• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2 2"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

TAHUN 2

2

PEMERINTAH KOTA TARAKAN

(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan HidayahNya sehingga Pemerintah Kota Tarakan dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tarakan

Tahun 2012. Sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Penyusunan Laporan ini berpedoman kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan dan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan menindaklanjuti Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 23 Tahun 2012 tentang Penyampaian Lakip Tahun 2012 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2013.

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP), merupakan suatu sistem akuntabilitas yang memadai yang dibangun dan dikembangkan dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya pelaksanaan kebijakan dan program yang diemban setiap instansi pemerintah. Dalam hal ini, setiap instansi pemerintah secara periodik wajib mengkomunikasikan pencapaian tujuan dan sasaran strategis organisasi kepada para stakeholders, yang dituangkan melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Salah satu bentuk komitmen Pemerintah Kota Tarakan adalah dengan

disusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Tarakan Tahun 2012. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) Kota Tarakan Tahun 2012 merupakan perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan kewenangan, tugas dan fungsi serta pengelolaan sumber daya pelaksanaan kebijakan dan program yang diemban Pemeritah Kota Tarakan.

Berikut akan diuraikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Tarakan Tahun 2012, merupakan media yang menjabarkan dari pertanggungjawaban kinerja yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tarakan Tahun 2009-2014, dimana

(4)
(5)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 dan seiring dengan paradigma baru, yang menuntut pemerintahan yang lebih transparan dan akuntabel, Pemerintah Kota Tarakan telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Tarakan yang sengaja disusun dengan tujuan memberikan gambaran konkrit mengenai keseluruhan pelaksanaan program berdasarkan kinerja.

Tahun 2012 merupakan tahun ketiga pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tarakan Tahun 2009-2014 yang secara umum pencapaian tujuan dan sasaran dicapai melalui indikator-indikator sasaran menunjukkan keberhasilan untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Walikota Kota Tarakan Nomor 50 tahun 2009 yang kemudian diperkuat dengan Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tarakan Tahun 2009-2014, serta berpedoman pada Peraturan Walikota Tarakan Nomor 28 Tahun 2011 Tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2012.

Laporan ini berisi penetapan kinerja dan akuntabilitas kinerja, dimana termasuk didalamnya rencana kinerja tahunan, evaluasi dan analisis capaian kinerja serta akuntabilitas keuangan guna menyajikan satu informasi yang utuh atas upaya yang telah dilakukan dan tingkat capaian dari target pada tingkat sasaran dan program. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tarakan Tahun 2009-2014 dan mengacu pada Indikator Kinerja Utama, terdapat 14 (empat belas) Sasaran Strategis dengan 37 (tiga puluh tujuh) indikator kinerja dan 6 (enam) Tujuan Strategis serta 84 (delapan puluh empat) program dan 2.128 kegiatan dalam rangka pencapaian kinerja Kota Tarakan.

Capaian kinerja Kota Tarakan Tahun 2012 berdasarkan realisasi pencapaian indikator kinerja sasaran sebesar 91,09 %, sedangkan realisasi keuangan seluruh program kegiatan mencapai 72,21 %.

(6)
(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

IKHTISAR EKSEKUTIF ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Kewenangan ... 5

C. Pertumbuhan Ekonomi ... 7

D. Aspek Stratejik ... 11

E. Organisasi Perangkat Daerah ... 16

F. Sistematika Penyajian ... 19

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 22

A. Perencanaan Strategis Tahun 2009 - 2014 ... 22

1. Visi dan Misi ... 23

2. Arah Kebijakan Umum dan Strategi ... 31

3. Tujuan dan Sasaran ... 33

B. Rencana Kinerja Tahun 2012 ... 46

C. Penetapan Kinerja Tahun 2012 ... 47

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 49

A. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2012 ... 49

1. Kerangka Pengukuran Kinerja ... 49

2. Capaian Indikator Makro ... 50

3. Pengukuran Capaian Kinerja ... 55

B. Analisis Capaian Kinerja ... 58

C. Akuntabilitas Keuangan ... 75

BAB IV PENUTUP ... 80

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Administratif Kota Tarakan……… 13

Gambar 2.1 Hubungan antar Elemen Visi……….… 24

Gambar 2.2 Hubungan antar Elemen Misi...……….… 30

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan PDRB Tarakan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006 - 2010 (%)

... 9 Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan PDRB Atas Harga Konstan

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006 - 2010 (%)

... 10 Tabel 1.3 Luas Wilayah Kota Tarakan

Menurut Kecamatan Tahun 2012

... 14 Tabel 1.4 Jumlah Aparatur Pemerintah Kota Tarakan

(Per Desember 2012)

... 19 Tabel 2.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

... 42 Tabel 2.2 Rencana Kinerja Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2012

... 46 Tabel 2.3 Penetapan Kinerja Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2012

... 48 Tabel 3.1 Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Makro Kota Tarakan

Tahun 2012

... 51 Tabel 3.2 PDRB Kota Tarakan Menurut Kelompok Sektor Atas Dasar Harga

Berlaku Tahun 2008 – 2011

... 54 Tabel 3.3 Tingkat Capaian IKU Sasaran Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2012

... 57 Tabel 3.4 Capaian IKU 1 pada SS1 Tahun 2012

... 59

Tabel 3.5 Capaian IKU 1 pada SS1 RPJMD Tahun 2012

... 59 Tabel 3.6 Capaian IKU 2 pada SS2 Tahun 2012

(10)

Tabel 3.7 Capaian IKU 2 pada SS2 RPJMD Tahun Ketiga (2012)

... 60 Tabel 3.8 Capaian IKU 3 pada SS3 Tahun 2012

... 61 Tabel 3.9 Capaian IKU 3 pada SS3 RPJMD Tahun Ketiga (2012)

... 62 Tabel 3.10 Capaian IKU4 pada SS4 Tahun 2012

... 63 Tabel 3.11 Capaian IKU4 pada SS4 RPJMD Tahun Ketiga (2012)

... 63 Tabel 3.12 Capaian IKU5 pada SS5 Tahun 2012

... 64 Tabel 3.13 Capaian IKU5 pada SS5 RPJMD Tahun Ketiga (2012)

... 64 Tabel 3.14 Capaian IKU6 pada SS6 Tahun 2012

... 65 Tabel 3.15 Capaian IKU6 pada SS6 RPJMD Tahun Ketiga (2012)

... 65 Tabel 3.16 Capaian IKU7 pada SS7 Tahun 2012

... 66 Tabel 3.17 Capaian IKU7 pada SS7 RPJMD Tahun Ketiga (2012)

... 67 Tabel 3.18 Capaian IKU8 pada SS8 Tahun 2012

... 68 Tabel 3.19 Capaian IKU8 pada SS8 RPJMD Tahun Ketiga (2012)

... 68 Tabel 3.20 Capaian IKU9 pada SS9 Tahun 2012

... 69

Tabel 3.21 Capaian IKU9 pada SS9 RPJMD Tahun Ketiga (2012)

(11)

Tabel 3.22 Capaian IKU10 pada SS10 Tahun 2012

... 70 Tabel 3.23 Capaian IKU10 pada SS10 RPJMD Tahun Ketiga (2012)

... 71 Tabel 3.24 Capaian IKU11 pada SS11 Tahun 2012

... 72 Tabel 3.25 Capaian IKU11 pada SS11 RPJMD Tahun Ketiga (2012)

... 72 Tabel 3.26 Capaian IKU12 pada SS12 Tahun 2012

... 73 Tabel 3.27 Capaian IKU12 pada SS12 RPJMD Tahun Ketiga (2012)

... 73 Tabel 3.28 Capaian IKU13 pada SS13 Tahun 2012

... 74 Tabel 3.29 Capaian IKU13 pada SS13 RPJMD Tahun Ketiga (2012)

... 74 Tabel 3.30 Capaian IKU14 pada SS14 Tahun 2012

... 75 Tabel 3.31 Capaian IKU14 pada SS14 RPJMD Tahun 2012

... 75 Tabel 3.32 Perkembangan PAD Kota Tarakan Tahun 2010-2012

... 77 Tabel 3.33 Perkembangan Dana Lain-lain yang Sah Kota Tarakan

Tahun 2010-2012

... 78 Tabel 3.34 Perkembangan Belanja Daerah Kota Tarakan Tahun 2010-2012

... 79

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah Kota Tarakan sebagai salah satu kota di Provinsi Kalimantan Utara yang sampai akhir Tahun 2012 ini masih merupakan wilayah kerja Provinsi Kalimantan Timur, dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah bersama dengan pemerintah daerah lainnya berupaya mewujudkan tujuan nasional sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945.

Untuk menjamin terlaksananya semua kegiatan pembangunan yang mengacu pada tujuan nasional, maka diperlukan transparansi dan akuntabilitas seluruh kegiatan pembangunan sehingga secara bertahap namun pasti, penyelenggaraan Good Governance yang merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara dapat terealisasi dengan baik. Dalam rangka itulah, diperlukan suatu bentuk laporan pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan terukur serta legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Good Governance yang dimaksud adalah merupakan proses

penyelenggaraan kekuasaan negara dalam melaksanakan penyediaan

Public Good and Service. Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Untuk itulah diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna dan berhasil guna serta bersih dan bebas dari KKN melalui regulasi akuntabilitas pada setiap instansi pemerintah.

(13)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dalam konsep yang nyata, regulasi dari adanya sistem akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial pada tiap lingkungan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada masing masing unit organisasi. Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui

media pertanggungjawaban yang telah dilaksanakan secara periodik. Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas instansi pemerintah merupakan perwujudan

kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi instansi yang bersangkutan. Sejalan dengan hal tersebut, telah ditetapkan TAP MPR Nomor : XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Selanjutnya sebagai suatu kelanjutan dari produk hukum tersebut diterbitkan

Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).

Sesuai Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka setiap Pemerintah Daerah (terutama Pejabat Eselon II) diminta untuk menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) kepada Presiden, sebagai

perwujudan kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir tahun anggaran.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan kewenangan, tugas dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada setiap Instansi Pemerintah, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai.

LAKIP juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai kinerja dan alat pendorong terwujudnya good governance. Dalam perspektifnya yang lebih

luas, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik dan semua itu memerlukan

(14)

dukungan dan peran aktif dari seluruh lembaga pemerintahan pada tingkat daerah serta partisipasi aktif dari masyarakat secara langsung.

Bertitik tolak dari RPJMD Kota Tarakan Tahun 2009-2014, Rencana

Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Tarakan dan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta

memperhatikan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, penyusunan LAKIP Tahun 2012 berisi tentang ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran tersebut disajikan berupa informasi mengenai pencapaian sasaran pada RPJMD, realisasi pencapaian indikator sasaran disertai dengan penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan pembandingan capaian indikator kinerja. Dengan demikian, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Tarakan dapat menjadi laporan kemajuan penyelenggaraan pemerintahan oleh Walikota kepada Presiden, yang telah disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku. Realisasi yang dilaporkan dalam LAKIP ini merupakan hasil kegiatan pada Tahun 2012.

Pelaksanaan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Tarakan Tahun 2012 telah memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang melandasi pelaksanaan LAKIP, yaitu : 1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Nomor XI/MPR/1999

tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

(15)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

9. Peraturan Pemerintah nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

10. Instruksi Presiden RI Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

11. Instruksi Presiden nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

13. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

14. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan, Penetapan Kinerja dan Pelaporan AKIP;

15. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 23 Tahun 2012 tentang Penyampaian LAKIP Tahun 2012 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2013;

16. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 06 tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Tarakan;

(16)

17. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 09 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Seketariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tarakan, sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 12 Tahun 2010 tentang perubahan atas Perda Kota Tarakan Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tarakan;

18. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 8 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tarakan Tahun 2012;

19. Peraturan Walikota Tarakan Nomor 58 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tarakan Tahun 2010-2014, sebagaimana telah disesuaikan dan diperkuat dengan Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 3 Tahun 2013 tentang tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tarakan Tahun 2009-2014.

B. Kewenangan

Sebagai pelaksanaan ketentuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 14 ditentukan bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, yaitu :

a. Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan;

b. Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengawasan tata ruang;

c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; d. Penyediaan sarana dan prasarana umum;

e. Penanganan bidang kesehatan; f. Penyelenggaraan bidang pendidikan; g. Penanggulangan masalah sosial; h. Pelayanan bidang ketetanagakerjaan;

i. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menegah; j. Pengendalian lingkungan hidup;

k. Pelayanan pertanahan;

l. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil; m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan;

(17)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah n. Pelayanan administrasi penanaman modal;

o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan

p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.

Sedangkan urusan pemerintahan kabupaten/kota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan

potensi unggulan daerah yang bersangkutan. Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat, disebutkan bahwa urusan wajib yang dilaksanakan meliputi : pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, pekerjaan umum, penataan ruang, perencanaan pembangunan, perumahan, kepemudaan dan olahraga, penanaman modal, koperasi, usaha kecil dan menengah, kependudukan dan catatan sipil, ketenagakerjaan, ketahanan pangan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, perhubungan, komunikasi dan informatika, pertanahan, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian, pemberdayaan masyarakat dan desa, sosial, kebudayaan, statistik, kearsipan dan perpustakaan.

Kemudian pada Pasal 3 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 dinyatakan bahwa yang termasuk kedalam urusan pilihan meliputi

meliputi urusan bidang : Kelautan dan perikanan, pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya mineral, pariwisata, industri, perdagangan dan keimigrasian.

(18)

C. Pertumbuhan Ekonomi

Nilai pertumbuhan ekonomi/PDRB suatu wilayah kabupaten/kota merupakan jumlah nilai tambah bruto akibat berbagai macam kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa. Besaran PDRB sering digunakan sebagai indikator untuk menilai kinerja perekonomian suatu wilayah, terutama yang dikaitkan dengan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya.

Salah satu variabel penting dari PDRB adalah Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). LPE didapat dengan membandingkan PDRB atas dasar harga konstan tiap tahun dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan perkembangan atau pertumbuhan riil perekonomian, atau dapat menggambarkan kinerja pembangunan dari suatu periode ke periode sebelumnya.

Selain PDRB dapat menunjukkan LPE, juga menginformasikan struktur perekonomian daerah. Struktur perekonomian tersebut menggambarkan kontribusi sektor-sektor ekonomi terhadap perekonomian secara makro. Prioritas pembangunan melalui kerangka kebijakan pembangunan daerah dapat dengan mudah dilaksanakan dengan mempertimbangkan struktur perekonomian, yaitu perbandingan kekuatan ekonomi baik antar sektor ekonomi maupun antar wilayah kecamatan di Kota Tarakan.

Dikaitkan dengan dokumen RPJMD, dijelaskan bahwa Besaran PDRB suatu daerah dapat menggambarkan kemampuan atau potensi ekonomi dan kinerja ekonomi dari suatu daerah, baik dalam hal pengelolaan sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Besaran PDRB Kota Tarakan sangat dipengaruhi oleh jumlah produksi dan harga komoditi dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, yang masih tetap menjadi sektor primadona yang memberikan kontribusi paling besar bagi perekonomian Kota Tarakan.

Perekonomian Kota Tarakan yang salah satunya diukur dari besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), selama periode Tahun 2009-2011, PDRB Tarakan menunjukkan perkembangan yang terus meningkat, baik PDRB Kota Tarakan atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan Tahun 2010, dengan migas maupun tanpa migas.

(19)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Berdasarkan data statistik Kota Tarakan yang diliput setiap tahun selama periode lima tahunan, diperoleh data bahwa Besaran PDRB Kota Tarakan selama lima tahun terakhir memperlihatkan perkembangan yang

terus meningkat. Pada Tahun 2009, PDRB Kota Tarakan sekitar 5,98 triliun rupiah dan terus meningkat setiap tahunnya, pada Tahun 2011 mengalami peningkatan 30 % lebih. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya kontribusi yang bisa diberikan oleh sektor-sektor andalan Kota Tarakan, seperti sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan.

Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Tarakan atas dasar harga berlaku Tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 16,73 %, yaitu dari 6,89 triliun rupiah pada Tahun 2010 menjadi 7,96 triliun rupiah pada Tahun 2011 atau naik sebesar 1 triliun rupiah. Sedangkan nilai PDRB atas dasar harga konstan pada Tahun 2011 mencapai 2,85 triliun rupiah dan pada Tahun 2010 sebesar 2,65 triliun rupiah.

Pada sektor perdagangan, hotel dan restoran, Tahun 2010 mengalami pertumbuhan yang tertinggi dibanding sektor lainnya, tercatat sebesar 10,65 persen, dimana sektor ini didukung oleh subsektor perdagangan yang tumbuh sebesar 10,79 persen; hotel tumbuh 8,64 persen; dan subsektor restoran/ rumah makan tumbuh 8,40 persen. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sektor ini mengalami peningkatan pertumbuhan yang cukup pesat sebesar 6,46 persen. Perkembangan pada subsektor perdagangan, hotel dan restoran semua mengalami peningkatan pertumbuhan dari tahun sebelumnya.

(20)

Tabel 1.1

Laju Pertumbuhan PDRB Tarakan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006 - 2010 (%)

Sumber : PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha Kota Tarakan, 2011 (diolah)

Sektor yang mengalami pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga pada Tahun 2010 adalah sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 8,14 persen. Hal ini membuktikan bahwa tingginya mobilitas penduduk yang datang dan pergi ke daerah ini serta semakin banyak jumlah pemakaian pulsa dan pengguna telepon seluler yang mengakibatkan subsektor angkutan dan subsektor komunikasi lebih bergairah dalam Tahun 2010. Dilihat dari keadaan

geografi, dimana Kota Tarakan menjadi salah satu pintu gerbang atau kota transit menuju kabupaten/kota diwilayah utara Provinsi Kalimantan Timur

yang saat ini telah bergabung dalam Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara. Sektor listrik, gas dan air minum Tahun 2010 mampu tumbuh sebesar 6,21 persen. Subsektor listrik merupakan pendukung utama dari denyut nadi perekonomian Kota Tarakan, dimana berbagai sektor ekonomi terkait langsung dengan kebutuhan akan listrik yang memadai dan mencukupi untuk berbagai keperluan produksi. Pertumbuhan pada sektor ini disebabkan pada subsektor listrik yang mengalami pertumbuhan sebesar 6,23 persen dan subsektor air minum yang tumbuh menjadi 5,86 persen. Hal ini didorong karena adanya penyesuaian Tarif Dasar Listrik (TDL) yang diikuti dengan meningkatnya kapasitas produksi yang dihasilkan oleh pembangkit yang ada. Disisi lain juga

(21)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah terjadi peningkatan biaya produksi per unitnya, terutama bahan bakar serta meningkatnya jumlah pelanggan dan pemakaian listrik dan air oleh pelanggan. Walaupun pertumbuhan yang dialami oleh sektor tersebut tinggi, namun tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Tarakan secara

keseluruhan karena kontribusi dari sektor tersebut terhadap total PDRB Kota Tarakan sangat kecil yaitu 1,63 persen.

Tabel 1.2

Laju Pertumbuhan PDRB Atas Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006 - 2010 (%)

No Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009*) 2010**)

1. Pertanian 1,88 4,05 4,07 5,71 3,86

2. Pertambangan &

Penggalian 13,71 -0,84 12,90 -3,82 9,01

3. Industri Pengolahan 5,33 6,73 5,96 2,64 5,26

4. Listrik & Air Bersih 16,58 10,52 8,05 5,03 6,21

5. Bangunan 6,09 6,98 5,80 3,68 5,69

6. Perdag, Hotel &

restoran 5,54 6,85 4,94 4,19 10,65

7. Pengangkutan &

Komunikasi 15,88 13,46 12,76 9,10 8,05

8. Keuangan, Persewaan

& Jasa Perusahaan 9,49 4,74 6,28 6,15 7,93

9. Jasa-jasa 12,46 9,51 11,83 5,23 7,11

10. PDRB 7,51 6,92 6,83 4,63 8,20

11. PDRB Tanpa Migas 7,17 7,26 6,53 5,03 8,14

Keterangan : *) angka revisi **) angka sementara

Sumber : PDRB berdasarkan lapangan usaha Kota Tarakan, 2010

Secara keseluruhan PDRB Kota Tarakan mencatat bahwa ada dua sektor mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu: sektor pertanian dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Sementara tujuh sektor lainnya mengalami peningkatan pertumbuhan yaitu: sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air minum, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa.

(22)

D. Aspek Stratejik

Kota Tarakan berada di sebuah pulau kecil yang memiliki posisi strategis penggerak pertumbuhan wilayah utara dan pintu gerbang kedua bagi Kalimantan Timur sekaligus menjadi pusat transit perdagangan antara

Indonesia-Malaysia-Filipina. Selain itu, karena letaknya yang strategis ini Kota Tarakan menjadi salah satu bagian dari Kota Segitiga Pertumbuhan yang

selama ini dirintis dalam konteks BIMP-EAGA bersama dengan Tawau (Malaysia) dan Tawitawi. Segitiga tersebut diharapkan menjadi kutub pertumbuhan ekonomi sehingga menjadi motor penggerak ekonomi daerah sekitar, khususnya bagi Nunukan, Bulungan, Malinau, Tana Tidung dan Berau.

Kedudukan strategis di ujung Selat Makasar sebagai poros tengah kepulauan Nusantara dan penghubung jalur laut Australia - Oceania dengan Filipina serta Asia Timur, merupakan salah satu nilai vital Tarakan. Kekayaan minyak bumi yang pada masanya bereputasi “ world Purest Oil juga menjadikan Tarakan sebagai obyek kepentingan internasional. Hal tersebut bermula ketika pada Tahun 1896, sebuah perusahaan perminyakan Belanda, BPM (Bataavishe Petroleum Maatchapij) menemukan adanya sumber minyak di pulau ini. Banyak tenaga kerja didatangkan terutama dari Pulau Jawa seiring dengan meningkatnya kegiatan pengeboran. Mengingat fungsi dan perkembangan wilayah ini, pada Tahun 1923 Pemerintah Hindia Belanda merasa perlu untuk menempatkan seorang Asisten Residen di pulau ini yang

membawahi 5 (lima) wilayah yakni : Tanjung Selor, Tarakan, Malinau, Apau Kayan dan Berau. Namun pada masa pasca kemerdekaan, Pemerintah

Republik Indonesia merasa perlu untuk merubah status Kewedanaan Tarakan

menjadi Kecamatan Tarakan sesuai dengan Keputusan Presiden RI Nomor 22 Tahun 1963.

Letak dan posisi yang strategis telah mampu menjadikan Kota Tarakan sebagai salah satu sentra industri di wilayah Kalimantan Timur bagian utara,

sehingga pemerintah perlu untuk meningkatkan statusnya menjadi Kota Administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1981.

Status Kota Administratif kembali ditingkatkan menjadi kotamadya berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 1997, yang peresmiannya dilakukan

(23)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah langsung oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 15 Desember 1997, sekaligus menjadikannya sebagai hari jadi Kota Tarakan.

Dalam RTRW Nasional, Tarakan ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) untuk mendukung wilayah hinterland-nya yang kaya akan hasil hutan dan pertanian, perkebunan. Kota Tarakan dapat dijadikan sebagai pusat

industri pengelolaan hasil pertanian dan kehutanan serta distribusi barang dan jasa.

Kota Tarakan berada di sebuah pulau kecil yang memiliki posisi strategis bagi Provinsi Kalimantan Timur, sehingga menjadikan Kota Tarakan sebagai penggerak pertumbuhan wilayah utara dan sekaligus sebagai pintu gerbang kedua setelah Kota Balikpapan. Letak geografis Kota Tarakan antara 117034’ Bujur Barat dan 117038’ Bujur Timur dan diantara 3019’ Lintang Utara dan 3020’

Lintang Selatan, berada di atas permukaan laut antara 0 m - 100 m. Kota Tarakan mencakup dua pulau, yaitu Pulau Tarakan dan Pulau Sadau

dengan luas 657,33 km2 yang terdiri dari luas daratan 250,80 km2 (38,2%) dan luas laut 406,53 km2 (61,8%).

Secara administratif Pemerintahan Kota Tarakan memiliki batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Pesisir Pantai Kecamatan Pulau Bunyu Kabupaten Bulungan.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bunyu dan Selat Sulawesi. c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Pesisir Pantai Kecamatan Tanjung

Palas Kabupaten Bulungan.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Pesisir Pantai Kecamatan Sesayap Kabupaten Nunukan.

(24)

Gambar 1.1

Peta Adminitratif Kota Tarakan

Adanya perkembangan dan pemekaran wilayah sesuai dengan

Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 23 Tahun 1999, menjadikan Kota Tarakan yang sebelumnya terdiri dari 3 kecamatan, 10 Kelurahan dan 2 Desa menjadi 4 Kecamatan dan 18 Kelurahan (penghapusan Desa), dan

pada Tahun 2004 dimekarkan menjadi 20 kelurahan.

Adapun keempat kecamatan tersebut adalah Tarakan Timur, Tarakan Tengah, Tarakan Barat dan Tarakan Utara. Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka Tarakan

(25)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

“Kota Tarakan”. Luas wilayah Kota Tarakan secara rinci dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 1.3

Luas Wilayah Kota Tarakan Menurut Kecamatan Tahun 2012

Uraian Luas Wilayah Daratan (Km2) (%) Lautan (Km2) (%) Jumlah (Km2) (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Tarakan Timur 58,01 23,13 299,69 73,72 357,7 54,42 2. Tarakan Tengah 55,54 22,15 28,46 7,00 84 12,78 3. Tarakan Barat 27,89 11,12 18,46 4,54 46,35 7,05 4. Tarakan Utara 109,36 43,60 59,92 14,74 169,28 25,75 Jumlah 250,80 38,2 406,53 61,8 657,33 100

Sumber : Kota Tarakan Dalam Angka Tahun 2011

Masing-masing wilayah kecamatan membawahi beberapa wilayah kelurahan sebagai berikut :

a. Kecamatan Tarakan Timur membawahi 7 Kelurahan, yaitu: 1. Kelurahan Lingkas Ujung

2. Kelurahan Gunung Lingkas 3. Kelurahan Mamburungan 4. Kelurahan Kampung Empat 5. Kelurahan Kampung Enam 6. Kelurahan Mamburungan Timur 7. Kelurahan Pantai Amal.

b. Kecamatan Tarakan Tengah membawahi 5 Kelurahan, yaitu: 1. Keluruhan Selumit Pantai

2. Kelurahan Selumit 3. Kelurahan Sebengkok 4. Kelurahan Pamusian

5. Keluruhan Kampung Satu Skip.

c. Kecamatan Tarakan Barat membawahi 5 Kelurahan, yaitu : 1. Kelurahan Karang Balik

(26)

3. Kelurahan Karang Anyar

4. Kelurahan Karang Anyar Pantai 5. Kelurahan Karang Harapan

d. Kecamatan Tarakan Utara membawahi 3 Kelurahan, yaitu: 1. Kelurahan Juata Permai

2. Kelurahan Juata Kerikil 3. Kelurahan Juata Laut.

Posisi strategis Kota Tarakan yang berada pada jalur alur laut kepulauan Indonesia (ALKI 2) dan menjadi lintasan Negara Malaysia yang didukung oleh infrastruktur yang cukup memadai, menjadikan Kota Tarakan sebagai sala satu tujuan para migran dari berbagai daerah untuk datang dan tinggal baik sebagai persinggahan, penanam modal maupun sebagai pencari kerja. Secara ekonomis, sesuai dengan salah satu visi Kota Tarakan yaitu menjadi Kota Pusat Perdagangan dan Jasa, hal tersebut menguntungkan Kota Tarakan karena dapat menciptakan lapangan kerja baru serta dapat meningkatkan pendapatan baik dari sektor jasa, perdagangan dan sektor lainnya, namun demikian masuknya pendatang juga harus diimbangi oleh penyediaan sarana perumahan, penyediaan air bersih, dan infrastruktur pendukung lainnya. Selain itu dari aspek kesehatan, dengan adanya pendatang tersebut berpotensi membawa penyakit dan masalah kesehatan lainnya.

Selain letak Kota Tarakan yang strategis, penduduk juga menjadi sala satu indikator penting dalam pembangunan. Jumlah penduduk Kota Tarakan menurut hasil registrasi penduduk Tahun 2012 (keadaan akhir tahun) sebanyak 198.814 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 102.899 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 95.915 jiwa, sehingga didapat rasio jenis kelamin sebesar 107,28 %.

Potensi penduduk tersebut diharapkan mampu memiliki daya dukung untuk pelaksanaan program dalam pembangunan yang ditujukan untuk upaya pencapaian visi dan misi Kota T a r a k a n , program prioritas pada setiap bidang atau sekto pembangunan, diharapkan mampu mencerminkan adanya kesatuan pembangunan antara aspek pemerintahan dan agama, aspek ekonomi, aspek sosial budaya, aspek tata ruang dan infrastruktur Kota Tarakan.

(27)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Untuk mendukung arah kebijakan yang jelas dan terarah perlu dirumuskan strategi. Dalam tatanan operasional strategi pembangunan kota harus mengacu pada Master Plan (Rencana Induk Pembangunan Kota), kondisi eksisting (potensi) dan Grand Planning Strategic (program strategi pelayanan yang mendasar) yang dimiliki Kota Tarakan, sehingga kebijakan pembangunan kota selain bersifat normatif dan komprehensif juga tanggap terhadap aspirasi dan tuntutan masyarakat sesuai dengan kondisi dan potensi

kota. Oleh karena itu, pembangunan Kota Tarakan dirumuskan ke dalam 3 (empat) strategi, yaitu :

1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Strategi pembangunan aspek kesejahteraan masyarakat menjelaskan tentang perkembangan kesejahteraan Kota Tarakan, ditinjau dari sisi kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga.

2. Aspek Pelayanan Umum

Strategi pembangunan aspek pelayanan umum menjelaskan perkembangan kinerja yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tarakan, baik pada urusan pelayanan wajib dan urusan pilihan.

3. Aspek Daya Saing Daerah

Strategi pembangunan aspek daya saing daerah merupakan sala satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan dan unggulan daerah. Suatu daya saing (competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.

E. Organisasi Perangkat Daerah

Organisasi perangkat daerah sebagai wadah penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan haruslah kokoh. Organisasi perangkat daerah Pemerintah Kota T a r a k a n mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, yang kemudian ditindaklanjuti melalui :

(28)

1. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Bappeda, Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah Kota Tarakan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 10 Tahun 2012 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Bappeda, Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah;

2. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Tarakan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 9 Tahun 2010 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Tarakan;

3. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tarakan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 12 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tarakan; 4. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan;

Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka Susunan Organisasi Pemerintah Kota Tarakan terdiri dari :

a. Walikota dan Wakil Walikota Tarakan; b. Sekretaris Daerah dan Sekretariat DPRD;

c. E m p a t Asisten Daerah, yaitu Asisten Pemerintahan yang membawahi 3 bagian yaitu : Bagian Pemerintahan, Bagian Hukum dan Bagian K e r j a

S a m a . Asisten Perekonomian dan Pembangunan yang membawahi 2 bagian yaitu : Bagian Pembangunan dan Bagian Perekonomian. Asisten

Kesejahteraan Rakyat membawahi 2 bagian yaitu : Bagian Sosial dan Bagian Humas dan Protokol, serta Asisten Administrasi Umum yang membawahi 3 bagian yaitu : Bagian Organisasi, Bagian Keuangan dan Bagian Umum; d. Lima Staf Ahli yaitu : Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik, Staf Ahli Bidang

Pemerintahan, Staf Ahli Bidang Pembangunan, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia dan Staf Ahli Bidang Ekonomi

(29)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Keuangan;

e. Sebelas Lembaga Teknis terdiri dari : Bappeda, Inspektorat, Badan Kesbang Linmas, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Badan Kepegawaian Daerah, Badan Pendidikan dan Pelatihan, Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu, Kantor Perpustakaan dan Kearsipan, Satuan Polisi Pamong Praja, serta Kantor Pemadam Kebakaran;

f. Empat Belas Dinas terdiri dari : Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,

Dinas Perhubungan, Dinas PUTR, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Dinas Peternakan dan Tanaman Pangan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset serta Dinas Komunikasi dan Informatika. g. Tiga Puluh Enam Unit Pelaksana Teknis (UPT).

h. Empat kecamatan dan dua puluh kelurahan yaitu : Kecamatan Tarakan Barat dengan lima kelurahan, Kecaman Tarakan Timur dengan tujuh kelurahan, Kecamatan Tarakan Tengah dengan lima kelurahan dan Kecamatan Tarakan Utara dengan tiga kelurahan.

Secara fungsional landasan pemikiran pembentukan perangkat daerah didahului dengan kegiatan pengkajian dan analisis terhadap :

a. Kewenangan pemerintahan yang dimiliki atau yang telah ditetapkan menjadi kewenangan daerah;

b. Karakteristik, potensi dan kebutuhan daerah; c. Kemampuan keuangan daerah;

d. Ketersediaan sumber daya aparatur;

e. Kemampuan membangun pola pengembangan kerja sama antar daerah dan atau dengan pihak ketiga.

Sebagai upaya pemberdayaan perangkat daerah dalam

penyelenggaraan kewenangan, tugas dan fungsinya, akan dibentuk Tim Evaluasi Kelembagaan yang secara berkesinambungan akan melakukan

(30)

pembangunan kesisteman. Melalui evaluasi kelembagaan diharapkan dapat terbentuk lembaga yang mempunyai visi dan misi organisasi yang pada akhirnya mampu memenuhi tuntutan kebutuhan serta dapat dipahami dan diaplikasikan oleh seluruh aparatur yang menjalankan organisasi tersebut.

Jumlah aparatur Pemerintah Kota Tarakan pada Tahun 2012 adalah 3.871 orang, berdasarkan golongan, terdiri dari Golongan I sebanyak 51 orang, golongan II sebanyak 1.289 orang, golongan III sebanyak 1.857 orang, golongan IV sebanyak 674 orang. Untuk lebih jelasnya jumlah aparatur yang ada di Kota Tarakan tercantum pada tabel berikut :

Tabel 1.4

Jumlah Aparatur Pemerintah Kota Tarakan (Per Desember 2012)

No Jenis Kelamin Gol I Gol II Gol III Gol IV Jumlah

1 2 3 4 5 6 7

1 Laki-laki 45 652 875 62 1934

2 Perempuan 6 637 982 312 1937

Jumlah 51 1289 1857 674 3871

Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kepada masyarakat yang semakin baik, jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah selalu meningkat setiap tahunnya. Tetapi jumlah pegawai tenaga kontrak pada Tahun 2012 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

F. Sistematika Penyajian

Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Pemerintah Kota Tarakan pada tahun ketiga periode RPJMD Kota Tarakan Tahun 2019-2014, yang dilakukan dengan membandingkan hasil capaian kinerja Tahun 2012 dengan target dalam Rencana Kinerja dan Penetapan Kinerja 2012 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi, membandingkannya dengan tahun-tahun sebelumnya, serta dengan target selama lima tahun sebagaimana terdapat dalam periode RPJMD Tahun 2009-2014. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana

(31)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah kinerja ini akan memungkinkan dilakukan identifikasi terhadap sejumlah celah bagi perbaikan kinerja dimasa yang akan datang.

Berdasarkan pola pikir tersebut dan Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, maka sistematika penyajian laporan Akuntabilitas Kinerja adalah

sebagai berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF

Menyajikan ringkasan isi dari LAKIP Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan secara singkat latar belakang penulisan laporan, kewenangan, aspek stratejik, gambaran umum struktur organisasi serta sistematika penyajian.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Pada bab ini diikhtisarkan beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kinerja.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Menguraikan hasil pengukuran kinerja, termasuk didalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi serta langkah - langkah yang diambil.

BAB IV PENUTUP

Menyampaikan Kesimpulan dan Rekomendasi yang berkaitan dengan hasil pengukuran dan evaluasi Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2012. LAMPIRAN – LAMPIRAN

(32)

Alur Pikir Penyajian

Sedangkan alur penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2012 dapat diilustrasikan dalam bagan sebagai berikut : Rencana Strategis RPJMD 2009- 2014 Rencana Strategis RPJMD 2012 Rencana Kinerja Tahun 2012 Capaian Kinerja Tahun 2012 Analisis Capaian Kinerja 2012 Kesimpulan dan Saran

(33)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Pada penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 ini, mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dengan perubahan outline pada Bab II dengan menyampaikan dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2012. A. Perencanaan Strategis Tahun 2009 - 2014

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis merupakan awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional, global dan tetap berada dalam tatanan sistem administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi pada upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.

Penyusunan LAKIP Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2012 ini, mengacu kepada Peraturan Walikota Kota Tarakan Nomor 50 tahun 2009 sebagaimana telah disesuaikan dan diperkuat dengan Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tarakan Tahun 2009-2014, berpedoman pada Peraturan Walikota Tarakan Nomor 28 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2012.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tarakan Tahun 2009-2014 merupakan Dokumen perencanaan strategis

yang disusun dan dirumuskan setiap lima tahun (perencanaan jangka menengah) yang menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan daerah. RPJMD merupakan bentuk strategi kebijakan dan rencana pembangunan yang terarah, efektif dan berkesinambungan sehingga dapat

(34)

diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas dan kemampuan anggaran pembiayaan.

Sebagai bahan laporan bahwa penetapan kinerja yang disajikan pada lampirkan berbeda dengan Penetapan Kinerja Tahun 2012 yang disampaikan pada awal Tahun 2012 yang lalu, hal ini disebabkan adanya penyesuaian dan penguatan dasar hukum Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2009-2014, yang sebelumnya dalam bentuk peraturan Walikota diperkuat dan disesuaikan dalam bentuk peraturan daerah Kota Tarakan.

1. Visi dan Misi

Visi berkaitan dengan pandangan kedepan menyangkut kemana instansi pemerintah harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah.

Berbagai isu strategis global, nasional, provinsi dan isu strategis Kota Tarakan yang lahir dari fakta dan realitas permasalahan yang menjadi

prioritas untuk segera ditangani serta memperhatikan potensi wilayah, kondisi geografis, perekonomian daerah, sosial budaya, prasarana dan sarana serta kondisi sumberdaya aparatur pemerintah yang ada, sebagai modal dasar yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Tarakan dan adanya komitmen politik Walikota dan Wakil Walikota terpilih, maka Visi Kota Tarakan dirumuskan sebagai berikut :

Cita-cita yang ingin diwujudkan sesuai visi tersebut di atas dalam masa pembangunan Kota Tarakan adalah terwujudnya pusat perdagangan, jasa, pendidikan dan kesehatan yang andal, sejahtera, dan berkelanjutan.

Mewujudkan Kota Tarakan Menjadi Pusat Perdagangan dan Jasa serta Pusat Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan,

(35)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dengan demikian, kata kunci dari visi tersebut meliputi bidang perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan, andal dan sejahtera, dan berkelanjutan.

Keterhubungan antara perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan, andal dan sejahtera, dan berkelanjutan, sebagai visi pembangunan dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.1

Hubungan Antar Elemen Visi

Andal Berkelanjutan Perdagangan dan Jasa Pendidikan dan Kesehatan Sejahtera

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa aspek kesejahteraan merupakan tujuan utama dari elemen visi yang lain, dimana perwujudan Kota Tarakan sebagai pusat perdagangan dan jasa maupun pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan merupakan faktor-faktor kuncinya.

Untuk lebih jelasnya, disampikan uraian masing-masing elemen visi di atas sebagai berikut :

a. Kota Pusat Perdagangan dan Jasa

Mengembangkan ekonomi lokal berarti bekerja secara langsung membangun economic competitiveness (daya saing ekonomi) kota untuk meningkatkan kemampuan ekonomi. Prioritas ekonomi lokal pada peningkatan daya saing ini merupakan hal yang sangat krusial dalam

(36)

perencanaan pembangunan yang tertuang dalam rencana pembangunan 5 (lima) tahun kedepan. Untuk membangun daya saing kota perlu memahami dan bertindak atas dasar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk membuat suatu wilayah atau kota yang menarik bagi kegiatan ekonomi secara luas, dengan itu dibutuhkan ketersediaan SDM dan lembaga yang menunjang kegiatan tersebut.

Mempertimbangkan aspek internal dan eskternal yang ada, maka minimal selama 5 (lima) tahun Kota Tarakan memposisikan diri menjadi daerah industri perdagangan dan jasa. Sektor inilah yang cukup menonjol dan berkontribusi terbesar pada pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tarakan. Untuk itu dalam rangka pengembangan perdagangan dan jasa, dilakukan dengan cara meningkatkan aktifitas perdagangan dan jasa, baik pada di tingkat nasional maupun diharapkan pada tingkat internasional. Untuk menunjang hal tersebut perlu disiapkan

sarana dan prasarana wilayah yang memadai dan handal serta mampu

membuka jaringan interkoneksi dengan daerah lainnya di dalam negeri maupun luar negeri.

b. Kota Pusat Pendidikan dan Kesehatan

Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan yang sekaligus merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunaan nasional. Pada hakekatnya fungsi pendidikan untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia. Dalam upaya peningkatan peran pendidikan dalam pembangunan, maka kualitas pendidikan harus ditingkatkan, tentu hal ini tidak dapat dipisahkan dari berbagai faktor yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa program pemerintah telah diupayakan sebagai sebuah alternatif dalam rangka menyiapkan dan meningkatkan mutu pendidikan. Aspek pembangunan di Kota Tarakan tidak terlepas dari peran pemerintah daerah Kota Tarakan dalam menjadikan bidang pendidikan dan kesehatan sebagai indikatornya. Bersama dengan upaya peningkatan kesejahteraan, diharapkan Kota Tarakan dapat memperbaiki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi lebih baik. Salah satu cara yang

(37)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ingin diwujudkan Pemerintah Kota Tarakan dalam hal ini adalah menumbuhkembangkan pelayanan pendidikan dan kesehatan sebagai pusat rujukan wilayah sekitarnya.

c. Andal dan Sejahtera

Pengertian andal dan sejahtera dalam hal ini terkait dengan tata kelola pemerintahan dan masyarakat. Melalui tata kelola pemerintahan yang baik, diharapkan terwujud pemerintahan yang efektif dan efisien. Konsep sejahtera menunjukkan kondisi kemakmuran suatu masyarakat, yaitu masyarakat yang terpenuhi kebutuhan ekonomi (materiil) maupun sosial (spirituil). Dengan kata lain kebutuhan dasar masyarakat telah terpenuhi secara lahir batin secara adil dan merata. Beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai ukuran tercapainya kondisi sejahtera adalah tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan sehingga meningkatkan pendapatan perkapita pada tingkat yang tinggi, menurunnya tingkat pengangguran terbuka, menurunnya jumlah penduduk miskin; terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif; meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang ditandai oleh terpenuhinya hak sosial masyarakat yang mencakupi akses pada pelayanan dasar, sehingga mampu meningkatkan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), meningkatkan perlindungan dan kesejateraan sosial, keluarga kecil berkualitas, pemuda dan olah raga, serta meningkatan kualitas kehidupan beragama, terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender pada seluruh bidang pembangunan, kesejahteraan dan perlindungan anak, tersedianya infrastruktur yang memadai, meningkatnya profesionalisme aparatur negara pusat dan daerah untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, dan

bertanggung jawab yang mampu mendukung pembangunan Kota Tarakan.

Peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Tarakan merupakan tujuan utama dari pelaksanaan pembangunan. Kesejahteraan dicapai apabila pembangunan dapat menciptakan ruang akvitas yang berkualitas.

(38)

Ruang yang berkualitas tersebut dapat memfasilitasi masyarakat dengan berbagai aktivitasnya dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan penghidupannya melalui penyediaan lapangan dan kesempatan kerja yang dapat meningkatkan perekonomian kota.

d. Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kerusakan lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.

Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, kedalam proses pembangunan. Dalam hal ini pembangunan dilakukan dengan tidak menurunkan kapasitas generasi yang akan datang, meskipun terdapat penyusutan cadangan sumberdaya alam dan memburuknya lingkungan, tetapi keadaan tersebut dapat digantikan oleh sumberdaya lain baik sumberdaya manusia maupun oleh sumberdaya kapital. Oleh karena itu untuk menjamin adanya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, harus dicari titik keseimbangan antara kebijakan pembangunan dan kebijakan lingkungan, sehingga akan tercapai kebijakan pembangunan ekonomi yang benar-benar menjamin peningkatan kesejahteraan manusia dalam jangka panjang.

Tarakan sebagai kota pulau, sangat perlu mengedepankan aspek pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan yang dilakukan untuk mengejar aspek pelayanan umum, kesejahteraan mayarakat dan daya saing daerah tentu saja tetap memperhatikan kelestarian dan daya dukung lingkungan serta dampak setiap tindakan pembangunan terhadap aspek keberlanjutan.

Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, Pemerintah Kota Tarakan haruslah mempunyai misi yang jelas. Misi adalah sesuatu yang

(39)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

harus diemban atau dilaksanakan agar tujuan organisasi terlaksana dengan baik.

Pernyataan misi membawa organisasi pemerintahan kepada satu fokus sekaligus merupakan tonggak dari perencanaan strategis dan sebagai langkah aksi (action plan) perwujudan cita-cita yang merupakan landasan kerja yang harus diikuti.

Berdasarkan visi Kota Tarakan, maka ditetapkan Misi sebagai berikut : 1). Meningkatkan Aktivitas Perdagangan dan Jasa Nasional dan

Internasional

Meningkatkan aktivitas perdagangan dan jasa merupakan strategi yang dilakukan untuk menumbuhkan sektor perekonomian daerah. Kebijakan ini selalu terkait dengan kebijakan nasional dan internasional yang relevan dengan isu-isu dan strateginya. Meningkatkan aktivitas perdagangan dan jasa dilakukan dalam rangka mewujudkan kota yang berdaya saing, mewujudkan pelayanan maksimal untuk investasi dan aktivitas perdagangan dan jasa, serta mengembangkan sektor ekonomi lainnya untuk menopang struktur ekonomi kota.

2). Menumbuhkembangkan Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan Sebagai Rujukan Wilayah Sekitarnya

Menumbuhkembangkan pelayanan pendidikan dan kesehatan sebagai rujukan wilayah sekitarnya dilakukan untuk mewujudkan pelayanan

pendidikan dan kesehatan yang adil dan prima dan meningkatkan angka IPM. Pembangunan pendidikan dan kesehatan harus dipandang

sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dan kesehatan juga merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

3). Mewujudkan Pemerintahan yang Efektif dan Efisien dengan Berpedoman pada Asas Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik Mewujudkan pemerintahan yang efektif dan efisien dengan berpedoman pada asas tata kelola kepemerintahan yang baik dilakukan untuk

(40)

mewujudkan pemerintahan yang jujur, bersih, dan pro rakyat (good governance). Birokrasi pemerintahan daerah tidak saja

menitikberatkan kepada kualitas atau kinerja aparatur namun juga pada aspek kelembagaan dan ketatalaksanaan. Pada era reformasi birokrasi saat ini, perwujudan kepemerintahan yang baik merupakan salah satu fokus dari reformasi birokrasi. Pemerintahan daerah yang ditopang oleh aparatur dengan kinerja baik, bertanggung jawab, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, diharapkan mampu menciptakan pemerintahan yang bersih, profesional dan efektif dalam menjalankan tugasnya. Lebih lanjut kondisi ini diharapkan mampu menjamin kinerja pemerintah dalam menciptakan pelayanan publik yang prima dan menciptakan kepastian hukum serta akuntabilitas publik.

4). Mengembangkan Pola Hidup dan Sikap Masyarakat yang Berbudaya Mengembangkan pola hidup dan sikap masyarakat yang berbudaya dilakukan untuk menumbuhkembangkan sikap masyarakat yang berdisiplin, berbudaya dan bertakwa. Pola hidup dan sikap masyarakat sangan diperlukan sebagai modal pembangunan. Pembangunan ekonomi, sosial dan budaya secara terpadu dilakukan untuk menciptakan pondasi yang kuat bagi pembangunan Kota Tarakan saat ini dan dimasa yang akan datang. Pembangunan ekonomi Kota Tarakan diarahkan untuk pemberdayaan usaha ekonomi lokal sesuai karakteristik masyarakat dan wilayah, peningkatan pendapatan masyarakat, pengurangan pengangguran dan kemiskinan.

5). Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Secara Berkeadilan

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan dimaknai sebagai terwujudnya masyarakat Kota Tarakan yang menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak sipil dan politik, hak-hak sosial, ekonomi dan budaya rakyat serta mengutamakan kepentingan rakyat dalam seluruh penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan tanpa membedakan ras, suku, agama dan latar belakang lainnya dengan berlandaskan prinsip dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

(41)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 6). Melaksanakan Pembangunan Kota Pulau yang Sehat dan

Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan merupakan proses pembangunan yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup termasuk sumber daya kedalam proses pembangunan. Melaksanakan pembangunan kota pulau yang sehat dan berkelanjutan di Kota Tarakan dilakukan dengan meningkatkan infrastruktur kota dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota.

Gambaran keterkaitan antara visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah ditampilkan pada tabel di bawah ini :

Gambar 2.2

Hubungan Antar Elemen Misi

Perdagangan & Jasa Nasional & Internasioal

Pola hidup & masyarakat yg berbudaya Pelayanan Pendidikan & Kesehatan Pemerintah an yg efektif & efisien Kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan Pembangunan kota pulau yg sehat & berkelanjutan Andal Berkelanjutan Perdagangan dan Jasa Pendidikan dan Kesehatan Sejahtera

(42)

Dalam mencapai visi Kota Tarakan sejahtera dengan yang berpijak pada sektor perdagangan dan jasa serta pemenuhan pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat berdasarkan azas pembangunan yang andal dan

berkelanjutan, maka ditetapkan misi pembangunan jangka menengah. Misi yang ditetapkan selaras dan menunjang pencapaian visi Kota Tarakan.

Hal ini ditandai dengan dasar yang kuat meliputi tiga pilar yaitu pola hidup dan sikap masyarakat yang berbudaya; pemerintahan yang efektif dan

efisien; dan pembangunan kota pulau yang sehat dan berkelanjutan. Ketiga pilar ini menyatu dan mendorong pemenuhan pelayanan pendidikan

dan kesehatan serta perwujudan kota perdagangan dan jasa, yang pada akhirnya bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan.

2. Arah Kebijakan Umum dan Strategi

Berdasarkan visi dan misi Kota Tarakan dan visi misi Walikota Tarakan masa jabatan 2009-2014, pada Tahun 2012 ditetapkan beberapa kebijakan umum untuk mewujudkan visi dan misi tersebut.

Arah kebijakan pada tahun ketiga Pemerintah Kota Tarakan memiliki arti strategis yang ingin dicapai dan menjadi faktor penentu keberhasilan bagi tahap-tahap berikutnya. Tahap ketiga menjadi tahap perantara antara langkah awal dan sasaran akhir dari kebijakan pembangunan jangka menengah

(RPJMD) Kota Tarakan. Pada tahap ketiga ini, tema pembangunan Kota Tarakan adalah :

Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekonomi Bagi

Peningkatan Kesejahteraan Rakyat

Arah pembangunan Kota Tarakan pada Tahun 2012 diarahkan kepada percepatan dan perluasan pertumbuhan ekonomi bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dengan tetap melanjutkan beberapa agenda pembangunan tahun sebelumnya. Arah kebijakan tahun ini difokuskan pada :

(43)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah a. Pengembangan SDM

1. Peningkatan cakupan layanan pendidikan yang bermutu bagi masyarakat.

2. Peningkatan pencapaian wajib belajar 12 tahun.

3. Peningkatan cakupan layanan kesehatan yang bermutu bagi masyarakat.

4. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam mandiri hidup sehat. 5. Peningkatan kesempatan kerja dan penyerapan tenaga kerja. b. Pengembangan Ekonomi Wilayah

1. Peningkatan usaha produktif yang mendorong perekonomian masyarakat.

2. Penyederhanaan prosedur pelayanan penanaman modal dan pemberian insentif penanaman modal yang lebih menarik.

3. Peningkatan investasi dan transaksi di sektor perdagangan, jasa dan industri.

4. Pemberdayaan dan peningkatan produktivitas KUKM sektor pertanian, perikanan, pariwisata dan industri.

5. Penguatan dan peningkatan kapasitas lembaga keuangan mikro yang menunjang pengembangan KUKM dan perekonomian masyarakat. c. Pembangunan Politik, Hukum, Keamanan dan Pemerintahan

1. Penguatan perencanaan pembangunan dan pengelolaan keuangan dan aset daerah dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

2. Peningkatan kualitas dan akuntabilitas pelayanan publik. d. Pembangunan Lingkungan Hidup

1. Optimalisasi pemanfaatan ruang terbuka hijau bagi keindahan dan kenyamanan kota serta pengurangan genangan air/banjir.

(44)

e. Pembangunan Infrastruktur Perkotaan

1. Pembangunan, pengembangan serta pemantapan infrastruktur

perkotaan yang meliputi sektor transportasi, drainase, sanitasi, air bersih, listrik dan energi.

2. Peningkatan cakupan dan kualitas layanan air bersih kepada masyarakat.

3. Peningkatan cakupan dan kualitas layanan infrastruktur transportasi darat dalam memberikan pelayanan dasar masyarakat serta peningkatan dukungan transportasi laut dan udara yang mendorong aktivitas perdagangan dan jasa.

4. Peningkatan pengawasan dan pengendalian sumberdaya energi dan mineral.

5. Penataan bangunan dan pengendalian pemanfaatan ruang sesuai

RTRW dalam mewujudkan pembangunan yang berwawasan

lingkungan.

6. Koordinasi dan percepatan pembangunan kawasan perkotaan dan penanggulangan bencana.

7. Pengembangan infrastruktur dasar informasi dan teknologi yang

menunjang pembangunan dan penyebarluasan informasi

pembangunan. 3. Tujuan dan Sasaran

Penetapan tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan daerah. Tujuan pembangunan adalah penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang menunjukkan hasil akhir jangka waktu tertentu.

Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada permasalahan dan isu-isu strategis. Pernyataan tujuan

harus menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai dimasa datang. Tujuan juga diselaraskan dengan amanat pembangunan Provinsi Kalimantan

Gambar

Tabel 3.2  PDRB Kota Tarakan
Tabel 3.4 Capaian IKU1 pada SS1 Tahun 2012
Tabel 3.9 Capaian IKU3 pada SS3 RPJMD Tahun Ketiga (2012)
Tabel 3.15 Capaian IKU6 pada SS6 RPJMD Tahun Ketiga (2012)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan

Uji validitas dilakukan untuk mengevaluasi dan menguji data yang telah dikumpulkan, agar memastikan bahwa data tersebut merupakan data-data yang.. Beberapa jenis uji validitas

Penyerapan Nitrogen dan Fosfor Rumput Laut di Teluk Gerupuk Berdasarkan laju penyerapan nutrien (N dan P), biomassa panen, dan luasan area bu- didaya, maka dapat dilakukan estimasi

Adapun dari hasil wawancara yang peneliti lakukan di sekolah SMP Negeri 2 Lalan tepatnya tanggal 10 Oktober 2014 terhadap 2 siswa mengungkapkan bahwa “belajar

Meski namanya clay (tanah liat), yang dipakai bukanlah tanah liat biasa. Animasi ini memakai plasticin, bahan lentur seperti permen karet yang ditemukan pada tahun 1897.

Hasil analisis menunjukkan di lokasi kajian terdapat 18 kelas penutupan lahan, yang terdiri dari; hutan lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder, hutan rawa pasang

Tabel 43 Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Hal 43 Tabel 44 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita, Dan Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas

Sumber dana perusahaan dicerminkan oleh modal asing dan modal sendiri yang diukur dengan DER (Debt to Equity Ratio). Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri yang digunakan