• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Budidaya Ikan Bandeng

Nama latin dari ikan bandeng adalah Chanos chanos. Ikan bandeng dalam bahasa Inggris disebut milkfish, yaitu sebuah ikan yang merupakan makanan yang penting di Asia Tenggara. Ikan bandeng merupaka satu-satunya spesies yang masih ada dalam familia Chanidea. Dari data diperoleh bahwa kurang lebih dari tujuh sepesies ini telah punah dalam lima genus tambahan yang dilaporkan pernah ada. Mereka hidup di daerah Samudra Hindia hingga Samudra Pasifik. Ikan ini cenderung bergorombol di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan koral. Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut selama 2-3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau, daerah payau, dan kedangkalan di danau-danau (Prhasta dan Masturi, 2002 :7)

Bandeng (Chanos chanos) merupakan salah satu komoditas yang memiliki keungulan kompratif dan strategis dibandingkan komoditas perikanan yang lain, karena (1) teknologi pembesaran dan pembenihanya telah dikuasai dan berkembang di masyarakat, (2) persyratan hidupnya tidak menuntut kriteria kelayakan yang tinggi mengingat bandeng toleran terhadap perubahan mutu lingkungan serta tahan terhadap serangan penyakit, (3) merupakan ikan yang paling banyak diproduksi dan dikonsumsi di Indonesia dalam bentuk segar dan olahan, baik untuk konsumsi langsung maupun dalam bentuk hidup sebagai umpan dalam usaha penangkapan ikan tuna dan cakalang, (4) merupakan sumber protein yang potensial bagi pemenuhan gizi serta pendapatan masyarakat petambak dan nelayan, (5) telah menjadi komoditas ekspor (Ghufran, 2009 :1).

Dalam usaha ikan bandeng terdapat beberapa faktor produksi yang mempengaruhi produksi seperti lahan tambak, pemupukan, benih, pakan (Prhasta dan Masturi, 2002 :15,39,55)

(2)

1. Lahan Tambak

Setelah dipelihara di tambak pendederan selama beberapa minggu, ikan bandeng dipindahkan ke tambak pembesaran teknis pembesaran ikan bandeng meliputi beberapa hal sebagai berikut.

a. Persiapan lahan

Tahap yang dilakukan sebelum pemasukan air. Kegiatan yang dilakukan selama persiapan lahan adalah pencangkulan dan pembalikan tanah. Tujuan pembalikan tanah adalah membelikan senyawa dan gas beracun sisa agribisnis sebelumnya, serta hasil dekomposisi bahan organik, baik dari pakan maupun dari kotoran, selain itu, karena tanah menjadi gembur, aerasi akan berjalan dengan baik sehingga kesuburan lahan akan meningkat.

b. Pengapuran tambak ikan bandeng

Selama agribisnis, ikan memerlukan kondisi keasaman yang stabil, yaitu pada pH 7-8. Untuk mengembalikan keasaman tanah pada kondisi tersebut, perlu dilakukan pengapuran. Tujuan pengapuran adalah menghilangkan penimbunan dan pembusukan bahan organik selama agribisnis sebelumnya maupun mencegah kemungkinan penurunan pH tanah. Pengapuran menyebabkan bakteri dan jamur pembawa penyakit mati karena bakteri atau jamur sulit dapat hidup pada pH tersebut. Pengapuran dengan menumbuhkan kapur tohor, dolomite, atau zeolit dengan dosis 1 ton/ha atau 10 kg/100m2.

2. Pemupukan

Fungsi utama pemupukan tambak adalah memberikan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan pakan alami, memperbaiki struktur tanah, dan menghambat peresapan air pada tanah yang tidak kedap air. Pengunaan pupuk untuk pemupukan tanah dasar tambak sangat tepat karena pupuk mengandung unsur-unsur mineral penting, dan asam-asam organik utama memberikan bahan-bahan yang diperlukan untuk peningkatan kesuburan lahan dan pertumbuhan plankton.

(3)

3. Pembenihan

Benih ikan bandeng atau nener merupakn komponen utama dalam agribisnis ikan bandeng. Sebab, dari benih ikan bandeng yang baik akan dihasilkan ikan bandeng yang baik pula. Benih ikan bandeng dapat diusahakan sendiri dari pembenihan yang dikerja sendiri atau dapat pula dengan cara membeli dari petambak penangkar.

Benih ikan bandeng yang dijual untuk dipelihara umurnya berumur antara 21 hari sampai 28 hari. Secara fisik, besar benih ikan bandeng dengan umur tersebut adalah seukuran jarum dan tubuhnya transparan dengan panjang sekitar 12-13 mm. benih ikan bandeng ini mempunyai tiga titik ditubuhnya, yakni dua titik dibagian mata dan sudut titik dibagian perut. Pemindahan benih ikan bandeng ketempat pemeliharaan dilakukan setelah plankton tumbuh, dengn ciri warna air menjadi hijau cerah pada kedalaman 30-40 cm. Benih ikan bandeng dari tambak pendederan dipindahkan ketambak pembesaran dengan hati-hati dan dilakukan adaptasi tehadap lingkungan yang baru sebelum ditebarkan.

4. Pakan

Ikan bandeng merupakan hewan pemakan segalanya, yaitu dapat memakan tumbuhan maupun hewan. Pakan yang umumnya diberikan kepada ikan bandeng dapat berupa sayur-sayuran, kacang-kacangan, umbi-umbian, cacing-cacingan, keong-keongan, maupun ikan. Pakan yang baik harus mempunyai kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan ikan bandeng. Faktor penting yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan bahan baku untuk pakan ikan bandeng adalah kandungan nutrisi bahan baku tersebut, tingkat kecernaan oleh ikan bandeng, ketersedian bahan baku yang kontinu, dan harga yang terjangkau oleh petambak ikan bandeng. Dalam sehari banyak pakan yang diberikan pada ikan bandeng sekitar 3% dari berat badan ikan bandeng. Pakan tambahan pelet tersebut diberikan 2 kali sehari, yakni pagi hari sebanyak 25% dan sore hari 75%, atau dapat pula setengahnya sore.

(4)

B. Teori Produksi

Produksi adalah merupakan hasil proses produksi dalam usahatani dengan mengunakan faktor-faktor produksi sebagai input yang dimasukan dalam usahatani faktor produksi yang dimaksud adalah lahan, tenaga kerja dan modal yang di kolola dalam suatu usahatani untuk mencapai tujuan yaitu output usahatani yang diharapkan sesui dengan usahatani yang direncanakan. Hasil yang diperoleh dari pengunaan faktor produksi dalam usahatani itu akan dipengaruhi oleh situasi dan kondisi setempat seperti cuaca iklim di samping jumlah dan kualitas input itu sendiri dan keadaan petani sebagai pelaksana ataupun meneger usahatani serta teknologi yang digunakan dalam usahatani tersebut (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Gorontalo, 1994 :16)

Produksi adalah hasil akhir dari suatu proses produksi adalah produk atau output. Produk atau produksi dalam bidang pertanian atau lainnya dapat bervariasi yang antara lain disebabkan karena perbedaan kualitas. Hal ini dapat di mengerti karena kualitas yang baik dihasilkan oleh proses produksi yang baik yang dilaksanakan dengan baik dan begitu pula sebaliknya, kualitas produksi menjadi kurang baik bila usahatani tersebut dilaksanakan dengan kurang baik. Karena nilai produksi dari produk-produk pertanian tersebut kadang-kadang tidak mencerminkan nilai sebenarnya, maka sering nilai produksi tersebut diukur harga bayarannya (Soekartawi, 1990: 12-13).

Sugiarto, dkk (2002) menyebutkan bahwa produksi merupakan suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. Kegiatan produksi tersebut di dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi produksi, di mana fungsi produksi ini menunjukan jumlah maksimum output yang di hasilkan dari pemakain sejumlah input dengan teknologi tertentu.

(5)

C. Faktor Produksi

Menurut Soekartawi, (1990: 3), istilah faktor produksi sering pula disebut dengan korban produksi karena faktor produksi tersebut dikorbankan untuk menghasilkan produksi. Dalam bahasa Inggris faktor produksi ini disebut dengn

input. Macam faktor produksi ini atau input, berikut jumlah dan kualitasnya perlu di ketahui oleh seorang produsen. Oleh karena itu, untuk menghasilkan suatu produk, maka diperlukan pengetahuan hubungan antara faktor produksi (input) dan produk (output). Hubungan antara input dan output ini disebut dengan “factor relationship

(FR). Dalam proses produksi pertanian maka Y dapat berupa produksi pertanian dan X dapat berupa lahan pertanian, tenaga kerja modal dan manejemen. Namun demikian dalam praktek, kempat faktor produksi tersebut belum cukup untuk dapat menjelaskan Y. faktor-faktor sosial ekonomi lainnya, seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat keterampilan, dan lain-lain juga berperan dalam mempengaruhi tingkat produksi. Oleh karena itu, sebelum seseorang merancang untuk menganalisis kaitan input dan output maka diperlukan pemahaman dan identifikasi terhadap variabel-variabel apa yang mempengaruh proses produksi.

Dalam praktek, faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi ini di bedakan menjadi dua kelompok (Soekartawi, 1990 : 3 )

1. Faktor biologis, seperti lahan pertanian dengan macam dan tingkat kesuburannya, bibit, varitas, pupuk, obat-obatan, gulma, dan sebagianya: dan 2. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat

pendidikan, tingkat pendapatan, resiko dan ketidakpastian, kelembagaan, tersedianya kredit, dan sebagainya.

Untuk mencapai tingkat output tertentu, dalam jangka pendek hanya dapat dilakukan pengkombinasian input tetap dengan mengubah-ubah jumlah input

variabel. Sedangkan dalam jangka panjang, pengusaha atau produsen dimungkinkan utuk mengubah jumlah input tetap sehingga dapat di katakan dalam jangka panjang semua input adalah merupakan input variabel.

(6)

D. Fungsi Produksi

Fungsi produksi adalah hubungan teknis antara input dengan output. Fungsi produksi menetapkan bahwa suatu usahatani tidak bisa mencapai output yang lebih tinggi tanpa mengunakan input yang lebih banyak, dan satu usahatani tidak bisa mengunakan lebih sedikit input tanpa mengurangi tingkat outputnya. Pada umumnya terdapat dua batasan yang umum, yaitu harus cukup singkat sehingga petani tidak mengubah tingkatan input tetapnya, dan cukup singkat sehingga bentuk fungsi produksi tidak diubah melalui perbaikan teknologi (Suhartati dan Fathorrazi 2012: 87).

Menurut Soekartawi, (1990:15), fungsi produksi adalah hubungan fisik antara variabel yang di jelaskan (Y) dan variabel yang menjelaskan (X). varaiabel yang dijelaskan biasanya berupa output dan variabel yang menjelaskan yang berupa input. Dalam pembahasan ekonomi produksi, maka telaah fungsi produksi banyak diminta dan penting adalah telaah fungsi produksi ini. Hal tersebut disebabkan beberapa hal antara lain :

a. Dengan fungsi produksi, maka penelitian dapat mengetahui hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output) secara langsung dan hubungan tersebut dapat lebih mudah di mengerti.

b. Dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui hubungan antara variabel yang di jelaskan (dependent variabel) Y, dan variabel yang menjelaskan (independent variabel) X, serta sekaligus mengetahui hubungan antaran variabel penjelas.

E. Fungsi Produksi Cobb Douglas

Fungsi Cobb Douglas suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu di sebut dengan variabel dependen, yang di jelaskan, (Y). dan yang lain di sebut variabel independen yang menjelaskan (X). penyelesainnya hubungan antara Y dan X adalah biasanya dengan cara regresi dimana variasi dari Y akan dipengaruhi oleh variasi dari X. dengan demikian,

(7)

kaidah-kaidah-kaidah pada garis regresi juga berlaku dalam penyelesain fungsi produksi Cobb-Douglas secara sistimatik (Soekartawi, 1990 :159)

Fungsi produksi Cobb Douglas menjadi terkenal setelah diperkenalkan oleh cobb, C.W. dan Douglas, P.H pada tahun 1928 melalui artikelnya yang berjudul “A theory Of Production”. Sehingga fungsi produksi Cobb Douglas banyak yang mengunakan dalam penelitianya, ada tiga alasan pokok mengapa fungsi produksi Cobb Douglas banyak di pakai oleh peneliti yaitu : (1) penyelesain fungsi cob douglas relatif lebih muda di bandingkan dengan fungsi yang lainnya, misalnya lebih mudah ditransfer dalam bentuk linear, (2) hasil pendugaan garis melalui fungsi produksi Cobb Douglas akan menghasilkan kofisien regresi yang sekaligus juga menunjukan besaran elasitas, (3) besaran elasitas tersebut sekaligus menunjukan tingkat besaran returns to scale (Soekartawi dalam Suhartati dan Fathorrazi 2012 : 121)

F. Penelitian Terdahulu

Heru (2004) pada penelitiannya Analisis Ekonomi Budidaya Tambak dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi. Dalam penelitiannya mengunakan analisis fungsi produksi Cobb-Douglas dan perhitungan nilai RCR. Hasil penelitiannya menunjukan pendapatan usaha budidaya tambak di Desa Sepatin Kabupaten Kutai Kertanegara adalah Rp 5.798.235.667,00/masa panen atau rata-rata Rp. 193.274.522,00/ responden. Usaha budidaya udang di udang di Desa Sepatin Kutai Kartanegara menguntungkan. Hal ini dapat dilihat dengan analisis rasio keuntungan usaha yaitu RCR >1, luas lahan, padat penebaran, jumlah tenaga kerja dan lama usaha secara simultan berpengaruh terhadap produksi. Luas tambak secara persial sangat berbeda nyata terhadap produksi.

Wiwit (2006) pada penelitiannya Analisis Pengaruh Faktor produksi Terhadap Produksi Industri Pengasapan Ikan di Kota Semarang dalam penelitiannya ini mengunakan analisis data fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil penelitianya dimana berdasarkan analisis model fungsi Cobb-Douglas di ketahui nilai R2sebesar 0,813,

(8)

dari koefisien beta yang menunjukan bahwa variabel ikan mentah 0,991 yang paling berpengaruh, dan industry pengapasan ikan di kota semarang mengikuti kaidah

inceraising return to scale karena jumlah koefisien beta keempat variabel bebasnya >1 atau 0,952.

Arif (2004) pada penelitiannya mengenai Analisis Efesiensi Faktor Produksi Ikan Bandeng di PT Mutiara Biru, Kamal, Jakarta. Dalam penelitiannya mengunakan analisi data fungsi produksi Cobb-Douglas dan fungsi produksi transedental.hasil penelitiannya menunjukan bahwa hasil regresi menunjukan faktor-faktor produksi yang di analisis yaitu bibit, lahan, pakan, mempunyai hubungan yang positif dengan produksi ikan bandeng artinya setiap penambahan atau pengurangan faktor-faktor produksi tersebut akan menyebabkan penambahan atau pengurangan pada hasil produksi. Dari hasil uji t-hitung masing-masing peubah tidak semua faktor produksi berpengaruh nyata terhadap produksi ikan bandeng. Faktor produksi yang berpengaruh nyata yaitu bibit, pakan, sedangkan faktor produksi lahan dan dummy tidak berpengaruh nyata (pengaruhya tidak signifikan) terhadap hasil produksi ikan bandeng. Kondisi skala ekonomi usaha budidaya ikan bandeng di PT Mutiara Biru berada pada skala usaha yang menurun. Hal ini di tunjukan oleh jumlah elisitas produksi masing-masing parameter bebas diperoleh hasil sebesar 0,904 yang berarti bahwa setiap pengunaan faktor produksi sebesar satu persen akan menaikan produksi sebesar 0,904 persen.

Riana (2012) pada penelitiannya Analisis Efesiensi Ekonomi Pengunaan Faktor-faktor Produksi pada Usaha Tani Kubis di Kabupaten Karanganyer, dalam penelitiannya mengunakan analisis data model fungsi produksi Cobb-Douglas diubah ke dalam bentuk linear berganda. Hasil penelitiannya menunjukan faktor produksi yang berupa tenaga kerja dan lain-lain secara bersama-sama berpengaruh nyata pada produksi usahatani kubis. besarnya biaya penerimaan usahatani kubis Rp 15.995.933,00 Ha/MT, besarnya penerimaan usahatani kubis adalah Rp 27.172.216,00 Ha/MT, besarnya keuntungan usahatani kubis sebesar Rp 11.176.282,00 Ha/MT.

(9)

Yunbar dan Novalina pada penelitianya Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Ikan Hasil Tangkap Nelayan Tradisional di Desa Paranggi Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong. Penelitian ini mengunakan analisis data persamaan linear regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa produksi hasil ikan tangkap nelayan di Desa Parigi Moutong dipengaruhi secara bersama-sama oleh faktor dukungan biaya perbekalan (X1), Hari Kerja (X2), pengalaman melaut (X3), dukungan biaya perbekalan (D1), dan dumi perahu (D2). Dengan persamaan linear berganda Y= -2,438 + 0,056X1 + 0,037X2 + 0,006X3 + 0,014X4 + 0,013 D1 + 2,423D2. faktor produksi biaya perbekalan, hari kerja, pengalaman melaut, trik penangkapan alat penangkap sangat berpengaruh.

(10)

G. Kerangka Pemikiran Teoritis

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka maka dapat disusun kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Analisis Fungsi Produksi Pada Usaha Budidaya Ikan Bandeng Di Desa Limbula Kecamata Wanggarasi Kabupaten Pohuwato

Berdasarkan gambar 1, Dapat dilihat bahwa usaha budidaya ikan bandeng sangat memerlukan peran faktor produksi terhadap kelancaran usaha budidaya ikan bandeng tersebut. Adapun faktor produksi yang di maksud terdiri atas : luas lahan, benih ikan bandeng, pakan, pupuk ponska. Selain itu keempat faktor produksi ini juga berpengaruh pada total produksi ikan bandeng di mana dapat diukur melalui fungsi produksi cobb-douglas , dalam produksi ikan bandeng tidak terlepas yang

Usaha budidaya ikan bandeng Faktor produksi Luas lahan (Tambak) Benih ikan bandeng Pakan Pupuk ponska Pengaruh

Pengunaan faktor produksi (fungsi produksi cobb douglas)

Produksi Ikan Bandeng Penerimaan TR= P.Q Biaya TC= TFC+TVC Keuntungan

(11)

namanya penerimaan yang diperoleh dari hasil kali jumlah produksi dengan harga,biaya yang diperoleh penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel dan keuntungan yang dapat di peroleh dari selisih penerimaan dan biaya.

H. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan tujuan maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

1. Luas lahan (tambak), benih, pupuk kandang dan pakan berpengaruh terhadap produksi ikan bandeng.

2. Skala ekonomi usaha budidaya ikan bandeng berada pada skala “Increasing

Return To Scale”

3. Usaha budidaya ikan bandeng di Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato menguntungkan.

Gambar

Gambar  1.  Kerangka  Pemikiran  Penelitian  Analisis  Fungsi  Produksi  Pada  Usaha  Budidaya  Ikan  Bandeng  Di  Desa  Limbula  Kecamata  Wanggarasi  Kabupaten Pohuwato

Referensi

Dokumen terkait

Nilai moral yang terkandung dalam karya seni bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika merupakan nilai baik buruk suatu perbuatan, apa yang

Untuk mengetahui faktor penghambat pertanggung jawaban pemberi dana ekonomi kerakyatan yang oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan

Margahayu Raya Barat Blok L2 No... Cibogo

Dalam pelaksanaan tahap pertama UKG tahun 2012 memang ada kendala dihari pertama banyak yang gagal karena masalah server ngadat yang umumnya tidak bisa konek sehingga sampai

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fahrizqi (2010) dan Permana (2012) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan size perusahaan