• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III AKUNTABILITAS KINERJA"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dibuat sesuai ketentuan yang terkandung dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 mengenai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang dalam penyusunannya berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Surat Keputusan Kepala LAN Nomor 239 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, disamping itu juga memperhatikan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

LAKIP Tahun 2012 merupakan Laporan Kinerja Tahun Kedua dari RPJMD 2011-2015. Laporan ini mengungkapkan capaian kinerja sasaran terhadap target yang ditetapkan pada setiap misi dalam RPJMD, disertai pembandingan dengan realisasi tahun sebelumnya dan penjelasan atas keberhasilan dan atau kegagalan pencapaian sasaran. Untuk keutuhan informasi, pada laporan ini juga terlampir Penetapan Kinerja Tahun 2012 dan Pengukuran Kinerja 2012.

Pengukuran kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terletak pada seberapa jauh capaian masing-masing indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan, yaitu perbandingan antara realisasi tahun berjalan versus realisasi n-1, realisasi tahun berjalan versus target di Renstra, % capaian Versus Standar yang berlaku, termasuk dengan standar nasional yang terkait. Hasil pengukuran kinerja disajikan menurut kelompok Kinerja Utama yang bersifat makro dan capaian sasaran organisasi secara keseluruhan.

Dalam rangka memberikan kesimpulan pengukuran kinerjanya, Provinsi Kalimantan Selatan menetapkan kategorisasi pencapaian kinerja berdasarkan capaian rata-rata atas indikator kinerja menjadi empat kategori sebagai berikut :

(2)

Urutan Rentang Capaian Kategori Capaian

I Lebih dari 100 % Sangat Berhasil

II Diatas 90 % sampai dengan 100 % Berhasil

III Diatas 80 % sampai dengan 90 % Cukup Berhasil

IV Sampai dengan 80 % Kurang Berhasil

Hasil pengukuran secara mandiri (self assessment) terhadap 15 (Lima belas) sasaran strategis mencakup 79 indikator kinerja utama menunjukan bahwa sebagian besar capaian kinerja sasaran Berhasil yaitu 92,58%, sedangkan 8 Indikator Utama menunjukan bahwa sebagian besar capaian kinerja Sangat Berhasil yaitu 106,10%. Capaian ini adalah tidak terlepas dari kontribusi dan komitmen seluruh komponen dan perangkat daerah yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Pengungkapan capaian kinerja sasaran dilakukan secara berurutan seperti urutan pada RPJMD dan RKPD, yaitu mulai dari misi, tujuan, sasaran, dan program prioritas.

A. Capaian Atas Kinerja Makro

Keberhasilan pencapaian Kinerja utama tahun 2012 diukur melalui 8 (delapan) indikator makro yang tertuang dalam sasaran “Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat”, dengan rincian target dan realisasi indikator makro sebagaimana pada tabel 1.

Tabel 1

Capaian Kinerja Makro 2012

No Indikator Target 2012 Realisasi 2012 % Capaian

1 Pertumbuhan ekonomi 5,68 5,73 100,88

2 PDRB Per Kapita (Adhk) 9,4 9.081.408 96,61

3 Laju Inflasi 5,2 5,96 87,24

4 Indeks GINI 0,21 0,35* 166,66

5 Tingkat pengangguran terbuka 6,60 4,32 152,77

6 Tingkat Kemiskinan 4,15 5,01 82,87

7 Indeks Pembangunan Manusia 70,5 70,44* 99,91

8 Tingkat pertumbuhan penduduk 1,59 2,57 61,86

Rata-rata capaian 106,10

(3)

Kinerja utama yang diukur melalui 8 indikator bersifat makro telah merepresentasikan tingkat kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan penghitungan menurut angka absolute secara umum menunjukkan adanya peningkatan kinerja pada tahun 2012 di beberapa indikator dan penurunan kinerja di beberapa indikator sebagaimana tertuang dalam tabel 2.

Perbandingan realisasi Indikator kinerja makro sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 serta perbandinganya dengan target RPJMD disajikan pada Tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2

Realisasi Indikator Kinerja Makro tahun 2011-2012

No Indikator Realisasi 2010 Realisasi 2011 Realisasi 2012 Target RPJMD 2012 2015 1 Pertumbuhan ekonomi 5,9 6,12 5,73 6,04 6,0-6,9 2 PDRB Per Kapita (Adhk) 8.400.000 8.801.291 9.081.408 9,4 9,2-10,6

3 Laju Inflasi 9,06 3,98 5,96 5,2 5,0-7,0 4 Indeks GINI 0,24 0,35 0,35* 0,21 0,22-0,18 5 Tingkat pengangguran terbuka 6,75 5,62 4,32 6,60 6,62-6,50 6 Tingkat Kemiskinan 5,21 5,35 5,01 4,15 4,25-3,99 7 Indeks Pembangunan Manusia 69,2 70,44 70,44* 70,5 70-74 8 Tingkat pertumbuhan penduduk 1,98 1,89 2,57 1,59 1,60-1,40

Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar 5,73% yang diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat sebagaimana terlihat pada indikator PDRB Per Kapita yang meningkat, dan tingkat kemiskinan yang menurun.

Dibandingkan tahun 2011 Nilai PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2012 mencapai Rp 34,42 triliun sedangkan tahun 2011 sebesar Rp 32,55 triliun, bila dilihat berdasarkan harga berlaku PDRB Kalimantan Selatan tahun 2012 naik sekitar 7,7 triliun rupiah lebih yaitu Rp 68,19 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp 75,92 triliun tahun 2012.

Dengan pertumbuhan tertinggi di sektor bangunan sebesar 9,85% dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2,64%, ditahun 2012 sektor tersier tumbuh sangat baik disbanding sektor primer dan sekunder.

(4)

Besaran PDRB Kalimantan Selatan selama tahun 2012 atas dasar harga berlaku

mencapai Rp 68,23 Triliun, sedangkan atas dasar harga konstan mencapai Rp 32,55 triliun.

PDRB perkapita atas dasar harga konstan pada tahun 2012 mencapai Rp 8.801.291 sementara PDRB perkapita (adhk) tahun 2011 sebesar Rp 8.801.291,-

Tingkat Inflasi tahun 2012 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2011, yaitu : dari 3,98 di tahun 2011 menjadi 5,96 di tahun 2012, namun hal tersebut masih dalam koridor target di RPJMD.

Tingkat Kemiskinan di Provinsi Kalimantan Selatan dari data Badan Pusat Statistik pada tahun 2012 yaitu 5,01% jauh mengalami peningkatan yang sangat baik jika dibanding tahun 2011 yaitu 5,35%, yang secara bertahap terus mengalami kemajuan dalam pemberantasan kemiskinan, hal ini sesuai dengan kebijakan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tidak ingin secara instan melakukan penurunan angka kemiskinan, karena dikhawatirkan nantinya ada masyarakat miskin di Provinsi Kalimantan Selatan yang termarginalkan atau terpinggirkan. Secara Nasional dilihat dari Persentase Penduduk Miskin, Provinsi Kalimantan Selatan menduduki posisi ke 2 (dua) terendah dari seluruh Provinsi di Indonesia setelah DKI Jakarta, dari jumlah penduduk miskin yang ada secara regional Kalimantan, Provinsi Kalimantan Selatan berada di atas Provinsi Kalimantan Timur dilihat dari sedikitnya jumlah penduduk miskin.

Untuk Indikator Indeks Gini dan Indeks Pembangunan Manusia menggunakan data capaian sementera dikarenakan BPS Provinsi Kalimantan Selatan belum mengeluarkan data resmi.

Capaian atas indikator kinerja makro sebagaimana tercantum pada tabel diatas secara umum menunjukan adanya peningkatan kinerja dari tahun ke tahun. Penjelasan secara lengkap menyangkut capaian kinerja secara keseluruhan terhadap sasaran-sasaran organisasi di jelaskan lebih lanjut pada point B berikut ini.

(5)

B. Capaian Sasaran Organisasi

MISI PEMBANGUNAN DAERAH

A. MISI I : Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama, Sosial dan Budaya

Untuk Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama, Sosial dan Budaya masyarakat Kalimantan Selatan, maka di tetapkan tiga sasaran, yaitu sasaran pertama adalah “Meningkatkan toleransi antar umat beragama”; sasaran kedua adalah “Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan sosial masyarakat”; dan sasaran ketiga adalah “Berkembangnya wisata daerah yang berbasis budaya dan sumber daya daerah”.

1. Sasaran : Meningkatkan toleransi antar umat beragama

Dalam konteks ini Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan memaknai perkembangan dan pertumbuhan pemeluk agama maupun ketersediaan sarana prasarana serta kegiatan sosial keagamaan tidak sekadar mewujudkan kenyamanan pemeluk dalam menjalankan ibadahnya, tetapi menjadikan ranah agama sebagai pemahaman penyeimbang dampak buruk dari gerusan budaya-budaya global yang destruktif dan demokrasi yang semakin menggeliat.

Keberhasilan capaian kinerja tahun 2012 atas sasaran ”Meningkatkan toleransi antar umat beragama” diukur melalui 7 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut :

Tabel 3

Capaian Kinerja Terhadap Target 2012

No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase Pengaduan Gangguan

melaksanakan Kegiatan Keagamaan yang ditindaklanjuti

% 100 100 100,00

2 Jumlah forkom Pembauran Antar Etnis, Golongan, Suku dan Umat Beragama yang aktif (FPK)

Buah 1 1 100,00

3 Sekretariat bersama antar umat

beragama yang aktif Buah 1 1 100,00

4 Persentase peningkatan lembaga sosial

keagamaan % 60 60 100,00

5 Peningkatan lembaga pendidikan

keagamaan % 7,3 NA NA

6 Frekuensi pertemuan antar umat

(6)

7 Persentase kesepakatan hasil pertemuan antar umat beragama yang ditindaklanjuti

% 60 60 100,00

Rata-rata capaian 85,71

Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran ”Meningkatkan toleransi antar umat beragama” adalah sebesar 85,71% yang berarti masuk dalam kategori capaian Cukup Berhasil.

Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2012 yaitu berupa :

 Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan dengan kegiatan utama :

a. Peningkatan pembinaan sosialisasi monitoring dan kerjasama dengan forum pembauran kebangsaan (FPK) Kabupaten/Kota. b. Gelar budaya dalam rangka peningkatan wawasan kebangsaan

antar etnis dan suku bangsa se Kalimantan Selatan.

c. Forum komunikasi wawasan kebangsaan dan pembauran bangsa se Kalimantan Selatan

 Program Pemeliharaan Kantrantib-masyarakat dalam pencegahan tindak kriminal dengan kegiatan utama :

a. Tim pelaksana koordinasi komunitas intelijen daerah (Kominda) Provinsi Kalimantan Selatan.

b. Peningkatan kemampuan aparatur dalam mendeteksi dini terhadap ancaman keamanan dan ketentraman di daerah.

Adapun perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2012 dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Tabel 4

Realisasi Kinerja 2011 dan 2012

No. Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 Kinerja

Naik/Turun 1 Persentase Pengaduan Gangguan

(7)

2 Jumlah forkom Pembauran Antar Etnis, Golongan, Suku dan Umat Beragama yang aktif (FPK)

Buah 1 1 Tetap

3 Sekretariat bersama antar umat

beragama yang aktif Buah 1 1 Tetap

4 Persentase peningkatan lembaga

sosial keagamaan % 60 60 Tetap

5 peningkatan lembaga pendidikan

keagamaan % 4,7 NA NA

6 Frekuensi pertemuan antar umat

beragama kali 1 1 Tetap

7 Persentase kesepakatan hasil pertemuan antar umat beragama yang ditindaklanjuti

% 60 60 Tetap

Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 5

Realisasi Kinerja dari tahun 2010 s.d 2012

No. Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012

Target RPJMD 2012 2015 1 Persentase Pengaduan Gangguan melaksanakan Kegiatan Keagamaan yang ditindaklanjuti % 100 100 100 100 100 2 Jumlah forkom Pembauran Antar Etnis, Golongan, Suku dan Umat Beragama yang aktif (FPK)

Buah 1 1 1 NA NA

3

Sekretariat bersama antar umat beragama yang aktif Buah 1 1 1 1 1 4 Persentase peningkatan lembaga sosial keagamaan % 60 60 60 80 100 5 Peningkatan lembaga pendidikan keagamaan % 5 4,7 NA 7,3 85 6 Frekuensi pertemuan

antar umat beragama Kali 1 1 1 2 8

7

Persentase kesepakatan hasil pertemuan antar umat beragama yang ditindaklanjuti

% 60 60 60 95 100

2. Sasaran : Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan sosial masyarakat

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan sosial masyarakat” diukur melalui 12 indikator

(8)

dengan target, realisasi dan capaiannya sebagaimana pada tabel 6 sebagai berikut :

Tabel 6

Capaian Kinerja Terhadap Target 2012

No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase menurunya remaja keluarga

fakir miskin penyandang masalah sosial % 1,5 1,5 100,00 2 Persentase jumlah rumah singgah/rumah

panti dalam keadaan baik % 30 30 100,00

3 Indeks Kepuasan Masyarakat Panti Nilai 95 95 100,00 4 Bertambahnya Fasilitas Olahraga Buah 3 3 100,00 5 Persentase tertanganinya korban bencana % 100 100 100,00 6 Persentase meningkatnya peran serta

masyarakat dalam penanggulangan bencana

% 28 28 100,00

7 Persentase Remaja keluarga miskin yang

sekolah % NA NA NA

8 Persentase anak keluarga kurang mampu

yang memanfaatkan bantuan beasiswa % NA NA NA 9 Persentase lansia terlantar yang dapat

ditampung panti % 0.56 0.56 100,00

10 Persentase Fakir miskin penyandang

cacat yang tertangani % 2.78 2.78 100,00

11 Jumlah panti dengan sarana prasarana

memenuhi standar Unit 5 5 100,00

12 Persentase penghuni panti sosial yang

puas dengan pelayanan panti % 97,93 97,93 100,00

Rata-rata capaian 83,33

Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran ”Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan sosial masyarakat” adalah sebesar 83,33% yang berarti masuk dalam kategori capaian Cukup Berhasil.

Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2012 yaitu berupa :

 Program Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial dengan kegiatan utama :

a. Pelatihan Keterampilan dan Praktek Belajar Kerja bagi anak Terlantar termasuk anak jalanan, anak cacat dan anak nakal. b. Peningkatan kualitas pelayanan saran dan prasarana rehab

(9)

c. Penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa.

d. Pelayanan dan rehabilitasi bagi lanjut usia.

 Program Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga dengan kegiatan utama :

a. Kegiatan invitasi olahraga Basket

b. Kegiatan pusat pendidikan dan pelatihan olahraga. c. Kegiatan pembinaan dan pengembangan BAPOPSI.  Program Tanggap Darurat dengan kegiatan utama :

a. Penanganan Bencana selama tahun 2012

b. Pengarahan tim reaksi cepat pada setiap kejadian dalam rangka penyelamatan, bantuan darurat pada saat terjadi bencana. c. Pelaksanaan penyerahan bantuan kepada korban bencana

selama tahun 2012 sebesar Rp. 2.236.947.000,-

Indikator Persentase menurunnya remaja keluarga fakir miskin penyandang masalah sosial pada tahun 2012 terealisasi sebanyak 1.375 keluarga dari keseluruhan remaja keluarga fakir miskin yaitu 91.688 keluarga, dikatakan tercapai target tahunan, sedangkan realisasi 2012 melebihi target RPJMD 2011-2015 yang sebanyak 125 Keluarga atau 0,13% dari total remaja keluarga fakir miskin.

Indikator Persentase remaja keluarga miskin yang sekolah dan indikator Persentase anak keluarga kurang mampu yang memanfaatkan bantuan beasiswa tidak dapat terpenuhi pencapaiannya disebabkan indikator baru.

Indikator Persentase lansia terlantar yang dapat ditampung panti tahun 2012 terealisasi sebesar 0,56 % atau sebanyak 170 lansia terlantar yang ditampung panti dari total 30.291 lansia terlantar, dikatakan tercapai target tahun 2012 yang ditetapkan sebesar 0,56 %.

Indikator Persentase fakir miskin penyandang cacat yang tertangani telah mencapai target tahun 2012 yang ditetapkan sebesar 2,78 %, terealisasi sebesar 2,78 % atau 545 orang dari total fakir miskin penyandang cacat sebanyak 19.621 orang.

(10)

Program tanggap darurat bencana dengan sasaran pengkajian, pemantauan, pemberian bantuan dan penyelamatan tanggap darurat bencana dengan tujuan tertanganinya korban bencana 1x24 jam. Target tersebut telah diwujudkan dengan tertanganinya korban bencana 1x24 jam, yang diwujudkan dengan :

a. Penanganan bencana selama 2012 yang terdiri dari :

 Bencana alam 75 kejadian, terdiri atas banjir/ROB 13 kali, tanah longsor 2 kali, angin ribut 49 kali dan kekeringan 10 kali.

Jumlah korban 8.403 KK (25.554 jiwa) dengan 10 orang meninggal dan 12 orang luka.

Kerusakan rumah: 41 rusak total, 157 rusak berat, 86 rusak sedang dan 388 rusak ringan.

 Bencana sosial 442 kejadian, terdiri atas kebakaran 442 kali. Jumlah korban 856 KK (2.951 jiwa) dengan 7 orang meninggal dan 23 orang luka.

Kerusakan rumah: 206 rusak total, 257 rusak berat, 68 rusak sedang, 87 rusak ringan.

b. Pengarahan Tim Reaksi Cepat (TRC) pada setiap kejadian dalam rangka penyelamatan, bantuan darurat pada saat terjadi bencana.

Adapun perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2012 dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Tabel 7

Realisasi Kinerja 2011 dan 2012

No. Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 Kinerja

Naik/Turun 1 Persentase menurunya remaja keluarga

fakir miskin penyandang masalah sosial % 1,5 1,5 Tetap 2 Prosentase jumlah rumah singgah/rumah

panti dalam keadaan baik % 30 30 Tetap

3 Indeks Kepuasan Masyarakat Panti Nilai 95 95 Tetap 4 Bertambahnya Fasilitas Olahraga Buah 3 3 Tetap 5 Persentase tertanganinya korban bencana % 100 100 Tetap 6 Persentase meningkatnya peran serta

masyarakat dalam penanggulangan bencana

% 28 28 Tetap

7 Persentase Remaja keluarga miskin yang

(11)

9 Persentase lansia terlantar yang dapat

ditampung panti % 0,56 0,56 Tetap

10 Persentase Fakir miskin penyandang

cacat yang tertangani % 3,15 2,78 Tetap

11 Jumlah panti dengan sarana prasarana

memenuhi standar Unit 5 5 Tetap

12 Persentase penghuni panti sosial yang

puas dengan pelayanan panti % 97,93 97,93 Tetap

Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 8

Realisasi Kinerja dari tahun 2010 s.d 2012

No. Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012

Target RPJMD 2012 2015 1 Persentase menurunya remaja

keluarga fakir miskin penyandang masalah sosial

% 0 1,5 1,5 0,26 0,65

2 Prosentase jumlah rumah singgah/rumah panti dalam keadaan baik

% NA 30 30 30 NA

3 Indeks Kepuasan Masyarakat

Panti Nilai NA 95 95 95 95 4 Bertambahnya Fasilitas Olahraga Buah NA 3 3 3 3 5 Persentase tertanganinya korban bencana % 100 100 100 100 100 6 Persentase meningkatnya peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana

% 20 28 28 30 60

7 Persentase Remaja keluarga

miskin yang sekolah % NA NA NA NA NA

8 Persentase anak keluarga kurang mampu yang memanfaatkan bantuan beasiswa

% NA NA NA NA NA

9 Persentase lansia terlantar

yang dapat ditampung panti % 0 0,56 0,56 0,8 2 10 Persentase Fakir miskin

penyandang cacat yang tertangani

% 0 3,15 2,78 0,2 0,5

11 Jumlah panti dengan sarana

prasarana memenuhi standar Unit 0 5 5 5 5

12 Persentase penghuni panti sosial yang puas dengan pelayanan panti

% 0 97,93 97,93 97,93 98

Dapat dijelaskan untuk indikator persentase menurunya remaja keluarga fakir miskin penyandang masalah sosial pada tahun 2010 dicanangkan sebanyak 91.688 keluarga, direncanakan sampai tahun 2015 turun sebanyak 625, dan Indikator Kinerja ini akan terus berkelanjutan.

(12)

Jumlah lansia di Kalimantan Selatan pada tahun 2010 sebanyak 30.291 orang, setiap tahun ditargetkan sebanyak 125 lansia terlantar atau 0,4% yang dapat ditampung di panti. Di tahun 2012 realisasi sebanyak 170 lansia terlantar yang dapat ditampung panti, sehingga selama kurun waktu 2 tahun dari 2011 sampai dengan 2012 sebanyak 340 lansia terlantar yang ditampung panti, melebihi apa yang ditargetkan di RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan.

3. Sasaran : Berkembangnya wisata daerah yang berbasis budaya dan sumber daya daerah

Kalimantan Selatan yang dihuni oleh mayoritas etnis Banjar dan sebagian etnis Bakumpai dan Dayak sebagai entitas etnis asli memiliki keragaman seni dan budaya yang saling terintegrasi baik nilai-nilai, pelaku maupun lokasi/wilayah kebudayaan (tujuan wisata). Seni dan budaya di Kalimantan Selatan sebagaimana di daerah lain mengalami perkembangan pasang surut dan pemangku seni budaya dikonstruksi oleh tiga pilar yakni, (1) pilar nilai-nilai seni budaya yang berlaku di masyarakat (2) Pilar Kegiatan yang dilakukan dan kokohkan para pemangku seni budaya (adat) dan yang (3) Pilar Peran dan fasilitasi pemerintah daerah.

Adalah hal yang menarik ketika terbentuknya Lembaga Adat dan Kekerabatan Kesultanan Banjar (LAKKB) sebagai pilar yang ke-empat (4) guna membangun interaksi seni-budaya Banjar dengan keraton sebagaimana kokohnya kesenian dan kebudayaan di Jawa dan Sumatera sebagai bagian dari upaya pemerintah bersama stakeholder memangku seni dan adat daerah Provinsi Kalimantan Selatan. Hal ini untuk menegaskan dan meletakkan dasar bahwa kesenian dan kebudayaan Banjar Kalimantan Selatan tidak sekadar sebuah event atau kegiatan tetapi juga menjadi sebuah bagian dari urat nadi kehidupan yang didukung oleh institusi keraton sebagai mitra

(13)

mendirikan replika Keraton bagian dari upaya mengintegrasikan kebudayaan Banjar.

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Berkembangnya wisata daerah yang berbasis budaya dan sumber daya daerah” diukur melalui 6 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut :

Tabel 9

Capaian Kinerja Terhadap Target 2012

No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase peningkatan Event Budaya

Daerah % 10 10 100,00

2 Persentase peningkatan kunjungan

WISMAN % 3 3 100,00

3 Persentase peningkatan kunjungan

WISNUS % 10 10 100,00

4 Lama Kunjungan WISMAN Hari 1,9 1,9 100,00

5 Lama Kunjungan WISNUS Hari 3 3 100,00

6 Persentase Peningkatan Kunjungan ke

Museum setiap tahun % 12 12 100,00

Rata-rata Capaian 100,00

Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran ” Berkembangnya wisata daerah yang berbasis budaya dan sumber daya daerah” adalah sebesar 100% yang berarti masuk dalam kategori capaian Berhasil.

Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2012 yaitu berupa :

 Program Pengembangan Nilai-Nilai Budaya dengan kegiatan utama: a. Kegiatan Pemberian dukungan penghargaan dan kerjasama

dibidang budaya (pemberian penghargaan bidang budaya). b. Festival kesenian daerah (wayang gong, musik kintung dan

japin carita).

Meningkatnya peran pariwisata dan budaya dalam pembangunan daerah pada tahun 2012 menunjukan pencapaian kinerja yang cukup baik. Hal ini terlihat dari seluruh indikator yang terpenuhi 100 %, meningkatnya kunjungan wisatawan nusantara. yang secara langsung maupun tidak langsung meningkatkan jumlah devisa dan perekonomian daerah. Peningkatan tersebut merupakan dampak positif atas

(14)

diselenggarakannya event-event budaya pariwisata, festival seni dan budaya serta dukungan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Untuk bidang kebudayaan dan kesenian, masih fokus pada upaya pengembangan dan pelestarian serta terpeliharanya seni dan budaya daerah, terlebih seni dan budaya yang hampir punah. Upaya ini dilakukan melalui berbagai kegiatan antara lain : aktualisasi, fasilitasi dan pergelaran seni rupa, lukis, tari, lagu, wayang dan kegiatan lainnya. Untuk bidang Pariwisata, terus berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan dengan melalui penyelenggaraan event-event pariwisata, peningkatan pelayanan dan pengelolaan destinasi wisata, serta peningkatan sadar wisata bagi masyarakat di daerah wisata dan dukungan pembangunan pariwisata. Kalimantan Selatan patut bersyukur kawasan wisata Pasar Terapung, wisata Pendulangan Intan Martapura, dan Wisata Alam Loksado Kandangan masuk dalam event wisata nasional, dan di tahun 2012 telah selesai dilaksanakan revitalisasi Museum Waja Sampai Kaputing, pembelian serta rehabilitasi Penginapan Graha Wisata Amandit yang terletak di Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yang akan dikelola Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan secara profesional sebagai percontohan yang dikelola dengan standar Sapta Pesona.

Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2011 dengan tahun 2010 adalah sebagai berikut :

Tabel 10

Realisasi Kinerja Tahun 2011 dan 2012

No. Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 Kinerja

Naik/Turun 1 Persentase peningkatan Event Budaya

Daerah % 10 10 Tetap

2 Persentase peningkatan kunjungan

WISMAN % 3 3 Tetap

3 Persentase peningkatan kunjungan

WISNUS % 10 10 Tetap

4 Lama Kunjungan WISMAN Hari 1,9 1,9 Tetap

5 Lama Kunjungan WISNUS Hari 3 3 Tetap

6 Persentase Peningkatan Kunjungan ke

(15)

Secara keseluruhan selama 2 (dua) tahun terakhir sejak tahun 2011 sampai dengan 2012, peningkatan peran wisata dan budaya dalam pembangunan daerah cukup signifikan, namun perlu pengembangan berkelanjutan atas pariwisata dan budaya yang berbasis budaya dan sumber daya daerah sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah.

Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 11

Realisasi Kinerja dari tahun 2010 s.d 2012

No. Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012

Target RPJMD

2012 2015 1 Persentase peningkatan

Event Budaya Daerah % 10 10 10 10 10

2 Persentase peningkatan

kunjungan WISMAN % 2,3 3 3 2,3 2,3

3 Persentase peningkatan

kunjungan WISNUS % 3 10 10 3 3,5

4 Lama Kunjungan WISMAN Hari 1,9 1,9 1,9 1,9 1,9

5 Lama Kunjungan WISNUS Hari 3 3 3 3 3

6 Persentase Peningkatan Kunjungan ke Museum setiap tahun

% 12 18 12 12 12

B. MISI II : Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia Yang Produktif dan Berdaya Saing

Untuk Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia Yang Produktif dan Berdaya Saing masyarakat Kalimantan Selatan, maka di tetapkan tiga sasaran, yaitu Sasaran pertama adalah Meningkatkan Pembangunan Manusia Berkualitas pada Semua Jalur dan Jenjang Pendidikan; Sasaran kedua adalah Meningkatkan Pembangunan Manusia, serta Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan; dan Sasaran ketiga Meningkatkan masyarakat yang produktif dan berdaya saing

1. Sasaran: Meningkatkan Pembangunan Manusia Berkualitas pada Semua Jalur dan Jenjang Pendidikan

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatkan pembangunan manusia berkualitas pada semua jalur dan jenjang

(16)

pendidikan” diukur melalui 5 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut :

Tabel 12

Capaian Kinerja Terhadap Target 2012

Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran ” Meningkatkan pembangunan manusia berkualitas pada semua jalur dan jenjang pendidikan” adalah sebesar 101,24% yang berarti masuk dalam kategori capaian Sangat Berhasil.

Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2012 yaitu berupa :

 Program Pendidikan Dasar 9 Tahun.

a. Pengembangan materi belajar mengajar dan metode pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.

b. Peningkatan mutu dan sarana prasarana SD/MI, SMP/MTs  Program Pendidikan Menengah.

 Pengembangan materi belajar mengajar dan metode

pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.

 Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan menengah.

 Program Non Formal

Pemberdayaan tenaga pendidik non formal.

No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian

1 Angka melek huruf % 96,35 96,84 100,50

2 Angka rata-rata lama sekolah Tahun 7,5 7,8 104,00 3 Angka Partisipasi Murni SD/MI % 99,2 99,38 100,18

4 APK SLTP/MTs % 97,6 98,17 100,58

5 APK SLTA/MA/SMK % 78 78,72 100,92

(17)

Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2012 dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Tabel 13

Realisasi Kinerja Tahun 2011 dan 2012

No. Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 Kinerja

Naik/Turun

1 Angka melek huruf % 96,73 96,84 Naik

2 Angka rata-rata lama sekolah Tahun 7,72 7,80 Naik 3 Angka Partisipasi Murni SD/MI % 99,28 99,38 Naik

4 APK SLTP/MTs % 97,54 98,17 Naik

5 APK SLTA/MA/SMK % 78,25 78,72 Naik

Dari 5 indikator kinerja diatas tercermin adanya peningkatan pembangunan manusia berkualitas pada semua jalur dan jenjang pendidikan.

Indikator Angka Melek Huruf pada tahun 2012 sebesar 96,84% tercapai dari target 96,35%, dengan demikian angka buta aksara mampu ditekan hingga menjadi 3,16% lebih baik dibandingkan dengan standar nasional sebesar 5%.

Angka rata-rata lama sekolah yang ditargetkan sebesar 7,5 Tahun tercapai 7,8 Tahun dikatakan tercapai target, dan jika dibandingkan dengan capaian di tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 0,08 Tahun, dan lebih tinggi 0,08 Tahun jika dibandingkan dengan standar nasional 7,72 Tahun.

Capaian tertinggi pada indikator Angka Partisipasi Kasar SLTP/MTs sebesar 98,17 melebihi target 2012 yang sebesar 97,6% atau lebih tinggi 3.17% dari standar nasional sebesar 95%.

Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan menaruh kepedulian dan perhatian yang tinggi terhadap penuntasan buta aksara di Kalimantan Selatan yang telah mendapat perhatian dari pemerintah pusat sehingga membuahkan penghargaan yang diraih berupa penghargaan Pelopor Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Nasional dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tanggal 30 Oktober 2012, Inclusive Award dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tanggal 30 Oktober 2012,

(18)

Anugerah Ki Hajar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tanggal 9 November 2012, Anugerah Pendidikan Pasiad 2012 (Pasiad Education Awards) Kategori Birokrat dari Pasiad Indonesia pada tanggal 28 November 2012, dan Penghargaan Implementasi Perda Pendidikan Alquran No 3 Tahun 2009 dari Kementerian Agama Republik Indonesia tanggal 03 Januari 2013. Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 14

Realisasi Kinerja dari tahun 2010 s.d 2012

No. Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012

Target RPJMD

2012 2015 1 Angka melek huruf % 95,70 96,73 96,84 96,35 97,8 2 Angka rata-rata lama sekolah Tahun 7,23 7,72 7,80 7,5 10,0 3 Angka Partisipasi Murni SD/MI % 99,21 99,28 99,38 99,2 100,0

4 APK SLTP/MTs % 97,21 97,54 98,17 97,6 99,02

5 APK SLTA/MA/SMK % 76,27 78,25 78,72 78 90,0

Seluruh indikator yang mencerminkan peningkatkan pembangunan manusia berkualitas pada semua jalur dan jenjang terlihat meningkat jika dibandingkan dengan capaian Tahun 2011, menunjukan keseriusan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di bidang pendidikan.

Pencapaian hasil yang sangat baik ini merupakan hasil kerja optimal dari jajaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sebagaimana dituangkan dalam tabel realisasi di atas. Di sisi lain, komitmen pimpinan daerah (Gubernur Kalimantan Selatan) dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan di wilayah Kalimantan Selatan yang diwujudkan dalam Nota Kesepakatan dengan Menteri Pendidikan Nasional dan Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Kalimantan Selatan yang substansinya adalah penuntasan wajib belajar 9 (sembilan) tahun, peningkatan mutu pendidikan, pemberantasan buta huruf dan rehabilitasi gedung pendidikan telah memenuhi sasaran atau telah

(19)

tercapai target sebanyak 44.424 orang khusus untuk pemberantasan buta huruf.

Keberhasilan pembangunan pendidikan salah satu indikatornya adalah jumlah penduduk yang melek huruf, oleh sebab itu Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan gencar melaksanakan program pemberantasan buta huruf, dalam hal ini persentase buta huruf banyak ditemukan pada usia tua, sedangkan penduduk usia muda sangat jarang ditemukan penduduk yang buta huruf, dapat kita lihat dari tabel diatas terjadi peningkatan Angka Melek Huruf 0.11%, di tahun 2011 96,73% sedangkan ditahun 2012 mencapai 96,84%.

Dalam rangka pencapaian kinerja sebagaimana diuraikan sebelumnya, Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2012 didukung

dengan kekuatan dana APBN (Dekonsentrasi) sebesar Rp. 134.684.603.000 dan APBD sebesar Rp. 338.575.485.895,-, Total

Anggaran Tahun 2012 (APBN dan APBD) sebesar Rp.

473.260.008.895,- Realisasi sampai dengan akhir tahun 2013 adalah sebesar Rp. 458.158.536.355 (96,81%). Anggaran yang tidak terserap sebesar Rp. Rp. 15.101.552.540,- terdiri dari APBN sebesar Rp. 3.926.321.107,- (2,92%) dan APBD sebesar 11.175.231.433,- (3,3%)

2. Sasaran: Meningkatkan Pembangunan Manusia, serta Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatan Pembangunan Manusia, serta Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan” diukur melalui 5 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut :

Tabel 15

Capaian Kinerja Terhadap Target Tahun 2012

No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Angka Harapan Hidup Tahun 66,62 64,56* 96,91 2 Angka Kematian Bayi Kasus per 1000 Kh 33 34 97,06

(20)

4 Persentase penduduk miskin memiliki

jaminan pemeliharaan kesehatan % 70 65 92,86 5 Cakupan pelayanan peserta jaminan

pemelihara kesehatan masyarakat % 100 100 100

Rata-rata Capaian 97,57

*angka sementara

Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran ”Meningkatkan Pembangunan Manusia, serta Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan” adalah sebesar 97,57 yang berarti masuk dalam kategori capaian Berhasil.

Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2012 yaitu berupa :

 Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan utama : a. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup

sehat.

b. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat. c. Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan. d. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.

e. Pembiayaan terpadu Posyandu.

 Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan dengan kegiatan utama :

a. Kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu. b. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Untuk Indikator Angka Harapan Hidup di tahun 2012 adalah sebesar 64,56, hal ini menunjukan bahwa capaian kinerja indikator ini sebesar 96,9% dari target sebesar 66,62, yang berarti target kinerja tahun 2012 tidak tercapai, penyebabnya antara lain :

1. Meski mengalami penurunan, Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu di Kalimantan Selatan masih cukup tinggi.

2. Status gizi masyarakat masih rendah terutama pada kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu nifas, bayi dan balita.

(21)

3. Adanya pengaruh Sosial dan Budaya dalam peristiwa persalinan yang menyebabkan sering terjadi keterlambatan dalam pengambilan keputusan tentang penanganan persalinan dengan penyulit.

Angka Kematian Bayi di tahun 2012 adalah 34 per 1000 kelahiran hidup, mencapai 97% dari target sebesar 33 per 1000 kelahiran hidup, angka diatas menggambarkan tidak tercapainya indikator ini disebabkan oleh kondisi-kondisi sebagai berikut :

1. Provinsi Kalimantan Selatan masih terdapat 265 desa yang belum memiliki tenaga bidan, meskipun setiap tahun Kementerian Kesehatan mengangkat tenaga Bidan di desa sebagai tenaga PTT. 2. Dari 224 Puskesmas yang ada, hanya ada 51 Puskesmas yang

merupakan Puskesmas Perawatan yang memungkinkan untuk melakukan pertolongan persalinandan penanganan neonatus dan 35 Puskesmas yang memiliki kemampuan Penanganan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED).

Angka Kematian Ibu, berdasarkan laporan yang dihimpun sepanjang tahun 2012 terjadi sebanyak 90 kasus kematian ibu bersalin di seluruh Kabupaten/kota se Kalimantan Selatan, capaian kinerja indikator ini telah mencapai 101,10% dari target setinggi-tingginya sebesar 91 Kasus hal ini didukung oleh :

1. Kebijakan penempatan bidan PTT Pusat dan daerah untuk mengisi desa-desa yang belum memiliki tenaga bidan.

2. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan proses persalinan yang aman berdampak pada semakin meningkatnya pelayanan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan).

3. Semakin meningkatnya kemampuan tenaga kesehatan (bidan) 4. Peningkatan kemitraan antara bidan dengan dukun bayi, dapat

diinformasikan pada tahun 2012 telah dilakukan pembinaan kemitraan antara bidan dan dukun bayi dengan anggaran APBD Provinsi Kalimantan Selatan.

(22)

Berdasarkan data kinerja tahun 2012 capaian Indikator Persentase penduduk miskin memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan adalah 65% atau 92,86% dari target sebesar 70% menunjukan sasaran pada tahun 2012 tidak tercapai, disebabkan kurang tepatnya perhitungan kebutuhan pembiayaan untuk Jaminan Kesehatan Provinsi pada tahun 2012 sehingga terdapat defisit mencapai Rp 8.500.000.000,- (delapan milyar lima ratus juta rupiah) yang mengakibatkan sempat terhentinya Jamkesprov dari bulan September s.d awal Desember 2012 khususnya yang menjamin penduduk yang tidak memiliki jaminan kesehatan dalam pelayanan kesehatan sampai ada perhitungan ulang dan adanya penambahan dana melalui APBD Provinsi.

Cakupan pelayanan peserta jaminan pemelihara kesehatan masyarakat tercapai 100% didukung oleh adanya kebijakan Pemerintah Provinsi dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Provinsi yang dalam pelaksanaanya ada 2 (dua) mekanisme :

1. Bagi masyarakat miskin dijamin oleh Jaminan Kesehatan Daerah (Kabupaten/Kota) yang dirujuk ke rumah sakit provinsi maka pembiayaan sesuai MoU antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/ Kota akan dibiayai melalui sharing dengan pola 60% dijamin oleh Jamkesprov dan 40% oleh Jamkesda.

2. Bagi Masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan di rumah sakit provinsi tapi tidak memiliki jaminan sama sekali, maka sepenuhnya akan dibiayai oleh Jaminan Kesehatan Provinsi, dengan demikian seluruh masyarakat miskin di Kalimantan Selatan yang membutuhkan pelayanan kesehatan dapat terlayani melalui Jaminan Kesehatan Daerah dan Jaminan Kesehatan Provinsi.

Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2011 dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut :

Tabel 16

Realisasi Kinerja Tahun 2011 dan 2012

No. Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 Kinerja

Naik/Turun

(23)

3 Angka kematian ibu Kasus 91 90 Naik 4 Persentase penduduk miskin memiliki

jaminan pemeliharaan kesehatan % 60 65 Naik

5 Cakupan pelayanan peserta jaminan

pemelihara kesehatan masyarakat % 100 100 Tetap *angka sementara

Untuk Indikator Angka Harapan Hidup dapat dilihat belum mencapai target, akan tetapi berdasarkan hasil analisis Badan Pusat Statistik, Provinsi Kalimantan Selatan bersama dengan Provinsi NTB, Maluku Utara, Gorontalo dan Papua Barat termasuk dalam 5 (lima) Provinsi di Indonesia dengan tingkat pertumbuhan Angka Harapan Hidup yang tinggi, yaitu sebesar 0,61% pada tahun 2012, yang masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan Angka Harapan Hidup Nasional yang sebesar 0,45%.

Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 17

Realisasi Kinerja dari tahun 2010 s.d 2012

No. Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012

Target RPJMD

2012 2015 1 Angka Harapan Hidup Tahun 63,81 64,17 64,56* 65 71 2 Angka Kematian Bayi

Kasus per 1000

Kh

50 34 34 35,9 31

3 Angka kematian ibu Kasus 110 91 90 200 118 4

Persentase penduduk miskin memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan % 49 60 65 100 100 5 Cakupan pelayanan peserta jaminan pemelihara kesehatan masyarakat % 100 100 100 100 100

Bila dibandingkan dengan target sasaran sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis dimana diharapkan Angka Harapan Hidup di Kalimantan Selatan sebesar 71 Tahun, sampai dengan tahun 2012 sudah mencapai 90,92%, perlu upaya yang lebih keras dan terarah bukan hanya dari jajaran kesehatan tapi juga dari Lintas Sektor dan Lintas Program terkait.

(24)

3. Sasaran : Terwujudnya masyarakat yang produktif dan berdaya saing

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Terwujudnya masyarakat yang produktif dan berdaya saing” diukur melalui 4 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut :

Tabel 18

Capaian Kinerja Tahun 2012

No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase kelulusan BLK yang bekerja % 23 29.8

129,56 2 Persentase Jumlah Penduduk yang bekerja % 40 49,29 123,22 3 Persentase pengurangan pengangguran

terbuka % 4 4,32 108,00

4 Persentase peningkatan Partisipasi Angkatan Kerja % 71 71,24 100,33

Rata-rata capaian 115,27

Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran ” Terwujudnya masyarakat yang produktif dan berdaya saing” adalah sebesar 115,27% yang berarti masuk dalam kategori capaian Sangat Berhasil

Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2012 yaitu berupa :

 Program perluasan dan pengembangan kesempatan kerja dengan kegiatan utama :

a. Padat karya produktif

b. Pengembangan bursa kerja.

c. Pengembangan kewirausahaan pola grameen Bank.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sangat mendukung pengembangan BLK Banjarbaru menuju bertaraf Internasional, dimana lulusan BLK berstandar internasional memiliki sertifikat uji kompetensi oleh BNSP. Data diatas menunjukan bahwa seluruh Indikator diatas

(25)

Provinsi Kalimantan Selatan untuk mencapai terwujudnya masyarakat yang produktif dan berdaya saing sangat baik hal ini di landaskan oleh : a. Meningkatnya kesempatan kerja yang dipengaruhi oleh

pertumbuhan ekonomi yang semakin stabil khususnya pada sektor pertanian, industri pengolahan dan pertambangan.

b. Meningkatnya angkatan kerja disebabkan banyaknya penduduk usia kerja yang memasuki pasar kerja dimana setelah tamat SMU langsung mencari pekerjaan atau hanya sebagian kecil saja yang melanjutkan ke jenjang Pendidikan Tinggi, demikian juga ibu-ibu rumah tangga yang dulunya merawat dan mengurus rumah tangga tetapi setelah anak-anak sudah beranjak besar kembali memasuki pasar kerja untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga.

c. Menurunya angka pengangguran didorong adanya dukungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terhadap pengangguran melalui kebijakan pengalokasian dana untuk kegiatan padat karya, Bursa Kerja (Job Fair), Informasi Pasar Kerja (IPK), demikian juga ditingkat Kabupaten/Kota serta lembaga sektoral seperti perguruan tinggi yang berpartisipasi dalam penyelanggaraan Bursa Kerja di kampus-kampus. Adanya perkembangan investasi di daerah ini tentu merupakan faktor utama dalam penyerapan tenaga kerja yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap menurunya angka pengangguran.

d. Meningkatnya tingkat partisipasi angkatan kerja karena semakin banyaknya angkatan kerja yang memasuki pasar kerja dari pada melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.

Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2011 dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut :

Tabel 19

Realisasi Kinerja Tahun 2011 dan 2012

No. Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 Kinerja

Naik/Turun 1 Persentase kelulusan BLK yang

bekerja % 26,8 29.8 Naik

(26)

bekerja

3 Persentase pengurangan

pengangguran terbuka % 5,62 4,32 Turun

4 Persentase peningkatan Partisipasi

Angkatan Kerja % 70,68 71,24 Naik

Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 20

Realisasi Kinerja dari tahun 2010 s.d 2012

No. Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012

Target RPJMD

2012 2015 1 Persentase kelulusan BLK

yang bekerja % NA 26,8 29.8 23

2 Persentase Jumlah Penduduk

yang bekerja % NA 49,39 49,29 40

3 Persentase pengurangan

pengangguran terbuka % NA 5,62 4,32 4 6,62

4 Persentase peningkatan Partisipasi Angkatan Kerja % NA 70,68 71,24 71 73,03

C. MISI III : Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah berbasis lingkungan dan masyarakat, dengan memanfaatkan sumberdaya lokal dan posisi geografis

Untuk mengembangkan daya saing ekonomi daerah berbasis lingkungan dan masyarakat, dengan memanfaatkan sumberdaya lokal dan posisi geografis di Provinsi Kalimantan Selatan, maka di tetapkan tiga sasaran, yaitu Sasaran pertama adalah Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas; sasaran kedua adalah Berkembangnya sektor industri berbasis

(27)

agroindustri; dan sasaran ketiga adalah Meningkatnya pengelolaan SDA yang berkelanjutan dan perbaikan kualitas lingkungan hidup.

1. Sasaran : Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas” diukur melalui 7 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut :

Tabel 21

Capaian Kinerja Terhadap Target 2012

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian Pertumbuhan PDRB Sektor : Pertanian 1 Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

 Produksi Padi Ton 2.025.298 2.056.532 101,54

 Produksi Jagung Ton 110.006 111.476 101,34

 Produksi Jeruk Ton 56.045 47.833 85,35

 Produksi Sayuran Ton 108.808 115.764 106,40 2 Perkebunan

 Produksi Karet Ton 157.609 158.193 100,37

 Produksi Sawit Ton 757.808 803.171 105,98 3 Peternakan

 Produksi daging Ton/Th 59.037 63.417 107,42

4 Pertambangan % NA 2,64 NA 5 Industri pengolahan % 2 4,02 201,00 6 Perdagangan % 5 9,78 195,60 7 Jumlah pungutan PSDH dan DR Rp US $ 4.000.000.000 600.000 3.519.049.177, 49 773.455,92 87,98 128,90 Rata-rata capaian 110,16

Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran ”Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas” adalah sebesar 110,16% yang berarti masuk dalam kategori capaian Sangat Berhasil.

Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2012 yaitu berupa :

 Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri dengan kegiatan utama :

(28)

a. Fasilitasi dan koordinasi penyediaan dan distribusi bahan pokok b. Fasilitasi dan koordinasi sinkronisasi dalam rangka

pengendalian inflasi daerah

 Program peningkatan pengelolaan lahan dan perluasan areal pertanian dengan kegiatan utama :

a. Fasilitasi pembinaan dan pengembangan pengelolaan lahan.

Produksi Padi di tahun 2012 mencapai 2.056.532 Ton terealisasi sebesar 10,89%, peningkatan ini dikarenakan adanya Peningkatan Luas Panen pada tahun 2012, dari 489.134 Ha menjadi 494.623 Ha naik sebesar 1,12% terjadi di Kabupaten Banjar dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan sepanjang tahun 2012. Produksi Jagung juga mengalami peningkatan sebesar 1,34% dari Target 2012 sebesar 110.006 Ton mencapai 111.476 Ton hal ini karena adanya luas tanam mengalami peningkatan sebesar 11,85% dari 19.487 ha di tahun 2011 menjadi 21.578 ha di tahun 2012 dan peningkatan luas panen 10,73% dibanding tahun 2011 dan peningkatan produktivitas jagung di banding 2011 sebesar 11,72% 51,20 ku/ha di tahun 2011 menjadi 51,66 ku/ha di tahun 2012.

Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2012 dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Tabel 22

Realisasi Kinerja 2011 dan 2012

No Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 Kinerja

Naik/Turun

Pertumbuhan PDRB Sektor :

Pertanian

1 Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

 Produksi Padi Ton 2.025.298 2.056.532 Naik

 Produksi Jagung Ton 110.006 111.476 Naik

 Produksi Jeruk Ton 47.126 47.833 Naik

 Produksi Sayuran Ton 114.600 115.764 Naik

2 Perkebunan

 Produksi Karet Ton 141.797 158.193 Naik

 Produksi Sawit Ton 757.808 803.171 Naik

(29)

Pertambangan % 6,53 2,64 Turun

Industri pengolahan % 3,91 4,02 Naik

Perdagangan % 8,21 9,78 Naik

Jumlah pungutan PSDH dan DR Rp US $ 3.000.000.000 600.000 3.519.049.177,49 773.455,92 Naik

Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 23

Realisasi Kinerja dari tahun 2010 s.d 2012

No Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012

Target RPJMD 2012 2015 Pertumbuhan PDRB Sektor : Pertanian 1 Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

 Produksi Padi Ton 1.842.089 2.025.298 2.056.532 2.025.298 2.191.042

 Produksi Jagung

Ton

NA 110.006 111.476 108.808 122.421

 Produksi Jeruk Ton NA 47.126 47.833 - -

 Produksi

Sayuran Ton NA 114.600 115.764 - -

2 Perkebunan

 Produksi Karet Ton 135.951 141.797 158.193 - -

 Produksi Sawit Ton 516.266 757.808 803.171 - - 3 Peternakan

 Produksi daging Ton/Th NA 55.877 63.417 59.037 73.342

Pertambangan % 7,57 6,53 2,64 - - Industri pengolahan % 2,87 3,91 4,02 3 3 Perdagangan % 6,89 8,21 9,78 3 3 Jumlah pungutan PSDH dan DR Milyar IDR NA 3 3,519 4 15 Ratusa n Ribu USD NA 6 7,73 6 30

Pertumbuhan di sektor pertambangan melambat jika di bandingkan dengan tahun 2010, hal ini merupakan imbas dari krisis global yang dialami Benua Eropa yang mengakibatkan penurunan permintaan ekspor batubara, sektor pertambangan juga memberikan dampak negatif terhadap perdagangan luar negeri Kalimantan Selatan (ekspor), terkoreksi mengalami pertumbuhan negatif dikarenakan harga batubara

(30)

di pasaran global mengalami penurunan selama 4 triwulan terakhir di tahun 2012, penyebab utamanya melambatnya pertumbuhan adalah pengaruh berkurangnya permintaan produk tambang di pasar dunia akibat dampak Krisis Eropa yang sudah terasa di wilayah Asia. Kondisi perkembangan ekonomi global, terutama pertumbuhan ekonomi Cina dan India yang makin melambat membuat permintaan bahan tambang menurun.

2. Sasaran: Berkembangnya sektor industri berbasis agroindustri Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Berkembangnya sektor industri berbasis agroindustri” diukur melalui 1 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut :

Tabel 24

Capaian Kinerja Terhadap Target 2012

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian Persentase industri yang

berbasis agroindustri % NA NA NA

Rata-rata capaian 0,00

Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran ”Berkembangnya sektor industri berbasis agroindustri” adalah sebesar 0% yang berarti masuk dalam kategori capaian Kurang Berhasil.

Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2012 yaitu berupa :

 Program pengembangan industri kecil dan menengah dengan kegiatan utama :

a. Pembinaan industri kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan cluster industri

b. Grand Design daerah berbasis agroindustri

 Program peningkatan kemampuan teknologi industri dengan kegiatan utama :

(31)

b. Pengembangan dan pelayanan teknologi industri.

Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2012 dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Tabel 25

Realisasi Kinerja 2011 dan 2012

No Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 Kinerja

Naik/Turun Persentase industri yang

berbasis agroindustri NA NA NA NA

Indikator Persentase industri yang berbasis agroindustri di Tahun 2012 tidak tercapai dikarenakan indikator tersebut adalah indikator baru. Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 26

Realisasi Kinerja dari tahun 2010 s.d 2012

No Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012 Target RPJMD 2012 2015 Persentase industri yang

berbasis agroindustri % NA NA NA NA NA

.

3. Sasaran: Meningkatnya pengelolaan SDA yang berkelanjutan dan Perbaikan Kualitas Lingkungan Hidup

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatnya pengelolaan SDA yang berkelanjutan dan perbaikan kualitas lingkungan hidup” diukur melalui 8 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut :

Tabel 27

Capaian Kinerja Terhadap Target 2012

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %Capaian 1 Bertambahnya Luasan Tanaman Baru

dalam rangka rehabilitasi hutan dan lahan (RHL)

ha 690 564,88 81,86 2 Jumlah Lahan Kritis yang berkurang

karena rehabilitasi Hutan dan Lahan Ha 465 238 60,86 3 Persentase kasus gangguan keamnan

hutan dan hasil hutan yang diselesaikan

% 100 100 100,00

4 Jumlah kesatuan pengelolaan hutan (KPH) di kalsel yang terbentuk telah direalisasikan

Jumlah 11 11 100,00

5 Persentase kasus IUU yang

(32)

6 Rasio pertanian pangan berkelanjutan % 15,84 15,84 100,00 7 persentase hasil uji polusi udara pada

sumbernya % 40 40 100,00

8 persentase hasil uji limbah padat pada

sumbernya % 20 20 100,00

Rata-rata capaian 80,34

Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran ”Meningkatnya pengelolaan SDA yang berkelanjutan dan perbaikan kualitas lingkungan hidup” adalah sebesar 80,34% yang berarti masuk dalam kategori capaian Cukup Berhasil.

Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2012 yaitu berupa :

 Program perlindungan dan konservasi sumberdaya hutan dengan kegiatan utama :

a. Pembinaan pengamanan hutan partisipatif

b. Pemeliharaan dan pengadaan konservasi kelengkapan persenjataan Polisi Hutan

 Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dengan kegiatan utama :

a. Koordinasi penilaian kota sehat/adipura. b. Pengelolaan B3 dan limbah B3.

c. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat penambangan rakyat

 Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan Sumber Daya Alam dengan kegiatan utama :

a. Perencanaan dan penyusunan program pembangunan

pengendalian sumberdaya alam dan lingkungan hidup b. Rehabilitasi lahan kritis

c. Rehabilitasi Hutan dan Lahan

 Program peningkatan pengendalian polusi dengan kegiatan utama : a. Pengujian emisi/polusi udara akibat aktifitas industri

b. Pengujian kadar polusi limbah padat dan cair 

(33)

a. Pengendalian dan pengawasan pemanfaatan SDA, perikanan dan kelautan.

b. Pengembangan pesisir dan pulau-pulau kecil.

Realisasi penanaman pada kegiatan Rehabilitasi hutan dan lahan tidak dapat terealisasi secara maksimal, dari target seluas 690 Ha hanya terealisasi seluas 564,88 Hektar, hal ini disebabkan karena adanya lokasi rencana penanaman yang terendam banjir.

Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2012 dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Tabel 28

Realisasi Kinerja 2011 dan 2012

No Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 Kinerja

Naik/Turun 1 Bertambahnya Luasan Tanaman Baru

dalam rangka rehabilitasi hutan dan lahan (RHL)

ha 370 564,88 Naik 2 Jumlah Lahan Kritis yang berkurang

karena rehabilitasi Hutan dan Lahan Ha 310 238 Turun 3 Persentase kasus gangguan keamnan

hutan dan hasil hutan yang diselesaikan % 100 100 Naik 4 Jumlah kesatuan pengelolaan hutan (KPH)

di kalsel yang terbentuk telah direalisasikan

Jumlah 11 11 Tetap

5 Persentase kasus IUU yang diselesaikan % NA NA NA 6 Rasio pertanian pangan berkelanjutan % 15,63 15,84 Naik 7 persentase hasil uji polusi udara pada

sumbernya % 40 40 Turun

8 persentase hasil uji limbah padat pada

sumbernya % 20 20 Naik

Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 29

Realisasi Kinerja dari tahun 2010 s.d 2012

No Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012

Target RPJMD 2012 2015 1 Bertambahnya Luasan

Tanaman Baru dalam rangka rehabilitasi hutan dan lahan (RHL)

ha NA 370 564,88 690 NA

2 Jumlah Lahan Kritis yang berkurang karena rehabilitasi Hutan dan Lahan

Ha NA 310 238 465 NA

(34)

gangguan keamnan hutan dan hasil hutan yang diselesaikan 4 Jumlah kesatuan

pengelolaan hutan (KPH) di kalsel yang terbentuk telah direalisasikan

Jumlah NA 11 11 11 NA

5 Persentase kasus IUU

yang diselesaikan % NA NA NA NA NA

6 Rasio pertanian pangan

berkelanjutan % NA 15,63 15,84 15,84 16,50

7 persentase hasil uji polusi udara pada sumbernya

% 50 40 40 40 25

8 persentase hasil uji limbah padat pada sumbernya

% 50 20 20 20 5

D. MISI IV : Meningkatkan Ketersediaan Kuantitas dan Kualitas serta Aksesibilitas Infrastruktur Wilayah

Untuk meningkatkan ketersediaan kuantitas dan kualitas serta aksesibilitas infrastruktur wilayah di Provinsi Kalimantan Selatan, maka di tetapkan empat sasaran, yaitu Sasaran pertama adalah Meningkatkan infrastruktur transportasi yang terintegrasi dan berkualitas serta meningkatnya pelayanan untuk mendukung pergerakan orang, barang dan jasa; sasaran kedua adalah Meningkatkan infrastruktur sumberdaya air untuk mendukung upaya konservasi dan pendayagunaan sumberdaya air, serta pengendalian daya rusak air; sasaran ketiga adalah Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur dasar permukiman yang mencakup air bersih dan sanitasi; dan sasaran keempat adalah Meningkatnnya infrastruktur publik dan aparatur. 1. Sasaran : Meningkatkan infrastruktur transportasi yang terintegrasi

dan berkualitas serta meningkatnya pelayanan untuk mendukung pergerakan orang, barang dan jasa

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus berupaya meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana transportasi yang lebih baik dan memadai, peruntukan lahan untuk kawasan permukiman yang terencana (RTRWK) serta upaya peningkatan keterlibatan dunia usaha, swasta dan masyarakat dalam penyediaan perumahan dan fasilitas pendukungnya. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan juga berpacu untuk mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) tahun

(35)

Kalimantan Selatan membuka kemungkinan pihak swasta dan Pemerintah Kabupaten untuk terlibat juga dalam penyediaan ketenagalistrikan.

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi akan diikuti dengan pertumbuhan pelayanan yang harus didukung oleh infrastruktur yang memadai seperti infrastruktur jalan, bandara, terminal dan pelabuhan laut. Disisi lain kondisi infrastruktur dimaksud sangat terbatas, sehingga akan mengganggu pergerakan manusia dan barang, yang pada gilirannya akan mengganggu perekonomian daerah, untuk itu diperlukan percepatan pembangunan infrastruktur agar segera dilaksanakan agar tidak terjadi stagnan.

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Tersedianya infrastruktur transportasi yang terintegrasi dan berkualitas serta meningkatnya pelayanan untuk mendukung pergerakan orang, barang dan jasa diukur melalui 4 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut :

Tabel 30

Capaian Kinerja Terhadap Target 2012

N

o Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase jalan

provinsi dalam kondisi mantap

% 75 81 108,00

2 Persentase jembatan

dalam kondisi baik % 80 87 108,00

3 Persentase penurunan pelanggaran angkutan hasil tambang dan hasil perkebunan terhadap pengendalian dan pengamanan lalu lintas

% Turunya Pelanggaran 27% atau dari 89 = (330-241) Naiknya pelanggaran > 100% atau dari -352 = (89-441) 0

4 Waktu tempuh rata-rata KM/JAM 35 40 114,28

Rata-rata Capaian 82,57

Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran ”Tersedianya infrastruktur transportasi yang terintegrasi dan berkualitas serta meningkatnya pelayanan untuk mendukung pergerakan orang, barang dan jasa” adalah sebesar 82,57% yang berarti masuk dalam kategori capaian Cukup Berhasil.

(36)

Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2012 yaitu berupa :

 Program pembangunan jalan dan jembatan dengan kegiatan utama: a. DED Jalan bypass lingkar selatan, utara-bandara Syamsudin

Noor, DED jalan akses bandara Syamsudin Noor. b. Pengawasan jalan dan jembatan.

 Program rehabilitasi atau pemeliharaan jalan dan jembatan dengan kegiatan utama :

a. Rehabilitasi atau pemeliharaan jalan HSS, jalan Kabupaten Balangan, Kabupaten HST, Kabupaten Tapin, Kabupaten HSU.  Program pembangunan system informasi/data base jalan dan

jembatan dengan kegiatan utama :

a. Penyusunan dan optimalisasi program b. Evaluasi program proyek APBD Provinsi

Indikator Persentase penurunan pelanggaran angkutan hasil tambang dan hasil perkebunan terhadap pengendalian dan pengamanan lalu lintas melalui kegiatan pengawasan dan pengendalian lalu lintas angkutan tambang dan perkebunan, diharapkan terjadi penurunan pelanggaran angkutan hasil tambang dan perkebunan, namun pada tahun 2012 terjadi peningkatan pelanggaran sebesar 395,51% atau terjadi peningkatan 441 pelanggaran, hal ini disebabkan masih kurang sadarnya supir dan pengusaha pertambangan dan perkebunan terhadap Perda Nomor 3 Tahun 2008, walaupun pengawasan dan pengendalian dilakukan setiap hari dan dilakukan gabungan antara Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Selatan, Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan, serta gabungan instansi terkait di Kabupaten/Kota

Sejak awal tahun 2012 telah dilakukan kegiatan

pembangunan/peningkatan dan rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan hampir seluruh panjang jalan Provinsi sudah dalam Kondisi Baik dan

(37)

dimanfaatkan pengguna jalan dan pengaruh alam (banjir, longsor dsb) serta adanya kendaraan dengan muatan melebihi kemampuan jalan juga turut mempercepat aus dan menurunkan mutu/kondisi jalan hingga terjadi kerusakan, akan tetapi kondisi jalan Provinsi Kalimantan Selatan masih dalam kategori mantap (sepanjang 805, 43 km) masih dapat dilalui penggunaan jalan rata-rata 40 km/jam.

NAMA JALAN (Status)

KONDISI JALAN

JUMLAH

Baik Sedang Rusak

Ringan Rusak Berat Jalan Provinsi 631.92 km 45.25 km 105,17 km 50.24 km 832,58 Km Jalan Nasional 701.06 km 141.48 km 17.84 km 5.70 km 866,086 Km

Di akhir tahun 2012, pasca berakhirnya seluruh kegiatan pembangunan di lingkup ke-PU-an, kecuali yang bersifat multiyears, ruas-ruas jalan tersebut pada umumnya dalam kondisi baik, seperti tabel berikut:

NAMA JALAN (Status)

KONDISI JALAN JUMLAH

Baik Sedang Rusak

Ringan Rusak Berat Jalan Provinsi 625,92 km 65,49 km 102,89 km 57,54 km 851,91 km Jalan Nasional 864,00 km 2,086 km - - 866,086 km

Sedangkan kondisi jembatan, hingga tahun 2012, di Provinsi Kalimantan Selatan terdapat 1.405 buah jembatan besar dan kecil, yang terdiri atas 661 buah jembatan Nasional, 748 buah jembatan Provinsi. Jembatan tersebut dapat terpelihara dengan baik dan masih dimanfaatkan, dengan kondisi seperti:

(38)

NAMA / STATUS JEMBATAN

Jumlah

KONDISI JEMBATAN

Baik Rusak Ringan

Jembatan Provinsi 748 buah 586 buah 162 buah Jembatan Nasional 661 buah 651 buah 10 buah

Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2012 dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Tabel 31

Realisasi Kinerja 2011 dan 2012

No Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 Kinerja

Naik/Turun 1 Persentase jalan provinsi

dalam kondisi mantap % 81 81 Tetap

2 Persentase jembatan

dalam kondisi baik % 88,46 87 Turun

3 Persentase penurunan pelanggaran angkutan hasil tambang dan hasil perkebunan terhadap pengendalian dan pengamanan lalu lintas

% Naiknya pelanggaran 9,55% atau 21 pelanggaran (220-241) Naiknya pelanggaran > 100% atau dari -352 = (89-441) Turun

4 Waktu tempuh rata-rata KM/JAM 35 40 Naik

Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 32

Realisasi Kinerja dari tahun 2010 s.d 2012

No Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012 Target RPJMD 2012 2015 1 Persentase jalan

provinsi dalam kondisi mantap

% 82 81 81 75 75

2 Persentase jembatan

dalam kondisi baik % NA 88,46 87 80 80

3 Persentase penurunan pelanggaran angkutan hasil tambang dan hasil perkebunan terhadap pengendalian dan pengamanan lalu lintas % NA Naiknya pelanggaran 9,55% atau 21 pelanggaran (220-241) Naiknya pelanggaran > 100% atau dari -352 = (89-441) 89 25

4 Waktu tempuh

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena dasar itulah penulis bermaksud untuk mengetahui bagaimanakah respon konsumen terhadap kegiatan corporate social responsibility yang dilakukan Pepsodent dan

1. Menetapkan judul modul yang akan disusun. Menyiapkan buku-buku sumber dan buku referensi lainya. Melakukan identifikasi terhadap kompetensi dasar, melakukan kajian

Dari hasil perhitungan daya dukung Sungai Rejoso dapat disimpulkan bahwa dalam kurun waktu 1 tahun, Sungai Rejoso hanya mampu 50% untuk memenuhi kebutuhan air pasca

Based on results of the data analysis, it could be concluded that there was a difference ability of mathematical creative thinking of students at State Junior High School 16

Analisis data kuantitatif adalah suatu pengukuran yang digunakan dalam suatu penelitian yang dapat dihitung dengan jumlah satuan tertentu atau dinyatakan dalam

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh proporsi gluten dan jamur tiram putih terhadap mutu organoleptik bakso nabati yang meliputi kekenyalan, tekstur, warna,

Hasil uji petik di hulu Sungai Ofa wilayah Desa Wayamli Kecamatan Maba Tengah, Kabupaten Halmahera Timur dimana litologinya didominasi oleh satuan batuan vulkanik Formasi

1) Granul pada tekanan kompresi tertentu akan menjadi massa. Meningkatkan kohesifitas dan kompaktibilitas serbuk sehingga diharapkan tablet yang dibuat.. dengan