• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE ANTIULCEROGENIC EFFECT OF RED GUAVA FRUIT (Psidium guajava Linn.) IN WHITE MALE OF WISTAR LINEASE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "THE ANTIULCEROGENIC EFFECT OF RED GUAVA FRUIT (Psidium guajava Linn.) IN WHITE MALE OF WISTAR LINEASE"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

THE ANTIULCEROGENIC EFFECT OF RED GUAVA FRUIT (Psidium guajava Linn.) IN WHITE MALE OF WISTAR LINEASE

Richa Yuswantina, Oni Yulianta W., Evi Fatmi Utami

ABSTRACT

Red guava fruit (Psidium guajava Linn.) empirictly can be used as the antiulcer (gastrich sore). This research purposed to find out the effect of the antiulcer of the distillate of red guava fruit toward the male Wistar furrow white mouse which is has been inducted with the 504 mg/KgBB dosage of Aseosal and to find out the dosage of the distillate of red guava fruit that comparable with 500 mg/KgBB of Sukralfat.

This research is the pure experimental research. Animal test divided into five treatment group that is negative control, positive control (500 mg/KgBB of Sukralfat), 25% of distillate of red guava fruit, 50% dan 75% given once per day for seven days. The mouse that have been fasted for 18 hours were inducted with 504 mg/KgBB dosage of asetosal, after that treatment, the mouse been abandoned for 18 hours, and then the mouse were anesthesed and we surgiced the gastrich. The data that can be taken from this treatment is the score and then the data was tested by Kruskal Wallis analityc methode and continued with Mann Whitney test with 95% trust point.

The statistical test showed that the distillate of red guava fruit with 75% consentration had the unsignificant differencial antiulcer effect with control positive group (0,419>0,05) which is mean that there’s no significant differentiate or had comparable effect in healing ulcer. This because red guava fruit contents tanin with forming covering layer mechanisme to prevent the irritation toward asetosal induction which can caused ulcerogenik.

(2)

2

Linn.) TERHADAP PENGARUH ULSEROGENIK ASETOSAL PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

Richa Yuswantina, Oni Yulianta W., Evi Fatmi Utami

INTISARI

Buah jambu biji merah (Psidium Guajava Linn.) secara empiris bermanfaat sebagai antiulcer (tukak lambung). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiulcer perasan buah jambu biji pada tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi dengan Asetosal dosis 504 mg/KgBB dan untuk mengetahui dosis perasan buah jambu biji yang sebanding dengan Sukralfat 500 mg/KgBB.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni. Hewan uji dibagi menjadi lima kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif, kontrol positif (Sukralfat 500 mg/KgBB), perasan buah jambu biji 25%, 50% dan 75% diberikan sebanyak satu kali sehari selama tujuh hari. Tikus yang sudah dipuasakan selama 18 jam diinduksi dengan asetosal dosis 504 mg/KgBB, setelah itu dibiarkan 18 jam baru kemudian dianestesi dan dibuka lambungnya. Data yang diperoleh berupa skor kemudian diuji dengan menggunakan metode analisis Kruskal Wallis dan dilanjutkan ke uji Mann Whitney dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perasan buah jambu biji merah konsentrasi 75% memiliki efek antiulcer yang berbeda tidak signifikan dengan kelompok kontrol positif (0,419>0,05) yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna atau memiliki efek sebanding dalam menyembuhkan ulser. Hal ini dikarenakan buah jambu biji merah memiliki kandungan tanin dengan mekanisme membentuk lapisan film pelindung untuk mencegah iritasi terhadap induksi asetosal yang dapat menyebabkan ulserogenik.

(3)

3 PENDAHULUAN

Ulkus peptikum adalah sekelompok ulkus pada saluran cerna, disebabkan keadaan ketidakseimbangan asam-pepsin. Pada keadaan normal, asam lambung dan pepsin tidak akan menyebabkan kerusakan mukosa lambung dan duodenum. Bila oleh karena sesuatu sebab ketahanan mukosa rusak (misalnya karena sasilat, empedu, iskemia mukosa) maka akan terjadi difusi balik H+ dari lumen masuk kedalam mukosa. Difusi balik H+ akan menyebabkan kerusakan pada mukosa (Enaganti, 2006). Faktor penyebab yang penting adalah aktivitas pencernaan peptik oleh getah lambung, namun terdapat bukti yang menunjukkan bahwa banyak faktor yang berperan dalam patogenesis ulkus peptikum. Misalnya, bakteri Helycobacter pylori (Price, 2005). Infeksi kuman Helicobacter pylori akut akan menimbulkan gastritis kronik atrofi sel mukosa korpus dan kelenjar, metaplasia intestinal dan hipoasiditas. Proses ini dipengaruhi oleh faktor host, bakteri atau virulensi dan lingkungan (asam lambung, OAINS, empedu) dan terbentuklah tukak gaster, Timbulnya kelainan lambung oleh kuman Helicobacter pylori bukan melalui proses sitopatik tetapi proses imunologis yang ditimbulkannya.

Buah jambu biji merah mengandung senyawa tanin. Mekanisme tanin sebagai antiulser yaitu dengan cara mengurangi sekresi asam lambung yang diakibatkan induksi ibuprofen, alkohol, dan ligasi pylorus (Kumar et al.,2011) dan mempengaruhi integritas dari membran mukosa serta membentuk lapisan film pelindung untuk mencegah penyerapan zat beracun (Livingston Raja et al., 2008). Tanin yang menimbulkan rasa sepat pada jambu biji bermanfaat memperlancar sistem pencernaan dan sirkulasi darah, serta menyerang virus. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek perasan jambu biji (Psidium guajava, L.) terhadap ulserogenik yang diakibatkan penggunaan asetosal. Buah jambu biji ini diharapkan dapat digunakan sebagai tanaman alternatif untuk pengobatan penyakit maag dan perdarahan lambung.

A. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat Penelitian

Kandang tikus lengkap dengan tempat pakan dan minumnya, timbangan tikus, sonde oral,beker glass, gelas ukur, alat bedah (gunting, pinset), juicer. 2. Bahan Penelitian

Perasan buah jambu biji, asetosal, sukralfat, aquadest, CMC Na, NaCl 0,9%, eter, tikus putih jantan galur wistar.

(4)

4 1. Buah Jambu Biji (Psidium Guajava L.)

a. Determinasi tanaman

Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang.

b. Pembuatan Perasan Buah Jambu Biji (Psidium Guajava L.)

Penyiapan bahan baku buah jambu biji ditimbang secukupnya. Buah jambu biji dicuci dengan menggunakan air mengalir sampai bersih, kemudian diangin-anginkan hingga tidak terdapat air bekas mencuci. Hal ini bertujuan untuk menghindari kerusakan senyawa kimia yang terkandung dalam buah jambu biji. Untuk pembuatan perasan dapat dilakukan dengan memeras simplisia menggunakan juicer. Sebanyak 100 gram buah jambu biji dihaluskan. Buah jambu biji yang telah dijuicer kemudian diambil sarinya dan dimasukkan di dalam beker glass. Berdasarkan orientasi didapatkan perasan dengan konsentrasi 100 % dengan volume murni 40 ml. Perasan buah jambu biji yang diperoleh dibuat dalam tiga kadar yaitu kadar 25% (v/v), 50% (v/v),dan 75% (v/v).

2. Pembuatan larutan fisiologis (NaCl 0,9%)

Larutan fisiologis (NaCl 0,9%) dibuat dengan cara sejumlah 0,9 g NaCl kemudian dilarutkan dalam aquades sampai mencapai volume 100 ml dalam labu takar 100 ml.

3. Pembuatan suspensi CMC-Na (CMC-Na 0.5%)

Suspensi Na 0,5 % dibuat dengan cara menimbang 500 mg CMC-Na dimasukkan kedalam 50 ml aquades sambil dipanaskan dan diaduk, ditunggu sampai jernih dan tidak ada gumpalan. Kemudian ditambahkan aquades sampai volume 100 ml.

4. Pembuatan suspensi asetosal

Asetosal ditimbang sebanyak 4000 mg dan dimasukkan kedalam larutan CMC-Na 0,5% 100 ml yang telah dingin lalu diaduk sampai homogen, sehingga terbentuk suspensi aspirin. Setiap akan digunakan digojog terlebih dahulu.

(5)

5 5. Identifikasi Senyawa Berkhasiat

Dimasukkan perasaan buah jambu biji merah secukupnya kedalam tabung reaksi kemudian tambahkan FeCl3, larutan berubah warna biru tua hitam positif menunjukkan adanya tanin (Najib, 2006).

6. Uji Ulserogenik

Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur wistar sebanyak 25 ekor. Sebelum penelitian, tikus diadaptasikan dalam suasana laboratorium selama satu minggu. Pada hari ke 8 semua tikus dipuasakan 18 jam, dengan tetap mendapat minum. Pada hari ke 9 Tikus di induksi dengan asetosal 504 mg/kgBB. Dipuasakan selama 2 jam. Kemudian berikan perlakuan pada masing-masing kelompok adalah sebagai berikut :

Kelompok I : Kontrol negatif dengan pemberian aquades

Kelompok II : Kontrol positif dengan pemberian Sukralfat 500 mg/kgBB Kelompok III : Diberikan perasan buah jambu biji 25%

Kelompok IV : Diberikan perasan buah jambu biji 50% Kelompok V : Diberikan perasan buah jambu biji 75%

Perlakuan diberikan selama 7 hari. Selama itu tikus diberikan makan seperti biasa dan untuk pemberian perlakuan tikus dipuasakan 1 jam, kemudian diberikan perlakuan, diamkan 1 jam, kemudian diberikan makan seperti biasa. Perlakuan diberikan sekali sehari. Setelah diberi perlakuan, Pada hari ke 16 tikus dibiarkan tanpa makan dan minum selama 18 jam. Pada hari ke 17 tikus dikorbankan dengan dibius eter dan segera diangkat lambungnya. Lambung dipotong pada bagian pertemuan esophagus (diatas kardia) sampai dibawah pilorus (bagian distal yang berhubungan dengan duodenum). Lambung dibuka dan dicuci dengan larutan garam fisiologis, selanjutnya dibentangkan pada permukaan datar dan diamati secara makroskopis untuk diperiksa adanya ulkus pada lambung. Ulkus lambung dihitung dan diskor berdasarkan jenis lesi yang timbul (Ashok et al, 2006).

(6)

6

Macam lesi Skor

Lambung berwarna normal Pewarnaan merah Noda ulcer Pendarahan Ulcer > 3 tetapi< 5 Ulcer > 5 0 0,5 1 1,5 2 3 (Ashok et al, 2006) HASIL 1.) Determinasi Tanaman Kunci determinasi : 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14b, 16a, 239b, 243b, 244b, 248b, 249b, 250a, 251b, 253b, 254b, 255º……. Famili 94 : Myrtaceae. …..1b, 2a, 3b, 5b, …… Genus 2 : Psidium Guajava L. (Jambu biji, Jambu batu, Jambu klutuk) Berdasarkan hasil determinasi dapat diperoleh kepastian bahwa tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Psidium Guajava Linn. Atau buah jambu biji.

2.) Identifikasi Tanin

Senyawa yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanin yang terdapat dalam buah jambu biji merah. Cara mengidentifikasi tanin dengan meneteskan FeCl3 pada perasan buah jambu biji merah dan menghasilkan warna hitam kuat/biru tua/hitam kehijauan yang menandakan adanya senyawa tanin dalam perasan buah jambu biji. Hasil identifikasi tanin dapat dilihat pada lampiran 5.

3.) Hasil Uji Ulser

Tabel II. Data skor ulkus pada kelompok perlakuan pada tikus

Kelompok Perlakuan

Skor ulkus pada tikus nomor Mean ± SD

1 2 3 4 5 Kontrol (-) aquadest 2,5 ml 3 3 3 3 3 3,00± 0,00 Kontrol (+) sukralfat (504 mg/kgBB) 0,5 0 0 0,5 0 0,20± 0,27 Perasan buah 25% (12,5 g/kgBB) 3 1,5 2 2 2 2,10± 0,55 Perasan buah 50% (25 g/kgBB) 2 1 1 0,5 1 1,10± 0,55 Perasan buah 75 % (37,5 g/kgBB) 0,5 1 0,5 0 0 0,40± 0,42

(7)

7

Tabel IV. Hasil Uji Mann Whitney Efek Anti-Ulcer Perasan Buah Jambu Biji (Psidium Guajava Linn.) Terhadap Skor Ulkus Tikus Putih Jantan Galur Wistar

Keterangan :

Kontrol (-) : Diberi aquades (2,5 ml).

Kontrol (+) : Diberi Sukralfat (Inpepsa) dosis 500.8 mg/kgBB.

P1 : Diberi perasan Buah Jambu Biji (Psidium Guajava Linn.) kadar 25% v/v.

P2 : Diberi perasan Buah Jambu Biji (Psidium Guajava Linn.) kadar 50% v/v.

P3 : Diberi perasan Buah Jambu Biji (Psidium Guajava Linn.) kadar 75% v/v.

PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel II, kontrol negatif terdapat 8 ulser disertai dengan pendarahan (ulser> 5 sehingga rata-rata jumlah skor 3,00). Ulser ditandai dengan terdapatnya noda coklat yang lebih gelap. Berdasarkan tabel II, pemberian perasan buah jambu biji merah dengan konsentrasi 25% sudah menunjukkan perubahan yang lebih baik tapi pada tikus 1 terlihat 6 ulser (skor 3, ulser>5), dengan rata-rata skor ulkus 2,10. Bintik ditandai dengan terlihatnya bintik coklat yang lebih kecil dan tidak terlalu gelap. Berdasarkan tabel II, konsentrasi 50% terdapat 4 ulser (skor 2, ulser <5) terlihat pada tikus 1, dengan rata-rata skor ulkus 1,10. Ditandai dengan bintik lebih kecil dan jarang pada mukosa lambung tikus. Pada konsentrasi 25% dn 50% masih ada tikus yang menunjukkan skor ulkus yang tinggi, yang mungkin dipengaruhi oleh variabel bebas dan variabel terkendali dalam penelitian tersebut Sedangkan pada pemberian perasan buah jambu biji merah dengan konsentrasi 75% memperoleh rata-rata skor 0,40, hampir sama seperti rata-rata skor sukralfat, dimana ditandai juga dengan adanya 2 tikus yang lambungnya normal yaitu tikus 4 dan 5.

KelompokPerlakuan Signifikan Keterangan

K(-) vs P1 0,017 Berbeda bermakna K(-) vs P2 0,005 Berbeda bermakna K(-) vs P3 0,005 Berbeda bermakna K(-) vs K(+) 0,005 Berbeda bermakna P1 vs P2 0,029 Berbeda bermakna P1 vs P3 0,008 Berbeda bermakna P1 vs K(+) 0,007 Berbeda bermakna P2 vs P3 0,049 Berbeda bermakna P2 vs K(+) 0,013 Berbeda bermakna

(8)

8

negatif (aquades) dibandingkan dengan kontrol positif (sukralfat) dan perasan buah jambu biji merah 25% v/v, 50% v/v dan 75% v/v terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) yang berarti kontrol negatif tidak memiliki efek ulserogenik yang sama seperti kontrol positif dan perasan buah jambu biji merah konsentrasi 25% v/v, 50% v/v dan 75% v/v, hal tersebut dikarenakan pada kontrol negatif tidak terdapat kandungan sebagai antiulser . Pada perasan buah jambu biji merah konsentrasi 25% v/v (0,007) dan 50% v/v (0,013) dibandingkan dengan kontrol positif terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi 25% v/v dan 50% v/v tersebut memiliki efek yang tidak sebanding dalam mengobati ulkus dengan kontrol positif yang ditunjukkan dengan skor ulkus pada lambung tikus. Sedangkan, pada konsentrasi 75% v/v dibandingkan dengan kontrol positif tidak terdapat perbedaan bermakna dengan nilai signifikansinya p=0,419 (p>0,05) yang menunjukkan bahwa konsentrasi 75% v/v memiliki efek untuk ulserogenik yang sebanding dengan kontrol positif (Sukralfat) dalam mengobati ulserogenik Asetosal pada tikus putih jantan galur wistar.

Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi perasan buah jambu biji maka jumlah ulser juga semakin berkurang, sehingga perasan buah jambu biji berpengaruh terhadap efek ulserogenik asetosal. Pada konsentrasi 75% v/v memiliki efek yang sebanding dengan kontrol positif (sukralfat). Kemampuan mengobati ulkus pada perasan buah jambu biji ini karena adanya kandungan tanin yang terdapat dalam perasan buah jambu biji. Tanin sebagai antiulcer memiliki mekanisme yaitu membentuk lapisan film pelindung untuk mencegah iritasi terhadap induksi asetosal yang dapat menyebabkan ulserogenik

KESIMPULAN

1. Perasan buah jambu biji merah (Psidium Guajava Linn.) mempunyai kemampuan sebagai anti ulserogenik dilihat dari gambaran histopatologik lambung tikus putih jantan galur wistar.

2. Konsentrasi perasan buah jambu biji (Psidium Guajava Linn.) yang berpengaruh untuk mengobati antiulcer yang sebanding dengan sukralfat dosis 500 mg/kgBB, adalah kadar 75% v/v dalam mengobati ulserogenik pada tikus putih jantan galur wistar.

(9)

9

3. Terdapat perbedaan fisik lambung secara makroskopis antara kontrol negatif dibandingkan dengan yang sudah diberi perasan (Psidium Guajava Linn.) pada dosis 25%, 50% dan 75%.

SARAN

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai senyawa lain dalam Buah Jambu Biji (Psidium Guajava Linn.) yang berefek sebagai anti ulser.

2. Perlu diteliti lebih lanjut dengan uji histopatologi (mikroskopik) untuk mengetahui adanya kerusakan sel dan jaringan lambung.

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Kepada Bapak H. Asaat Pitoyo, S.Kep., M.Kes. selaku Ketua STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.

2. Kepada Bapak Drs. Jatmiko Susilo, Apt., M.Kes. selaku Ketua Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.

3. Kepada Ibu Niken Dyah A., S.Farm., Apt., M.Si. sebagai penguji utama. 4. Kepada Ibu Richa Yuswantina, Apt., M.Si, selaku dosen pembibing utama. 5. Kepada Ibu Oni Yulianta W., S.Farm., Apt. sebagai pembimbing pendamping.

DAFTAR PUSTAKA

Ashok, P., Rajani, G. P., Arulmozhi, S., Hulkoti, B. H., dan Rajendra, R., 2006, Anti inflamatory and Anti Ulcerogenic Effect of Crotalaria Juncea Linn. In Albino Rats. IJPT Iranian Journal of Pharmacology and Therapeutic, vol 5, No 2, 141-144.

Enaganti S., 2006, Peptic ulcer disease. The disease and non-drug treatment. Hospital Pharmacist,; 13: 239-42.

Kumar, S., Suman, Sharma, S. and Kalra P., 2011, Antiulcer effect of the methanolic extract of Tamarindus indica seeds in different experimental models, J Pharm Bioall Sci , 3, 236-41.

Livingston Raja, N.R., Jegan, N. and Wesley, J., 2008, Antiulcerogenic Activity of Alkoholic Extract of The Leaves of Tamarindus indica (L) on Experimental Ulcer Models, Pharmacol Online, 3, 85-92.

Price, S. A. and Wilson, L. M., 2005, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Gangguan Lambung dan Duodenum, 426-427, EGC, Jakarta.

(10)

Gambar

Tabel II.  Data skor ulkus pada kelompok perlakuan pada tikus
Tabel IV. Hasil  Uji  Mann  Whitney  Efek  Anti-Ulcer Perasan Buah Jambu Biji  (Psidium  Guajava  Linn.)  Terhadap  Skor  Ulkus  Tikus  Putih  Jantan  Galur Wistar

Referensi

Dokumen terkait

Nilai yang dapat dipetik dari makna simbolis Sêkar Pralambang Jaman ini adalah orang yang memiliki pedoman dan prinsip dalam hidupnya serta selalu berpegang

Dari analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ; 1) Hasil pengujian menunjukkan brand image mempunyai pengaruh signifikan dan prositif terhadap

bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar Nomor 8 Tahun 1990 tentang Izin Mendirikan Bangunan dan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar Nomor 3

Dan begitupun sebaliknya, apabila kompensasi yang diberikan kepada karyawan semakin rendah bahkan dibawah rata-rata yang telah ditetapkan dalam hukum, maka akan semakin rendah

Penelitian tentang teknol mencari metode terefisien adalah hidrolisis asam.Na masih tergolong mahal, k Limbah asam ini dapat sulit.Melihat kondisi terse dilakukan suatu

Mengingat pula, bahwa Satyalancana Jasadarma Angkatan Laut termaksud merupakan tanda penghargaan khusus untuk jasa-jasa mereka dalam bidang Angkatan Laut dan karena justru sifatnya

Hasil penelitian diperoleh adalah Hubungan kausalitas antara pertumbuhan ekonomi dan indeks aglomerasi di Jawa Timur pada periode tahun 2004 - 2008 terdapat hubungan

|jejakseribupena.com, Soal dan Solusi Simak UI Matematika Dasar, 2014