• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

2015-2019

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

RENCANA TERPADU & PROGRAM

INVESTASI INFRASTRUKTUR

JANGKA MENENGAH

(2)

I

KATA PENGANTAR

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPI2-JM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya dalam periode lima tahun, yang dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun oleh masyarakat/swasta, yang mengacu pada rencana tata ruang, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakat yang berkualitas dan mewujudkan pembangunan infrastruktur Cipta Karya yang berkelanjutan.

RPI2-JM disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Cipta Karya dan Pemerintah Provinsi. Sebagai dokumen teknis, RPI2-JM sudah harus menampung aspirasi pemangku kepentingan lokal dan aspirasi masyarakat. Dalam penyusunannya, RPI2-JM harus ditekankan pada proses partisipasi melalui dialog dengan seluruh pemangku kepentingan sehingga dapat diterima oleh semua pihak sebagai acuan pembangunan infrastruktur bersama. Dengan demikian, maka pembangunan infrastruktur permukiman bisa ditangani atau dibiayai secara bersamasama oleh para pemangku kepentingan.

Diharapkan melalui penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya ini, maka akan terwujud infrastruktur permukiman di perkotaan dan perdesaan yang layak, produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan.

Yogyakarta, Oktober 2014

(3)

III

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... I LEMBAR PENGESAHAN ... II DAFTAR ISI ... III DAFTAR ISTILAH ... XIV

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM ... I-2 1.3 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM

Bidang Pekerjaan Umum ... I-3 1.4 Maksud dan Tujuan ... I-4 1.5 Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-4 1.6 Muatan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-5 1.7 Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-7 1.7.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-7 1.7.2 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-8 1.7.3 Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-9

BAB II ARAHAN PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

(4)

IV

2.4 Amanat Internasional ... II-10

2.4.1 Agenda Habitat ... II-10

2.4.2 Konferensi Rio+20 ... II-10

2.4.3 Millenium Development Goals ... II-11 2.4.4 Agenda Pembangunan Pasca 2015 ... II-11

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN

KULON PROGO

3.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai Arahan Spasial RPI2-JM ... III-1

3.1.1 RTRW Nasional ... III-1

3.1.2 RTR Kawasan Strategis Nasional ... III-4

3.1.3 RTR Pulau Jawa-Bali ... III-6

3.1.3.1 Arahan Struktur Ruang RTR Pulau Jawa-Bali ... III-6

3.1.3.2 Pola Ruang DIY Berdasarkan RTR Pulau Jawa-Bali ... III-9

3.1.4 RTRW Provinsi D.I. Yogyakarta ... III-14

3.1.4.1 Rencana Struktur Ruang DIY ... III-14

3.1.4.2 Rencana Pola Ruang DIY ... III-18

3.1.4.3 Kawasan Strategis DIY ... III-21

3.1.5 RTRW Kabupaten Kulon Progo ... III-25

3.1.5.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Kulon Progo ... III-25

3.1.5.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten Kulon Progo ... III-32

3.1.5.3 Kawasan Strategis Kabupaten Kulon Progo ... III-38

3.2 Arahan Strategis Nasional ... III-41

3.2.1 Kawasan Strategis Nasional (KSN) ... III-41

3.2.2 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) ... III-41

3.2.3 Pusat Kegiatan Nasional (PKN) ... III-42

3.2.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) ... III-42

(5)

V BAB IV PROFIL KABUPATEN KULON PROGO

4.1 Gambaran Geografi dan Administratif Wilayah ... IV-1

4.2 Gambaran Demografi ... IV-3

4.3 Gambaran Topografi ... IV-8

4.4 Gambaran Geohidrologi ... IV-9

4.5 Gambaran Geologi ... IV-10

4.6 Gambaran Klimatologi ... IV-11

4.7 Kondisi Sosial dan Ekonomi ... IV-13

BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN KULON PROGO

5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten ... V-1

5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ... V-9

5.3 Arahan Peraturan Daerah Bangunan Gedung ... V-10

5.4 Arahan Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten/Kota (RISPAM) ... V-12

5.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) ... V-17

5.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) ... V-21

5.7 Arahan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Kabupaten ... V-23

5.8 Arahan Pengembangan Kawasan (RPKPP) ... V-32

5.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten dan Sektor ... V-35

BAB VI ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

6.1 Pengembangan Permukiman ... VI-1

6.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ... VI-1

6.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan ... VI-5

6.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman ... VI-9

6.1.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Permukiman ... VI-11

6.1.5 Usulan Program dan Kegiatan ... VI-14

6.2 Penataan Bangunan dan Lingkungan ... VI-18

6.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ... VI-18

6.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan ... VI-21

(6)

VI

6.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan PBL ... VI-28

6.2.5 Usulan Program dan Kegiatan ... VI-33

6.3 Penyediaan Air Minum ... VI-36

6.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ... VI-36

6.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan ... VI-37

6.3.3 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum ... VI-50

6.3.4 Program dan Kriteria Kesiapan, serta Skema Kebijakan Pendanaan Penyediaan

Air Minum ... VI-54

6.3.5 Usulan Program dan Kegiatan ... VI-57

6.4 Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman ... VI-61

6.4.1 Air Limbah ... VI-61

6.4.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ... VI-61

6.4.1.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan ... VI-62

6.4.1.3 Analisis Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah ... VI-68

6.4.1.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah ... VI-70

6.4.2 Persampahan ... VI-73

6.4.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ... VI-73

6.4.2.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan ... VI-74

6.4.2.3 Analisis Kebutuhan Persampahan ... VI-83

6.4.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Persampahan ... VI-85

6.4.3 Drainase ... VI-87

6.4.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ... VI-87

6.4.3.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan ... VI-88

6.4.3.3 Analisis Kebutuhan Drainase ... VI-96

6.4.3.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Drainase ... VI-97

6.4.4 Usulan Program dan Kegiatan ... VI-99

BAB VII KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS

7.1 Keterpaduan Program Entitas Regional ... VII-1

7.2 Keterpaduan Program Entitas Kabupaten/Kota ... VII-2

7.3 Keterpaduan Program Entitas Kawasan ... VII-3

7.4 Keterpaduan Program Entitas Lingkungan/Komunitas Pengembangan Permukiman ....

(7)

VII BAB VIII ASPEK LINGKUNGAN & SOSIAL

8.1 Aspek Lingkungan ... VIII-1

8.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) ... VIII-1

8.1.2 AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH ... VIII-3

8.2 Aspek Sosial ... VIII-10

8.2.1 Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya ... VIII-10

8.2.2 Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya ... VIII-10

8.2.3 Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya VIII-18

BAB IX ASPEK PEMBIAYAAN

9.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya ... IX-1

9.2 Profil APBD Kabupaten Kulon Progo ... IX-3

9.3 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya ... IX-6

9.3.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBN

dalam 5 Tahun ... IX-6

9.3.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBD

dalam 5 Tahun ... IX-7

9.3.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun

Terakhir ... IX-8

9.4 Proyeksi dan Rencana Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya ... IX-9

9.4.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan ... IX-9

9.4.2 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya 5 tahun ke

depan ... IX-9

9.5 Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang Cipta

Karya ... IX-9

9.5.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah ... IX-11

(8)

VIII BAB X ASPEK KELEMBAGAAN

10.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya ... X-1

10.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini ... X-3

10.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya ... X-3

10.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya ... X-4

10.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusi (SDM) Bidag Cipta Karya ... X-5

10.3 Analisis Kelembagaan ... X-6

10.3.1. Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya ... X-6

10.3.2. Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya ... X-6

10.3.3. Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya ... X-6

10.3.4. Analisis SWOT Kelembagaan ... X-6

10.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan ... X-10

10.4.1. Rencana Pengembangan Keorganisasian ... X-10

10.4.2. Rencana Pengembangan Ketatalaksanaan ... X-11

10.4.3. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) ... X-11

BAB XI MATRIKS RENCANA TERPADU & PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA

11.1 Matriks Program Investasi RPI2-JM ... XI-1

11.2 Matriks Keterpaduan Program Investasi RPI2-JM ... XI-1

DAFTARTABEL

(9)

IX

Tabel 3. 10 Rencana Pusat Kegiatan Nasional Nasional (PKN) di DIY berdasarkan RTRWN ... III-42 Tabel 3. 11 Daftar Investasi Infrastruktur yang Teridentifikasi di Koridor Jawa ... III-46

Tabel 4. 1 Pembagian wilayah Admnistratif Kabupaten Kulon Progo ... IV-2 Tabel 4. 2 Pembagian Masyarakat Kurang Sejahtera per Kecamatan ... IV-8 Tabel 4. 3 Rata-Rata Curah Hujan dan Hari Hujan di Wilayah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 ... IV-12 Tabel 4. 4 Laju pertumbuhan per sektor Kabupaten Kulon Progo 2013 ... IV-14 Tabel 4. 5 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Kulon Progo 2009 -2013 ... IV-14 Tabel 4. 6 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Kulon Progo 2009 -2013 IV-15 Tabel 4. 7 Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-2013 ... IV-16

Tabel 5. 1 Arahan RTRW Kabupaten Kulonprogo untuk Bidang Cipta Karya ... V-4 Tabel 5. 2 Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Kulonprogo (KSK) berdasarkan RTRW ... V-6 Tabel 5. 3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten Kulonprogo terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya ... V-7 Tabel 5. 4 Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Kulon Progo ... V-16 Tabel 5. 5 Tujuan, Sasaran dan Strategi Sanitasi Kab. Kulon Progo ... V-18 Tabel 5. 6 Kebutuhan Tindak Lanjut Penataan Kawasan RTBL di Kabupaten Kulon Progo .... ... V-20 Tabel 5. 7 Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Pengembangan Permukiman Kab. Kulon Progo ... V-22 Tabel 5. 8 Matriks Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Kulon Progo ... V-33

(10)

X

(11)

XI

Tabel 6.44 Lokasi Genangan wilayah Perkotaan Wates ... VI-93 Tabel 6.45 Hasil Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengelolaan Drainase Kabupaten Kulon Progo ... VI-95 Tabel 6. 46 Tantangan Pemenuhan Target SPM Sektor Pengelolaan Drainase ... VI-96 Tabel 6.47 Kebutuhan Penanganan Genangan di Kawasan Perkotaan Wates Kabupaten Kulon Progo untuk Lima Tahun Ke Depan ... VI-97 Tabel 6.48 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015-2019 ... VI-100

Tabel 7. 1 Keterpaduan Program Kegiatan Berdasarkan Entitas Regional ... VII-1 Tabel 7. 2 Keterpaduan Program Kegiatan Berdasarkan Entitas Kabupaten/Kota ... VII-2 Tabel 7. 3 Keterpaduan Program Kegiatan Berdasarkan Entitas Kawasan ... VII-4 Tabel 7. 4 Keterpaduan Program Kegiatan Berdasarkan Entitas Lingkungan/Komunitas Pengembangan Permukiman ... VII-10

Tabel 8. 1 Kriteria Penapisan KLHS Usulan Program/Kegiatan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015-2019 ... VIII-1 Tabel 8. 2 Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan pada Program Kegiatan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015-2019 ... VIII-4 Tabel 8. 3 Analisis Kebutuhan Penangan Penduduk Miskin Kabupaten Kulon Progo ... VIII-10 Tabel 8. 4 Identifikasi Kebutuhan Penanganan Sosial Pasca RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015-2019 ... VIII-12 Tabel 8. 5 Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015-2019 ... ... VIII-18

Tabel 9.1 Perkembangan Pendapatan Kabupaten Kulon Progo ... IX-4 Tabel 9.2 Perkembangan Belanja Kabupaten Kulon Progo ... IX-4 Tabel 9.3 Perkembangan Pembiayaan Kabupaten Kulon Progo ... IX-5 Tabel 9.4 Alokasi APBN Cipta Karya di Kabupaten Kulon Progo ... IX-6 Tabel 9.5 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kabupaten Kulon Progo ... IX-7 Tabel 9.6 Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Kulon Progo Lima Tahun Terakhir ... IX-7 Tabel 9.7 Perkembangan DDUB Kabupaten Kulon Progo ... IX-8 Tabel 9.8 Proyeksi (a) Pendapatan dan (b) Belanja APBD Kabupaten Kulon Progo ... IX-9 Tabel 9.9 Proyek Potensial yang Dapat Dibiayai dengan KPS dalam 5 Tahun Ke Depan ... ... IX-11

(12)

XII

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya ... I-2 Gambar 1. 2 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum dan Dokumen Perencanaan Pembangunan di Daerah ... I-3 Gambar 1. 3 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-8 Gambar 1. 4 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-9

Gambar 2. 1 Konsep Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya. ... II-1 Gambar 2. 2 Peta Koridor Ekonomi Indonesia MP3EI ... II-4

Gambar 3. 1 DIY Dalam Konstelasi Regional Sistem Perkotaan Nasional 2028 Berdasarkan RTRWN 2008 -2028 ... III-3 Gambar 3. 2 Kawasan Strategis Nasional di DIY Berdasarkan RTRWN 2008 - 2028 ... III-5 Gambar 3. 3 Struktur Ruang D.I. Yogyakarta ... III-15 Gambar 3. 4 Pola Ruang D.I. Yogyakarta ... III-19 Gambar 3. 5 Kawasan Strategis D.I. Yogyakarta ... III-22 Gambar 3. 6 Kawasan Strategis Nasional dan Propinsi di DIY ... III-24 Gambar 3. 7 Struktur Ruang Kabupaten Kulon Progo ... III-31 Gambar 3. 8 Kawasan Strategis Kabupaten Kulon Progo ... III-40 Gambar 3. 9 Tema Pembangunan Pusat ekonomi dan Kegiatan Ekonomi Utama Koridor Jawa ... III-44 Gambar 3. 10 Peta Investasi Koridor Ekonomi Jawa ... III-45

Gambar 4. 1 Posisi Kabupaten Kulon Progo ... IV-1 Gambar 4. 2 Peta Administratif Kabupaten Kulon Progo ... IV-2 Gambar 4. 3 Peta Wilayah Perkotaan Kabupaten Kulon Progo ... IV-3 Gambar 4. 4 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Per Kelompok Umur 2013 . IV-4 Gambar 4. 5 Sex Ratio Penduduk Menurut Kecamatan ... IV-4 Gambar 4. 6 Struktur Penduduk Kabupaten Kulon Progo Berdasarkan Jenis Kelamin, 2014 ... IV-5 Gambar 4. 7 Laju Pertumbuhan Penduduk Kecamatan ... IV-5 Gambar 4. 8 Proyeksi Penduduk Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013-2019 ... IV-6 Gambar 4. 9 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Kulon Progo, 2012 . IV-7

Gambar 4. 10 Jumlah Penduduk Kab. Kulon Progo Per Kecamatan Tahun 2013 (BPS, 2014) ... IV-7

(13)

XIII

Gambar 4. 15 Sebaran Curah Hujan Kabupaten Kulon Progo ... IV-12 Gambar 4. 16 Kontribusi Sektor-sektor terhadap PDRB Kabupaten Kulon Progo (2013) ... ... IV-13

Gambar 5. 1 Kawasan Strategis Kabupaten Kulon Progo ... V-3 Gambar 5. 2 Pelayanan SPAM Kab. Kulon Progo (RISPAM, 2012) ... V-13 Gambar 5. 3 Kawasan Prioritas RPKPP Kawasan Wates ... V-32

Gambar 6. 1 Lingkup Tugas PBL ... VI-20 Gambar 6.2 Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan Kabupaten Kulon Progo ... VI-43 Gambar 6.3 Wilayah Rawan Sulit Air Minum Kabupaten Kulon Progo ... VI-44 Gambar 6.4 Rencana Pengembangan SPAM Kabupaten Kulon Progo ... VI-52 Gambar 6.5 Rencana Pengembangan SPAM Regional Kawasan Bandara Internasional dan Pelabuhan Laut Sistem Bendung Sapon /Groundsill Srandakan & S. Bogowonto 1.400 Lt/det ... VI-53 Gambar 6.6 Pembagian Kewenangan Pengembangan SPAM ... VI-56 Gambar 6.7 Pelayanan Air Limbah Sistem Setempat Kabupaten Kulon Progo ... VI-57 Gambar 6.8 Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat/On-Site dan Komunal ... VI-71 Gambar 6.9 Skema Pendanaan Kegiatan Pengembangan IPAL ... VI-72 Gambar 6.10 Pelayanan Persampahan Kab. Kulon Progo ... VI-80 Gambar 6.11 Sistem Pengelolaan Sampah ... VI-87 Gambar 6.12 Jaringan Drainase Makro (Sungai) Kabupaten Kulon Progo ... VI-91 Gambar 6.13 Jaringan Drainase Eksisting di Kabupaten Kulon Progo ... VI-92 Gambar 6.14 Lokasi genangan Wilayah Perkotaan Wates ... VI-94 Gambar 6.15 Sistem Drainase Perkotaan ... VI-99

(14)

XIV

DAFTARISTILAH

3R

(Reduce,Reuse, Recycle)

Upaya pengurangan sampah dari sumbernya dengan cara mengurangi timbulan sampah, menggunakan kembali barang yang bisa digunakan, dan mendaur ulang sampah menjadi barang yang layak pakai.

Air baku Air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum

Air limbah permukiman

Air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3).

(15)

XV

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup)

Kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan

Analisis Jabatan Proses, metode dan teknik untuk mendapatkan data jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan

Analisis SWOT Metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu pembangunan

APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)

Rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah

APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)

Rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang ditetapkan melalui Undang-Undang Belanja Daerah Kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih

Black water Air limbah yang berasal dari WC atau tinja manusia

BUMD Badan usaha yang pendirianya diprakarsai oleh pemerintah daerah

dan seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh daerah melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan daerah yang dipisahkan yang dibentuk khusus sebagai penyelenggara

BUMN Badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh

negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan yang dibentuk khusus sebagai penyelenggara

CSR (Corporate Social

Responsibility)

Tindakan yang dilakukan suatu perusahaan sebagai bentuk tanggungjawab terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada

DAK (Dana Alokasi Khusus)

Dana Alokasi Khusus / dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuaidengan prioritas nasional

DED Detailed Engineering Design

DDUB (Dana Daerah Untuk Urusan Bersama)

Dana yang bersumber dari APBD yang digunakan untuk mendanai program/kegiatan bersama Pemerintah dan pemerintah daerah

Drainase perkotaan

Drainase di wilayah kota yang berfungsi untuk mengelola dan mengendalikan air permukaan sehingga tidak mengganggu dan/atau merugikan masyarakat.

DSCR (Debt Service Cost Ratio)

Rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah

Grey Water Air limbah yang berasal dari sisa mandi, masak, dan cuci

HSBGN Harga Standar Bangunan Gedung Negara

IMB Izin Mendirikan Bangunan

IPAL (Instalasi Pengolahan Air

(16)

XVI

Limbah) mengalirkan air limbah dari rumah-rumah secara bersamaan dan

kemudian dialirkan ke IPAL.

IPL (Instalasi Pengolahan Leacheate)

Instalasi pengolahan yang berada di TPA dan dirancang untuk mengolah air lindi/leacheate agar aman bagi lingkungan ketika dibuang ke lingkungan.

IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja)

Instalasi pengolahan air limbah yang dirancang untuk hanya menerima dan mengolah lumpur tinja yang diangkut oleh truk tinja atau gerobak tinja.

Kebijakan Arah/tindakan yang diambil Pemerintah untuk mencapai tujuan

Kegiatan Bagian dari program yang dilaksanakan

KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis)

Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program

Konsultasi Publik Proses komunikasi dialogis atau musyawarah antar pihak yang

berkepentingan guna mencapai kesepahaman dan kesepakatan dalam perencanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum

KPS (Kerjasama Pemerintah dan Swasta)

Penyediaan infrastruktur yang dilakukan melalui perjanjian kerjasama

atau pemberian izin pengusahaan antara Menteri/Kepala

Lembaga/Kepala Daerah dengan Badan Usaha

KSPD Kebijakan Strategi Pembangunan Daerah

NPS (Net Public Saving)

Sisa dari total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat yang dapat dimanfaatkan pemerintah daerah untuk pembangunan

Organisasi Kesatuan yang dikoordinasikan secara sadar dengan batasan yang

relatif dapat diidentifikasi, dan bekerja terus menerus untuk mencapai tujuan bersama.

P2KP Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

PAD (Pendapatan Asli Daerah)

Penerimaan yang diperoleh dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

PBL Penataan Bangunan dan Lingkungan

Pembiayaan Daerah

Semua penerimaan daerah yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran daerah yang akan diterima kembali

Pemerintah daerah Gubernur, bupati/walikota, dan perangkat daerah sebagai unsure penyelenggara pemerintahan daerah

Pendapatan Daerah

Hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan

Perda BG Peraturan Daerah Bangunan Gedung

Permukiman Bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan

perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan

(17)

XVII

kumuh tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.

Perubahan iklim Berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga menyebabkan perubahan komposisi atmosfir secara global dan selain itu juga berupa perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan

PIP2B Pusat Informasi Pengembangan Permukiman dan Bangunan

PNPM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Program Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan instasi pemerintah

PSD Prasarana Sarana Dasar

PUG

(Pengarusutamaan Gender)

Strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan

Readiness Criteria Kriteria Kesiapan

Reformasi Birokrasi

Upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek organisasi), ketatalaksanaan dan sumber daya manusia aparatur

RI-SPAM Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum

RISPK Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran

RSH (Rumah Sehat Sederhana)

Rumah yang dibangun dengan standar bahan bangunan dan konstruksi sederhana namun tetap dengan kualifikasi layak huni dan sehat ditempati untuk memenuhi kebutuhan rumah masyarakat kelas menengah ke bawah

RPKPP Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas

RSPK Rencana Sistem Pencegahan Kebakaran (untuk Propinsi selain DKI Jakarta)

RTBL Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

RTH

(RuangTerbuka Hijau)

Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam

RTH Privat Ruang Terbuka Hijau yang disediakan oleh Swasta/ Pribadi

RTH Publik Ruang Terbuka Hijau yang disediakan oleh Pemerintah dan dimiliki masyarakat publik

RTRW Rencana Tata Ruang Wilayah

(18)

XVIII

dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama

Saluran Drainase primer

Saluran yang menerima masukan dari saluran sekunder. Saluran ini relatif besar dan terletak paling hilir. Aliran dari drainase primer langsung disalurkan ke badan air.

Saluran Drainase Sekunder

Saluran yang menerima masukan dari saluran tersier dan meneruskan aliran ke saluran primer

Sampah B3 Sampah yang bermuatan Bahan Beracun Berbahaya yang dalam

penanganannya perlu penanganan khusus.

Sanitasi sistem setempat (on-site)

Sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah berada dalam batas tanah yang dimiliki dan merupakan fasilitas sanitasi individual

Sanitasi sistem terpusat (offsite)

Sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah dipisahkan dengan batas jarak dan mengalirkan air limbah dari rumahrumah menggunakan perpipaan (sewerage) ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Satgas RPI2-JM Satuan Tugas Penyusun Rencana Terpadu & Program Investasi

Infrastruktur Jangka Menengah

SNVT (Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu)

Satuan kerja yang melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kementerian yang dilaksanakan sendiri dan tidak dilaksanakan oleh Satker Tetap Pusat dan Satker UPT Pusat

SOP (Standar Operasi Prosedur)

Serangkain petunjuk tertulis yang dibakukan mengenai proses penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintah Daerah

SPM (Standar Pelayanan Minimal)

Ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal

SPPIP Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

SSK Strategi Sanitasi Kota

Strategi Langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi

dan misi

Tangki septic Bangunan pengolah dan pengurai kotoran tinja manusia cara

setempat (onsite) dengan menggunakan bantuan bakteri. Tangki ini dibuat kedap air sehingga air dalam tangki septik

tidak dapat meresap ke dalam tanah dan akan mengalir keluar melalui saluran yang disediakan

Tangki septic komunal

Bangunan tangki septic yang digunakan secara bersama-sama oleh 2 atau lebih KK

Tata Laksana Sekumpulan aktivitas kerja terstruktur dan saling terkait yang

menghasilkan keluaran yang sesuai dengan kebutuhan

TPA (tempat pemrosesan akhir)

Tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan disekitarnya

TPA Regional Tempat pemrosesan akhir sampah yang digunakan oleh lebih dari 1

kab/kota secara bersama-sama.

TPS 3R Tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan,

penggunaan ulang, dan pendauran ulang sampah skala kawasan.

(19)

XIX Pengelolaan

lingkungan dan upaya

pemantauan lingkungan)

tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraanusaha dan/atau kegiatan.

Referensi

Dokumen terkait

Sumber Data: Diolah Dari Hasil Angket Penilaian Validasi Oleh Ahli Media Pengembangan Buku Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri Terbimbing Anak Tunarungu. Dari hasil

Jumlah pasangan yang diperlukan tergantung pada peluang karakteristik p, jumlah bit subkey yang dihitung serentak,k, jumlah rata-rata per pasangan yang

sebesar paling tinggi 100% (seratus per seratus) dari PBB-P2 yang terutang dalam bal objek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa sebagaimana dimaksud dalam

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL TENTANG PEMBERIAN PENGURANGAN PAJAK PARKIR YANG TERUTANG. KESATU :

Bahan penelitian adalah data rekam medis pasien kanker kolorektal di Rumah Sakit Immanuel Bandung yang memuat data mengenai jenis kelamin, umur, pekerjaan, predileksi tertinggi

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA bidang agama adalah terciptanya suasana kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang penuh keimanan dan ketaqwaan,

Jenis BAL yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lactobacillus plantarum dengan kode 1A5 hasil isolasi dari daging sapi yang telah mengalami postmortem selama 9 jam dan

Ayam pedaging (broiler) adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur 4-5 minggu dengan tujuan menghasilkan daging.. Pertumbuhan yang paling cepat