• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang pertama kali menemukan dan menyelidiki karet atau elastic gum ialah Pietro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang pertama kali menemukan dan menyelidiki karet atau elastic gum ialah Pietro"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Perkembangan Karet

Karet dikenal di Eropa sejak ditemukannya Amerika oleh Columbus. Orang Eropa yang pertama kali menemukan dan menyelidiki karet atau elastic gum ialah Pietro Martyre d’Angiera (1457 - 1526), dari Aragon, Leon (Spanyol). Laporan pertama yang serius tentang produksi karet dan sistem primitive pemrosesannya ditulis pada abad ke- 18 oleh 2 orang Prancis Charles Marie De La Condamine dan Francois Fresneau. De La Condamine, seorang anggota ekspedisi ilmiah yang pergi ke Amerika Selatan pada tahun 1735 melukiskan dalam laporannya kepada akademi Prancis pada tahun 1736.

Sejak semula perkembangan industri karet tergantung bukan pada pengetahuan kimia melainkan pada kemampuan orang menemukan metode yang cocok untuk memanipulasi karet. Kemajuan yang penting dalam memanipulasi karet dengan mudah terjadi pada awal abad ke – 19 dari eksperimen-eksperimen seorang Skotlandia, Charles Macintosh (1766 – 1843) dan seorang Inggris, Thomas Hancock (1786 – 1865 ) namun metode tersebut kurang sempurna dan agak primitive.

Di Amerika Serikat industri karet berdiri pada akhir pengembangan industri dan perdagangannya (1819 – 1837). Seorang Amerika, Charles Goodyear (1800– 1860) menemukan proses vulkanisasi pada tahun 1839. Industri yang berbahan baku karet

(2)

alam ( kemudian karet sintetik ) banyak didirikan pada awal perkembangan industri kendaraan bermotor. ( Spillane, J,J,. 1996 )

2.2. Karet

Karet atau elastromer merupakan polimer yang memperlihatkan daya pegas, atau kemampun meregang dan kembali ke keadaan semula dengan cepat.ada 2 jenis karet yaitu karet alam dan karet sintetis. Setiap jenis karet ini memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga keberadaanya saling melengkapi. Kelemahan karet alam bisa diperbaiki oleh karet sintetis dan sebaliknya, sehingga kedua jenis karet tersebut tetap dibutuhkan.

2.3. Karet Alam

Karet alam adalah suatu polimer dari isoprene. Nama kimia dari polimer ini adalah Cis 1,4 – poliisoprena dengan rumus umum ( C5 H8 )n. Semakin besar harga n semakin

panjang molekul karet , semakin besar berat molekulnya, dan semakin kental. Dimana n adalah drajat polimerisasi yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah monomer di dalam rantai polimer. Karet alam bila dipanasi akan menjadi lunak dan lekat dan kemudian dapat mengalir. Karet alam sedikit larut dalam benzene. Karet alam banyak digunakan dalam industri – industri barang. Umumnya alat-alat yang terbuat dari karet alam berguna bagi kehidupan manusia.

(3)

CH3 H CH3 H

C = C C = C

-CH3 CH2 - CH2 CH2- n

Karet alam

Gambar 2.1 Rumus bangun Cis 1,4 – poliisoprena (karet alam)

( Darussamin dan Ompussunggu , 1985 )

Sesuai dengan namanya, karet alam berasal dari alam, yakni terbuat dari getah tanaman karet. Sifat-sifat atau kelebihan karet alam adalah sebagai berikut :

a. Daya elastisitas atau daya lentingnya sempurna. b. Sangat plastis, sehingga mudah diolah.

c. Tidak mudah panas. d. Tidak mudah retak.

e. Mempunyai daya aus yang tinggi

Ada beberapa jenis karet alam yang dikenal, diantaranya merupakan bahan olahan. Bahan olahan jadi maupun setengah jadi, jenis – jenis produk karet alam tersebut adalah sebagai berikut :

a. Bahan olah karet (lateks kebun, sheet angin, lump segar)

b. Karet alam konvensional(compo crepe, blanket crepe, off crepe) c. Lateks pekat

d. Karet bongkah (block rubber)

e. Karet spesifikasi teknis ( crump rubber ) f. Karet siap olah (Tyre rubber)

(4)

Karet alam memiliki banyak manfaat dalam kehidupan manusia yang diolah sesuai dengan keperluannya. Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang. Umunya alat-alat yang dibuat dari karet alam sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari maupun dalam usaha industri seperti mesin penggerak. Ban kendaraan sepeda motor, mobil hingga pesawat terbang umumnya terbuat dari karet alam. Karet sering pula dipasang di pintu, kaca pintu, kaca mobil dan di peralatan lainnya.

Disamping kelebihannya, karet alam juga memiliki kelemahan dalam penggunaannya, Kelemahan karet alam terletak pada keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan pasar. Saat pasar membutuhkan pasokan tinggi, para produsen karet alam tidak bisa menggenjot produksinya dalam waktu singkat, sehingga harganya cenderung tinggi. ( Setiawan D,H,. 2008 )

2.4. Karet Bongkah atau block rubber

Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan di kilang menjadi bendela-bendela dengan ukuran yang telah ditentukan. Karet bongkah ada yang berwarna muda dan setiap kelasnya mempunyai kode warna tersendiri. Standard mutu karet bongkah Indonesia tercantum dalam SIR ( Standart Indonesian Rubber).

Karet remah atau crumb rubber adalah produk karet alam yang relative baru. Dalam perdagangan dikenal dengan sebutan “ karet spesifikasi teknis “, karena penentuan kualitas atau penjenisannya dilaksanakan secara teknis dengan analisis yang teliti dilaboraturium dan dengan menggunakan perlengkapan analisis yang mutakhir.

(5)

Akhir-akhir ini dirasakan adanya persaingan yang makin kuat antara karet sintetis dan karet alam, dimana pada saat ini baik produksi maupun pemakaiannya, karet sintetis lebih tinggi daripada karet alam. Jalan keluar yang harus di tempuh oleh karet alam adalah berusaha mengatasi saingan tersebut dengan jalan menurunkan biaya produksi dan memperbaiki penyajiannya dipasaran dunia dengan bentuk baru yang berbeda dengan hasil pengolahan secara konvensional dengan mengikuti bentuk produk karet sintetis, yaitu berbentuk bongkah. Bentuk bongkah dibuat setelah bahan baku karet melalui peremahan lebih dahulu, sehingga disebut karet remah atau crumb rubber. ( PS, Tim Penulis,. 1992) Karet spesifikasi teknis adalah jenis produk karet :

a. Yang diperdagangkan dengan spesifikasi mutu teknis dengan bermacam-macam karakteristik antara lain : , SIR 5 L, SIR 5, SIR 10, SIR 20, dan SIR 50.

b. Yang diperdagangkan dengan bentuk bongkah berukuran 28 x 14 x 6,5 inch3 atau 70 cm x 35 cm x 16,25 cm dengan bobot 33,3 kg, 34 kg dan 35 kg perbongkah terbungkus dengan plastik setebal 0,03 mm dengan titik pelunakan 108o C, berat jenis 0,92, dan bebas dari macam-macam pelapis.

Berbagai bahan olah karet dapat diolah menjadi karet remah. Dalam pengolahan karet remah digolongkan dua macam bahan baku, yaitu lateks kebun dan lump serta gumpalan mutu rendah. Proses pengolahan karet remah dapat dilaksanakan dengan bermacam-macam cara proses.

Standart Indonesia Rubber adalah produk karet alam yang baik prosesnya maupun penentuan kualitasnya dilakukan secara spesifikasi teknis.

(6)

Table 2.5. Standard Indonesian Rubber (SIR)

Spesifikasi SIR 5L SIR 5 SIR 10 SIR 20 SIR 50 Kadar kotoran

Kadar abu (%, maks ) Kadar zat menguap (% maks) Plastisitas - Po (min) PRI minimum Indeks warna (skala lovibond) warna kode 0,05 % 0,50 % 1,00 % 30 60 6 hijau 0,05 % 0,50 % 1,00 % 30 60 - hijau 0,10 % 0,75 % 1,00 % 30 50 - 0,20 % 1,00 % 1,00 % 30 40 - merah 0,50 % 1,50 % 1,00 % 30 30 - kuning

Untuk tiap golongan SIR tersebut harus ditentukan nilai Plastisity Retension Indeks (PRI)-nya dan digolongkan dengan menggunakan huruf symbol huruf H, M, dan S. H menunjukkan PRI-nya sebesar 80 ; M untuk nilai PRI antara 60 – 79 ; dan S untuk PRI-nya antara 30 -59. Karet remah dengan PRI kurang dari 30 tidak boleh dimasukkan ke dalam golongan SIR.

PRI adalah ukuran terhadap tahan usangnya karet dan juga sebagai petunjuk mudah tidaknya karet tersebut dilunakkan dalam gilingan pelunak. Makin tinggi nilai PRI, makin tinggi pula kualitas karet tersebut. ( Setyamidjaja,D,. 1993)

(7)

2.5. Resin

Resin adalah zat padat yang tidak berbentuk Kristal dari suatu senyawa organik, resin dapat juga berasal dari hewan atau tumbuhan atau juga buatan, plastik merupakan suatu jenis resin buatan, contoh dari resin alam adalah Canada Balsam, dammar.

Sejak zaman kuno, getah dan resin dapat diperoleh dari batang pohon yang masih tumbuh. Beberapa dari material itu memperlihatkan kombinasi yang luar biasa dari kandungannya yang mana kita campurkan dengan plastik modern. Apabila mereka dipanaskan, resin akan melunak dan akan menjadi plastik. Mereka akan terbentuk sesuai keinginan dengan tekanan mereka akan seperti cairan, akan berubah dibawah tekanan gravitasi dan selalu menyesuaikan diri dalam sebuah wadah sebelum resin cukup untuk dipanaskan dari padat menjadi bentuk yang terakhir ketika tekanan yang diberikan tidak terlalu panjang. ( Cook,J,G,. 1965 )

Resin alam berasal dari tumbuhan, minyak esensi dan terpen yang keluar dari pohon, contohnya dammar. Resin buatan adalah polimer buatan yang diperoleh dari proses polimerisasi antara dua atau lebih jenis senyawa. Resin berperan sebagai pengikat atau binder, yaitu bahan yang berfungsi untuk mengikat pigmen pada permukaan bidang. Resin ini bisa dikatakan berupa lem yang melekatkan campuran pewarna ke media yang akan di cat. Ada 2 jenis resin, yaitu resin alam yang terbuat dari getah pohon, dan resin sintetis atau buatan. Contoh resin alam yang kita kenal adalah cairan vernis yang digunakan sebagai bahan pelapis furnitur.

(8)

2.6. Resiprene 35

Resiprene 35 adalah hasil siklisasi dari karet alam yang larut dalam pelarut yang tidak berbau, terutama dalam pelarut hidrokarbon alifatik dan mudah bercampur dari aromatik dan alifatik. Cocok untuk melindungi dan memelihara pelapis dan untuk cat kapal.

Tabel 2.6 spesifikasi produk

Property Range Satuan

Titik lebur 125 – 145 oC

Viskositas 18 – 24 Detik

Warna 11 – 13 Lovibond

Bilangan asam Max 5 Mg KOH / g

Densitas 0,88 – 0,98 g / ml

Rupa Bersih

Sifat utama Resiprene: tidak menyerap air, tidak beracun, mengilap keras, tahan air, Kelarutan yang baik dalam pelarut alifatik dan aromatik, kecepatan pengeringan, tahan panas. Aplikasi resiprene : Pernis, cat kapal, dekoratif (interior / eksterior), cat belakang cermin, tinta cetak, pita perekat, beton dan kolam renang. Hampir seluruh

produknya di ekspor ke berbagai negara. (www.ikn.co.id/ProductDataResiprene35.html)

2.7. Bilangan asam

Bilangan asam adalah jumlah milligram KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak. Bilangan asam juga di

(9)

artikan sebagai ukuran dari jumlah asam lemak bebas, serta dihitung berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak. Bilangan asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak atau lemak. Caranya adalah dengan jalan melarutkan sejumlah minyak atau lemak dalam alkohol eter dan diberi indikator phenolptalein. Kemudian dititrasi dengan larutan KOH 0,5 N sampai terjadi perubahan warna merah jambu yang tetap. Besarnya bilangan asam tergantung dari kemurnian dan umur dari minyak atau lemak tadi.

Bilangan asam

Dari rumus diatas, faktor 56,1 adalah bobot molekul larutan KOH, apabila dipergunakan NaOH untuk titrasi, maka faktor tersebut menjadi 39,9.

( Ketaren, S,. 1986 )

2.8. Ammonia

Ammonia memiliki struktur yang piramidal dengan sudut 107o diantara ikatan Nitrogen dan Hidrogen. Apabila orbital mengandung pasangan elektron yang berikatan pada nitrogen adalah dihitung juga. Kita mengetahui bahwa nitrogen yang berada dalam ammonia dapat diwakili sebagai sebuah sistem orbital sp3 yang tidak tulen, dengan satu orbital sp3 mengandung pasangan elektron yang tak berikatan.

Dari struktur pendirian, amine adalah ammonia yang mana satu, dua, atau tiga dari hidrogen dapat diganti oleh sebuah gugus alkil atau aril untuk memberikan struktur yang umum formula yang diperlihatkan. Apabila hanya satu hidrogen saja yang digantikan oleh satu gugus hidrokarbon. Amine dapat diklasifikasikan sebagai amine yang primer. Etil amine adalah sebagai contoh, senyawa metil etilamin adalah

(10)

contoh dari amine yang kedua yang mana dua atom hidrogen dapat dipindahkan oleh

gugus hidrokarbon. ( Miller, J ,A,. 1979 )

Amonia memiliki kemampuan untuk membentuk ikatan hidrogen. Ketika ikatan hidrogen antara molekul air putus, ikatan tersebut dapat digantikan oleh ikatan yang setara antara molekul air dan molekul metana.

Sebagian amonia juga bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida.

Panah dua arah menunjukkan bahwa reaksi tidak selesai. Setiap waktu hanya sekitar 1% amonia yang dapat bereaksi untuk membentuk ion amonium.

Gambar

Gambar 2.1 Rumus bangun Cis 1,4 – poliisoprena (karet alam)
Table 2.5. Standard Indonesian Rubber (SIR)
Tabel 2.6 spesifikasi produk

Referensi

Dokumen terkait

The VALSE project case studies have demon- strated how to implement environmental valua- tion studies in ways that fully reconcile scientific and political dimensions of a

Program ini dibuat dengan tujuan untuk membuat rancangan website e-learning menggunakan CMS Moodle, yang diharapkan dapat membantu peserta didik untuk belajar tanpa dibatasi ruang

BELANJA BUNGA BELANJA SUBSIDI BELANJA HIBAH BELANJA BANTUAN BELANJA BAGI HASIL

Penulisan ilmiah ini berisi tentang perancangan dan aplikasi pembuatan katalog distro yang penulis buat untuk melihat informasi mengenai jenis pakaian, warna, ukuran, harga, pada

bahwa dalam rangka ikut mengembangkan kualitas siaran Lembaga Penyiaran Publik Lokal Radio Abdi Persada sebagai salah satu media penyebaran informasi pembangunan

Berbeda dengan ses i sebelumnya, data D3 sesi 201601 ini diambilkan dari data dosen eligibel D1/ D2 pada PDDIKTI sesuai dengan kondisi terakhir.. Data D2 yang tidak masuk D3

TTU dan sesuai jadwal lelang Pokja Pengawasan Peningkatan Jalan Lingkungan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Timor Tengah Utara maka kami mengharapkan

Data D2 yang tidak masuk pada D3 Serdos Gelombang 201601 ini akan dicek kembali pada database di PDPT untuk penyusunan data D3 Serdos sel anjutnya.. PT dapat m engusulkan dosen