• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V: LAPORAN PEKERJAAN ARSITEKTUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V: LAPORAN PEKERJAAN ARSITEKTUR"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V: LAPORAN PEKERJAAN ARSITEKTUR

5.1. Proses Pelaksanaan Praktik Profesi

Proses Pelaksanaan Praktik Profesi berlangsung selama 40 hari kerja yang dimulai pada tanggal 8 Februari sampai dengan 8 April 2017, berikut dibawah ini adalah Time Frame praktik profesi yang dilaksanakan pada Proyek Bintaro Icon

Apartemen :

Gambar 18: Time Frame Pelaksanaan Praktik Profesi Sumber: Data Pribadi (2017)

Proses pengamatan Praktik Profesi di lapangan yang dilakukan yaitu memeriksa kerusakan bangunan dilihat dari segi arsitektur, dengan pengambilan gambar kejadian pekerjaan pada saat itu, kemudian disusun dalam bentuk laporan pekerjaan yang selanjutnya diberikan kepada pembimbing Paraktik Profesi di lapangan. Adapun poin-poin pekerjaan yang menjadi fokus pengamatan praktikan adalah sebagai berikut :

 Pemasangan dinding hebel

 Finishing plester dan acian dinding

 Pemasangan langit-langit

 Pemasangan keramik unit apartemen

 Pemasangan dinding precast

Berikut ini adalah proses harian pelaksanaan Paraktik Profesi yang dilaksanakan dari pertama kedatangan sampai berakhirnya kerja praktik tersebut:

START

• NOVEMBER 2015 PRAKTIK PROFESI • 8 FEB – 8 APRIL 2017 FINISH • DESEMBER 2017

(2)

a. Mahasiswa kerja praktik datang ke kantor PT. Triponoto Sri Konsultan paling lambat pada pukul 09.00 WIB. Kemudian mendengarkan perintah pekerjaan yang harus dilakukan yaitu defect architecture. Awalnya mahasiswa

dibimbing dalam proses pekerjaannya, setelah mengerti mahasiswa melakukan pekerjaan ini sendiri dengan tak lupa mengenakan helm proyek sebagai syarat keamanan yang terdapat dalam aturan proyek.

b. Menuju ke lokasi proyek Bintaro Icon Apartment.

c. Melakukan pekerjaan sesuai yang telah diperintahkan yang berkaitan dengan pekerjaan arsitektural yang sedang berjalan dari Easton Park Apartment. d. Mengambil gambar kejadian pada saat bekerja, khususnya pada proyek

Bintaro Icon Apartment Tower Amethyst dan Chrysant.

e. Memberi nomor atau penamaan pada denah lantai sesuai dengan lokasi yang disurvei atau sesuai dengan pengambilan gambar yang dilakukan. f. Melaporkan semua kejadian yang terjadi di lapangan pada hari berikutnya

dalam bentuk tabel laporan pekerjaan defect architecture yang kemudian

akan diproses lebih lanjut oleh pembimbing atau personil yang terkait dalam bidangnya yang lebih profesional.

5.2. Lingkup Pekerjaan Finishing Arsitektur di Lapangan

Yang dimaksud dengan pekerjaan finishing bangunan yaitu pekerjaan yang berkaitan dengan desain arsitektural yang mencangkup pekerjaan estetika façade, desain interior, dan landscape. Pekerjaan ini dilakukan setelah semua pekerjaan struktur sudah selesai. Finishing adalah sebuah proses terakhir dari seluruh pekerjaan bangunan. Terdapat 2 (dua) jenis pekerjaan finishing yaitu finishing kering dan finishing basah (Asiyanto, 2005).

Pekerjaan finishing pada proyek ini meliputi beberapa jenis tahapan pekerjaan yang disesuaikan menurut klasifikasi jenis pekerjaan yang dilakukan. Untuk masing-masing pekerjaan terdiri dari beberapa paket pekerjaan yang

(3)

merupakan bagian dari pekerjaan finishing secara keseluruhan, antara lain dapat diuraikan sebagai berikut :

5.2.1. Pekerjaan Dinding Hebel

A. Derskripsi

 LINGKUP PEKERJAAN

Semua pekerjaan pasangan dinding hebel baik untuk pasangan dinding diluar bangunan (pagar) dan dalam bangunan (gedung) yang disebutkan dalam gambar-gambar berikut pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.

 MATERIAL

Bahan batu hebel harus memenuhi syarat-syarat :

a. Bermutu, ukuran-ukuran sama rata dan saling tegak lurus, tidak retak-retak.

b. Memenuhi syarat-syarat yang dikeluarkan oleh hebel, termasuk untuk :

- Membran waterproofing antara hebel dan permukaan

beton struktur.

- Hubungan ke elemen-elemen struktur. - Jenis adukan dan tingkat kekuatannya.

Kontraktor harus menyerahkan sampel hebel yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari pengawas. Hebel yang ternyata tidak memenuhi syarat-syarat harus segera dikeluarkan dari site.

 PROPORSI ADUKAN

a. Adukan waterproof (kedap air) 1 pc : 2 psr

b. Plesteran waterproof (kedap air) 1 pc : 2 psr c. Adukan untuk pasangan dinding luar (pagar) 1 pc : 3 psr d. Adukan untuk pasangan dinding dalam 1 pc : 4 psr

 PEMASANGAN

a. Cara dan perlengkapan untuk pengangkutan hebel atau adukan harus sedemikia rupa sehingga tidak merusak hebel

(4)

b. Setelah permukaan pondasi disiapkan dengan baik hebel dipasang dengan adukan setebal antara 1,5 – 2,5 mm.

c. Hebel tidak boleh dipasang waktu hujan lama atau hujan besar.

d. Tidak diperkenankan berdiri di atas pekerjaan hebel sebelum pasangan mengeras.

e. Pada waktu pemasangan hebel tersebut harus bebas dari air yang melekat.

f. Hebel harus dipasang dengan baik, rata, horizontal, dikerjakan dengan alat-alat pengukur datar maupun tegak (lot, dsb), sambungan rata, sudut persegi, nat tegak tidak segaris (silang), permukaan baik dan rata.

g. Pada penghentian-penghentian pasangan harus dipakai penggigian miring.

h. Setiap hari hanya diperkenankan memasang hingga 1 m, kecuali dengan seijin pengawas.

i. Pemasangan hebel harus disirami dengan air. j. Adukan 1 pc : 2 psr digunakan untuk :

- Dinding dalam, sampai setinggi 20 cm dari lantai

dalam.

- Dinding luar, sampai setinggi 50 cm dari lantai dalam. - Dinding kamar mandi, WC, tempat cuci, sampai

setinggi 150 cm dari lantai dalam.

k. Semua pemasangan harus terikat kuat dengan kolom, dinding-dinding beton, balok atau pelat beton dan bagian-bagian struktur lainnya.

B. Permasalahan

Adapun permasalahan yang ditemukan terkait pekerjaan pemasangan dinding hebel pada saat proses praktik profesi dilaksanakan adalah sebagai berikut:

(5)

 Pada beberapa bagian dinding terutama pada bagian sudut, terdapat permukaan yang tidak rata atau miring. Hal tersebut juga sering ditemukan pada pemasangan hebel yang dilakukan untuk pelapis dinding geser.

 Terdapat hebel yang retak setelah proses pemasangan selesai dilaksanakan, sehingga perlu dilakukan pembongkaran untuk penggantian bagian-bagian hebel yang retak.

 Kerusakan pada dinding yang telah selesai dilakukan finishing akibat dari adanya pekerjaan tambahan atau susulan dari pekerjaan elektrikal.

Table 2: Permasalahan Pada Pekerjaan Dinding Hebel Sumber: Data Pribadi (2017)

C. Solusi

Upaya perbaikan yang dilakukan pada kerusakan yang terjadi terkait pekerjaan dinding hebel yaitu:

1. Seharusnya kualitas pekerja lebih diseleksi lagi oleh para PM Sub kontraktor, untuk lebih menjaga keamanan dan kualitas pekerjaan mereka.

2. Teknik pekerjaan dan pengalaman harus ditingkatkan untuk mengurangi resiko pekerjaan yang kurang baik.

3. Sub kontraktor harus memiliki jumlah pekerja yang pasti pada setiap poyek, untuk menghindari kurangnya pekerja.

4. Untuk kerusakan yang terjadi akibat pekerjaan ME pada dinding dapat dilakukan perbaikan dengan pemasangan kawat ayam pada pipa konduit

(6)

yang terdiri dari 3 buah pipa selanjutnya lakukan grouting, plester, dan aci.

D. Kesimpulan

Pada setiap pelaksanaan pekerjaan dalam proyek konstruksi, kerusakan atau kegagalan akan selalu dapat diminimalisir jika proses jalannya pekerjaan benar-benar mendapat perhatian baik dari pihak pengawas ataupun para pekerjanya sendiri.

5.2.2. Pekerjaan Plesteran Dinding

A. Deskripsi

 LINGKUP PEKERJAAN

Meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan pelapisan dinding dengan bahan atau material tertentu seperti yang tercantum dan ditunjukan dalam gambar.

 KETENTUAN MATERIAL a. Plesteran

- Pasir yang digunakan adalah pasir yang bersih, tidak mengandung

tanah atau tanah liat, lumpur dan kotoran-kotoran lainnya, kasar, tajam (Harus sesuai NI – 3, Psl 4 dan NI – 2, Bab 3.3). mempunyai bentuk yang sama besarnya (merata), dan pasir harus dicuci sebelum dipakai.

- Untuk pekerjaan plesteran dinding-dinding dan lantai yang

membutuhkan ketelitian dan kerapian pekerjaan, maka pasir-pasir tersebut harus disaring / diayak sebelum digunakan. Untuk semua pekerjaan plesteran tidak diperkenankan menggunakan kapur.

- Portland Cement (PC) yang dipakai harus baru, tidak ada

bagian-bagian yang membantu seperti diisyaratkan dalam NI – 8. Hanya satu merk dari satu jenis semen yang boleh digunakan dalam pekerjaan.

- Air yang digunakan harus bersih, segar dan bebas dari

bahan-bahan yang merusak, minyak, asam, alkali dan unsur organik.

- Pada permukaan dinding beton yang akan diplester harus dibuat

(7)

siar-siar sebelumnya harus dikerok sedalam 1 cm untuk memberikan pegangan pada plester. Selain itu permukaan harus bersih dan bebas dari cat, lumut, minyak, lemak, asam, dll. Yang terlebih dahulu bereaksi dengan lapisan dasar. Sebelum plesteran dimulai, semua permukaan harus disemprot dengan air bersih hingga jenuh.

- Pekerjaan plesteran harus rapi menurut bentuk dan ukuran

didalam gambar. Pekerjaan harus lurus, datar, tidak bergelombang, tajam pada bagian sudut-sudut, tidak keropos (kosong didalam) dan tidak retak-retak. Apabila hasil plesteran anda menunjukan hasil seperti yang disebutkan diatas, maka bagian tersebut harus dibongkar dan diperbaiki. Hal ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

b. Proporsi Adukan

Untuk pasangan, pada dasarnya plesteran mempunyai adukan yang sama dengan pasangannya. Adukan tersebut adalah :

- Dinding dalam 20 cm dari lantai – 1 PC : 2 Psr

- Dinding luar, 50 cm dari lantai – 1 PC : 2 Psr (terlindungi oleh

luifel)

- Dinding luar tidak terlindungi oleh luifel, seluruh permukaan 1 PC :

2 Psr

- Dinding kamar mandi, WC dan tempat-tempat cuci, sampai 150

cm dari lantai – 1 PC : 2 Psr

- Dinding-dinding lain – 1 PC : 4 Psr

- Sudut-sudut, nat dan bagian-bagian yang berada dibagian tepi – 1

PC : 3 Psr

- Tebal plesteran rata-rata 20 mm (tidak kurang dari 1 cm atau lebih

(8)

Gambar 19: Proses Plesteran dan Pengacian Dinding Hebel Sumber: Dokumentasi Pribadi (2017)

B. Permasalahan

Adapun permasalahan yang ditemukan terkait pekerjaan pemasangan langit-langit pada saat proses praktik profesi dilaksanakan adalah sebagai berikut:

 Terkadang ditemukan retak rambut pada bagian dinding yang telah selesai proses acian dan pengecatan.

 Mutu plesteran pada beberapa bagian kurang baik dan mudah runtuh akibat dari proses campuran dan pengaplikasian yang kurang baik pula.

(9)

 Sering terdapat beberapa kerusakan akibat pekerjaan ME susualan.

Table 3: Permasalahan Pada Pekerjaan Plester dan Acian Sumber: Data Pribadi (2017)

C. Solusi

Upaya perbaikan yang dilakukan pada kerusakan yang terjadi terkait pekerjaan plesteran dinding yaitu:

1. Keretakan yang terjadi pada dinding yang telah diplester ataupun diaci biasanya terjadi karena kesalahan pada proses pengaplikasian, oleh karena itu skill pekerja perlu ditingkatkan demi meminimalisir kesalahan-kesalahn yang terjadi pada saat proses pekerjaan berlangsung.

2. Peran serta pengawas lapangan dalam mengawasi jalannya pekerjaan pada setiap prosesnya sangat diperlukan agar tingkat kualitas hasil pekerjaan menjadi lebih baik lagi.

3. Koordinasi antar bagian pekerjaan pada saat proses pekerjaan berlangsung perlu ditingkatkan lagi agar tidak terjadi susulan-susulan pekerjaan yang dapat mengganggu proses pekerjaan di setiap bagiannya.

D. Kesimpulan

Koordinasi antara pengawas proyek dengan para pekerja harus selalu terjalin dengan baik, dan komunikasi serta kedisiplinan kerja harus tetap dijaga agar proses pekerjaan dapat berlangsung dengan baik.

(10)

5.2.3. Pekerjaan Langit-Langit

A. Deskripsi

 LINGKUP PEKERJAAN

Pengadaan dan pemasangan papan gypsum dan kalsiboard terpasang pada rangka baja dan kerangka alumunium, dan pekerjaan yang terkait dengan pemasangan plafon.

 PERSYARATAN BAHAN

a. Pekerjaan langit-langit seluruhnya menggunakan bahan gypsum, kecuali pada area-area basah dengan kelembaban tinggi yang menggunakan kalsium silikat kalsiboard, seperti yang diperihatkan pada gambar.

b. Gypsum dan kalsiboard yang digunakan harus berkualitas baik, tahan api dengan ketebalan masing-masing 9 mm dan 6 mm, dengan panjang paling maksimum yang tersedia agar diperoleh sambungan yang paling minimum.

c. Bahan pengikat, sealant, tape, compound harus memenuhi persyaratan pabrik pembuat papan gypsum dan kalsiboard.

d. Rangka langit-langit menggunakan rangka metal (hollow metal)

sebagai rangka pokok dengan ukuran 12 x 38 mm – tebal 1 mm, dan hebel berukuran 40 x 25 mm – tebal 0.5 mm yang dipasang pada rangka induk.

e. Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai ketentuan dan standar yang berlaku dalam : - NI - 3 - 1970 - NI – 5 – 1961 - NI – 0189 – 78 - NI – 0404 – 78 - NI – 0695 – 82

(11)

Gambar 20: Material Papan Gypsum dan Hollow Metal Sumber: Dokumentasi Pribadi (2017)

 PEMASANGAN

a. Pemasangan langit – langit diawali dengan menyusun rangka induk dengan jarak antar hebel 120 cm. Hebel besi hollow tersebut digantung dengan menggunakan besi diameter 5 mm dan dikaitkan pada besi yang dipakukan ke dak beton.

b. Selanjutnya pada rangka induk dipasang rangka lainnya yang memakai besi hollow dengan jarak antar hebel 60 cm. Gypsum / kalsiboard dipasang pada rangka tersebut dan pada bagian tepi dinding digunakan plat besi (wall angle) yang cukup kuat untuk menerima beban gypsum / kalsiboard tersebut. Panjang wall angle tersebut 3 m yang dipaku ke dinding tiap 30 cm.

c. Untuk plafon dengan desain khusus harus disesuaikan dengan gambar yang sudah ada baik bentuk maupun ukurannya.

(12)

B. Permasalahan

Adapun permasalahan yang ditemukan terkait pekerjaan pemasangan langit-langit pada saat proses praktik profesi dilaksanakan adalah sebagai berikut:

 Terkadang ditemukan retak rambut pada langit-langit yang telah selesai dipasang.

 Ditemukan beberapa titik jamur pada bagian langit-langit.

 Sambungan antar papan gypsum yang telah dilakukan proses finishing compound terkadang permukaannya sedikit bergelombang.

 Leveling rangka plafon tidak rata atau miring.

Table 4: Permasalahan Pada Pekerjaan Langit-Langit Sumber: Data Pribadi (2017)

C. Solusi

Adapun solusi atau upaya perbaikan yang dilakukan pada kerusakan yang terjadi terkait pekerjaan langit-langit yaitu:

(13)

1. Retak rambut yang ada pada bagian sambungan papan gypsum pada plafon dapat terjadi dikarenakan terkadang pekerja lupa untuk menggunakan kain kasa pada saat proses finishing sambungan, oleh karena itu pihak pengawas harus teliti dalam mengawasi para pekerja. 2. Bercak jamur pada plafon dikarenakan sempat terjadi kebocoran akibat

kegiatan pengetesan kualitas plat lantai, seharusnya hal tersebut tidak perlu terjadi jika saja ada koordinasi antara para pelaku proyek karena hal tersebut selain dapat memperlambat proses pekerjaan juga dapat menimbulkan kerugian bagi pemilik proyek.

3. Seharusnya kualitas pekerja lebih diseleksi lagi oleh para PM Sub kontraktor, untuk lebih menjaga keamanan dan kualitas pekerjaan mereka.

4. Teknik pekerjaan dan pengalaman harus ditingkatkan untuk mengurangi resiko pekerjaan yang kurang baik.

D. Kesimpulan

Pada point pekerjaan langit-langit baik pada saat proses instalasi rangka plafond, pemasangan papan gypsum dan finishing kompon membutuhkan tingkat ketelitian dan kerapihan yang baik, selain itu karena pekerjaan tersebut adalah pekerjaan di ketinggian maka peran pengawas sangat dibutuhkan agar tingkat kecelakaan pekerja pada saat proses berjalannya pekerjaan dapat diminimalisir.

5.2.4. Pekerjaan Keramik Lantai

A. Deskripsi

 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan termasuk alat – alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil yang bermutu baik. Pekerjaan keramik ini meliputi lantai keramik, dinding keramik dan seluruh detail yang disebutkan/ditunjuk dalam gambar.

(14)

a. Bahan keramik

 Jenis :

- Lantai Homogenous Tile ukuran 60 x 60 cm menggunakan

merk Indogress, Sehati, Granito

- Lantai Homogenous Tile ukuran 60 x 60 cm untuk trap

tangga menggunakan merk Indogress, Sehati, Granito

- Lantai keramik 20 x 20 cm untuk KM/WC menggunakan

merk KIA, IKAD

- Dinding keramik 20 x 20 cm untuk KM/WC menggunakan

merk KIA, IKAD

- Plint lantai menyesuaikan dengan ukuran keramik lantai

sesuai yang ditunjukan dalam gambar.

 Bahan perekat : adukan spesi 1 pc : 3 pasir pasang

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan – peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia (NI – 19), PVBB dan PVBI 1982

c. Semen Portland harus memenuhi NI – 8, pasir dan air harus emmenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PVBB 1970 (NI – 3) dan PBI 1971 (NI – 2) dan ASTM

d. Bahan- bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan.

 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Sebelum dimulai pekerjaan, kontraktor diharuskan membuat shop drawing mengenai pola keramik.Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan ternoda.

b. Adukan pasangan/pengikat dengan adukan campuran 1 pc : 3 pasir pasang

c. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.

d. Pola, arah dan pemasangan awal keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan terpasang di dinding : panel listrik, stop kontak, saklar dan lain-lain yang tertera di

(15)

e. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar f. Awal pemasangan keramik pada dinding maupun lantai dan kemana sisa ukuran harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi dan Pengawas Lapangan sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.

g. Bidang dinding dan lantai keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus. Siar arah horizontal maupun vertikal pada dinding dan lantai yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis lurus.

h. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar) harus sama lebarnya, maksimum 3 mm yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus sama lebar dan dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.

i. Setelah spesi pasangan mengering, siar antara (nat) harus diisi penuh dengan adukan pc dan dikeruk halus hingga menghasilkan permukaan nat yang sama dengan garis tepian tegel.

j. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan keramik, hingga betul betul bersih. k. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban

selama 3 x 24 jam dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.

l. Keramik plit terpasang siku terhadap lantai dengan memperhatikan siar-siarnya bertemu siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.

B. Permasalahan

Adapun permasalahan yang ditemukan terkait pekerjaan pemasangan keramik pada saat proses praktik profesi dilaksanakan adalah sebagai berikut:

(16)

 Area kerja, khusunya pada pekerjaan pemasangan keramik kamar mandi kurang penerangan.

 Banyaknya ditemukan nat keramik yang tertinggal.

 Terdapat goresan-goresan pada keramik yang sudah selesai dipasang, bahkan di beberapa bagian mengalami retak rambut.

 Sampah pada area kerja.

Table 5: Permasalahan Pada Pekerjaan Keramik Sumber: Data Pribadi (2017)

C. Solusi

Adapun solusi atau upaya perbaikan yang dilakukan pada kerusakan yang terjadi terkait pekerjaan langit-langit yaitu:

1. Pada saat pemasangan keramik kamar mandi khususnya, pekerja perlu dibekali lampu penerangan jika dibutuhkan agar area tempat mereka bekerja cukup terang sehingga mempermudah proses pekerjaan.

(17)

2. Banyaknya nat yang tertinggal pada pasangan keramik kamar mandi baik pada bagian lantai ataupun dinding salah satunya diakibatkan oleh penerangan yang kurang cukup pula, oleh karena itu tingkat ketelitian para pekerja menjadi berkurang.

3. Goresan-goresan atau bahkan kerusakan hingga keramik menjadi retak ataupun pecah sebetulnya dapat dihindari dengan melapisi bagian permukaan keramik dengan plastic pelindung atau kardus jika memang terpaksa harus dilakukan pekerjaan susulan di area yang sudah dipasang keramik demi meminimalisir kerusakan yang ada.

4. Peran petugas kebersihan dan kedisiplinan para pekerja dalam melaksanakan pekerjaan perlu ditingkatkan agar proses pekerjaan yang seharusnya dapat berjalan pada suatu area tidak terhambat hanya karena sampah atau barang bekas menumpuk pada area kerja.

D. Kesimpulan

Pekerjaan pemasangan keramik adalah suatu pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan dengan terburu-buru, dan harus dikerjakan dengan ketelitian terutama jika pemasangan keramik dilakukan di area kamar mandi atau area basah lainnya, karena pada area basah selain mutu campuran bahan perekat keramik harus baik, proses finishing yaitu pengaplikasian semen nat keramik juga mempengaruhi kekedapan permukaan terhadap air.

5.2.5. Panel PreCast

A. Deskripsi

Pasangan Precast sesuai Gambar Rencana.

Adapun metode dalam pemasangan precast meliputi:

1. Joint survey dan marking posisi perletakkan modul-modul panel.

2. Perapian dan pemasangan lubang-lubang dynabolt pada struktur gedung

3. Erection dan setting precast.

4. Repair dan sealant.

(18)

Joint Survey dan Marking Posisi Perletakkan Modul-Modul Panel

Pekerjaan persiapan ini dilakukan untuk:

a) Mengukur secara bersama (joint survey) tentang kondisi lapangan terutama untuk eksisting struktur apakah masih sesuai dengan gambar struktur yang ada.

b) Menentukan posisi dan letak precast wall agar sesuai dengan gambar kerja.

c) Mengetahui dan menindaklanjuti apakah ada struktur yang perlu dibobok atau digrouting.

d) Apabila kondisi struktur gedung ada yang tidak sesuai dengan desain (gambar struktur yang ada), maka perletakkan precast wall disesuaikan dengan kondidi lapangan.

Lakukan survei untuk menentukan posisi perletakkan/join masing-masing tipe precast wall ke struktur gedung agar sesuai dengan gambar kerja. Periksa kondisi area struktur gedung dimana precast wall akan ditempatkan apakah sudah siap, tidak perlu ada perbaikan misalnya perlu adanya pembobokan atau grouting.

Beri tanda pada struktur gedung posisi perletakkan/join masing-masing tipe precast wall (marking untuk posisi dynabolt).

Gambar 22. Joint Survey (kiri) dan Marking Posisi Precast Panel (kanan) Sumber : Data Penulis (2016)

(19)

Persiapan Penggantung Chain Block

Pekerjaan ini adalah mempersiapkan sarana untuk menggantung chain block yaitu dengan membuat lubang pada lantai di sebelah dalam balok sebagai tempat angkur dari sling yang akan menjadi tumpuan chain block saat digantung. Lubang tersebut sebaiknya dibuat pada saat pengecoran lantai, jika lantai sudah terlanjur dicor maka lubang dibuat dengan mengebor lantai.

Persiapan lubang tersebut dibuat setiap minimal dua lantai.

Guidance Verticality

Untuk menjaga vertikalitas panel dari bawah sampai ke atas maka perlu selalu dilakukan pemeriksaan vertikalitas tersebut. tanda vertikalitas dibuat atas ke bawah per minimal 5 lantai menggunakan kawat/sling atau bahan lain sebagai guidance pemasangan panel precast.

Erection Precast dan Setting Precast

Tahapan:

a) Pemasangan tali sling baja dan chain block pada struktur bangunan gedung yang fungsinya untuk menggantung precast dinding.

b) Pengangkatan precast dari atas truk dengan menggunakan Tower Crane (TC) ke lokasi lantai precast yang akan dipasang. Pindahkan posisi precast wall ke chain block untuk menggantungkan sementara precast wall tersebut sebelum dilakukan setting ke posisinya.

c) Setting precast. Setelah dinding precast tergantung di atas chain block, dinding precast diatur sesuai dengan shop drawing. Adjust dan setting precast wall sesuai posisinya kemudian pasang plat siku ke struktur gedung dengan menggunakan dynabolt.

(20)

Gambar 23. Proses Penarikan Precast Sumber : Data Penulis (2016)

Repair dan Sealant

Jika ada precast wall yang mengalami kerusakan pada saat pemasangan, maka perlu dilakukan repair sesuai dengan metode perbaikan retak atau metode perbaikan gumpil.

Pada pertemuan antar precast wall diaplikasikan sealant di bagian sisi luar precast wall untuk mencegah masuknya air hujan di celah antara pertemuan precast wall. Spesifikasi sealant akan disubmit untuk persetujuan owner.

(21)

Gambar 24. Bagian Panel Precast Yang Sudah Terpasang Sumber : Data Penulis (2016)

Gambar

Table 2: Permasalahan Pada Pekerjaan Dinding Hebel  Sumber: Data Pribadi (2017)
Gambar 19: Proses Plesteran dan Pengacian Dinding Hebel  Sumber: Dokumentasi Pribadi (2017)
Table 3: Permasalahan Pada Pekerjaan Plester dan Acian  Sumber: Data Pribadi (2017)
Gambar 20: Material Papan Gypsum dan Hollow Metal  Sumber: Dokumentasi Pribadi (2017)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis parameter fisika kimia perairan pada Tabel 1 terlihat bahwa pada masing-masing sampel air laut yang diambil di Perairan Porong Sidoarjo memiliki

Kadar fosfat dan oksigen terlarut di perairan Bolaang Mongondow umumnya bervariasi dan berbeda antara lapisan permukaan dengan di dekat dasar, sedangkan kadar nitrat di

Ratnaningsih (2007) melporkan bahwa kemandirian belajar siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual tidak terstruktur lebih baik dari kemandirian siswa yang memperoleh

Penyaluran dana pada periode kedua dan seterusnya akan dilakukan apabila sekolah penerima telah melaporkan dan menyerahkan laporan pertanggugjawaban penggunaan

Neraca harus disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran posisi keuangan dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Sedangkan pengertian neraca menurut S..

Pada penelitian ini, limbah padat abu sekam padi dan abu layang batubara (coal fly ash) akan dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan zeolite sintetis dengan metode

Bentuk tugas akhir siswa berbasis digital yang sesuai untuk Kompetensi Keahlian Busana Butik dapat berupa catatan siswa pada blog, siswa diarahkan membuat channel youtube

mengakibatkan terjadinya masalah kesehatan misalnya glukoma dan sebagainya. Menurunnya kemampuan otak dalam menyerap vitamin B12, yang berperan dalam proses kerja