• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Metode Latihan Bervariasi Terhadap Kemampuan Menulis Huruf Tegak Bersambung Siswa Kelas II MIN Ciputat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Metode Latihan Bervariasi Terhadap Kemampuan Menulis Huruf Tegak Bersambung Siswa Kelas II MIN Ciputat"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE LATIHAN BERVARIASI TERHADAP

KEMAMPUAN MENULIS HURUF TEGAK BERSAMBUNG

SISWA KELAS II MIN CIPUTAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

Elis Robiatul Adawiyyah

1111018300042

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis tegak bersambung siswa kelas II di MIN Ciputat, pada tahun pelajaran 2015/2016. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan desain one group pretest posttest design.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes berupa penugasan dan angket respon siswa. Analisis data kelompok menggunakan uji-t diperoleh hasil t-hitung 12,294 dan t-tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,571, maka dapat disimpulkan t-hitung>t-tabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis huruf tegak bersambung siswa kelas II di MIN Ciputat. Hasil perhitungan N-Gain yang menunjukkan bahwa pengaruh metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis huruf tegak bersambung siswa kelas II MIN Ciputat sebesar 0,6 yang berada pada kriteria sedang. Respon siswa terhadap penggunaan metode latihan bervariasi terhadap pembelajaran menulis huruf tegak bersambung diperoleh hasil persentase sebanyak 88,46% yang artinya bahwa sebagian besar siswa menyatakan “Ya” bahwa metode latihan bervariasi dapat digunakan dalam pembelajaran menulis huruf tegak bersambung.

(7)

ii

ABSTRACT

Elis Robiatul Adawiyyah, "Effect of Exercise Methods Varies for The Ability to Writing Upright be Continued Grade II MIN Ciputat ". Thesis, Department of Islamic Elementary Teacher Education, Faculty of Science and Teaching Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, in 2015.

This study aims to determine the effect of training methods vary with the ability to writing upright be continued grade II in MIN Ciputat, in the academic year 2015/2016. The research used is quasi-experiment design with one group pretest posttest design. Sampling was done by using purposive sampling technique. Data collection techniques used are in the form of test assignments and student questionnaire responses. Analysis of the data groups using t-test result 12.294 t-test and t-table at the 5% significance level of 2.571, it can be concluded t count> t-table. This shows that there are significant training method varies with the ability to beautiful writing grade II in MIN Ciputat. N-Gain calculation results which demonstrate that the effect of exercise methods vary ith the ability to rite letters upright concatenated in MIN Ciputat grade II of 0,6 which is the criteria for being. The response of students to use various training methods towards learning to write letters upright concatenated result as percentage of 88.46%, which means that most of the students stated "Yes" that varied training methods can be used in learning to beautiful writing.

(8)

iii

salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Saw yang telah memberi tuntunan

dan pedoman serta suri tauladan kepada umat-Nya.

Alhamdulillaahirrabbil‟aalamiin, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Latihan Bervariasi Terhadap Kemampuan Menulis Huruf Tegak Bersambung Siswa Kelas II MIN Ciputat”.

Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M. A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. fauzan, M. A., selaku wakil Dekan III Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Khalimi, M. Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islma

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Asep Ediana Latip, M. Pd., selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Rosida Erowati, M. Hum., selaku Dosen Pembimbing yang bersedia

meluangkan waktunya untuk senantiasa memberikan arahan, semangat,

dukungan, dan bimbingan dengan penuh kesabaran dan ketulusan.

6. Nafia Wafiqni, M. Pd., selaku Dosen Penasehat Akademik Jurusan Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang selalu memberikan bimbingan selama proses perkuliahan.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmunya selama

(9)

iv

8. Dra. Hj. Ratu Rohimah, selaku Kepala Madrasah MIN Ciputat, yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan kegiatan penelitian

di sekolah tersebut.

9. Galuh Ratnanggung, S. H., yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk melakukan kegiatan observasi pra penelitian sampai pada

penelitian dikelas tersebut.

10.Seluruh siswa-siswi kelas IIA, yang telah kooperatif selama penulis

melakukan penelitian.

11.Keluargaku tercinta, nenek, mamah, bapak, dan adik-adikku yang tidak

henti-hentinya memberikan doa yang sangat tulus, dukungan moril dan materil,

serta motivasi kepada penulis sampai saat ini.

12.Sahabat-sahabatku terkasih, Nayu Patmonowati, Mona Sylviana Dewi, Nur

Muti‟ah, Yuliana Sari Haluk, Fizia Aulia Rahma, dan Hana Fadillah. Terima kasih banyak telah menjadi sahabat dan keluarga baru, yang telah menemani,

membantu, memberikan motivasi, inspirasi, doa, serta memberikan cerita dan

pengalaman yang sangat luar biasa kepada penulis selama ini. Semoga

persahabatan kita tidak berhenti sampai di kampus ini.

13.Sahabat-sahabat sepembimbinganku, Mona Sylviana Dewi, Fitri Ratnasari,

Ana Pratiwi, Sarah Respati, dan Muhammad Arif yang telah membantu dan

memotivasi penulis.

14.Sahabat-sahabat PGMI angkatan 2011, yang telah membantu selama

perkuliahan dan sudah memberikan cerita dan pengalaman yang luar biasa

bagi penulis. Semoga kebersamaan dan silaturahmi kita akan terus berjalan

dan tidak akan pernah putus.

15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan bantuan, motivasi, dan informasi yang bermanfaat bagi penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga seluruh pihak yang telah ikhlas dan tulus membantu dapat

(10)

v

Jakarta, 04 Januari 2016

(11)

vi

A. Latar Belakang Masalah ……….

B. Identifikasi Masalah ………

1. Metode Latihan Bervariasi ...

a. Pengertian Metode Latihan Bervariasi ...

b. Tujuan Penggunaan Metode Latihan Bervariasi ...

c. Prinsip Penggunaan Metode Latihan Bervariasi ...

d. Komponen-Komponen dalam Mengadakan

Latihan ………..

e. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan

Metode Latihan Bervariasi ...

f. Kelebihan dan Kelemahan Metode Latihan

Bervariasi ...

g. Prosedur Pelaksanaan Metode Latihan

(12)

vii

c. Tujuan Menulis Tegak Bersambung ...

d. Pembelajaran Menulis Permulaan ...

B. Hasil Penelitian yang Relevan ...

C. Kerangka Berpikir ...

E. Instrument Penelitian ...

(13)

viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... A. Deskripsi Sekolah ...

B. Deskripsi Data ...

1. Deskripsi Proses Pembelajaran ...

2. Deskripsi Hasil Penelitian ...

a. Deskripsi Data Pretest ... b. Deskripsi Data Posttest ... c. N-Gain ...

C. Pengujian Persyararan Analisis dan Pengujian Hipotesis ....

1. Uji Normalitas ...

2. Uji Homogenitas ...

3. Pengujian Hipotesis ...

4. Analisis Data Angket ...

D. Pembahasan ...

(14)

ix

Tabel 3.3 : Kisi-kisi Instrumen Menulis Tegak Bersambung ... 31

Tabel 3.4 : Rubrik Menulis Huruf Tegak Bersambung ... 32

Tabel 3.5 : Kriteria Penilaian Menulis Tegak Bersambung ... 32

Tabel 3.6 : Angket Respon Siswa ... 34

Tabel 4.1 : Data Hasil Pretest dan Posttest ... 46

Tabel 4.2 : Data Hasil Pretest ... 48

Tabel 4.3 : Tabel Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest ... 49

Tabel 4.4 : Data Hasil Posttest ... 51

Tabel 4.5 : Tabel Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest ... 52

Tabel 4.6 : Data Nilai N-Gain Pretest dan Posttest ... 53

Tabel 4.7 : Tabel Frekuensi Kriteria N-Gain ... 54

Tabel 4.8 : Hasil Perhitungan Uji Normalitas dengan Chi Kuadrat ... 54

Tabel 4.9 : Hasil Perhitungan Uji Homogenitas dengan Uji Fisher ... 55

Tabel 4.10

Tabel 4.11

: Analisis Hasil Data Angket Pernyataan Siswa merasa senang

menulis tegak bersambung ...

: Analisis Hasil Data Angket Pernyataan Dengan latihan yang

dibimbing guru, saya bisa lebih mudah menulis tegak

bersambung ... 57

(15)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 : Diagram Batang Nilai Rata-Rata Pretest dan Posttest ... 48 Gambar 4.2 : Diagram Batang Distribusi Frekuensi Perolehan

Nilai Pretest ... 50 Gambar 4.3 : Diagram Batang Distribusi Frekuensi Perolehan

(16)

xi

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 4 : Data Hasil Pretest

Lampiran 5 : Data Hasil Posttest

Lampiran 6 : Deskripsi Statistik Pretest

Lampiran 7 : deskripsi Statistik Posttes

Lampiran 8 : Deskripsi N-Gain

Lampiran 9 : Perhitungan Uji Normalitas

Lampiran 10 : Perhitungan Uji Homogenitas

Lampiran 11 : Perhitungan Uji Hipotesis

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang dilalui setelah

pendidikan usia dini atau taman kanak-kanak. Sejak di sekolah dasar (SD),

siswa sudah semestinya dibekali dengan ilmu pengetahuan dan

keterampilan-keterampilan dasar. Banyak keterampilan-keterampilan yang diharapkan dimiliki siswa dari

sekolah dasar, Salah satunya adalah keterampilan berbahasa yang baik.

Keterampilan berbahasa pada siswa didapatkan dari mata pelajaran Bahasa

Indonesia. Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa

adalah keterampilan menulis.

Keterampilan menulis merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang

sangat penting, sebab menulis merupakan kegiatan yang sifatnya

berkelanjutan. Artinya, menulis di SD merupakan kegiatan dasar sebagai bekal

belajar menulis di jenjang berikutnya. Selain itu, kemampuan menulis bagi

para siswa sangat bermanfaat dalam menyalin, mencatat, dan mengerjakan

tugas sekolah.

Salah satu materi bahasa yang diajarkan di sekolah pada kelas rendah

adalah menulis tegak bersambung. Menulis tegak bersambung adalah suatu

aktivitas yang menyambungkan huruf demi huruf. Menulis tegak bersambung

merupakan salah satu aspek perkembangan motorik halus, karena dalam

menulis huruf tegak bersambung dibutuhkan sekali ketelatenan, kesabaran,

dan kerapihan.

Menulis tegak bersambung di sekolah dasar sangat penting diajarkan terutama pada zaman sekarang. Mengingat perkembangan teknologi

yang semakin maju dan sudah dirasakan betul oleh anak didik kita. Kemajuan

teknologi, seperti gadget memang tidak dipungkiri manfaatnya yang sangat

besar sebagai alat yang memudahkan siswa untuk mencari pengetahuan,

hiburan ataupun permainan, tetapi yang harus diingat bahwa gadget juga dapat

(18)

Dengan gadget, aktivitas menulis anak menjadi lebih mudah. Hal inilah yang

akhirnya mempengaruhi koordinasi motorik halus anak menjadi kurang bagus

dan tulisan tangan anak pun menjadi jelek.1 Belajar menulis bersambung di sekolah mampu membuat siswa melatih gerak tangan menjadi luwes dan

membuat tulisan rapi.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas II

MIN Ciputat, permasalahan yang ditemukan dalam kemampuan menulis

adalah kemampuan menulis siswa dengan menggunakan huruf tegak

bersambung. Kemudian peneliti melakukan observasi di kelas dan melihat

permasalahan-permasalahan yang terdapat di kelas adalah bahwa masih

banyak kesalahan siswa dalam menulis tegak bersambung yang mencakup

kerapihan tulisan, ukuran dan bentuk huruf kecil maupun kapital, dan

kelengkapan huruf. Hal itu terlihat dengan adanya siswa yang menulis tidak di

garis kedua dalam buku garis tiga, penulisan huruf p dan r kecil sambung yang

masih seperti huruf lepas, penulisan huruf kapital dalam tegak bersambung,

kerapihan tulisan, dan penulisan tegak bersambung yang belum sesuai dengan

aturan yang berlaku.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, dapat dikemukakan bahwa

proses pembelajaran menulis tegak bersambung di kelas II MIN Ciputat masih

kurang efektif. Dengan penggunaan metode latihan bervariasi dapat dijadikan

solusi dalam mengajarkan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung.

Melalui metode latihan, diharapkan siswa mampu menulis tegak bersambung

dengan baik dan mampu membedakan bentuk-bentuk huruf. Walaupun

memang awal mempelajari keterampilan menulis huruf tegak bersambung ini

memang masih sulit, namun dengan latihan lebih sering keterampilan itu akan

membaik. Untuk menghindari rasa kebosanan selama latihan berlangsung,

dapat dilakukan variasi dalam latihan. Variasi latihan ini dapat ditujukan

dengan adanya perubahan gaya mengajar, media dan sumber belajar, pola

interaksi antara guru dan siswa, maupun dalam hal variasi dalam kegiatan

1

(19)

3

latihan. Tujuan dari pemberian latihan yang bervariasi adalah selain untuk

menghilangkan kebosanan, juga akan mendorong siswa untuk belajar, karena

kehadiran latihan yang bervariasi yang dilakukan guru dapat memberikan

motivasi terhadap siswa yang kurang memberikan perhatiannya terhadap

materi pelajaran yang diberikan guru sehingga siswa senantiasa menunjukkan

ketekunan, antusiasme, dan penuh partisipasi dalam proses latihan yang

sedang berlangsung.

Dalam mengajarkan menulis huruf tegak bersambung bukanlah

pelajaran yang diajarkan melalui penjelasan guru saja, melainkan dibutuhkan

latihan secara langsung dengan bimbingan guru. Tanpa adanya proses berlatih,

tidak mungkin keterampilan menulis huruf tegak bersambung pada diri siswa

akan muncul dan dapat dikuasai dengan baik.

Berdasarkan masalah di atas, peneliti mengambil judul penelitian

yang berjudul “Pengaruh Metode Latihan Bervariasi Terhadap Kemampuan Menulis Huruf Tegak Bersambung Siswa Kelas II MIN Ciputat”.

B. Identfikasi Masalah

Dari uraian di atas penulis mengidentifikasi masalah dari

pembahasan tersebut yaitu:

1. Siswa kelas II MIN Ciputat kesulitan menulis huruf tegak bersambung.

2. Penulisan bentuk dan ukuran huruf tegak bersambung siswa kelas II MIN

Ciputat yang belum sesuai dengan aturan menulis tegak bersambung.

3. Siswa kelas II MIN Ciputat masih kesulitan menulis huruf kapital dalam

tegak bersambung.

C. Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, maka perlu dilakukan

pembatasan masalah dalam penelitian ini agar persoalan penelitian dapat

dikaji dengan mendalam. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini

(20)

1. Penelitian dilakukan pada siswa kelas II A MIN Ciputat.

2. Kegiatan menulis bersambung yang dilakukan peneliti adalah menulis

huruf, kata, dan kalimat dengan tegak bersambung.

3. Yang dimaksud aturan menulis tegak bersambung adalah bentuk setiap

huruf dan ukuran setiap huruf (ke atas dan ke bawah garis).

4. Metode yang digunakan adalah metode latihan bervariasi.

5. Pengaruh yang dimaksud adalah perbedaan kemampuan menulis tegak

bersambung siswa sebelum dan setelah menggunakan metode latihan

bervariasi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: Seberapa besar pengaruh metode latihan

bervariasi terhadap kemampuan menulis huruf tegak bersambung siswa kelas

II MIN Ciputat?

E. Tujuan Penelitian

Dengan melihat rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

penggunaan metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis huruf

tegak bersambung siswa kelas II MIN Ciputat.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai penggunaan

metode latihan bervariasi dalam mengajarkan menulis tegak

bersambung dalam proses pembelajaran.

b. Bagi siswa

(21)

5

c. Bagi peneliti

Bermanfaat untuk memberikan gambaran pengaruh metode latihan

bervariasi terhadap kemampuan menulis tegak bersambung.

2. Manfaat Teoretis

a. Meningkatkan kualitas pembelajaran.

b. Sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya.

c. Dapat memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan dalam

pengajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan menulis

(22)

6 A. Deskripsi Teoretis

1. Metode Latihan Bervariasi

a. Pengertian Metode Latihan Bervariasi

Kata metode dalam bahasa Yunani “methodos” yang artinya jalan atau cara.1 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna

mencapai tujuan yang ditentukan.2 Menurut M. Sobry Sutikno, metode adalah suat cara yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.3 Menurut Abu Ahmadi, metode adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang

dipergunakan guru untuk menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam

kelas, agar pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa

dengan baik.4 Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang dipergunakan guru dalam menyajikan bahan

pelajaran yang sudah direncanakan pada saat berlangsungnya pengajaran.

Untuk mengajarkan suatu materi pembelajaran, guru dapat memilih metode

pembelajaran yang efektif sehingga siswa dapat mencapai tujuan yang

diharapkan.

Metode berfungsi mengarahkan materi pembelajaran agar dapat

dipahami oleh siswa. Menurut Syaiful B. Djamarah dalam Pupuh

Fathurrohman dan Sobry, metode memiliki kedudukan, yaitu sebagai alat

1

M. Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Berbagai Pendekatan, Metode, Teknik, dan Media Pengajaran, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2000), h. 20.

2

Depdiknas, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 952.

3

M. Sobry Sutikno, Metode dan Model-Model Pembelajaran Menjadikan Proses Pembelajaran Lebih Variatif, Aktif, Inovatif, Efektif dan Menyenangkan, (Lombok: Holistica, 2014), cet ke I, h. 33.

4

(23)

7

motivasi ekstrinsik siswa, untuk menyiasati perbedaan individual siswa, dan

untuk mencapai pendidikan.5

1) Sebagai alat motivasi ekstrinsik siswa

Motivasi belajar dapat berasal dari luar diri siswa. Salah satunya

adalah metode pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang baik

akan meningkatkan motivasi belajar siswa.

2) Untuk menyiasati perbedaan individual siswa

Dalam satu kelas terdiri dari berbagai macam karakteristik, minat

dan gaya belajar siswa. Untuk menyiasati keragaman siswa tersebut, guru

dapat menggunakan metode pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran.

3) Untuk mencapai tujuan pembelajaran

Sebelum seorang guru memilih dan menentukan metode

pembelajaran, sebaiknya terlebih dahulu guru tersebut harus mengetahui

tujuan dari setiap kegiatan belajar yang akan dilakukan. Sebab metode

tunduk pada tujuan, bukan sebaliknya.6

Kata latihan berasal dari kata latih yang berarti belajar dan

membiasakan diri agar mampu melakukan sesuatu.7 Latihan adalah pendidikan untuk memperoleh kemahiran atau kecakapan.8 Latihan biasanya berlangsung dengan cara mengulang-ulang suatu hal sehingga terbentuk

kemampuan atau keterampilan yang diharapkan. Dengan berlatih,

keterampilan yang dimiliki oleh siswa dapat ditingkatkan dan

disempurnakan.9

5

Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), cet ke III, h. 55.

6

(24)

Berikut ini pengertian metode latihan menurut para ahli:

(1) Menurut Roestiyah metode latihan dapat diartikan sebagai suatu cara

mengajar di mana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar

siswa memiliki keterampilan yang lebih tinggi.10

(2) Menurut Nana Sudjana, metode latihan adalah suatu kegiatan melakukan

hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan

untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu

keterampilan agar menjadi bersifat permanen.11

(3) Menurut Syaiful B. Djamarah dan Aswan juga menambahkan bahwa

metode latihan merupakan cara mengajar yang baik untuk memperoleh

suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.12

(4) Menurut Syaiful Sagala, metode latihan adalah suatu cara mengajar yang

baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu dan sebagai sarana

untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatam, kesempatan dan

keterampilan.13

(5) Menurut Nur Hamiyah dan Mohammad Jauhar, metode latihan adalah

suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara

berulang kepada siswa.14

Variasi berarti bentuk yang lain atau yang berbeda bentuk.15 Bervariasi adalah mempunyai variasi, mempunyai berbagai bentuk (rupa,

jenis, dll), ada selingannya.16 Bila situasi belajar itu diubah-ubah atau bervariasi, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.

10

Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), cet. ke VII, h. 125. 11

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1991), h.86. 12

Syaiful Bahri & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), cet. ke IV, h. 95.

13

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 21. 14

Nur Hamiyah dan Mohammad Jauhar, Strategi Belajar Mengajar di Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2014), h. 54.

15

Depdiknas, Op., cit, h. 1605 16

(25)

9

Jadi, metode latihan bervariasi merupakan cara mengajar yang

dilakukan guru dengan memberikan latihan yang bermacam-macam dengan

tujuan untuk menghilangkan rasa kejenuhan dan kebosanan selama kegiatan

latihan, sehingga siswa memperoleh kemampuan atau keterampilan tertentu.

b. Tujuan Penggunaan Metode Latihan Bervariasi

Metode latihan bervariasi digunakan agar siswa memiliki beberapa

kemampuan dan keterampilan sebagai berikut:17

(1) Memiliki kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalkan kata-kata,

menulis, mempergunakan alat/membuat suatu benda, dan melaksanakan

gerak dalam olah raga.

(2) Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi,

menjumlahkan, mengurangi, dan menarik akar dalam hitung mencongkak.

(3) Memiliki kemampuan menghubungkan antara suatu kejadian dengan hal

lain, seperti hubungan antara tanda huruf dan bunyi - ng – ny, penggunaan lambing/simbol di dalam peta, dan sebagainya.

Tujuan penggunaan variasi dalam metode latihan ditujukan terhadap

perhatian peserta didik, motivasi dan belajar siswa. Tujuan yang dimaksud

adalah sebagai berikut:18

(1) Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa.

Perhatian siswa selama latihan sangat penting karena mempengaruhi

keberhasilan tujuan yang akan dicapai. Dalam kelas dengan jumlah siswa

yang besar, sangat sulit sekali mempertahankan perhatian siswa agar tetap

fokus terhadap pelajaran yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, guru

sangatlah perlu memperhatikan penggunaan variasi dalam latihan agar

dapat memlihara perhatian siswa.

17

Roestiyah, Op., cit, h. 125 18

(26)

(2) Memberi kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi.

Berdasarkan timbulnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah

motivasi yang timbul dari diri sendiri. Maksudnya adalah siswa belajar

bukan karena dorongan dari orang tua, guru, bahan pelajaran, ataupun

media dan metode pembelajaran yang menarik, melainkan atas kesadaran

sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat

dorongan dari luar dirinya. Maksudnya adalah saat dalam diri siswa tidak

ada motivasi untuk belajar, maka disinilah motivasi ekstrinsik diperlukan.

Peranan guru dituntut untuk berperan sebagai fungsi motivasi, yaitu

sebagai alat yang mendorong manusia untuk berbuat. Disinilah perlunya

variasi latihan yang diberikan guru selama latihan.

(3) Membentuk sikap positif terhadap guru.

Seorang guru merupakan salah satu kunci dari keberhasilan belajar siswa

di kelas. Apabila guru mengajar dengan cara monoton, maka siswa

menjadi malas belajar, menjadi benci dengan pelajaran bahkan menjadi

tidak menyukai guru tersebut. Tetapi apabila guru yang mengajar dengan

variasi, maka akan timbul gairah belajar dalam diri siswa. Siswa menjadi

senang dengan pelajaran yang diajarkan dan guru pun menjadi disenangi

bahkan difavoritkan siswa.

(4) Mendorong anak didik untuk belajar

Seorang guru harus menciptakan lingkungan belajar yang mampu

mendorong siswa untuk mau belajar. Cara yang dapat dilakukan guru

adalah dengan mengembangkan variasi belajar, baik dalam gaya mengajar,

(27)

11

c. Prinsip Penggunaan Metode Latihan Bervariasi

Penggunaan variasi dalam metode latihan harus memperhatikan

prinsip-prinsip dalam penggunaannya, yaitu:19

(1) Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan

dengan tujuan yang hendak dicapai.

(2) Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga

tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.

(3) Variasi harus direncanakan dengan baik dan secara eksplisit dicatumkan

dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran.

d. Komponen-Komponen dalam Mengadakan Variasi

Menurut Taufik, komponen-komponen variasi mengajar

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu variasi gaya mengajar, variasi media dan

bahan, serta variasi interaksi.20 (1) Variasi Gaya Mengajar

Variasi dalam gaya mengajar dapat dilakukan dengan berbagai cara

sebagai berikut:

 Variasi suara dalam intonasi, nada, volume, dan kecepatan.

 Penekanan berfungsi memfokuskan perhatian siswa. Penekanan

biasanya dikombinasikan dengan gerakan anggota badan.

 Pemberian waktu dengan membuat kesenyapan sejenak.

 Kontak pandang. Dalam berbicara dan berinteraksi dengan siswa, sebaiknya guru mengarahkan pandangan ke seluruh kelas dan menatap

mata siswa untuk dapat membentuk hubungan yang positif dan

menghindari hilangnya kepribadian.

19

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet ke XXIII, h. 85.

20

(28)

 Gerakan anggota badan. Variasi dalam mikmik, gerakan kepala atau

badan merupakan bagian yang penting dalam komunikasi.

 Pindah posisi. Perpindahan posisi guru dalam kelas dapat membantu

menarik perhatian siswa dapat meningkatkan kepribadian guru.

(2) Variasi Media dan Bahan

Ada tiga komponen dalam variasi penggunaan media, yaitu:

 Variasi media visual

Penggunaan media visual dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan

bahan ajar khusus untuk komunikasi, seperti buku, majalah, globe,

peta, film, slide, TV, radio, grafik, model, demonstrasi dan lain-lain.

 Variasi media audio, berupa suara guru.

 Variasi media interaksi memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajaran.

(3) Variasi Interaksi

Variasi dalam pola interaksi dapat dilakukan sebagai berikut:

 Variasi dalam pengelompokkan siswa, yaitu klasikal, kelompok besar,

kelompok kecil, dan perorangan.

 Variasi tempat kegiatan pembelajaran, yaitu di kelas dan di luar kelas.

 Variasi dalam pola pengaturan guru, yaitu sorang guru dan tim.

 Variasi dalam pengaturan hubungan guru dengan siswa langsung

(tatap muka) dan melalui media.

 Variasi dalam struktur peristiwa pembelajaran, yaitu terbuka dan

tertutup.

 Variasi dalam pengorganisasian pesan, yaitu deduktif dan induktif.

 Variasi dalam pengelolaan pesan, yaitu expositorik dan heuristik atau

hipotetik.21

21

(29)

13

E. Mulyasa menambahkan komponen dalam variasi mengajar, yaitu

variasi dalam kegiatan pembelajaran. Variasi dalam kegiatan pembelajaran

dapat dilakukan dalam penggunaan metode pembelajaran, media dan sumber

belajar, pemberian contoh dan ilustrasi, serta variasi dalam interaksi dan

kegiatan siswa.22

e. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan Metode Latihan Bervariasi

Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan

metode latihan bervariasi menurut Nana Sudjana yaitu:23

1. Peserta didik harus diberi pengertian yang mandalam sebelum diadakan

latihan tertentu.

2. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, meskipun

latihan pertama kurang berhasil, sebaiknya diadakan perbaikan agar

hasilnya lebih sempurna.

3. Latihan tidak perlu lama, yang terpenting rutin dilaksanakan.

4. Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan peserta didik.

5. Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial dan

berguna.

6. Perhatikan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan peserta didik untuk

perbaikan secara klasikal sedangkan kesalahan perorangan, diperbaiki

secara perorangan pula.

f. Kelebihan dan Kelemahan Metode Latihan Bervariasi

Metode pembelajaran bermacam-macam. Setiap metode

pemebelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Begitu

22

E. Mulyasa, Op., cit, h. 80. 23

(30)

pula dengan metode latihan bervariasi. Berikut beberapa keuntungan

penggunaan metode latihan bervariasi dalam pembelajaran, yaitu:24

a. Membentuk kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan, serta

kecepatan.

b. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang

kompleks dan rumit menjadi lebih otomatis.

c. Menghindari rasa kebosanan dalam latihan, sehingga meningkatkan gairah

belajar.

Adapun kelemahan dari metode latihan bervariasi sebagai berikut: 25 a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa.

b. Siswa tidak mampu mengembangkan bakat.

c. Keterampilan siswa menetap/kaku.

d. Terjadi verbalisme.

g. Prosedur Pelaksanaan Metode Latihan Bervariasi

Adapun langkah-langkah/prosedur yang harus diperhatikan guru

dalam pelaksanaan metode latihan bervariasi, sebagai berikut:26 a. Menjelaskan maksud dan tujuan latihan terbimbing pada siswa.

b. Guru mempertunjukkan bagaimana melakukan pekerjaan itu dengan baik

dan benar sesuai dengan konsep dan aturan tertentu. Pada bentuk belajar

verbal yang dipertunjukkan adalah pengucapan atau penulisan kata atau

kalimat.

c. Mengadakan latihan terbimbing sehingga timbul respon siswa yang

berbeda-beda untuk peningkatan keterampilan dan penyempurnaan

kecakapan siswa.

24

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op., cit, h. 96. 25

M. Subana & Sunarti, Op,. cit, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), h. 203 26

(31)

15

d. Memberi waktu untuk mengadakan latihan yang singkat agar tidak

meletihkan dan membosankan dan guru perlu memperhatikan respon

siswa apakah telah melakukan latihan dengan tepat dan cepat.

e. Meneliti hambatan atau kesukaran yang dialami siswa dengan cara

bertanya kepada siswa.

f. Mengubah situasi latihan dengan menggunakan variasi dalam latihan

sehingga menimbulkan optimisme dan rasa gembira pada siswa yang

dapat menghasilkan keterampilan yang baik. Variasi dalam latihan yang

dapat dilakukan guru adalah variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam

penggunaan media dan sumber belajar, variasi dalam interaksi dan variasi

dalam kegiatan pembelajaran.

g. Variasi dalam latihan yang dilakukan peneliti dalam kegiatan menulis

tegak bersambung adalah:

 Variasi dalam penggunaan media belajar, sumber belajar, dan kegiatan

pembelajaran, seperti:

1. Peneliti menggunakan lagu hasil ciptaan peneliti sendiri yang

berisikan tentang ukuran huruf kapitan dan huruf kecil dalam tegak

bersambung.

2. Peneliti menggunakan media berupa kertas berbentuk awan untuk

menulis huruf yang hilang dalam tegak bersambung.

3. Peneliti menggunakan media gambar untuk menulis kalimat

sederhana.

4. Bermain kartu kata. Maksudnya adalah guru membagikan kartu

bernomer kepada seluruh siswa. Guru menyiapkan kartu kata yang

nanti akan ditulis siswa dalam bentuk tegak bersambung di papan

tulis. Siswa yang nomornya keluar dalam kocokan maju ke depan

kelas, lalu mengambil kartu kata secara acak. Kemudian

(32)

2. Kemampuan Menulis Tegak Bersambung a. Pengertian Menulis

Menulis merupakan kegiatan yang hampir dilakukan oleh semua

orang. Kemampuan menulis itu tidak timbul secar alamiah, melainkan sesuatu

yang harus dipelajari dan dilatih. Seperti yang dikatakan Ahmad Susanto,

menulis bukanlah bakat karena tidak semua orang mampu untuk menulis.27 Artinya, menulis bukanlah sebuah bakat bawaan atau bakat yang diturunkan,

melainkan suatu bakat yang dimiliki karena adanya proses belajar dan latihan.

Masih dalam buku yang sama, terdapat dua pengertian menulis, di

antaranya: 28

a. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, menulis artinya: (1) membuat huruf dengan pena; (2) melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan; (3) menggambar, melukis; (4) membatik (kain) mengarang cerita, membuat surat, dan berkirim surat.

b. Menurut Rusyana, menulis adalah kemampuan menggunakan pola-pola bahasa dalam penyampaiannya secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan.

Tarigan menyebutkan bahwa menulis adalah menurunkan atau

melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang

dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca

lambang-lambang grafik tersebut.29

Dari beberapa pengertian di atas, jelas sekali kalau menulis

merupakan jenis komunikasi secara tidak langsung. Karena menulis adalah

bentuk penyampaian penulis yang berupa pesan atau gagasan kepada

pembacanya. Artinya, komunikasi ini terjadi antara penulis dan pembaca

dengan perantara sebuah tulisan. Menurut Syafi‟ie, pesan yang ditransaksikan

(33)

17

itu dapat berwujud ide (gagasan), kemauan, keinginan, perasaan, ataupun

informasi.30

Dalam proses pelaksanaannya, menulis merupakan kegiatan yang

dapat dipandang sebagai sebuah proses, keterampilan, proses berpikir,

kegiatan informasi, dan kegiatan berkomunikasi.31

1. Sebagai sebuah proses artinya untuk mencapai sebuah tulisan itu perlu

melalui beberapa tahap. Mulai dari perencanaan, menulis draf, perbaikan

draf, penyuntingan, sampai pemublikasian hasil tulisan.

2. Sebagai sebuah keterampilan, menulis merupakan suatu kemampuan yang

didapat dari hasil belajar dan latihan. Dengan latihan yang

sungguh-sungguh maka akan dapat mencapai kemampuan menulis yang

diharapkan.

3. Sebagai sebuah proses berpikir, menulis merupakan kegiatan yang

membutuhkan penalaran.

4. Sebagai kegiatan informasi, menulis mampu menyampaikan informasi

yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca.

5. Sebagai kegitan berkomunikasi, menulis itu diajukan untuk pembaca.

Seorang penulis harus mempertimbangkan hal-hal yang akan ditulis agar

tulisan yang dihasilkan komunikatif.

b. Menulis Tegak Bersambung

Menulis tegak bersambung adalah menulis dengan menyambungkan

huruf-huruf sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Menulis tegak

bersambung merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa

sejak tingkat dasar. Dalam menulis sambung, siswa tidak hanya

30 Ahmad Susanto, Op., cit, h. 247. 31

(34)

menyambungkan huruf demi huruf melainkan juga harus memperhatikan

hal-hal sebagai berikut, yaitu:32

1. Bentuk setiap huruf harus benar.

2. Ukuran setiap huruf (ke atas dan ke bawah garis) harus tepat.

3. Huruf harus tegak lurus.

Pada awalnya memang tidak mudah bagi siswa untuk menulis huruf

tegak bersambung dengan baik, namun jika dilatih terus menerus, siswa pasti

akan semakin terampil. Menulis tegak bersambung membutuhkan sebuah

kesabaran dan ketekunan pada saat melakukannya.

Latihan menulis tegak bersambung dapat dilakukan dengan

menggunakan buku bergaris atau buku kotak.33 Selama latihan menulis huruf tegak bersambung, siswa menggunakan buku tulis halus garis tiga.34 Penggunaan buku tulis halus garis tiga sangat bermanfaat sekali bagi kelas

rendah atau permulaan, karena berfungsi sebagai media yang memudahkan

siswa untuk membedakan ukuran setiap huruf sehingga tulisan menjadi rapi,

indah dan mudah dibaca.

Sebelum latihan menulis huruf tegak bersambung dilakukan, peneliti

menjelaskan langkah-langkah menulis sambung di buku tulis garis tiga

sebagai berikut:

1. Mengenalkan jika menulis di buku garis tiga dimulai dari tepi bawah baris

ke-2.

32

Depdiknas, Panduan untuk Guru Membaca dan Menulis Permulaan untuk Sekolah Dasar Kelas 1, 2, 3, (Jakarta: Kegiatan Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan Sekolah Dasar Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 37.

33

Solchan, dkk, Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia di SD, (Jakarta: UT, 2011), cet ke XI, h. 6. 35.

34

(35)

19

2. Sebelum menulis, siswa harus bisa membedakan huruf mana yang

memiliki jambul atau ekor atau memiliki keduanya atau tidak memiliki

keduanya.

a. Huruf Kapital

1) Huruf yang panjangnya 2 baris, yaitu huruf A, B, C, D, E, H, I, K,

L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, dan Z.

2) Huruf yang panjangnya 3 baris, yaitu huruf F,G, J, dan Y.

b. Huruf Kecil

1) Huruf berjambul ada dua, yaitu huruf yang berjambul penuh,

seperti huruf b, h, k, l dan huruf yang berjambul setengah baris,

seperti huruf d, t.

2) Huruf berekor ada dua, yaitu huruf yang bereekor penuh, seperti

huruf g, j, y dan huruf yang berrkor setengan baris, seperti p, q.

3) Huruf yang berekor dan berjambul adalah huruf f.

4) Huruf yang tidak berjambul dan berekor adalah huruf a, c, e, i, o,

(36)

Berikut aturan menulis tegak bersambung dengan buku garis tiga:

Berikut contoh instrumen latihan menulis kalimat:

c. Tujuan Menulis Tegak Bersambung

Alasan siswa diberi pelajaran menulis huruf tegak bersambung

adalah sebagai berikut:35

1. Tulisan sambung dapat memudahkan anak dalam mengenal kata-kata

sebagai satu kesatuan.

35

(37)

21

2. Tidak memungkinkan anak menulis terbalik-balik.

3. Menulis dengan huruf sambung lebih cepat karena tidak ada gerakan

pensil yang terhenti untuk tiap huruf.

4. Mengembangkan motorik halus siswa, karena dalam menulis tegak

bersambung dibutuhkan koordinasi gerakan jari-jari tangan.36

d. Pembelajaran Menulis Permulaan

Pembelajaran menulis di sekolah dasar dikelompokkan ke dalam dua

bagian. Yaitu pembelajaran menulis permulaan dan pembelajaran menulis

lanjutan. Pembelajaran menulis permulaan didapatkan di kelas 1, 2, dan 3.

Sedangkan pembelajaran menulis lanjutan didapatkan di kelas 4, 5, dan 6.

Salah satu pembelajaran menulis permulaan yang diajarkan adalah

menulis tegak bersambung. Adapun beberapa indikator dari menulis tegak

bersambung adalah sebagai berikut:37

1. Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan huruf tegak

bersambung.

2. Menyalin puisis anak dengan huruf tegak bersambung.

3. Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan

huruf tegak bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf kapital

dan tanda titik.

4. Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung.

36

Nafia Wafiqni dan Asep Ediana Latip, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD, (Ciputat: UIN Press, 2015), h. 97.

37

(38)

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan ini digunakan sebagai bahan perbandingan

atas karya ilmiah yang sudah ada sebelumnya. Ada beberapa penelitian yang

relevan yang telah dilakukan oleh para peneliti dengan penelitian terdahulu, yaitu:

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Santi Pilomonu, Fakultas Ilmu

Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo pada tahun 2012 dengan judul

skripsi “Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Huruf Tegak Bersambung Melalui Metode Latihan Pada Siswa Kelas II SD Cokroaminoto Motongkad

Kecamatan Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur”. Adapun hasil penelitian yang didapat adalah bahwa kemampuan siswa dalam menulis puisi

dengan huruf tegak bersambung dapat ditingkatkan dengan menggunakan

metode latihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I mencapai

56,2%. Pada siklus II mencapai kriteria ketuntasan belajar sebesar 74,9%.

Adapun perbedaan penelitian Santi Pilomonu dengan peneliti adalah dari segi

metode penelitian. Santi Pilomonu menggunakan metode PTK dalam

penelitiannya, sedangkan peneliti menggunakan metode eksperimen.

Penelitian yang dilakukan oleh Santi Pilomonu adalah penelitian yang

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi dalam tegak

bersambung dengan penggunaan metode latihan. Sedangkan penelitian yang

akan dikaji peneliti bertujuan untuk melihat adanya pengaruh atau tidak

penggunaan metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis tegak

bersambung siswa. Materi pembelajaran menulis tegak bersambung yang

dilakukan Santi Pilomonu adalah menulis puisi dengan tegak bersambung,

sementara peneliti dimulai dari menulis huruf, kata, sampai kalimat sederhana

dengan tegak bersambung. Sedangkan persamaan dari penelitian yang

dilakukan Santi Pilomonu dengan peneliti adalah penggunaan sampel. Sampel

yang digunakan oleh Santi Pilomonu dalam penelitiannya dengan sampel yang

digunakan peneliti memiliki persamaan, yaitu mengambil sampel kelas II

(39)

23

digunakan Santi Pilomonu dengan peneliti sama-sama menggunakan metode

latihan. Hanya saja peneliti menggunakan metode latihan yang bervariasi

dalam latihan menulis tegak bersambung.

2. Hasil penelitian yang dilakukan Pipih Nurlatifah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul

“Penggunaan Metode Poster Comment Dalam Pembelajaran Menulis Tegak

Bersambung Siswa Kelas I MI Pasirangin 1 Sukabumi”. Berdasarkan hasil

keterampilan menulis siswa pada siklus I dan siklus II mengalami

peningkatan. Terlihat pada siklus I didapatkan nilai rata-rata yang diperoleh

adalah 72,54. Pada siklus II didapat nilai rata-rata yang diperoleh adalah

78,83. Hal ini membuktikan bahwa melalui metode poster comment dapat meningkatkan kemampuan menulis tegak bersambung siswa kelas I MI

Pasirangin 1 Sukabumi.

Adapun perbedaan penelitian Pipih Nurlatifah dengan skripsi ini adalah dari

segi metode penelitian. Pipih Nurlatifah menggunakan metode PTK dalam

penelitiannya, sedangkan peneliti menggunakan metode eksperimen.

Penelitian yang dilakukan oleh Pipih Nurlatifah adalah penelitian yang

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis tegak bersambung dengan

menggunakan metode poster comment. Sedangkan penelitian yang akan

dikaji peneliti bertujuan untuk melihat adanya pengaruh atau tidak dari

penggunaan metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis tegak

bersambung siswa. Perbedaan juga terlihat dari segi metode pembelajaran

yang digunakan. Pipih Nurlatifah menggunakan metode poster comment

dalam penelitiannya, sedangkan peneliti menggunakan metode latihan

bervariasi. Pengambilan sampel yang dilakukan antara Pipih Nurlatifah dan

peneliti pun berbeda. Pipih Nurlatifah mengambil sampel kelas I di MI

Pasirangin 1 Sukabumi, sementara penulis mengambil sampel kelas II di MIN

(40)

3. Hasil penelitian yang dilakukan Walim dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Siswa Menulis Huruf dan Kata Tegak Bersambung Melalui

LKS dengan Huruf Putus-Putus pada Kelas I Semester I di SDN Kebandingan

02 Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal”. Adapun hasil penelitian

yang didapat adalah bahwa LKS dengan huruf putus-putus dapat

meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis huruf dan kata tegak

bersambung. Hal ini dapat dilihat dari hasil prasiklus hanya 4 siswa atau

30,76% siswa yang mengalami ketuntasan belajar, kemudian meningkat pada

siklus I sebanyak 8 siswa atau 61,53% dan pada siklus II meningkat menjadi

12 siswa atau 92,30% siswa yang mengalami ketuntasan belajar.

Adapun perbedaan antara penelitian yang dilakukan Walim dengan yang

dilakukan peneliti adalah dari segi metode peneilitian yang digunakan,

perlakuannya, dan pengambilannya sampelnya. Metode penelitian yang

digunakan oleh Walim menggunakan metode PTK yang bertujuan untuk

meningkatkan keterampilan menulis huruf dan kata tegak bersambung siswa

di SDN Kebandingan 02 Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal dengan

menggunakan LKS dengan huruf putus-putus. Sedangkan peneliti

menggunakan metode eksperimen yang bertujuan untuk melihat adanya

pengaruh atau tidak penggunaan metode latihan bervariasi terhadap

kemampuan menulis tegak bersambung siswa di MIN Ciputat. Perlakuan yang

digunakan Walim dalam meningkatkan kemampuan menulis tegak

bersambung siswa adalah dengan menggunakan LKS dengan huruf

putus-putus, sedangkan peneliti menggunakan metode latihan bervariasi. Sampel

yang digunakan juga berbeda. Walim mengambil sampel kelas I di SDN

Kebandingan 02 Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal, sedangkan

peneliti mengambil sampel kelas II MIN Ciputat.

4. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hadijah, Fakultas Keguruan dan Ilmu

(41)

25

Sibaluton”. Berdasarkan hasil penelitiannya, didapatkan hasil bahwa metode

latihan mampu meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa kelas I

SDN Sibaluton. Hal ini terlihat dari peningkatan perolehan nilai pada siklus I

dan siklus II. Pada siklus I baru mencapai 60% siswa yang tuntas dan

meningkat pada siklus II menjadi 90% siswa yang tuntas.

Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan Hadijah dengan yang dilakukan

peneliti adalah dari segi metode peneilitian yang digunakan. Metode

penelitian yang digunakan oleh Hadijah menggunakan metode PTK yang

bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa kelas I

di SDN Sibaluton dengan menggunakan metode latihan. Sedangkan peneliti

menggunakan metode eksperimen yang bertujuan untuk melihat adanya

pengaruh atau tidak penggunaan metode latihan bervariasi terhadap

kemampuan menulis tegak bersambung siswa di MIN Ciputat. Metode

pembelajaran yang digunakan Santi Pilomonu dengan peneliti sama-sama

menggunakan metode latihan. Hanya saja peneliti menggunakan metode

latihan yang bervariasi dalam latihan menulis tegak bersambung. Kemampuan

yang diukur oleh Hadijah adalah kemampuan menulis permulaan siswa kelas

I, sedangkan kemampuan yang peneliti ingin ukut adalah kemampuan menulis

tegak bersambung siswa kelas II. Menulis permulaan yang dimaksud Hadijah

adalah menulis huruf lepas, angka, dan kata. Sampel yang digunakan juga

berbeda. Hadijah mengambil sampel kelas I di SDN Sibaluton, sedangkan

peneliti mengambil smapel kelas II di MIN Ciputat.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kerangka teoretis di atas dapat dirumuskan kerangka

berpikir dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban sementara atas

permasalahan yang timbul. Kesulitan siswa dalam menulis tegak bersambung

membuat penurunan hasil belajar tidak tercapai. Keterampilan menulis tegak

(42)

tegak bersambung. Dalam mengajarkan menulis huruf tegak bersambung

bukanlah pelajaran yang diajarkan melalui penjelasan guru saja, melainkan

dibutuhkan latihan secara langsung dengan bimbingan guru. Metode latihan

bervariasi adalah cara mengajar siswa dengan memberikan latihan yang

bermacam-macam sehingga siswa memperoleh kemampuan atau keterampilan

tertentu.

Maka dari itu, peneliti membuat penelitian dengan cara menerapkan

metode latihan bervariasi dalam pembelajaran menulis tegak bersambung. Dengan

menggunakan metode latihan bervariasi, siswa dapat menirukan tulisan tegak

bersambung yang baik dan benar.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan

dan sekaligus keputusan untuk dijadikan hipotesis penelitian yang dirumuskan

sebagai berikut:

Ho : Metode latihan bervariasi tidak berpengaruh terhadap kemampuan menulis

huruf tegak bersambung siswa kelas II MIN Ciputat.

Ha : Metode latihan bervariasi berpengaruh terhadap kemampuan menulis huruf

(43)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat penelitian akan dilaksanakan di MIN Ciputat, Kota

Tangerang Selatan, Banten.

Penelitian ini akan dilakukan selama sepuluh bulan, mulai dari bulan

Februari sampai November tahun ajaran 2014/2015. Adapun jadwal kegiatan

penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian Kegiatan

Penelitian Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov

Pengajuan

Proposal

Persiapan

Perencanaan

Observasi

Kegiatan

Penelitian

Analisis Data

Laporan

(44)

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

Eksperimen merupakan cara praktis untuk mempelajari sesuatu dengan

mengubah-ubah kondisi dan mengamati pengaruhnya terhadap hal lainnya.1 Penelitian eksperimen dimaksudkan untuk mengetahui kemurnian pengaruh X

terhadap Y.2

Model desain penelitian eksperimen yang digunakan peneliti adalah

quasi experiment. Eksperimen ini disebut quasi experiment, karena eksperimen ini dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya.3

2. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan one group pretest and posttest design. Desain penelitian ini adalah model eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Pada desain ini,

peneliti melakukan pretest terlebih dahulu sebelum memberikan perlakuan. Setelah diberikan perlakuan dengan melakukan pembelajaran dengan

menggunakan metode latihan, barulah diberikan posttest.4 Jadi, pada desain ini peneliti hanya melihat perubahan yang terjadi pada kelompok setelah

perlakuan diberikan.5

1

Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 68.

2

Kasiram, Metodologi Penelitian Refleksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan Metodologi Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), cet ke I, h. 210.

3

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), cet ke XV, h. 123.

4

Posttest ini bisa sama persis dengan pretest atau yang seperti/setaraf pretest. Kasiram, Op., cit, h. 215.

5

(45)

29

Desain penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Desain Penelitian6

Pretest Treatment Posttest

T1 X T2

Keterangan:

T1 : Pretest (tes awal) sebelum perlakuan diberikan

X : Perlakuan berupa metode latihan

T2 : Posttest (tes akhir) setelah perlakuan diberikan

Adapun langkah-langkah dari desain ini adalah:7

1. Berikakan pretest (T1) sebagi tes awal pada subjek sebelum diberikan

perlakuan. Kemudian hitung rata-rata untuk menentukan prestasi awal

siswa.

2. Kenakan perlakuan (X), yaitu pengajaran berprogram pada subjek yang

diberikan pretest selama jangka waktu tertentu.

3. Berikan posttest (T2) sebagai tes akhir dan hitung rata-ratanya untuk

menentukan prestasi siswa setelah mendapatkan perlakuan.

4. Bandingkan rata-rata hitung siswa antara pretest dan posttest untuk

melihat perbedaan prestasi atau pengaruh yang ditimbulkannya.

5. Gunakan tes statistik untuk melihat apakah perbedaan itu signifikan atau

tidak pada tingkat signifikansi tertentu.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

6

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 214.

7

(46)

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.8 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II MIN Ciputat yang

terdiri dari tiga kelas.

Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut.9 Sampel dari penelitian ini adalah satu kelas (IIA) dari keseluruhan populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

dengan menggunakan purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Untuk menentukan sampelnya yaitu berdasarkan

rekomendasi dari guru.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes.

Tes terdiri dari pretest dan posttest, sedangkan non tes terdiri dari angket. Tes yang digunakan adalah dengan menggunakan lembar penugasan.

1. Tes

Tes adalah serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, intelegansi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki

oleh individu atau kelompok.10 Tes diberikan pada saat pretest (tes awal) dan

posttest (tes akhir). Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis tegak bersambung siswa sebelum diberikan perlakuan. Sedangkan posttest

dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis tegak bersambung siswa

setelah diberikan perlakuan, yaitu penggunaan metode latihan. Soal yang

digunakan pada pretest (tes awal) sama dengan soal yang digunakan pada

posttest (tes akhir). Tes ini digunakan untuk melihat perbedaan kemampuan menulis tegak bersambung siswa sebelum dan sesudah diberikan metode

latihan.

8

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2013), cet ke-XVI, h. 117.

9

Ibid., h. 118

10

(47)

31

2. Angket

Angket adalah instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam

teknik komunikasi tak langsung, artinya responden secara tidak langsung

menjawab daftar pertanyaan tertulis.11

Angket yang peneliti gunakan untuk mengetahui respon siswa

terhadap pembelajaran menulis tegak bersambung dengan menggunakan

metode latihan bervariasi.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan data yang dikumpulkan dalam penelitian untuk

menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan.12 Karena data yang diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengambil kesimpulan,

data yang dikumpulkan haruslah data yang benar. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan instrumen tes dan non tes yang berupa angket.

1. Tes

Instrumen tes yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

menyalin kalimat ke dalam huruf tegak bersambung. Tes dalam penelitian ini

digunakan untuk mengetahui kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa

dalam menulis huruf tegak bersambung. Berikut kisi-kisi instrumen penelitian

yang digunakan.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Menulis Huruf Tegak Bersambung13

Variabel Indikator BentukSoal

(48)

(ke atas dan ke bawah

garis) harus tepat

3.Huruf harus tegak lurus

Penilaian kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung

meliputi beberapa indikator, diantaranya penulisan huruf kapital, penulisan

huruf kecil, kesesuaian ukuran tulisan, dan kerapiahan. Berikut tabel skor

penilaian menulis huruf tegak bersambung:

Tabel 3.4

Rubrik Penilaian Menulis Huruf Tegak Bersambung14 No Aspek yang Dinilai SkorMaksimal

1 Penulisan huruf kapital 15

2 Penulisan huruf kecil 15

3 Kesesuaian ukuran tulisan 30

4 Kerapihan 25

5 Kelengkapan huruf 15

Jumlah Skor 100

Tabel 3.5

Kriteria Penilaian Menulis Tegak Bersambung15 1. Kerapihan

Skor Kriteria Penilaian

22-25 Sangat baik : Tulisan rapi, bersih, dan mudah dibaca.

18-21 Baik : Sebagian tulisan rapi, bersih, mudah dibaca.

11-17 Cukup : Beberapa kalimat ditulis kurang rapi, kotor, dan Namun, ada sedikit modifikasi terhadap aspek yang dinilai dalam rubrik tersebut. Peneliti menghilangkan aspek penilaian penggunaan tanda baca dan menggantinya dengan penulisan huruf kecil. Ibid, h. 127.

15

(49)

33

5-10 Kurang : Beberapa kalimat ditulis tidak rapi, kotor, dan tidak

jelas dibaca.

2. Kesesuaian ukuran tulisan

Skor Kriteria Penilaian

27-30 Sangat baik : Semua ukuran huruf tepat.

22-26 Baik : Terdapat sedikit kesalahan ukuran huruf.

17-21 Cukup : Terdapat beberapa kesalahan ukuran huruf.

13-16 Kurang : Terdapat banyak kesalahan ukuran huruf.

3. Penggunaan huruf kapital

Skor Kriteria Penilaian

13-15 Sangat baik : Penggunaan dan bentuk huruf kapital semua

benar

10-12 Baik : Terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan bentuk

huruf kapital

7-9 Cukup : Terdapat sejumlah kesalahan dalam penulisan

bentuk huruf kapital

5-6 Kurang : Terdapat banyak kesalahan dalam penulisan bentuk

huruf kapital

4. Penggunaan huruf kecil

Skor Kriteria Penilaian

13-15 Sangat baik : Penggunaan dan bentuk huruf kecil semua

benar

10-12 Baik : Terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan bentuk

huruf kecil

7-9 Cukup : Terdapat sejumlah kesalahan dalam penulisan

bentuk huruf kecil

(50)

huruf kecil

5. Kelengkapan huruf

Skor Kriteria Penilaian

13-15 Sangat baik : Sempurna (huruf lengkap)

10-12 Baik : Terdapat sedikit huruf yang tidak lengkap

7-9 Cukup : Terdapat sejumlah huruf yang tidak lengkap

5-6 Kurang : Terdapat banyak huruf yang tidak lengkap

Skor Akhir =

2. Angket

Angket digunakan peneliti untuk mengetahui respon siswa terhadap

penggunaan metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis tegak

bersambung. Berikut instrument angket yang digunakan peneliti.

Tabel 3.6

Angket Respon Siswa

No Pernyataan Ya Tidak

1. Saya merasa senang menulis tegak

bersambung.

2. Dengan latihan yang dibimbing guru, saya

bisa lebih mudah menulis tegak bersambung.

Untuk mengolah angket, penelitian menggunakan rumus sebagai berikut:16

P = x 100%

16

(51)

35

Keterangan:

P : Persentase frekuensi dari tiap jawaban responden

F : Frekuensi jawaban tiap responden

n : Jumlah responden

Dengan tafsiran penilaian sebagai berikut:

0 % : tidak ada

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes menulis

tegak bersambung. Validitas yang digunakan adalah pengujian validitas

konstruk. Validitas konstruk dilakukan dengan pendapat para ahli (judgment experts).17 Setelah instrument yang dibuat peneliti dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan dengan landasan teori tertentu, selanjutnya

dikonsultasikan dengan ahli. Tidak ada hitungan matematis yang digunakan

untuk menghitung bagaimana suatu tes dikatakan valid secara pasti pada

validitas ini. Dalam hal ini, ahli yang dimintai pendapatnya adalah dosen

pembimbing Ibu Rosida Erowati, M.Hum.

G. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, kemudian data dianalisis untuk meneliti

apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara tes awal dan tes akhir.

Langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

17

(52)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak. Untuk penelitian yang menguji satu

perlakuan pada satu kelompok sampel menggunakan uji normalitas dengan

uji Chi Square.18 Tes uji normalitas menggunakan uji kai kuadrat (chi Square) dengan rumus χ2 = ∑

Adapun langkah-langkah yang dapat

dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menentukan Rata-rata ( ̅)

b. Menentukan Standar Deviasi (Sd)

c. Membuat Daftar Frekuensi Observasi dan Frekuensi Ekspektasi

 Rumus banyak kelas interval

K = 1 + 3,3 log (n) dengan n banyak subjek.

 Rentang = skor terbesar – skor terkecil

 Panjang kelas interval (P) =

 Batas kelas = skor terendah – 0,5

Batas kelas kedua = batas kelas pertama + panjang kelas

Dan seterusnya.

 Menentukan z batas kelas dengan rumus z = ̅

 Menentukan luas Z tabel masing-masing kelas dengan rumus: a. Kelas pertama = luas Z tabel batas kelas atas – luas Z tabel

batas kelas bawah

b. Kelas kedua = luas Z tabel batas kelas atas – luas Z tabel batas kelas bawah

Dan seterusnya.

 Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) = n x luas Z tabel

 Menentukan frekuensi observasi, yaitu banyaknya data yang

termasuk pada suatu kelas interval.

18

(53)

37

 Jika x2hitung<x2tabel, maka dinyatakan data berdistribusi normal.

 Jika x2hitung>x2tabel, maka dinyatakan data berdistribusi tidak

normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji terhadap kesamaan

(homogenitas) beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya varian

sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas yang

digunakan yaitu uji fisher, dengan rumus sebagai berikut:19

F =

=

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai

berikut:

a. Menentukan varians dari pretest dan posttest dengan rumus:

Varians (S2) = ̅

b. Menentukan varians terbesar dan terkecil

c. Menentukan dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians

(54)

d. Menentukan nilai Fhitung

e. Menentukan Ftabel

Kriteria uji homogenitas:

 Jika Fhitung<Ftabel, maka dinyatakan kedua hasil belajar homogen.

 Jika Fhitung>Ftabel, maka dinyatakan kedua hasil belajar tidak homogen.

3. N-Gain

Rumus N-gain digunakan untuk mengetahui perbandingan nilai

pretest dan posttest serta peningkatan yang diraihnya. Adapun cara

Ideal Pretest : Skor maksimal ideal – skor pretest

b. Menentukan kriteria interpretasi, yaitu:

Tinggi, jika G > 0,7

Sedang, jika 0,3 < G ≤ 0,7 Rendah, jika G ≤ 0,3

c. Menghitung sigma (jumlah) dari skor pretest, posttest, gain (d), dan N-Gain.

d. Menghitung mean (rata-rata) dari skor pretes, posttest, gain (d), dan N-Gain. Adapun rumus dari masing-masingnya adalah sebagai berikut:

 Rata-rata Pretest =

Gambar

Gambar 4.3  : Diagram Batang Distribusi Frekuensi Perolehan
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Desain PenelitianTabel 3.2 6
Kisi-Kisi Instrumen Menulis Huruf Tegak BersambungTabel 3.3 13
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis tegak bersambung melalui penggunaan media kartu magic pada siswa kelas II SD Negeri I

Hasil penelitian terhadap keberhasilan dalam upaya peningkatam keterampilan menulis tegak bersambung dengan pemanfaatan media buku tulis halus pada siswa kelas I SDB

Berdasarkan dari hasil penelitian di atas kemampuan siswa menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung di kelas IIA SDN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo, siswa yang mampu sebanyak 85

1.. Berikut ini merupakan perhitungan rata-rata dan persentase ketuntasan belajar.. Nilai rata-rata siswa kelas I-D terkait materi menulis kalimat sederhana menggunakan huruf

Judul Skripsi : “Peningkatan Keterampilan Menulis Tegak Bersambung Melalui Model Pembelajaran Direct Instruction Berbasis Media Flashcard (Penelitian Tindakan Kelas pada

Setelah dalam proses pembelajaran menulis huruf tegak bersambung menggunakan model pembelajaran jigsaw dengan maksimal maka diperoleh peningkatan nilai yang

(5) Siswa belum memahami kerapian tulisan huruf tegak bersambung.Berdasarkan data yang diperoleh dari nilai hasil tes menulis huruf tegak bersambung tersebut maka

Hal ini sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yang akan mengembangkan lembar kerja peserta didik untuk meningkatkan keterampilan menulis tegak bersambung kelas II Sekolah Dasar dan