BAB III
ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
RESTAURANT APUNG DI SEMARANG
3.1. Analisa Pendekatan Arsitektur
a. Studi Aktifitas
Pengelompokan Aktifitas
Pengelompokkan berdasarkan aktivitas yang dilakukan
pelaku di dalam restaurant apung di Semarang ini.
Diagram 3. 1Pengelompokan Aktivitas Sumber: Analisis Pribadi, 2017
Mengelola keuangan dan
UTAMA PENGELOLAAN
management restaurant PENGELOLA
PELAYANAN
Mengelola pelayanan dan PENDUKUNG PUBLIK
penyediaan makanan
UTAMA Makan, bersantai , dan bersosialisasi PENGUNJUNG
Studi aktivitas
PELAKU AKTIVITAS RUANG SIFAT
Datang Drop Off Privat
Parkir T. Parkir Servis
Duduk-duduk Area meancing,Ruang Publik
Terbuka
Berfoto-foto Area meancing,Ruang Publik
Pengunjung restaurant Terbuka
Jalan-jalan Area meancing,Ruang Publik
Terbuka
Bercengkerama Area meancing,Ruang Publik
Terbuka, ruang makan
Makan/Minum Ruang Makan Publik
indor/outdor
Ke Toilet Toilet Servis
Rekreasi Pemancingan dan Publik
wahan air
PELAKU AKTIVITAS RUANG SIFAT
Datang Loading Dock Servis
Parkir T. Parkir Servis
Drop Barang Loading Dock Servis
Stock opname Gudang dan ruang Servis
freezer
Supplier bahan makanan
Makan/Minum Ruang makan publik
indor/outdor
Ke Toilet Toilet Servis
Ibadah Mushola Privat
Datang Drop Off Privat
Parkir T. Parkir karyawan Servis
Koki dan karyawan
Mempersiapkan restauran Restaurant Privat
restaurant
dan
publik
Menerima stock dari suplier Gudang bahan Privat
makanan
Dapur Privat
Melayani Konsumen Restaurant Servis
dan publik
Cuci Piring Dapur Servis
Makan/Minum Warung Makan Privat
Ke Toilet Toilet Servis
Ibadah Mushola Privat
Membersihkan restaurant Restaurant Privat
KELOMPOK PENGELOLA
Membersihkan Ruang terbuka Ruang terbuka Publik
Membersihkan Toilet Toilet Publik
Membersihkan R. Pengurus R. Pengurus Publik
Membersihkan Ruang Pengelola R. Pengelola Publik
Ibadah Mushola Privat
Datang Drop Off Privat
Parkir T. Parkir karyawan Servis
Absen Kantor Pengelola Privat
Memeriksa kendaraan T. Parkir Publik
Karyawan Keamanan
Memeriksa Pengunjung Pintu Utama Publik
Memeriksa Supply Barang Loading dock Privat
Memeriksa Tamu Pengurus R. Pengurus Publik
Makan/Minum R.karyawan Privat
Ke Toilet Toilet Servis
Ibadah Mushola Privat
Pengelola : Datang Drop Off Privat
Absen Kantor Pengelola Privat Kasir
Melakukan kegiatan Pemassaran R. marketing Privat
Manager Pembukuan R. bendahara Privat
Marketing
Rapat Koordinasi R. rapat Privat
Makan/Minum Restaurant Publik
Bendahara Ke Toilet Toilet Servis
Ibadah Mushola Privat
Transaksi Jual Kasir Servis
Tabel 3. 1 studi aktivitas Sumber: dokumentasi pribadi 2017
Pola Kegiatan Restaurant apung di Semarang
Pola Kegiatan pada Restaurant apung di Semarang ditunjukan dengan
diagram
Pola Kegiatan pengelola
Pola kegiatan pengelola restaurant apung di Semarang ,
ditunjukan pada diagram
Datang
Berkerja
Makan Parkir sesuai bagian
Absen Rapat
Absen
Buang Air
Pulang
Diagram 3. 2 Pola Aktivitas Bagian Pengelola Restaurant Apung Sumber:Analisis Pribadi,2017
Pola Kegiatan pengunjung
Datang
Studi kapasitas restaurant apung
Asumsi jumlah pengunjung restaurant (orang dan kendaraan ) 10
tahun yang akan datang mengacu pada jumlah pengunjung restoran
apung kampoeng rawa. Jumlah pengunjung restoran apung kampoeng
rawa ditunjukan pada tabel 3.5:
Perhitungan jumlah pengunjung dalam 10 tahun mendatang
terhitung mulai tahun 2014.
Prediksi pengunjung yang mengunjungi restoran apung kampoeng
rawa::
2015-2014 = 72.000-54.000x100% 72.000
= 0,25 %
2016-2015 = 90.000– 72.000 x 100% 90.000
= 0,20 %
Jumlah peningkatan rata-rata pengunjung per tahunya adalah
sebagai berikut:
TAHUN JUMLAH PENGUNJUNG PRESENTASE
NAIK-TURUN (%)
Tabel 3. 2 Jumlah Pengunjung restoran apung kampoeng rawa Sumber : Analisis Pribadi, 2017
Jumlah pengunjung yang diproyeksikan untuk 10 tahun kedepan
adalah 10 x 0,225% x 72.000 = 162.000 sehingga untuk perhari
pengunjung yang mengunjungi restaurant apung di semarang
yaitu162.000: 365 = 444 orang perhari.
Asumsi jumlah pengunjung terbanyak setiap menjadi 2 waktu: pagi – siang ( 10.00-13.00 ) dan sore-malam (16.00-22.00)
Pjam padat = Psehari / Pwaktu = 444
Pengunjung restaurant 200 Terbuka
Ruang makan publik
Supplier bahan makanan 5
indor/outdor
Toilet Servis
Mushola Privat
Drop Off Privat
T. Parkir karyawan Servis
Koki dan karyawan 20
Restaurant Privat restaurant
dan publik Gudang bahan Privat makanan
Dapur Privat
Restaurant Servis dan publik
Dapur Servis
Warung Makan Privat
Toilet Servis
Mushola Privat
Restaurant Privat dan publik
KELOMPOK PENGELOLA
Karyawan Kebersihan 10
Karyawan Keamanan 4
Pintu Utama Publik
Mushola Privat
Pengelola : 7 Drop Off Privat
T. Parkir Servis
2 Kantor Pengelola Privat
Kasir
R. marketing Privat
manager 1 R. bendahara Privat
Marketing
2 R. rapat Privat
Restaurant Publik
Bendahara 2 Toilet Servis
Mushola Privat
Kasir Servis
Tabel 3. 3 studi aktivitas
Sumber: dokumentasi pribadi 2017
a. Studi Fasilitas
Ruang makan outdor 15 Outdoor
R. Marketing 1 Indoor
R Kebersihan 2 Indoor
R. Keamanan 1 Indoor
R. Panel 1 Indoor
R. Genset 1 Indoor
Ruang makan indor 2 Indoor
Ruang dapur 1 Indoor
Ruang freezer 1 Indoor
Toilet 14 Indoor
Mushola 1 Indoor
Gudang 1 Indoor
Tabel 3. 4 Kebutuhan ruang, Sifat Ruang Sumber : Analisis Pribadi, 2017
Pola Ruang
Pola Hubungan Ruang
Pola hubungan ruang ditunjukan pada diagram 3.5 :
Ruang terbuka
hijau Parkir area
pengunjunhg
Drop off
Area makan Loading
outdor
Ruang makan indor, dock kasir
R.pengelola
Km/wc
R. gudang
R. kebersihan
Dapur dan R.
cuci R. karyawan
Area
pemancingan Area makan
outdor Km/wc
Publik Servis Privat
Studi Ruang Khusus
Ruang khusus di restaurant apung dikelompokan
berdasarkan kebutuhan ruang yang paling utama, yaitu ruang
dapur dan ruang makan. Saat dilakukan perancangan fasilitas fisik,
pertimbangan harus ditujukan pada keseluruhan proses dan
prosedur yang digunakan, kualitas dan kuantitas yang diinginkan
serta perubahan yang mungkin terjadi untuk kemajuan restoran
masa yang akan datang.
Semua segi tersebut akan digabungkan dalam suatu
kerangka menuju suatu desain. Desain yang dimaksud adalah lay
out atau tata letak.Selain itu juga ruang-ruang yang menjadi daya
tarik bagi restaurant apung ini, besaran ruang dibuat berdasarkan
standart ukuran dan besaran ruang dari proyek sejenis.
Lay out yang baik memungkinkan bahan, orang dan
informasi mengalir dengan aman dan efisien. Menurut Sukanto
Reksohadiprodjo (1995) lay out yang baik harus memperhatikan:
(1) kebutuhan dan fasilitas ruang,
(2) prasarana pembawa bahan,
(3) lingkungan dan keindahan,
(4) aliran informasi,
(5) biaya membawa/memindah barang antar tempat kerja.
Alur kerja yang baik harus seperti ban berjalan, menghemat
waktu dan bisa bekerja dengan efektif dan efisien. Alur kerja yang
gambar 12.Alur kerja yang efektif (Sumber: Jones. 1980)
Kriteria untuk menilai apakah tata letak fasilitas sudah baik atau
belum, atau perlu disempurnakan lagi menurut Hari Purnomo
(1999) dapat diperhatikan hal-hal berikut:
(1) Jarak angkut dalam ruang proses minimal, dengan demikian
akan menghemat tenaga serta biaya pemindahan bahan.
(2) Aliran bahan berjalan dengan baik dan tidak mengganggu suatu
proses produksi yang sedang berjalan.
(3) Penggunaan ruang yang efektif, artinya disediakan suatu jarak
antaralat yang tidak terlalu lebar maupun tidak terlalu sempit.
(4) Fleksibilitas, artinya tata ruang dirancang demikian rupa
sehingga apabila diperlukan dapat dilakukan perubahan mengikuti
perkembangan (jenis produk, jumlah, kapasitas).
Penempatan oven dengan meja kerja harus dapat memberikan
keleluasaan untuk membuka pintu oven karena benda tersebut
panas, maka jarak yang disarankan dari pintu tersebut sebanyak
135 cm. Jarak antara satu meja dengan meja lainnya di mana
hitungan tersebut dapat dipergunakan untuk bekerja, dengan
kemungkinan karyawan dapat lewat mengangkat barang
disediakan lebar 135 cm, pada ruangan yang biasa dilewati dengan
kereta dorong maka dibuat jarak 150 cm.
Tata letak dan alur kerja perlu dipikirkan untuk menghindari
pemborosan waktu, tenaga dan bahan-bahan. Penataan yang tepat
sangat berguna untuk:
(1) mengurangi terjadinya kecelakaan di tempat kerja.
(2) mengurangi terjadinya kesakitan dalam bekerja,
(3) meningkatkan kinerja dan produktifitas.
Studi Ruang Khusus pada Restaurant Apung
PERSYARATAN GAMBAR+KETERANGAN
Tempat makan pengunjung, idealnya
menggunakan meja dengan lebar 80-85 cm untuk meja persegi dan 90-120 cm untuk meja bundar dan tinggi meja 78 cm. Tinggi dudukan kursi 45 cm dan sandaran kursi 45 cm sehingga tinggi total kursi 90cm. Sirkulasi kursi membutuhkan ruang gerak 50cm maka jarak antar susunan meja di beri jarak
75-100 cm.(Data Arsitek jilid 2)
Dapur restaurant, dapur dibagi
menjadi dua yaitu dapur
hangat dan dapur dingin.
Fungsi dapur hangat untuk memasak dengan alat-alat sebagai berikut :
1. Kompor(2 sampai 8 unit)
2. Penyedot asap
3. Ketel
4. Perangkat alat masak cepat
5. Pemasak otomatis
6. Pengukus tekanan tinggi otomatis
7. Oven
8. Microwave, dll
Dapur dingin berfungsi untuk
mengolah daging, keju, kue, roti dan
bahan makanan lainya yang
memerlukan suhu yang dingin,
Peralatan yang digunakan antara lain :
1. Kulkas
2. Meja pendingin
3. Lemari pendingin bawah meja
Kapasitas 100 – 200 porsi
dibutuhkan ruang 30 – 50 m2
gambar 14 standar ruang dapur restaurant
Sumber:Data Arsitek jilid 2
Tabel 3. 5 Persyaratan Ruang khusus
Ruang dapur restaurant
Ruang dapur restaurant apungditunjukan pada tabel
dibawah ini
Tabel 3. 6 Besaran ruang khusus restoran Sumber : Analisis Pribadi, 2017
Jenis Ukuran
Dapur hangat A. 1 dapur hangat= 8m x 5m =
40 m2
gambar 15 dapur hangat
Sumber:www.google.com
Dapur dingin A. 8m x 3m = 24m2
gambar 16 dapur dingin
Ruang makan pengunjung A. 12,5 m x 0 m = 125m2
Ditunjukan dengan gambar 3.5 :
gambar 17 ruang makan pengunjung
Sumber:www.google.com
Besaran Ruang Restaurant Apung
Penetuan sirkulasi untuk perhitungn kebutuhan ruang ditetapkan
berdasarkan pada Time Saver for Building for Building Types 2nd
Edition.
5%-10% : Sirkulasi minimum
20 % : Kebutuhan akan keleluasan sirkulasi
30 % : Kenyamanan fisik
40% : Kenyamanan Psikologis
50% : sirkulasi sesuai dengan spesifik kegiatan
Besaran ruang restaurant
Besaran ruang restaurant apung di Semarang
Ruang makan 200 40 MF 1,6/org 320
indor
Ruang dapur 20 1 MF 1,4/org 28
Ruang freezer 20 1 MF 1,4/org 28
Toilet 14 14 NAD 1.54/unit 14
Mushola 30 1 AS 2/org 60
Gudang 8 1 AS 25/unit 25
Sirkulasi 766m
2 + sirkulasi
40%
766 + 306,4 = 1.072,4m2
Tabel 3. 7 Besaran ruang restoran
Sumber : Analisis Pribadi, 2017
Keterangan :
AS : Asumsi Sendiri (Studi Ruang)
SB : Studi Banding (Survei)
MEE : Mechanical Electrical Equipment
NAD : Neufert Architect Data
Program Kebutuhan Parkir
Jumlah pengelola diasumsikan = 46 orang, dengan
pemakaian kendaraan bermotor , yaitu sebagai berikut :
50 % motor = 23 orang = 23 motor
40 % mobil = 16 orang = 18 motor
10 % umum / diantar = 5 orang
Sedangkan jumlah pengunjung maksimal diasumsikan 200
orang / jam padat , pengunjung tersebut diantaranya:
50 % mobil = kapasitas 2 orang = 50 mobil
50 % motor = kapasitas 1 orang = 100 motor
Kebutuhan luas ruang parkir
NAMA KAPASITAS (item) STANDAR SUMBER BESARAN(m2)
RUANG (m2/item) Total Kebutuhan Parkir 2.192
Tabel 3. 8 Kebutuhan Ruang Parkir
Luas total lahan bangunan yang diperlukan untuk projek restauran apung di semarang ini adalah luas kebutuhan ruang ditambah dengan luas
kebutuhan parkir maka 1.072,4 m2 + 2.192 m2 = 3.264,4m2
Program Kebutuhan Luasan Tapak
Berdasarkan Peraturan daerah Kota Semarang Nomor 14
tahun 2004 tentang Rencana Detail Tata Ruang ( RDTRK ),Tahun
2000-2010 yang menyangkut fasilitas rekreasi dan perdagangan
yaitu:
KDB =40% , KLB =0.8 dengan maksimal 2 lantai, GSB =17 m (
kategori jalan lokal sekunder).
Luas Lahan = Total Luas Bangunan : KLB
= 1.072,4 m2 : 0.8
= 1.340,5m2
Luas Lantai Dasar = KDB x Luas Lahan
= 40 % x 1.340,5m2
= 536,2 m2
Luas Ruang Luar = Luas Lahan- Luas Lantai Dasar
= 1.340,5m2– 536,2m2
Citra Arsitektural
Restaurant apung di semarang ini merupakan sarana untuk
masyarakat kota semarang melakukan rekreasi berupa wisata kuliner
dan wisata air serta menjadi wadah masyarakat kota untuk beristirahat
dan bersosialisasi.
Dari segi visual, desain bangunan harus dapat memberikan ciri
khas sebuah restaurant apung yang yang dapat mencerminkan budaya
arsitektur jawa Tengah. Menciptakan cri khas bangunan ini dapat
dilakukan dengan menerapkan unsur-unsur budaya arsitektur jawa
yang dimodernkan.
Dari segi ekologis desain bangunan harus dibuat semaksimal
mungkin tidak merusak lingkungan dan tidak mencemari air serta
memaksimalkan potensi dari lingkungan sekitar.
3.2. Analisa pendekatan sistem bangunan
a. Studi sistem struktur dan enclosure
Persyaratan dan kriteria pada struktur bangunan, antara lain :
a. Strenght, struktur bangunan mampu menahan dan menerima beban
bangunan baik beban mati ataupun beban hidup.
b. Stability,struktur bangunan mampu berdiri dengan stabil dan saling
mendukung antar struktur bangunan.
c. Servis Ability, struktur dapat mendukung seluruh kegiatan dalam
bangunan.
e. Durability , keawetan struktur didukung oleh keawetan material bahan
struktur yang digunakan.
( sumber : LTP Yohan Agung Setyawan dalam LTP Paramita Surya Abadi)
Selain itu faktor-faktor yang digunakan sebagai pertimbangan
pemilihan sistem struktur pada proyek restaurant apung antara lain:
a. Faktor lingkungan sekitar lokasi
b. Fungsi dan sistem kinerja Bangunan
c. Jenis Kegiatan yang dilakukan pi dalam bangunan
d. Ketinggian Bangunan
e. Daya dukung tanah
Pembagian struktur dibagi atas 3 prinsip penyaluran beban yaitu:
a. Struktur Rangka
b. Struktur Masif
c. Struktur Dinding Sejajar
Pembagian kontruksi dibagi atas 3 bagian :
a. Sub Structure
Sub Structure merupakan struktur yang berhubungan langsung
dengan tanah, sedangkan pada projek restaurant apung ini akan di
dirikan diatas permukaan air maka maka yang jadi pertimbangan
utama dari projek ini adalah jenis pondasi yang sesuai untuk dapat
membuat bangunan mengapung.
Struktur apung digunakan pada bagian bangunan
fasilitas-fasilitas pengunjung, sedangkan pada bangunan fasilitas-fasilitas-fasilitas-fasilitas
Sistem Struktur rangka dan Pondasi apung Pondasi dangkal
Sistem struktur yang dipakai untuk bangunan pengelola, dapur,
dan kamar mandi pada restaurant apung adalah sistem struktur
rangka beton bertulang karena masa bangunan ini tidak terlalu
besar dan struktur rangka lebih ekonomis dan efisien dari sisi
penggunaan beton.
Sistem struktur rangka yang digunakan paga bangunan
restaurant apung menggunakan rangka bambu. Rangka bambu
dipakai dengan tujuan penggunaan material yang ekologis,
ekonomis, ramah lingkungan, dan sebagai unsur estetika
bangunan.
Beberapa jenis pondasi yang dapat digunakan untuk bangunan
restaurant apung dan bangunan penunjang restaurant apungantara
lain :
a.1 Pondasi Foot Plat
Pondasi footplat dapat dibuat dengan perbandingan
campuran beton 1 PC: 3 PS : 5 KR atau 1 PC: 2PS : 3KR,
sedangkan untuk beton kedap air 1 PC: 1½PS : 3KR.
Pondasi footplat mempunyai kelebihan dan
Pondasi foot plat
gambar 18 Pondasi Foot PLat
Sumber:https:// terdapat kolom strukturnya
sehingga mengurangi dampak kerusakan tanah.
Untuk bangunan bertingkat , lebih kuat dibandigkan dengan pondasi batu belah
Kelemahan
Persiapan lebih lama
karena harus
mempersiapkan bekisting terlebih dahulu
Tabel 3. 9 Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Foot Plat
Sumber : www.proyeksipil.blogspot.co.id
a.2 Pondasi Batu Kali
Pondasi batu kali dibagi menjadi dua macam , yaitu
pondasi setempat dan menerus. Pondasi ini dipakai pada
bangunan yang memiliki kualitas tanah yang baik dengan
ukuran kedalamannya ± 60-80 cm. material pondasi terdiri
Pondasi Batu Kali
Kelebihan
Pelakasanaan mudah
Waktu pengerjaan pondasi relative cepat
Biaya pelaksanaan relativ murah menggunakan batu kali
Material mudah didapat khususnya daerah Jawa Kelemahan
Pondasi tidak terlalu kuat untuk digunakan pada bangunan yang bertingkat lebih dari 1
Jika akan digunakan untuk membuat bangunan gambar 19 Pondasi Batu Kali bertingkat dibutuhkan
Sumber:
bahan batu kali yang banyak sehingga membuat https://proyeksipil.blogspot.co.id biaya bahan lebih mahal.
Tabel 3. 10 Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Batu Kali
Sumber : https://proyeksipil.blogspot.co.id
a.3 Pondasi Umpak
Pondasi umpak digunakan untuk bangunan jenis
rumah panggung dengan beban bangunan yang ringan,
bahan terbuat dari kayu, batu alam, maupun beton
Pondasi Umpak
Kelebihan
Pembuatan pondasi mudah dikerjakan
Membutuhkan waktu pengerjaan relatif singkat
Lebih cocok digunakan untuk rumah panggung
Kelemahan
Hanya dapat digunakan untuk 1 gambar 20 Pondasi Umpak lantai
Sumber:
https://dearchitectblog.wordpress .com/2016/12/21/arsitektur- sunda/
Tabel 3. 11 Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Umpak
Sumber : https:// wm-site.com
a.4 Pondasi Alat apung HDPE
Alat apung
Alat apung ini terbuat dari bahan HDPE anti UV, alat apung ini kuat
dan tahan bocor. Sistem sambungan alat apung ini menggunakan
baud stainles steel.
Pondasi Alat apung HDPE
gambar 21 Pondasi HDPE Sumber:
waktu pengerjaan relatif singkat
tahan terhadap sinar UV Kelemahan
Harganya yang cukup mahal.
a.5 Pondasi apung B-foam
Struktur terapung dengan menggunakan bahan dasar b-foam.
Di samping masa umur bahannya yang panjang daya kemampuan
menahan bebannya juga tinggi. Hampir tidak mungkin untuk
menenggelamkan struktur terapung tersebut karena tidak memiliki
rongga untuk air menerobos masuk ketika terjadi kebocoran.
Pondasi Alat apung HDPE
gambar 22 Pondasi B-foam Sumber: : http://www.b- panel.com/ =id
Kelebihan
Pemasangan pondasi yang sangat cepat
Daya apung yang besar dan stabil
Kelemahan
Harganya yang cukup mahal.
Material tidak tersedia di sekitar lokasi.
a.6 Pondasi apung drum plastik
gambar 23 pondasi drum plastik Pengerjaan relativ lama.
Sumber: :
https://www.google.co.id/imgres?imgu
rl=https%3A%2F%2F1.bp.blogspot.co
m
b. Middle Structure
Middle Structure meliputi dinding, lantai, serta plafond. Struktur
tengahadalah bagian struktur yang berhubungan langsung dengan
pengguna, factor yang diperhatikan adalah kenyamananan
pengguna, serta aspek visualnya ( menyangkut eksterior maupun
interior bangunan restaurant apung).
b.1 Struktur Plat Lantai
Struktur Plat Lantai pada projek restaurant apung ini
memiliki beberapa jenis struktur plat lantai antara lain:
Plat Lantai bambu
gambar 24 Plat Lantai bambu
Sumber: Heinz Frick, Ilmu konstruksi bangunan bambu
Kelebihan
Plat lantai bambu biayanya relativ murah
Pengerjaanya mudah
Bahan material sangat mudah di dapat
Perawatan cukup mudah dan
Kelemahan
Bentang tidak bisa terlalu panjang
Membutuhkan pekerja yang
berpengalaman dibidang bambu
Tabel 3. 12 Kelebihan dan Kekurangan Plat Lantai bambu
Sumber : analisis pribadi 2017
Plat Lantai beton
gambar 25 Plat Lantai Beton Bertulang
Sumber:
http://ali10wafa.blogspot.co.id
Kelebihan
Mampu menyalurkan beban besar
Dapat mengisolasi suara yang baik
Bahan material tidak mudah terbakar dan kedap air
Perawatan cukup mudah dan dapat berumur panjang
Kelemahan
Plat lantai beton brtulang memiliki beban struktur yang berat
b.2 Struktur Kolom bambu dan kolom beton bertulang
Struktur kolom bambu dibuat dengann bahan bambu
dengan diameter 12-15 cm.
Kolom bambu
Kelebihan
Dari segi bahan material memiliki nilai ekologis yang tinggi
Harga material yang
Memerlukan keahlian tukang yang khusus
gambar 26 Kolom Bambu
Sumber:
https://www.google.co.id/imgre s?imgurl=https%3A%2F%2F3. bp.blogspot.com
Tabel 3. 13 Kelebihan dan Kekurangan Kolom Bambu
Kolom beton bertulang
gambar 27Kolom Beton Bertulang
Sumber: bangunan tergolong tahan terhadap api yang tinggi.
mempunyai kekauan yang tinggi.
Pengerjaan relativ lama
Biaya cukupp mahal
Material bahan tidak ekologis
Tabel 3. 14 kelemahan dan kelebihan beton bertulang
Sumber: Analisis Pribadi ,2017
b.1 AlternatifPemilihan Enclosure Bangunan pada Middle Structure
1. Penutup lantai
Untuk penutup lantai pada proyek restaurant apung dapat mengunakan
beberapa alternatif pemilihan bahan penutup lantai, beberapa material
bahan penutup lantai tersebut dijabarkan dalam tabel kelebihan dan
i. Lantai parket kayu
Memiliki nilai estetika
Pemasangan cukup mudah Kekurangan
Perawatan cukup sulit
Mudah lapuk pada tempat lembab
Tidak tahan terhadap rayap
ii. Lantai keramik
Lantai keramik
Kelebihan
Umur pakai bahan yang cukup
lama dalam pemakaian normal
materialbahankurang
ekologiskarenaproses
pembuatanya yang
menghabiskan banyak energi
mudah pecah
gambar 28 Lantai keramik
Sumber:
iii. Penutup lantai bambu
Sumber: Heinz Frick (2004) kebakaran
Pemasangan yang cukup sulit
2. Penutup dinding
Penutup dinding pada proyek restauran apung di semarang ini dapat
menggunakan beberapa alternative jenis dinding. Beberapa jenis
dinding antara lain :
i. Dinding batu bata
Dinding batu bata
Kelebihan
Lebih boros seemen http://aarsitek.blogspot.co.id/20
ii. Dinding bata ringan (Hebel)
Dinding bata ringan /Hebel
Kelebihan
Biaya pemasangan lebih murah karena proses pengerjaan yang
cepat
Hemat dalam penggunaan semen
Beban yang cukup ringan
Membutuhkan perekat khusus untuk merekatkan tiap batu
gambar 31 dinding hebel
bata ringan yaitu semen instan.
Harga material lebih mahal Sumber:
dibandingkan batu bata biasa Material bahan tidak mudah https://www.google.co.id/imgre s?imgurl=http%3A%2F%2F2.b ditemukan karena hanya dijual p.blogspot.com
ditoko besar.
c. Upper Structure
Upper Structure atau struktur atas meliputi atap, pada daerah tropis
atap merupakan salah satu elemen terpenting dalam bangunan
melindungi gedung dan penghuninya secara fisik maupun metafisik.
Struktur Atap
Jenis
Kelebihan Kekurangan Gambar
Material
gambar 32 Kuda-kuda
Atap Bentuk atap Biaya mahal Joglo joglo cocok Pengerjaannya
untuk ilim yang cukup tropis di rumit
Indonesia
Membutuhkan
Fungsi banyak Penanungan material dan penutup atap. perlindungan
gambar 34 Atap Joglo merata di tiap
sisi bangunan
Sumber:
megah https://www.google.co.id/s
dengan earch?biw=1366&bih=662
bentukan &tbm=isch&sa=1&q=atap
yang tiggi +joglo
c.2 Alternatif Pemilihan Enclosure Bangunan pada Upper Structure
Enclosure
Jenis
Kelebihan Kekurangan Gambar
Kelebihan Kekurangan Gambar Material
gambar 37 Genteng Beton
Sumber:
http://situshargabangunan.
blogspot.co.id
Atap Harga bahan Cara alang- relatif murah pemasang alang
Material an rumit
mudah didapat Memiliki nilai Proses pengerjaa estetika dan n lama tradisional
Dapat
gambar 38 atap alang-alang meredam
panas
Sumber:
Nilai ekologis
https://seloagro.wordpress.com bangunan
tinggi
b. Studi Sistem Utilitas
a. Sistem Pencahayaan
a.1 Sistem Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami merupakan pencahayaan yang berasal
dari cahaya matahari. Sistem pencahayaan alami dapat dilakukan
dengan memasukan cahaya matahari kedalam bangunan melalui
bukaan bangunan. Sistem pencahayaan alami sangat di
pengaruhi oleh faktor waktu dan cuaca serta arah orientasi
gambar 39 Sistem Pencahayaan Alami
Sumber: Heinz Frick dkk (2008)
a.2 Sistem Pencahayaan Buatan
Sistem pencahayaan buatan adalah sistem pencahayaan
yang berasal dari sumber cahaya buatan. Sistem pencahayaan
buatan digunakan untuk kebutuhan cahaya unutk penerangan
dalam ruang pada malam hari. Sistem pencahayaan buatan
tidak dipengaruhi oleh faktor cuaca, orientasi bangunan dan
bukaan bangunan. Fungsi pencahayaan buatan , antara lain :
Sebagai petunjuk arah sirkulasi
Menciptakan suasana dan nuansa pada suatu
ruangan tertentu
Sebagai sumber penerangan utama pada malam hari
Jenis-jenis Armature Lampu dan Penerapannya :
Down Light
Pada sistem down light lampu tidak memberikan efek
silau bagi pengguna bangunan, bersifat fleksibel. Jenis
lampu yang digunakan antara lain adalah LED, lampu
halogen , dan metal halide, dan ditunjukkan dengan gambar
3.70:
gambar 40 Down Light
Sumber: http://www.fajardesignme.com
Spot Light
pada sistem spot light arah sorotan cahaya terfokus
pada satu titik. Lampu ini bersifat fleksibel, dapat diarahkan
pada obyek tertentu , lampu ini yang dapat digunakan yaitu
gambar 41 spotLight
Sumber: http://www.shinlight.com
Lampu Bak atau Neon
Pada sistem pencahayaan lampu neon arah sorotan
cahaya bersifat menyebar dan merata. Lampu ini biasa
digunakan pada plafon dan celling serta dapat digantung
gambar 42 Lampu Neon / Bak
Sumber: http://www.fotografer.net
Lampu Dekoratif
Lampu dekoratif berfungsi sebagai penerangan
tambahan yang memberikan nilai estetika dan berkesan
gambar 43 Lampu dekoratif
Sumber: http://filmaria.co.id
b. Sistem Pengkondisian Udara
b.1 Sistem Penghawaan Alami
Sistem penghawaan alami dapat dilakukan dengan
memasukkan udara dari luar ruang ke dalam ruang melalui bukaan
bangunan dan lubang ventilasi tanpa menggunakan alat-alat
elektronik. Sistem penghawaan alami yang baik yaitu dengan
menerapkan sistem ventilasi silang ( cross ventilation ). Sistem
cross ventilation mengatur sirkulasi udara untuk mengganti udara
kotor dan panas dengan udara bersih dan sejuk. Kelebihan Sistem
Penghawaan Alami, antara lain :
Tidak menggunakan listrik
Hemat energi
Dapat membersihkan udara dalam ruang
Instalasinya mudah
Kelemahan Sistem Penghawaan Alami, antara lain :
Suhu udara tidak tetap
Hewan dapat masuk ke dalam bangunan
Tergantung pada angin yang berhembus
gambar 44 Penghawaan Alami
Sumber: https://arch3230samanthaweiser.wordpress.com
b.2 Sistem Penghawaan Buatan
Sistem Penghawaan Buatan merupakan sistem
pengkondisian udara dengan menggunakan bantuan alat
elektronik. Beberapa alternatif sistem penghawaan buatan yang
dapat digunakan antara lain:
b.2.1 AC ( Air Conditioning )
AC merupakan sistem penghawaan buatan yang dapat
membuat suhu ruang menjadi stabil. Untuk sistem penghawaan
buatan dengan menggunakan AC, ada beberapa tipe AC yang
dapat digunakan antara lain:
AC Split
AC ini biasa digunakan pada ruang yang berukuran kecil
dengan mesin AC diluar. AC split ini pemakaianya bisa diatur
sesuai dengan keinginan.
gambar 45 AC split
Sumber: http://sanfordlegenda.blogspot.co.id
o Keuntungan : cara pemasangan mudah dan cepat,
tidak menimbulkan bising didalam ruang karena mesin AC
berada diluar.
o Kerugian :Tampilan pada fasade bangunan
tergaggu oleh penempatan outdoor unit AC split
o Merusak lingkungan karena penggunaan gas freon.
AC Paket Portable
AC paket portable sangat mudah digunakan karena
penggunaannya tidak memerlukan instalasi khusus.
gambar 46 AC paket portable
o Keuntungan : Perawatan mudah , bisa dipindah-pindahkan
sesuai keinginan dan dapat diarahkan ke segala arah
o Kerugian : merusak lingkungan dengan penggunaan
gas freon, harga unit AC paket potable lebih mahal.
b.2.2 Kitchen exhaust fan
Kitchen exhaust fan berfungsi untuk mengeluarkan
udara panas ke luar dari ruang dapur dan digantikan dengan
udara segar.
gambar 47 kitchen exhaust fan
c. Sistem Elektrikal
Sistem elektrikal yang digunakan untuk kebutuhkan listrik utama
berasal PLN. Sedangkan sumber cadangan kebutuhan listrik pada
bangunan berasal dari genset.
PLN
Trafo Main
Distribution Sub Panel Panel
Automatic Ruang-ruang
Transfer Switch
Diagram 3. 5 Skema Sistem Elektrikal
Sumber : Analisis Pribadi, 2017
d. Sistem Jaringan Air Bersih
Sistem jaringan air bersih untuk memenuhi kebutuhan pada
bangunan menggunakan 2 sumber yaitu sumur artetis dan PDAM.
Untuk sistem penyaluran air sendiri dapat menggunakan 2 metode
yaitu:
d.1 Sistem Downfeed Distribution
Merupakan sistem penyaluran air bersih dengan cara
menompa air dari Ground Resservoir menuju Roof Tank ,
kemudian didistribusikan ke unit-unit dengan memanfaatkan
Unit
Clean Distributio
Sumur Water n
Pompa
Artetis Water
Unit Distributio
Diagram 3. 6 Sistem Downfeed Distribution n
Sumber : Analisis Pribadi, 2017
e.1 Sistem Upfeed Distribution
Merupakan sistem penyaluran air bersih dengan cara
menompa air secara langsung dari Ground Resservoir menuju
unit-unit distribusi.
Unit
PDAM Meteran Distributio
Ground Reserv
Unit oir / Water
Clean Distributio
Sumur Water
Artetis Pompa
Unit
Diagram 3. 7 Sistem Upfeed Distribution Distributio
n
Sumber : Analisis Pribadi,2017
Sistem jaringan air bersih yang akan digunakan adalah Sistem
e. Sistem Jaringan Air Kotor
Pada restaurant apung ini terdapat beberapa jenis limbah ,antara
lain:
f.1 Air Hujan
Air hujan diatap akan disalurkan melalui talang, kemudian
ditampung didalam bak penampungan untuk dimanfaatkan
kembali.
Air Hujan
Raw Water Tank (WTP
Pompa Water
Treatment Clean Water
Tank Distribusi
Diagram 3. 8 Skema Distribusi Air Hujan
Sumber : Analisis Pribadi, 2017
f.2 Grey Water
Grey water merupakan limbah cair yang masih dapat
dimanfaatkan kembali, jika melebihi kapasaitas penampung akan
dibuang ke saluran kota. Grey water biasanya berupa air bekas
Toilet
Bak Penampun
System Water Treatment
Dimanfaatkan kembali
Disalurkan menuju saluran
Kota
Diagram 3. 9 Skema Sistem Pembuangan Grey Water
Sumber : Analisis Pribadi, 2017
f.3 Black Water
Black water merupakan limbah
padat yang dibuang
langsung menuju Septic Tank dan airnya di salurkan ke sumur
resapan.
Toilet
Septic Tank
Sumur Resapan
Diagram 3. 10 Skema Sistem Pembuangan Black Water
f. Sistem Pemadam Kebakaran
Sistem pemadam kebakaran ditekankan pada cara penanggulan
kebakaran. Beberapa alat-alat yang digunakan digunakan untuk sistem
pemadam kebakaran, anatara lain:
f.1 Fire Alarm System
Sistem tanda bahaya kebakaran berfungsi untuk
meberikan tanda bila terjadi kebakaran atau kebocoran.
Terdiri dari :
Fire Detector
gambar 48 Heat Detector
Alarm
gambar 49 Alarm
http://www.sanabila.com
f.2 Hydrant Box
gambar 50 Hydrant Box
f.3 Alat Pemadam Api Ringan
gambar 51 Apar
http://janggatehnik.com
g. Sistem Pembuangan Sampah
Sistem pembuangan sampah pada projek ini dibedakan menjadi
2 jenis yaitu sampah organik , sampah non-organik. Untuk
membedakan ke dua jenis sampah tersebut disediakan 2 jenis tempat
sampah dengan warna yang berbeda-beda pada setiap tempat
sampahnya.
g.1 Sampah organik
Sampah Organik merupakan sampah yang berasal dari
bahan-bahan organik seperti daun-daunan, sayur-sayuran, sisa
makanan dan sejenisnnya.
Sampah
Organik Tempat
Pembuangan Sampah Kota
Bak Penampungan
Diolah menjadi
g.2 Sampah Non-Organik
Sampah Non-Organik merupakan sampah yang
berasal dari bahan-bahan sejenis sampah plastik, , sampah
kaleng, dan sejenisnya.
Sampah Non- Organik
Bak
Tempat Pembuangan Penampungan Sampah Kota
Diagram 3. 12 Skema Sistem Pembuangan Sampah
Non-Organik Sumber : Analisis Pribadi,2017
h. Telekomunikasi
Sistem Komunikasi Keluar dan kedalam bangunan (antar ruang).
Hubungan Keluar
Operasional
Telkom PABX dalam Ruang
bangunan
Diagram 3. 13 Skema Komunikasi Keluar
i. Sistem Keamanan
Sistem keamanan bangunan yang dapat diterapkan , anatar lain:
Pengamanan oleh satuan pengamanan ( Security ) untuk
penjagaan selama 24 jam.
Pengamanan juga dibantu dengan sistem CCTV, memiliki hasil
rekaman gambar pada tiap ruangan yang membutuhkan
pengawasan.
Channel CCTV
Digital
Recorder
Spot Monitor
Diagram 3. 14 Skema Keamanan dengan CCTV
Sumber : Analisis Pribadi,2017
gambar 52 CCTV
j. Sistem Transportasi Vertikal
Pada restaurant apung ini sistem transportasi yang akan
diterapkan adalah menggunakan sistem transportasi vertical, antara
lain adalah:
j.1 Tangga
Tangga merupakan sistem transportasi vertikal yang
digunakan pada projek. Sudut tanjakan yang ideal maksimal
adalah 300
,
sedangkan untuk optrade (tegak) yang ideal adalah15 cm - 18 cm dan aantrede (mendatar) yang ideal adalah 20 cm
- 33 cm. Sedangkan untuk tangga darurat harus mudah diakses
oleh semua pengguna disaat dalam keadaan darurat. Dan juga
struktur yang digunakan harus tahan api serta memiliki akses
udara yang cukup.
j.2 Ramp
Ramp merupakan sistem transportasi vertikal yang digunakan bertujuan memberikan kenyamanan kepada pengunjung dan juga memudahkan akses kaum difabel.
Kemiringan ramp didalam bangunan tidak boleh lebih dari 70 dan
untuk diluar bangunan maksimum 60 . sedangkan untuk lebar
minimum ramp rtanpa pengaman adalah 95 cm dan dengan
menggunakan pengaman adalah 120 cm.3
c. Studi Pemanfaatan Teknologi a. Panel Surya
Panel surya memrupakan salah satu teknlogi terbaru untuk
mendukung mengatasi kebutuhan listrik didalam suatu bangunan.
Tujuan penggunaan panel surya adalah memanfaatkan energi alam
yaitu energi dari matahari yang tidak ter batas. Kelebihan
menggunakan panel surya, yaitu antara lain:
Energi dari cahaya matahari ketersediaanya tidak terbatas
Ramah linggkungan
Menghemat energi listrik negara
Kekurangan menggunakan panel surya, yaitu antara lain:
Sngat ditentukan oleh faktor cuaca
Harga yang cukup mahal.
gambar 53 Panel Surya
b. Rain Harvesting
Merupakan teknologi mengolah air hujan sehingga dapat digunakan
untuk mengatasi kebutuhan air.4
Prinsip dasar dari Rain Harvesting yaitu:
Atap berfungsi sebagai penagkap air hujan
Memindahkan air hujan dari atap ke bak penyimpanan
Tandon air sebagai tempat penyimpanan air hujan.
Kelebihan menerapkan sistem ini adalah lebih ekologi karena
memanfaatkan air hujan dan dapat mengatur pemakaian sumber air
dari dalam tanah. Sistem ini sangat bergantung pada faktor cuaca
Faktor Lingkungan
gambar 54 Rainwater Harvesting
Sumber : http://www.marinebuzz.com
4
3.3. Analisa Konteks Lingkungan
3.3.1. Analisa Pemilihan Lokasi
Berdasarkan fungsi restaurant apung sebabai wisata kuliner
yang menuntut pembangunan proyek ini berada di perairan maka di
pilih tapak di kolam tambak ataupun danau yang berada di wilayah
semarang. Pemilihan tapak ini berdasarkan akses menuju tapak
yang mudah dijangkau. Serta pemilihan tapak yang memiliki
potensi wisata namaun belum dimaksimalkan pemanfaataannya
Dari ketentuan di atas, didapatlah kolam tambak dan danau
dengan ketentuan seperti di bawah ini :
1. Merupakan kawasan perairan yang memiliki area perairan yang
cukup luas .
2. Merupakan kawasan perairan yang memiliki karakter air yang
tenang dan kedalaman air yang tidak terlalu dalam.
3. Memiliki view yang menarik
Kolam tambak dan danau tersebut adalah :
A. Danau perumahan BSB city
B. Kolam tambak Kemijen
gambar 56 kolam tambak Kemijen
Sumber : dokumentasi pribadi 20017
3.3.2. Analisa Pemilihan Tapak
a. Studi Luas Tapak
Regulasi tapak
- Berdasarkan Peraturan daerah Kota Semarang Nomor 14 tahun 2004 tentang Rencana Detail Tata Ruang ( RDTRK
),Tahun 2000-2010 yang menyangkut fasilitas rekreasi
dan perdagangan yaitu:
KDB =40% ,
KLB =0.8 dengan maksimal 2 lantai,
GSB =17 m ( kategori jalan lokal sekunder).
Luas kebutuhan tapak
Luas Lahan = Total Luas Bangunan : KLB
= 1.072,4 m2 : 0.8
= 1.340,5m2
= 40 % x 1.340,5m2
= 536,2 m2
Luas Ruang Luar = Luas Lahan- Luas Lantai Dasar
= 1.340,5m2– 536,2m2
= 804,3m2
Luas Ruang terbuka hijau (RTH)
Luas RTH = Luas ruang terbuka x 40%
= 804,3m2x 40%
= 321,72m2
Luas Ruang parkir
NAMA KAPASITAS (item) STANDAR SUMBER BESARAN(m2)
RUANG (m2/item) Total Kebutuhan Parkir 2.192
Luas Total Tapak
Luas total tapak = Luas kebutuhan tapak + luas parkir
= 1.340,5 m2 + 2.192 m2
b. Alternatif Tapak
Alternatif tapak 1 – Danau perumahan BSB city
Lokasi : kecamatan Mijen di lokasi danau BSB
gambar 57 Lokasi Proyek
Sumber : maps.google.co.id
Aksesibilitas menuju area tapak :
gambar 58 Jarak menuju tapak Sumber : maps.google.co.id
Akses menuju tapak dapat dicapai melalui 2 alternatif yaitu :
- Melalui jalan Untung Suropati Raya 34 Menit
Jarak dari fasilitas terdekat :
- Dari Bandara Semarang 23 Menit berjarak 10,2 km :
gambar 59 Jarak menuju bandara
Sumber : maps.google.co.id
- Dari Pusat kota : waktu tempuh 34 menit
gambar 60 Jarak menuju tapak Sumber : maps.google.co.id
Kelebihan tapak :
- Jalanan di sekitar tapak sudah menggunakan beton dan aspal jadi tidak perlu membuat akses sendiri.
- Danau jarang di kunjungi wisatawan luar daerah sehingga kondisi danau masih bersih dan belum tercemar.
- Lokasi tapak berada di lingkungan perumahan mewah Kendala tapak :
- Lokasi danau yang terletak didalam perumahan sehingga tidak dibuka untuk umum.
Potensi view tapak :
View sisi utara tapak berupa View sisi Selatan tapak
padang rumput gunung ungaran
Alternatif tapak 2 – kolam tambak Kemijen
Lokasi : Kelurahan Kemijen RW IV
gambar 61 Peta satelit kolam tambak Kelurahan Kemijen RW IV
Sumber : https://maps.google.co.id/maps
Aksesibilitas menuju area tapak :
gambar 62 Jarak menuju tapak alternatif 2 Sumber : maps.google.co.id
Akses menuju tapak dapat dicapai melalui :
- Melalui jalan Gajahmada 14 Menit
Jarak dari fasilitas terdekat :
- Dari Bandara Semarang 18 Menit berjarak 9,1 km :
gambar 63 Jarak menuju bandara
Sumber : maps.google.co.id
- Dari Pusat kota : waktu tempuh 14 menit
gambar 64 Jarak menuju tapak Sumber : maps.google.co.id
Kelebihan tapak :
Kendala tapak :
- Kondisi tapak yang sudah tercemar oleh sampah dan limbah rumah tangga
- Lokasi tapak berada di lingkungan kumuh Potensi view tapak : -
c. Matriks penilaian tapak
Kriteria Bobot Alternatif tapak 1 Alternatif tapak 2
dipakai untuk bangunan restaurant apung adalah tapak alternatif 1,