• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : TINJAUAN PEKERJAAN ARSITEKTUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV : TINJAUAN PEKERJAAN ARSITEKTUR"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 59 Debby Meidiana - 41213010032

BAB IV : TINJAUAN PEKERJAAN ARSITEKTUR

4.1. Lingkup Pekerjaan Finishing Arsitektur

Praktik Profesi yang dilaksanakan oleh praktikan dimulai dari tanggal 01 Agustus 2016 sampai dengan tanggal 01 November 2016. Lamanya Praktik Profesi dilaksanakan oleh praktikan adalah 40 hari kerja. Lingkup tinjauan pada Praktik Profesi dibagi menjadi tiga tinjauan yaitu Finishing Arsitektur, Struktur dan Mekanikal Elektrikal. Pada Praktik Profesi ini Praktikan memilih tinjauan tentang pekerjaan Finishing Arsitektur pada proyek Superblok Victoria Square Cimone. Lingkup pekerjaan Arsitektur pada proyek Proyek Superblok Victoria Square Cimone, yaitu:

 Pekerjaan dinding interior apartemen

o Pemasangan bata Hebel (bata ringan) o Plester dinding dan aci dinding

o Marking (penandaan) pada dinding o Pekerjaan cat dinding luar dan dalam o Pekerjaan dinding keramik kamar mandi o Pekerjaan dinding partisi dengan gypsum  Pekerjaan lantai

o Marking (penandaan) pada lantai o Pekerjaan plester dinding (Screed) o Pekerjaan Waterproofing Coating o Pekerjaan keramik lantai

 Pekerjaan pintu dan jendela

 Pekerjaan plafon gypsum

 Pekerjaan railing balkon (pagar pembatas) unit apartemen

 Pekerjaan expose beton

 Pekerjaan exterior (bagian luar bangunan)

o Pekerjaan dinding exterior (Precast) o Pekerjaan façade bangunan (Precast)

Selain lingkup pekerjaan finishing arsitektur, praktikan juga membantu meninjau beberapa pekerjaan yaitu membantu dalam pekerjaan gambar (mendesain), menghitung

(2)

pekerja proyek, dan menghitung volume marketing office. Berikut adalah hasil tinjauan praktikan pada proyek Superblok Victoria Square Cimone:

4.2. Pekerjaan Arsitektur yang Diamati

Dari penjabaran pekerjaan arsitektur pada proyek Superblok Victoria Square Cimone, praktikan hanya menjabarkan beberapa pekerjaan arsitektur. Mengigat waktu yang diberikan untuk terjun langsung dalam proyek tidak cukup banyak untuk mengikuti semua proses pekerjaan pada proyek yang praktikan tinjau. Tinjuan yang praktikan dapat selama menjalani Praktik Profesi ini dituliskan dalam catatan yang kemudian dijabarkan dalam bentuk laporan. Berikut ini adalah tinjauan tentang pekerjaan pada proyek Superblok Victoria Square Cimone.

4.2.1. Pekerjaan Pasangan Dinding

Tahapan awal dari pekerjaan arsitektur pada proyek Superblok Victoria Square Cimone ini adalah pekerjaan pasangan dinding. Pekerjaan pasangan dinding dimulai setelah pekerjaan struktur, sehingga apabila pekerjaan struktur mengalami keterlambatan maka berdampak pada pekerjaan finishing arsitektur yang ikut terlambat.

4.2.1.1. Tahap Pekerjaan Dinding Hebel a. Pembersihan Area Kerja

Proses pertama adalah pembersihan area kerja. Proses ini dilakukan setelah semua pekerjaan struktur pada area kerja telah selesai. Pekerjaan struktur meliputi pekerjaan plat lantai, balok, kolom, shearwall dan area tangga atau lift.

b. Marking Lantai

Marking lantai adalah salah satu item pekerjaan surveyor di lapangan yang

seringkali dibutuhkan pada setiap pekerjaan struktur dan arsitektur, sebagai panduan dilapangan untuk memulai pekerjaan yaitu memplot gambar dan ukuran pasangan dinding unit dan gambar kerja ke lantai kerja. Dimaksimalkan agar setiap pekerjaan atau pemasangan sesuai dengan gambar kerja. Dalam bentuk desain, ukuran, penempatan ruang secara presisi bisa dicapai.

(3)

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 61 Debby Meidiana - 41213010032

c. Pemasangan Kolom Praktis

Proses pemasangan kolom praktis dilakukan setelah proses marking lantai selesai. Pada proses marking lantai telah ditandai titik- titik kolom praktis yang akan dikerjakan. Pemasangan kolom praktis disesuaikan dengan tanda yang telah dibuat. Proses pemasangan kolom praktis dimulai dari proses pengeboran lantai untuk memasang kolom praktis.

Proses bor lantai dilakukan menggunakan mesin bor dengan kedalaman 5-7 cm. pekerjaan ini dilakukan oleh satu sampai dua orang pekerja. Selelah lantai dibor lantai harus dipersihkan dahulu dari debu kemudian diberi lem Epoxy selanjutnya kolom praktis dipasangkan pada lantai kerja. Pemasangan kolom praktis harus sesuai dengan tanda marking pada lantai.

Gambar 41. Marking Lantai (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 42. Kolom Praktis (Sumber: Dokumentsi Pribaadi)

(4)

d. Pembuatan Alas Coran

Proses pembuatan alas berupa coran dilaksanakan sebelum proses pemasangan bata hebel. Proses pengerjaan alas berupa coran ini berfungsi untuk merekatkan hebel terhadap bagian bawahnya disesuaikan dengan tanda marking pada lantai kerja. Coran setidaknya dibutuhkan waktu kurang lebih 24 jam untuk proses pengeringan.

Gambar 43. Ilustrasi Pemasangan Kolom Praktis terhadap hebel (Sumber: Google)

Gambar 44. Kolom Praktis dan Hebel (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(5)

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 63 Debby Meidiana - 41213010032

e. Pemasangan Hebel

Pemasangan dinding Hebel dilakukan setelah pembutan alas berupa coran yang dilakukan sesuai dengan marking yang telah dibuat sebelumnya. Pemasangan dinding area unit dan koridor menggunakan bata hebel dengan ukuran 7.5x20x60 cm. Dinding harus dibuat tegak lurus sesuai gambar kerja. Alat bantu yang dibutuhkan pada proses pemasangan hebel adalah tali, ember, meteran dan skop.

Proses pemasangan bata hebel membutuhkan tarikan tali pada sudut-sudut dinding menggunakan agar memastikan tarikan tali lurus.

Gambar 46. Pemasangan Dinding Bata Hebel (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 47. Styrofoam mengisi celah antara balok struktur dan hebel (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(6)

Pemasangan bata hebel dimulai dari merekatkan bata hebel pada lantai dengan perekt berupa coran. Setelah hebel sudah terpasng satu baris lalu dilakukan pengecekan kerataan hebel menggunakan waterpass. Setelah semua hebel terpasang sampai bagian atas, terdapat celah antara hebel dan balok struktur, dan celah tersebut diberikan styrofoam untuk menutupi celah tersebut berfungsi untuk menghindari retakan atau benturan dinding ketika terjadi pergeseran atau ketika terjadi gemp bumi.

f. Plesteran pada Dinding

Setelah bata hebel telah terpasang pada dinding proses selanjutnya adalah Proses plester dinding. Proses plester dinding dimulai dari membuat kepalaan dinding dengan tebalan yang disesuaikan dengan tebal plesteran yaitu 2 cm. Proses plester biasanya menggunakan kayu untuk membuat ketebalan plester sama rata.

g. Aci Dinding

Setelah plester dinding selesai proses selanjutnya adalah acian pada dinding. Acian pada dinding dibuat sangat tipis dengan ketebalan 2mm, menggunakan Ugin. Material aci berbentuk lebih encer dari plester sehingga dalam proses pengerjaannnya sedikit lebih sulit dibandingkan plester. Dinding yang telah diplester biasanya diberikan air kembali untuk membuat dinding menjadi lebap dan memudahkan proses pengacian, pemberian air ini juga difungsikan untuk membuat hasil aci tidak mudah retak.

Gambar 48. Plesteran pada dinding (Sumber: Dokumentsi Pribadi)

(7)

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 65 Debby Meidiana - 41213010032

Proses tahapan dalam pekerjaan dinding adalah seperti ilustrasi tersebut, hanya saja pada proyek ini menggunakan dinding berupa bata hebel.

h. Pekerjaan Pengecatan Dinding

Pengecatan adalah tahap terakhir. Pengecatan dilakukan sebanyak tiga kali yaitu proses dempul pada dinding ini difungsikan untuk melihat dan memperbaiki bagian dinding yang mengalami kerusakan selanjutnya, proses pemeriksaan dinding. Setelah proses tersebut selesai mulailah proses pengecetan akhir. Pada pengecatan tahap ini dinding dan cat sudah dipastikan dalam kondisi yang baik dan tidak mengalami kerusakan.

Gambar 49. Aci Dinding (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 50. Ilustrasi tahapan dinding (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(8)

4.2.1.2. Dinding Keramik pada Kamar Mandi

Pemasangan keramik dimulai dari merekatkan keramik dengan menggunakan pelekat yang dilekatkan pada bagian dinding yang sudah diplester tapi tidak mengalami proses pengacian sebelumnya. Keramik dinding menggunakan Ikad 30x30 cm. Pemasangan diawali dengan menarik garis lurus dengan tali, pada bagian sela keramik pun dipasang ganjalan untuk nantinya pemberian nat dan menyesuaikan dengan shop drawing

dilapangan agar hasil pemasangan dapat selesai dengan baik dan sesuai gambar. Peletakan keramik harus disesuaikan dengan saluran-saluran utilitas pada area kamar mandi seperti shower, wastafel, dan toilet.

4.2.1.3. Pekerjaan Dinding Partisi Gypsum

Pemasangan dinding partisi berbahan gypsum. Berikut adalah tahap pekerjaan dinding partisi gypsum:

Gambar 51. Proses Pengecatan, Sampai Finishing (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 52. Proses Pengerjaan Dinding Keramik – Selesai (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(9)

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 67 Debby Meidiana - 41213010032

a. Pembuatan Rangka Aluminium

Tahap pertama pemasangan dinding partisi dimulai dengan membuat rangka Aluminium. Rangka Alumunium dibuat setelah proses screed pada lantai selesai ini berfungsi untuk mempermudah proses pemasangan keramik pada lantai. Rangka dibuat dengan jarak 70cm setiap tiang rangka. Alat bantu yang dibutukan adalah bor dan plat sebagai penyambung antara rangka dan lantai keramik. Posisi pada rangka alumunium telah disesuaikan dengan hasil marking pada lantai kerja. Rangkat tersebut tanpa ada pengisi diantaranya, tapi hanya pekerjaan elektrikal saja.

b. Penutupan Rangka Partisi dengan Gypsum

Setelah rangka dinding partisi sudah selesai terpasang tahap selanjutnya adalah penutupan rangka dinding partisi dengan gypsum. Gypsum partisi dengan tebal 9mm x1200mmx2400mm dipasang pada rangka dinding partisi.

Gambar 53. Rangka Dinding Partisi (Sumber: Dokumentasi Pribaadi)

Gambar 54. Rangka Alumunium yang sudah ditutup oleh gypsum (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(10)

c. Compond pada Gypsum

Compound pada gypsum berfungsi untuk menyatukan celah antar lembar gypsum

agar dinding partisi yang dihasilkan dapat rata dan rapih. Pekerjaan compound hanya dengan mengoleskan compound pada dinding gypsum.

d. Pengecatan Dinding Partisi

Proses terakhir pekerjaan dinding partisi gypsum adalah proses pengecatan sama seperti dinding hebel. Proses pengecatan dilakukan sebanyak tiga kali yaitu proses dempul pada dinding proses ini difungsikan untuk melihat dan memperbaiki bagian dinding yang mengalami kerusakan selanjutnya, proses pemeriksaan dinding. Setelah proses tersebut selesai mulailah proses pengecetan akhir. Pada pengecatan tahap ini ini dinding dan cat sudah dipastikan dalam kondisi yang baik dan tidak mengalami kerusakan.

4.2.1.4. Permasalahan dan Solusi pada Pekerjaan Dinding

Setiap pekerjaan tidak luput dari masalah yang menghambat pekerjaan tersebut. Sehingga masalah menjadi salah satu faktor keterlambatan penjadwalah proyek. Masalah tersebut harus segela diselesaikan dengan cepat agar tidak menghambat pekerjaan yang lainnya. Untuk menyelesaikan suatu masalah biasanya pihak kontraktor melakukan rapat internal atau pun external bila masalah yang dihadapi cukup besar. Tinjauan yang praktikan lakukan selama proses praktik profesi tentang proses pemasangan dinding didapatkan beberapa masaalah dan cara penyelesaian pekerjaan dinding. Berikut adalah permasalahan dan solusi pada pekerjaan dinding yang praktikan tinjau:

Gambar 55. Compound pada Gypsum (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(11)

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 69 Debby Meidiana - 41213010032

a.

Dinding

Permasalahan a

Banyaknya retakan halus maupun kasar dan bergelombang pada dinding yang sudah terpasang. Sehingga perlu dilakukan repair atau perbaikan dan menyebabkan keterlambatan target penyelesaian pekerjaan selanjutnya. Biasanya retakan disebabkan oleh pergeseran tanah dan goresan dari alat pekerja di lapangan.

 Solusi Permasalahan a

- Kupas seluruh cat, dengan menggunakan sekrap, kemudian diamplas sampai plamir benar benar hilang sampai terlihat acian dinding. Bersihkan dinding dengan lap yang basah untuk menghilangkan debu. - Kwaskan wall sealer, setelah kering (antara 2-3 jam), kemudian dinding

di wall filler pada seluruh bagian dinding yg retak dengan menggunakan kape atau scrap, setelah benar-benar kering (waktu pengeringan 2-6 jam). Kemudian dinding di dempul dan diamplas kwaskan lagi dengan wall sealer.

Gambar 56. Permasalahan a (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 57. Solusi Permasalahan a (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(12)

b. Dinding Partisi

 Permasalahan b

Terdapat beberapa dinding partisi yang mengalami kerusakan, sehingga butuh adanya perbaikan secepatnya, karena menghambat proses pengecatan.

 Solusi Permasalahan b

Melakukan perbaikan (repair) pada dinding partisi, yaitu dengan mengcompound atau mendempul ulang bagian dinding partisi yang berlubang agar dinding yang dihasilkan rata dan rapih.

4.2.2. Pekerjaan Lantai

Pekerjaan lantai dilakukan ketika proses pengacian pada pekerjaan dinding selesai. Tahap awal pekerjaan lantai adalah pembersihan area pekerjaan dari sampah dan sisa pekerjaan sebelumnya, berfungsi untuk mempermudah proses pemasangan lantai keramik. Selanjutnya proses marking lantai untuk menentukan ketinggian lantai.

4.2.2.1. Tahapan Pekerjaan Lantai Keramik a. Kelengkapan Peralatan

- Memastikan lagi semua peralatan yang dibutuhkan telah cukup, dari mulai pengadukan, alat pasang dan juga alat penghantar material harus tersedia dengan jumlah yang cukup dan kondisi yang baik

- Memastikan kembali selalu tersedia benang tukang, pal, dan waterpass yang perlu digunakan untuk membuat garis pandu dan pengecekan kerataan pemasangan.

b. Persiapan

- Membersihkan area lokasi pekerjaan dari kotoran. - Kupas dan sisa-sisa adukan yang menonjol.

Gambar 58. Permasalahan b (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(13)

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 71 Debby Meidiana - 41213010032

- Persiapan pemasangan keramik tile dan homogenous tile adalah pembuatan garis bantu sebagai pedoman pemasangan di lantai.

- Pemasangan garis bantu bisa dilakukan dengan pembuatan benang atau garis kapur. Pembuatan garis siku pada dua arah sumbu yang merupakan titik awal pemasangan ditempelkan pada sudut pintu masuk ruangan.

- Jika sudah mendapatkan garis siku, tarik garis benang pada kedua arah sumbu tersebut pada ketinggian permukaan yang akan dipasang.

- Memastikan kembali ketinggian benang dari permukaan dasar sesuai dengan ketebalan adukan.

- Menghindari ketinggian yang terlalu besar dimana akan membutuhkan adukan semen yang terlalu banyak.peletakan titik awal dilakukan pada peletakan CT/HT tanpa perekat untuk memastikan keramik sudah sesuai.

c. Menentukan Elevasi Lantai

- Lantai toilet terhadap lantai diluarnya terdapat perbedaan elevasi 2cm.

- Elevasi tersebut harus mempunyai kemiringan kearah lubang floor drain supaya air tidak menggenang ditoilet.

- Rencanakan lokasi/bagian pembuangan sisa ukuran standar, sebagai pedoman sisa pembuangan tersebut pada bidang yang tidak langsung dapat dilihat bila orang memasuki ruangan tersebut.

- Rencanakan pula pertemuan nat pasangan lantai agar kelihatan rapih.

- Bila ruangan yang akan dipasang keramik tidak menyiku sehingga buangan sampainya tidak rata, pasangan buangan tersebut dibagian yang tidak sering atau sekilas arang memandang. Tapi bila memungkinkan untuk dipasang penambahan atau pengurangan pada dinding bisa dilaksanakan hal tersebut.

Gambar 59. Perbedaan Elevasi Lantai (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(14)

d. Pemasangan Keramik Lantai

- Tarik benang tiap 1 baris keramik kearah melintang dan buat kepalanya dari scred lantai tiap jarak 120cm.

- Pemasangan dimulai dari tepi bidang pasang berbarengan kearah memanjang dan melintang dengan selalu memasang benang untuk tiap baris pemasangan

- Tuang adukan.

- Pasanglah keramik diatas dengan perekat MU.

- Gunakan spacer dan waterpass untuk memastikan spasi keramik merata. - Semua keramik diletakan dan perekat telah ditetapkan lanjutkan ke fase

grouting.

- Campur isian nat keramik /HT dengan MU sesuai kebutuhan dan warna yang telah ditentukan.

- Terapkan nat dengan pelampung karet pada sudut 45 derajat bekerja ke dalam sisi keramik.

e. Pengecekan Keramik Lantai

Pengecekan keramik lantai dilakukan di area koridor dan lantai unit untuk mencegah adanya isi keramik yang kopong. Pengecekan keramik dilakukan setelah proses pengerjaan keramik lantai pada bagian koridor dan lantai unit selesai dengan cara mengetuk bagian atas lantai menggunakan pipa.

Gambar 60. Pemasangan Keramik Lantai (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(15)

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 73 Debby Meidiana - 41213010032

f. Pekerjaan Waterproofing

Pekerjaan Waterproofing dilakukan diarea kamar madi untuk mencegah kebocoran. Proses pengerjaan waterproofing dimulai dengan pembersihan area pekerjaan dari debu serta sampah. Setelah itu mulai dengan menggunakan adukan dan cairan water proofing

pada seluruh lantai kamar mandi. Tahapan pekerjan waterproofing sebagai berikut: - Pengerjaan pelindungan plat lantai terhadap resapan air. Permukaan beton

yang akan dilapis waterproofing harus dibersihkan dari puing-puing dan sampah pekerjaan lainnya.

- Sparing pipa air kotor, roof drain/floor drain harus di grouting memakai bahan yang sama.

- Pelapisan dengan cairan water proof keseluruh bagian lantai yang akan diwater proof.

- Pertemuan dengan dinding harus dinaikan setinggi 10cm dari lantai untuk di KM/WC.

- Setelah waterproofing dikerjakan, lalu diadakan pengetesan dimana permukaan plat beton yang telah dilapis waterproofing harus direndam air selama 14 hari setinggi 5 - 10 cm.

- Pengecekan level air pada hari berikutnya, apakah berkurang karena rembesan atau penguapan.

- Jika lolos Quality kontrol water proof dilakukan pembuangan sisa air rendaman dan secepatnya diproteksi / dilindungi dengan lapisan plesteran (discreed) memakai adukan 1pc:3pasir + lapisan kawat ayam dan dihaluskan, kecuali untuk lantai KM/WC, balkon, selasar diplester kasar. Kemiringan screed harus dibuat kearah roof drain / floor drain.

Gambar 62. Waterproofing Lantai Kamar Mandi (Sumber: Dokumentsi Pribadi)

(16)

g. Gambar Hasil Finishing Lantai

4.2.2.2. Permasalahan dan Solusi Pekerjaan Lantai

Setiap pekerjaan tidak luput dari masalah yang menghambat pekerjaan tersebut. Sehingga masalah menjadi salah satu faktor keterlambatan penjadwalah proyek. Masalah tersebut harus segela diselesaikan dengan cepat agar tidak menghambat pekerjaan yang lainnya. Tinjauan yang praktikan lakukan selama proses praktik profesi tentang proses pemasangan lantai didapatkan beberapa masalah dan cara penyelesaian pekerjaan lantai. Berikut adalah permasalahan dan solusi pada pekerjaan lantai yang praktikan tinjau:

a. Banyaknya keramik yang pecah dan kurang dalam setiap pekerjaanya.

- Keramik yang tertinggal, pecah, dan terlepas dari dinding maupun lantai adalah pekerjaan yang tidak sempurna oleh para pekerja keramik. Seharusnya peningkatan kualitas dan teknik pekerja lebih diperhatikan.

b. Ada beberapa keramik yang sudah terpasang namun gompal

- Pembongkaran kembali dan mengganti yang baru pada keramik yang gompal dan mempertebal nat supaya rata

c. Terdapat keramik yang kurang tepat dalam pengerjaannya untuk lantai, antara lain keramik masih ada yang kopong atau tidak solid atau tidak berisi penuh

- Periksa kembali, dalam sebuah areal pemasangan 3×3m biasanya terdapat 3–5 keramik yang kopong. Untuk itu segera bongkar dan ulangi

pemasangannya.

Gambar 63. Hasil Finishing Lantai Koridor, Dapur, KM, Unit & Balkon (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(17)

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 75 Debby Meidiana - 41213010032

4.2.3. Pekerjaan Plafon

Pekerjaan plafon adalah pekerjaan yang dilakukan untuk menutupi bagian atas atau area langit-langit dengan menggunakan rangka dan penutup plafon berupa gypsum board atau dengan melakukan expose plafon. Pekerjaan plafon pada proyek Superblok Victoria Square Cimone dilakukan dengan dua metode. Metode pertama adalah plafon

expose dengan membiarkan area plafon tanpa penutup atau memperlihatkan sruktur plafon atau plat lantai beton diatasnya hanyaa saja finishing dengan melakukan pengecatan. Plafon expose biasa digunakan untuk menimbulkan kesan unfinish dan mempercepat proses pengerjaan plafon. Sedangkan, metode kedua yaitu dengan menggunakan penutup plafon seperti gypsum board. Pengerjaan penutup plafon biasanya dimulai dari pengerjaan rangka plafon yang kemudian dilanjutkan dengan penutupan rangka plafon dengan gypsum board.

4.2.3.1. Tahap Pekerjaan Plafon

Pengerjaan plafon dibagi menjadi dua metode yaitu Plafon gypsum dan plafon

exposed. Berikut adalah tahap- tahap pekerjaan plafon:

a. Tahap Pekerjaan Plafon Expose

- Expose Plafon

Setelah pekerjaan instalasi listrik selesai dimulailah pekerjaan exposed plafon. Expose plafon. Metode yang digunakan seperti metode compound pada bagian plafon gypsum yaitu untuk membuat bagian plafon rata.

- Pengecatan Plafon

Proses terakhir adalah proses pengecatan plafon expose dengan cat. Biasanya proses pengecatan plafon expose menunggu proses pengerjaan plafon rangka gypsum terlebih dahulu agar sekaligus dilakukan pengecatan.

Gambar 65. Pengerjaan Plafon Exspose – Finishing Pengecatan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(18)

b. Tahap Pekerjaan Plafon Gypsum

- Pengukuran Rangka Plafon

Tahap awal pekerjaan plafon gypsum adalah pengukuran ketinggian plafon dari atas balok ataupun plat lantai. Pengukuran plafon harus diberi tanda atau garis sesuai dengan ketinggian dari lantai.

- Pemasangan Kerangka Plafon

Setelah pengukuran dan pemasangan kabel dan pipa pada langit langit selesai. Rangka plafon mulai dipasang. Rangka plafon dibuat dengan rangka Aluminium hollow dengan ukuran 40x 40mm. Pemasangan rangka menggunakan bor untuk menyambungkan bagan plat lantai dengan rangka Aluminium.

- Pemasangan Penutup Plafon

Setelah bagian rangka plafon selesai tahap selanjutnya adalah memasang penutup plafon berupa gypsum board dengan tebal 9mm. Pemasangan gypsum board juga mengunakan bor dan baut untuk memasang gypsum board pada rangka plafon. Ukuran gypsum board disesuaikan dengan rangka plafon.

- Pekerjaan Compond Plafon

Sebagai penyambungan plafon gypsum agar membuat permukaan plafond rata dan bebas dari bekas-bekas sambungan.

- Pengecatan Plafon

Finishing pada tahap plafon adalah pengecatan plafon. Tahap pengecatan plafon yaitu dempul, pengecekan dan tahap akhir atau penyesaian pekerjaan..

(19)

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 77 Debby Meidiana - 41213010032

4.2.3.3. Permasalahan dan Solusi pada Pekerjaan Plafon

Permasalahan yang praktikan ketahui selama proses praktik profesi tentang proses pekerjaan plafon didapatkan beberapa masalah dan cara penyelesaian pekerjaan plafon. Berikut adalah permasalahan dan solusi pada pekerjaan plafon yang praktikan tinjau:

a. Terjadinya kebocoran akibat waterproofing yang kurang baik menyebabkan plafon mengalami kerusakan dan harus melakukan perbaikan dan pengerjaan ulang.

- Sebelum pengerjaan plafon, waterproofing harus sudah baik dan benar sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada plafon. Harus ada pengecekan dan tes ulang waterproofing pada bagian tersebut, jika sudah selesai bagian tersebut harus di kerok terlebih dahulu untuk melakukan pengecetan ulang.

b. Terjadinya kesalahan pada jalur pemipaan ME menyebabkan plafon harus mengalami penjebolan untuk perbaikan jalur ME.

- Seharusnya pada saat proses finishing seperti pemasangan plafon, pekerjaan seperti itu harus sudah dicek terlebih dahulu sehingga tidak mengakibatkan kerugian seperti ini. Plafon pada bagian tersebut harus ditambal dan kemudian dicompound dan di cet kembali agar rata dan tidak terlihat adanya perbedaan di titik tersebut.

Gambar 67. Kebocoran yang mengakibatkan kerusakan pada plafon (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 68. Kerusakan Plafon akibat jalur pemipaan ME (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(20)

4.2.4. Pekerjaan Kusen

Suatu pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang tetap atau mati di dalam dinding, sedang daunnya digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel.

4.2.4.1. Tahap Pekerjaan Kusen a. Pintu Kayu

- Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau.

- Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank untuk menentukan kedudukan kusen.

- Pasang angker pada kusen secukupnya.

- Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu 2 meter dari tinggi bouwplank.

- Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan menggunakan unting-unting.

- Pasang skrup sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.

- Pasang patok untuk diikat bersama dengan skrup sehingga kedudukan menjadi kokoh.

- Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari kusen.

- Bersihkan tempat sekelilingnya.

Gambar 69. Pekerjaan Pintu Kayu (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(21)

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 79 Debby Meidiana - 41213010032

Pintu Besi

- Check ukuran opening

- Check garis elevasi pada kedua frame, tentukan elevasi garis finish lantai tentukan center line / letak posisi angkur.

- Bobok kolom praktis/shear wall pada posisi titik angkur hingga terlihat pembesiannya.

- Dirikan/ tegakkan frame sesaikan dengan ketentuan elevasi. - Las angkur frame dengan besi tulangan kolom praktis.

- Grouting celah disekeliling frame (gunakan grouting yang telah disepakati). - Setelah grouting keras dan pekerjaan plester disekitar frame berumur minimal

1 hari bisa dipasang daun pintu besinya. - Pasang hardware pintu besi

b. Jendela Alumunium

- Siapkan lubang kusen untuk jendela rangka alumunium. Ukuran lubang disesuaikan dengan ukuran kusen.

- Lalu masukan kusen kedalam lubang, atur posisinya agar kusen pas dengan alat. Setelah posisinya pas maka perhatikan kelurusan kusen dengan dinding - Buat lubang untuk tempat skrup pada dinding menggunakan alat bor,

kemudian masukkan fischer kedalam lubang bor dan kencangkan fischer dengan obeng.

- Siapkan rangkaian jendela yang sudah siap.

- Rangka jendela masukkan kedalam lubang kusen, lalu pasang semua aksesoris seperti engsel, handle, door closer dan lainnya.

- Pasang kaca dengan cara, dibuka pada framenya lalu dimasukkan kedalam frame sampai posisinya pas dan diberi sealent agar kaca tidak goyang maupun pecah.

Gambar 70. Pintu Besi (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(22)

- Kemudian lakukan finishing pada dinding.

4.2.5. Pekerjaan Railling Balkon

Railing Balkon adalah pembatas atau pelindung yang umumnya terdapat pada balkon. Ketinggian railing harus sesuai dengan standar yang ada karena berpengaruh terhadap pengguna bangunan.

4.2.5.1. Tahap Pekerjaan Pekerjaan Railing Balkon Unit

a. Pengelasan Railing dengang baut angkur

Pengelasan dilakukan oleh pekerja yang memiliki keterampilan dibidang las. Pengelasan dilakukan menggunakan las listrik. Pengelasan yang dilakukan harus sama rata dan alur lasnya teratur untuk menyambung baut angkur dengan besi hollow.

b. Pembuatan Tanggulan

Pembuatan tanggulan difungsikan untuk menambah kekuatan dari sambungan besi dan angkur yang telah dilas. Tanggulan berfungsi juga untuk mempermudah pekerjaan

waterproofing pada lantai.

c. Waterproofing Lantai Balkon

Selain pada area kamar mandi Pekerjaan Waterproofing juga dilakukan diarea balkon unit untuk mencegah kebocoran area balkon. Proses pengerjaan waterproofing

dimulai dengan pembersihan area pekerjaan dari debu serta sampah. Setelah itu mulai dengan menggunakan adukan dan cairan waterproofing yang diaplikasian pada seluruh bagian lantai balkon. Pada bagian sisi atau sudut diberikan serat- serat fiber sebagai persyaratan produk.

Gambar 71. Jendel Alumunium (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(23)

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 81 Debby Meidiana - 41213010032

d. Pemasangan Keramik Balkon

Pekerjaan pemasangan keramik balkon dimulai dari pembersihan area lantai yang sudah diwaterproofing. Kemudian mulai mengukur dengan menarik tali sesuai besaran keramik dan pola lantai yang terdapat pada gambar kerja di lapangan.

e. Pengecatan Railing Balkon

Cat pada area luar harus sangat diperhatikan ketahanannya. Cat pada ruang luar haruslah anti karat dan dapat menahan cuaca. Biasanya railing yang belum dipasang telah mengalami pengecatan terlebih dahulu. Pengecatan pada tahap ini adalah pengecatan tahap akhir pekerjaan karena selama pekerjaan tentu saja railing yang digunakan bisa terkena noda ataupun terkelupas.

4.2.5.2. Permasalahan dan Solusi Pekerjaan Railing Balkon

Selama proses praktik profesi, praktikan tidak menemukan permasalahan pada proses pekerjaan railing balkon. Sehingga dengan tidak adanya permasalahan railing balkon maka, proses pekerjaan tidak mengalami kendala dan dapat berjalan sesuai dengan rencana pekerjaan.

4.3.6. Pekerjaan Meja

Pantry

Pekerjaan meja pantry termaksud pekerjaan furnitur (prabot) pada apartemen ini, namun pengerjaan meja pantry ini dibuat permanen dan menyatu pada coran struktur yang menempel di lantai dan dinding. Dimulai dari pembuatan coran pada bagian dinding yang berfungsi sebagai pengikat meja pantry dengan dinding struktur.

Gambar 72. Railling Balkon Unit (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(24)

4.2.6.1. Tahap Pekerjaan Meja Pantry

a. Pembersihan dan Pengukuran Lokasi Kerja

Pembersihan lokasi kerja perlu dilakukan untuk mempermudah pross pengerjaan meja pantry. Setelah lokasi dibersihkan mulailah mengukur besaran meja pantry yang dibutuhkan sesuai dengan gambar kerja yang ada di lapangan.

b. Pemasangan Wiremesh untuk Meja Pantry

Untuk memasangan wiremesh terlebih dahulu memasang papan penatak

wiremesh untuk keperluan pencetakan atau cor meja pantry. Pada bagian dinding sesuai dengan ketinggian meja pantry diberikan garis coran dan pembolong untuk memasukan besi wiremesh. Pembesian tersebut berfungsi untuk mengkokohkan meja pantry yang akan digunakan.

c. Pemasangan Cetakan Sink

Ukuran cetakan sink disesuaikan dengan ukuran sink pada aslinya. Cetakan ini difungsikan agar bagian sink tidak tertutup cor untuk meja pantry.

d. Pengecoran Meja Pantry

Proses pengecoran meja pantry dilakukan setelah pembesian meja pantry selesai.

e. Pemasangan Keramik

Tahap awal adalah penyesuaian gambar pola keramik dengan meja pantry sesuai gambar. Kemudian ditandai pada meja pantry sesuai dengan pengukuran. Setelah itu mulailah dengan menggunakan perekat keramik yang diaplikasikan pada bagian meja keramik dan kemudian dilakukanlah pemasangan keramik satu persatu untuk memastikan tidak adanya ruang atau celah antar keramik.

f. Pemasangan Utilitas Meja Pantry

Pemasangan kutilitas disesuaikan dengan gambar kerja. utilitas seperti keran dan

sink diletakan sesuai dengan gambar. Pemipaan pada pada bagian bawah meja pantry dengan pipa disesuaikan dengan jalur air dari sink menuju greaser trap kemudian menuju pipa pembuangan.

(25)

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 83 Debby Meidiana - 41213010032

4.2.6.2. Permasalahan dan Solusi pada Pekerjaan Meja Pantry

Selama proses praktik profesi, praktikan tidak menemukan permasalahan pada proses pekerjaan Meja pantry. Sehingga dengan tidak adanya permasalahan maka, proses pekerjaan tidak mengalami kendala dan dapat berjalan sesuai dengan rencana pekerjaan.

4.2.7. Pekerjaan Dinding Precast

Berbeda dengan pekerjaan dinding sekat pembatas antar ruang yang menggunakan pasangan, pekerjaan dinding pembatas antara bagian dalam bangunan dengan bagian luar bangunan ini menggunakan precast. Salah satu keunggulan dari precast

adalah waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan lebih cepat dibanding dengan pemasangan aerolok untuk luas pekerjaan yang sama.

4.2.7.1. Tahap Pekerjaan Dinding Precast a. Persiapan

- Mempersiapkan bahan , tenaga kerja dan alat. - Mempersiapkan material/bahan.

- Material yang digunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pemberi tugas atau konsultan pengawas.

b. Peralatan yang Digunakan

- chain block - Precast Panel - Tower Crane - Embedded plate - Las

Gambar 73. Pekerjaaan Meja Pantry (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(26)

c. Metode Pelaaksanaan

- Sebelum precast panel dinaikkan dengan menggunakan tower crane ke lokasi pemasangan, alat bantu seperti chain block, adjustable dan tekel harus dipersiapkan terlebih dahulu.

- Tekel digantung dengan menggunakan chain block dan dikaitkan pada lift hook yang tertanam pada struktur.

- Setelah semua peralatan dipersiapkan, dilakukan pemasangan embeded untuk sambungan precast panel dengan lantai di lokasi pemasangan.

- Precast panel dinaikkan ke lokasi dengan menggunakan tower crane.

- Setelah sampai pada lokasi, precast panel kemudian dipindahkan dari tower crane ke tekel.

- Precast panel kemudian disetel/disetting dengan menggunakan tekel dan adjustable. Setelah didapat settingan precast panel yang tepat, dipasang dynabolt pada embeded dengan cara pengelasan.

- Apabila pengelasan telah selesai, maka dilakukan pengecekan kembali apakah posisi panel precast tidak berubah setelah dilas pada joint-joint conection.

- Setelah posisi precast telah terpasang, pada bagian celah antara dinding dan precast diberi hebel agar saat terjadi pergeseran tidak langsung menghsilkan patahan pada precast, lalu di plester agar rata dan rapi.

- Setelah semua pekerjaan selesai, tekel yang digunakan untuk menggantung precast panel dilepas dan dipindahkan ke lokasi pemasangan precast panel berikutnya.

Gambar 74. Precast (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(27)

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 85 Debby Meidiana - 41213010032

Gambar 77. Pekerjaan pemasangan Precast (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 76. Plat baja yang dijepit ke plat lantai (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 75. Celah antara dinding dan precast yang di isi hebel (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(28)

4.3. Tugas Selama Praktik Profesi

4.3.1. Tugas Ceilling Plaza (Tower B)

Gambar 78. Pemasangan Precast (Sumber: Google)

Gambar 79. Keyplan (Sumber: Data Proyek)

Gambar 80. Denah dan 3D Ceilling Strip Plaza Tower B (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(29)

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 87 Debby Meidiana - 41213010032

Gambar 81. Layout, keyplan dan detail (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 82. Potongan Ceilling Strip Plaza (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(30)

4.3.2. Tugas Dinding Pembatas (Tower A dan B)

Gambar 83. Pola dan Potongan Dinding Pembatas (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 84. Detail Dinding Pembatas (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 85. Suasana Dinding Pembatas pada pagi – siang – malam (Sumber: Dokumentasi Pibadi)

(31)

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 89 Debby Meidiana - 41213010032

4.3.3.

Tugas Ceilling Gym (Tower B)

Gambar 88. Denah dan Pola Ceilling Gym (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 86. Potongan Ceilling Gym (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 87. 3D Ceilling Gym (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(32)

4.3.4. Tugas Dinding Pembatas (Batas tapak – Bangunan Pembangunan)

Gambar 90. Potongan G (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 89. Potongan E dan F (Sumber; Dokumentasi Pribadi) Gambar 91. Groundfloor, dan Potongan

(33)

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 91 Debby Meidiana - 41213010032

Gambar 92. 3D Dinding pembatas Tapak – Bangunan Pembangunan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar

Gambar 48. Plesteran pada dinding  (Sumber: Dokumentsi Pribadi)
Gambar 50. Ilustrasi tahapan dinding  (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 53. Rangka Dinding Partisi  (Sumber: Dokumentasi Pribaadi)
Gambar 55. Compound pada Gypsum  (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini Penulis berhasil membuat Game Space Invad ini dan terdapat beberapa kelemahan, berdasarkan perbandingan yang di lakukan penulis menyimpulkan bahwa

Terkait kelebihan yang dimiliki membaca kritis dalam merangsang kemampuan berpikir siswa, dan beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa membaca kritis

Pada era global sekarang ini, keamanan sistem informasi berbasis internet menjadi suatu ”Keharusan” untuk diperhatikan, karena jaringan komputer internet yang sifatnya

Lampiran 6 : Pelan Tindakan Peringkat Fungsian dan Aras Proses Utama : Pengauditan (Pejabat Naib Canseor) Objektif Kualiti :. Melaksanakan pengauditan mengikut program audit

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahaun

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

Terutama setelah kita mengetahui sejarah perkembangan bahasa Indonesia serta Perkembangan bahasa Indonesia di era globalisasi ini ada yang berdampak positif dan ada pula yang

Populasi yang dimaksud disini adalah jumlah dokumen rekam medis rawat inap dengan kasus bedah pada tindakan kraniotomi di SMC Telogorejo Semarang yaitu ada 33