• Tidak ada hasil yang ditemukan

kimia analitik titrasi asidimetri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "kimia analitik titrasi asidimetri"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

TITRASI ASAM BASA

ASIDIMETRI

Hari/Tanggal : Kamis, 4 Oktober 2012

Tempat : Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar

A.

Pendahuluan

Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu yang akan di analisis. Contoh yang akan dianalisis dirujuk sebagai (tak diketahui). Prosedur analitis yang melibatkan titrasi dengan larutan-larutan yang konsentrasinya diketahui disebut analisis volumetri. Dalam analisis larutan asam dan basa, titrasi melibatkan pengukuran yang saksama, volume-volume suatu asam dan suatu basa yang tepat saling menetralkan (Keenan, 1998). Pada proses titrasi ini digunakan suatu indikator yaitu suatu zat yang ditambahkan sampai seluruh reaksi selesai yang dinyatakan dengan perubahan warna. Perubahan warna menandakan telah tercapainya titik akhir titrasi (Brady, 1999).

Asam secara paling sederhana didefinisikan sebagai zat, yang bila dilarutkan dalam air mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen sebagai satu-satunya ion positif. Sedangkan basa secara paling sederhana dapat didefinisikan sebagai zat, yang bila dilarutkan dalam air mengalami disosiasi dengan pembentukan ion-ion hidroksil sebagai satu-satunya ion negatif (Vogel, 1985).

Titrasi asidimetri adalah titrasi dengan menggunakan larutan standar asam yang digunakan untuk menentukan basa, asam-asam yang biasa dipergunakan adalah asam klorida, asam cuka, asam oksalat dan asam borat. Di dalam titrasi ada yang disebut dengan larutan standar baku. Larutan standar/larutan baku adalah suatu larutan yang konsentrasinya telah diketahui dengan pasti dan teliti. Dimana, proses penambahan larutan standar ke dalam larutan analit sampai terjadi reaksi sempurna disebut proses titrasi. Dalam proses titrasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Indikator titrasi, yaitu zat kimia lain, analit atau titran yang sengaja ditambahkan pada proses titrasi untuk mengetahui titik ekivalen. Indikator yang digunakan

(2)

2 pada asidimetri adalah phenolftalein (pp). Hal tersebut dilakukan karena jika menggunakan indikator yang lain, trayek pH-nya sangat jauh dari titik ekivalen. 2. Titik Ekivalen/titik akhir teoritis, yaitu saat dimana reaksi tepat berlangsung

sempurna.

3. Titik Akhir titrasi, yaitu suatu peristiwa dimana indikator telah menunjukkan warna dan titrasi harus dihentikan.

Dalam titrasi juga perlu diperhatikan larutan standar primernya dan larutan standar sekundernya. Larutan standar primer yaitu suatu zat yang sudah diketahui kemurniannya dengan pasti, konsentrasinya dapat diketahui dengan pasti dan teliti berdasarkan berat zat yang dilarutkan.

Larutan standar sekunder adalah suatu zat yang tidak murni atau kemurniannya tidak diketahui, konsentrasi larutannya hanya dapat diketahui dengan teliti melalui proses standarisasi, standarisasi dilakukan dengan cara menitrasi larutan tersebut dengan larutan standar primer. Serta faktor yang paling penting adalah ketepatan dalam pemilihan indikator agar kesalahan titrasi yang terjadi menjadi sekecil mungkin (Agus, 2011).

Pentingnya proses titrasi ini adalah untuk menentukan konsentrasi dari suatu reaktan agar dapat dibuat perhitungannya.

B.

Tujuan

1. Mahasiswa dapat membuat larutan baku yang diperlukan untuk titrasi. 2. Mahasiswa dapat membuat larutan baku NaOH 0,1 N.

3. Mahasiswa dapat melakukan standarisasi asidimetri dan alkalimetri.

C.

Prinsip

Asidimetri adalah metode penentuan basa dengan larutan standar asam.

D.

Reaksi

(3)

3 Prosedur Pembuatan NaOH 0,1 N:

1. Menimbang NaOH sebanyak 2 g 2. Melarutkan NaOH dengan air

suling

3. Memasukkan NaOH dalam labu ukur lalu tambahkan air hingga 500 mL.

4. Mengocok hingga homogen

Mengambil 10 mL asam oksalat 0,1 N lalu dimasukkan ke erlenmeyer

Standarisasi dengan cara:

Prosedur Pembuatan Asam Oksalat 0,1 N: 1. Menimbang Asam Oksalat sebanyak

3,1517 g

2. Melarutkan Asam Oksalat dengan air suling

3. Memasukkan Asam Oksalat ke dalam labu ukur lalu tambahkan air hingga 500 mL.

4. Kocok hingga homogen

Menambahkan 3 tetes indikator pp

Memasukkan larutan baku NaOH 0,1 N ke dalam buret

Melakukan titrasi

Mengamati hingga terjadi perubahan warna merah tetap

E.

Alat dan Bahan

Alat 1. Gelas beaker 2. Pipet volume 10 mL 3. Pipet tetes 4. Karet hisap 5. Labu ukur 6. Erlenmeyer 7. Buret 8. Statif 9. Klem 10. Gelas arloji 11. Batang pengaduk Bahan

1. NaOH Kristal murni (p.a) 2. Asam Oksalat

3. Phenolftalein (pp) 4. Aquades

(4)

4

G.

Data Pengamatan

Larutan basa NaOH dimasukkan ke dalam buret, sedangkan larutan asam oksalat dimasukkan dalam labu erlenmeyer seperti gambar berikut.

Titrasi dilakukan sebanyak empat kali namun data yang digunakan hanya tiga dipilih data yang paling mendekati sempurna hasil titrasinya. Data titrasi akan dijelaskan pada tabel di bawah :

Titrasi ke- Volume NaOH Warna Keterangan

1 10,40 mL Pink tua Titik akhir terlewat 2 10,20 mL Pink muda Tepat titik akhir titrasi 3 10,40 mL Pink muda Tepat titik akhir titrasi 4 10,50 mL Pink muda Tepat titik akhir titrasi

Gambar disamping menunjukkan titik akhir titrasi yang tepat. Dapat diidentifikasi dari warnanya bila warna mulai berubah pink dan tidak berubah minimal 30 detik itu adalah titik akhir titrasi.

(5)

5

H.

Perhitungan

Diketahui : V titrasi I = 10,20 mL V titrasi II = 10,40 mL V titrasi III = 10,50 mL V rata-rata NaOH = V2 = 10,37 mL V1(asam oksalat) = 10 mL N1(asam oksalat) = 0,1 N Ditanya : N2(NaOH) = ….. Jawaban : V1 x N1 = V2 x N2 10 mL x 0,1 N = 10,37 mL x N2 N2 = = 0,096 N

Jadi, kadar NaOH dari hasil titrasi ini adalah 0,096 N.

I.

Pembahasan

Titrasi asam basa asidimetri dilakukan dengan cara menitrasi larutan pada buret yaitu NaOH dengan Asam oksalat pada erlenmeyer. Pada percobaan ini digunakan indikator phenolftalein sebagai indiaktor visual yang menandakan terjadinya reaksi sempurna. Yaitu ketika warna larutan yang semula bening menjadi merah muda pertama. Yang perlu diperhatikan, saat meneteskan PP, larutan yang telah diteteskan harus segera dititrasikan, karena jika terlalu lama didiamkan, maka larutan itu akan terkontaminasi dengan udara. Jika telah terkontaminasi, warna yang semula pink ketika diteteskan PP akan menjadi pudar. Reaksi yang terjadi pada titrasi asidimetri adalah sebagai berikut: 2NaOH(aq) + H2C2O4(aq) → Na2C2O4(aq) + 2H2O(l). Reaksi antara basa natrium hidroksida dengan asam oksalat menghasilkan garam natrium oksalat dengan air.

Saat melakukan titrasi, kran buret dipegang dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan memegang erlenmeyer sambil menggoyangkannya perlahan. Hal itu dilakukan agar tangan kanan bisa mengatur kecepatan aliran cairan pada buret dan tangan kiri menggoyangkan erlenmeyer untuk mengamati perubahan warna. Pada saat cairan NaOH menetes dari buret, larutan pada erlenmeyer akan berubah menjadi merah

(6)

6 muda, namun bila dikocok akan kembali bening. Titrasi dikatakan berakhir bila larutan berwarna merah muda. Perubahan warna tersebut menandakan titik akhir titrasi. Warna tersebut menandakan titik akhir titrasi bila bertahan selama minimal 30 detik. Pada saat melakukan percobaan, pengamatan titik akhir titrasi menjadi hal yang sangat penting karena menyangkut volume titrasi. Karena titik akhir titrasi bisa saja terlewat seperti yang terjadi pada tabel pengamatan pertama.

Pertanyaan yang timbul dari data pengamatan adalah mengapa pada tabel pertama dan ketiga volumenya bisa sama namun titik akhir titrasinya berbeda? Hal tersebut bisa dikarenakan jumlah tetesan buretnya yang berbeda, atau buret yang digunakan bocor jadi pengamatan sedikit bergeser.

J.

Kesimpulan

Asidimetri adalah menentukan konsentrasi basa dengan larutan standar asam. Larutan standar primer dari titrasi ini adalah asam oksalat sedangkan NaOH sebagai larutan sekunder yang ditentukan konsentrasinya. Indikator yang digunakan adalah phenolftalein (pp) agar mendapatkan pH yang dekat dengan titik ekivalen. Titrasi mencapai titik akhir titrasi bila warna larutan pada erlenmeyer berubah dari tidak berwarna menjadi merah muda yang akan bertahan minimal 30 detik.

Reaksi yang terjadi adalah reaksi pengenceran. Perhitungan dengan menggunakan rumus pengenceran. Konsentrasi basa NaOH yang didapat dari hasil titrasi adalah 0,096 N.

(7)

7

K.

Daftar Pustaka

_____, 2009, Asidimetri & Alkalimetri, online, http://tinz08.wordpress.com/2009/05/02/asidimetri-alkalimetri/, diakses pada 7-10-2012

Agustonipujianto, 2011, Asidimetri dan Alkalimetri, download, http://agustonipujianto.wordpress.com/category/laporan-praktikum-kimia/, diakses pada 7-10-2012

Padillah, Ade Nurul, 2012, Asidimetri, online,

http://michigodenupa.blogspot.com/2012/02/laporan-asidimetri.html, 8-10-2012, diakses pada 9-10-2012

Paramita, 2012, Praktikum Alkalimetri dan Asidimetri, online,

http://mrblogc.blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-percobaan-alkalimetri.html, diakses pada 9-10-2012

Science@Stanislaus, ____, The Neutralizing Ability of Antacid Tablets, online http://science.csustan.edu/byrd/chem1002/antacid.htm, diakses pada

9-10-2012

Wikipedia, 2012, Titrasi, online, http://id.wikipedia.org/wiki/Titrasi, diakses pada 10-10-2012

Vogel, 1985, Buku teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi kelima bagian I. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.

L.

Pengesahan

Mengetahui, Denpasar, 10 Oktober 2012

Pembimbing Praktikan

Carin Indhita Carolina Ni Made Marwati, S.Pd, ST, M.Si NIM. P07134012024

Gambar

Gambar disamping menunjukkan titik akhir titrasi yang  tepat.  Dapat  diidentifikasi  dari  warnanya  bila  warna  mulai berubah pink dan tidak berubah minimal 30 detik  itu adalah titik akhir titrasi

Referensi

Dokumen terkait

Titrasi asam basa dapat pula dilakukan untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa yang konsentrasinya belum diketahui, sehingga kita dapat menghitung jumlah zat pereaksi

Untuk menghubungkan sifat – sifat fisik larutan dengan konsentrasi larutan, kadang – kadang perlu digunakan satuan konsentrasi yang semua komponen larutannya dinyatakan dalam mol..

Larutan yang telah diketahui konsentrasinya dengan tepat disebut larutan baku / larutan standar, sedangkan indikator adalah zat yang memberikan tanda

Prosedur pembuatan larutan asam oksalat standar yaitu sebelumnya terlebih dahulu mencari gram massa asam oksalat yang dibutuhkan untuk membuat larutan standar asam

Hasil titik akhir titrasi yaitu ditunjukkan dengan adanya perubahan warna larutan. menjadi warna

Titrasi merupakan proses penentuan konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikan larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya (larutan standar), titrasi asam basa adalah suatu

Pada saat titrasi yang melibatkan kalium permanganat sebaiknya digunakan alat gelas (buret, botol penyimpanan larutan) yang berwarna gelap, karena dikhawatirkan

Titrasi adalah penambahan secara cermat suatu larutan yang mengandung zat yang konsentrasinya telah diketahui kepada larutan kedua yang mengandung zat yang konsentrasi dari zat