• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian Belajar - UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII G SMP NEGERI 1 BOBOTSARI MELALUI PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian Belajar - UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII G SMP NEGERI 1 BOBOTSARI MELALUI PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING - repository perpustakaan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

A. Kemandirian Belajar

1. Pengertian kemandirian belajar

Kemandirian belajar merupakan salah satu aspek kepribadian yang penting bagi individu. Individu yang memiliki kemandirian tinggi relatif mampu menghadapi segala permasalahan karena individu yang mandiri tidak tergantung pada orang lain, selalu berusaha menghadapi dan memecahkan masalah yang ada.

Menurut Mudjiman (2009) belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki. Hal ini diawali dengan kesadaran adanya masalah, disusul dengan timbulnya niat melakukan kegiatan belajar secara sengaja untuk mengatasi suatu masalah.

(2)

dan mendisiplinkan dirinya dan mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri. (Rusman, 2010)

Dari beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah suatu. kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan mengatur pikiran, perasaan dan tindakan sendiri secara bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi perasaan malu dan keragu-raguan.

Menurut Nurhayati (2011), menyatakan bahwa ciri-ciri individu yang memiliki kemandirian adalah:

1) Memiliki hasrat untuk maju. 2) Kreatif.

3) Inisiatif. 4) Percaya diri. 5) Tanggung jawab.

Berdasarkan ciri-ciri dari kemandirian di atas maka peneliti mengambil lima indikator untuk meningkatkan kemandirian siswa yaitu: 1. Memiliki hasrat untuk maju di sini sama artinya dengan motivasi

untuk mendapatkan sesuatu yang bemanfaat bagi dirinya sendiri, (Siswa antusias memperhatikan saat guru menjelaskan materi). 2. Kreatif adalah suatu kemampuan dalam mewujudkan ide atau

(3)

3. Inisiatif adalah sikap yang timbul dari dalam diri siswa dalam menyelesaikan suatu masalah yang sedang di hadapi tanpa paksaan/dorongan dari orang lain, (Siswa menyampaikan pertanyaan kepada guru).

4. Percaya diri adalah sikap yang ditunjukan siswa bahwa dia mampu menyelesaikan segala sesuatu yang dihadapinya, (Siswa berani menunjukan hasil pekerjaannya didepan kelas).

5. Tanggung jawab adalah kemampuan untuk dapat menyelesaikan sesuatu dengan bijak, (Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru).

2. Kendala-kendala Dalam Kemandirian Belajar

Menurut Kartadinata (dalam Desmita, 2009) menyebutkan beberapa gejala yang berhubungan dengan permasalahan kemandirian yang perlu mendapat perhatian dunia pendidikan yaitu:

a) Ketergantungan disiplin kepada kontrol luar dan bukan karena niat sendiri yang ikhlas. Perilaku seperti ini akan mengarah pada perilaku tidak konsisten yang akan menghambat pembentukan etos kerja dan etos kehidupan yang mapan sebagai salah satu ciri dari kemandirian manusia.

(4)

b) Sikap tidak peduli terhadap lingkungan hidup. Manusia mandiri bukanlah manusia yang lepas dari lingkungannya melainkan manusia yang peduli terhadap lingkungan hidup.

Contoh: Ketika ada siswa yang mengemukakan pendapat siswa yang lain mengobrol sendiri. Hal ini menandakan tidak ada rasa menghargai antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.

c) Ketidak jujuran dalam berpikir dan bertindak serta kemandirian yang masih rendah.

Contoh: Siswa diberi kesempatan bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami namun siswa tidak memanfaatkan kesempatan untuk bertanya, siswa cenderung diam jika diberi kesempatan bertanya.

c. Upaya Pengembangan Kemandirian Belajar.

Menurut Desmita (2009), upaya untuk mengembangkan kemandirian diantaranya mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis yang memungkinkan anak merasa dihargai.

1. Mendorong anak untuk aktif dalam pengambilan keputusan dan dalam berbagai kegiatan sekolah.

2. Memberi kebebasan kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungan dengan mendorong rasa ingin tahu mereka.

(5)

B. Prestasi Belajar Matematika

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar. Menurut Winkel (1996) prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar sesuai dengan hasil yang dicapai, jadi setelah siswa melakukan serangkaian proses belajar maka dilakukan evaluasi untuk mengukur tingkat pencapaian hasil belajar siswa dari proses belajar tersebut. Sedangkan pengertian matematika menurut Russefendi menyatakan bahwa matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau berpikir (Suwangsih, 2006) selain itu,

James dan James mendefinisikan matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya (Suwangsih, 2006).

(6)

C. Pembelajaran Snowball Throwing

a. Pengertian Pembelajaran Snowball Throwing.

Snowball artinya bola salju sedangkan Throwing artinya melempar.

Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola

salju. Menurut Komalasari (2010) model pembelajaran Snowball Throwing merupakan pembelajaran yang menggali potensi kepemimpinan siswa dalam kelompok dan keterampilan dalam membuat dan menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju.

Pembelajaran Snowball Throwing adalah pembelajaran yang digunakan untuk memperdalam satu topik dan biasa dilakukan oleh beberapa kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 orang. Dalam pembelajaran ini siswa diberi kesempatan untuk saling mengajukan pertanyaan mengenai materi yang baru saja diajarkan dengan menuliskannya dalam selembar kertas yang kemudian dibentuk seperti bola salju (snowball) dan dilempar kepada kelompok lain (Sukertiasih, 2010).

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Snowball Throwing adalah pembelajaran yang menggali potensi

(7)

b. Langkah-langkah Pembelajaran Snowball Throwing

Menurut Komalasari (2010) langkah pembelajaran Snowball Throwing adalah sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

2. Guru membentuk kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada anggota kelompok masing-masing.

4. Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok dan guru.

5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit.

6. Setelah siswa mendapat satu bola/satu pertanyaan lalu diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

(8)

c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Snowball Throwing.

Menurut Sukertiasih (2010) kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Snowball Throwing adalah sebagai berikut:

1. Kelebihan

a) Merangsang siswa untuk menyampaikan pertanyaan dalam bentuk tertulis.

b) Membangkitkan keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat.

c) Melatih siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya.

d) Dapat mengurangi rasa ragu dan rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman maupun guru.

e) Melatih kesiapan siswa dalam belajar. 2. Kekurangan

a) Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa.

(9)

D. Pokok Bahasan

Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP tahun 2006), himpunan merupakan salah satu pokok bahasan matematika di SMP. Pokok bahasan ini diajarkan pada kelas VII semester 1. Pada pokok bahasan himpunan indikator-indikator yang akan dipelajari dalam penilitian ini adalah sebagai berikut:

a) Menyatakan masaalah sehari-hari dalam bentuk himpunan dan mendata anggotanya.

b) Menyebutkan anggota dan bukan anggota himpunan. c) Menyatakan notasi himpunan.

d) Menjelaskan himpunan kosong dan notasinya. e) Menentukan himpunan bagian dari suatu himpunan. f) Menentukan banyak himpunan bagian suatu himpunan. g) Menyebutkan anggota dari himpunan semesta.

h) Menentukan irisan, gabungan dan kurang (selisih) dari himpunan. i) Menentukan komplemen dari suatu himpunan.

j) Menyajikan gabungan, irisan himpunan dengan diagram Venn.

k) Menyajikan kurang (selisih) suatu himpunan dari himpunan lainnya dengan diagram Venn.

l) Menyajikan komplemen suatu himpunan dengan diagram Venn. m) Menyelesaikan masalah dengan menggunakan diagram Venn dan

(10)

E. Kerangka Berfikir

Gambar 2.1 Bagan kerangka berfikir

Dengan adanya pembelajaran Snowball Throwing diharapkan indikator–indikator kemandirian siswa dan prestasi belajar siswa dapat meningkat.

Kondisi Awal Siswa :

1. Tidak sedikit siswa yang tidak antusias saat memperhatikan pelajaran dan hanya mengobrol sendiri.

2. Kurangnya keberanian siswa dalam mengeluarkan pendapat atau gagasan, terlihat dari pengungkapan siswa yang masih ragu-ragu dalam berpendapat atau bertanya. 3. Tidak ada keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan, ditunjukkan dengan adanya 2 sampai dengan 3 siswa saja yang bertanya pada saat guru memberikan penjelasan materi.

4. Siswa tidak berani menunjukkan hasil pekerjaannya, ditunjukkan dengan adanya 2 sampai dengan 4 siswa saja yang mau mempresentasikan hasil pekerjaannya dengan mengerjakan di depan.

5. Tidak sedikit siswa yang tidak mengerjakan soal latihan yang di berikan oleh guru.

Indikator Kemandirian

1. Memiliki hasrat untuk maju. 2. Kreatif.

3. Inisiatif.

4. Tanggung awab. 5. Percaya diri.

Berdasarkan hasil observasi kemandirian dan nilai ulangan akhir semester satu terlihat bahwa kemandirian dan prestasi belajar siswa matematika siswa masih rendah.

Solusinya yaitu dengan menggunakan pembelajaran Snowball Throwing. Adapun langkah-langkah sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan materi yang akan di pelajari.

2. Guru membentuk kelompok dan memanggil ketua kelompok untuk menerima penjelasan materi lebih detail dan menanyakan bagian mana yang belum jelas. 3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya dan menjelaskan.

kembali materi kepada anggota kelompok.

4. Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan pertanyaan yang menyangkut materi.

5. Guru meminta kertas kerja tersebut di remas menjadi bola dan di lemar dari satu siswa ke siswa lain selama ± 15 menit.

6. Setelah semua siswa mendapatkan pertanyaan di berikan waktu kepada siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut.

(11)
(12)

soal pertanyaan dari kelompok lain siswa akan memiliki rasa percaya diri dan tanggung jawab untuk dapat menyelesaikan sesuatu dengan bijak dengan menuangkan pendapatnya dalam menjawab soal dari kelompok lain. Pada saat guru mengevaluasi materi siswa mengerti jawaban dan solusi yang paling tepat dan siswa dapat lebih memahami materi lebih jelas setelah proses pembelajaran akan berakhir, siswa diminta untuk menyimpulkan tentang materi yang telah diajarkan. Pada proses tersebut menandakan bahwa ke lima indikator kemandirian dan prestasi belajar siswa dapat teratasi dengan menggunakan pembelajaran

Snowball Throwing dengan adanya pembelajaran Snowball Throwing ini

diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kemandirian dan prestasi belajar matematika siswa terutama siswa SMP Negeri 1 Bobotsari kelas VII G.

E. Hipotesis Tindakan

Referensi

Dokumen terkait

berbantuan foklor dalam pembentukan karakter Ke-Indonesiaan siswa memberikan sebuah pembelajaran yang dapat terasa dengan jelas kebermaknaannya dimana siswa dapat menentukan

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk

Word of mouth (WoM) adalah komunikasi yang terjadi dari mulut ke mulut dilakukan oleh beberapa orang yang terlibat dan komunikasi itu akan

pemerintah atas rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) kepada warga Majalengka, secara yuridis dianggap merupakan perbuatan sewenang-wenang dan

Aplikasi mLab ini merupakan aplikasi SMS berbasis J2ME yang berdiri sendiri dan tidak terintegrasi dengan aplikasi SMS built-in pada mobile phone serta dapat

Berdasarkan sifat fisik dan mekanik tanah, yaitu kadar air, kohesi, sudut gesek dalam, dan faktor keamanan lereng, litologi, struktur geologi, kemiringan lereng

ABSTRAK : Kesulitan dalam mengintegrasikan data pada beberapa sistem yang berbeda menjadi salah satu masalah yang sering dialami oleh developer , mulai dari

Pemanfaatan Limbah Media Jamur Tiram Putih ( Pleurotus Florida ) Sebagai Tambahan Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Tanah ( Arachis hypogaea