• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN SISWA MENYALIN PUISI DENGAN HURUF TEGAK BERSAMBUNG DI KELAS II SDN 2 TELAGA KABUPATEN GORONTALO. Oleh : Fidyawaty Djafar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMAMPUAN SISWA MENYALIN PUISI DENGAN HURUF TEGAK BERSAMBUNG DI KELAS II SDN 2 TELAGA KABUPATEN GORONTALO. Oleh : Fidyawaty Djafar"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN SISWA MENYALIN PUISI

DENGAN HURUF TEGAK BERSAMBUNG DI KELAS II SDN 2 TELAGA KABUPATEN GORONTALO

Oleh : Fidyawaty Djafar

Pembimbing 1 : Dr. Hj. Rusmin Husain, S.Pd, M.Pd Pembimbing 2 : Dra. Hj. Pertiwi Laboro, M.Pd

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar ABSTRAK

Fidyawaty Djafar. 2013. Kemampuan Siswa Menyalin Puisi Dengan Huruf Tegak Bersambung Di Kelas II SDN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Hj. Rusmin Husain S.Pd, M.Pd dan Pembimbing II Dra. Hj. Pertiwi Laboro M.Pd.

Rumusan Masalah Bagaimana Kemampuan Siswa Menyalin Puisi Dengan Huruf Tegak Bersambung di Kelas II SDN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo? Tujuan Penelitian untuk mendeskripsikan Kemampuan Siswa Menyalin Puisi Dengan Huruf Tegak Bersambung di Kelas II SDN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung sudah mampu, hal ini dilihat dari pengolahan data siswa menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung yang mampu yaitu sebanyak 17 orang atau 85% dari 20 orang jumlah siswa, sedangkan yang tidak mampu berjumlah 3 orang atau 15% .

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung pada kelas II SDN 2 Telaga, Kabupaten Gorontalo tergolong mampu.

(2)

PENDAHULUAN

Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan di semua jenis jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar, menengah hingga pendidikan tinggi memegang peranan penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat SD memiliki empat komponen keterampilan berbahasa : (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca (4) keterampilan menulis. Namun dalam kenyataannya di antara empat keterampilan tersebut keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting.

Menurut Sabir (dalam Endang Kasupardi dan Supriatna 2010:5) menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, secara tatap muka dengan orang lain. sementara menurut Tarigan (dalam Fajar Muhammad 2010:1) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu

Mengingat pentingnya peranan menulis tersebut bagi perkembangan siswa maka cara guru mengajar menulis haruslah memiliki strategi dan metode yang tepat dan benar sehingga mudah di pahami anak yang mungkin selama ini cara penyampaian guru kurang tepat.

Penulisan huruf tegak bersambung di ajarkan di sekolah dasar khususnya kelas rendah. Hal ini bertujuan agar siswa di kelas rendah, dapat melatih diri dalam menulis huruf tegak bersambung, untuk itu di perlukan waktu yang agak lama dan di perlukan juga kesabaran dari guru itu sendiri dalam membimbing siswa tersebut. Dalam pengajaran penulisan huruf tegak bersambung di perlukan metode yang tepat, sehingga siswa mampu melaksanakan secara tepat pula. Sehingga akhirnya siswa tersebut menjadi lancar menulis huruf tegak bersambung.

Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian yang di formulasikan dengan judul “Kemampuan Siswa Menyalin Puisi Dengan Huruf Tegak Bersambung Di Kelas II SDN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo.

(3)

KAJIAN TEORI

Pengertian Menulis

Menurut Nurgiantoro (dalam Surherli Kusmana 2010 : 99) menulis adalah aktifitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa tulis. Selanjutnya menurut Poteet (dalam Mubiar Agustin 2011: 66) menulis merupakan penggambaran visual tentang pikiran, perasaan, dan ide dengan menggunakan simbol-simbol sistem bahasa penulisannya untuk keperluan komunikasi atau mencatat.

Tujuan Menulis

Menurut Hugo Hartig (dalam Endang Kasupardi dan Supriatna 2010:8) mengemukakan tujuan menulis sebagai berikut:

1. Tujuan Penugasan

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri. Misalnya, para siswa yang diberi tugas merangkum buku, sekertaris yang ditugaskan membuat laporan notulen rapat.

2. Tujuan Altruistik

Penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca, menghindarkan kedudukan pembaca, ingin menolong para pembaca untuk memahami, menghargai perasaan dan penalaran ingin membuat hidup para pembaca agar lebih mudah dan menyenangkan dalam karyanya itu. Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia percaya, baik secara sadar maupun secara tidak sadar bahwa pembaca dan penikmat karyanya itu adalah lawan atau musuh. Tujuan altruistic adalah kunci ketebatasan suatu tulisan.

3. Tujuan Persuasif

Tujuan persuasif bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

4. Tujuan informasional atau Tujuan penerangan

Tulisan ini bertujuan memberi informasi atau keterangan kepada para pembaca. 5. Tujuan Pernyataan Diri

(4)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada pembaca.

6. Tujuan Kreatif

Tujuan ini penulis bertujuan agar pembaca dapat memiliki nilai-nilai artistik atau nilai-nilai kesenian dengan membaca tulisan si penulis. Tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi, keinginan kreatif di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman; tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.

7. Tujuan Pemecahan Masalah

Penulis berusaha memecahkan suatu masalah yang dihadapi dengan tulisannya, penulis berusaha memberi kejelasan kepada para pembaca tentang bagaimana cara pemecahan masalah.

Tahap-Tahap Proses Menulis

Menurut Aminudin (2010:10) ada lima tahapan proses menulis yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Pramenulis 2. Tahap Pembuatan Draf 3. Tahap Perbaikan Draf 4. Tahap penyutingan 5. Tahap berbagi Pengertian Puisi

Menurut Waluyo (dalam Ade Husnul dan Muh. Ihsan Nugraha 2010 : 2) puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Sementara menurut Dendy Sugono (2007:159) puisi ialah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu mempertajam kesadaran orang akan suatu pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan makna khusus. Selanjutnya menurut James Reeves (dalam Ismail kusmayadi 2010: 12) puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat.

(5)

Jenis-Jenis Puisi

Menurut Yudi Irawan (2010:1) ada bermacam-macam jenis puisi yang di tulis para penyair indonesia yaitu sebagai berikut:

1. Puisi Naratif,Lirik,dan deskriptif 2. Puisi Kamar dan Puisi Auditorium 3. Puisi Fisikal, Platonik, dan Metafisikal 4. Puisi Subjektif dan Puisi Objektif 5. Puisi Kongkret

6. Puisi Diafan dan Prismatis

7. Puisi Pernasian dan Puisi Inspiratif 8. Stanza

9. Puisi Demonstasi dan Pamflet 10.Puisi Alegori

Unsur-Unsur Puisi

Menurut Aminudin (2010:27) ada lima unsur-unsur puisi yaitu sebagai berikut: 1. Bangun Struktur Puisi

2. Kata Dalam Puisi 3. Unsur Larik Dan Bait

4. Rima dan Irama dalam Puisi 5. Tipografi

Langkah-Langkah Menulis Puisi

Menurut Aminudin (2010: 25) langkah-langkah menulis puisi adalah sebagai berikut :

1. Menulis puisi

Jika ingin terampil menulis puisi, berusahalah menulis puisi sebanyak-banyaknya. Ekspresikan apa yang terdapat dalam pikiran dan perasaan dalam bentuk puisi. Apa yang akan ditulis harus jelas bagi diri sendiri sehingga orang lain juga bisa memahaminya. Pilihan kata juga harus tepat.

2. Penentuan tema puisi

Setiap puisi mengandung satu pokok persoalan yang hendak dikemukakan penyair. Penyampaiannya dapat secara nyata atau terselubung.

(6)

3. Penentuan nada dan suasana puisi

Ketika membaca puisi, mungkin kamu dapat menangkap apa yang diungkapkan penyair, suara atau bunyi, dan sikap penyair terhadap apa yang diciptakannya. Sikap penyair terhadap apa yang diciptakannya itulah yang disebut nanda. Adapun suasana adalah lingkungan yang dapat dilihat (benda-benda) didengar (bunyi-bunyi) atau dirasakan (dalam hati).

4. Pilihan kata dalam puisi

Puisi bukan sekedar permainan kata. Puisi terlahir lewat perenungan indra penyair. Baik buruknya sebuah puisi terletak pada bagaimana penyair mengolah dan mengombinasikan ide dengan bahasanya (pilihan katanya) yang disampaikan melalui pengalaman puitiknya.

5. Imaji dalam puisi

Penyair berusaha menjadikan sesuatu yang semula abstrak menjadi konkret sehingga dapat dengan mudah di tangkap oleh pancaindra. Dengan demikian, apa yang dapat di lihat, di dengar atau di rasakan oleh penyair dapat pula di lihat, di dengar atau di rasakan pembaca melalui puisinya. Itulah yang disebut pengimajinasian.

6. Penulisan puisi

Puisi adalah karya sastra yang terdiri atas larik-larik. Larik-larik dalam puisi yang mempunyai pertalian makna akan membentuk sebuah bait. Puisi dapat terdiri atas satu atau beberapa bait. Hal yang membedakan dengan prosa adalah kepekatan bahasa, irama, cakrawala makna kata-katanya, dan rancang bangunnya.

7. Penyempurnaan puisi

Puisi yang telah ditulis harus disempurnakan dengan membaca kembali secara keseluruhan untuk memahami maknanya.

8. Publikasi puisi

Puisi dapat di kirim ke media massa yang memiliki kolom seni budaya. Selain itu, publikasi awal dapat dilakukan dengan memajangkan puisi karyamu di majalah dinding sekolahmu.

(7)

Pengertian Menulis Huruf Tegak Bersambung

Menurut Wang Muba (Dalam Usmiwati 2010 : 3) menulis tegak bersambung adalah kegiatan menghasilkan huruf yang saling bersambung dilakukan tanpa mengangkat alat tulis. Adapun kelebihan tulisan tegak bersambung ialah otak kita akan berkembang dengan baik, merangsang kerja otak lebih kreatif, menulis lebih cepat, tulisan yang dihasilkan lebih indah dan rapi dan mengasah daya seni. Dalam perkembangannya huruf tegak bersambung mengalami beberapa kali perubahan bentuk. Namun perubahan tersebut dari waktu kewaktu menjadikan huruf tersebut semakin sederhana. Perubahan terakhir jatuh pada tanggal 7 Juli 1983 melalui SK. Dirjen Dikdasmen nomor 094/C/Kep/1.83.

Langkah-Langkah Menulis Huruf Tegak Bersambung

Menurut Tim Bakti Guru (2005) tujuan pembelajaran menulis huruf tegak bersambung adalah agar murid dapat menulis rapi, jelas, dan cepat. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, penulis sangat memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Bentuk huruf harus sederhana, sehingga mudah bagi murid untuk menuliskannya.

2. Cara menulis, meskipun sederhana, tapi tidak boleh kaku.

3. Bentuk huruf dan angka harus jelas, terutama untuk huruf-huruf dan angka yang punya kemiripan seperti c dan e; n dan m; u dan v serta angka 1 dan 7. 4. Tulisan huruf dirangkai, sehingga tercipta cara menulis yang cepat.

5. Tulisan tidak perlu tipis tebal sehingga bentuknya sama.

6. Murid harus duduk tegak menghadap kertas yang diletakkan dengan garis alas tepi bangku.

7. Jarak mata tidak boleh kurang 25 cm dari huruf yang akan ditulis. Kajian Penelitian Yang Relevan

Alce Mada 2009, Meningkatkan Keterampilan Menulis Huruf Tegak Bersambung Melalui Metode Drill pada siswa kelas II SD Inpres 1 Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato. Berdasarkan hasil penelitian awal menunjukan bahwa keterampilan menulis huruf tegak bersambung siswa kelas II masih terdapat beberapa siswa yang belum terampil menulis huruf tegak

(8)

bersambung yakni 65% (13 orang) dari 20 orang siswa kelas II dan 35% (7 orang) yang terampil menulis huruf tegak bersambung. Salah satu alternatif mrngatasi hal ini adalah dengan menggunakan metode drill. Jika masalah ini tidak dicari solusinya dukhawatirkan anak-anak tersebut tidak mampu mengahasilkan tulisan tangan yang indah. Setelah diadakan siklus 1 ternyata mengalami peningkatan, karena dari 20 orang siswa 55% (11 orang) siswa tersebut terampil menulis tegak bersambung melalui metode drill pada siswa kelas II SD Inpres I Tunas Jaya. Dari hasil penelitian pada siklus II menunjukan adanya peningkatan pada siswa kelas II SD Inpres I Tunas Jaya dalam menulis huruf tegak bersambung melalui metode drill menjadi 80% (16 orang) dari 35% (7 orang). Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis huruf tegak bersambung dapat ditingkatkan melalui metode drill, sehingga penelitian ini dianggap berhasil.

Hapsa Rifai 2010, Peningkatan Keterampilan Menulis Tegak Bersambung Melalui Media Buku Besar pada siswa kelas 1 SDN 2 Yosonegoro Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan hasil penelitian siklus 1 menunjukan bahwa siswa yang memperoleh nilai di atas 65 sebanyak 17 orang dengan persentase sebesar 35,4% dari jumlah siswa sebanyak 48 orang, sementara yang memperoleh nilai di bawah 65 sebanyak 31 orang atau 64,5%. Pada siklus II siswa yang memperoleh nilai di atas 65 sebanyak 37 orang dengan persentase sebesar 77% dari jumlah siswa sebanyak 48 orang. Siswa yang memperoleh nilai dibawah 65 sebanyak 11 orang atau 23 % dengan daya serap siswa 75%. Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan media buku besar keterampilan dasar menulis tegak bersambung pada siswa kelas 1 SDN 2 Yosonegoro meningkat.

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan siswa menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung.

(9)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian kualitatif juga disebut penelitian naturalistik, dimana datanya didasarkan pada peristiwa-peristiwa yang terjadi secara alamiah, serta lebih bersifat naratif berupa kata-kata.

Dalam penelitian ini tehnik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut :

1. Observasi

Menurut Nasution ( dalam Sugiyono 2012 : 310) observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan, para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Observasi dilakukukan dengan mengamati segala sesuatu yang ada di SDN 2 Telaga, seperti siswa, guru, sarana dan prasarana serta lingkungan keseluruhan. Selain itu, observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung kegiatan siswa ketika mengikuti proses pembelajaran.

2. Wawancara

Menurut Esterberg ( dalam Sugiono 2012: 317) wawamcara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontibusikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa yang mengikuti proses pembelajaran di SDN 2 Telaga. Hasil wawancara ini digunakan untuk memperjelas data yang diperoleh. 3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2012 : 329) Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumentasi yang digunakan pada penelitian ini berupa foto dan video sebagai bukti fisik bahwa pengumpulan data benar-benar terjadi di lapangan.

(10)

Tes dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung. Tes yang digunakan terdiri atas tiga aspek penilaian kemampuan siswa yaitu ketepatan huruf, kerapian dan ketepatan penulisan huruf dengan garis bawah.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo pada siswa kelas IIA dengan jumlah siswa 20 orang. Adapun penelitian ini mengenai kemampuan siswa menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung di kelas II SDN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo tahun pelajaran 2013/2014.

Temuan Umum

Kemampuan siswa menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung di kelas II SDN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo sudah dapat dikatakan mampu karena setelah dilakukan observasi ternyata tulisan yang dihasilkan oleh siswa-siswa tersebut sudah sangat bagus dan indah. ketepatan huruf, kerapian, kecepatan menulis, dan ketepatan penulisan huruf dengan garis bawah sudah mereka kuasai sehingga pada saat siswa-siswa tersebut diberikan tugas oleh guru kelas, mereka dengan cepat mengerjakan dengan menghasilkan tulisan yang indah. Jadi dapat dikatakan siswa-siswa tersebut sudah mampu menulis huruf tegak bersambung dengan baik. Dikarenakan siswa-siswa tersebut sering di ajarkan oleh guru kelas menulis huruf tegak bersambung, bukan hanya pada mata pelajaran bahasa Indonesia saja melainkan pada mata pelajaran lain mereka menggunakan huruf tegak bersambung. Hal ini yang menyebabkan siswa sudah lancar menulis huruf tegak bersambung namun masih ada beberapa orang siswa yang cara penulisannya kurang tepat serta masih lambat dalam menulis huruf tegak bersambung dikarenakan kurangnya kosentrasi belajar siswa tersebut dan siswa lebih banyak bermain dari pada belajar atau dikarenakan pengaruh teman sebaya atau teman bermain. Namun siswa-siswa yang dikategorikan kurang mampu dalam menulis huruf tegak bersambung ini perlu adanya ruang tersendiri untuk membimbing dan mendampingi mereka agar dengan begitu mereka bisa lancar menulis huruf tegak bersambung dengan baik dan benar.

(11)

Temuan Khusus

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas II telah dilaksanakan secara runtut dan telah memenuhi kriteria dalam aspek proses belajar mengajar. Siswa merasa senang dan antusias dalam mengikuti mata pelajaran ini, namun masih terdapat beberapa hambatan yang diperoleh siswa yang mengalami kesulitan dalam menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung.

Peneliti melakukan penilaian pada masing-masing individu untuk mengetahui kemampuan setiap siswa di tiap aspek yang dinilai. Berikut adalah hasil penilaian siswa menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung.

Hasil Penilaian Siswa Menyalin Puisi Dengan Huruf Tegak Bersambung

No Nama Siswa

Aspek yang diamati

Jmh Skor Persentase Ket Ketepatan Huruf Kerapian Ketepatan Penulisan Huruf Dengan Garis Bawah M KM TM M KM TM M KM TM 3 2 1 3 2 1 3 2 1 1. Araysul Z.Tanjung √ √ √ 9 100 M 2. Moh.Gibran Nur √ √ √ 9 100 M 3. Moh.Gilang Mohi √ √ √ 6 66,66 KM 4. Moh. Sokib K √ √ √ 7 77,77 M 5. Riyath Mantulangi √ √ √ 7 77,77 M 6. Zikramo Z. Nur √ √ √ 8 88,88 M 7. Revido M. Gani √ √ √ 6 66,66 KM 8. Amelia P. Kimati √ √ √ 8 88,88 M 9. Aulia R.J. Nur √ √ √ 8 88,88 M 10. Chelsea Devalia R √ √ √ 9 100 M 11. Cindy S. Suleman √ √ √ 9 100 M 12. Dwi T. Kadir √ √ √ 9 100 M 13. Fitria N. S. Maadi √ √ √ 9 100 M 14. Mawadah M. S √ √ √ 9 100 M 15. Nadia C. Samani √ √ √ 8 88,88 M 16. Nayla P. Kaawaan √ √ √ 9 100 M 17. Nurul H. Bakir √ √ √ 5 55,55 TM 18. Nur U. H.Moito √ √ √ 9 100 M

19. Silsilia Zahra Amu √ √ √ 7 77,77 M

20. Syndi R. Dinau √ √ √ 9 100 M Jumlah 19 1 - 11 9 - 13 4 3 Persentase (%) 95 % 5 % - 55 % 45 % - 65 % 20 % 15 % Ket: Mampu = 85 % (17 Siswa) Tidak Mampu = 15 % (3 Siswa)

(12)

Berdasarkan dari hasil penelitian di atas kemampuan siswa menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung di kelas IIA SDN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo, siswa yang mampu sebanyak 85 % atau 17 orang siswa sedangkan siswa yang tidak mampu sebanyak 15 % atau 3 orang siswa. Jadi kesimpulanya dengan melihat hasil penelitian yang ada maka kemampuan siswa menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung tergolong mampu.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan penulis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Mampu atau kurang mampunya siswa menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung disebabkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya baik siswa yang mampu ataupun kurang mampu menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung. Adapun siswa yang belum mampu menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung diperlukan ruang khusus untuk membimbing mereka agar bisa lancar menulis huruf tegak bersambung.

2. Dengan melihat hasil penelitian yang ada di SDN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo yaitu pada siswa kelas IIA tergolong mampu. Sesuai dengan hasil penelitian yaitu dari 20 orang siswa yang ada di kelas II SDN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo terdapat sekitar 85 % atau 17 orang siswa yang mampu dan sisanya sekitar 15 % atau 3 orang siswa yang tidak mampu.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Kiranya hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dan masukan guna memperluas pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap penulisan huruf tegak bersambung.

(13)

2. Hasil penelitian ini hendaknya dapat mendorong bagi guru untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung.

3. Kiranya guru dan orang tua selalu memperhatikan anaknya dan mau bekerjasama dengan pihak sekolah.

4. Agar kemampuan siswa dalam menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung meningkat, maka guru diharapkan banyak memberikan latihan-latihan menulis tegak bersambung, sehingga siswa lebih lancar menulis dengan tegak bersambung.

5. Pelaksanaan penelitian ini tentang kemampuan siswa menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung kiranya menjadi dasar bagi teman-teman mahasiswa untuk melakukan kajian-kajian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Mubiar. 2011. Permasalahan belajar dan inovasi pembelajaran. Bandung : Refika Aditama.

Aminudin, 2010. Kreatif Menulis Puisi Dan Cerita Pendek. Tangerang: Citralab. Aminudin, 2010. Mahir Membuat Aneka Tulisan. Jakarta: Trias Yoga Kriasindo. Aminudin, 2010. Mahir Menulis Puisi. Jakarta: Sketsa Aksara Lalitya.

Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Gorontalo. 2009. Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo. Hendra, Taufik dan Kusumawati Hanifah. 2010. Asyiknya Menulis. Jakarta: Multikreas satudelapan.

Husnul, Ade dan Nugraha Ihsan. 2010. Ensiklopediaku Tentang Puisi. Bekasi Timur: Adhi Aksara Abadi Indonesia.

Irawan, Yudi. 2010. Mengenal Puisi Dan berdeklamasi. Jakarta : Trans Mandiri Abadi.

Kasupardi, Endang. 2010. Pengembangan Keterampilan Menulis. Jakarta: Trans Mandiri Abadi.

(14)

Kusmana, Suherli. 2010. Guru Bahasa Indonesia Profesional. Jakarta: Sketsa Aksara Lalitya.

Kusmayadi, Ismail. 2010. Aku Adalah Puisi. Bekasi: Adhi Aksara Abadi Indonesia.

Muhammad, Fajar. 2010. Menulis Aneka Tulisan. Bekasi: Adhi Aksara Abadi Indonesia.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sugono, Dendy. 2007. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta Timur: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Tim Bakti Guru, 2005. Tangkas Menulis Tegak Bersambung. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Alimudin, Yulia. 2009. Pembelajaran Menulis http://blogspot.com (diakses tanggal 27 Februari).

Usmiwati, 2010. Skripsi. Peningkatan Kemampuan Menulis Tegak Bersambung

http://menulis-tegak-bersambung.html (di akses tanggal 7 Maret)

Mada, Alce. 2009. Meningkatkan Keterampilan Menulis Huruf Tegak Bersambung Melalui Metode Drill pada siswa kelas II SD Inpres 1 Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato. Sajana Pendidikan. FIP UNG: Tidak diterbitkan.

Rifai, Hapsa. 2010. Peningkatan Keterampilan Menulis Tegak Bersambung Melalui Media Buku Besar pada siswa kelas 1 SDN 2 Yosonegoro Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Sajana Pendidikan. FIP UNG: Tidak diterbitkan.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis tegak bersambung melalui penggunaan media kartu magic pada siswa kelas II SD Negeri I

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, masalah penelitian ini sebagai berikut. Kemampuan menulis tegak bersambung siswa kelas II A SD Negeri 1 Pedes

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan membaca puisi pada siswa kelas I SDN Kebon Gulo Musuk tahun pelajaran

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 7 Telaga Biru dan SDN 9 Telaga Biru

Sebagai tambahan, perancangan poster dan pajangan buku juga diikutsertakan sebagai media promosi sehingga buku yang berjudul “Menulis Huruf Tegak Bersambung Bersama Hewan

Secara umum, peneliti menemukan gambaran bahwa kemampuan siswa membandingkan dua teks di SDN 2 Telaga kelas V, sudah setengah dari 22 jumlah siswa yang memahami bagaimana

Hasil pelaksanaan pada siklus I menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam membaca permulaan melalui metode pemberian tugas di kelas 2 SDN 6 Telaga Biru

Setelah dalam proses pembelajaran menulis huruf tegak bersambung menggunakan model pembelajaran jigsaw dengan maksimal maka diperoleh peningkatan nilai yang