PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATERI SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLE-NON EXAMPLE PADA SISWA KELAS V
MI ULUMUDDIN NGARGOSOKO KECAMATAN KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
NUR HIDAYATI
115-12-038
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
iii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATERI SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLE-NON EXAMPLE PADA SISWA KELAS V
MI ULUMUDDIN NGARGOSOKO KECAMATAN KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
NUR HIDAYATI
115-12-038
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
vii
M
OTTO
“...BARANG SIAPA YANG MENJADIKAN MUDAH URUSAN
ORANG LAIN, PASTI ALLAH AKAN MEMUDAHKANNYA DI
DUNIA DAN DI AKHIRAT....”
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT beserta sholawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada Rasulullah SAW, skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ibuku tersayang; my hero, my spirit, my everything yang tiada hentinya memberikan pengorbanan siang malam, tanpa pamrih, yang menyayangi
serta senantiasa mendoakan hingga penulis sampai pada tahap yang luar
biasa ini. Ku persembahkan skripsi ini sebagai tanda hormat, bakti dan
sayangku kepadamu. Semoga ini menjadi awal yang dapat
membahagiakanmu ibu.
2. Nenekku yang luar biasa. Terima kasih atas doa yang engkau berikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan kewajiban tepat waktu.
3. Keluarga besarku; pakdhe, budhe, mas, mbak, terimakasih atas doa dan
segala dukungan dan semangat yang diberikan.
6. Sahabat-sahabatku di Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandhi ( Mb.Amik,
Atik, Muhaimin, Mb lely, dll)
7. Teman-teman PGMI angkatan 2012
8. Teman-teman KKN posko Ds. Ngargosoko
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul Peningkatan Prestasi Belajar Materi Sifat Bangun Ruang Melalui Metode
Example Non Example pada Siswa Kelas V MI Ulumuddin Ngargosoko Kec. Kaliangkrik, Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016
Pelakasanaan Penelitian ini tidak akan terwujud tanpa adanya pemberian
kesempatan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis
sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan
yang berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian.
3. Ibu Peni Susapti, S.Si., M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga
4. Ibu Dra. Siti Farikhah, M. Pd yang sangat sabar dan teliti di dalam
membimbing skripsi penulis.
5. Kepala Sekolah MI Ulumuddin Ngargosoko Bapak Ahmad Maskur, S.Pd.I
yang telah memberikan izin melaksanakan penelitian di MI Ulumuddin
Ngargosoko.
6. Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas V MI Ulumuddin Ngargosoko Ibu
x
7. Ibu dan Nenekku yang tak henti-hentinya memberikan semangat dan
motivasi baik berupa material maupun spiritual.
8. Sahabat-sahabatku; kak asiah, Lina, Afi, Dania, Bunga, Mb Nucha, dll
9. Sahabat-sahabatku di Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandhi; Mb.Amik,
Atik, Muhaimin, Mb lely, dll
10.Teman-teman PGMI angkatan 2012
11.Teman-teman KKN posko Ds. Ngargosoko
12.Teman-teman PPL MI Kumpulrejo 2
13.Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Terimakasih atas bantuan yang diberikan kepada penulis, semoga menjadi
amal yang dapat diterima dan mendapatkan balasan yang layak dari Allah SWT.
Kritik dan saran akan senantiasa penulis terima sebagai perbaikan di masa
mendatang. Penulis berharap semoga karya yang sederhana ini dapat bermanfaat
bagi para pembacanya
Salatiga,2 September 2016
xi ABSTRAK
Hidayati, Nur. 2016. Peningkatan Prestasi Belajar Materi Sifat Bangun Ruang Melalui Metode Example Non Example pada Siswa Kelas V MI Ulumuddin Ngargosoko Kec. Kaliangkrik, Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016. Skipsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Farikhah, M.Pd.
Kata Kunci: Prestasi Belajar dan Example Non Example
Penelitian ini dilatar belakangi adanya kenyataan bahwa prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas V MI Ulumuddin Ngargosoko Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang masih tergolong rendah. Berdasarkan data dokumen guru dari 26 siswa hanya ada 9 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM yang ditentukan sekolah yakni 65. Oleh karena itu diperlukan adanya pembaharuan dalam penerapan metode pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar materi bangun ruang siswa kelas V MI Ulumuddin Ngargosoko melalui metode Example Non Example. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Ulumuddin Ngargosoko yang berjumlah 26 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dokumentasi, dan wawancara. Instrumen penelitian berupa soal tes dan lembar observasi. Analisis data dilakukan dengan menghitung:(1) rata-rata nilai tes siswa setiap siklus, (2) persentase rata-rata ketuntasan belajar siswa setiap siklus, (3) Penilaian aktivitas guru dan siswa setiap siklus.
xii DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN BERLOGO ... ii
HALAMAN JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ...viii
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRAK ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Hipotesis ... 5
E. Kegunaan Penelitian ... 6
F. Definisi operasional ... 6
xiii
H. Sistematika Penulisan ... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar ... 16
2. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 19
B. Pembelajaran Matematika 1. Matematika dan Karakteristik Umum Matematika ... 22
2. Hakikat Pembelajaran Matematika di Sekolah ... 24
3. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 25
C. Hakikat Bangun Ruang 1. Bangun Ruang dan Unsur-unsurnya ... 27
2. Macam-macam Bangun Ruang ... 28
3. Sifat-sifat Bangun Ruang ... 29
D. Metode Example Non Example 1. Pengertian Metode Example Non Example... 34
2. Karakteristik Metode Example Non Example ... 35
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Example Non Example ... 35
4. Langkah Pembelajaran Metode Example Non Example ... 36
E. Kaitan Antara Pembelajaran Matematika dengan Metode Example Non Example ... 38
xiv
2. Waktu Penelitian ... 43
B. Deskripsi Penelitian Siklus I 1. Perencanaan (Planning) ... 43
2. Pelaksanaan (Action) ... 44
3. Pengamatan (Observing) ... 48
4. Refleksi (Reflection) ... 49
C. Deskripsi Penelitian Siklus II 1. Perencanaan (Planning) ... 50
2. Pelaksanaan (Action) ... 51
3. Pengamatan (Observing) ... 53
4. Refleksi (Reflection) ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pendahuluan ... 55
2. Siklus I ... 58
3. Refleksi Tindakan Siklus I ... 62
4. Siklus II ... 65
5. Refleksi Tindakan Siklus II ... 69
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN ... 72
B. SARAN ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pebatasan MI Ulumuddin ... 40
Tabel 3.2 Fasilitas sarana prasarana MI ... 41
Tabel 3.3 Data Guru MI Ulumuddin ... 41
Tabel 3.4 Daftar nama siswa kelas IV MI Ulumuddin ... 42
Tabel 4.1 Nilai pra siklus Pembelajaran Matematika Kelas V ... 55
Tabel 4.2 Presentase Nilai Pra Siklus ... 56
Tabel 4.3 Nilai tes siklus I Pembelajaran Matematika Kelas V ... 60
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus Penelitian ... 10
Gambar 2.1 Balok ... 30
Gambar 2.2 Kubus ... 30
Gambar 2.3 Prisma tegak Segitiga ... 31
Gambar 2.4 Limas Segitiga ... 32
Gambar 2.5 Limas Segiempat ... 32
Gambar 2.6 Tabung ... 33
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 76
2. Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 85
3. Lampiran 3 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 100
4. Lampiran 4 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 104
5. Lampiran 5 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 108
6. Lampiran 6 Lembar Observasi Siswa Siklus II... 111
7. Lampiran 7 Dokumentasi ... 114
8. Lampiran 8 SK Pembimbing ... 116
9. Lampiran 9 Permohonan Ijin Penelitian ... 117
10. Lampiran 10 SK telah melaksanakan Penelitian ... 118
11. Lampiran 11 Lembar Konsultasi Skripsi ... 119
12. Lampiran 12 SKK ... 120
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin mengglobal,
tuntutan dunia pendidikan untuk mencetak generasi unggul semakin
diharapkan. Hanya sumber daya manusia yang aktif, kreatif dan kompetitiflah
yang nantinya akan sanggup menyesuaikan diri dengan perkembangan dunia.
Salah satu hal yang wajib ditempuh yaitu melalui belajar. Menurut Morgan
dalam buku Suprijono (2011: 3) Learning is any permanent change in behavior that is a result of past experience (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan menurut Sriyanti
(2009: 17) belajar merupakan tahapan perubahan tingkah laku individu yang
relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan aspek kognitif. Proses yang berlangsung untuk memperoleh
perubahan tingkah laku tentunya tidak sebentar dan membutuhkan bantuan
pihak lain. Dalam hal inilah peran sekolah atau pendidikan formal sangat
penting, terutama pendidikan dasar. Secara umum pendidikan dasar dianggap
paling dominan keberhasilannya dalam mencetak karakter seorang anak sejak
dini. Untuk itu proses pembelajaran di sekolah harus berjalan sesuai tujuan
pendidikan.
Menurut Wingkel dalam buku Daryanto (2003: 386) pembelajaran
merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses
2
yang berperan terhadap rangkaian kejadian - kejadian internal yang
berlangsung didalam peserta didik. Pembelajaran di sekolah hendaknya
berlangsung secara efektf dan efisien guna tercapainya tujuan pembelajaran.
Akan tetapi terkadang terdapat kendala-kendala yang berkenaan dengan
pencapaian tujuan pembelajaran. Kendala tersebut dapat berasal dari guru,
siswa, materi, metode atau bahkan media. Kendala yang paling dominan yakni
berasal dari diri siswa dan mata pelajaran tertentu. Mata pelajaran yang sering
ditakuti bahkan membuat siswa terbebani yaitu mata pelajaran matematika
Matematika menurut Ruseffendi dalam buku Heruman (2010: 1) adalah
bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif;
ilmu tentang keteraturan, dan struktur yang terorganisir, mulai dari unsur yang
tidak didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil. Siswa
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah umumnya masih berada pada fase berfikir
kongkret sehingga dalam perkembangan kognitif masih terikat pada objek yang
kongkret yang dapat di tangkap oleh pancaindra. Untuk itu hendaknya
matematika tidak hanya disajikan secara tekstual dalam buku teks saja akan
tetapi disajikan dalam bentuk yang menarik sehingga matematika tidak lagi
menjadi suatu hal yang menyeramkan bagi siswa Sekolah Dasar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Indun Novianti (2016) yang
merupakan guru Mata Pelajaran Matematika kelas V MI Ulumuddin
Ngargosoko Kec. Kaliangkrik, Kab. Magelang, hasil nilai matematika yang
3
Sedangkan rata-rata siswa kelas V hanya mendapatkan 63,80. Penyebab
rendahnya pemahaman siswa kelas V MI Ulumuddin Ngargosoko sangatlah
kompleks, diantaranya yaitu kegiatan pembelajaran dikelas kurang variatif,
hanya berpusat pada guru saja, salah satu penyebabnya karena guru kelas MI
ulumuddin sebagian besar adalah lulusan SMU, sehingga masih terbatas
pengetahuan tentang inovasi pembelajaran. Selain itu fasilitas yang dimiliki
sekolah kurang memadai, bahan ajar hanya sebatas pada LKS dan buku paket
hanya untuk pegangan guru. Siswa kurang bersemangat mengikuti
pembelajaran, keadaan udara yang cukup dingin di lereng gunung membuat
siswa malas untuk berangkat kesekolah. Disamping itu motivasi dari orang tua
jg sangat minim diberikan.
Inovasi dalam pemilihan metode pembelajaran yang tepat merupakan
salah satu solusi untuk menyajikan pelajaran matematika menjadi sesuatu yang
di cintai oleh siswa. Untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran yang aktif,
inovatif, dan kreatif tentutnya dibutuhkan pemikiran-pemikiran baru dari
seorang guru. Menurut Mulyasa ( 2011: 21) guru dituntut memahami berbagai
metode pembelajaran yang efektif agar dapat membimbing Peserta didik secara
optimal. Sehingga diharapkan siswa dapat tertarik dan aktif dalam mengikuti
pelajaran yang dilakasanakan.
Untuk mengatasi permasalahan di MI Ulumuddin Ngargosoko tersebut
metode pembelajaran yang tepat dalam materi sifat bangun ruang adalah
4
dalam contoh-contoh gambar yang disajikan dibandingkan dengan
pembelajaran yang berpusat pada guru. Metode ini sangat cocok untuk
pembelajaran matematika karena membutuhkan kecermatan dan kerjasama
kelompok serta tanggung jawab masing-masing individu dalam memecahkan
masalah secara berkelompok. Penggunaan metode pembelajaran ini diharapkan
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
melakukan suatu penelitian tindakan kelas : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATERI SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLE NON EXAMPLE PADA SISWA KELAS V MI ULUMUDDIN
NGARGOSOKO KECAMATAN KALIANGKRIK KABUPATEN
MAGELANG
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut :
Apakah penerapan metode pembelajaran Example – Non Example dapat meningkatkan prestasi belajar materi sifat bangun ruang pada siswa kelas V MI
Ulumuddin Ngargosoko Tahun Pelajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
5
melalui metode Example – Non Example pada siswa kelas V MI Ulumuddin Ngargosoko Tahun Pelajaran 2015/2016.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis tindakan
Hipotesis penelitian ini adalah penerapan metode Example – Non Example dapat meningkatkan prestasi belajar materi sifat bangun ruang pada siswa kelas V MI Ulumuddin Ngarogsoko Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Indikator keberhasilan
Penerapan metode Example – Non Example ini dapat dikatakan efektif apabila prestasi yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikatornya dapat
dirumuskan sebagai berikut :
a. Secara individu :
Adanya peningkatan prestasi belajar matematika materi sifat bangun
ruang yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) ≥ 65
b. Secara Klasikal :
Ketuntasan siswa secara klasikal dalam materi sifat bangun ruang
mencapai persentase nilai 85% siswa mencapai KKM.
6 E. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Melalui penelitian ini diperoleh sebuah pengetahuan baru mengenai
pembelajaran matematika melalui metode Example – Non Example pada siswa kelas V MI Ulumuddin Ngargosoko Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
Adanya peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika
khususnya materi sifat bangun ruang melalui Metode Example – Non Example
b. Bagi guru
Diperoleh metode yang tepat untuk mempermudah penyampaian
materi sifat bangun ruang melalui metode Example – Non Example di kelas V MI Ulumuddin Ngargosoko Tahun Pelajaran 2015/2016.
c. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengembangkan
kreatifitas dalam menentukan metode pembelajaran yang dilakukan
dalam penelitian.
F. Definisi Operasional
Untuk memberikan gambaran sekaligus pengertian agar tidak terjadi
kesalahan pemahaman terhadap judul di atas, maka perlu adanya definisi istilah
7 1. Prestasi Belajar
Pengertian Prestasi Belajar menurut Tu‟u (2004:75) adalah penguasaan
pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh
guru.
2. Materi Bangun Ruang
Dalam Ensiklopedia Matematika (2003:20) menyebutkan jika suatu
bangun tidak seluruhnya terletak dalam bidang, maka bangun itu disebut
bangun ruang. Bangun ruang dibentuk oleh daerah segi banyak yang disebut
sisi.
3. Metode Example – Non Example
Menurut Huda (2014 : 234) Example – Non Example merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk
menyampaikan materi pelajaran. Sedangkan menurut Hamdani (2011: 96)
metode Example - Non Example adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat diperoleh dari kasus atau gambar yang
relevan dengan KD.
Dari beberapa sumber diatas dapat di disimpulkan bahwa metode
Example- Non Example sangat relevan digunakan untuk mengajarkan sifat bangun ruang karena dalam metode tersebut siswa lebih kritis dalam
menganalisis contoh/gambar sehingga pengetahuan yang didapat berasal
8 G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Sumadayo (2013:21)Penelitian Tindakan kelas dalam bahasa
inggris diartikan denga Classroom Actiom Research, disingkat CAR. Namanya sendiri merujuk pada tiga kata yang membentuk pengertian
tersebut.
Penelitian - kegiatan mengamati objek, menggunakan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi.
Tindakan – Sesuatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian
siklus kegiatan.
Kelas – Sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas. PTK ini digunakan untuk meneliti seluruh kegiatan
di dalam kelas. Ada empat tahap yang perlu di perhatikan dalam
pelaksanaan PTK yaitu :
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupaka proses yang dilakukan untuk mengurangi
9
pelaksanaannya memiliki panduan dan dapat terarah. Adapun kegiatan
yang akan dilakukan adalah :
1) Menyiapkan silabus pembelajaran
2) Menyiapkan materi
3) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) KTSP
4) Menyiapkan lembar soal atau Postest
5) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui
keadaan proses pembelajaran
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tindakan adalah sesuatu pelaksanaan atas rencana yang telah
disiapkan. Pada saat tindakan dilaksanakan, dilakukan observasi
terhadap proses pembelajaran untuk mengetahui perubahan yang
terjadi akibat dari tindakan yang dilakukan.
c. Pengamatan (observing)
Dalam tahap pengamatan, peneliti mengamati proses
pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan guna mengetahui
sejauh mana keberhasilan metode yang digunakan dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
d. Refleksi (Reflecting)
Refleksi merupakan usaha untuk memahami data yang diperoleh
guna mengetahui tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.Adapun
10
Gambar 1. 1 Siklus Penelitian
(Suyadi, 2010:50)
2. Subjek Penelitian a. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Ulumuddin
Ngargosoko Kec. Kaliangkrik, Kab. Magelang yang berjumlah 26 orang
terdiri dari 14 peserta didik putra dan 12 peserta didik putri. Peserta didik
kelas V MI Ulumuddin Ngargosoko dipilih karena perlu adanya
pembaharuan dalam metode pengajaran sehingga proses pembelajaran
berlangsung secara maksimal dan mendapatkan prestasi yang
memuaskan.
3. Pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan
observasi, dokumentasi dan catatan lapangan. Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
Pengamatan
11 a. Metode Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data
untuk memotret seberapa jauh efek tindakan yang telah dicapai.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi peneliti gunakan untuk memperoleh data
tentang profil sekolah, sarana dan prasarana, alat atau media yang
digunakan dan lain sebagainya yang dianggap perlu dan penting
dalam penelitian ini.
c. Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh data dan atau informasi
yang lebih rinci untuk melengkapi data hasil observasi. Sifat dari teknik
pengumpulan data yang berupa wawancara yaitu berupa metode
penunjang dalam terlaksananya penelitian.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Lembar Observasi
1) Lembar Observasi bagi guru, digunakan untuk mengamati kegiatan
guru, karena melalui lembar observasi akan lebih mudah memperoleh
data-data yang dijadikan sebagai bahan penelitian
2) Lembar observasi bagi peserta didik, digunakan untuk mengamati
kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Proses kegiatan siswa
12
yang diperoleh siswa, sehingga dalam hal ini peneliti menggunakan
lembar pengamatan diskusi.
b. Soal tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk
memperoleh data atau keterangan yang diinginkan tentang pengetahuan
seseorang, dengan cara yang boleh dikatan tepat dan cepat.
c. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan cakupan kompetensi yang harus
dikuasai oleh peserta didik
d. Silabus
Silabus digunakan sebagai panduan guru dalam membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran digunakan sebagai pedoman guru
dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran dapat mencapai
tujuan yang diinginkan
5. Analisis data a. Data Kuantitatif
Tahap penelitian yang dilakukan selanjutnya adalah menganalisis
tindakan keberhasilan atau keberhasilan siswa dengan cara memberikan
evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap siswa setiap akhir pertemuan.
Hasil penelitian akan dianalisis untuk membuktikan hipotesis dengan cara
13
1) Untuk menilai rata-rata ulangan tes formatif digunakan penghitungan
dengan rumus:
M=
Keterangan:
M = Nilai rata-rata
∑x = Jumlah semua nilai kelas
N = Jumlah siswa (Djamarah, 2005: 302)
2) Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa, digunakan
rumus sebagai berikut:
P = × 100%
Keterangan:
P = Jumlah nilai dalam persen
F = Frekuensi
N = Jumlah nilai keseluruhan (Djamarah,2005: 264-265)
Persentase nilai ketuntasan siswa secara klasikal mendapatkan 85% siswa
mencapai nilai KKM
b. Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif dapat berupa informasi berbentuk kalimatyang
memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman
terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa
terhadap metode pembelajaran (afektif), aktifitas siswa mengikuti
14
sebagainya. Analisis data kuantitatif didapat dari lembar observasi dan
wawancara yang dilakukan selama penelitian.
H. Sistematika Penulisan
Adapun isi dan sistematika skripsi hasil penelitian tindakan kelas ini
terdiri atas lima bab yang saling berkaitan dan dapat di jelaskan sebagai
berikut:
BAB I : Pendahuluan mencakup: latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis dan indikator
keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode
penelitian yang meliputi: rancangan penelitian, subyek
penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian,
analisis data dan sistematika penulisan.
BAB II : Kajian pustaka memuat tentang peningkatan prestasi belajar, yang
meliputi: 1. Definisi prestasi belajar, faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar, 2. Bangun Ruang yang meliputi :
pengertian bangun Ruang, macam-macam bangun ruang,
sifat-sifat bangun ruang 3. Pembelajaran Matematika meliputi:
Matematika dan karakteristik umum matematika, hakikat
pembelajaran matematika di sekolah serta tujuan pembelajaran
15
kelemahan metode Example- Non Example Langkah-langkah metode Example- Non Example,
BAB III : Pelaksanaan penelitian meliputi: subyek penelitian, diskripsi
pelaksanaan siklus I (perencanaan, pelaksananaan, pengamatan
atau pengumpulan data, dan refleksi), diskripsi pelaksanaan
siklus II dan seterusnya.
BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan yang mencakup deskripsi per
siklus (data hasil observasi, refleksi keberhasilan dan kegagalan).
16 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Sebelum membahas tentang pengertian prestasi belajar, akan
dipaparkan terlebih dahulu mengenai beberapa pengertian prestasi dan
pengertian belajar. Dalam buku Hamdani (2011: 137) ada beberapa
pendapat yang menjelaskan tentang pengertian prestasi. Diantaranya
menurut W.J.S Purwadarminta prestasi adalah hasil yang telah dicapai
(dilakukanm dikerjakan, dan sebagainya). Selain itu Harahap memberi
batasan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan
dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran
yang disajikan kepada mereka serta nilai- nilai yang terdapat dalam
kurikulum. Depdiknas dalam Yoni (2012: 158) menyebutkan bahwa prestasi
adalah hasil yang telah dicapai dari suatu usaha yang telah dilakukan atau
dikerjakan.
Di dalam buku Agus Suprijono (2011: 2) beberapa ahli menyebutkan
17
(Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil
dari pengalaman). Sedangkan Burton(1962) dikutip dari Basleman dan
Syamsu(2011: 7) menjelaskan Learning ia a change in the individual, due to interaction of that individual and his environment, which fills a need and makes him more capable of dealing adequately with his environment(Belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri individu sebagai hasil interaksinya dengan lingkungannya untuk memenuhi
kebutuhan dan menjadikannya lebih mampu melestarikan linglkungannya
secara memadai). Karena begitu pentingnya belajar dalam ajaran agama
islam Allah SWT sampai mewajibkan kita untuk belajar/menuntut ilmu.
Seperti Firman Allah dalam surat Al Mujadalah ayat 11: (Depag, 2007: 793)
"Wahai orang-orang yang beriman!Apabila dikatakan kepadamu,"Berilah
kelapangan didalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah kamu,
maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang
18
Serta dalam surat At Taubah ayat 122 yang berbunyi: (Depag, 2007: 277)
kemedan perang, mengapa sebagian diantara mereka tidak pergi untuk
memperdalam ilmu pengetahuan agama mereka dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka
dapat menjaga dirinya "
Setelah mengetahui definisi dari setiap kata maka selanjutnya penulis
akan memaparkan definisi dari prestasi belajar. Dikutip dari buku Hamdani
(2011:138) Arif Gunarso mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah
usaha maksimal yang dicapai oleh sesorang setelah melaksanakan
usaha-usaha belajar. Menurut Tu‟u (2004: 75) Prestasi Belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh
guru.Sedangkan Gagne menambahkan dalam buku hamdani (2011:138)
menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu
kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan
19
Setelah menelusuri uraian di atas, dapat dipahami bahwa makna dari
kata prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas.
Adapun belajar adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam
diri individu, yaitu perubahan tingkah laku. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar adalah hasil yang sicapai siswa setelah siswa
melakukan kegiatan belajar sehingga ada perubahan-perubahan dalam
pengetahuan,pemahaman, ketrampilan, dan sikap siswa.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi
berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dalam diri (faktor internal)
maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Ahmadi dalam bukunya
yang berjudul Psikologi belajar (2004: 138) menguraikan masing-masing
daktor tersebut. Yang tergolong faktor internal adalah :
a. Faktor Jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang
bdiperoleh. Nyang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
terdiri atas:
1) Faktor intelektif yang meliputi:
Kecerdasan adalah Kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
20
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. (Susanto,
2013: 16)
2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang dimiliki
c. Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti:
1) Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
(Suprijono, 2011: 6)
2) Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu kecenderungan
untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus
menerus.(Hamdani,2011: 140)
3) Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu.(Hamdani, 2011: 142)
Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:
a. Faktor lingkungan sosial yang terdiri natas:
1) Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama karena
dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan
pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam
keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai pelatak dasar bagi
21
orang tua hendaknya menyadari betapa pentingnya memberikan
fasilitas pendidikan yang pertama dalam keluarga.
2) Lingkungan sekolah
Sekolah bmerupakan lembaga pendidikan formal pertamayang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.
Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong
siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara
penyajian, hubungan guru dengan siswa, alat pembelajaran dan
kurikulum. Keadaan sekolah yang baik akan mempengaruhi
prestasi belajar anak didik.
3) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat dapat membentuk kepribadian seorang
peserta didik, hal ini dikarenakan dalam kehidupan sehari-hari
anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia
berada. Seorang anak juga akan selalu menyesuaikan dirinya
dengan kebiasaan-kebiasaan dilingkungannya.
b. Faktor lingkungan non sosial
Faktor lingkungan non sosial dapat berupa fasilitas di rumah, fasilitas
di sekolah, cuaca dan iklim, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan lain
sebagainya. Menurut slameto dalam hamdani (2011: 143) faktor
lingkungan non sosial pada umumnya bersifat positif dan tidak
22 B. Pembelajaran Matematika
1. Matematika dan Karakteristik Umum Matematika
Dalam ensiklopedia matematika banyak pakar yang mengemukakan
pengertian matematika, diantaranya James (1976) menurutnya matematika
adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep
yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Sedangkan menurut
Reys (1984) matematika adalah telaah tentang pola pikir, suatu seni, suatu
bahasa, dan sebuah alat. Kelompok Matematikawan juga berpendapat
bahwa matematika adalah ilmu yang dikembangkan untuk matematika itu
sendiri. Depdiknas dalam (Susanto, 2014: 185) kata matematika berasal dari
bahasa latin mathein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”, sedang dalam bahasa Belanda, Matematika disebut wiskude atau
ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Matematika
memiliki bahasa atau aturan yang terdefinisi dengan baik, penalaran yang
jelas dan sistematis, dan struktur atau keterkaitan antarkonsep yang kuat.
Dengan demikian matematika merupakan sebuah ilmu pasti yang berkaitan
dengan penalaran, pola pikir yang jelas dan sistematis yang dipresentasikan
dalam bilangan, ruang, dan bentuk dengan aturan-aturan yang telah ada
yang tak lepas dari aktvitas insani. Dengan kata lain matematika sangat erat
hubungannya dengan kehidupan. Seluruh permasalahan selalu
membutuhkan pemecahan yang berupa penalaran yang cermat dan
sistematis, sehingga mau tidak mau kita tidak dapat berpaling dari
23
Berdasarkan uraian tersebut terdapat karakteristik matematika secara
umum yang dikutip dari Sumardyono (2004: 30-46) adalah sebagai berikut:
a. Memiliki Objek kajian yang abstrak
Matematika mempunyai objek kajian yang bersifat abstrak, walaupun
tidak setiap yang abstrak adalah matematika. Sementara sebagian
matematikawan menganggap objek matematika itu kongkret dalam
pikiran mereka, maka kita dapat menyebut objek matematika secara
tepat sebagai objek mental atau pikiran.
b. Bertumpu Pada Kesepakatan
Simbol-simbol dan istilah dalam matematika merupakan kesepakatan
atau konvensi yang penting. Dengan simbol dan istilah yang
disepakati dalam matematika, maka pembahasan selanjutnya akan
menjadi mudaj dilakukan dan dikomunikasikan.
c. Berpola Pikir Deduktif
Dalam matematika hanya diterima pola pikri yang bersifat deduktif.
Pola pikri deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran
berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan
kepada hal-hal yang bersifat khusus.
24
Dalam matematika, terdapat berbagai macam sistem yang dibentuk
dari beberapa aksioma dan memuat beberapa teorema. Ada
sistem-sistem yang berkaitan, ada pula sistem-sistem yang dapat dipandang lepas
satu dengan lainnya.
e. Memiliki Simbol yang Kosong Arti
Di dalam matematika, banyak sekali simbol baik yang berupa huruf
latin, huruf Yunani, maupun simbol-simbol khusus lainnya.
Simbol-simbol tersebut membentuk kalimat dalam matematika yang biasa
disebut model matematika. Model matematika dapat berupa
persamaan pertidaksamaa fungsi maupun berupa gambar seperti
bangun geometrik, grafik, maupun diagram.
2. Hakikat Pembelajaran Matematika di Sekolah
Dalam pembelajaran matematika di tingkat SD/MI, diharapkan terjadi
reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran di kelas.
Walaupuin penemuan tersebut sederhana dan bukan hal baru bagi orang
yang telah mengetahui sebelumnya, tetapi bagi siswa SD/MI penemuan
tersebut merupakan sesuatu hal nyang baru.
Bruner (Heruman,2010:4) dalam metode penemuannya
mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran matematika, siswa harus
menemukan sendiri bahwa berbagai pengetahuan yang diperlukannya.
25
dapat juga menemukan sama sekali yang baru (invention) . Tujuan dari metode penemuan adalah untuk memperolleh pengetahuan dengan suatu
cara yang dapat melatih berbagai kemampuan intelektual siswa merangsang
keingintahuan dan memotivasi kemampuan mereka.
Sehubungan dengan karakteristik umum matematika yang telah
dipaparkan di atas, dalam pelaksanaan pembelajaran matematika disekolah
harus memperhatikan ruang lingkup matematika sekolah. Ada sedikit
perbedaan antara matematika sebagai “ilmu” dengan matematika sekolah.
Perbedaan itu dalam hal:
a. Penyajian
Penyajian matematika disekolah tidak harus diawali dengan teorema
maupun definisi, tetapi haruslah disesuaikan dengan perkembangan
intelektual siswa.
b. Pola Pikir
Pembelajaran matematika di sekolah dapat menggunakan pola pikir
deduktif maupun induktif. Hal ini harus disesuaikan dengan topik
bahasan dan tingkat intelektual siswa.
c. Semesta Pembicaraan
Matematika yang disajikan dalam jenjang pendidikan juga
menyesuaikan tingkat kekompleksan semestanya. Semakin meningkat
tahap perkembangan intelektual siswa semesta matematikanya pun
semakin diperluas.
26
Di SD dimungkinkan untuk mengkongkretkan objek-objek
matematika agar siswa lebih memahami pelajaran. Namun, semakin
tinggi jengjang sekolah, semakin diperjelas tingkat keabstrakannya.
3. Tujuan Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar
Secara umum tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah
agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Menurut
Depdiknas dalam Susanto (2014: 189) kompetensi atau kemampuan umum
pembelajaran matematika di sekolah dasar, sebagai berikut:
a. Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian beserta operasi campurannya, termasuk yang melibatkan
pecahan.
b. Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun
sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas dan volume.
c. Menentukan sifat simetri, kesebangunan, dan sistem koordinat.
d. Menggunakan pengukuran satuan, kesetaraan antarsatuan, dan
penaksiran pengukuran
e. Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti: ukuran
tertinggi, terendah, rata-rata, modus, mengumpulkan dan
menyajikannya.
Memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan mengkomunikasikan
gagasan secara matematika.
27 1. Bangun Ruang dan Unsur-unsurnya
Menurut Agus Suharjana (2008: 5), bangun ruang adalah
bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat
pada seluruh permukaan bangun tersebut. Permukaan bangun itu
disebut sisi. Dalam Tim Matematika (2007: 133), unsur-unsur bangun
ruang terdiri atas sisi, rusuk, dan titik sudut.
a. Sisi, yaitu bidang yang membentuk suatu bangun ruang. Bidang
tersebut bisa berupa bidang datar ataupun bidang lengkung
(selimut).
b. Rusuk, yaitu garis yang merupakan pertemuan antara 2 buah sisi.
Garis tersebut bisa berupa garis lurus ataupun garis lengkung.
c. Titik sudut, yaitu titik yang merupakan pertemuan 2 buah
rusuk atau lebih.
Sementara itu pengertian sisi, rusuk, dan titik sudut dalam
Agus Suharjana (2008: 15) didefinisikan sebagai berikut.
a. Sisi adalah daerah atau bidang yang membatasi bangun ruang.
b. Rusuk adalah sisi-sisi bangun ruang yang bertemu pada satu garis.
c. Titik sudut adalah tiga atau lebih rusuk suatu bangun ruang
yang bertemu pada suatu titik
2. Macam-macam Bangun Ruang
Macam-macam bangun ruang dan definisinya menurut Agus
28 a. Balok
Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 buah bidang
sisi yang masing-masing berbentuk persegi panjang yang setiap
sepasang-sepasang sejajar dan sama ukurannya.
b. Kubus
Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 buah bidang sisi
berbentuk persegi dengan ukuran yang sama.
c. Prisma
Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 2 buah bidang sisi
yang sejajar (bidang atas dan bidang bawah) dan beberapa buah
bidang lain yang saling berpotongan menurut garis-garis yang
sejajar. Jika rusuk tegak atau sisi samping sebuah prisma tegak
lurus (membentuk) sudut siku-siku terhadap bidang alas, maka
prisma tersebut dinamakan prisma tegak. (Tim Matematika, 2007:
132)
d. Limas
Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah daerah
segi banyak (segi-n) dan beberapa (n) daerah segitiga yang
mempunyai satu titik persekutuan. Daerah segi banyak (segi-n)
menjadi alasnya dan segitiga-segitiga menjadi sisi tegaknya,
29
Semua rusuk tegak bertemu di titik sudut yang disebut pula
titik puncak karena proyeksi dari titik tersebut tegak lurus dengan
alas.Limas dinamai sesuai dengan bentuk bidang alasnya (segi-n).
e. Tabung
Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua buah
lingkaran yang sejajar dan sama ukurannya serta sebuah bidang
lengkung.
f. Kerucut
Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah
lingkaran dan sebuah bidang lengkung. Kerucut merupakan
limas yang alasnya berbentuk lingkaran.
3. Sifat – Sifat Bangun Ruang
Setiap bangun ruang memiliki karakteristik masing-masing. Sukino
(2012: 347-349) menjelaskan sifat-sifat bangun ruang tersebut sebagai
berikut:
a. Balok
30 Sifat Balok:
1) Memiliki 6 buah sisi, sisi-sisinya yang berhadapan/sejajar sama
besar. Sisi ABCD = EFGH, sisi BCGF = ADHE, dan sisi ABFE
= CDHG.
2) Memiliki 12 rusuk, rusuk-rusuknya yang berhadapan/sejajar
sama panjang. Rusuk AB = EF = DC = HG, rusuk EA = FB =
GC = HD, dan rusuk AD = BC = EH = FG.
3) Mempunyai 3 pasang sisi berhadapan yang sama dan sebangun
(kongruen). Sisi ABCD=EFGH sisi ABFE=DCGH, sisi
BCGF=ADHE
4) Mempumyai 8 titik sudut yaitu A, B, C, D, E, F, G, H, I
b. Kubus
Gambar 2.2 Kubus (Sukino, 2012: 348)
Sifat-sifat kubus:
1) Memiliki 6 buah sisi yang sama besar. Sisi ABCD, EFGH,
BCGF, ADHE, ABFE, dan CDHG.
2) Memiliki 12 rusuk yang sama panjang. Rusuk AB, DC, EF,
31
3) Memiliki 8 titik sudut. Titik sudut A, B, C, D, E, F, G, dan H.
c. Prisma Tegak Segitiga
Gambar 2.3 Prisma Segitiga (Sukino, 2012: 348)
Sifat-sifat:
1) Memiliki 5 buah sisi. Sisi ABC dan DEF sebagai sisi alas
dan sisi atas. Keduanya berbentuk segitiga. Sisi ABDE,
BCEF, dan ACDF sebagai sisi tegak. Ketiganya berbentuk
persegi panjang.
2) Memiliki 9 rusuk. Rusuk AB, BC, AC, DE, EF, DF, DA, EB,
dan FC.
3) Memiliki 6 titik sudut. Titik sudut A, B, C, D, E, dan F.
d. Limas Segitiga
32 Sifat-sifat:
1) Memiliki 4 buah sisi berbentuk segitiga. Sisi ABC sebagai sisi
alas. Sisi ABD, BCD, dan ACD sebagai sisi tegak.
2) Memiliki 6 rusuk. Rusuk AB, BC, AC, BD, dan AD.
3) Memiliki 4 titik sudut. Titik sudut A, B, C, dan D.
e. Limas Segiempat
Gambar 2.5
Sifat-sifat:
1) Memiliki 5 buah sisi. Sisi ABCD sebagai sisi alas yang
berbentuk segiempat. Sisi ABE, BDE, CDE, dan ADE
sebagai sisi tegak. Keempatnya berbentuk segitiga.
2) Memiliki 8 rusuk. Rusuk AB, BC, CD, AD, AE, CE, BE, dan
DE.
3) Memiliki 5 titik sudut. Titik sudut A, B, C, D, dan E.
33
Gambar 2.6 Tabung (Sukino, 2012:348)
Sifat-sifat:
1) Memiliki 3 sisi. Sisi alas dan sisi atas berbentuk lingkaran yang
sejajar dan sama ukurannya. Memiliki sisi lengkung
berbentuk persegi panjang yang disebut selimut tabung.
2) Memiliki 2 rusuk, berbentuk lingkaran.
3) Tidak memiliki titik sudut karena rusuk-rusuknya tidak
saling bertemu.
4) Memiliki tinggi, yaitu jarak antara sisi alas dan sisi atas tabung
g. Kerucut
Gambar 2.7 Kerucut (Sukino, 2012: 348)
Sifat-sifat:
1) Memiliki 2 sisi, yaitu sisi alas yang berbentuk lingkaran dan
sisi lengkung sebagai selimut kerucut.
34
3) Tidak memiliki titik sudut dan juga tidak memiliki sisi
atas. Namun pada bagian atas kerucut terdapat titik puncak
yang merupakan pertemuan selimutnya.
4) Jarak titik puncak ke sisi alas kerucut disebut tinggi kerucut.
D. Metode Example Non Example
1. Pengertian Metode Example Non Example
Menurut Hamdani (2011: 94) metode Example Non Example adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Sedangkan
Hamdayama (2014: 97) berpendapat bahwa metode Example Non Example merupakan metode yang mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Example Non Example adalah sebuah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.
Huda (2014: 234) berpendapat juga bahwa metode Example Non Example merupakan metode pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi.
Metode Example Non Example ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan memecahkan permasalahan-permasalahan
yang termuat dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Penggunaan
media gambar dirancang agar siswa dapat menganalisis gambar tersebut
untuk kemudian dideskripsikan secara singkat perihal isi dari sebuah
gambar. Dengan demikian metode ini mengajarkan siswa dalam belajar
memahami dan menganalisis sebuah konsep.
35
Metode Example Non Example membantu mendorong siswa lebih melatih diri dalam mengembangkan pola pikirnya peserta didik. Proses
pembelajaran cenderung berpusat pada siswa, sehingga guru hanya
berperan sebagai fasilitator saja. Menurut Buehl (1996) dikutip dalam
buku Huda (2014: 235) Example Non Example melibatkan siswa untuk:
a. Menggunakan sebuah contoh untuk memperluas pemahaman sebuah
konsep dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.
b. Melakukan prosesdiscovery (penemuan), yang mendorong mereka
membangun konsep secara progresif melalui pengalaman langsung
terhadap contooh-contoh yang mereka pelajari.
c. Mengeksplorasi karakteristik suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih memiliki karakteristik konsep yang telah dipaparkan pada bagian
example.
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Example Non Example
Berikut kelebihan dan kelemahan dari metode Example Non Example yaitu:
Kelebihan metode ini :
a. Siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar
b. Siswa mengetahui aplikadi dari materi berupa contoh gambar
c. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
36
a. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar
b. Memakan waktu yang lama.
4. Langkah Pembelajaran Metode Example Non Example
Suprijono (2011: 125) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dalam
metode Example Non Example adalah:
a. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran
b. Guru menempelkan gambar pada papan atau ditayangkan melalui
OHP
c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisis gambar.
d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa hasil diskusi dari
analisagambar tersebut dicatat pada kertas.
e. Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil
diskusinya.
f. Mulai Komentar/hasil diskusi siswa,guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang inin dicapai.
g. Kesimpulan
Langkah pembelajaran dengan menggunakan metode Example Non Example yang dijelaskan oleh suprijono diatas sama persis dengan langkah pembelajaran metode Example Non Example yang di paparkan oleh Slavin (1994) hanya saja suprijono mendetailkan
37
Hamdayama (2014:100) terdapat modifikasi dalam langkah
pembelajaran menggunakan metode Example Non Example. Berikut adalah penjelasannya:
5. Modifikasi Metode Pembelajaran Example Non Example a. Guru menulis topik pembelajaran
b. Guru menulis tujuan pembelajaran
c. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok
(masing-masing kelompok beranggotakan 6-7 orang)
d. Guru menempelkan gambar di papan tulis atau menayangkan
melalui LCD/OHP
e. Guru meminta kepada masing-masing kelompok untuk membuat
rangkuman masing-masing gambar yang telah ditunjukkan guru
melalui LCD
f. Guru meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil
rangkumannya, sementara kelompok lain sebagai penyangga/
penanya.
g. Guru memberi penguatan dari hasil diskusi
Penggunaan metode Example Non Example dalam pembelajaran dapat dengan menggunakan langkah pembelajaran menurut Slavin dan
Suprijono atau dapat juga menggunakan modifikasi barunya. Hal ini
tentu harus disesuaikan dengan kebutuhan guru dalam menyampaikan
38
E. Kaitan Antara Pembelajaran Matematika Dengan Metode Example Non Example
Penerapan metode Example Non Example dalam pembelajaran matematika memang tidak perlu dipertimbangkan lagi manfaatnya.
Masalahnya, bahwa metode Example Non Example memiliki karakteristik yang juga dimiliki oleh pembelajaran matematika. Salah satunya yaitu
metode Example Non Example bersifat discovery artinya pembelajaran menggunakan metode ini menuntut siswa untuk menemukan sendiri
pengalaman belajarnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh akan
senantiasa melekat pada ingatan peserta didik. Demikian pula pembelajaran
matematika, Bruner (Heruman, 2010: 4) dalam metode penemuannya
mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran matematika, siswa harus
menemukan sendiri bahwa berbagai pengetahuan yang diperlukannya.
„menemukan‟ di sini terutama adalah „menemukan lagi‟ (discovery), atau
dapat juga menemukan sama sekali yang baru (invention). Tujuan dari metode penemuan adalah untuk memperolleh pengetahuan dengan suatu
cara yang dapat melatih berbagai kemampuan intelektual siswa merangsang
keingintahuan dan memotivasi kemampuan mereka.
Selain itu banyak keuntungan yang di dapat dalam pembelajaran
matematika menggunakan metode Example Non Example ini. Hal ini ditunjukkan oleh Hamdayama dalam bukunya Model dan Metode
Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter (2014: 101) beliau menjelaskan ada
39
a. Siswa berangkat dari satu definisi, yang selanjutnya digunakan untuk
memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan
lebih kompleks
b. Siswa terlibat dalam proses discovery, yang mendorong mereka menggabungkan konsep secara progresif lewat pengalaman dari
metode Example Non Example
c. Siswa diberi suatu yang berlawanan untuk mengeksporasikan karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian
non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan
40 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Ulumuddin Ngargosoko
Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Pada bagian ini, penulis
akan memaparkan lokasi pelaksanaan penelitian, karakteristik siswa serta
kompetensi tenaga pendidik yang dimiliki yang nantinya informasi
tersebut akan memberikan penguatan pada analisis data yang akan
dilakukan. Secara garis besar informasi mengenai subjek penelitian
tersebut sebagai berikut:
a. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : MI Ulumuddin Ngargosoko
Alamat : Desa Ngargosoko, Kecamatan Kaliangkrik,
Kabupaten Magelang
Status : MI Ma‟arif/ Swasta
Akreditasi : Terakreditasi C
Berikut adalah tabel perbatasan MI Ulumuddin Ngargosoko:
Tabel 3.1 Perbatasan MI Ulumuddin Ngargosoko
No. Arah Batas
41
4. Sebelah Utara Jalan Ds.Ngargosoko
b. Fasilitas Sarana dan Prasarana
Tabel 3.2 Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Ulumuddin Ngargosoko
No. Nama Jumlah Kondisi
Tabel 3.3 Data Guru dan Staff MI Ulumuddin Ngargosoko
NO. NAMA Status
1. Ahmad Maskur, S.Pd.I Guru Tetap Yayasan 2. Tafkhirul Akhlaq, S.Pd.I Guru Tetap Yayasan 3. Milatul Makmuroh, S.Pd.I Guru Tetap Yayasan
4. Suryani Guru Tetap Yayasan
5. Heri Sulistyo Guru Tetap Yayasan
6. Indun Novianti Guru Tetap Yayasan
7. Lari Slamet Guru Tetap Yayasan
d. Karakteristik Siswa Kelas V
Siswa kelas V MI Ulumuddin Ngargosoko berjumlah 26 Siswa yang
terdiri dari 14 putra dan 12 putri. Dalam Kegiatan wawancara
42
beberapa informasi mengenai karakteristik siswa sebagai subjek
penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Usia rata-rata siswa adalah 10 tahun, kebanyakan dari siswa tidak
menempuh pendidikan kanak-kanak.
2) Kemampuan siswa rata-rata sedang. Kebanyakan siswa malu
bertanya, sehingga setiap hari pembelajaran yang dilakukan
memang cenderung teacher centered. Semua siswa barasal dari
desa sekitar Ngargosoko.
3) Latar belakang pendidikan orang tua siswa sebagian besar
berpendidikan rendah bahkan ada yang tidak pernah bersekolah.
4) Sebagian besar orang tua memang tidak memberikan perhatian
mengenai pendidikan anak-anaknya, sehingga tidak heran jika
sering ada anak yang tidak membawa buku dan tidak
mengerjakan tugas.
Nama-nama siswa tersebut antara lain:
Tabel 3.4
Daftar nama siswa kelas V MI Ulumuddin Ngargosoko Tahun 2015/2016
43
Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Penelitian Menggunakan
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran matematika
materi sifat bangun ruang. Waktu penelitian adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan penelitian siklus I : Senin, 12 Mei 2016
b. Kegiatan penelitian siklus II : Rabu, 14 Mei 2016
44 B. Deskripsi Penelitian Siklus I
1. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan, peneliti merancang tindakan yang akan
dilaksanakan, yaitu:
a. Mempersiapkan Silabus Pembelajaran dan menyusun RPP yang
kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru
kelas V MI Ulumuddin Ngargosok. RPP digunakan oleh guru
sebagai acuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Adapun Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar serta indikator
dalam siklus ini adalah:
1) Standar Kompetensi :
Memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang serta
hubungan antarbangun.
2) Kompetensi Dasar
6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang.
3) Indikator :
6.2.1 Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang prisma tegak
secara umum.
6.2.2 Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang limas secara
45
6.2.3 Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang Tabung secara
umum.
6.2.4 Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang kerucut secara
umum.
b. Menyiapkan materi dan media yang dibutuhkan. Materi diambil dari beberapa buku yang relevan dengan pembelajaran matematika sifat
bangun ruang. Media pembelajaran dalam metode Example Non Example adalah berupa gambar. Gambar terdiri dari 2 jenis yaitu gambar Example dan gambar Non Example.
c. Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk setiap pertemuan yang digunakan untuk
mengetahui proses pembelajaran sifat bangun ruang menggunaka
metode Exampel Non Example.
d. Menyusun soal tes untuk siswa. Soal tes diberikan pada akhir
pembelajaran setiap pertemuannya. Soal disusun oleh peneliti
dengan pertimbangan guru kelas.
e. Mempersiapkan kamera untuk mendokumentasikan aktivitas guru
dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
2. Pelaksanaan (Action)
Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan pembelajaran
46
matematika. Selama pembelajaran berlangsung, guru mengajar
berdasarkan RPP yang telah disusun. Sementara itu, peneliti
melakukan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa pada saat
proses pembelajaran di kelas sedang berlangsung. Data hasil
pelaksanaan tindakan diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas guru
dan siswa serta dari hasil tes prestasi belajar siswa setelah proses
belajar mengajar berlangsung. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan
bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan serta
sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Pada siklus I,
pelaksanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa bersama.
2) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat
duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
3) Guru menyapa peserta didik dengan menanyakan kabar.
4) Apersepsi : Guru menanyakan bentuk-bentuk benda yang ada
disekitar kelas.
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1) Guru meminta siswa untuk mengamati gambar bangun ruang
47
2) Guru memancing pengetahuan awal siswa tentang sifat-sifat
bangun ruang yang ada di dalam gambar.
3) Guru memberikan penjelasan mengenai sifat bangun ruang yang
di tempel di papan.
4) Guru bersama siswa menyebutkan sifat bangun ruang yang
ditempel di papan.
Elaborasi
1) Guru Membentuk siswa kedalam beberapa kelompok (tiap
kelompok beranggotakan 4 orang).
2) Guru memberikan gambar bangun ruang yang berbeda kepada
tiap kelompok.
3) Guru meminta setiap kelompok untuk menganalisis sifat bangun
ruang dari gambar yang diterima Berdasarkan dari gambar
contoh yang telah ditempel dan yang telah dianalisi bersama
guru.
4) Guru memberi pengarahan kepada setiap kelompok untuk
mencatat hasil diskusi.
5) Setiap kelompok diminta untuk membacakan hasil diskusi
didepan kelas.
6) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk memberikan
komentar dari hasil pekerjaan kelompok lain.
Konfirmasi
48
2) Guru memeriksa pemahaman siswa dengan memberikan soal
yang dikerjakan secara individu.
3) Guru bersama siswa meluruskan pemahaman dengan bertanya
jawab.
4) Guru memberikan penguatan dari apa yang dipelajari.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran.
2) Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan datang.
3) Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah bersama
dan mengucapkan salam.
3. Pengamatan (Observing)
Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan tindakan sebagai
upaya untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam
pembelajaran sifat bangun ruang dengan menggunakan metode
Example Non Example. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.
Pada tahap ini, dilakukan pengamatan terhadap semua proses
tindakan, hasil tindakan, situasi tindakan, dan kendala-kendala
tindakan. Peneliti juga mengukur hasil pembelajaran dengan
memberikan soal tes untuk siswa yang dikerjakan secara kelompok
dan individu setelah proses belajar mengajar berlangsung. Hasil dari
kedua instrumen tersebut dimasukkan ke dalam data sebagai bahan
49 4. Refleksi (Reflection)
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data
yang diperoleh selama observasi, yaitu data yang diperoleh dari
lembar observasi mengenai hasil pengamatan aktivitas guru dan
siswa serta data yang diperoleh dari hasil tes prestasi belajar bangun
ruang baik itu berupa kekurangan maupun ketercapaian dalam
pembelajaran.
Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan
maupun kelebihan-kelebihan yang terjadi selama pembelajaran.
Refleksi merupakan kegiatan diskusi antara guru dengan peneliti.
Apabila telah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari
tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I, dapat ditentukan
rencana yang akan dilakukan pada siklus II.
C. Deskripsi Siklus II
Pada tahap siklus II, peneliti merencanakan tindakan siklus II hampir
sama dengan perencanaan pada siklus I. Kendala-kendala yang dihadapi
pada pelaksanaan tindakan siklus I di upayakan untuk diperbaiki sesuai
dengan refleksi pada siklus I. Perencanaan yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
50
sebagai acuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. Adapun
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar serta indikator dalam siklus
ini adalah:
1) Standar Kompetensi :
Memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang serta
hubungan antarbangun.
2) Kompetensi Dasar
6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang.
6.3 Menggambar bangun Ruang
3) Indikator :
6.2.5 Menyebutkan semua sisi, titik sudut, dan semua rusuk
bangun ruang prisma tegak dengan huruf.
6.2.6 Menyebutkan semua sisi, titik sudut, dan semua rusuk
bangun ruang limas dengan huruf.
6.3.1 Menggambar bangun ruang berdasarkan sifat-sifatnya.
b. Menyiapkan materi dan media yang dibutuhkan dalam siklus II.
Materi diambil dari beberapa buku yang relevan dengan