• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah Kompleksometri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "makalah Kompleksometri"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KAT

KATA PENGA PENGANTAR ANTAR 

Makalah Kimia Anali

Makalah Kimia Analisis sis yang berjuduyang berjudull Titrasi Titrasi KompleksometKompleksometriri merupakan merupakan hasil pertanggungjawaban dan bukti tertulis Penyusun dalam menyelesaikan tugas hasil pertanggungjawaban dan bukti tertulis Penyusun dalam menyelesaikan tugas mat

mata a kulkuliah iah KimKimia ia anaanalisilisis s di di InsInstitutitut t SaiSain n dan dan TTekeknolnologi ogi NasNasionional al (IST(ISTN)N) Adapun Adapun garis besar isi makalah meliputi pendahuluan! latar belakang! Adapun Adapun garis besar isi makalah meliputi pendahuluan! latar belakang! tu

tujujuanan! ! pepembmbahahasaasan n teteoriori! ! "o"ontntoh oh ananalalisisis is pepembmbakakuauan n lalarurutatan n #$#$TTA A dadann  penentuan kadar se"ara kompleksometri

 penentuan kadar se"ara kompleksometri

Peny

Penyusuusun n menmengu"gu"apkapkan an pujpuji i dan dan syusyukur kur kehkehadiadirat rat AlAllah lah S%T S%T sehsehinginggaga Penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya Penyusun ingin Penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya Penyusun ingin mengu"apkan terima kasih kepada Ibu &erdini selaku dosen mata kuliah Kimia mengu"apkan terima kasih kepada Ibu &erdini selaku dosen mata kuliah Kimia Analisis sehingga Penyusun dapat menyelesaikan makalah ini

Analisis sehingga Penyusun dapat menyelesaikan makalah ini

Tak ada gading yang tak retak! demikian isi sebuah peribahasa Indonesia Tak ada gading yang tak retak! demikian isi sebuah peribahasa Indonesia Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada makalah ini! baik  Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada makalah ini! baik  dalam penulisan maupun penyajiannya Penyusun masih membuka pintu kritik  dalam penulisan maupun penyajiannya Penyusun masih membuka pintu kritik  dan saran yang si'atnya membangun untuk memperbaiki makalah di masa yang dan saran yang si'atnya membangun untuk memperbaiki makalah di masa yang akan datang

akan datang

Penyusun amat berharap kepada pemba"a makalah ini agar makalah ini Penyusun amat berharap kepada pemba"a makalah ini agar makalah ini  berman'aat bagi Penyusun khususny

 berman'aat bagi Penyusun khususnya dan Pemba"a pada umumnyaa dan Pemba"a pada umumnya

 akarta! September *+,  akarta! September *+, Penyus Penyus un un DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I BAB I

(2)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang asala!

Titrimetri atau -olumetri adalah suatu "ara analisis jumlah yang berdasarkan  pengukuran -olume larutan yang diketahui kepekatan (konsentrasi) se"ara teliti yang direaksikan dengan larutan "ontoh yang akan ditetapkan kadarnya Pengukuran -olume dalam titrasi memegang peranan yang amat penting sehingga ada kalanya sampai saat ini banyak orang yang menyebut titrasi dengan nama analisis -olumetri .arutan yang dipergunakan untuk penentuan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan di dalam buret dan larutan ini disebut sebagai larutan standar atau titran atau titrator! sedangkan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan di #rlenmeyer dan larutan ini disebut sebagai analit

Metode titrasi dibagi menjadi dua berdasarkan dasar jenis reaksi yang dipergunakan! yaitu reaksi metatetik (terdiri dari / reaksi netralisasi! argentometri! dan komplesometri) dan reaksi redoks (terdiri dari / reaksi  permanganatometri! yodo0yodimetri! dikhromatometri! dan seriometri) Tidak 

semua 1at bisa ditentukan dengan "ara titrasi akan tetapi harus diperhatikansyarat2syarat titrasi untuk mengetahui 1at apa saja yang dapat ditentukan dengan metode titrasi untuk  berbagai jenis titrasi yang ada Mengenal berbagai ma"am  peralatan yang dipergunakan dalam titrasipun sangat berguna agar mahir melakukan teknik titrasi Terdapat berma"am2 ma"am titrasi! salah satunya adalah 3TIT4ASI K5MP.#KS5M#T4I6 yang akan dibahas dalam makalah ini

B. R"m"san asala!

7erdasarkan pada latar belakang! dapat dikemukakan permasalahannya adalah/ + Apa yang dimaksud dengan Titrasi Kompleksometri8

 Apa saja Indikator yang tepat dalam Titrasi Komplesometri 8 , Apa Kegunaan dari Titrasi Kompleksometri 8

#. T"$"an

Adapun tujuan penulisan ini adalah/

+ Mengetahui pengertian dan gambaran Titrasi Komplesometri

 Mengetahui indikator2indikator yang dapat digunakan dalamTitrasi Kompleksometri

(3)

, Mengetahui penggunaan 9 penggunaan Titrasi Kompleksometri di .aboratorium

BAB II

PEBAHASAN

A. Pengertian Kompleksometri

Titrasikompleksometri adalah salah satu metode kuantitati' dengan meman'aatkan reaksi kompleks antara ligan dengan ion logam utamanya! yang umum di Indonesia #$TA (disodium ethylene diamin tetra asetat 0 tritiple:0 komplekson! dll) Titrasi kopleksometri termasuk ke dalam reaksi metatetik! karena dalam titrasinya hanya terjadi perubahan bilangan oksidasi (biloks) $alam titrasi kompleksometri terjadi pembentukan kompleks yang stabil 7eberapa ma"am garam yaitu /

+ ;aram Netral (biasa)! misalnya / MgS5<=&*! Na>l! K S5<

(4)

(N&<)S5<?eS5<@&*

, ;aram 4angkai! misalnya / Ag(N&,)B>lK ,?e(>N)@B

Titrasi kompleksometri terdiri dari , ma"am! yaitu/ langsung! tidak  langsung! dan substitusi Titrasi kompleksometri meliputi reaksi pembentukan ion 9 ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan Syaratnya mempunyai kelarutan yang tinggi >ontohya/ kompleks logam #$TA dan titrasi dengan merkuro nitrat dan perak sianida

>ontoh sederhana sebagai aplikasi dari reaksi komplekometri adalah titrasi dari suatu larutan yang mengndung ion perak dengan sianida Ketika lautan dari perak nitrat ditambahkan dengan suatu larutan yng mengandung ion sianida (>ontohnya alkali sianida) pada mulanyaendapan putih akan terbentuk  kemudian ketika dilakukan pengadukkan maka endapan tersebut akan larut kembali membentuk suatu kompleks sianida yang stabil! garam alkali yang terbentuk akan larut 4eaksinya/

B. Ion Logam %an Ligan

Ion logam dalam senyawa kompleks disebut inti logam! sedangkan partikel donor elektronnya disebut ligan (ion atau molekul)umlah ligan yang dapat diikat oleh suatu ion logam disebut bilangan koordinasi 7esarnya bilangan koordinasi biasanya berkisar pada ! <! @! dan C Dmumnya < dan @ walaupun ada juga ,! E! =

7ilangan Koordinat < dapat dijumpai pada ion 7eF! GnF! >dF! &gF! PtF!

PdF! 7,F! dan Al,F 7ilangan koordinat @ dijumpai pada ion / ?eF! >oF! NiF!

Al,F! >o,F! ?e,F! >r ,F! Tr ,F! Sn<F! Pb<F! Pt<F! dan Tr <F Muatan dari suatu ion

kompleks merupakan jumlah aljabar muatan2muatan dari ion inti dan ion atau molekul logamnya! sehingga dapat bermuatan positi'! negati'! atau netral! misalnya /

+ Kompleks muatan poriti' / Ag(N&,)BF! >u(N&<)BF! >o(N&,)EBF

 Kompleks muatan Negati' / Pt>l<B2! ?e(>N)@B<2!?e(>NS)@B,F

, Kompleks muatan netral / >o(N&,),(N5),B!Pt(N&,)>lB

4eaksi pengkompleksan dalam suatu ion logam! melibatkan penggantian satu molekul pelarut atau lebih yang terkoordinasi! dengan gugus2gugus

(5)

nukleo'ilik lain ;ugus 9 gugus yang terikat pada ion pusat disebut ligan dan dalam larutan air! reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan /

M(&5)n F . H M (&5)(n2+). F&5

Pada reaksi ligan (.) dapat berupa sebuah molekul netral atau sebuah ion  bermuatan dengan penggantian molekul2molekul air beruturut2turut selanjutnya dapat smpai terbentuk kompleks M.n! n adalah bilangan koordinasi dari logam

itu dan menyatakan jumlah maksimum ligan monodentat yang dapat terikat  padanya

#. Be&erapa $enis sen'a(a kompleks

Ada  jenis ligan dilihat dari jumlah atom donor di dalamnya/

+ .igan monodentat / terdapat + atom di dalamnya (dentat H gigi)

 .igan polidentat / terdapat lebih dari + atom donor di dalmnya (dentat H gigi) .igan polidentat dapat diberi nama bi! tri! kwadri! penta2 dentat! dst tergantung jumlah atom donornya

.igan polidentat disebut juga golongan pengkelat ("helating agent) yang  berasal dari kata unani 3 >hele6 yang berarti "akar! hal ini dikarenakan dalam membentuk senyawa kompleks! ligan tersebut men"ekram atom logam dengan sangat kuat Senyawanya disebut kompleks khelat

$alam rumus bangunnya terbentuk lingkaran khelat yang beranggotakan E atau @ atom! sehingga "ukup kuat seperti halnya pada senyawa siklik Misal  pada trietilen (suatu Juadridentat) dengan >uF .igan dapat dengan baik 

diklari'ikasikan atas dasar banyaknya titik lekat kepada ion logam 7egitulah! ligan2ligan sederhana! seperti ion2ion halida atau molekul2molekul &5 atau

 N&, adalah monodentat! yaitu ligan itu terikat pada ion logam hanya pada satu

titik oleh penyumbanbgan satu pasangan elektron menyendiri kepada logam  Namun! bila molekul atau ion ligan itu mempunyai dua atom! yang masing2 masing mempunyai satu pasangan elektron menyendiri! maka molekul itu mempunyai dua atom penyumbang ! dan adalah mungkin untuk membentuk  dua ikatan koordinasi dengan ion logam yang sama .igan ini disebut bidentat dan sebagai "ontohnya dapatlah diperhatikan tris (etilenadiamina) kobalt (III)! >o(en),B, $alam kompleks oktahedral berkoordinat @ ( dari kobalt (III)! setaip

molekul etilendiaminmbidentat terikat pada ion logam itu melalui pasangan elektron menyenditri dari kedua atom hidrogennya Ini menghasilkan

(6)

terbentuknya tiga "in"in beranggotakan E! yang masing2masing meliputi ion logam itu Proses pembentukkan "in"in itu adalah (pembentukkan sepit dan kekat)

.igan polidentat mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul! misalnya asam +!2diaminoetanatetraasetat (asam etilenadiaminatetraasetat! #$TA) yang mempunyai dua atom nitrogen penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam molekul! dapat merupakan heksadentat

Spesi2spesi yang kompleks itu tidak mengandung lebih dari satu ion logam! tetapi pada kondisi2kondisi yang sesuai! suatu kompleks binuklir! yaitu kompleks yang mengandung dua ion logam! atau bahkan suatu kompleks  polinuklir! yang mengandung lebih dari dua ion logam! dapat terbentuk 7egitulah! interaksi antara ion Gn F dan >l2 dapat menimbulkan pembentukkan

kompleks binuklir! misalnya Gn>l@B2 disamping spesi sederhana seperti

Gn>l,2 dan Gn>l

<2 Pembentukkan kompleks binuklir dan polinuklir jelas akan

diuntungkan oleh konsentrasi yang tinggi ion logam itu ika yang terakhir ini  berada sebagai konstitusi runutan dari larutan! kompleks2kompleks polinuklir 

sangat ke"i kemungkinan akan terbentuk D. Kesta&ilan Sen'a(a Kompleks

7ila senyawa kompleks dilarutkan akan terjadi pengionan atau disosiasi sampai terjadinya kesetimbangan antara kompleks dengan komponen2 komponennya Misalnya/

Ag(N&,)BF  AgF F N&,  (+)

Sebaliknya bila komponen 9 komponen di"ampurkan akan terbentuk garam kompleks/ AgF F N& ,Ag(N&,)BF () Maka!

+¿

 Ag¿

¿

[

 NH 3

]

2

¿

¿

 K 1

=¿

 dan

+¿

 Ag¿

¿

[

 NH 3

]

2

¿

[

 Ag

(

 NH 3

)

2

]

+¿

¿

 K 2

=¿

K + adalah tetapan ketidakstabilan (instability "onstant) atau K inst

(7)

Semakin besar K inst maka semakin tidak mantap senyawa kompleks tersebu

Kompleks yang mantap seperti halnya asam lemah ! sedangkan kompleks yag tidak mantap sama dengan asam kuat! muah terionisasi

K stsangat penting dalam penitaran kompleksometri seperti halnya Ka atau

Kb dalam asidi2alkalimetri Makin mantap kompleksnya makin baik hasil yang diberikan

E. #iri ) #iri K!as Ligan

$i antara "iri2"iri khas ligan yang umum diakui sebagai mempengaruhi kestabilan kompleks dalam mana ligan itu terlibat! adalah/

+ Kekuatan basa dari ligan itu!

 Si'at2si'at penyepitan (jika ada)! dan , #'ek2e'ek sterik (ruang)

$ari sudut pandangan aplikasi kompleks se"ara analisis ! e'ek penyepitan mempunyai arti yang teramat penting! maka hendaklah diperhatikan se"ara khusus Istilah Le'ek sepit menga"u pada 'akta bahwa suatu kompleks bersepit! yaitu kompleks yang dibentuk oleh suatu ligan bidentat atau multidentat adalah lebih stabil dibanding kompleks padanannya dengan ligan2ligan monodentat Semakin banyak titik lekat ligan itu kepada ion logam semakin besar kestabilan kompleks #'ek sepit ini seing disebabkan oleh kenaikan entropi yang menyertai penyepitan dalam hubungan ini penggantian molekul2molekul air  dari ion terhidrasi haruslah diingat

#'ek setrik yang paling umum adalah e'ek yang meghambat pembentukan kompleks yang disebabkan oleh adanya suatu gugusan besar yang melekat  pada atau berada berdekatan dengan atom penyumbang

Suatu 'aktor lanjut yang juga harus dipertimbangkan dari sudut pandangan aplikasi se"ra analitis dari kompleks2kompleks dan reaksi2reaksi  pembentukkan kompleks adalah laju reaksi agar berguna se"ara anlisis!  biasanya reaksi dilakukan se"ar "epat

Keinertan atau kelabilan kinetik dipengaruhi oleh banyak 'aktor! tetapi  pengamatan umum berikut ini merupakan pedoman yang baik akan perilaku

kompleks2kompleks dari berbagai unsur! yaitu diantaranya/

+ Dnsur grup utama! biasanya membentuk kompleks2kompleks labil

 $engan keke"ualian >r(III) dan >o(III)! kebanyakan unsur transisi baris2  pertama! membentuk kompleks2kompleks labil

, Dnsur transisi baris kedua dan baris ketiga! "enderung membentuk  kompleks2kompleks inert

(8)

+ Kompleks "ukup memberikan perbedaan p& yang "ukup besarpada daerah titik setara

 Terbentuknya "epat F. Pengar"! pH

+ Suasan terlalu asam

Proton yang dibebaskan pada reaksi yang terjadi dapat mempengaruhi p&! dimana jika &F yang dilepaskan terlalu tinggi! maka hal tersebut dapat terdisosiasi sehingga kesetimbangan pembentukkan kompleks dapat  bergeser ke kiri! karena terganggu oleh suasana system titrasi yang terlalu

asam

Pen"egahan/ sistem titrasi perlu didapar untuk mempertahankan p& yang diinginkan

 Suasana terlalu basa

7ila p& system titrasi terlalu basa! maka kemungkinan akan terbentuk  endapan hidroksida dari logam yang bereaksi

+¿+

n

(

OH 

)

→ M 

(

OH 

)

n↓  Mn¿

Sehingga jika p& terlalu basa! maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kanan! sehingga pada suasana basa yang banyak akan terbentuk endapan G. In%ikator

Pada Titrasi Kompleksometri menggunakan indikator yang juga bertindak  sebagai pengkompleks dan kompleks logamnya mempunyai warna yang  berbeda dengan pengkompleksnya sendiri

Keberhasilan penitaran dengan #$TA tergantung kepada ketelitian atau ketepatan waktu penetapan titik akhir Ketika pertama kalinya #$TA dipakai  penitaran! terdapat kesulitan dalam memilih indikator yang dapat dipakai se"ara -isual Penitaran biasanya dilakukan se"ara instrumental Sekarang  banyak 1at warna yang dapat dipergunakan sebagai penunjuk $alam penitaran

asidimetri indikator tersebut harus peka terhadap p&! sedangkan dalam kompleksometri harus peka terhadap ion logam

Syarat2syarat bagi suatu indikator ion logam agar dapat dipergunakan untuk  menetapkan titik akhir se"ara isual adalah/

+ 4eaksi warnanya sedemikian rupa agar sebelum titik akhir ter"apai (sewaktu hampir semua ion logam telah membentuk kompleks dengan #$TA) larutan tersebut terwarnai dengan kuat

(9)

, Kompleks penunjuk logam harus mempunyai kemantapan yang "ukup! sebab bila terdisosiasi tidak akan diperoleh perubahan warna yang tajam (nyata) Kompleks penunjuk logam harus kurang mantap dibandingkan dengan kompleks logam2#$TA! agar pada titik setara #$TA dapat mengambil ion logam dari kompleks penunjuk logam Perubahan keseimbangan dari kompleks penunjuk logam ke kompleks logam2#$TA harus tajam dan "epat

< Perbedaan warna antara penunjuk bebas dan kompleks penunjuk logam harus mudah diamati

E Penunjuk harus sangat peka terhadap ion logam (terhadap pM) agar   perubahan warna terjadi sedapat mungkin dekat titik setara

7eberapa >ontoh Indikator ion logam/

+ Natrium2+2(+2hidroksi22na'tila1o)2@2nitro22na'tol2<2sul'onat Gat ini dikenal dengan nama/

a #rio"hrome 7lak T (#7T)  b Solo"hrome 7la"k Tea

" %$?A atau olor inde: no*,

ang rumus bangunnya sebagai berikut/

N N

5& &5

 NaF5,2S

 N5)

Gambar 1 struktur EBT

$alam larutan asam yang kuat akan berpolimerisasi dan berwarna "oklat merah! karena itu jarang dipakai pada p& kurang dari @!E ;ugusan asam  pada asam sul'onat melepaskan protonnya (&F) jauh sebelum p& = &arga

 penguraian kedua atom & yang perlu diperhitungkan sehingga 1at warna ini ditulis seagai &In p& kedua atom masing2masing @!, dan ++!E Dmumnya

 penunjuk ini dipakai pada p& C2+ dengan perubahan warna biru menjadi merah

(10)

Perubahan warna dapat diamati bagi ion2ion Mg! Mn! Gn! >d! &g! ?! >u! Al! ?e! Ti! >o! Ni! dan Pt Dntuk menjaga supaya p& tetap! maka dibubuhi larutan dapar! untuk menghindari pengendapan logam2logam terseut diatas  biasanya dipergunakan pereaksi yang lemah misalnya ammonia atau tartrat

Kompleks >u! >o! Ni! Al! ?e(III)! Ti(I)! dan Pt sengan penunjuk lebih mantap dibandingkan dengan #$TA! sehingga kita tak dapat melakukan  penitaran langsung $alam penitaran ion logam yang ion2ion tersebut dapat mengganggu walaupun jumlahnya hanya sedikit sekali 7iasanya dipakai ion sianida atau trietanolamin sebagai masking agent yang dapat bereaksi dengan ion logam yang dititar

.arutan indokator ini disiapkan dengan melarutkan *! gram 1at warna dalam +E "m, trietanolamina dengan penamahan E "m, etanol asolut untuk 

mengurangi -iskositas 4eagensia ini stabil untuk beberapa bulan Suatu larutan *!<O dari 1at warna ini yang murni dalam metanol akan tetap baik  untuk digunakan selama paling sedikit satu bulan

gambar 2 EBT berwarna biru dalam larutan bufer pH 10 dan berwarna merah  jika ditambahkan ion Ca2+

 Natrium2+2(2hidroksi2+2na'tila1o)22na'tolysul'onat Gat ini disebut/

a >al"on

 b Solo"hrome $ark 7lue " #rio"hrome 7la"k 4 

(11)

N N S*+,Na

-*H H*

Gambar  !truktur Cal"on

Kedua atom hidrogen 'enolatnya dapat mengion se"ara bertahap dan mempunyai harga pK =!< dan +,!E Pemakaian penunjuk ini yang penting dalam kimia analisa adalah penitaran ion >aF  yang ter"ampur dalam ion

MgF! p& penitaran  +!, (sebagai larutan dapar dapat dipakai dietilamin E

m.0+**m.) Pada p& tersebut Magnesium diendapkan sebagai Mg(5&)

 perubahan dari merah jambu ke biru , Ginkon (Gin"on)

Ginkon adalah +2(2hidroksi2E2sul'o'enil)2,2E2(2karboksi'enil)2'orma1an (QIII) yang merupakan suatu indikator spesi'ik untuk 1ink pada p& R2+*  Namun kegunaan yang paling penting adalah seagai indikator utnuk titrasi kalsium dengan adanya magnesium! dengan menggunakan komplekson #;TA Titrasi dilakukan dalam suatu u''er pada p& +*! dan pada kondisi2 kondisi ini! ion2ion kalsium mengurai kompleks Gn2#;TA merupakan ion2 ion 1ink yang memberi warna biru dengan indikator Segera setelah semua kalsium dititrasi! kelebihan #;TA mengubah kembali ion2ion 1ink menjadi kompleks #;TA! dan larutan memperoleh warna jingga dari indikator yang  bebas logam

(12)

>  N  N  N  N >55& & S5,2 5&

Gambar # !truktur $inkon

H. Lar"tan Dapar B"//er0

Pengioanan #$TA sangat dipengaruhi oleh p& $alam penitaran #$TA dalam logam selalu dibebaskan &F! untuk menjaga agar p& tidak turun

dipergunakan larutan dapar (bu''er)

$alam memilih pendapar (bu''er) harus diperhatikan beberapa syarat antara lain/

+ 7ahan pendapar (bbu''er) tidak boleh mengganggu! misalnya pada penitaran GnF tidak boleh menggunakan N&

<F yang terlalu pekat karena akan

mengurangi ketelitian dalam titik akhir

 $aya tahan pendapar (bu''er) tersebut harus "ukup besar Dntuk itu sebaiknya dipergunakan "ampuran yang p&nya mendekati pKa asam lemah atau p5&nya mendekati pKb basa yang bersangkutan $isamping itu kepekatan komponen2komponen "ampuran pendapar (bu'''er) harus "ukup I. Pengg"naan EDTA %alam Titrimetri

(13)

H**#H1#H1

H**#H1#H1

N,#H1,#H1,N

H1##**H

H1##**H

Gambar % !truktur E&T' (Eth)lene &iamine Tetra '"eti" '"id*

ang dimaksudkan dengan penggunaan dalam titrimetri adalah penitaran se"ara -isual Sebenarnya untuk menentukan titik setara dapat juga dilakukan dengan spektro'otometri! "ara potensiometri! atau konduktometri Penitaran -isual dapat dibagi dalam beberapa "ara/

+ Penitaran langsung

.arutan yang mengandung ion logam yang akan ditetapkan! dibu''erkan sampai p& yang dikehendaki (misalnya sampai p& +* dengan N&< larutan

air N&,)! dan titrasi langsung dengan larutan #$TA standar Mungkin

adalah perlu untuk men"egah pengendapan hidroksida logam itu (atau garam basa) dengan menambahkan sedikit 1at pengkompleks pembantu! seperti tartrat atau sitrat atau trietanolamina Pada titik eki-alen! besarnya konsentrasi ion logam yang sedang ditetapkan itu turun dengan mendadak Ini umumnya ditetapkan dengan metode2metode amperometri! konduktometri! spektro'otometri! atau dalam beberapa keadaan dengan metode potensiometri

 Penitaran kembali

Karena berbagai alasan! banyak logam tak dapat dititrasi langsung! mereka mungkin mengendap dari dalam larutan dalam jangka p& yang  perlu untuk titrasi! atau mereka mungkin membentuk kompleks2kompleks yang inert! atau indikator logam yang sesuai tidak tersedia $alam hal2hal demikian! ditambahkan larutan #$TA standar berlebih! larutan yang dihasilkan dibu''erkan sampai ke p& yang dikehendaki! dan kelebihan reagensia dititrasi balik dengan suatu larutan ion logam standar! larutan 1ink  klorida sering ditunjukan untuk tujuan ini Titik akhir dideteksi dengan  bantuan indikator logam yang berespon terhadap ion logam yang

ditambahkan pada titrasi kembali , Penitaran substitusi

(14)

Titrasi2titrasi substitusi dapat digunakan untuk ion logam yang tidak   bereaksi (atau bereaksi dengan tak memuaskan) dengan indikator logam!

atau untuk ion logam yang membentuk kompleks #$TA yang lebih stabil daripada kompleks #$TA dari logam2logam lainnya seperti magnesium dan kalsium Kation MnF yang akan ditetapkan dapat diolah dengan kompleks

magnesium #$TA! seperti pada reaksi berikut

2

+¿

2

−¿

(

 MY 

)

(n−4)

+

 Mg¿

n

+¿+

 MgY ¿  M ¿

umlah ion magnesium yang dibebaskan adalah eki-alen dengan kation2 kation yang berada di situ! dapat dititrasi dengan suatu larutan #$TA standar serta indikator logam yang sesuai Satu penerapan yang menarik  adalah titrasi kalsium Pada titrasi langsung ion2ion kalsium! hitam solokrom (&itam #rikrom T) memberi titik akhir yang buruk! jika magnesium ada serta! logam ini akan digantikan dari kompleks #$TA2nya oleh kalsium! dan menghasilkan titik akhir yang lebih baik

< Penitaran alkali2metri

7ila suatu larutan dinatrium etilena diamina tetra asetat! Na&!

ditambahkan kepada suatu larutan yang mengandung ion2ion logam! terbentuklah kompleks2kompleks dengan disertai pembebasan dua ekialen ion hidrogen/

+¿

2

−¿

(

 MY 

)

(n−4)

+

2 H ¿ n

+¿+

 MgY ¿

 M ¿

Ion hidrogen yang dibebaskan demikian dapat dengan larutan natrium hidroksida standar dengan menggunakan indikator asam2basa! atau titik  akhir se"ara potensiometri! pilihan lain! suatu "ampuran iodida2iodida ditambahkan disamping larutan #$TA! dan iod yang dibebaskan dititrasi dengan larutan tiosul'at standar .arutan logam yang akan ditetapkan harus dinetralkan dengan tepat sebelum titrasi Ini sering merupakan hal yang sukar! yang disebabkan oelh hidrolisis banyak garam! dan merupakan segi lemah dari titrasi alkalimetri

E Penitaran "ampuran

(15)

Ini dikarenakan dengan menggunakan perbedaan kestabilan yang  berbeda2beda dari kompleks2kompleks logam #$TA 7egitulah! bismut dan torium dapat dititrasi dalam suatu larutan asam (p& 2,) dengan  jingga :ilenol atau biru metiltimol sebagai indikator! dan kebanyakan

kation di-alen tak mengganggu Suatu "ampuran dari ion2ion bismut dan timbel dapat dengan berhasil dititrasi itu pada p&  dengan jingga :ilenol sebagai indikatoe! lalu menambahkan heksmain untuk menaikkan p& menjasi kira2kira E! dan menitrasi timbal >ontoh lainadalah penetapan >a mengandung Mg dalam larutan alkali kuat dengan menggunakan mure:ide atau "al"on sebagai penunjuk Penunjuk2penunjuk ini hanya "o"ok untuk >a

 b $engan menggunakan masking agent

Penopengan (masking) dapat dide'inisikan sebagai proses dalam 1at! tanpa pemisahan 1at itu atau produk2produk reaksinya se"ara 'isik! diubah sedemikian sehingga ia tak ikut ambil bagian dalam suatu reaksi tertentu Pelepasan topeng (demasking) merupakan proses dimana 1at yang ditutup memperoleh kembali kemampuannya untuk ikut ambil  bagian dalam suatu reaksi tertentu

Masking agent yang paling e'ekti' adalah ion sianida yang akan membentuk kompleks ion sianida dengan kation2kation >d! Gn! &g((II)! >u!>o! Ni! Ag! dan Pt tetapi tidak dengan alkali tana! Mg! dan Pb

2

−¿

−¿

[

 M 

(

CN 

)

4

]

¿

2

+¿+

4CN ¿

 M ¿

Si'at itu memungkinkan kita menetapkan >a! Mg! Pb! dan Mn dengan adanya kation2kation diatas dengan memakai Na>N atau K>N  berlebihan

Sejumlah sedikit dari besi dapat diselimuti dengan >N2  bila

sebelumnya direduksikan dulu menjadi besi (II) dengan asam askorbat " Kompleks sianida dari Gn dan >d dapat dihilangkan0dibebaskan dengan

(16)

2

+¿+

4 HO .CH 2CN 

+¿

 HCHO → Zn¿ 2

−¿+

4 H ¿

[

Zn

(

CN 

)

4

]

¿

Penggunaan 1at21at penopeng dan pelepas topeng yang selekti'  memungkinkan penitaran yang baik untuk anyak logam adi larutan yang mengandung Mg! Gn! dan >u! dapat dititrasi sebagai beikut/

+) Tambabhkan #$TA standar berlebih dan titrasi balik dengan larutan Mg standar dengan menggunakan indikator #7T Sehingga dapat diketahui jumlah dari ion logam yang ada

) $alam sejumlah larutan tertentu tambbahkan larutan K>N berlebihan dan dititar seperti sebelumnya $isini dapat diketahui Mg saja

,) Tambahkan kloral hidrat berlebih (atau larutan 'ormaldehida2asam asetat ,/+) kepada larutan yang telah dititrasi untuk membebaskan Gn dari kompleks sianida itu! dan dititrasi sampai indikator menjadi biru $isini dapat diketahui Gn saja Kandungan >u dapat ditemukan dari selisihnya dengan mengurangi (a) oleh (b) dan (")

d Pemisahan se"ara klasik dapat diterapkan jika ini tak terlalu menjemukan Pengendapan2pengendapan berikut dapat digunakan pemisahan2  pemisahan setelah dilarutkan kembali! kation2kationnya dapat ditetapkan se"ara kompleksometri/ >a>5<! nikel dimetilglioksimat!

Mg(N&<)P5<@&5! dan >uS>N

e #kstraksi dengan pelarut

>ara ini kadang kala penting misalnya pemisahan Gn dari tembaga dan timbel dengan menambahkan larutan amonium tiosianat berlebih! dan mengekstraksi 1ink tiosianat yang dihasilkan dengan <2metilpentan2 2on (isobutil metil keton) lalu ekstrak dien"erkan dengan air dan kandungan 1ink ditetapkan dengan larutan #$TA

2. Ba!an Bak" Primer Lar"tan EDTA

 Na& tidak dapat dipakai sebagai bahan baku primer karena sedikit

higroskopis Dntuk menentukan kemolarannya (M) dipakai >a>5, yang

dilarutkan dengan sedikir asam khlorida $alam penitarannya harus dipakai  bu''er p& +* 7ila dipakai penunjuk #7T harus diberi MgF! sedangkan bila

memakai "al"on dapat langsung

Air yang dipakai sebaiknya air bebas mineral (deminerali1ed water) Karena reaksi #$TA dengan ion logam selalu +/+ maka kepekatan dinyatakan dalam M

(17)

sehingga dalam perhitungan tidak memakai bobot ekialen tetapi bobot atom atau ion logam

Gambar

Gambar 1 struktur EBT
gambar 2 EBT berwarna biru dalam larutan bufer pH 10 dan berwarna merah  jika ditambahkan ion Ca 2+

Referensi

Dokumen terkait

Titrasi asam basa dapat pula dilakukan untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa yang konsentrasinya belum diketahui, sehingga kita dapat menghitung jumlah zat pereaksi

Bila sejumlah erevanite dengan berat yang sama dipanaskan, ternyata akan menghasilkan jenis dan jumlah gas yang sama bila erevanite direaksikan dengan larutan

4. Titik beku larutan merupakan sifat koligatif dan di pengaruhi oleh jumlah partikel dan konsentrasi. Semakin besar konsentrasi konsentrasi zat terlarut dalam

ragam diketahui bahwa konsentrasi larutan hara menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan baru, dan bobot kering tajuk pada Percobaan 1

Dalam modifikasinya kita kita menggunakan volume larutan dan jumlah bahan kimia, dengan konsentrasi sebagai faktor konversi. Misal: reaksi yang digunakan secara komersial

800 µL sampel yang berisi larutan BSA pada berbagai konsentrasi direaksikan dengan 200 µL reagen Bradford dan didiamkan pada suhu ruang selama 10 menit.. Setelah itu, sampel

sediaan sediaan )engan &#34;ara )engan &#34;ara tiitasi dengan tiitasi dengan asam perklorat asam perklorat 9,.. +ediaan yang dibuat berupa larutan sejati dengan bahan aktif

2015 diketahui bahwa perendaman stek buah naga dalam larutan urine sapi dengan konsentrasi 50% berpengaruh baik terhadap waktu muncul tunas, jumlah akar, panjang akar, volume akar,