REKAYASA LINGKUNGAN
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI DAN ANALISIS AIR SEDERHANA
Dosen: Ghina Firjaturrahma : H1A115405 Rizky Ayuningtyas : H1A115423
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKUAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
BANJARMASIN
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat
menyelesaikan tugas laporan praktikum yang berjudul “UJI DAN ANALISIS AIR
SEDERHANA”.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Rony Riduan, ST.,MT.. Sebagai Dosen mata kuliah Rekayasa Lingkungan, yang telah memberikan tugas laporan ini untuk kami sehingga dapat memahami dan mengerti Bagaimana rekayasa lingkungan sebagai fungsi dan tujuannya dalam praktikum baik dalam lingkup akademik dan non akademik.
Akhir kata semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis
sampaikan terimakasih.
BAB I
PENDAHULUAN
Rekayasa Lingkungan adalah ilmu teknik sipil yang mempelajari tentang tata cara membangun konstruksi teknik sipil yang dapat mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan alam. Contohnya, membangun cerobong asap suatu pabrik pada ketinggian tertentu, membuat saluran.
Seorang sarjana teknik sipil harus mampu mengadakan penyeimbangan. Karena lahan kerja teknik sipil pasti bersinggungan dengan alam, makanya ada istilah bidik asih, yaitu memperkecil atau mereduksi dampak aktivitas manusia pada lingkungan. Sarjana teknik sipil harus mampu memikirkan perencanaan yang tidak merusak lingkungan.
Berikut adalah beberapa hal yang harus dipahami dalam Rekayasa Lingkungan.
Pengertian Lingkungan hidup menurut UU RI No 4 tahun 1982, yaitu kesatuan ruang dengan benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang
bersinggungan dengan makhluk hidup lainnya. Permasalahannya bagaimana cara manusia menempatkan diri dalam lingkungan dan bagaimana menjalankan kegiatan agar
berkesinambungan dan menjaga kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Berikut macam-macam interaksi yang terjadi antara manusia dengan lingkungan : • Interaksi timbal balik antara manusia dengan alam
• Interaksi timbal balik antara manusia dengan air • Interaksi timbal balik antara manusia dengan tanah
Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan
BAB II
ISI
Percobaan 1 (Uji Elektrolisa)
A. Tujuan : Mengetahui keberadaan unsur besi dan unsur lainnya pada sample air
B. Alat dan Bahan : 1. Sampel air minum dalam kemasan “ NESTLE “
2. Sampel air minum dalam kemasan “ VIT ” 3. Alat elektrolisa
4. Gelas Belimbing
C. Prosedur : 1. Siapkan gelas
2. Sediakan sample air minum dalam kemasan “ NESTLE “,
3. tuang 250 ml sampel air kedalam gelas,
4. Masukan alat elektrolisa kedalam gelas tersebut,
5. Tunggu sekitar 2 menit atau hingga warna air ada perubahan,
5. Bila air mengandung besi dan unsur lain, air akan keruh dan banyak gumpalan (gelembung) pada ujung alat elektrolisa.
6. Kita dapat menyimpulkan hasil uji sementara dengan memperhatikan perubahan pada air yang kita uji dan
menyesuaikan serta mengelompokkan dengan menggunakan parameter dibawah ini.
7. buang air dalam gelas kemudian bersihkan gelas menggunakan tisu.
C. Hasil percobaan
Sampel Hasil Elektrolisis
Air Mineral Dalam Kemasan “ NESTLE ” Warna putih keruh, Permukaan ada
gelembung-gelembung putih
Air Mineral Dalam Kemasan “ VIT ” Warna putih keruh, Permukaan ada
gelembung-gelembung dengan endapan jingga
Lampiran:
Alat elektrolisa
Sampel setelah pengujian
Sampel air mineral dalam kemasan Sampel air mineral dalam kemasan
Percobaan 2 ( Uji TDS meter, EC meter dan EC meter )
1. TDS Meter
TDS adalah singkatan dari “Total Disolved Solids” atau dalam bahasa indonesianya adalah
“jumlah padatan terlarut”. Jadi TDS meter memiliki pengertian “alat untuk mengukur jumlah
padatan atau partikel terlarut didalam air “. Alat ini biasa digunakan untuk mengukur jumlah
partikel terlarut pada air minum dan juga digunakan untuk mengukur kepekatan larutan nutrisi hidroponik atau dengan kata lain konsentrasi larutan nutrisi. Pengukuran nutrisi hidroponik adalah suatu hal yang mutlak dan sifatnya sangat penting. Sebab jika larutan tidak diukur, bisa jadi tanaman kekurangan nutrisi atau kelebihan yang akan menjadi racun yang dapat membunuh tanaman itu sendiri.
2. EC Meter
EC singkatan dari “Electrical Conductivity” alat ini digunakan untuk mengukur kepekatan
suatu larutan (dalam hal ini adalah larutan nutrisi hidroponik). TDS Meter dan EC Meter sebenarnya memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk mengukur kepekatan suatu larutan nutrisi hidroponik. Hanya saja pengukurannya menggunakan unit yang berbeda, TDS untuk mengukur konsentrasi atau jumlah partikel terlarut sedangkan EC untuk mengukur nilai konduktivitasnya. EC Meter merupakan alternatif dari TDS Meter untuk mengukur kepekatan suatu larutan nutrisi hidroponik. EC Meter dan TDS Meter sama-sama bisa digunakan untuk mengukur kepekatan suatu larutan nutrisi hidroponik, jika tidak ada TDS Meter anda bisa menggunakan EC Meter, atau sebaliknya.
3. PH Meter
PH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur derajat keasaman atau kebasaan (pH) suatu benda baik padat maupun cair. Dalam hal tanam menanam PH meter berfungsi untuk mengukur nilai pH media tanam baik media non tanah maupun media tanah dan untuk mengukur pH larutan nutrisi hidroponik. pH air diukur sebelum dan sesudah dilakukan penambahan nutrisi hidroponik. Pengukuran pH ditentukan dengan angka 1 hingga 14, dimana angka 7 menunjukkan pH netral. Sedangkan angka dibawah 7 hingga angka 1 menunjukkan kondisi asam dan angka diatas 7 hingga 14 adalah basa.
C. Prosedur : 1. Isi masing-masing gelas dengan sempel air ( NESLE dan VIT ) 2. Ukur TDS, EC dan PH dengan alat pengukurnya.
3. Pembacaan dilakukan hingga angka stabil.
D. Hasil Percobaan
Sampel Air “ NESTLE “ Air “ VIT “
PH meter 7,9 7,7
TDS meter 65 ppm 130 ppm
EC meter 128 µc/cm 260 µc/cm
Dalam Praktikum Kualitas air yang baik/netral berada di rentang pH 7. Air dengan pH di
bawah 7 dikatakan asam dan diatas 7 dikatakan basa. Menurut standar WHO, air minum
yang layak dikonsumsi memiliki kadar TDS < 100. Pembagian kategori air menurut total zat
padat yang terkandung di dalamnya (TDS) adalah : > 100 ppm = bukan air minum, 20 - 100
ppm = air minum, 1 - 10 ppm = air murni/aquades dan 0 ppm = air organic. Sedangkan
Lampiran:
Uji TDS meter uji PH meter
Sampel air mineral dalam kemasan Sampel air mineral dalam kemasan
“ NESTLE “ “ NETSLE“
Uji EC meter uji EC meter
Sampel air mineral dalam kemasan Sampel air mineral dalam kemasan
Uji PH meter
Sampel air mineral dalam kemasan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari semua percobaan yang di lakukan, dapat disimpulkan bahwa air mineral dari “ NESTLE “ sangat baik untuk di konsumsi sedangkan air “ VIT “ kurang baik untuk di konsumsi.
Namun keduanya belum termasuk air yang ideal untuk dikonsumsi.
Saran