57
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Anaisis dan Pembahasan4.1 Konsep Bisnis King Reptile on Food Truck
“King Reptil on Food Truck”adalah sebuah bisnis yang masih direncanakan berkonsep menjual ekstrem kuliner berjenis daging reptile seperti Biawak, Ular, dan Katak dengan cara berjualan di atas mobil/truck. Oleh karena itu dibutuhkan perencanaan yang matang untuk merealisasikannya. Di bab ini akan membahas tentang perencanaan-perencanaan dalam aspek-aspek: pemasaran, operasi, SDM, dan keuangan.
4.2 Perencanaan Aspek Pemasaran 4.2.1 Analisa Pesaing
Perencanaan aspek peamasaran terdiri dari perbandingan marketing mix 7P dan STP dari hasil peneletian dengan penjual kuliner reptile lainnnya dengan kata lain adalah pesaing. Sebelum pembahasan lebih lanjut alangkah baiknya kita mengetahui definisi dari pesaing dalam bisnis ekstrem kuliner. Di kota Semarang bisnis ekstrem kuliner sangat sedikit pelakunya. Tidak seperti bisnis ayam goreng, atau soto ayam yang sangat banyak penjualnya dan sangat mudah untuk ditemui. Misalnya di sepanjang jalan protokol kota dapat ditemui sampai 3 penjual ayam goreng. Berbeda dengan bisnis ayam goreng penjual
58
extreme cullinaire dapat dihitung jumlahnya dan biasanya tempat berjualannya berjauhan antara satu dengan yang lainnya.
Penikmat ekstrem kuliner biasanya adalah orang-orang yang mempunya hobby berpetualang cita rasa masakan atau dapat disebut wisata kuliner. Mereka terbiasa membandingkan antara makanan yang dijual dari penjual satu dengan yang lainnya walaupun jarak tempuhnya berjauhan. Dari perbedaan tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pesaing dalam bisnis ekstrem kuliner di kota Semarang adalah semua perusahaan / restoran / warung makan yang menjual kuliner yang berjenis ekstrem kuliner di wilayah kota Semarang.
Dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian adalah “Rica-Rica Biawak dan Ular Mbah Mo” yang beralamatkan pada jl. Kedung Mundu, dan “Rica-rica Biawak dan Ular Pak Yanto” yang beralamatkan di jl. Pleret. Kedua subjek telah diwawancarai dan telah diteliti tentang bisnisnya meliputi:
59
Marketing Mix 7P King Reptile 86 Pak Yanto Mbah Mo
Product (per porsi) - 1 porsi daging Ular berisi 13 potong daging.
- 1 porsi daging Biawak berisi 8 potong daging. Dilengkapi dengan sambal kecap dan irisan jeruk nipis
- 1 porsi daging Menthok berisi 7 potong. Dilengkapi dengan sambal kecap dan irisan jeruk nipis.
- 1 porsi Swike goreng berisi 12 ekor Katak. Dibungkus dengan kertas bungkus dan dilengkapi dengan saus sambal dan juga sambal kecap.
- 1 porsi daging Ular berisi 10 potong daging.
- 1 porsi daging Biawak berisi 6 potong daging.
- Hanya menjual 2 produk itu saja. Semua produk dibungkus menggunaan kertas bungkus yang dilapisi kertas koran bekas dan dilengkapi dengan sambal kecap.
- Semua produk dimasak menggunakan bumbu bacem. - Tiap potong daging berukuran
sedang.
- 1 porsi daging Ular berisi 13 potong daging.
- 1 porsi daging Biawak berisi 7 potong daging namun ada beberapa yang diganti dengan daging Ular sanca. Karena secara fisik terlihat sama. - Dibungkus menggunakan
kertas bungkus yang dilapisi kertas koran bekas. Dilengkapi dengan irisan bawang merah dan sambal kecap.
- Tiap potong daging berukuran kecil kecil.
60 - 1 porsi Swikee kuah berisi 12
ekor Katak. Dibungkus menggunakan plastik. Dilengkapi dengan sambal bawang dan irisan jeruk nipis. - Dibungkus menggunkan
Styrofoam bersamaan sambal kecap dan jeruk nipis.
- Dimasak menggunakan bumbu ungkep.
- Tiap potong berukuran besar besar.
Price (per porsi) - 1 porsi daging Biawak Rp.40.000,-
- 1 porsi daging Ular Rp. 35.000,-
- 1 porsi daging Biawak/ daging Ular Rp. 23.000,-
- 1 porsi daging Biawak/ daging Ular Rp. 20.000,-
61 - 1 porsi Swikee goreng/kuah Rp.
35.000,-
- 1 porsi daging Menthok Rp. 40.000,-
Placement - Bertempatkan pada jl. Sriwijaya. Menggunakan mobil Daihatsu Gran Max sebagai tempat berjualan dan menggunakan tikar sebagai lesehan untuk tempat makannya.
- Melalui konsumen datang ke warung
- Berupa warung kecil yang terletak di pinggir jalan dengan luas kurang lebih 3 meter x 2 meter.
- Melalui konsumen datang ke warung
- Berupa warung yang sedikit besar di pinggir jalan dengan luas kurang lebih 7 meter x 3 meter. Namun ketika memasuki warung tersebut terasa sedikit gerah karena bentuk warung yang tertutup rapat.
- Melalui konsumen datang ke warung
62 promotion - Word of mouth marketing.
- Media sosial (facebook, instagram)
- Word of mouth marketing. Word of mouth marketing.
People - Menggunakan 4 orang
karyawan
- Tidak menggunakan karyawan. Pemilik sebagai yang melayani konsumen
- Tidak menggunakan karyawan. Pemilik sebagai yang melayani konsumen Process 1. Menerima pesanan.
2. Menyiapkan pesanan. 3. Memasak pesanan. 4. Membungkus pesanan.
5. Konsumen membayar pesanan.
1. Menerima pesanan. 2. Menyiapkan pesanan. 3. Memasak pesanan. 4. Membungkus pesanan. 5. Konsumen membayar pesanan. 1. Menerima pesanan. 2. Menyiapkan pesanan. 3. Memasak pesanan. 4. Membungkus pesanan. 5. Konsumen membayar pesanan. Physical Evidence - Penggunaan syrofoam sebagai
alat pembungkus makanan.
- Pembedaan warna karet untuk bungkusan pada daging Biawak atau Ular.
- Penambahan irisan bawang merah sebagai lalapan.
63
4.2.2 Keterangan pada tiap aspek marketing mix 7P :
1. Produk
Pada sisi produk “King Reptile 86” lebih unggul karena dalam segi rasa lebih enak juga menyediakan selain daging Biawak dan daging Ular sperti daging Menthok dan daging Katak (Swike). Dalam segi jumlah dan segi besar potongan “King Reptile 86” lebih unggul karena memberikan jumlah yang lebih banyak dan dengan ukuran potongan daging yang lebih besar. Kekurangan dari produk Biawak dan Ular dari “King Reptile 86” adalah tidak memberikan irisan bawang merah sebagai lalapan. Penggunaan styrofoam sebagai pembungkus produk yang dianggap sebagai hal yang diunggulkan karena lebih terkesan mewah, lebih santun dan lebih menghargai konsumen dengan melihat harga jual yang dikenakan kepada konsumen. Sebelum daging yang telah digoreng dibungkus dengan styrofoam diberikan alas berupa kertas bungkus untuk menghindari kontak langsung Styrofoam dengan daging yang siap dimakan. Kemudian ditutupi dengan kertas bungkus kembali baru kemasan styrofoam ditutup.
2. Price
Pada segi harga memang “King Reptile 86” menawarkan dengan harga yang relatif tinggi. Namun dibalik tingginya harga yang ditawarkan sebanding lurus dengan kualitas produk yang diberikan kepada konsumen. Sehingga dapat bersaing dengan pesaing-pesaing yang ada.
64
Pada nantinya ketika menggunakan food truck juga menyediakan porsi kecil untuk daging Ular, daging Biawak, dan daging Menthok seharga Rp. 20.000,- untuk tiap porsi kecilnya. Untuk daging Katak (Swike) diberi harga Rp. 25.000,- untuk tiap porsi kecilnya.
Karena menjual dengan porsi kecil dalam memberikan jumlah potongan daging akan berkurang. Untuk daging Biawak dalam porsi kecil mendapatkan 5 potong daging. Untuk daging Ular mendapatkan 7 potong daging. Untuk daging Menthok mendapatkan 4 potong daging. Untuk daging Katak (Swike) mendapatkan 4 ekor daging.
3. Placement
Pada sisi penempatan “King Reptile 86” lebih unggul dibandingan pesaingnya yaitu Mbah Mo dan Pak Yanto. Dilihat dari segi luas tempat dan penataan tempat “King Reptile 86” mempunyai tempat yang lebih luas dibandingkan kedua pesaingnya.
4. Promotion
Pada umumnya promosi yang dilakukan antara King Reptile 86 dengan kedua pesaingnya melalui cara yang sama yaitu mouth to mouth. Namun King Reptil 86 juga melakukan promosi melalui media sosial, media cetak, dan juga media elektronik.
5. People
Dari tabel di atas didapatkan bahwa kedua pesaing King Reptile 86 tidak menggunakan karyawan untuk membantu kegiatan bisnisnya. Semua kegiatan bisnis dilakukan sendiri oleh pemilik bisnis tersebut.
65 6. Process
Tidak adad hal yang berbeda dalam segi proses penyampaian produk kepada konsumen antara King Reptile 86, Pak Yanto, dan Mbah Mo.
7. Pysical Evidence
Secara fisik King reptile 86 on Food Truck memerlukan mobil / truk sebagai “Restoran Berjalannya” dengan design yang menarik dan dapat diguakan untuk tempat nongkrong.
Pada aspek pemasaran juga akan dibahas mengenai STP atau segmentasi, target pasar dan posisi pasar dari “King Reptile 86”. Segmentasi yang akan dibahas adalah segementasi geografis, segmentasi demografis, segmentasi psikografik.
4.2.3 Segmentasi
1. Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda seperti Negara, negar bagian, wilayah, propinsi, kota, atau lingkungan rumah.tangga.
King Reptile 86 melayani segmen geografis adalah masyarakat kota Semarang pada lingkup kecamatan Semarang Selatan terutama pada sekitar Jl. Sriwijaya tepatnya pada depan bekas Wonderia jika dilalui akan melewati 3 kelurahan terdekat yaitu kelurahan Pleburan, kelurahan Candi,
66
dan kelurahan Wonodri. Dengan alternatif lain untuk tempat beroperasi dapat juga pada Jl. Kusuma Wardani dan Jl. Pleburan.
Dalam memilih tempat beroperasi King Reptile 86 On Food Truck mendefinisikan pesaing dalam 2 macam yaitu pesaing dengan barang yang dijual sama dan pesaing dengan barang yang dijual tidak sama tetapi masih dalam bentuk makanan seperti pada gambar di bawah ini :
x
Gambar 4. 1 Rica Rica & Seafood Bu Endang
Rica-rica dan seafood Bu Endang merupakan penjual seafood dan ayam goreng yang dianggap sebagai pesaing yang sangat besar karena pada saat berjualan banyak orang yang datang untuk membeli produknya dapat dikatakan bahwa produknya terjual laris. Rica-rica dan Seafood Bu
67
Endang terletak di jl. Singosari tepatnya di setelah pertigaan dari Jl. Sriwijaya menuju Jl. Singosari.
Tidak hanya Rica-ric dan Seafood Bu Endang yang dianggap menjadi pesaing King Reptil 86 On Food Truck terdapat beberapa pedagang yang menjadi pesaing yaitu para penjual ayam goreng dan penyetan di Jl. Hayam Wuruk.seperi gambar di bawah ini :
Gambar 4. 2 Sederet Penjual Ayam Goreng dan Peyetan di Jl. Hayam Wuruk
Pada gambar 4.2 adalah sederet penjual Ayam Goreng dan Penyetan di bagian awal Jl. Hayam Wuruk sampai di pertigaan menuju Jl. Peleburan Semarang.
68
Kedua pesaing di atas mejual makanan dengan harga Rp. 20.000,- an namun untuk mengimbangi harga tersebut King Reptile 86 On Food Truck juga menjual dalam porsi kecil seharga Rp. 20.000,-.
Bersumber dari buku Profil Kependudukan Kota Semarang tahun 2011 penulis mendapatkan data jumlah penduduk pada tiap keluarahan di Kecamatan Semarang Selatan dapat dilihat pada gambar tabel di bawah ini :
Gambar 4. 3 Jumlah Penduduk di Kecamatan Semarang Selatan Pada Setiap Kelurahan.
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan kelurahan lamper tengah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tertinggi dan juga kelurahan Wonodri oleh sebab itu Jl. Sriwijaya dipilih sebagai tempat beroperasi King Reptile 86 On Food Truck karena letaknya berdekatan dengan wilayah kelurahan Wonodri. Sedangkan kelurahan Lamper tengah tidak
69
termasuk target sasaran tempat beroperasi namun tidak menutup kemungkinan pelanggan King Reptile 86 On Food Truck berasal dari wilayah kelurahan Lamper Tengah karena letaknya bersebelahan dengan wilayah kelurahan Wonodri.
70
Gambar 4. 3 Peta Lokasi Kecamatan Semarang Selatan
Uniersitas Diponegoro
71 Secara spesifik Kecamatan Semarang Selatan dipilih karena :
Jl. Sriwijaya merupakan jalan utama yang membentang di sepanjang kecamatan Semarang Selatan. Apabila kita dari daerah semarang barat akan pergi menuju ke Java Mall maka jalan terdekat adalah melewati Jl. Sriwijaya. Belum adanya pesaing dengan barang yang sama yang beroperasi merupakan tantangan tersendiri yang akan
dihadapi oleh King Reptile 86 On Food Truck.
Pangsa pasar pada kecamatan Semarang Selatan masih sangat luas sehingga King Reptile 86 On Food Truck dapat memonopoli pasar di kecamatan Semarang Selatan.
Berdekatan dengan Universitas Diponegoro, karena mahasiswa merupakan target pasar King Reptile 86 On Food Truck.
Di kecamatan Semarang Selatan terdapat tempat hiburan malam seperti Grand Charly VHT Family Karaoke yang identik dengan gaya hidup yang glamour.
Berdekatan dengan mall yaitu Java Mall, dan Simpang 5 yang termasuk pusat keramaian.
Terdapat banyak hotel yang memungkinkan wisawatan lokal atau luar daerah yang sedang menginap dapat berkunjung ke tempat berjualan King Reptile 86 On Food Truck.
72 2. Segmentasi Demografis
Segmentasi yang membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan variabel – variabel demografik, yaitu :
a. Umur dan tahap daur hidup, yaitu membagi pasar berdasarkan umur dan tahap daur hidup yang berbeda.
King reptile 86 melayani segala umur sebagai segmennya, yaitu mulai yang berusia 16 sampai 55 tahun ke atas. Tingkat umur ini didapatkan dari pelanggan King Reptile 86 yang sekarang berdiri.
b. Kelas sosial, yaitu pembagian pasar menjadi kelompok sosial yang berbeda. King Reptile 86 melayani segala kelas sosial.
c. Jenis Kelamin, yaitu pembagian pasar menurut jenis kelamin. King reptile 86 melayani jenis kelamin pria dan wanita.
d. Pendapatan, yaitu pembagian pasar menjadi kelompok pendapatan yang berbeda. King Reptile 86 melayani semua kelas pendapatan masyarakat.
3. Segmentasi Psikografik
Segmentasi psikografik membagi pembelian menjadi kelompok yang berbeda berdasarkan gaya hidup / kepribadian akan nilai. Nilai ini berada jauh di lubuk hati dibandingkan perilaku, sikap dan menentukan pada
73
tingkat dasar, pilihan dan keinginan orang selama jangka panjang. King Reptile 86 melayani semua gaya hidup masyarakat.
Pada tabel di bawah ini adaalah segmentasi antara King Reptile 86, Pak Yanto, dan Mbah Mo
Tabel 4. 1 Perbandingan Segmen
Keterangan King Reptile 86 Pak Yanto Mbah Mo
Berdasarkan Geografis Kota Semarang, Jawa Tengah
Kota Semarang, Jawa Tengah
Kota Semarang, Jawa Tengah Berdasarkan Usia Remaja Hingga
dewasa Remaja Hingga dewasa Remaja Hingga dewasa Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki – laki dan perempuan
Laki – laki dan perempuan
Laki – laki dan perempuan Berdasarkan Pendapatan Semua golongan Kalangan menengah
ke bawah.
Kalangan menengah ke bawah.
Sumber : Wawancara
4.2.4 Targeting
Target adalah hal yang penting untuk mengacu pada calon konsumen yang akan dilayani. King reptile 86 mempunyai target utama yaitu masyarakat dengan umur antara 16 - 55 tahun ke atas yaitu kalangan remaja sampai dewasa.
74
Secara geografis target King Reptile 86 adalah penduduk pada semua kelas sosial.
Secara psikografis target pasar King reptile adalah masyarakat dengan gaya hidup yang suka makan di restoran dan makan pada penjual makanan pinggir jala yang menggunakan tenda atau mobil sebagai tempat berjualan.
Pada tabel di bawah ini adalah targeting pada King Reptile 86, Pak Yanto, dan Mbah Mo :
Tabel 4. 2 Perbandingan Target
Keterangan King Reptile 86 Pak Yanto Mbah Mo Berdasarkan
Geografis
Kota Semarang Kota Semarang Kota Semarang
Berdasarkan Usia Remaja hingga dewasa (16 – 55 th) Remaja hingga dewasa (16 – 55 th) Remaja hingga dewasa (16 – 55 th) Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki dan perempuan Laki-laki dan perempuan Laki-laki dan perempuan Berdasarkan Pendapatan Menengah ke bawah Menengah ke bawah Menengah ke bawah Sumber : Wawancara
75
4.2.5 Positioning
Positioning merupkan hal yang penting untuk menempatkan produk di benak konsumen. Dalam usaha King Reptile 86 menjadi pelopor dan pembeda dari bisnis ekstrem kuliner di kota Semarang. Unsur utama bisnis ini adalah eksterm kuliner, pelayanan yang baik dari penjual merupakan hal penting di dalamnya seperti 3s, Senyum, Salam, Sapa, ramah dan sopan kepada konsumen, menanggapi keluhan produk dari konsumen dengan cepat adalah yang akan diberikan kepada konsumen.
Pada tabel berikut adalah positioning antara King Reptile 86, Pak Yanto, dan Mbah Mo :
Tabel 4. 3 Perbandingan Posisi
Keterangan King Reptile
86
Pak Yanto Mbah Mo
Posisi Pasar Pengikut pasar Pengikut pasar Pengikut pasar
Sumber : Wawancara
Adapun visi dan misi King reptile 86 adalah sebagai berikut :
Visi : “Menjadi Penguasa Pasar Eksterm Kuliner Terlaris di Seluruh Kota Semarang”
Misi : “Bekerja dalam Kebersamaan dan Kekeluargaan Dengan Mengutamakan Kualitas, Rasa dan Pelayanan”.
76
4.2.6 Target Penjualan
Dalam sehari diperkirakan akan menjual daging Biawak sebanyak 2 Kg, Ular sebanyak 12 ekor, Menthok sebanyak 2 ekor, Swike sebanyak 2 Kg dan beras sebanyak 2 Kg. Dengan total porsi adalah 86 porsi.
4.2.7 Biaya Pemasaran
77
Tabel 4. 4. Biaya Pemasaran
Sumber : Data primer yang diolah (2017)
Keterangan : Biaya pemasaran hanya dilakukan jika spanduk atau X-banner terlihat sedikit usang. Sehingga menghemat biaya pemasaran.
Prediksi biaya pemasaran setiap tahunnya dari tahun 2017 sampai tahun 2021 :
ALAT PROMOSI
RINCIAN HARGA KETERANGAN
Spanduk (MMT) Harga 13rb/mtr Ukuran 600cm x 115 cm (x 3bh) Rp. 80.000,- Spanduk berukuran 6 meter dipasang membentang di antara tiang di atas jalan. X Banner Harga 13rb/mtr ukuran normal 2mtr x 50cm (x 5bh) Rp. 100.000,- X banner berfungsi memberikan informasi tentang produk yang dijual dan berisi menu makanan yang disediakan.
Total Biaya Pemasaran
78
Tabel 4. 5. Prediksi Biaya Pemasaran
Tahun 2017 2018 2019 2020 2021 Spanduk 936000 889200 844740 802503 762378 X-Banner 1200000 1140000 1083000 1028850 977408 Keterangan : Spanduk perbulan Rp. 78.000,- X-Banner perbulan Rp. 100.000,-
Penurunan 5% per tahun dengan asumsi yang sering dikenal oleh masyarakat maka promosi semakin murah
4.2.8 Strategi Pemasaran Menggunakan Go-Jek
Bertambahnya kemajuan teknologi mendorong manusia untuk melakukan berbagai inovasi. Inovasi yang sekarang ini sedang berkembang adalah Go-Jek. Go-Jek adalah aplikasi berbasis perangkat gadget android yang berfungsi untuk sebagai alat untuk memesan layanan dalam mengantarkan pesanan pada jangkauan daerah yang relatif kecil seperti daerah perkotaan.
Dalam bisnisnya Go-Jek menyediakan fitur yang cukup lengkap di dalam aplikasi pesan antarnya diantaranya adalah:
1. Go-Ride : Fitur ini digunakan untuk ojek online untuk mengantarkan pemesan ke tempat tujuan menggunakan transportasi motor.
2. Go-Car : fitur ini digunakan untuk mengantarkan pemesan ke tempat tujuan dengan aman dan nyaman menggunakan transportasi mobil.
79
3. Go-Food : fitur ini digunakan untuk mengantarkan makanan dari penjual kepada konsumen menggunakan transportasi motor.
4. Go-Mart : fitur ini digunakan untuk berbelanja ribuan macam barang pada ribuan macam toko.
5. Go-Send : fitur ini digunakan untuk mengantarkan barang dari konsumen dalam satu area pengiriman contohnya antar kecamatan atau antar kelurahan. 6. Go-Box : fitur ini digunakan untuk mengantarkan barang-barang yang relatif
banyak menggunakan mobil Box atau mobil pick-up yang ada bak belakangnya.
7. Go-Tix : fitur informasi acara pada dengan pengantaran tiket secara langsung ke tangan pemesan.
8. Go-Med : fitur yang digunnakan untuk membeli obat-obatan dan kebutuhan medis lainnya dari apotek yang berlisnesi.
9. Go-Pay adalah fitur dompet virtual untuk transaksi konsumen dalam apikasi Go-jek.
10. Go-Life terdiri dari layanan Go-message untuk mengantarkan terapis pemijat kepada konsumen, Auto untuk mengatarkan montir kepada konsumen, Go-Clean untuk mengantarkan cleaning service kepada konsumen, Go-Glam untuk mengantarkan jasa perawatan kecantikan kepada konsumen.
Berdasarkan fitur-fitur pada aplikasi Go-Jek di atas yang dapat digunakan untuk memasarkan produk King Reptile 86 on Food Truck adalah pada fitur Food. Untuk dapat menjadi mitra Jek dalam fiturnya
Go-80
Food maka diwajibkan untuk mendaftar melalui Website Go-Jek terlebih dahulu.
Setelah mendaftar pada website Go-Jek maka akan menerima e-mail ini berisi informasi persyaratan apa saja untuk dapat menjadi mitra Go-Jek. Diantaranya: Berikut adalah FAQ (Frequential Ask Question) dari partner kami selama ini :
Q: Apakah ada biaya yang harus saya keluarkan untuk bergabung
menjadi partner Go-Food?
A: Untuk menjadi partner Go-Food, ada sistem bagi hasil (revenue sharing) sebesar 20%. Kami tidak memungut biaya lain di luar revenue sharing tersebut.
Q: Bagaimana sistem pembayaran revenue sharing tersebut?
A: Revenue sharing diambil dari total transaksi per bulan (hanya yang melalui aplikasi Go-Food). Pembayaran revenue sharing akan ditagihkan setiap bulannya melalui e-mail, kemudian merchant akan melakukan pembayaran via transfer.
Q: Bagaimana jika saya belum memiliki NPWP?
A: Jika usaha Anda masih merupakan usaha individu dan belum memiliki NPWP, kami persilakan untuk tetap mendaftar tanpa melampirkan NPWP. Jika usaha Anda merupakan usaha individu dan pemiliknya memiliki NPWP, maka wajib untuk melampirkan NPWP pemilik.
Q: Jika saya menerima order dari Go-Food, bagaimana sistem
81
A: Di setiap transaksi, driver Go-Jek akan selalu membayar cash kepada pihak merchant sesuai dengan total pesanan. Jika customer membayar dengan Go-Pay, pihak merchant tetap akan menerima pembayaran dalam bentuk cash dari driver.
Q: Apakah saya bisa mendaftarkan lebih dari 1 outlet?
A: Bisa.
Q: Jika sudah terdaftar nanti, apakah saya bisa meng-update menu /
harga / isi konten lainnya di kemudian hari?
A: Bisa.
Q: Saya memiliki usaha rumahan, tidak berbentuk restoran. Apakah
saya masih bisa mendaftar?
A: Bisa, kami juga terbuka untuk usaha rumahan.
Q: Apakah saya harus datang ke kantor Gojek untuk mendaftar atau
menandatangani kontrak? Apakah akan ada survey dari tim Gojek ke
tempat kami?
A: Tidak. Pendaftaran dilakukan melalui website, kemudian tim kami akan menghubungi Anda. Setelah semua data lengkap, kontrak akan kami kirimkan melalui e-mail.
Setelah semua pengisian formulir sudah diisikan maka langkah selanjutnya adalah menunggu dari pihak Go-Jek menghubungi kembali.
82
Aplikasi Go-Jek pada fitur Go-Food memberikan tarif 20% dari pendapatan sebagai biaya pemasaran oleh karena strategi peemasaran yang dipakai adalah menaikkan harga jual sebanyak 20% untuk menutup biaya pemasaran yang dibebankan dari pihak Go-Jek. Sebagai contoh pada saat menjual daging biawak di atas food truck per porsi daging biawak dijual dengan harga Rp. 40.000,- sedangkan ada aplikasi Go-Jek pada fitur Go-Food nya daging biawak dijual dengan harga 20% lebih mahal yang kemudian menjadi harga Rp. 48.000,- Berikut ini adalah daftar menu King Reptile 86 On Food Truck pada aplikasi Go-Food :
Tabel 4. 6 Daftar Menu King Reptile On Food Truck Pada Aplikasi Go-food
Menu Harga Menu Harga
Biawak porsi besar Rp. 48.000,- Es Teh / Teh Hangat
Rp. 4.000,-
Biawak porsi kecil RP. 24.000,- Es Jeruk / Jeruk Hangat
Rp. 5.000,-
Ular porsi besar Rp. 42.000,- Air Es Rp. 2.400,- Ular porsi kecil Rp. 24.000,- Adem Sari Rp. 6.000,- Menthok porsi besar Rp. 48.000,- White Kofee Rp. 6.000,- Menthok porsi kecil Rp. 24.000,-
Swike Goreng / Kuah porsi besar Rp. 42.000,- Swike Goreng / Kuah poris kecil Rp. 30.000,-
83
Banyak dari konsumen King Reptile 86 yang sekarang berdiri berdomisili di tengah kota seperti di dekat dengan kecamatan semarang tengah, batas-batas pinggir dari tiap kecamatan yang berbatasan dengan kecamatan semarang tengah. Konsumen King Reptile 86 sering mengeluhkan jauhnya tempat berjualan menjadi alasan utama untuk datang ke warung King Reptile 86. Dengan adanya fitur Go-Food pada aplikasi Go-Jek konsumen tidak mempermasalahkan harga yang dibebankan kepadanya walaupun penambahan 20% dari harga jual kepada konsumen karena harga yang diberikan sebanding dengan kemudahan yang didapatkan. Apalagi jika musim hujan sudah tiba, konsumen banyak memilih membeli lewat aplikasi Go-Jek dibandingkan datang ke warung King Reptile 86.
Berikut adalah persyaratan untuk menjadi partner Go-Jek :
84
Dapat juga datang langsung pada kantor Go-Jek di kota Semarang dengan membawa semua persyaratan di atas. Biasanya jika melalui media Elektronik (e-mail) waktu memakan waktu pengesahan yang cukup lama sehingga nama restoran yang baru saja mendaftar belum muncul pada aplikasi Go-Jek.
85
4.3 Perencanaan Aspek Operasi
Aspek operasi King Reptile 86 on Food Truck disusun berdasarkan pada hasil observasi dan penelitian pada perhitungan perhitungan yang matang. Berikut adalah perincian aspek – aspek operasi :
1. Layout Food Truck
Layout atau tata letak tempat menggunakan truk seperti di bawah ini :
Gambar 12 Layout Food Truck
2. Lokasi
Lokasi yang akan dipakai adalah lokasi yang strategis yang sedikit pesaingnya dengan kepadatan keramaian kendaraan yang dapat dikatakan padat dan terdapat sedikit ruang terbuka untuk
86
dijadikan tempat lesehan yaitu di Jl. Sriwijaya kota Semarang. Dengan mempertimbangkan :
a. Untuk letaknya yang berdekatan dengan pasar yaitu pasar peterongan selepas berjualan dapat langsung menuju pasar untuk berbelanja.
b. Fasilitas penyedia kebutuhan lain sperti bensin, peralatan, dan sebagainya juga mudah didapatkan
c. Berdekatan dengan kampus UNDIP yang dapat menargetkan mahasiswa sebagai konsumennya.
d. Perkembangan dan perluasan usaha di masa depan cukup baik.
3. Tata Letak
Dengan tata letak kapasitas yang rapi untuk memuat kapasitas maksimal 20 kg daging Biawak matang, 20 ekor daging Ular matang, 3 ekor Menthok matang, dan 10 kg daging Swike.
4. Investasi : Investasi pada King Reptile 86 On Food Truck dapat diuraikan sebagai berikut:
87
No. Uraian Unit Jumlah
Harga
Satuan Total
1 Tanah M2 - -
2 Bangunan M2 - - -
a
mobil daihatsu gran max +
karoseri 1 65.000,000 65,000,000 b etalase 2,000,000 2,000,000 3 Mesin Produksi a Ember 4 35,000 140,000 b Wajan Penggorengan 3 62,500 187,500 c Timbangan 1 200,000 200,000 d Spatula 3 35,000 105,000 e Kompor Gas 3 275,000 825,000
f Tabung gas elpiji ukuran 3 kg 6 90,000 540,000
g Regulator high pressure 3 65,000 195,000
h Saringan penggorengan 3 40,000 120,000
4 Peralatan
a Kabel per meter Set 10 10,000 100,000
b capitan 2 5,000 10,000
c Stock kontak 1 50,000 50,000
d Toples untuk perseduaan nasi 5 30,000 150,000
e baskom kecil 3 20,000 60,000
f baskom untuk daging matang 4 30,000 120,000
g meja dan kursi 4 1500000 6,000,000
h tikar anyaman 4 55000 220,000 i ice box 1 189000 189000 j thermos 1 60000 60000 k freezer kecil 1 1500000 1500000 l Rice cooker 1 150000 150000 TOTAL Rp. 77,921,500
88
Tabel 4. 8 Penyusutan Investasi
Nama Barang Umur Ek. Nilai Residu Penyusutan mobil daihatsu gran max +
karoseri 5 tahun
13,000,000 10.400.000
total 10.400.000
Mobil adalah salah satu barang yang mengalami umur ekonomis yang relatif pendek yaitu selama 5 tahun. Ketika sebbelum masa ekonomis habis disarankan untuk menjual mobil karena penyusutannya semakin bertambah dari tahun ke tahun tidak seperti investasi tanah atau bangunan yang tiap tahun nilai ekonomisnya semakin bertambah. Hal ini dikarenakan teknologi yang selalu berkembang tiap tahun atau tiap bulan selalu berganti dengan yang lebih baru. Mobil adalah termasuk salah satunya sehingga nilai ekonomisnya relatif pendek. Pada tabel diatas adalah penyusutan investasi pada mobil yang digunakan untuk berjualan. Selama 5 tahun akan mengalami penyusutan sebesar Rp. 10.400.000,-. Dan juga dari tahun ke tahun biaya perawatannya akan selalu bertambah maka diperlukan adanya penggantian mobil.
89
Tabel 4. 9 Rincian Biaya Operasional
Keterangan Per bulan Per tahun
Biaya perawatan mobil Rp 500,000 Rp 6,000,000 Biaya listrik Rp 255,000 Rp 3,060,000 Biaya Konsumsi Rp 1,500,000 Rp 18,000,000 Biaya Promosi Rp 180,000 Rp 2,160,000 Biaya Transportasi Rp 1,000,000 Rp 12,000,000 TOTAL Rp 3,435,000 Rp 41,220,000 Keterangan : Biaya Listrik
Biaya listrik terdiri dari biaya yang ada pada proses produksi dan proses penjualan di atas mobil food truck. Pada proses produksi biaya ini didapatkan dari rumah produksi saat proses produksi sebesar Rp. 200.000,-. Sedangkan pada proses penjualan sebesar Rp. 100.000,-. Kedua biaya tersebut dibayarkan pada setiap bulannya
Biaya Konsumsi
Biaya konsumsi digunakan untuk konsumsi karyawan. Biaya Transportasi
Biaya ini terbebankan untuk transportasi dari rumah produksi menuju lokasi penjualan.
Biaya Promosi
90
Tabel 4. 10 Prediksi Biaya Operasi
Keterangan 2017 2018 2019 2020 2021 Biaya perawatan mobil Rp 6,000,000 Rp 6,360,000 Rp 6,741,600 Rp 7,146,096 Rp 7,574,862 Biaya listrik Rp 3,060,000 Rp 3,243,600 Rp 3,438,216 Rp 3,644,509 Rp 3,863,179 Biaya Konsumsi Rp 18,000,000 Rp19,080,000 Rp 20,224,800 Rp 21,438,288 Rp 22,724,585 Biaya Promosi Rp 2,160,000 Rp 2,289,600 Rp 2,426,976 Rp 2,572,595 Rp 2,726,950 Biaya Transportasi Rp 12,000,000 Rp12,720,000 Rp 13,483,200 Rp 14,292,192 Rp 15,149,724 Biaya perawatan mobil Rp 6,000,000 Rp 6,360,000 Rp 6,741,600 Rp 7,146,096 Rp 7,574,862 Totall Rp 41,220,000 Rp 43,693,200 Rp 46,314,792 Rp 49,093,680 Rp 52,039,300 Keterangan:
Kenaikkan 6% per tahun berdasarkan tabe inflasi ini :
Tabel 4. 11 Pertumbuhan Inflasi 2013 -2017
TAHUN
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan
Bahan Bakar Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 2017 4.33 3.46 2016 1.89 -0.69 2015 3.28 -1.4 2014 7.13 11.73 2013 6.05 14.81
TOTAL 5 tahun 22.68 27.91 Agregat
Rata - rata 5 tahun 4.536 5.582 5.059
Pada tabel 4.10 rata – rata inflasi selama 5 tahun adalah 5.059% sehingga untuk mengantisipasi kenaikkan inflasi pada tahun mendatang maka penggunaan prediksi pertumbuhan biaya operasi adalah 6%.
91
4.4 Perencanaan Aspek SDM (Sumber Daya Manusia)
Dengan berdasar pada hasil wawancara dan observasi pada pedagang – pedagang food truck yang ada pinggir jalan dan berdasar estimasi kebutuhan dari King Reptile 86 on Food Truck maka dapat dilkukan perencaan SDM yaitu jumlah tenaga kerja adalah sebagai berikut :
Manager : 1 orang
Koki : 1 orang
Pramuniaga : 2 orang Pengolah daging mentah : 1 orang
Pengadaan rekrutkmen melalui referensi dan kemudian melakukan test kepada calon karyawan oleh owner apakah calon karyawan tersebut memenuhi syarat kualifikasi atau tidaknya.
Kemudian untuk mengetahui job specification atau spesifikasi pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut :
92
Tabel 4. 12 Job Spesification Masing – Masing Posisi
No Jabatan Jenis
Kelamin
Usia Pendidikan Pengala man Kerja
Lain - Lain
1 Manager
(pemilik)
Laki - Laki 25 – 35 th Min S1 jur Manajemen
Minimal 1 tahun
Teliti, pekerja keras, jujur 2 Koki Laki – Laki Min 25 th Min SMA
bisa memasak Teliti, pekerja keras, jujur, dan pandai memasak 3 Pramuniaga Laki – Laki
dan Perempuan Min 18th Min SMA / sederajat Minimal 1 bulan di bagian penjuala n Teliti, pekerja keras, jujur 4 Pengolah daging mentah
Laki - laki Min 18th Min SMP / sederajat Pekerja Keras dan tidak merasa geli pada daging mentah . Sumber : Observasi
93
Tabel 4. 13 Job Description Masing – Masing Posisi
No Jabatan Tugas Tanggung Jawab Wewenang
1 Manager (pemilik) Membantu koki dalam memasak. Membantu memeriksa stok daging yang tersedia. Memesan daging ke pengepul jika stok daging hampir habis.
Bertanggung jawab atas kinerja dan kelangsungan hidup perusahaan Membuat perencanaan, memimpin, mengawasi dan mengevaluasi kinerja perusahaan 2 Koki Membantu membersihkan daging mentah bersama dengan penngolah daging mentah. Memasak daging setelah proses perebusan sampai matang dan siap jual.
Menghangatkan daging matang yang beku dari freezer.
Bertanggung jawab atas tersedianya produk
94 Memasak daging
beku yang siap masak dari freezer. 3 Pramuniaga Membantu
mempersiapkan perlengkapan untuk dibawa dalam food truck Melayani
konsumen dengan 3s (salam, senyum, dan sapa)
Melaporkan stok daging mentah dan daging matang kepada manajer
Bertanggung jawab atas produk
yang dijual dan bertanggung jawab
atas barang hasil penjualan Menjual dan melayani konsumen serta menyetorkan uang hasil penjualan kepada pemilik 4 Pengolah daging mentah Membersihkan daging mentah yang datang dari pengepul Memotong daging mentah yang datang dari pengepul. Merebus daging setelah dipotong Bertanggung jawab terhadap daging mentah yang datang dari pengepul sampai daging menjadi
95 Sumber : Observasi dan wawancara
4.4.1 Struktur Organisasi
Berikut adalah struktur organisasi dari King Reptile 86 On Food Truck
:
Gambar 4. 4 Struktur Organisasi King Reptile 86 On Food Truck 4.5 Perencanaan Aspek Keuangan
Pada bagian ini akan membahas tentang aspek keuangan dari King Reptile 86 on Food Truck yang akan ditunjukan pada tabel perkiraan pendapatan dari penjualan, tabel rincian gaji pegawai, tabel laporan Laba dan Rugi, tabel Arus Kas, tabel Nreaca dan tabel Anaisa Kelayakan Usaha.
96
Perkiraan Penjualan Per Hari
Tabel 4. 14. Perkiraan Penjualan Per Hari
Uraian Unit Jumlah
Jumlah porsi yang
dihasilkan
Jumlah harga
jual total Total per bulan Total per tahun
per hari per hari
Perkiraan Penjualan Produk untuk 1 hari a Biawak kg 2 10 Rp 400,000 Rp 12,000,000 Rp 144,000,000 b Ular ekor 12 9 Rp 315,000 Rp 9,450,000 Rp 113,400,000 c Mentok ekor 2 9 Rp 360,000 Rp 10,800,000 Rp 129,600,000 d Katak/Swike kg 2 8 Rp 280,000 Rp 8,400,000 Rp 100,800,000 e beras / nasi Kg 2 50 Rp 200,000 Rp 6,000,000 Rp 72,000,000 total jumlah porsi = 86 TOTAL PENDAPATAN Rp 1,555,000 Rp 46,650,000 Rp 559,800,000
97
Tabel 4. 15. Kenaikan Pendapatan Per Tahun
Keterangan 2017 2018 2019 2020 2021 Biawak 144,000,000 259,200,000 466,560,000 839,808,000 1,511,654,400 Ular 113,400,000 204,120,000 367,416,000 661,348,800 1,190,427,840 mentok 129,600,000 233,280,000 419,904,000 755,827,200 1,360,488,960 Katak/Swike 100,800,000 181,440,000 326,592,000 587,865,600 1,058,158,080 beras / nasi 72,000,000 129,600,000 233,280,000 419,904,000 755,827,200
Sumber : Data Primer yang diolah
Kenaikkan pendapatan diasumsikan sebesar 8% untuk tiap tahunnya karena usaha ini tergolong usaha yang baru di dirikan berbeda dengan usaha yang sudah lama berdiri
98
Tabel 4. 16 Pertumbuhan Inflasi Sektor Makanan dari Tahun 2013 - 2017
TAHUN Bahan Makanan
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 2017 -0.35 2.89 2016 5.61 5.24 2015 4.93 6.24 2014 10.19 7.83 2013 11.08 7.21 TOTAL 5 tahun 31.46 29.41
Rata - rata 5 tahun 6.292 5.882
agregat 6.087
Pada tabel 4.14 adalah kenaikkan pendapatan per tahun adalah 10% berdasarkan data dari www:bps.go.id. penggunaan angka 10% dimaksudkan untuk mengantisipasi apabila adanya lonjakan kenaikkan harga dari produsen
99
Rincian Gaji Pegawai
Tabel 4. 17. Rincian Gaji Pegawai
No. Uraian Unit Jumlah Upah/Kary. Total per bulan Total per tahun
1 Tenaga kerja produksi
a memasak (koki) Org 1 1,500,000 1,500,000
18,000,000
b pengolah daging mentah Org 1 500,000 500,000
4,800,000
2 Tenaga kerja non produksi -
a Manager Org 1 1 2,000,000 2,000,000
b penjualan 2 2 2,600,000 2,600,000
Total 6.600.000
79.200.000
Sumber : Observasi King Reptile 86 yang sekarang berdiri
Pengolah daging mentah diberi gaji yang paling sedikit karena bekerja semingu 2 kali sehingga 500.000 / 8 = 62.500 tiap datang. Kenaikan baiya sebesar 15% per tahun sesuai dengan tabel pertumbuhan UMK kota semarang di bawah ini :
100
Tabel 4. 18 Pertumbuhan UMK Kota Semarang 2013 -2017
Tahun
UMK kota
semarang selisih per tahun
Pertumbuhan per tahun 2017 Rp 2.125.000 2016 Rp 1.909.000 Rp 216.000 10% 2015 Rp 1.685.000 Rp 224.000 12% 2014 Rp 1.422.350 Rp 262.650 16% 2013 Rp 1.209.100 Rp 213.250 15% rata rata Rp 1.670.090.00 Rp 228.975 13%
Pada tabel di atas adalah pertumbuhan UMK (Upah Minimum Kota Semarang) dari tahun 2013 sampai tahun 2017. Penggunaan angka 15% sebagai prediksi kenaikan biaya tenaga kerja didapatkan dari agregat atau rata pertumbuhan UMK kota semarang yang dimaksudkan untuk antisipasi kenaikan UMK kota Semarang yang selalu naik setiap tahunnya sehingga perusahaan tidak terlalu merugi apabila UMK kota Semarang naik sebanyak 14% atau 15%.
101
LAPORAN LABA / RUGI
KING REPTILE 86 On FOOD TRUCK TAHUN 2017 – 2022 Keterangan 2017 2018 2019 2020 2021 Pendapatan Rp 559,800,000 Rp 604,584,000 Rp 652,950,720 Rp 705,186,778 Hpp Rp282,726,680 Rp 282,726,680 Rp 299,690,281 Rp 317,671,698 Rp 336,732,000 Laba Kotor : Rp 277,073,320 Rp 304,893,719 Rp 335,279,022 Rp 368,454,778 Bi. Pemasaran Rp 2,160,000 Rp 2,160,000 Rp 2,052,000 Rp 1,949,400 Rp 1,851,930 Bi. Penyusutan Rp 14,562,440 Rp 14,562,440 Rp 14,562,440 Rp 14,562,440 Bi. Gaji Rp 79,200,000 Rp 91,080,000 Rp 104,742,000 Rp 120,453,300 Bi Operasi Rp 41,220,000 Rp 43,693,200 Rp 46,314,792 Rp 49,093,680 Total Biaya : Rp 2,160,000 Rp 137,142,440 Rp 151,387,640 Rp 167,568,632 Rp 185,961,350 Rp 139,930,880 Rp 153,506,079 Rp 167,710,390 Rp 182,493,428 EBT Rp 20,989,632 Rp 23,025,912 Rp 25,156,559 Rp 27,374,014 Pajak (15%) Rp 118,941,248 Rp 130,480,167 Rp 142,553,832 Rp 155,119,414 EAT Rp 559,800,000 Rp 604,584,000 Rp 652,950,720 Rp 705,186,778
102 Keterangan :
EBT diperoleh dari = Laba Kotor – Total Biaya. EAT diperoleh dari = EBT * Pajak 15%.
Asumsi : Pajak 15% Flat
Sesuai dengan pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh), yaitu sebagai berikut: - Penghasilan Kena Pajak sampai dengan Rp 50 juta, dikenakan PPh dengan tarif 5 persen.
- Penghasilan Kena Pajak di atas Rp 50 juta sampai dengan Rp 250 juta, dikenakan PPh dengan tarif 15 persen. - Penghasilan Kena Pajak di atas Rp 250 juta sampai dengan Rp 500 juta, dikenakan PPh dengan tarif 25 persen. - Penghasilan Kena Pajak di atas Rp 500 juta, dikenakan PPh dengan tarif 30 persen.
103
LAPORAN ARUS KAS
KING REPTILE On FOOD TRUCK TAHUN 2017-2021
Keterangan 2017 2018 2019 2020 2021
Kas Masuk
Penjualan Rp 559,800,000 Rp 604,584,000 Rp 652,950,720 Rp 705,186,778
Modal Sendiri Rp 111,517,057
Total Kas Masuk Rp 559,800,000 Rp 615,780,000 Rp 677,358,000 Rp745,093,800
Kas Keluar investasi Rp 77,921,500 HPP Rp 282,726,680 Rp 299,690,281 Rp 317,671,698 Rp 336,732,000 Bi. Operasi Rp 41,220,000 Rp 43,693,200 Rp 46,314,792 Rp 49,093,680 Bi. Pemasaran Rp 2,160,000 Rp 2,052,000 Rp 1,949,400 Rp 1,851,930 Bi. Gaji Rp 79,200,000 Rp 91,080,000 Rp 104,742,000 Rp 120,453,300 Total Kas Keluar Rp 405,306,680 Rp 436,515,481 Rp 470,677,890 Rp508,130,909 Selisih Rp 33,595,557 Rp 154,493,320 Rp 179,264,519 Rp 206,680,110 Rp 236,962,891 Saldo Kas Awal Rp 33,595,557 Rp 188,088,876 Rp 367,353,395 Rp 574,033,505 Saldo Kas Akhir Rp 33,595,557 Rp 188,088,876 Rp 367,353,395 Rp 574,033,505 Rp 810,996,396
Keterangan :
Modal = Investasi + Total Biaya per bulan + HPP per bulan
104
Dalam menentukan modal awal pada tahun 2017 dihitung menggunakan Biaya HPP per bulan, biaya operasi per bulan karena biaya-biaya tersebut selalu dikeluarkan tiap bulannya mengikuti biaya gaji karyawan yang harus dibayarkan tiap bulannya. Rincian perhitungannya adalah :
Investasi = Rp 77,921,500 Biaya HPP = Rp 23,560,556 Biaya Operasi = Rp. 3,435,000 Biaya Tenaga kerja = Rp. 6,600,000 --- + Total = Rp 111,517,056
Ketika sudah memasuki tahun pertama yaitu pada tahun 2018 sudah ada pendapatan yang masuk sebesar Rp. 558,000,000 yang berasal dari perkiraan pendapatan. Dan pertumbuhannya adalah 25% pertahun sesuai dengan tabel 4.15 di halaman sebelumnya. Sehingga pada tahun 2019 pendapatan naik menjadi Rp 697,500,000 begitu seterusnya seperti pada tabel di bawah ini :
Keterangan 2017 2018 2019 2020 2021
Penjualan
105
Total Kas keluar diperoleh dari total semua biaya yang dikeluarkan atau dibayarkan. Dalam hal ini total kas keluar = Biaya HPP +Biaya Pemasaran + Biaya Gaji Karyawan + Biaya operasi yang ada pada tabel di bawah ini :
Keterangan 2017 2018 2019 2020 2021 HPP Rp 282,726,680 Rp 299,690,281 Rp 317,671,698 Rp 336,732,000 Bi. Operasi Rp 41,220,000 Rp 43,693,200 Rp 46,314,792 Rp 49,093,680 Bi. Pemasaran Rp 2,160,000 Rp 2,052,000 Rp 1,949,400 Rp 1,851,930 Bi. Gaji Rp 79,200,000 Rp 91,080,000 Rp 104,742,000 Rp 120,453,300 Total Kas Keluar
Rp 405,306,680 Rp 436,515,481 Rp 470,677,890 Rp508,130,909
Dalam tabel laporan arus kas terdapat kolom selisih yang didapatkan dari pengurangan antara total kas masuk dikurangi dengan total kas keluar seperti pada tabel di bawah ini :
Keterangan 2017 2018 2019 2020 2021
Total Kas Masuk Rp 559,800,000 Rp 604,584,000 Rp 652,950,720 Rp 705,186,778 Total Kas Keluar Rp 405,306,680 Rp 436,515,481 Rp 470,677,890 Rp 508,130,909 Selisih Rp 35,911,985 Rp 154,493,320 Rp 179,264,519 Rp 206,680,110 Rp 236,962,891
Mendapatkan Saldo Kas Awal dengan cara selisih investasi dan modal sendiri kemudian diambahkan dengan selisih pada tahun sebelumnya seperti pada tabel di bawah ini :
106
Keterangan 2017 2018 2019 2020 2021
Selisih Rp 35,911,985 Rp 154,493,320 Rp 169,942,652 Rp 186,936,917 Rp 205,630,609 Saldo Kas Awal
Rp 33,595,557 Rp 188,088,876 Rp 367,353,395 Rp 574,033,505
Sedangkan dalam menghitung saldo kas akhir adalah :
Saldo Kas Akhir = (modal sendiri – investasi) tahun sebelumnya + Saldo kas awal tahun ini
Keterangan 2017 2018 2019 2020 2021
Selisih Rp 35,911,985 Rp 154,493,320 Rp 169,942,652 Rp 186,936,917 Rp 205,630,609 Saldo Kas Awal Rp 33,595,557 Rp 188,088,876 Rp 367,353,395 Rp 574,033,505 Saldo Kas Akhir Rp 33,595,557 Rp 188,088,876 Rp 367,353,395 Rp 574,033,505 Rp 810,996,396
107
LAPORAN NERACA
KING REPTILE On FOOD TRUCK TAHUN 2017 – 20022 Keterangan 2017 2018 2019 2020 2021 Aktiva Kas Rp 33,595,557 Rp 188,088,876 Rp 367,353,395 Rp 574,033,505 Rp 810,996,396 Aktiva Tetap Rp 77,921,500 Rp 77,921,500 Rp 77,921,500 Rp 77,921,500 Rp 77,921,500 Akumulasi penyusutan Rp (14,562,440) Rp (29,124,880) Rp (43,687,320) Rp (58,249,760) Total Aktiva Rp 111,517,057 Rp 251,447,936 Rp 416,150,015 Rp 608,267,685 Rp 830,668,136 Passiva Modal Rp 111,517,057 Rp 111,517,057 Rp 251,447,936 Rp 416,150,015 Rp 608,267,685 Laba berjalan Rp 139,930,880 Rp 164,702,079 Rp 192,117,670 Rp 222,400,451 Pajak Rp 20,989,632 Rp 23,025,912 Rp 25,156,559 Rp 27,374,014 Total Passiva : Rp 111,517,057 Rp 230,458,304 Rp 393,124,103 Rp 583,111,127 Rp 803,294,122
108
ANALISA KELAYAKAN NPV (NET PRESENT VALUE)
Tabel 18. NPV
outlays 77,921,500
Tahun Cash Inflow NSFB Present
11% Value Cash Inflow
1 78,731,820 0.901 70,929,567
2 265,286,519 0.812 215,312,490
3 405,959,010 0.731 296,833,729
4 587,080,396 0.659 386,728,041
5 819,202,704 0.593 486,156,932
Total NPV Cash Inflow 1,455,960,760 Outlays/investasi 77,921,500
Net Present Value 1,378,039,260
Keterangan :
Karena NPV sebesar 1,378,039,260 > 0. Karea nilai pendapatan besih yang akan diterima di masa yang akan datang, lebih besar dari investasi yang dikeluarkan saat ini. Usaha ini cukup baik atau feasible sehingga layak untuk di jalankan, Karena nilai NPV positif seperti hasil di atas.
109
*NPV sebesar nol menunjukan bahwa arus kas proyek tepat cukup untuk membayar kembali modal yang diinvestasikan dan menyediakan tingkat kuntungan yang disyaratkan pada modal (biaya modal proyek).
PI (Profitability Index)
PI > 1 maka dinyatakan layak
PROFITABILITY INDEX =
TOTAL PV 1,455,960,760
INITIAL INVESMENT 77,921,500
PI =
18.685
Profitability Index > 1 maka layak
Metode ini digunakan untuk membandinngkan niallai penerimaan kas bersih sekarang dengan nilai penerimaan kas berish di masa mendatang.
Jika nilai PI > 1 artinya proyek yang direncanakan dinyatakan menguntungkan, tetapi jika PI < 1 maka dinyatakan tidak menguntungkan
Sebuah proyek akan dapat diterima apabila PI (Profitability Index) proyeknya sama dengan atau lebih besar daripada 1 Jika PI proyek sama dengan atau > 1 artinya PV penerimaan sama dengan atau > PV pengeluaran, dan sebaliknya.
Usaha ini dinyatakan layak karena PI (Profitability Index) nya sebesar 4.80 > 1 perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa mendatang dengan nilai sekarang investasinya lebih besar.
110 PP (Payback Period) Outlays/investasi 77,921,500 Proceeds Th 1 50,934,677 Belum tertutup 26,986,823 26,986,823 Proceeds Th 2 235,389,547 Sudah tertutup 235,389,547 -208,402724
Payback Periode 2 Tahun 1 Bulan
Payback Periode = 2 tahun 1 bulan
Usaha ini layak untuk dijalankan Karena waktu pengembalian modal investasinya kurang dari 5 tahun. Waktu ini lebih kecil dari waktu payback periode maksimal yang dapat diterima diterima.
Metode Payback Periode digunakan untuk mengukur seberapa cepat pengembalian suatu investasi dalam satuan waktu dan bukan dalam prosentase. Kalau Payback Periode angkanya lebih dari yang disyaratkan, maka proyek dikatan “menguntungkan dan kalu lebih lama poyek dinyatakan proyek ditolak
Kelebihan dari metode ini mudah dimengerti dan mudah untuk dihitung juga memberikan informasi tentang resiko dan likuiditas proyek. Proyek yang Payback Periode nya pendek memiliki resiko lebih kecil dan likuiditas yang lebih baik.
Kekurangannya arus kas diabaikan setelah Payback Periode an nilai waktu dari uang.
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 = 26,986,823
235,389,547𝑋 12 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 = 𝟏. 𝟑𝟓𝟒𝟒𝟓𝟎𝟒𝟓𝟐𝟑𝟓𝟑𝟎𝟑𝟕
= 𝟐 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝟏 𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏 Semakin Pendek Payback dinyataka layak
111
IRR (Internal Rate of Return)
Tabel 4. 19 IRR
outlays 77,921,500
Tahun Cash Inflow NSFB Present NSFB Present
100% Value Cash Inflow 150.0% Value Cash Inflow
1 78,731,820 0.500 39,365,910 0.400 31,492,728 2 265,286,519 0.250 66,321,630 0.160 42,445,843 3 405,959,010 0.125 50,744,876 0.064 25,981,377 4 587,080,396 0.063 36,692,525 0.026 15,029,258 5 819,202,704 0.031 25,600,084 0.010 8,388,636 Total PV Cash Inflow 218,725,025 123,337,841 Outlays 77,921,500 77,921,500
Net Present Value 140,803,525 45,416,341
INTERPOLASI
Selisih tk bunga Selisih Total PV Selisih Total PV dg Outlays
100% 218,725,025 218,725,025
150% 123,337,841 77,921,500
50% 95,387,184 140,803,525
IRR = 173.81 %
IRR > tingkat suku bunga – layak
Dari hasil perhitungan di atas, perencanaan bisnis ini dikatakan IRR lebih besar pada bunga yang disyaratkan maka proyek tersebut diterima.
112
4.6 Analisa Titik Impas / Break Event Poin (BEP)
Analisa sensitivitas yang digukanan adalah teknik BEP (Break Event Point) yaitu membuat sebuah perhitungan titik aman secara global pada semua produk ketika pendapatan usaha sama dengan pengeluaran usaha (fix cost) atau dapat membaayar fix cost secara impas. Ketika pendapatan tida k memenuhi BEP maka akan dilakukan penambahan modal. Penambahan modal dapat berasal dari dalam (pribadi) dan dari luar berupa pinjaman dari pihak lain.
Tabel 4. 20 Perhitungan Total Fix Cost
Biaya Investasi Biaya Tenaga Kerja Biaya Operasional Biaya Lain Lain
TOTAL FIX COST PER HARI (tanpa
investasi)
216.448.61 220.000 114.500 56.000 390.500
Tabel di atas adalah perhitunan fix cost pada King Reptile 86 On Food Truck terdiri dari Biaya Iinvestasi, Biaya Tenaga Kerja , Biaya Operasional dan biaya lain lain seperti biaya listrik, biaya air, biaya bahan bakar. Sedangkan variabel cost teridir dari biaya produksi pada setiap produk yang dihasilkan yaitu Harga Pokok Poduksi (HPP). Biaya investasi tidak di
Variabel Cost (Harga Pokok Produksi) King Reptile 86 On food Truck :
113
Tabel 4. 21 Perhitungan Dummy Break Even Point (BEP)
Nama Produk Jumlah HPP (variabel Cost) Harga Jual total pendapatan
Variable Cost
per unit Laba per unit
Biawak 10 242.699 40.000 400.000 24.270 15.730 Ular 9 114.003 35.000 315.000 12.667 22.333 Mentok 9 290.000 40.000 342.857 33.833 6.167 Swike 8 105.952 35.000 280.000 13.244 21.756 Nasi 50 33.413 4.000 200.000 668 39.332
114
TOTAL FIX COST
PER HARI
390.500,-jika produk terjual sebanyak (unit) Laba per unit 2 31.460 2 44.666 2 12.333 2 43.512 2 78.664 total 210.635 Belum Impas 3 47.190 3 66.999 3 18.750 3 65.268 3 9.995 total 208.203 Belum Impas 4 62.921 4 89.332 4 25.000 4 87.024 4 13.327 total 277.604 5 78.651 5 111.665 5 31.250 5 108.780 5 16.659 total 347.004 Belum Impas 6 94.381 6 133.998 6 37.500 6 130.536 6 19.991 total 416.405 (sudah impas)
Total Fix cost tanpa investasi adalah Rp. 390,500. Untuk menutup fix cost per hari maka harus terjual sebanyak 6 porsi pada setiap produknya. Maka laba Rp. 416,405 sudah melebihi total fix cost yang dibutuhkan. Dan titik impas nya pada 6 porsi pada setiap produknya
115
Tabel 4. 22 Perhitungan Total Laba Dengan Dummy BEP
Penjelasan pada tabel di atas :
1. Titik impas untuk pendapatan King Reptile On Food Truck adalah sebanyak 6 porsi untuk setiap produknya.
2. Sedangkan target penjualannya adalah 10 porsi biawak, 9 porsi ular, 9 porsi mentok, 8 porsi swike, dan 50 porsi nasi. 3. Sehingga selisih antara BEP unit dan target penjualan merupakan laba yang diperoleh.
4. Total laba bersih setelah BEP per hari yaitu Rp. 338.778,-
5. Ditambah sisa laba dari BEP Rp. 26.405,29 sehingga didapatkan Rp. 365.183,-. 6. Laba akhir (laba bersih) yang didapatkan adalah Rp. 365.183.
Dalam perhitungan di atas adalah mencari titik impas produk per unit dengan metode Dummy BEP. Jika menggunakan metode BEP pada referensi teori buku maka seperti di bawah ini :
116
Tabel 4. 23 Perhitungan BEP menggunakan rumus konvensional
Dari perhitungan di atas mendapatkan hasil BEP untuk setiap produk nya adalah :
nama barang BEP Unit
Biawak 25
Ular 17
Mentok 62
Swike 18
117 Keterangan dari tabel di atas :
1. Jika mengunakan rumus BEP konvensional maka didapatkan titik impas yang sangat tinggi untuk mengimbangi biaya tetap (fix cost).
2. Penulis mengasumsikan perhitungan BEP menggunakan rumus konvensional hanya untuk satu produk pada satu perusahaan yang menjual satu produk sejenis saja sehingga semua beba fix cost dibebankan pada satu produk saja. Maka didapatkan hasil BEP unit dengan jumlah yang tinggi. Dapat diartikan satu produk untuk menutup biaya tetap dan produk lainnya adalah laba bersihnya.
3. Misalnya pada perhitungan di atas didapatkan BEP unit untuk biawak adalah 25 porsi maka didapatkan laba bersih per porsinya Rp. 15.730,- ketika penjualan 25 porsi biawak sudah terpenuhi maka dapat menutup semua biaya tetap (Fix Cost) sebesar Rp. 390.500,- .Kemudian sisa penjualan pada produk ular, mentok, swike, dan nasi adalah laba bersih yang kemudian dikurangi dengan biaya invesasi.
4. Dapat juga biya BEP dibebankan pada produk yang lain seperti pada ular atau mentok, atau swike.
118
4.7 Analisa Sensitivitas
Analisa sensitvitas ini menggunakan asumsi / perkiraan 80% untk kondisi optimis (dengan perkiraan keuntungan yang didapatkan) dan 20% untuk kondisi pesimis pada tahun pertama (dengan memperkirakan peningkatan inflasi ekonomi pada lima tahun ke depan berkisar 7% maka kalau dibulatkan menjadi 10% dan untuk antisipasi ditambahkan menjadi 20% kondisi pesimis ruginya) dan terus menerus menurun untuk tahun kemudian, dengan perinciannya pada di bawah ini: (alasannya adalah mengasumsikan kondisi pasar yang menguntungkan sampai 80% dan sisanya adalah kerugian yang ditanggung). Penyebabnya adalah kondisi ekonomi yang terus membaik dan juga trend makanan yang aneh semakin bermunculan maka konsumen cenderung mencari makanan yang belum pernah dimakannya. Berikut adalah tabel Analisa sensitivitas pada tahun pertama :
Tabel 4. 24 Analisa Sensitivitas Tahun Pertama
Probablitias Profit Loss
80% (optimis) Rp 277.073.319x 0,8= Rp 221.658.655 20% (pesimis) Rp 35.000.000 x 0,2 = Rp. 7.000.000,- Total : Rp 221.658.655 Rp. 7.000.000 Expected Monetary Value : Rp 221.658.655
119
Dari tabel di atas didapatkan hasil perkiran pada tahun pertama (2018), profit yang didapat adalah Rp 221.658.655. 80% dari laba kotor. Memilih laba kotor sebagai variabel karena laba tersebut belum dikurangi dengan biaya operasional dan biaya gaji karyawan. Dasumsikan kerugian maximal-nya adalah Rp. 35.000.000 kemudian diambil 20% dari kerugian maximalnya. Jumlah kerugian Rp. 35.000.000 diperoleh dari total seluruh beban biaya dibagi 12 bulan. Sedangkan kerugiannya untuk setiap tahunnya adalah Rp. 7.000.000 maka expected monetary-nya adalah Rp 221.658.655. Expected monetary adalah nilai laba yang dapat diterima .
Sensitivitas yang terjadi pada kondisi pesimisnya adalah biaya operasi yang naik sebesar 7% hal ini menyebabkan terjadinya penurunan laba yang diterima sebesar 10%, sehingga perusahaaan membutuhkan modal tambahan. Penambahan modal dapat mengubah struktur modal. Pada tahun pertama sensitivitas ini menyebabkan kerugian atau loss sebesar Rp Rp. 7.000.000 antisipasinya adalah penambahan modal atau hutang kepada bank (sumber: (Florensia, 2012) dalam Husein, 2003). Berikut ini adalah tabel analisis pada tahun kedua :
120
Probablitias Profit/ laba Loss
85% (optimis) Rp 388.750.651 x 0,85 = Rp 330.438.053 15% (pesimis) Rp 35.000.000 x 0.15= Rp. 5.250.000 Total : Rp 330.438.053 Rp. 5.250.000 Expected Monetary Value : Rp 330.438.053
Sumber : Data Sekunder Diolah
Dari tabel di atas bahwa pada tahun kedua proftnya adalah Rp 330.438.053,- untuk setiap tahunnya dan loss-nya adalah Rp. 5.250.000,- untuk setiap tahunnya, sehingga expected monetary value-nya adalah Rp 330.438.053,-. Sensitivitas yang terjadi pada kondisi pesimisnya adalah biaya operasional yang naik sebesar 5% dan biaya produksi naik 5% hal ini menyebabkan terjadinya penurunan laba yang diterima sebesar 10%. Penambahan modal mengubah struktur modal. Loss (kerugian) dari tahun ke tahun menurun karena hubungan dengan konsumen semakin terjalin dengan baik. Pada tahun kedua sensitivitasnya membuat kemungkinan loss (kerugian) lebih sedikit dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka antisipasinya adalah penambahan modal (Sumber: (Florensia, 2012) dalam Husein, 2003). Di bawah ini adalah tabel Analisa sensitivtas di tahun ke tiga :
121
Probablitias Profit Loss
87.5% (optimis) Rp 427.625.716 x 0,875 = Rp. 374.172.502 12,5% (pesimis) Rp. 374.172.502 Rp 35.000.000 x 0,125 = Rp. 4.375.000 Total : Rp. 374.172.502 Rp. 4.375.000 Expected Monetary Value : Rp. 374.172.502
Sumber : Data Sekunder Diolah
Dari tabel di atas bahwa pada tahun ketiga proftnya adalah Rp. 374.172.502 untuk setiap tahunnya dan loss-nya adalah Rp. 4,375,000 untuk setiap tahunnya, sehingga expected monetary value-nya adalah Rp. 330,292,064. Sensitivitas yang terjadi pada kondisi pesimisnya adalah biaya operasional yang naik sebesar 5% dan biaya produksi naik 5% hal ini menyebabkan terjadinya penurunan laba yang diterima sebesar 10%. Penambahan modal mengubah struktur modal. Di tahun ketiga sensitivitasnya membuat kemungkinan loss (kerugian) lebih sedikit dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka antisipasinya adalah penetrasi pasar (Sumber : (Florensia, 2012) Husein, 2003). Berikut ini adalah Analisa sensitivitas di tahun ke empat:
122
Probablitias Profit Loss
90% (optimis) Rp. 470.388.288 x 0,9 = Rp. 423.349.459 10% (pesimis) Rp 35.000.000 x 0,1 = Rp. 3,500,000 Total : Rp. 423.349.459 Rp. 3,500,000
Expected Monetary Value : Rp. 423.349.459
Sumber : Data Sekunder Diolah
Dari tabel di atas bahwa pada tahun keempat proftnya adalah Rp. 423.349.459,-untuk setiap tahunnya dan loss-nya adalah Rp. 3,500,000 423.349.459,-untuk setiap tahunnya, sehingga expected monetary value-nya adalah Rp 423.349.459,-. Sensitivitas yang terjadi pada kondisi pesimisnya adalah biaya operasional yang naik sebesar 5% dan biaya produksi naik 5% hal ini menyebabkan terjadinya penurunan laba yang diterima sebesar 10%. Penambahan modal mengubah struktur modal. Di tahun kempat sensitivitasnya membuat kemungkinan loss (kerugian) lebih sedikit dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka antisipasinya adalah penetrasi pasar (Sumber : (Florensia, 2012) dalam Husein, 2003). Berikut ini adalah Analisa sensitivitas di tahun ke lima:
123
Tabel 4. 28. Analisa Sensitivias Tahun Ke lima
Probablitias Profit/ laba Loss
92,5% (optimis) Rp 517.427.117 x 0,925 = Rp 478.620.083 7.5% (pesimis) Rp 35.000.000 x 0.75 Rp 2.625.000 Total : Rp 478.620.083 Rp 2.625.000 Expected Monetary Value : Rp 478.620.083
Sumber : Data Sekunder Diolah
Dari tabel di atas bahwa pada tahun kedua proftnya adalah Rp 478,620,083,-untuk setiap tahunnya dan loss-nya adalah Rp 2,625,000 478,620,083,-untuk setiap tahunnya, sehingga expected monetary value-nya adalah Rp 411,072,066. Sensitivitas yang terjadi pada kondisi pesimisnya adalah biaya operasional yang naik sebesar 5% dan biaya produksi naik 5% hal ini menyebabkan terjadinya penurunan laba yang diterima sebesar 10%. Penambahan modal mengubah struktur modal. Di tahun ketiga sensitivitasnya membuat kemungkinan loss (kerugian) lebih sedikit dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka antisipasinya adalah penetrasi pasar dan peningkatan layanan serta peningkatan kualitas produk (Sumber :(Florensia, 2012) dalam Husein, 2003).