendah diri dan sulit untuk mengendalikan ego. Dalam menghadapi situasi hidup mereka banyak sekali menggunakan cara yang mereka lakukan baik itu yang bersifat positif maupun yang negatif.

c. Minat Kaum Muda

Kaum muda memiliki keinginan untuk diakui, ingin bebas, ingin dicintai, dan mempunyai potensi untuk berbakti. Keinginan-keinginan tersebut merupakan daya dorong dalam diri mereka agar dapat terwujud dalam tindakan positif walaupun terkadang pula dalam tindakan yang negatif. Oleh karena itu untuk mendukung minat kaum muda ini mereka membutuhkan suatu wadah atau tempat ataupun kelompok untuk menyalurkan aspirasinya. Melalui wadah atau kelompok tersebut mereka dapat menemukan dan membentuk diri serta mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi kaum muda yang berguna (Tangdilintin, 1984: 43).

2. Musik Dalam Kehidupan Kaum Muda.

(38)

berbagai kota kecil di Jawa Tengah misalnya Kendal, Kaliwungu, Batang dan sebagainya cukup mengadopsinya dengan memanjangkan rambut, mengenakan kaos hitam berhias sablon bintang metal seperti metallica dan sebagainya, sambil tentu saja mendengarkan musik gaduh riuh itu sesering mungkin. Selain itu untuk masuk ke dalam budaya J-Pop, tak harus pergi ke kawasan Harayuku Street di Jepang, namun cukup dengan mengenakan fashion gaya ‘tabrak lari’ yang memadukan semua unsur fashion secara kontras dan naïf. Seperti apa yang dikenakan sebagai kostum panggung duo cantik Ratu. Gaya hidup hip-hop girl yang serba seksi lengkap dengan irama dansa ala Britney Spears berikut gaya fashion mereka yang serba terbuka dan seksi, juga bukan hal yang baru bagi para gadis muda kita, dengan idola mereka; Agnes Monica, yang akhir-akhir ini dilanda hasrat untuk bisa go international. Di samping itu, kita tahu gaya yang cenderung ‘bohemian’, suka-suka gua dengan wacana pemikiran yang kritis pada beberapa masalah sosial, juga menjadi ‘prinsip’ para pecinta berat Iwan Fals. Semua ini menunjukkan bahwa musik pop di Indonesia kini bukan lagi tampil sebagai sekedar produk budaya pop, yang bermula dari faktor kebutuhan namun sudah termodifikasikan sedemikian rupa, dari luar-dalam, hingga menjadi suatu hal yang tak bisa dilewatkan dalam kehidupan kaum muda kita.

(39)

lirik lagu SMS-nya Trio Macan yang akrab dengan gejala SMS-mania di kalangan anak muda dan faktor lain yang cukup terkait, yakni warna musik atau makna lirik yang dianggap mewakili citra dan hasrat seseorang secara personal. Karena itu eksistensi musik pop tak bisa dipisahkan dari gaya hidup dan fashion, sebagai habitat alaminya. Bahkan keberadaan dua unsur lain itu, gaya hidup dan fashion, akhirnya menjadi satu bagian tak terpisahkan sebagai sebuah produk kultur modernisme.

3. Tanggapan Kaum Muda Terhadap Musik

Musik pop bagi kaum muda sudah seperti darah dan daging dalam kehidupan mereka, karena musik pop sungguh sudah melekat dalam kehidupan kaum muda. Dengan kata lain bahwa musik pop ini sebagai sarana perkembangan kepribadian mereka juga sebagai sarana hiburan, relaksasi, dan juga sebagai pembentukan suasana baik suasana religius ataupun susana hati sesuai dengan yang dialami saat itu. Seperti yang dituliskan oleh Salim (1994:13) dalam majalah Umat Baru bahwa musik dapat menimbulkan kesan kesedihan tanpa dapat menerangkan apa penyebab timbulnya rasa tersebut. Di sini musik tidak hanya dapat menimbulkan kesan-kesan yang umum tetapi juga pikiran yang khusus, dan dapat menyampaikan beberapa suasana kepada pendengar agar dapat masuk ke dalamnya lewat reaksi personal masing-masing. Musik biasanya lebih banyak memiliki kualitas ekspresi dibandingkan dengan bidang non-seni lain, seperti sebuah lagu dimana kata dan musik dikombinasi dengan tatanan musik yang sedemikian rupa untuk menunjang kata-kata yang ada.

(40)
(41)

BAB III

KATEKESE KAUM MUDA

Pada bab sebelumnya, penulis sudah membahas musik pop dalam dunia kehidupan kaum muda, yang dibagi menjadi beberapa bagian yaitu bahasan tentang musik, budaya pop, musik pop dan musik pop tersebut dalam kehidupan kaum muda. Dalam bab yang ketiga ini penulis akan membahas katekese kaum muda.

Siapa yang tidak sepakat dengan pernyataan ini: “Orang Muda Katolik adalah modal dasar bagi perkembangan Gereja masa kini dan masa depan”? Pendapat ini tentu saja benar. Kaum muda adalah suatu generasi yang belum memiliki kemampuan yang memadai dalam berbagai aspek kehidupan namun merekalah yang nantinya melanjutkan tugas kaum tua. Oleh karena itu mereka membutuhkan persiapan agar mereka memiliki bekal yang cukup bagi dirinya sendiri dan tugas-tugasnya. Gereja yang terpanggil untuk mengemban misi keselamatan merasa perlu memperhatikan generasi ini melalui berbagai bidang antara lain katekese.

(42)

Katekese adalah proses pembinaan iman. Sebagai suatu proses pembinaan iman, tentunya ada hal-hal yang harus ada di dalamnya demi berlangsungnya proses tersebut seperti pengalaman, harta kekayaan Gereja dan komunikasi antara pengalaman dengan Kitab Suci sebagai harta kekayaan Gereja.

Dalam kaitannya dengan tema skripsi, pada bab tiga ini penulis akan lebih memberikan penekanan pada subyek dari katekese ini yaitu kaum muda. Dengan katekese ini hendaknya kaum muda sungguh-sungguh terbantu dalam mengembangkan, mengarahkan, dan menghayati imannya sehingga nilai-nilai kerajaan Allah sungguh dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bab ini akan menjelaskan pengertian katekese kaum muda yang akan dibagi menjadi tiga bagian yaitu yang pertama membahas tentang apa itu katekese, kemudian katekese kaum muda dan yang terakhir berkatekese dengan menggunakan musik pop.

A. Katekese Pada Umumnya

Tugas Gereja untuk mewartakan keselamatan ini merupakan tugas dalam melanjutkan tri tugas Yesus sebagai nabi, imam dan raja (KWI: 382). Sebagai nabi yaitu mewartakan, sebagai imam yaitu menguduskan dan merayakan, dan sebagai raja yaitu melayani. Dengan tugas ini Gereja berusaha untuk memberikan pelayanan bagi umat manusia.

(43)

ditawarkan itu. Tugas mewartakan karya keselamatan Allah itu dipenuhi Gereja dengan pelayanan sabda (Amalorpavadas, 1972: 5-6).

Pelayanan sabda adalah tindakan Gerejani dan merupakan fungsi pastoral serta pernyataan istimewa tradisi yang hidup. Melalui pelayanan ini, sabda Allah disampaikan dengan berbagai cara dan bentuk dengan tujuan membina, menyemangati, dan memupuk iman seluruh anggota Gereja. Salah satu bentuk pelayanan sabda ini adalah katekese.

Katekese adalah salah satu fungsi Gerejani dalam pelayanan sabda yang merupakan bagian dari pastoral sabda. Katekese ini juga merupakan tugas Gereja untuk mewartakan keselamatan. Katekese bertugas memberikan pembinaan iman di antara anak- anak, remaja, kaum muda, dan orang tua (CT art 18). Kegiatan ini bertujuan agar mereka dapat semakin membangun, memelihara, menumbuhkan, mengembangkan dan memperdalam imannya menuju iman yang dewasa yaitu iman yang sungguh-sungguh dapat menerima Yesus Tuhan yang menyelamatkan.

(44)

Lebih cermat lagi, dalam seluruh proses pewartaan sabda tujuan katekese adalah menjadi tahap pengajaran dan pendewasaan.

Pewartaan sabda merupakan bagian integral dari hidup Gereja. Seperti telah dikatakan Yesus dalam Matius 28:20, "ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu dan juga yang diungkapkan dalam Markus 16: 15 "pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil ke segala makhluk”. Demikian juga kemudian ditegaskan oleh Para Bapa Sinode bahwa tugas mewartakan Injil ke segala bangsa merupakan tugas hakiki Gereja. Sebagai salah satu bentuk pewartaan sabda, katekese sangat berhubungan erat dengan karya pastoral Gereja secara keseluruhan. Karya pastoral Gereja di sini adalah tindakan Gereja sebagai keseluruhan Umat Allah dalam rangka melaksanakan panggilannya. Tugas perutusan serta seluruh karya pastoral Gereja mengarah dan memberikan sumbangan bagi kematangan, pendewasaan iman umat. Hal yang sama yang menjadi tujuan dari kegiatan katekese.

1. Gereja Zaman Sekarang a. Gambaran Gereja

(45)

tersebut menjadi dasar bagi pewartaan, bagaimana mengaktualkan sabda Allah dengan memberinya ungkapan baru yang lebih berbicara bagi manusia zaman sekarang (KWI, 2008: 328).

Melihat berbagai perubahan tersebut, pewartaan Gereja dewasa ini mempunyai tantangan yang memerlukan pembaharuan yang besar. Isi dan tema pewartaan idealnya muncul dari dialog dinamis antara situasi aktual umat sekarang dengan Injil Yesus Kristus dan kemajuan kebudayaan. Setiap situasi menjadi medan karya keselamatan Allah. Gereja dapat mempergunakan karya pewartaan sebagai sarana perjumpaan orang dengan sabda Allah di dalam aktualisasi hidupnya. Hal itu harus mendorong karya pewartaan menuju kepada kebaharuan dalam mempergunakan sarana-sarana modern, yang telah dihasilkan oleh peradaban sekarang ini untuk menyampaikan Injil. Liturgi sabda, katekese, peran penggunaan media massa, peranan sakramen-sakramen, kontak pribadi haruslah diintegrasikan di dalam sebuah media yang mampu memungkinkan proses komunikasi yang lebih efektif (Iswarahadi, 2003: 40-48).

b. Ciri-ciri Gereja

Buku Iman Katolik (2007: 344- 352)menguraikan empat ciri-ciri Gereja yaitu: 1) Gereja yang satu

(46)

2) Gereja yang kudus

Kekudusan Gereja bukanlah suatu sifat yang seragam bentuknya untuk semua melainkan mengambil dalam kesucian Gereja yang berasal dari Kristus sendiri, yang mengikutsertakan Gereja dalam gerakan-Nya kepada Bapa oleh Roh Kudus. Kudus di sini bukan suatu kategori moral yang menyangkut tindakan manusia melainkan kategori ilahi, yang menentukan hubungan manusia dengan Allah. Lumen Gentium (art. 8) juga mengatakan bahwa “Gereja itu suci, dan sekaligus harus selalu dibersihkan, serta terus-menerus menjalankan pertobatan dan pembaruan”.

3) Gereja yang Katolik

Kekatolikan Gereja berarti bahwa pengaruh dan daya pengudus Roh tidak terbatas pada para anggota Gereja saja, melainkan juga terarah pada seluruh dunia. Maksudnya adalah dengan sifat Gereja yang katolik, Gereja mampu mengatasi keterbatasannya sendiri karena roh yang berkarya di dalamnya. Yang menjadi pokok disini bukanlah Gereja yang menerima segala sesuatu melainkan ia dapat menjiwai seluruh dunia dengan semangatnya. Oleh sebab itu dapat dikatakan yang Katolik itu bukan hanya Gereja saja melainkan juga setiap anggotanya, karena di setiap jemaat hadirlah seluruh Gereja.

4) Gereja yang Apostolik.

(47)

pada Gereja para rasul sebagai norma imannya. Bukan mengulangi tetapi merumuskan dan mengungkapkan kembali apa yang menjadi inti hidup iman.

Dengan kemajuan jaman sekarang ini Gereja ditantang untuk semakin mengembangkan iman dalam masyarakat yang semakin moderen, dimana masyarakat terus-menerus dilanda oleh perubahan sosial budaya yang amat besar. Di sinilah peran Gereja melalui katekese membantu jemaat kristiani menjadi terang dan garam dunia. Katekese harus tekun dalam membina iman jemaat, agar tetap konsisten dalam iman dan meyakini kemutlakan Allah dan dapat menjadi saksi-saksi-Nya dalam peradaban dunia moderen ini. Inilah pentingnya katekese sebagai usaha Gereja untuk memelihara iman jemaat agar tetap setia pada jalan Tuhan, jalan keselamatan dalam Yesus Kristus.

2. Katekese

Menurut kodratnya manusia itu diciptakan sebagai makhluk sosial. Karena kodratnya inilah manusia tidak dapat hidup seorang diri tetapi harus hidup bersama dengan orang lain dalam suatu masyarakat atau kelompok. Dalam menjalankan kehidupannya di masyarakat, manusia satu dengan yang lainnya saling berhubungan untuk memberitahukan kehendaknya, keinginannya maupun kebutuhannya. Hubungan antar manusia inilah yang disebut dengan komunikasi.

(48)

a. Paham Katekese

Katekese adalah proses pembinaan iman (CT art 8). Sebagai proses pembinaan maka katekese tidak bisa dilepaskan dari unsur katekese yang membentuk proses tersebut, yaitu pembina, yang dibina, metode pembinaan, sarana pembinaan, tujuan pembinaan dan isi pembinaan. Selain itu hakekat katekese adalah mewartakan Yesus Kristus yang mengalami hidup, sengsara, wafat dan bangkit, oleh karena itu katekese sangatlah penting. Katekese sangat penting karena bertujuan membina iman agar iman jemaat semakin tumbuh dan berkembang mencapai kepenuhannya (CT art 20). Kepenuhan iman dapat tercapai apabila jemaat Kristiani dapat bersatu dengan sang sabda kehidupan dan hidup jemaat selalu dijiwai oleh sabda kehidupan tersebut. Dengan kata lain hakekat katekese adalah mendewasakan iman umat.

Pengertian katekese selalu mengalami perkembangan mengikuti perubahan jaman. Dalam setiap jaman, katekese mendapat pengertiannya sesuai dengan situasi atau keadaan umat pada jaman tersebut. Situasi setiap jaman sungguh mempengaruhi arti katekese, walaupun demikian segala usaha untuk mengartikan katekese selalu tertuju pada hakikat katekese itu sendiri yaitu mewartakan Yesus Kristus.

(49)

Paus Yohanes Paulus II dalam dokumen Catechesi Tradendae mendefinisikan katekese sebgai berikut:

Katekese adalah pembinaan anak-anak, kaum muda, dan orang dewasa dalam iman, khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristen yang umumnya diberikan secara organis dan sistematis dengan maksud mengantar para pendengar memasuki kepenuhan hidup Kristen (CT art 18).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa katekese merupakan salah satu kegiatan untuk membina anak-anak, kaum muda dan dewasa agar mencapai kepenuhan hidup Kristiani. Pembinaan dilakukan dengan memberikan ajaran-ajaran Kristus dengan harapan kaum muda semakin mengenal dan mencintai Yesus Kristus.

Setyakarjana (1976: 38) menyajikan satu rumusan katekese yaitu:

Katekese ialah usaha saling tolong menolong terus menerus dari setiap orang untuk megartikan dan mendalami hidup pribadi ataupun hidup bersama menurut pola Kristus menuju hidup Kristiani dewasa.

Rumusan di atas menggambarkan bahwa katekese merupakan suatu usaha bersama umat untuk menuju hidup kritiani yang dewasa. Dalam kegiatan tersebut umat saling membantu dalam memaknai dan mendalami hidup sehari-hari. Dengan bersama-sama memaknai dan mendalami hidup umat akan semakin berkembang sehingga dapat menjalani hidup dengan baik sesuai dengan apa yang diajarkan Kristus.

Dari hasil pertemuan kateketik antar Keuskupan se Indonesia II menyajikan satu rumusan yaitu:

Katekese umat diartikan sebagai komunikasi iman atau tukar pengalaman iman antara anggota jemaat. Melalui kesaksian para peserta saling membantu sedemikian rupa, sehingga masing- masing diteguhkan dan secara semakin sempurna (Huber, 1981: 15).

(50)

dalam menghayati hidup sehari-hari. Dari beberapa rumusan di atas dapat dilihat bahwa pokok pembicaraan utama dari rumusan-rumusan tersebut adalah iman. Iman yang dimaksudkan di sini adalah iman Kristen dimana iman tersebut adalah jantung dari kehidupan kristiani. Iman Kristen dapat dinyatakan sebagai pertemuan pribadi dan mendalam antara umat dengan Allah yang hidup.

Selain itu arti katekese menurut penulis merupakan komunikasi iman Gereja dalam rangka mendewasakan iman umat menuju transformasi demi terwujudnya kerajaan Allah. Alasan penulis merumuskan demikian karena katekese merupakan usaha bersama seluruh umat beriman Kristiani dalam memperkemangkan iman. Usaha tersebut terbentuk karena adanya kerjasama yang positif antara elemen-elemen dalam Gereja yaitu umat, katekis dan para pemimpin Gereja. Semua bekerja sama membentuk komunitas umat beriman yang saling memperkembangkan iman yang dewasa.

.

b. Tujuan Katekese

Tujuan utama dari katekese adalah untuk membantu umat beriman agar semakin bersatu dengan hidup Yesus Kristus, dengan kata lain membina hubungan yang personal dengan pribadi Yesus supaya dapat mengalami cinta kasih-Nya. Dengan cara tersebut orang beriman diharapkan semakin terdorong untuk mau ambil bagian dalam tugas perutusan-Nya untuk mewujudkan nilai-nilai kerajaan Allah dalam kehidupan sehari-hari (Heryatno, 2007: 12).

(51)

Sene (1989:5) berpendapat bahwa katekese bertujuan menumbuhkan manusia yang mampu berkomunikasi dengan Tuhan secara mandiri dan bersama orang lain, sehingga mampu untuk memberi keputusan untuk menyerahkan diri secara ikhlas kepada Tuhan.

Huber (1979: 94) menjelaskan bahwa tujuan pokok dari karya katekese adalah untuk membantu umat dalam menanggapi sesuatu yang sangat penting di dalam dirinya yaitu menjawab sapaan cinta kasih Allah dan melibatkan diri dalam karya penyelamatan Allah tersebut.

Dari katerangan di atas sudah cukup jelas bahwa tujuan dari katekese adalah membantu umat dalam membentuk sikap terbuka terhadap sapaan dari Allah sehingga mampu untuk berkomunikasi dengan Allah dan menyerahkan diri seutuhnya kepadaNya. Dengan menyerahkan diri secara total kepada Allah maka nilai-nilai kerajaan Allah akan semakin terwujud dalam kehidupan sehari-hari.

c. Media Katekese

(52)

Audio-visual merupakan media yang sangat menarik dan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia.

Dalam berkatekese media merupakan hal yang sangat penting yang mendukung kelancaran proses katekese dan membantu umat dalam mengkomunikasikan imannya. Selain media yang sangat menarik, audio-visual mampu merangsang antusias umat dalam mengkomunikasikan pengalaman hidupnya, membantu menemukan nilai-nilai iman, serta memberi inspirasi untuk melakukan perubahan yang lebih baik dalam hidupnya, karena audio visual mampu menyentuh hati umat. Untuk itu media audio-visual dapat menjadi salah satu alternatif sarana dalam berkatekese.

1) Peran Sarana

(53)

pengalaman iman ini, iman peserta semakin diteguhkan sehingga mampu untuk tumbuh dan berkembang menuju iman yang dewasa.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan bantuan sarana, proses katekese dapat terbantu dan berlangsung dengan efektif. Hal ini berarti bahwa sarana tersebut mampu mendukung proses katekse dalam mencapai tujuannya.

2) Syarat sarana yang baik bagi katekese

Katekese sebagai komunikasi iman, hal inilah yang mendasari penentuan suatu sarana dikatakan baik atau tidak dalam proses katekese. Syarat kegunaan sarana di sini mengacu pada segi fungsinya dalam proses katekese. Hal ini berarti ukuran yang digunakan dalam menentukan dan menilai apakah sarana itu baik atau tidak berdasarkan unsur kegunan atau fungsionalnya. Suatu sarana dikatakan baik dan dapat digunakan untuk sara katekese apabila memenuhi syarat kegunaan dan sebaliknya kurang baik bila tidak memiliki syarat kegunaan atau fungsionalnya.

Suatu sarana dapat digunakan dalam katekese apabila : pertama mampu memperjelas isi atau tema yang diangkat dalam proses katekese. Kedua, mampu menciptaka komunikasi dialogal di antara pemimpin dengan peserta maupun peserta dengan peseta. Ketiga dapat dipergunakan untuk membantu peserta mengungkapkan pengalaman imannya.

3) Macam- macam sarana

(54)

peluang besar untuk berkatekese yaotu berupa media komunikasi kelompok antara lain: televisi, radio, media cetak, dan sederetan hasil audio visual (CT art 46).

Sarana- sarana di atas diciptakan untuk membantu metode katekese yang dipakai, agar proses katekese dapat berangsung dengan efektif dengan demikian untuk mencapai tujuan katekese semakin mudah. Berdasarkan syarat- syarat di atas, perlu selalu mengusahakan penemuan- penemuan sarana- sarana baru yang cocok untuk tugas pewartaan dalam katekese (CT art 46).

Bila dilihat dari sarananya katekese kaum muda dengan menggunakan musik pop merupakan salah satu bagain dari audio visual. Menurut Pieree Babin katekese audio visual adalah pesan, sejauh pesan menyentuh panca indra, perasaan, badan dan gagasan (Adisusanto, 1977: 8). Dengan musik pop kaum muda diharapkan menjadi lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan katekese. Lain daripada itu bila melihat lebih dalam lagi, musik ini membantu kaum muda untuk menemukan dan mengungkapkan pengalamannya. Musik pop dapat dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam katekese kaum muda. Hal ini didukung oleh Dekrit Konsili Vatikan ke dua yang menganjurkan agar alat komunikasi dimanfaatkan secara efektif dalam tugas pewartaan (IM art 13).

B. Katekese di Kalangan Kaum Muda 1. Gambaran Orang Muda Katolik a. Orang Muda Katolik

(55)

sekitar dan masyarakat. Perbedaaan yang mendasar antara orang muda Katolik dengan orang muda lainnya adalah iman mereka. Orang muda Katolik beriman kepada Allah Bapa melalui Yesus Kristus dengan bimbingan Roh Kudus dalam persekutuan Gereja Katolik. Bagi orang muda Katolik iman Katolik sungguh- sungguh menjadi inspirasi dalam proses pertumbuhan mereka (Budiarto, dkk 2009: 14).

b. Gaya Orang Muda Katolik Jaman Sekarang

Dalam Timotius (2:9-10) ditegaskan bahwa aturan Allah itu sangat menjunjung tinggi nilai kesopanan. Keprihatinan penulis melihat situasi orang muda Katolik sekarang ini, sungguh nilai kesopanan di dalam Gereja sudah jarang yang menghiraukannya khususnya dalam hal berpakaian. Hal ini dapat dilihat dari banyak cewek yang percaya diri untuk pamer dada, pamer paha dan pamer pusar. Hal ini sangat menggangu konsentrasi dan kekhusyukan saat beribadat. Mereka bertindak demikian karena ingin menjadi pusat perhatian, dan bila dilihat banyak orang meyakinkan dirinya bahwa ia memang pantas untuk diperhatikan.

Dalam pergaulan dengan lawan jenis pun, kebanyakan orang muda Gereja lebih menyukai nilai-nilai duniawi dari pada apa yang diajarkan oleh nilai-nilai kerajaan Allah. Tidak heran bila kita melihat banyak orang muda Gereja yang jatuh dalam dosa seksual. Hubungan seks di luar nikah, tidak hanya dilakukan oleh orang-orang yang bukan Kristiani saja tetapi orang muda Kristiani tidak sedikit yang terjebak di dalamnya. Bagi orang muda Kristen sekarang, ciuman, rabaan, dan bumbu-bumbu pacaran, bukan suatu hal yang asing lagi (Yunita Eva, 2006: 12).

(56)

mempertanggungjawabkan tindakan mereka. Terlihat bahwa kekudusan sungguh menjadi hal yang nyaris punah di kalangan orang muda Katolik saat ini.

c. Anggapan terhadap Kaum Muda Katolik

Banyak sekali anggapan-anggapan yang dilontarkan bagi kaum muda Katolik. Penilaian tersebut ada yang bersifat negatif dan juga bersifat positif. Di bawah ini penulis akan menjelaskan penilaian tersebut dengan lebih rinci.

1) Penilaian negatif terhadap kaum muda Katolik dalam Gereja (a) Orang muda Gereja tidak bisa berbuat hal yang berguna.

Anggapan ini sungguh sangat merugikan dan sangat tidak membangun bagi kaum muda Gereja. Apabila setiap orang memberikan ksempatan kepada orang muda untuk melakukan sesuatu dan orang muda juga tanggap terhadap kesempatan itu tentu akan banyak hal yang berguna yang terjadi. Orang muda hendaknya menunjukkan bahwa bisa membuat sesuatu yang tidak hanya sekedar berbeda tetapi juga berguna dan berdampak bagi banyak orang. Namun sayangnya kaum muda saat ini sudah terlanjur dicap miring oleh beberapa orang tua (Yunita Eva, 2006: 45).

(b) Anak muda Gereja tidak bisa diandalkan

(57)

Bisa dikatakan bahwa orang muda sekarang tidak ada yang tidak mau maju karena mereka merupakan kalangan yang paling dekat dengan kemajuan dan inovasi, tetapi sayangnya mereka masih banyak yang mengalami kebingungan bagaimana untuk maju. Disinilah seharusnya peran orang tua untuk mau membantu mengarahkan visi dan potensi mereka sehingga mereka mampu memberikan sesuatu yang berharga bagi banyak orang

(c) Orang muda biang masalah

Anggapan ini ada benarnya dan juga ada salahnya. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa banyak kejahatan yang dilakukan oleh kaum muda. Ketidakmampuan kaum muda untuk menahan emosi dalam dirinya kadang membuat mereka tidak berpikir panjang. Sebagai contoh perkelahian antar siswa, kebut-kebutan di jalan, memakai obat terlarang bahkan seks bebas sudah menjadi hal yang biasa bagi kaum muda sekarang ini. Tetapi tidak semua kaum muda demikian, cukup banyak kaum muda yang memiliki visi, dan teguh memegang nilai luhur kehidupan. Disinilah tugas utama Gereja, bagaimana memotivasi, memfasilitasi dan membantu mereka agar menjadi orang muda yang baik, memiliki nilai hidup yang kuat dan teguh menentang arus dari luar (Yunita Eva, 2006: 47).

(d) Orang muda tidak konsisten

(58)

2) Penilaian Positif terhadap kaum muda

Walaupun kaum muda dicap kurang baik oleh generasi tua, namun tidak bisa dipungkiri bahwa kaum muda berperan penting dalam mengubah jalannya sejarah suatu bangsa. Hal ini dapat dilihat dari kekuatan mereka dalam sejarah kemerdekaan bangsa kita dan gerakan reformasi tahun 1998 yang menjadi tonggak dan bukti bahwa mereka sungguh-sungguh memiliki potensi. Potensi-potensi yang mereka miliki itu adalah:

a) Dinamis

Dinamis di sini diartikan kaum muda yang penuh gairah dan semangat hidup yang besar. Dorongan yang ada dalam diri kaum muda itu sejalan dengan timbulnya dalam diri mereka segudang cita-cita dan harapan. Segala cara dan upaya dilakukan untuk mewujudkan cita-cita dan harapan itu. Mereka selalu berpetualang dan bereksperimen dalam upaya mencari nilai-niai baru. Cita-cita dan harapan mereka untuk suatu duia yang baru diharapkan dapat membuat hidup mereka bahagia (Tangdilintin, 2008: 26).

b) Berorientasi pada masa depan

Hal ini berbeda dengan generasi tua yang biasanya suka mengenang dan merindukan masa lampau, generasi muda cenderung berorientasi ke masa depan sarat dengan cita-cita masa depan. Selain itu pola pikir seorang anak juga berbeda dengan orang muda, mereka dapat memikirkan kemungkinan-kemungkinan secara abstrak dan hipotetis. Oleh karena itu mereka memiliki ide-ide yang cemerlang untuk semakin ke depan (Tangdilintin, 2008: 26).

c) Terbuka

(59)

depan yang didambakan. Hal inilah yang menempatkan orang muda sebagai generasi pembaharu yang selalu berupaya melawan kemapanan dan mendobrak nilai-nilai lama. Kaum muda yang memiliki sifat terbuka terhadap hal-hal baru hendaknya harus tetap waspada dengan memilih secara selektif (Tangdilintin, 2008: 27).

d) Kreatif

Jiwa muda yang mereka miliki yang selalu merasa tidak puas dengan keadaan atau dengan apa yang dihasilkan membuat mereka selalu haus akan segala sesuatu yang baru. Dengan berorientasi pada masa depan, mereka selalu mengerahkan daya cipta untuk mencari trobosan-trobosan baru. Potensi yang dimiliki kaum muda inilah yang harus dimanfaatkan oleh orangtua dengan cara memberikan dukungan terhadap mereka. Dengan adanya dukungan, kepercayaan dan pujian dari orangtua, kreativitas yang mereka miliki bisa menghasilkan hal- hal yang tak terduga dan luar biasa. Sebaliknya apabila mereka selalu didikte, dibatasi, dan selalu dilarang, maka kreativitas mereka akan menjadi tumpul (Tangdilintin, 2008: 27).

e) Empatik

(60)

terhadap orang yang diperlakukan secara tidak adil oleh kekuasaan atau kekuatan di atas mereka. Dengan kemampuan kognitif, mereka dapat berpikir analitis, mengkritik keadaan dan menentukan sikap. Apabila gabungan antara kedua kemampuan ini dikembangkan secara tepat dan disalurkan dengan benar, maka mereka nantinya akan menjadi kekuatan besar dalam memotori perubahan sosial (Tangdilintin, 2008: 28).

d. Penghayatan iman kaum muda

Perkembangan pemikiran orang muda mempengaruhi perkembangan pemikiran dan keyakinan tentang agama. Penghayatan iman kaum muda pada jaman sekarang ini kurang memiliki daya juang sehingga menimbulkan goncangan, keraguan, kegelisahan dalam menghayati iman mereka. Tidak bisa dipungkiri bahwa orang muda sekarang ini kurang menghayati dan memahami imannya dengan baik, serta kurang menghayati nilai-nilai kristiani. Maka dari itu orang muda kurang memiliki keberanian dalam memberikan kesaksian tentang imannya dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan tidak jarang banyak orang muda sangat gampang ikut arus dan pindah ke agama lain karena dangkalnya penghayatan akan apa yang diimaninya.

2. Pokok- pokok Katekese Kaum Muda

(61)

Pendampingan dapat diartikan sebagai suatu usaha dalam membantu kaum muda menghadapi masa depan, agar pada akhirnya mereka dapat membentuk pribadi yang bermutu, memiliki pengetahuan, sikap, perbuatan serta hidup yang positif sehingga sungguh dapat berguna bagi keluarga, masyarakat maupun Gereja.

Dalam perkembangan menuju kedewasaan rohani, kaum muda membutuhkan suatu kegiatan yang dapat mendukung perkembangan imannya. Salah satu kegiatan yang dapat mendukung perkembangan imannya adalah katekese. Perkembangan iman kaum muda sangat penting dan perlu diperhatikan. Oleh karena itu katekese bagi kaum muda sangat membantu mereka dalam usaha mencapai kedewasaan supaya tidak mudah terjerumus ke hal-hal yang negatif. Pentingnya katekese bagi kaum muda ini juga disampaikan oleh Paus Yohanes Paulus II:

Katekese menjadi penting sekali, karena sudah tibalah saatnya dapat disajikan, dimengerti dan diterima sebagai sesuatu yang mampu memberi makna kehidupan, dengan kata lain: mampu mengilhami sikap-sikap, yang tanpa Injil tidak bisa dijelaskan, misalnya pengorbanan diri, sikap lekas bebas, sikap menahan diri, keadilan, komitmen, perdamaian, kepekaan terhadap yang mutlak dan tidak kelihatan. Itu semua termasuk ciri-ciri yang membedakan orang muda dengan temannya sebagai murid Yesus Kristus (CT art. 39).

(62)

a. Paham Katekese Kaum Muda

Katekese yang dilaksanakan demi kepentingan kaum muda adalah katekese yang berbicara mengenai permasalahan yang menyangkut kaum muda. Menurut Sene (1989: 60) katekese bagi kaum muda merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dijalankan oleh Gereja yang mengarah pada perkembangan iman kaum muda, karena di dalam proses katekese kaum muda dibantu agar dapat mengkomunikasikan pengalaman imannya dalam kehidupan sehari-hari demi perkembangan iman mereka.

Bila suatu katekese dilaksanakan demi kepentingan sekelompok kaum muda, dapat dikatakan bahwa katekese tersebut adalah katekese kaum muda. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa katekese kaum muda adalah proses katekese bersama dengan sekelompok kaum muda yang bersama-sama berusaha untuk mengartikan hidup sehari-hari dalam terang iman akan Yesus Kristus. Pengalaman hidup sehari-hari merekalah yang utama, karena pengalaman hidup sehari-hari merupakan isi dari katekese yang hendak dijalankan.

b. Tujuan Katekese Kaum Muda

Referensi

Dokumen terkait