• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Penelitian Pengaruh Tayangan Televisi terhadap Minat Belajar Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal Penelitian Pengaruh Tayangan Televisi terhadap Minat Belajar Siswa"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN

“PENGARUH TAYANGAH TELEVISI TERHADAP MINAT BELAJAR

SISWA SDN CILUNCAT 1”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Penelitian Pendidikan

Dosen Pengampu: Ira Rengganis, M.Pd.

Oleh: Nurulia Fajriani

1104463 PGSD-3D-IPS

JURUSAN PEDAGOGIK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

A. JUDUL PENELITIAN

“PENGARUH TAYANGAN TELEVISI TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA SDN CILUNCAT 1”

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan teknologi memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Diantara banyak manfaat itu adalah memudahkan penyebaran informasi dan komunikasi melalui media elektronik. Salah satu media elektronik yang hampir selalu ada di tiap-tiap rumah adalah televisi.

Televisi merupakan media penyebaran informasi yang cepat dan efektif karena pada waktu bersamaan informasi yang disebarkan dapat tersampaikan kepada ratusan bahkan ribuan orang.

Berbagai macam tayangan disajikan dalam televisi. Seperti tayangan komedi, film kartun, infotainment, berita dan sinetron. Tayangan yang disiarkan mulai dari pagi sampai malam hari membuat para pemirsanya terutama anak-anak terhipnotis untuk terus menyaksikan tayangan-tayangan tersebut.

Sering kita temui bahwa anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu menonton televisi dibandingkan belajar. Karena tayangan yang disiarkan di televisi mampu menarik perhatian anak dan membuat anak ketagihan. Sehingga menonton televisi menjadi kebiasaan yang wajib setiap harinya.

Sebagaimana yang dilansir oleh www.balipost.co.id di Amerika Serikat anak-anak yang kecanduan menonton televisi jadi mogok belajar dan sering mengantuk di sekolah. Mengahabiskan waktu berjam-jam menonton televisi akan mengurangi jam belajar anak, yang mungkin juga akan mempengaruhi minat belajar siswa. Selain itu, perhatian siswa terhadap pelajaran di sekolah akan berkurang, terlebih untuk mata pelajaran yang memerlukan konsentrasi penuh.

Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti berrmaksud mengadakan penelitian pengaruh dengan judul “Pengaruh Tayangan Televisi Terhadap Minat Belajar Siswa di SDN Ciluncat 1”

(3)

C. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Siswa berorientasi pada televisi yang memiliki dampak positif dan negatif 2. Tayangan televisi yang variatif dan 24 jam nonstop membuat siswa lupa belajar 3. Minat belajar siswa menurun dikarenakan seringnya menonton televisi

D. RUMUSAN MASALAH DAN BATASAN MASALAH 1. Rumusan masalah

a. Apakah terdapat hubungan antara televisi dengan minat belajar siswa?

b. Jenis program apa yang disukai siswa yang menjadi faktor pendorong dan penghambat minat belajar siswa?

c. Bagaimana upaya orang tua dalam mengurangi dampak negatif televisi terhadap minat belajar siswa

2. Batasan masalah

Agar pembahasan dalam proposal ini lebih fokus dan terarah serta tidak terjebak pada pembahasan yang terlalu luas, maka penulis membatasi masalah Pengaruh Tayangan Televisi Terhadap Minat Belajar Siswa. Objek penelitiannya yaitu fokus kepada siswa-siswi sekolah dasar kelas V. Batasan masalah yang hendak dikaji dalam proposal ini yaitu:

a. Tayangan televisi yang menjadi faktor pendorong dan penghambat minat belajar siswa. Seperti tayangan komedi, kartun, sinetron dan infotainment.

b. Upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mengurangi dampak negatif televisi terhadap minat belajar siswa

E. TUJUAN

1. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara televisi dengan minat belajar siswa 2. Untuk mengetahui jenis program apa yang disukai siswa yang dapat menjadi faktor

pendorong dan penghambat minat belajar siswa

3. Untuk mengetahui upaya apa yang dapat dilakukan orang tua untuk mengurangi dampak negatif televisi

(4)

F. MANFAAT

1. Secara teoritis dapat memberikan gambaran tentang bagaimana pengaruh televisi terhadap minat belajar siswa

2. Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan wacana dalam meningkatkan minat belajar siswa serta sebagai masukan bagi orang tua dalam pemberian fasilitas terhadap anak-anaknya

3. Secara khusus, bagi peneliti kegiatan penelitian ini diharapkan menjadi penunjang untuk melatih kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah dalam mencari penjelasan dan pengetahuan untuk mengurangi dampak negatif televisi dan meningkatkan minat belajar siswa

G. HIPOTESIS

“Terdapat pengaruh negatif antara tayangan televisi terhadap minat belajar siswa di SDN Ciluncat 1”. Tayangan televisi yang variatif membuat siswa bisa menghabiskan berjam-jam menonton televisi sehingga minat belajar siswa berkurang.

H. ASUMSI PENELITIAN

Anggapan dasar dalam menentukan hipotesis penelitian ini adalah:

1. Tayangan televisi sering menyebabkan penontonnya terpikat berjam-jam di depan televisi sehingga dikhawatirkan dapat menurunkan minat belajar anak.

2. Televisi menyajikan acara yang banyak diminati anak sehingga anak lebih suka menonton televisi dibandingkan belajar.

3. Tayangan televisi tidak selamanya bersifat mendidik.

I. VARIABEL PENELITIAN

1. Variabel Independen (Variabel Bebas) : televisi

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat) : minat belajar siswa

(5)

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami masalah penelitian, maka istilah-istilah dalam judul penelitian ini dijelaskan masing-masing batasannya secara operasional dalam uraian berikut:

1. Definisi televisi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele ("jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.”

Menurut Adi Badjuri (2010:39) Televisi adalah media pandang sekaligus media pendengar (audio-visual), yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar tersebut.

Menurut Soerjokanto 2003:24 televisi merupakan sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektronik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suaranya dapat didengar.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan televisi adalah kombinasi audio dan visual atau biasa disebut pandang-dengar, yang dapat menyampaikan informasi melalui siaran bergambar dan suara.

2. Definisi minat

Minat merupakan suatu kecenderungan untuk tingkah laku yang berorientasi pada objek, kegiatan atau pengalaman tertentu, dan kecenderungan tersebut antara individu yang satu dengan individu yang lain tidak sama intensifnya (Eysenck, dkk., 1972).

Minat menurut Fishbein dan Ajzen (1975) minat merupakan bagian dari sikap yang bisa dibedakan berdasarkan sumber munculnya minat yaitu perilaku (behavior), sasaran (target), situasi dan waktu. Minat bisa muncul secara spontan, wajar, selektif dan tanpa paksaan ketika individu memberikan perhatian (Gie, 1981).

(6)

W.S Winkel mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang agak menetap untuk merasa tertarik pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu (1983 : 38).

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan tersebut. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar, motif menggunakan dan menyelidiki dunia luar (manipulate and exploring motives). Dari manipulasi dan eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu, lama-kelamaan timbullah minat terhadap sesuatu tersebut. Apa yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik (Purwanto, 2007: 56). Minat, mampu memberikan dorongan kepada seseorang untuk berinteraksi dengan dunia luar yang sekiranya menarik untuk diketahui, menjadikannya memiliki semangat tinggi untuk mengetahui sesuatu yang telah menarik hatinya.

Suatu aktivitas akan dilakukan atau tidak sangat bergantung pada minat seseorang terhadap aktivitas tersebut. Di sini nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas (Sandjaja, 2005). Minat memungkinkan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas, karena minat merupakan dorongan yang paling kuat dari dalam diri seseorang. Besar kecilnya minat, akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas seseorang.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan minat adalah bentuk perhatian yang menimbulkan kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada suatu objek. Tinggi rendahnya perhatian atau rasa senang seseorang terhadap objek dipengaruhi oleh tinggi rendahnya minat seseorang tersebut.

3. Belajar

Pengertian Belajar

Belajar merupakan aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu. Muhibbin Syah (2000: 136) bahwa belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

(7)

Begitu juga menurut James Whitaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto (1990: 98-99), belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2003 dalam Jihad, 2008: 2).

Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang bersifat permanen, diperoleh melalui pengalaman baik mengamati objek secara langsung maupun secara tidak langsung. Belajar melibatkan tiga unsur pokok yaitu proses, perubahan perilaku, dan pengalaman. Proses dalam belajar meliputi proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Perubahan perilaku berarti hasil belajar akan tampak pada individu yang belajar. sedangkan pengalaman berarti belajar adalah mengalami karena terjadi interaksi antara keduanya.

K. LANDASAN TEORI

Televisi merupakan media yang sudah tidak asing lagi, hampir di setiap rumah menengah ke atas di Indonesia memiliki televisi. Berbagai acara disediakan untuk menghibur masyarakat walaupun tidak semua tayangan yang ditawarkan bersifat mendidik.

Televisi memiliki daya tarik tersendiri, karena menggabungkan dua unsur audio dan visual. Karena menampilkan gambar hidup dan berwarna, membuat televisi menarik perhatian anak-anak usia sekolah dasar dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menonton. Media televisi dapat membuat anak-anak duduk pasif selama berjam-jam setiap hari televisi bisa menjadi babby sitter bagi anak-anak. Televisi juga bisa membuat mata anak kelelahan karena kurang istirahat akibat terus-menerus digunakan untuk menonton.

Anak merupakan kelompok pemirsa yang paling rawan terhadap dampak negatif siaran TV.

Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia, misalnya, mencatat, rata-rata anak usia Sekolah Dasar menonton televisi antara 30 hingga 35 jam setiap minggu. Artinya pada

(8)

hari-hari biasa mereka menonton tayangan televisi lebih dari 4 hingga 5 jam sehari. Sementara di hari Minggu bisa 7 sampai 8 jam. Jika rata-rata 4 jam sehari, berarti setahun sekitar 1.400 jam, atau 18.000 jam sampai seorang anak lulus SLTA. Padahal waktu yang dilewatkan anak mulai dari TK sampai SLTA hanya 13.000 jam. Ini berarti anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk menonton televisi daripada untuk kegiatan apa pun, kecuali tidur (Pikiran Rakyat, 29 April 2004).

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Annenberg Public Policy Centre terhadap rumah tangga di Amerika Serikat, membuktikan bahwa rata-rata anak di AS menghabiskan waktu mereka sebanyak 25 jam per minggu di depan layar kaca.

Penelitian di Texas, Amerika Serikat, yang dilakukan selama lebih dari tiga tahun terhadap 200 anak usia 2-7 tahun menemukan bahwa anak-anak yang banyak menonton program hiburan dan kartun terbukti memperoleh nilai yang lebih rendah dibanding anak yang sedikit saja menghabiskan waktunya untuk menonton tayangan yang sama (KCM, 11/08/2005). Nilai yang lebih rendah biasanya diawali oleh minat belajar yang rendah.

Menurut Sinar (2011) dalam artikel yang ditulisnya mengenai pengaruh negatif televisi. “Pengaruh negatif televisi yang paling utama adalah membuat lupa waktu. Bila menonton televisi anda akan malas untuk melakukan pekerjaan. Bagi pelajar, pengaruh negatif televisi yang satu ini tentu sangat merugikan sehingga mereka bisa saja akan lupa untuk belajar”. Seperti yang di utarakan oleh Sinar dalam artikelnya, televisi memberikan dampak yang negatif terlebih bagi anak atau siswa mereka menjadi lupa waktu malas untuk belajar dan cenderung meniru apa yang ditayangkan di televisi terlebih lagi tayangan-tayangan televisi saat ini kurang mendidik untuk anak.

Menonton televisi membuat pelajar menjadi pasif dan sulit berkonsentrasi dalam belajar. Berdasarkan penelitian Owens J dkk, menyebutkan bahwa kebiasaan menonton televisi berhubungan secara signifikan dengan gangguan tidur akibat meningktnya waktu menonton televisi pada malam hari. Anak yang menonton televisi terus-menerus akan mempunyai waktu yang lebih sedikit untuk melakukan aktivitas lain. Terutama belajar, Karena anak terlalu lelah sehabis menonton televisi, minat anak untuk belajar pun berkurang.

Penelitian yang telah dilakukan di Inggris (Himmelweit et al., 1958), mengemukakan bahwa pengaruh televisi menunjukkan gejala yang disebut Joyce

(9)

Cramond (1976) sebagai “displacement effects” (efek alihan) yang ia definisikan sebagai “the reorganization of activities which takes place with the introduction of television; some activities may be cut down and other abandoned entirely to make time for viewing”, yang dapat diartikan bahwa reorganisasi kegiatan karena masuknya televisi menyebabkan beberapa aktivitas dikurangi bahkan dihentikan sama sekali karena waktunya dipakai untuk menonton televisi (Jalaluddin, 2003: 220-221).

1. Televisi

a. Karakteristik Televisi

Karakteristik televisi menurut (Ardianto et al,. 2004:127) sebagai berikut: 1) Audio-visual

Televisi memiliki kelebihan dibandingkan media penyiaran lainnya yaitu dapat di dengar sekaligus dapat dilihat.

2) Berpikir dalam gambar

Kita dapat menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual, dan merangkai gambar-gambar tersebut hingga mengandung makna tertentu.

3) Pengoperasian lebih kompleks

Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi jauh lebih kompleks dan melibatkan banyak orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak.

2. Tayangan Televisi a. Tayangan Televisi

Jenis tayangan acara yang disiarkan oleh stasiun-stasiun televisi ada berbagai macam, menurut morissan (2005:101-108) tayangan televisi dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Jurnalistik

Program jurnalistik adalah program yang bertujuan memberikan informasi dan biasanya berbentuk news atau berita, tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan/informasi kepada audience. Program jurnalistik bersumber dari permasalahan yang sedang hangat, actual, disusun menurut kaidah jurnalistik. Dan

(10)

disiarkan dalam kesempatan pertama. Jurnalistik mengandung unsure 5W + 1H (what, when, where, who, why dan how). Program jurnalistik dibagi menjadi dua yaitu:

a) Hard news, yaitu segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang segera untuk diketahui pleh khalayak

b) Soft news, yaitu segala informasi penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam namun tidak segera ditayangkan. Misalnya berupa talkshow.

2) Artistik

Program artistik biasa disajikan dalam bentuk program hiburan. Musik, komedi, acara panggung dan sejenisnya merupakan acara hiburan yang banyak di produksi dengan lokasi studio lokal ataupun dipanggung. Beberapa jenis tayangan hiburan antara lain drama, yang merupakan pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang yang diperankan oleh pemain yang melibatkan konflik atau emosi. Misalnya sinetron dan film. hiburan adalah segala bentuk siaran yang dibertujuan untuk menghibur audien.

3. Keunggulan dan Kelemahan Televisi

a. Ada 5 kelebihan televisi, yaitu: (Syahputra, 2006:70)

1) Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar, nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan cukup cepat.

2) Daya rangsang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif).

3) Informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis. 4) Merupakan kacamata dunia sekitar. Untuk memenuhi keingintahuan anak-anak

tentang segala sesuatu seputar kehidupan baik yang dekat maupun yang jauh dapat tertolong.

5) Menguasai jarak dan waktu, karena teknologi televisi menggunakan elektromagnetik, kabel-kabel dan fiber yang dipancarkan transmisi melalui satelit.

(11)

1) Media televisi bersifat sangat terbuka, dan sulit dikontrol dampak negatifnya karena kekuatan media itu mampu menyita waktu dan perhatian pemirsanya. Untuk meninggalkan aktivitasnya yang lain pada waktu bersamaan.

2) Media televisi mendorong pengaruh alih nilai dan pengetahuan yang cepat, tanpa mempertimbangkan perbedaan tingkat perkembangan budaya dan peradaban yang ada di berbagai wilayah jangkauannya.

3) Kecenderungan televisi untuk menempatkan pemirsanya sebagai objek yang pasif sebagai penerima pesan

4. Dampak televisi bagi anak-anak

Nasution (1997: 2006) mengelompokkan dampak yang timbul bagi anak-anak akibat menonton televisi adalah sebagai berikut:

a. Pendidikan

Menghabiskan waktu, banyak waktu yang dihabiskan anak hanya untuk menonton televisi, sehingga mengurangi aktivitas lainnya seperti mengerjakan tugas belajar dan tugas rumah. Televisi juga dapat mengurani minat belajar.

b. Perilaku

Peniruan adegan kekerasan, bila anak setiap hari menonton acara kekerasan anak cenderung akan meniru perbuatan tersebut.

c. Sikap

Tidak dapat membedakan khayalan dengan kenyataan. Daya piker anak yang masih sederhana menganggap bahwa yang ditampilkan di televisi itu sama dengan kenyataan.

5. Minat

Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari dalam hati. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar dalam arti untuk mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah (Dalyono, 1996: 56-57). Dalam usaha untuk memperoleh sesuatu, diperlukan adanya minat. Besar kecilnya minat yang dimiliki akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan diperoleh.

(12)

Suatu aktivitas akan dilakukan atau tidak sangat bergantung pada minat seseorang terhadap aktivitas tersebut. Di sini nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas (Sandjaja, 2005). Minat memungkinkan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas, karena minat merupakan dorongan yang paling kuat dari dalam diri seseorang. Besar kecilnya minat, akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas seseorang.

Minat adalah kecenderungan siswa pada suatu aktivitas atau bidang tertentu karena adanya rasa ketertarikan tanpa ada yang menyuruh dan merasa senang untuk mendalami bidang itu. Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative menetap akibat latihan dan pengalaman. Maka minat belajar adalah kecenderungan siswa untuk memperoleh perubahan tingkah laku akibat latihan dan pengalaman yang didasari dengan adanya rasa ketertarikan dalam bidang itu.

a. Indikator minat ada empat, yaitu: 1) Perasaan senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk mempelajari bidang tersebut.

2) Ketertarikan

Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

3) Perhatian siswa

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.

4) Keterlibatan siswa

Keterlibatan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut.

(13)

b. Faktor timbulnya minat seseorang

Minat dalam diri seseorang tidak timbul secara tiba-tiba tetapi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat, yan berasal dari dalam diri sendiri. Faktor internal tersebut antara lain: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan (Syah, 2011: 152). Keempat faktor tersebut sebagai berikut:

a) Perhatian, perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam belajar. Perhatian dalam belajar yaitu pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas seseorang yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek belajar (Suryabrata, 2007: 14). Siswa yang aktivitas belajarnya disertai dengan perhatian yang intensif akan lebih sukses serta prestasinya akan lebih tinggi. Orang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar, tidak segan mengorbankan waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut.

b) Keingintahuan adalah perasaan atau sikap yang kuat untuk mengetahui sesuatu; dorongan kuat untuk mengetahui lebih banyak tentang sesuatu (Artikata.com). Suatu perasaan yang muncul dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut ingin mengetahui sesuatu.

c) Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Donald dalam Hamalik, 2003: 158). Motivasi adalah sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.

d) Kebutuhan (motif) yaitu keadaan dalam diri pribadi seorang siswa yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (Suryabrata, 2007: 70). Kebutuhan ini hanya dapat dirasakan sendiri oleh seorang individu. Seseorang tersebut melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Dalam hal ini motivasi sebagai dasar

(14)

penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Dan minat merupakan potensi psikologis yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka akan melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat yang datangnya dari luar diri, seperti: dorongan dari orang tua, dorongan dari guru, tersedianya prasarana dan sarana atau fasilitas, dan keadaan lingkungan.

c. Aspek minat

Aspek minat ada tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Berikut penjelasan dari masing-masing aspek (Hurlock, 1995: 117):

1) Aspek Kognitif

Aspek kognitif didasari pada konsep perkembangan di masa anak-anak mengenai hal-hal yang menghubungkannya dengan minat. Minat pada aspek kognitif berpusat seputar pertanyaan, apakah hal yang diminati akan menguntungkan? Apakah akan mendatangkan kepuasan? Ketika sesorang melakukan suatu aktivitas, tentu mengharapkan sesuatu yang akan didapat dari proses suatu aktivitas tersebut. Sehingga seseorang yang memiliki minat terhadap suatu aktivitas akan dapat mengerti dan mendapatkan banyak manfaat dari suatu aktivitas yang dilakukannya. Jumlah waktu yang dikeluarkan pun berbanding lurus dengan kepuasan yang diperoleh dari suatu aktivitas yang dilakukan sehingga suatu aktivitas tersebut akan terus dilakukan.

2) Aspek Afektif

Aspek afektif atau emosi yang mendalam merupakan konsep yang menampakkan aspek kognitif dari minat yang ditampilkan dalam sikap terhadap aktivitas yang diminatinya. Seperti aspek kognitif, aspek afektif dikembangkan dari pengalaman pribadi, sikap orang tua, guru, dan kelompok yang mendukung aktivitas yang

(15)

diminatinya. Seseorang akan memiliki minat yang tinggi terhadap suatu hal karena kepuasan dan manfaat yang telah didapatkannya, serta mendapat penguatan respon dari orang tua, guru, kelompok, dan lingkungannya, maka seseorang tersebut akan fokus pada aktivitas yang diminatinya. Dan akan memiliki waktu-waktu khusus atau memiliki frekuensi yang tinggi untuk melakukan suatu aktivitas yang diminatinya tersebut.

3) Aspek Psikomotor

Aspek psikomotor lebih mengorientasikan pada proses tingkah laku atau pelaksanaan, sebagai tindak lanjut dari nilai yang didapat melalui aspek kognitif dan diinternalisasikan melalui aspek afektif sehingga mengorganisasi dan diaplikasikan dalam bentuk nyata melalui aspek psikomotor. Seseorang yang memiliki minat tinggi terhadap suatu hal akan berusaha mewujudkannya sebagai pengungkapan ekspresi atau tindakan nyata dari keinginannya.

d. Klasifikasi minat

Minat diklasifikasikan menjadi empat jenis berdasarkan bentuk pengekspresian dari minat, antara lain: expressed interest, manifest interest, tested interest, dan inventoried interest (Suhartini, 2001: 25).

1) Expressed interest, minat yang diekspresikan melalui verbal yang menunjukkan apakah seseorang itu menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau aktivitas. 2) Manifest interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individu pada suatu

kegiatan tertentu.

3) Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau keterampilan dalam suatu kegiatan.

4) Inventoried interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat atau daftar aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan.

6. Belajar

a. Faktor-fakor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa: 1) Faktor yang berasal dari luar

(16)

Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembapan udara berpengaruh dalam proses dan hasil belajar. Lingkungan social baik yang berwujud manusia maupun yang lainnya berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Instrumental yang terdiri dari kurikulum, program, sarana dan prasaran, serta guru sebagai pendidik.

2) Faktor yang berasal dari dalam

Faktor yang berasal dari dalam meliputi beberapa faktor diantaranya faktor fisiologis dan faktor psikologis.

a) Faktor fisiologis

Yaitu kondisi jasmani yang akan mempengaruhi aktivitas belajar. Kondisi jasmani yang sehat memberikan kemudahan dalam belajar begitu pula sebaliknya.

b) Faktor psikologis

Faktor psikologis termasuk di dalamnya minat. kecakapan (IQ), dan bakat. Minat yaitu suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh ( Slameto,1991:182 ). Kecakapan ( IQ ) Seseorang yang umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cendrung baik ,sebaliknya orang yang intlegensinya rendah cendrung mengalami kekurangan dalam belajar, lambat berpikir sehinggah prestasi belajarpun rendah ( raden cahaya prabu, 1986). Bakat, bakat merupakan kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau latihan ( Sunarto dan Hartono,1999:119 )

7. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif televisi: a. Memilih Program TV Sesuai Usia Anak

Program seperti drama dewasa atau film yang mengandung unsur kekerasan tidak cocok untuk anak. Program yang cocok untuk anak misalnya: kartun anak, pendidikan, program rohani, sains, pengetahuan alam, hiburan untuk semua umur. Untuk itu ketika anak menonton film untuk dewasa sebaiknya anda alihkan programnya dan pilih program yang bersifat mendidik.

(17)

Banyak stasiun TV yang memberikan kode atau icon yang memberitahukan kategori acara berdasarkan usia, misalnya SU (untuk semua umur), BO (dengan bimbingan orang tua), R (remaja), D (dewasa). Tiap stasiun TV mungkin memiliki kode atau ikon yang berbeda. Hal ini dilakukan agar orangtua bisa memilah tontonan yang baik untuk anak.

c. Memberikan Batasan Tertentu untuk Menonton TV pada Anak

Menonton TV terlalu lama menyebabkan anak malas untuk melakukan aktivitas lain. Anak diarahkan untuk melakukan hal lain sebagai kesenangan. Menonton TV terlalu larut dapat menyebabkan anak kurang tidur yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

d. Ikut Menonton Bersama

Menonton TV bersama anak dapat memberikan rasa kebersamaan, saling terbuka, dan kedekatan psikologis orang tua dan anak. Orang tua juga dapat memberikan pengarahan mengenai acara TV yang sedang disaksikan.

e. Usahakan agar Tidak Memberikan TV di Kamar Anak

Menempatkan TV di kamar anak membuat orang tua lebih sukar untuk mengontrol aktivitas menonton TV. Orang tua tidak leluasa mengontrol apa yang dilihat anak dan kapan anak menonton TV.

f. Tidak Memanfaatkan TV Sebagai "Penjaga Anak"

Banyak orangtua yang memanfaatkan TV sebagai pengasuh anak. Padahal banyak acara TV yang tidak sesuai untuk anak. Orang tua seharusnya lebih bijak memberikan alternatif hiburan bagi anak di saat sibuk. Pilihan lain misalnya memberikan mainan puzzle, mewarnai gambar, melihat video proram khusus anak, dsb. Bagi anak balita apapun aktivitas anak, harus ada yang mengawasi.

g. Berikan contoh untuk Mematikan TV Jika Tidak Ada yang Menonton

Mematikan TV saat tidak ditonton bukan hanya menghemat energi listrik tetapi juga dapat membantu konsentrasi anak dengan aktivitas lain. Aktivitas anak akan terganggu jika ada acara TV yang menarik, meskipun hanya sesaat.

(18)

Berikan penjelasan jika ada acara TV yang tidak boleh disaksikan oleh anak-anak. Anak harus mengetahui mana fakta dan fiksi. Berikan masukan kepada anak mengenai film, komedi, atau iklan yang ditampilkan secara aneh atau berlebihan.

i. Buat Kesepakatan

Membuat kesepakatan mengenai acara dan waktu menonton TV akan membantu anak secara positif mengatur waktu menonton TV. Anak-anak harus dilatih memegang komitmen untuk berdisiplin dalam mematuhi kesepakatan.`Anak akan cenderung mencari alasan dan pembenaran untuk tetap menonton TV setiap saat ia mau. Anak akan lebih sulit diatur jika ia merasa diperlakukan tidak adil. Memberikan teladan yang baik kepada anak dalam aktivitas menonton TV dapat menimbulkan kesadaran anak untuk membatasi diri dalam menonton TV.

L. METODE PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian di SDN Negeri 1 Ciluncat di Banjaran, Bandung Selatan. Dengan lokasi sekolah yang strategis, dekat dengan tempat tinggal peneliti dan keadaan sekolah yang menarik. Waktu penelitian dimulai pada kegiatan pembuatan proposal pada tanggal 23 Desember 2013 di SDN 1 Ciluncat

2. Pendekatan

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Yang secara umum memakai analisis statistik sehingga pengumpulan data dilakukan dengan daftar pertanyaan berstruktur (angket) dan interview/wawancara yang sesuai dengan variable yang diteliti.

3. Instrumen Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yang menggunakan data-data yang diperoleh dari hasil angket, kemudian data-data tersebut di analisa dan dibandingkan dengan hipotesis.

4. Metode dan Penentuan Sampel

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Deskriptif karena penelitian ini mendeskripsikan atau menjelaskan kondisi objektif dari peristiwa dan kejadian yang ada pada masa sekarang. Kondisi yang dimaksud adalah pengaruh

(19)

tayangan televisi terhadap minat belajar siswa kelas V SDN Ciluncat 1. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SDN 1 Ciluncat. Sampel dalam penelitian ini adalah perwakilan dari satu angkatan yakni siswa-siswi kelas V yang berjumlah 28 orang.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan dua sumber yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer. Data ini diperoleh dari hasil angket dan wawancara yang diperoleh langsung dari sumber data dan objek penelitian.

b. Data sekunder. Data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis seperti buku, artikel, internet, dan literature yang berkaitan dengan judul penelitian.

6. Analisis data

Teknik analisis pengumpulan data dilakukan pada saat pengumpulan dan sebelum pengumpulan data. Pada wawancara jika jawaban informan kurang memuaskan maka peneliti memberikan pertanyaan lanjutan yang dianggap kredibel (Miles dan Huberman dalam Sugiono, 2006).

M. JADWAL PENELITIAN

Waktu penelitian adalah satu bulan terhitung dari bulan Desember sampai dengan Januari 2014. Urutan kegiatan beserta jadwal pelaksanaannya diuraikan dalam tabel berikut:

No. Nama Kegiatan

Pelaksanaan Minggu Ke 1 2 3 4 1 Persiapan a. Penyusunan proposal *

b. Merumuskan konsep tayangan televisi dan pengaruhnya terhadap

minat belajar siswa *

c. Mengembangkan konstruk instrumen *

2 Pelaksanaan

a. Mengumpulkan data dari siswa *

b. Wawancara dan dokumentasi *

c. Mengolah data yang diperoleh *

d. Melakukan validasi pakar *

(20)

N. DAFTAR PUSTAKA http://dranak.blogspot.com/2007/05/pengaruh-nonton-tv-pada-anak-anak.html http://www.tp.ac.id/tag/teori-dasar-yang-digunakan-dalam-penelitian-pengaruh-televisi-terhadap-anak http://sdn16bandasakti.blogspot.com/2013/03/menghadapi-anak-kecanduan-nonton-tv.html http://www.balipost.co.id/balipostcetaK/2007/10/7/kel1.html http://ohanhandiyanto.blogspot.com/2012/12/contoh-proposal-penelitian-pak-arie.html saripediatri.idai.or.id/pdfile/9-1-8.pdf http://thesis.binus.ac.id/Asli/.../2011-2-00498-mc%202.pdf http://www.slideshare.net/endaholicaibara/proposal-penelitian-6490871

Referensi

Dokumen terkait

Di Indonesia, dibawah organisasi PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) yang berada dalam wadah KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia), bulutangkis telah

Jakarta: PT Total Grafika Indonesia Berbagai Pendekatan dalam mengkaji filsafat  Dapat menjelaskan berbagai pendekatan dalam mengkaji filsafat  Dapat membedakan

Dengan ini saya menyatakan sebenar – benarnya bahwa Tugas Akhir dengan judul “ MANAJEMEN AIR IRIGASI GUNA PENENTUAN POLA TANAM (Studi Kasus Daerah Irigasi Kedung

Isi Notulen merupakan suatu bagian dari susunan notulen yang isinya berupa hal-hal yang dianggap penting dalam kegiatan tersebut, tanpa ada yang tertinggal.Maksud

Kajian efektivitas paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi dengan kepadatan penduduk rendah di provinsi Bengkulu dilaksanakan terhadap aplikasipaket

Uji Soundness merupakan metode yang dimaksudkan untuk mengetahui sifat kekekalan agregat terhadap proses kimiawi sebagai akibat dari pengaruh perbedaan iklim dan

Beban panas ayam pada tiap fase pertumbuhan berbeda-beda dipengaruhi oleh suhu lingkungan, hormon, umur, ukuran tubuh, konsumsi energi, serta faktor lama waktu

Pada saat barang telah diterima oleh bagian gudang kantor cabang, maka bagian gudang kantor cabang akan melakukan Post Goods Receipt berdasarkan nomor Internal Delivery