• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK SIPIL TEKNIK ELEKTRO TEKNIK INFORMATIKA. Volume 11, Nomor 2, Juli 2015 ISSN : JUDUL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNIK SIPIL TEKNIK ELEKTRO TEKNIK INFORMATIKA. Volume 11, Nomor 2, Juli 2015 ISSN : JUDUL PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL PENELITIAN

SITROTIKA

TEKNIK SIPIL – TEKNIK ELEKTRO – TEKNIK INFORMATIKA

Volume 11, Nomor 2, Juli 2015 ISSN : 1693-9670

JUDUL PENELITIAN

1. Analisa Efektifitas Jalur Pejalan Kaki Pada Rencana Pengembangan Trotoar Dan

Landscape Jalan Siliwangi Tasikmalaya, Wendi Hendrina, Herianto, Nina Herlina.

2. Analisis Check Dam Sebagai Bangunan Pengendali Sedimen Pada Sungai Ciliung

Dengan Dua Alternatif Debit Banjir, Asep Kurnia Hidayat, Ivan Nurandi.

3. Analisis Potensi Oscilating Water Column (OWC) Sebagai Pembangkit Listrik

Tenaga Gelombang Laut, Abdul Chobir, Nurul Hiron, Empung.

4. Studi Jaringan Tegangan Rendah 380/220 V, Edvin Priatna, Ifkar Usrah, Anang

Sudarna.

5. Analisa Konservasi Energi Listrik Dengan Meningkatkan Kualitas Daya Listrik,

Sutisna, Nurul Hiron.

6. Pengaruh Bentuk Geometri Terhadap Kuat Tekan Paving Block, Yusep Ramdani,

Iman Handiman, Agus Widodo.

7. Redesign Bentuk Bangunan Di Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan, Indra

Mahdi

8. Teknologi Sms Pada Monitoring Lingkungan Dengan Wireless Sensor Network

(WSN) Asep Andang, Nurul Hiron, Nundang Busaeri.

9.

Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Penjadwalan Sidang Kerja Praktek/

Tugas Akhir,

Yuki Rizki Adam Nugraha, Husni Mubarok, R. Reza El Akbar.

10. Mengukur Tingkat Kepuasan Penghuni Perumahan Menggunakan Cara Servqual,

Murdini Mukhsin.

11. Implementasi Sms Gateway Untuk Aplikasi Polling Sms Survey Pemilihan Bupati Di

Kabupaten Pangandaran, Acep Irham Gufroni, Cecep Muhamad Sidik R, Hendra

Pratama.

FAKULTAS TEKNIK

(2)

DAFTAR ISI

ANALISA EFEKTIFITAS JALUR PEJALAN KAKI PADA RENCANA

PENGEMBANGAN TROTOAR DAN LANDSCAPE JALAN SILIWANGI

TASIKMALAYA ... 1

ANALISIS CHECK DAM SEBAGAI BANGUNAN PENGENDALI

SEDIMEN PADA SUNGAI CILIUNG DENGAN DUA ALTERNATIF

DEBIT BANJIR ... 10

ANALISIS POTENSI OSCILATING WATER COLUMN (OWC)

SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT ... 18

STUDI JARINGAN TEGANGAN RENDAH 380/220 V ... 26

ANALISA

KONSERVASI

ENERGI

LISTRIK

DENGAN

MENINGKATKAN KUALITAS DAYA LISTRIK ... 35

PENGARUH BENTUK GEOMETRI TERHADAP KUAT TEKAN

PAVING BLOCK ... 43

REDESIGN BENTUK BANGUNAN DI KAWASAN PERMUKIMAN

KUMUH PERKOTAAN ... 48

TEKNOLOGI SMS PADA MONITORING LINGKUNGAN DENGAN

WIRELESS SENSOR NETWORK (WSN) ... 63

RANCANG

BANGUN

SISTEM

INFORMASI

MANAJEMEN

PENJADWALAN SIDANG KERJA PRAKTEK/ TUGAS AKHIR... 69

MENGUKUR TINGKAT KEPUASAN PENGHUNI PERUMAHAN

MENGGUNAKAN CARA SERVQUAL ... 76

IMPLEMENTASI SMS GATEWAY UNTUK APLIKASI POLLING SMS

(3)

ANALISIS POTENSI OSCILATING WATER COLUMN (OWC) SEBAGAI

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT

Studi Kasus : Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya

Abdul Chobir 1

,Nurul Hiron1, Empung 2.

1. Program Studi Elektro Fakultas Teknik Universitas Siliwangi 2. Program Studi Sipil Fakultas Teknik Universitas Siliwangi

Jl. Siliwangi No 24 Kotak Pos 164 Tasikmalaya 46115, HP: 08159334627. E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Perubahan iklim global mempengaruhi meningkatnya tinggi gelombang laut yang mengakibatkan abrasi dan berdampak pada berkurangnya luas pantai, meskipun perlahan tetapi pasti bahwa pantai berkurang. Saat ini untuk mengatasi abrasi penerapan break water atau bangunan penahan gelombang dan pemecah gelombang menjadi pilihan utama. Krisis energi di Indonesia mengakibatkan ancaman pada semua bidang khususnya bidang ekonomi yang menopang keberlangsungan masyarakat, khususnya masyarakat kecil di daerah pesisir pantai seperti daerah Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Break water atau bangunan pemecah gelombang laut berfungsi menahan gelombang dengan cara memecahkan energi gelombang laut. Berbeda dengan sudut pandang keilmuan bidang energi, untuk membangkitkan energi listrik dari gelombang laut, yaitu dengan cara mengumpulkan energi gelombang laut tersebut, sehingga dapat menggerakan turbin generator. Kondisi di atas menjadi perhatian khusus pada penelitian ini, bagaimana caranya untuk membuat desain bangunan yang berfungi pengumpul energi gelombang laut, kemudian dirubah menjadi energi listrik yang dikenal sebagai Oscillating Water Column (OWC).

Keywords: OWC, Gelombang, Energi, Cipatujah

ABSTRACT

Global climate change affects the rising sea wave height resulting in reduced abrasion and impact on the wide beach, although slowly but surely that the beach is reduced. This time to address the application of the break water abrasion or building retaining breakwater wave and become the primary choice. The energy crisis in Indonesia resulted in a threat to all fields, especially economics that underpin the sustainability of communities, especially small communities in coastal areas such as the area in Cipatujah Tasikmalaya regency. Break water or sea breakwater holds the waves by breaking ocean wave energy. In contrast to the scientific viewpoint of the energy sector, generating electricity from ocean waves, ocean wave energy collection is then able to drive the turbine generator by air pressure system. The above conditions are of particular concern in this study, how to create a functioning building design ocean wave energy collector, then converted into electrical energy which is known as the Oscillating Water Column (OWC).

(4)

19

I.

PENDAHULUAN

Potensi daerah di Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya berupa gelombang yang tinggi, yaitu rata-rata mingguan adalah 1-3,25 m dan tinggi gelombang signifikan adalah 0,5-2,25 m, sedangkan angin dengan kecepatan rata-rata mingguan adalah 10-18 Knot, panas yang tinggi.

Salah satu sumber energi alternatif untuk pembangkit listrik yang banyak tersedia di Indonesia adalah gelombang laut dengan memanfaatkan pembangkit listrik energi ombak dengan tipe Oscillating Water

Column (OWC).

Pada keilmuan hidrologi, ilmu kelautan, ilmu fluida bahwa untuk menangani abrasi akibat dari besarnya gelombang laut adalah dengan cara memecahkan energi gelombang menjadi kecil-kecil yang dikenal sebagai peredaman (attenuation), sehingga gelombang tidak menyebabkan abrasi (Liao, dkk. 2013). Penelitian tersebut dilanjutkan pada teknik pemecahan tenaga gelombang salah satunya dengan implementasi break

water (Rustell. Michael. 2014), sementara

itu Oscillating Water Column (OWC) bekerja sebaliknya dari Break Water, yaitu dengan mengumpulkan energi gelombang laut untuk konversikan menjadi energi mekanik (Schoolderman. 2010), energi mekanik tersebut kemudian dapat

dikonversikan menjadi energi listrik melalui turbin (Okuhara S. 2013).

Penelitian ini adalah perancangan

Oscillating Water Column (OWC) yang

sesuai dengan karakter gelombang yang ada di pantai Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Perancangan OWC dibuat sedemikian rupa, sehingga memiliki fungsi ganda, selain dapat mengubah energi gelombang menjadi energi listrik dengan efisiensi tang tinggi juga memiliki keindahan, sebagai bangunan pemecah gelombang bibir pantai, kemudian menganalisis data gelombang dari wilayah Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, sehingga diketahui besarnya energi yang dihasilkan gelombang laut dengan penggunaan teknologi Oscillating Water Column (OWC).

Tingginya gelombang daerah jawa barat bagian selatan memiliki tinggi gelombang yang tinggi dengan frekuensi 0-10% (BMKG. 2014), sementara itu potensi gelombang laut di wilayah Jimbaran Bali memiliki potensi antara 176 kW – 4 MW (Wijaya Arta. 2010). Beberapa peneliti percaya bahwa secara global potensi energi listrik dari gelombang laut di pantai. diperkirakan adalah 1TW (Panicker NN. 1976). Hal ini dikarenakan energi yang dihasilkan oleh gelombang laut adalah 5 kali dari apa

(5)

yang dihasilkan oleh energi angin dengan kecepatan yang sama (Johannes. Falnes 2007).

II. LANDASAN TEORI

A. WaveEnergy Converter (WEC)

Ada banyak konsep dari WEC dan lebih dari 1000 paten tentang teknik WEC yang dibuat di Jepang, Amerika Utara dan Eropa (Ross. D. 1995). Meskipun memiliki desain bervariasi, WEC dapat dikategorikan berdasarkan tempat dan tipe. Tipe WEC Attenuator (A) oleh Salter dalam Drew. B 2009, Point absorber dan tipe Terminator (Tinyurl.com. 2014), Sedangkan menurut Drew dkk. (2009). Model operasi WEC dapat dibedakan menjadi beberapa yaitu:

Submerged pressure differential,

Oscillating wave surge converter, Oscillating Water Column (OWC) dan overtopping device. Menurut Wijaya

A.I.W. (2010). OWC merupakan salah satu sistem dan peralatan yang dapat mengubah energi gelombang laut menjadi energi listrik dengan menggunakan kolom osilasi (chamber).

Gambar 1.1. OWC: the Limpet (Sumber: Tinyurl.com. 2014) Pada teknologi OWC ini, digunakan tekanan udara dari ruangan kedap air untuk menggerakkan whells turbine yang nantinya pergerakan turbin ini digunakan untuk menghasilkan energi listrik, sebagaimana pada Gambar 1.1. Ruangan kedap air ini dipasang tetap dengan struktur bawah terbuka ke laut. Tekanan udara pada ruangan kedap air ini disebabkan oleh pergerakan naik-turun dari permukaan gelombang air laut. Gerakan tersebut merupakan gerakan

compresses dan gerakan decompresses

yang ada di atas tingkat air di dalam ruangan. Gerakan ini mengakibatkan, dihasilkannya sebuah alternating streaming kecepatan tinggi dari udara.

Aliran udara ini didorong melalui pipa ke turbin generator yang digunakan untuk menghasilkan listrik.

B. Pengaruh Angin

Hubungan angin dan gelombang laut diteliti oleh Pudjanarsa tahun 2006, di mana kecepatan rendah akan menyebabkan tinggi gelombang dan periode gelombang yang terjadi. Gambar 1.2 merupakan spektrum periode

(6)

21

gelombang untuk berbagai variasi kecepatan angin.

Gambar 1.2. Spektrum periode gelombang untuk berbagai kecepatan

angin

(Sumber: Pudjanarsa, 2006)

III. METODE

A. Analisis Energi OWC

Perhitungan besarnya energi gelombang laut dengan metode

oscillating water column (OWC).

Besarnya energi potensial dari gelombang laut dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut (Wijaya. 2010):

𝑃. 𝐸. = 𝑚𝑔𝑦(𝑥,𝑡)

2 (𝐽)

………. (1.1) Maka persamaan energi potensial (joule) ini dapat ditulis sebagai berikut: 𝑃. 𝐸. = 𝑤𝜌𝑔𝑦2 2 = 𝑤𝜌𝑔 𝑎2 2 𝑠𝑖𝑛 2(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) ……..(1.2)

Selanjutnya dihitung besarnya energi potensial gelombang lebih dari 1 periode, diasumsikan bahwa gelombang hanya

merupakan fungsi dari x terhadap waktu, sehingga didapatkan persamaan y(x,t) = y(x). Jadi didapatkan:

𝑑𝑃. 𝐸. = 0,5 𝑤𝜌𝑔𝑎2 𝑠𝑖𝑛2(𝑘𝑥 −

𝜔𝑡) 𝑑𝑥 (𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒). … … ..(1.3)

Berdasarkan persamaan 𝑘 = 2𝜋 𝜆⁄ dan 𝜔 = 2𝜋 𝑇⁄ , maka dapat dirumuskan persamaan subsitusinya sebagai berikut : 𝑃. 𝐸. =

1

4𝑤𝜌𝑔𝑎

2𝜆 (𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒)………(1.4)

Besarnya energi kinetik lebih dari 1 periode adalah sebanding dengan besarnya energi potensial yang dihasilkan.

𝐾. 𝐸. =1

4𝑤𝜌𝑔𝑎

2𝜆 (𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒)

………(1.5)

Energi kinetik adalah bagian energi yang berhubungan dengan gerakan dari gelombang laut, setelah besarnya energi potensial dan energi kinetik diketahui, maka dapat dihitung total energi yang dihasilkan selama lebih dari 1 periode dapat dicari dengan menggunakan persamaan:

𝐸𝑤. = 𝑃. 𝐸. +𝐾. 𝐸. =

1

2𝑤𝜌𝑔𝑎

2𝜆 (𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒) …(1.6)

Melalui persamaan di atas, maka dapat dihitung besarnya energy density (EWD),

(7)

yang dihasilkan gelombang laut. Menentukan besarnya energy density (EWD)

yang dihasilkan gelombang laut digunakan persamaan: 𝐸𝑊𝐷 = 𝐸𝑊 𝜆𝑊= 1 2𝜌𝑔𝑎 2 (𝐽/𝑚2) ……… (1.7)

Energy density adalah besarnya

kerapatan energi yang dihasilkan gelombang laut tiap 1 satuan luas permukaan. Untuk menentukan besarnya daya listrik (PW) yang dihasilkan

gelombang laut digunakan persamaan berikut ini.

𝑃𝑊 = 𝐸𝑊

𝑇 (𝑊𝑎𝑡𝑡)………

(1.8) Di mana wave power adalah besarnya daya listrik yang mampu dihasilkan oleh gelombang laut. Untuk menentukan besarnya power density (PWD) yang

dihasilkan gelombang laut digunakan persamaan 2.11 berikut ini.

𝑃𝑊𝐷 = 𝑃𝑊 𝜆𝑊= 1 2𝑇 𝜌𝑔𝑎 2 (𝑊𝑎𝑡𝑡/𝑚2) ……..(1.9) Dimana:

m = wρy : Massa Gelombang (kg) ρ = massa jenis air laut (kg/m3)

w = lebar gelombang (m) (diasumsikan sama dengan luas chamber pada OWC). Y = y(x,t) = a sin(kx-ωt) (m) : persamaan gelombang (diasumsikan gelombang sinusoidal). a = h/2 : amplitudo gelombang. h = ketinggian gelombang (m) 𝑘 = 2𝜋 𝜆⁄ : konstanta gelombang λ = panjang gelombang (m) 𝜔 = 2𝜋 𝑇⁄ (rad/sec) : frekuensi gelombang.

T = periode gelombang (sec)

B. Data Gelombang

Dari data gelombang daerah Cipatujah tersebut, diperoleh bahwa gelombang berikut:

Tabel 1.1 Data Kuantitatif gelombang Cipatujah

Panjang gelombang (λ), Perioda gelombang (s) dan kecepatan (m/s) dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut:

𝑇 = 2,55 𝑥 √𝐻 (𝑠) 𝝀 = 5,12 𝑥 𝑇2 (𝑚)

𝑣 = 𝜆

(8)

23

Dari persamaan di atas, maka diperoleh tabel dengan data yang sudah diolah sebagai berikut:

Tabel 1.2 data dasar gelombang

No Variabel

Tinggi Signifikan

rata-rata Satuan

Min Mak

1 Tinggi Gelombang (H) 0.5 1.5 meter

2 Panjang gelombang (λ) 32.26 96.79 meter

3 Periode gel laut (T) 2.51 4.35 detik

4 Kecepatan Gel (v) 12.85 22.26 m/s

6 Massa jenis air laut (ρ) 1030 1030 kg/m3

7 Besarnya gravitasi

bumi (g) 9.81 9.81 m/s2

C. Perancangan OWC

OWC dirancang dalam bentuk

silinder, dengan diameter 4 meter per

unit, sedangkan panjang pantai yang

akan dipasang OWC direncanakan

sepanjang 30 meter. Berikut adalah

bentuk perancangan OWC dengan

konstruksi terbuat dari beton dan

pasangan

bata.

Selain

menjadi

pembangkit listrik tenaga gelombang

laut, juga dapat menjadi tembok

penahan

pantai

yang

tidak

mengurangi

estetika

dan

seni,

sehingga dapat digunakan oleh

masyarakat untuk berjalan kaki,

duduk

dan

bersantai

sambil

menikmati suasana pantai.

Gambar 1.3 Rancangan OWC tampak atas

Gambar 1.4 tampak depan dan belakang

Gambar 1.5 Layout OWC Tampak

depan

(9)

Gambar 1.6 Layout OWC Tampak

samping

D. Analisis potensi Energi OWC

Dari Tabel 1.2, energi kinetik OWC (KE), energi gelombang (EW), Kerapatan

energi gelombang (EWD), potensi energi

listrik yang dapat dibangkitkan dari OWC dalam Watt (PW) dapat diperoleh

dari persamaan berikut ini:

Sehingga dari persamaan berikut di atas, diperoleh data hasil analisis sebagai berikut:

Tabel 1.3 Hasil analisis potensi energi OWC

Tabel 1.3 menunjukkan bahwa dari 15 unit OWC yang terpasang, dengan efisiensi Genset sebesar 50%, akan menghasilkan total energi listrik sebesar 68,874 kWh pada kondisi tinggi gelombang laut minimum dan 1,073,646 kWh pada tinggi gelombang maksimum. Energi tersebut dapat menerangi rumah nelayan sebanyak 15-238 unit rumah, dengan daya 900W tiap rumah, di samping itu energi gratis dari sistem OWC ini dapat digunakan nelayan untuk menghidupkan rumah pendingin bagi hasil laut, sehingga mengurangi risiko kerugian bagi nelayan.

E. Analisis Sipil

Sebagaimana data dimensi Struktur OWC seperti pada Gambar : maka dapat ditentukan kebutuhan material beton yang diperlukan untuk beton fc=30 Mpa dan mutu baja fy =390 Mpa, Dengan sengkang baja fy =240 Mpa untuk 1 buah OWC adalah sebagai berikut:

(10)

25

IV.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah OWC dapat mengubah energi dari energi mekanik gelombang laut menjadi energi udara bertekanan tinggi, kemudian diubah menjadi energi listrik oleh putaran turbin.

Tiap OWC dengan luas chamber OWC adalah 12,57 m2, dengan tinggi

gelombang 0,5-1,5 meter, akan menghasilkan energi sebesar 51-795 watt. Efisiensi sistem OWC diatur pada nilai 50%, akan menghasilkan energi 9.183-143.153 kWh.

Konstruksi PLTGL dengan OWC sebagai bangunan penahan gelombang laut dapat dirancang sebagai penambah keindahan alam pantai dengan fungi ganda.Bahan bangunan OWC menggunakan bahan anti korosi. Estimasi biaya 77,5 jt (tidak termasuk estimasi biaya sistem pembangkit), untuk tiap satu unti OWC dengan diameter 4 meter akan menghasilkan listrik 51-795 kW listrik (tidak termasuk efisiensi genset dan OWC).

DAFTAR PUSTAKA

Drew B, Plummer R.A, and Sahinkaya N.M. 2009. A review of wave energy converter technology. Proc. IMechE Vol. 223 Part A: J. Power and Energy

Johannes Falnes. 2007. A review of wave-energy extraction. Department of Physics and Centre of Ships and Ocean Structures,

Norwegian University of Science and Technology NTNU, NO-7491 Trondheim.

Okuhara S., Takao M., Takami A., Setoguchi T. 2013. Wells Turbine for Wave Energy Conversion. Open Journal of Fluid Dynamics, 2013, 3, 36-41

http://dx.doi.org/10.4236/ojfd.2013. 32A006 Published Online July 2013 (http://www.scirp.org/journal/ojfd)

Panicker NN. Power resource potential of ocean surface waves. In: Proceedings of the wave and salinity gradient workshop, Newark, Delaware, USA, 1976. p. J1-J48

Pudjanarsa, A. 2006. Mesin Konversi Energi. Yogyakarta : ANDI

Ross, D. Power from the waves, 1995 (Oxford University Press, Oxford, UK).

Rustell. Michael. 2014. Optimising A Breakwater Layout Using An Iterative Algorithm. De Paepe Willems Award 2014

Schoolderman, J.E. 2009. Generating electricity from waves at a breakwater in a moderate wave climate, Delft University of Technology, Delft PMid: 19452776.

http://dx.doi.org/10.9753/icce.v32.struc tures.63.

Tinyurl.com. 2014. OPT Powerbuoy. Available from http://tinyurl.com/ oceanpt/ (tanggal akses 01 September 2014).

Wijaya A.I.W. 2010. Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Menggunakan Eknologi Oscilating Water Column Di Perairan Bali. Vol. 9 No.2 Juli - Desember 2010.

(11)

Gambar

Gambar 1.1. OWC: the Limpet   (Sumber: Tinyurl.com. 2014)  Pada  teknologi  OWC  ini,  digunakan  tekanan  udara  dari  ruangan  kedap  air  untuk menggerakkan whells turbine yang  nantinya pergerakan turbin ini digunakan  untuk  menghasilkan  energi  list
Gambar 1.2. Spektrum periode  gelombang untuk berbagai kecepatan
Gambar 1.3 Rancangan OWC tampak  atas

Referensi

Dokumen terkait

Dengan analisis dengan menggunakan metode AASHTO (1993) didapat bahwa dengan kondisi lapisan eksisting dengan daya dukung lapis pondasi beserta tanah dasar yang ada sudah tidak

Disamping menyebabkan malformasi kongenital, kerja gen yang cacat menyebabkan banyak sekali kesalahan-kesalahan metabolism kongenital. Penyakit-penyakit ini,

HASIL PENELITIAN JUGA MENUNJUKAN BAHWA IBU YANG BEKERJA MEMPUNYAI TINGKAT PEGETAHUAN YANG LEBIH BAIK DARI IBU YANG TIDAK BEKERJA, KARENA IBU YANG BEKERJA BANYAK MEMILIKI

Pada masa pembelahan, sentromer merupakan struktur yang sangat penting, di bagian inilah lengan kromosom (kromatid) saling melekat satu sama lain pada

Penelitia n ini akan m engem ba ngkan m aterial berup a m em bran hidrogel nanokitosan berbentuk lem baran tipis yang a kan digunakan untuk m enutupi perm ukaan kawat

48 Beberapa contoh kelainan kongenital yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan non invasive (ultrasonografi) pada midtrimester kehamilan adalah hidrosefalus dengan atau tanpa

Sedangkan pada ukuran matriks data uji sebesar 137 × 1309 yaitu data uji dengan pemilihan fitur chi-square, setiap kernel pada metode klasifikasi SVM memiliki hasil akurasi yang

Pada 2002 melakukan riset kuratorial di New York atas undangan Asian Cultural Councilselama 3 bulan; meriset Seni Rupa Indonesia di Masa Pendudukan Jepang: Keimin Bunka Shidosho