• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 4.15 Layar Preview

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambar 4.15 Layar Preview"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Gambar 4.15 Layar Preview

Halaman ini berisi gambar boarding pass yang dicetak. Dengan menekan tombol finish

(2)

4.4 Hasil dan Evaluasi Pengukuran

Pengukuran dari hasil rancangan sistem electronic check-in dilakukan pada Lab Litbang Sistem Komputer dengan asumsi keadaan jaringan yang kami buat ideal dengan jaringan Garuda Indonesia pada bandara. Khusus untuk pengukuran coverage area kami lakukan langsung di bandara International Soekarno-Hatta. Evaluasi pengukuran dilakukan terhadap sistem yang dirancang dengan didukung oleh komponen-komponen dasar dari sistem electronic check-in ini. Jarinngan Local Area Network (LAN) yang digunakan merupakan jaringan yang aktif. Evaluasi yang dilakukan pada sistem ini terbagi atas 6 bagian utama, yaitu evaluasi sistem electronic check-in, evaluasi titik

coverage jaringan nirkabel, evaluasi kinerja jaringan, evaluasi keamanan jaringan, perencanaan kapasitas bandwidth, dan evaluasi aplikasi electronic check-in.

4.4.1 Evaluasi Sistem Electronic Check-In

Dalam evaluasi ini kami membandingkan sistem kami dengan sistem sejenis dan melakukan simulasi kinerja sistem kami terhadap sistem checkin yang sedang berjalan.

4.4.1.1 Perbandingan Dengan Sistem Sejenis

Dari hasil pengamatan di lapangan kami menemukan sistem sejenis yaitu Lufthansa Self Check-In System. Untuk mengevaluasi sistem maka kami membandingkannya dengan sistem yang dimiliki oleh Lufthansa tersebut.

(3)

Tabel 4.3 Perbandingan dengan Lufthansa Self Check-In System

Elektronik Check-In Nirkabel Lufthansa Self Check-In System

Media Input Keyboard Smart Card Reader

Output Data Report ke Airline Database Report ke Airline Database Output Fisik Ada, Kertas Boarding Pass Tidak Ada

Media Akses Wireless 802.11b Kabel Ethernet

Fleksibel Ya, karena tidak memerlukan instalasi secara fisik

Tidak, karena diperlukan instalasi secara fisik

Berbasis Web Ya Ya

Bahasa Pemograman ASP.NET Java

Tampilan baik pada Browser

Internet Exploler 5.5 atau versi yang lebih tinggi

Semua Browser Input Data KodeBooking, PilihanNama,

PilihanSeat KodeBooking, PilihanNama, PilihanSeat Dirancang dapat melakukan proses keimigrasian Tidak Tidak

Memungkinkan selama masih dalam jangkauan AP

Mobilitas Tidak Memungkinkan

Perlu Aplikasi

Pendukung Web

Browser

Ya, Hanya di Server yaitu .Net Framework

Ya, Di Client dan Server yaitu Java Virtual Machine

Dirancang dapat melakukan pembayaran pajak bandara, fiskal,dll

Tidak Ya

Dirancang dapat melakukan proses bagasi

Tidak Ya

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sistem check-in yang dirancang memiliki keunggulan dari segi mobilitas dan fleksibiltas. Output fisik yang dihasilkan sistem

electronic check-in juga masih berupa kertas boarding pass sebab proses gate pada bandara-bandara di seluruh indonesia masih divalidasi secara manual dengan menggunakan boarding pass. Hal ini berbeda dengan kondisi bandara di Jerman (negara asal dari airline Lufthansa) yang proses gate-nya sudah dilakukan secara otomatis

(4)

dengan menggunakan smart card. Begitu juga dengan proses bagasi yang sudah diotomatisasi menggunakan barcode dan RFID.

Karena mengunakan bahasa pemograman java maka tampilan web dari sistem Check-In Lufthansa baik pada semua browser tetapi client memerlukan instalasi Java Virtual Machine, berbeda dengan ASP.NET yang tidak memerlukan instalasi apapun di

client.

Di Jerman, pembayaran airport tax, fiskal, dll dapat dilakukan dengan menggunakan kartu kredit sehingga Lufthansa mengintegrasikan fitur ini ke dalam sistemnya. Pembayaran airport tax, fiskal, dll dilakukan dengan credit card reader

dalam sistem Lufthansa. Sedangkan di Indonesia proses pembayaran airport tax dan fiskal masih menggunakan uang tunai.

4.4.1.2 Simulasi Hipotetis Kinerja Check-in Nirkabel Terhadap Antrian

Untuk dapat mengevaluasi perbaikan yang dapat dilakukan oleh sistem elektronik check-in yang dibuat dibandingkan dengan check-in yang sedang berjalan dalam mengurangi antrian diperlukan percobaan di bandara secara langsung, tetapi karena kendala perizinan tidak memungkinkan hal ini dapat dilakukan. Oleh karena itu kami melakukan simulasi secara hipotesis yang dapat menggambarkan secara umum, dengan beberapa asumsi antara lain:

1. Rata-rata waktu check-in adalah 1 menit per orang, baik untuk check-in nirkabel maupun check-in yang sedang berjalan.

2. Luas counter area check-in untuk satu jurusan penerbangan adalah lebar 4 meter, yang hanya dapat menampung 2 counter.

(5)

3. Dipasang 10 check-in nirkabel counter di sekitar area counter jurusan penerbangan tersebut

4. Calon penumpang sudah familiar dengan peralatan komputer seperti pada mesin ATM.

5. Jumlah kapasitas pesawat 150 penumpang (Boeing 737-400). 6. Penumpang datang bersamaan waktunya.

Perbandingan waktu antrian adalah sebagai berikut: Sistem check-in yang sedang berjalan:

menit 75 2counter 1menit penumpang 150 = ⊗

Sistem check nirkabel:

menit 15 10counter 1menit penumpang 150 ⊗ =

Dari hasil diatas, dapat dilihat bahwa antrian dapat berkurang sangat significant dengan menambah jumlah counter tanpa menambah besar area check-in. Penambahan atau pengurangan jumlah check-in nirkabel dapat disesuaikan dengan keperluan.

4.4.2 Evaluasi Coverage Jaringan Nirkabel

Evaluasi coverage dilakukan dengan mengukur besar sinyal di beberapa titik yang dirancang untuk ditempatkan access point pada Terminal E dan F lantai 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Langkah-langkah percobaan pengukuran ini adalah sebagai berikut:

(6)

a) Menempatkan Acces Point di titik-titik yang sesuai dengan perancangan.

b) Pengukuran sinyal ini dilakukan dengan cara membawa Notebook mengelilingi Terminal E dan F Lantai 2 Bandara International Soekarno-Hatta. Pengukuran dilakukan menggunakan Intel Pro Set, dibawah ini adalah contoh gambar hasil pengukuran

Gambar 4.16 Contoh Statistic Hasil Pengukuran

c) Mencatat besar nilai link quality dan signal strength pada titik-titik lokasi yang ditunjukkan pada peta di bawah ini:

(7)

Gambar 4.17 Peta Trial Coverage Area Access Point 1

(8)

Hasil pengukuran sinyal untuk mengetahui seberapa besar coverage area dari

Access Point yang dipasang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Data Hasil Pengukuran Trial Coverage

Access Point 1

Point Signal Quality(%) Signal Strength (%)

a1 0 0 a2 20 0 a3 60 36 a4 80 51 a5 20 0 a6 0 0 Access Point 2

Point Signal Quality(%) Signal Strength (%)

b1 0 0 b2 20 0 b3 60 34 b4 80 51 b5 60 32 b6 20 0 b7 0 0

Dari hasil pengukuran diatas daerah yang seharusnya dapat dicover oleh acces point tidak tercover. Hal ini disebabkan oleh interferensi dari dua buah access point yang

(9)

ada di terminal E dan F. Kesimpulan ini didapat setelah melakukan scanning access point semua access point yang terdapat di terminal E dan F.

Gambar 4.19 Hasil Scanning

Hasil scanning diatas dengan menggunakan Intel Pro Set memperlihatkan bahwa dalam area yang akan dicover sudah terdapat dua buah access point lain. Kedua Access Point tersebut menggunakan channel 1 dan 6. Hal ini jelas mempengaruhi pengukuran yang juga memakai channel 1 untuk access point 1 dan channel 6 untuk access point 2 karena adanya interferensi dari kedua access point tersebut. Untuk mengatasi masalah ini maka harus dilakukan mekanisme pengaturan channel di terminal E dan F.

4.4.3 Evaluasi Kinerja Jaringan

Kinerja jaringan di evaluasi dengan cara membandingkan waktu respon dari Web Server dan DNS Server tanpa menggunakan RRAS. Selain itu juga dibandingkan media akses melalui wireless dengan media akses melalui kabel.

(10)

Ping Web Server 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 10 30 50 80 100 300 500 800 1000 3000 5000 8000 1000 0 3000 0 5000 0 6000 0 6550 0 Data (bytes) R o un d Tr ip T im e (m s )

via RRAS (Wireless) Direct (Wireless) via RRAS (Cable) Direct (Cable)

Gambar 4.20 Evaluasi Kinerja Web Server

Waktu respon Web Server terhadap mobile counter diukur dengan menggunakan perintah ping. Hasil dari pengukuran dapat dilihat pada grafik diatas. Terlihat pada grafik bahwa semakin besar data maka waktu respon akan semakin lama. Waktu respon Web Server melalui RRAS tidak jauh berbeda dengan koneksi langsung tanpa menggunakan RRAS, tetapi waktu respon Web Server apabila diakses dengan menggunakan media wireless sangat jauh lebih lama dibanding dengan menggunakan media kabel. Disamping itu waktu respon dengan menggunakan media wireless lebih stabil dibandingkan dengan menggunakan media wireless.

(11)

Ping DNS & DHCP Server 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 10 30 50 80 100 300 500 800 1000 3000 5000 8000 1000 0 3000 0 5000 0 6000 0 6550 0 Data (bytes) R ound Tr ip T ime (ms )

via RRAS (Wireless) Direct (Wireless) via RRAS (Cable) Direct (Cable)

Gambar 4.21 Evaluasi Kinerja DNS dan DHCP Server

Hasil pengukuran terhadap DNS dan DHCP Server juga tidak jauh berbeda dengan hasil pengukuran terhadap Web Server.

4.4.4 Evaluasi Keamanan Jaringan

Firewall pada RRAS Server diaktifkan agar lalu lintas data yang diteruskan oleh RRAS Server hanya data VPN.

(12)

Gambar 4.22 Scanning Port sebelum Firewall diaktifkan

Dari gambar diatas dapat dilihat sebelum firewall diaktifkan banyak port yang terbuka. Hal ini sangat berbahaya karena port yang terbuka tersebut dapat dijadikan celah untuk masuk oleh penyusup.

(13)

Gambar 4.23 Scanning Port setelah Firewall diaktifkan

Setelah Firewall diaktifkan port yang dibuka hanya satu yaitu port yang dipergunakan untuk melewatkan lalu lintas data VPN. Dari gambar diatas terlihat bahwa port yang dibuka ialah port 1723 untuk lalu lintas data VPN tipe PPTP.

4.4.5 Perencanaan Kapasitas Bandwidth

Dari hasil analisa menggunakan Ethereal-Network Protocol Analyzer didapat bahwa tiap detiknya satu buah user menggunakan bandwith rata-rata sebesar 0,263 Mbps.

(14)

Gambar 4.24 Kapasitas Bandwidth

Maka secara matematis dapat dihitung total user yang dapat mengakses sistem secara simultan adalah

11 Mbps ÷ 0,263 Mbps = 41

11 Mbps didapat dari jumlah bandwidth maksimal 802.11b

Jadi dapat dikatakan bahwa sistem dapat menangani 41 user yang mengakses sistem secara simultan. Jumlah ini cukup untuk mengantisipasi penambahan mobile counter sewaktu waktu puncak.

4.4.6 Evaluasi Aplikasi Electronic Check-In

Pada aplikasi electronic check-in ini kami melakukan evaluasi terhadap penanganan error yang sering terjadi pada saat implementasi, evaluasi user interface dan respon pengguna. Evaluasi respon pengguna dilakukan dengan tujuan sebagai bahan masukan untuk mengetahui tingkat keefektifan dari aplikasi yang dibuat, selain itu juga untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi didalamnya. Sehingga hasil evaluasi dapat digunakan untuk menyempurnakan sistem electronic check-in ini dan untuk tahap perkembangan berikutnya.

(15)

4.4.6.1 Evaluasi Penanganan Error pada Aplikasi

Penangangan error yang di evaluasi adalah penanganan error pada proses otentikasi, proses agreement, dan proses seating.

Proses Otentikasi

Proses Otentikasi pada sistem ini adalah dengan menggunakan nomor booking yang didapat penumpang pada saat pembelian tiket. Terkadang terjadi kesalahan yang dilakukan penumpang pada proses otentikasi, seperti belum memasukkan nomor booking, salah memasukkan nomor booking, dan melakukan check-in lebih dari satu kali.

Jika nomor booking belum ditulis ke dalam kolom booking number maka akan keluar tulisan seperti pada gambar berikut.

Gambar

Gambar 4.15 Layar Preview
Tabel 4.3 Perbandingan dengan Lufthansa Self Check-In System
Gambar 4.16 Contoh Statistic Hasil Pengukuran
Gambar 4.17 Peta Trial Coverage Area Access Point 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis sensitivitas dilihat dari 3 aspek, yaitu perubahan tingkat produksi sebesar 25% pada perubahan harga input (peralatan pertanian, harga pupuk, harga

Utara Pamintangan Pakacangan Sampah, limbah domestic, genangan Limbah domestik, genangan, PHBS Cakeru Limbah domestik, genangan, PHBS Panangkalaan Hulu Sampah, limbah

2) Bagi para investor atau calon investor dapat melakukan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal, karena hasil penelitian ini menemukan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas vinegar buah nanas madu dengan variasi konsentrasi starter dan lama fermentasi ditinjau dari kadar asam asetat dan hasil

Tahap kedua, peneliti melakukan analisis data kuantitatif dengan menganalisis hasil UN yang berupa pengelompokkan data sesuai dengan kategori tipe, lalu analisis

Keanekaragaman jenis tumbuhan tingkat tinggi mendominasi kawasan hutan alam yang berada di Desa Setren Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri.. Tujuan penelitian ini

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dampak banjir lahar pascaerupsi Gunungapi Merapi 2010 terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kali Putih Kabupaten

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan “apakah semua variabel bebas (independen) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel