• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SPEAKING DENGAN GAMBAR CERITA DAN PRESENTASI PADA SISWA KELAS XI IPA 3 SMAN 1 NGUNUT SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SPEAKING DENGAN GAMBAR CERITA DAN PRESENTASI PADA SISWA KELAS XI IPA 3 SMAN 1 NGUNUT SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Wiwik Purwaningtyas: Meningkatkan Aktivitas Belajar Speaking Dengan Gambar Cerita Dan Presentasi Pada Siswa Kelas Xi Ipa 3 Sman, April 2014

99 MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SPEAKING DENGAN GAMBAR

CERITA DAN PRESENTASI PADA SISWA KELAS XI IPA 3 SMAN 1 NGUNUT SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh : Wiwik Purwaningtyas Guru SMAN 1 Ngunut

ABSTRAK.Dalam pembelajaran “Speaking “ sering dijumpai suasana bungkam di dalam kelas.

Walaupun telah berusaha untuk memberikan stimulasi, banyak bibir siswa terasa terkunci. Terkuncinya bibir mereka karena 1) kurang adanya ide yang akan dikatakan, 2) penguasaan kosakata dan tatabahasa sedikit, dan 3) ragu terhadap ucapan yang benar.Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngunut Tulungagung dengan subyek penelitiannya adalah siswa kelas XI IPA 3 semester dua tahun pelajaran 2013/2014. jumlah siswa kelas ini adalah 45 siswa.Tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I selama 2 jam pelajaran tatap muka pertama, dan siklus II selama 2 jam pelajaran tatap muka kedua.Setelah kelas dilaksanakan tindakan kelas oleh guru dan observasi oleh 3 orang guru sebidang studi, diperoleh data tentang kegiatan guru, kegiatan siswa sebagai partisipan dan sebagai penyaji.Hasil analisis data menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan tugas sesuai dengan skenario pembelajaran. 91,80 % dari keseluruhan jumlah siswa ikut aktif sebagai partisipan dalam siklus I, dan 95,90 % dalam siklus II, sebagai penyaji, semua anggota dalam kelompok melaksanakan presentasi secara aktif (100 %).Kesimpulannya adalah dengan menggunakan serangkaian gambar cerita dan presentasi bergilir, partisipasi siswa dalam kegiatan “speaking” meningkat.

Kata Kunci: Speaking, Gambar cerita dan Presentasi. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pendidikan bahasa Inggris menurut kurikulum 2004 SMA/MA adalah pada akhir pembelajaran siswa diharapkan dapat berkomunikasi secara lisan dan tulis, lancar dan akurat. Siswa harus terampil berbicara dan memahami pembicaraan orang lain. Siswa juga harus mampu membaca dan menulis.

Di dalam kurikulum ini keterampilan berbicara dapat ditemukan baik dalam wacana interaksional maupun monolog. Di dalam kedua wacana ini siswa

benar-benar mendapatkan pelatihan keterampilan berbicara yang sangat memadai, baik waktu maupun kesempatan.

Keberhasilan belajar siswa tidak hanya bergantung kepada ketersediaan waktu dan kesempatan saja. Factor-faktor lain yang mendukung keberhasilan belajar siswa diantarannya adalah 1) kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran, 2) ketetapan metode dan media yang digunakan, 3) motivasi dan potensi internal siswa dan 4) sarana yang memadai.

(2)

Wiwik Purwaningtyas: Meningkatkan Aktivitas Belajar Speaking Dengan Gambar Cerita Dan Presentasi Pada Siswa Kelas Xi Ipa 3 Sman, April 2014

100

Dalam kenyataannya banyak siswa yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran terutama kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara (speaking). Pada saat mereka diberi stimulus untuk berbicara, mereka kurang memberikan respons. Mereka tampak merasa ragu dalam memberikan respons.

Keraguan itu muncul disebabkan oleh 1) kurang adanya pengetahuan tentang hal yang dibicarakan, 2) kurangnya penguasaan mereka terhadap kosakata dan tatabahasa, 3) kurang yakinnya mereka terhadap ujaran-ujaran yang tepat. Hal-hal yang disebutkan di atas yang menyebabkan kurangnya keberanian mereka dalam memberikan respons dalam berbicara. Dengan kata lain meraka kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan berbicara.

Banyak cara untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan berbicara, namun dalam penelitian ini kami menggunakan serangkaian gambar cerita dan presentasi bergilir. Berdasarkan uraian di atas penulis melakukan penelitian tindakan kelas ini dengan judul “Meningkatkan Aktivitas Belajar

Speaking Dengan Gambar Cerita Dan Presentasi Pada Siswa Kelas XI IPA 3 SMAN 1 Ngunut Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan gambar cerita dan presentasi dapat meningkatkan aktivitas belajar speaking pada siswa kelas XI IPA 3 SMAN 1 ngunut semester genap tahun pelajaran 2013/2014.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini, yaitu : untuk meningkatkan aktivitas belajar speaking dengan gambar cerita dan presentasi pada siswa kelas XI IPA 3 SMAN 1 ngunut semester genap tahun pelajaran 2013/2014.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah jika gambar cerita dan presentasi digunakan dalam pembelajaran maka aktivitas belajar speaking siswa kelas XI IPA 3 SMAN 1 Ngunut semester genap tahun pelajaran 2013/2014 akan meningkat. E. Manfaat Penelitian

(3)

Wiwik Purwaningtyas: Meningkatkan Aktivitas Belajar Speaking Dengan Gambar Cerita Dan Presentasi Pada Siswa Kelas Xi Ipa 3 Sman, April 2014

101

1. Dapat menumbuhkan dan meningkatkan kinerja guru secara profesional

2. Dapat meningkatkan daya tarik siswa dalam belajar, menumbuhkan kreatifitas dan produktifitas siswa, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa 3. Dapat memberikan sumbangan

khasanah model pembelajaran inovatif kepada guru maupun pemerhati pendidikan bahasa Inggris.

KAJIAN PUSTAKA

A. Keterampilan Berbicara

Pada halaman 18 Kurikulum 2004 SMA/MA disebutkan bahwa pengajaran berbicara diarahkan ke keterampilan melakukan dan merealisasikan tindak tutur yang sering disebut speech act, speech function atau language function. Pengembangan pembelajarannya diarahkan ke keterampilan siswa melakukan tindak tutur seperti membuka percakapan, mempertahankannya dan menutup percakapan tersebut. Jadi keterampilan berbicara dalam hal ini adalah keterampilan menggunakan bahasa lisan untuk berkomunikasi.

Martin Bygate (1987:3) mengatakan : “it is obvious that in order to be able to speak a foreign language, it is necessary to know a certain amount of frammar and vocabulary.” Untuk terampil berbicara, seorang siswa perlu menguasai kosakaa dan tatabahasa. Ia bahkan juga perlu mengetahui dan melatih dirinya dengan ujaran-ujaran yang tepat dalam bahasa asing tersebut. Kalau mereka belum menguasai hal-hal tersebut di atas, bagaimana mereka berani ikut serta dalam kegiatan berbicara secara aktif? Pengetahuannya tentang kosakata dan tatabahasanya saja masih kurang. Dalam kalimat lain bisa dikatakan bahwa keterampilan berbicara memerlukan pengetahuan tentang kosakata dan tatabahasa. B. Pembelajaran Bahasa

Pembelajaran bahasa dilakukan untuk mencapai kompetensi komunikatif melalui dua bentuk wacana yaitu wacana interaksional dan monolog. Pendekatan, metode serta teknik-teknik pembelajarannya diserahkan kepada pengajar masing-masing asal kompetensi yang diharapkan

(4)

Wiwik Purwaningtyas: Meningkatkan Aktivitas Belajar Speaking Dengan Gambar Cerita Dan Presentasi Pada Siswa Kelas Xi Ipa 3 Sman, April 2014

102

dapat tercapai. (kurikulum 2004:19)

Pembelajaran siklus lisan mulai dari listening dan kemudian speaking, sedangkan pembelajaran siklus tulis mulai dari reading ke writing, dengan mengguanakan langkah-langkah Pendekatan Literasi (Literacy Approach) atau Genre Approach). Untuk setiap siklus melalui langkah-langkah sebagai berikut : 1) Bulding Knowledge of the Field (BKOF), 2) Modeling of the Text (MOT), 3) Joint Construction (J-COT), dan 4) Independent Construction (I-COT). C. Pembelajaran Speaking

Menurut Martin Bygate (1987:76) ada empat macam kegiatan pembelajaran speaking, yaitu 1) Information-gap Activities, 2) Communication Games, 3) Simulations dan 4) project-based Activities.

1. Infornation – gap Activities 2. Communication Games 3. Simulations

4. Project-based Interaction Activities D. Media

Media yang berfungsi mengantarkan pesan dari pengirim

ke penerima pesan memiliki peran yang sangat penting untuk membantu siswa dalam mencapai kesuksesan belajar mereka. Belajar pada umumnya melalui suatu proses yang disebut persepsi. Dan persepsi adalah proses belajar mengenal sesuatu lewat indera seperti penglihatan, pendengaran, penciuman dan sebagainya.

Dengan media audio, siswa dapat belajar lewat pendengaran mereka. Dengan media visual merekapun dapat belajar lewat penglihatan. Dengan media audio-visual, mereka dapat memberdayakan pendengaran dan sekaligus penglihatan untuk belajar secara lebih maksimal. Dan dengan ‘game’ mereka dapat memberdayakan indera yang mereka miliki untuk belajar dan sekaligus bermain. Oleh karena itu media benar-benar memiliki andil yang besar terhadap keberhasilan belajar siswa.

Media visual adalah media yang sering digunakan dalam pembelajaran. Jenis media ini mencakup 1) pictures of individual person/object, 2) pictures of

(5)

Wiwik Purwaningtyas: Meningkatkan Aktivitas Belajar Speaking Dengan Gambar Cerita Dan Presentasi Pada Siswa Kelas Xi Ipa 3 Sman, April 2014

103

situation dan 3) a series of picture on one chart. Gambar yang apabila digunakan dalam kegiatan belajar bahasa lisan yang telah dipaparkan di atas, akan memiliki daya bantu belajar yang bagus. Dengan gambar yang serupa, tetapi memiliki beberapa perbedaan kecil (Fins the Difference) akan tercipta suasana komunikasi antar siswa. Dengan kartu yang berisi gambar diam (still picture) para siswa bisa bermain tebak-tebakan tentang gambar itu melalui pertanyaan yes/no questions.

Demikianlah kelebihan media dalam membantu ketercapaian hasil belajar siswa. Sehingga hasil belajar siswa akan semakin meningkat.

E. Presentasi

Presentasi merupakan kegiatan menyampaikan suatu pesan, informasi atau uraian suatu materi kepada banyak orang. Hal-hal yang membuat suatu presentasi itu akan berhasil adalah 1) ketepatan menyampaikan materi, pesan atau isi 2) ketepatan intonasi bahasa, 3) komunikatif, 4) ekspresif.

F. Anekdot

Anekdot adalah cerita sederhana atau singkat yang lucu dan menarik serta mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal. (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Tujuan penulisan wacana anekdot adalah berbagai cerita dengan orang lain tentang suatu peristiwa yang menarik dan luar biasa. (Kurikulum 2004:80). Wacana anekdot memiliki struktur (generic structure) sebagai berikut : 1) abstrak, 2) orientation, 3) crises, 4) reaction dan 5) coda (jika ada).

Abstract merupakan bagian pertama anekdot yang memperkenalkan lucunya atau luar biasanya cerita yang akan disampaikan. Orientation memperkenalkan pelaku, kapan dan dimana serta dalam kondisi dan situasi yang bagaimana suatu kejadian itu terjadi. Crisis memberikan uraian kejadian atau peristiwa itu secara rinci. Reaction adalah reaksi setelah adanya crisis. Dan Coda merupakan refleksi terhadap suatu kejadian atau

(6)

Wiwik Purwaningtyas: Meningkatkan Aktivitas Belajar Speaking Dengan Gambar Cerita Dan Presentasi Pada Siswa Kelas Xi Ipa 3 Sman, April 2014

104

peristiwa yang terjadi, dan bagian ini tidak selalu ada dalam anekdot.

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mencari jawaban yang tepat atas permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran ‘speaking’. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran speaking. Oleh karena itu penulis berupaya untuk meningkatkan partisipasi siswa ini dengan cara menggunakan serangkaian gambar cerita dan presentasi bergilir.

Dengan cara tersebut penulis merasa yakin akan terjadinya suatu perubahan perilaku positif terhadap pembelajaran speaking. Untuk itu penulis perlu melakukan beberapa tindakan yang dirancang dalam beberapa tahap sesuai dengan prosedur penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan Tindakan Skenario pembelajarannya dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Sebelum tindakan kelas

dimulai guru membagi kelas atas delapan keompok yang

masing-masing terdiri atas 5 anggota.

2) Masing-masing kelompok diberi serangkaian gambar cerita yang menyampaikan cerita anekdot yang berbeda-beda, tetapi setara.

3) Serangkaian gambar cerita terdiri atas beberapa gambar yang jumlahnya 6 atau delapan gambar.

4) Berdasarkan gambar tersebut, kelompok membuat cerita anekdot dan membuat persiapan presentasi.

5) Untuk memudahkan dan menariknya presentasi, serangkaian gambar tersebut dibesarkan.

6) Masing-masing anggota ditentukan untuk mendapatkan satu atau dua bagian gambar yang akan dipresentasikan. 7) Di depan kelas masing-masing

anggota bergilir menceritakan gambar yang merupakan bagiannya untuk diceritakan. 8) Selama presentasi dilakukan

oleh salah satu kelompok, kelompok lain membuat catatan-catatan yang perlu

(7)

Wiwik Purwaningtyas: Meningkatkan Aktivitas Belajar Speaking Dengan Gambar Cerita Dan Presentasi Pada Siswa Kelas Xi Ipa 3 Sman, April 2014

105

untuk disampaikan sebagai komentar, kritikan, revisi dan pujian.

9) Guru juga membuat catatan-catatan untuk tujuan yang sama.

10) Setelah presentasi para siswa lain diberi kesempatan untuk menyampaikan komentar, kritikan, revisi maupun pujian kepada penyaji.

11) Guru merespons kritikan siswa. 12) Guru memberikan pujian, saran, komentar, kritikan serta koreksian.

13) Guru mengumumkan nilai hasil presentasi siswa.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan siklus I dan II ini dilakukan pada bulan Maret 2010, minggu ketiga bersama-sama antara guru sebagai pengajar dan sekaligus sebagai penelitian dengan tiga orang pengamat, yang akan mengamati kegiatan guru, siswa sebagai partisipan dan siswa sebagai penyaji.

3. Tahap Observasi

Tahap observasi siklus I dan II dilakukan untuk mencermati

dan mencatat segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran di kelas. Hal-hal yang diamati adalah sema aktifitas dan interaksi yang dilakukan oleh siswa dan guru. Semua aktifitas dan interaksi ini sangatlah penting bagi peneliti, karena aktifitas dan interaksi itu merupakan sumber data yang nantinya akan menunjukkan hasil penelitian yang dilakukan. Dengan kata lain, aktifitas dan interaksi siswa dan guru akan menunjukkan seberapa besar peran aktif atau partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran speaking.

4. Tahap Refleksi

Tahap refleksi merupakan suatu tahap yang akan mengetahui seberapa jauh pengaruh tindakan kelas yang dilakukan oleh seorang guru terhadap perilaku siswa setelah mendapatkan treatment atau perlakuan tertentu dari guru. B. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

SMA Negeri 1 Ngunut Tulungagung adalah tempat dilakukannya penelitian tindakan kelas ini. SMAN 1 Ngunut merupakan salah satu sekolah

(8)

Wiwik Purwaningtyas: Meningkatkan Aktivitas Belajar Speaking Dengan Gambar Cerita Dan Presentasi Pada Siswa Kelas Xi Ipa 3 Sman, April 2014

106

favorit. Ini terbukti dari jumlah pendaftaran yang setiap tahunnya rata-rata sekitar 500 lebih calon siswa baru yang mendaftarkan diri di SMA ini.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang dipilih adalah kelas XI IPA 3. C. Pengumpulan Data

Untuk menjawab permasalahan dan membuktikan kebenaran hipotesis tindakan yang dibuat, diperlukan beberapa data penelitian ini. Untuk mendapatkan data yang diperlukan penulis membuat instrumen yang berupa lembar observasi, yaitu lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa sebagai partisipan dan lembar observasi aktifitas siswa sebagai penyaji. Tiga macam lembar observasi itu dapat dilihat pada sub bab tahap observasi.

D. Analisis Data 1. Data Kegiatan Guru

Hasil observasi kegiatan guru dianalisis dengan cara sebagai berikut:

a. Menjumlah kegiatan yang diberi tanda centang baik yang

dilakukan maupun yang tidak dilakukan.

b. Menghitung prosentase kegiatan yang dilakukan dan yang tidak dilakukan.

c. Membandingkan dengan kriteria. d. Menyimpulkan.

2. Data Kegiatan Siswa Sebagai Partisipan

Hasil observasi kegiatan siswa sebagai partisipan dianalisis dengan cara sebagai berikut: a. Menjumlah kegiatan yang

dilakukan masing-masing kelompok.

b. Menghitung prosentase yang dilakukan.

c. Membandingkan dengan kriteria.

d. Menyimpulkan.

3. Data Kegiatan Siswa Sebagai Penyaji

Hasil observasi kegiatan siswa sebagai penyaji dianalisis dengan cara sebagai berikut:

a. Menjumlah kegiatan yang dilakukan masing-masing kelompok penyaji.

b. Menghitung prosentase yang dilakukan.

(9)

Wiwik Purwaningtyas: Meningkatkan Aktivitas Belajar Speaking Dengan Gambar Cerita Dan Presentasi Pada Siswa Kelas Xi Ipa 3 Sman, April 2014

107

d. Menyimpulkan.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Pra Tindakan

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Tindakan kelas siklus I dilakukan pada minggu ketiga bulan April tahun 2010 selama 2 jam pelajaran dalam tatap muka pertama. Dan bersamaan dengan dilakukannya tindakan kelas siklus I ini juga dilaksanakan observasi kegiatan guru, kegiatan siswa sebagai partisipan dan kegiatan siswa yang lain sebagai penyaji.

Observasi kegiatan guru dilakukan untuk melihat dan menyakinkan bahwa guru benar-benar telah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah direncanakan. Observasi terhadap siswa sebagai partisipan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran speaking, dan observasi kegiatan siswa sebagai penyaji untuk menyakinkan bahwa para siswa yang mendapatkan tugas presentasi benar-benar melaksanakannya. Berikut adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dalam siklus I.

Tabel : Hasil Kegiatan Guru Tindakan siklus I

No Kegiatan Guru Dilaksanakan

Ya Tidak

01 Memberi Salam √

02 Memeriksa kehadiran siswa √

03 Mengingatkan tugas yang sudah diberikan √

04 Meminta pendapat tentang ketertarikan siswa terhadap gambar yang diberikan

05 Memeriksa persiapan presentasi siswa √

06 Menjelaskan tata cara presentasi bergilir √

07 Memberi kesempatan I kepada kelompok yang siap untuk melakukan presentasi atau

√ 08 Menunjuk salah satu kelompok untuk melakukan presentasi √ 09 Membuat catatan saat kelompok melakukan presentasi √ 10 Memberikan kesempatan kepada partisipan untuk

memberikan komentar, kritikan, revisi atau pujian

√ 11 Memberikan respons terhadap komentar, kritikan, revisi,

dan pujian dari partisipan

√ 12 Memberi komentar, saran, atau pujian kepada penyaji √ 13 Mengumumkan nilai hasil presentasi masing-masing siswa √

(10)

Wiwik Purwaningtyas: Meningkatkan Aktivitas Belajar Speaking Dengan Gambar Cerita Dan Presentasi Pada Siswa Kelas Xi Ipa 3 Sman, April 2014

108

Berdasarkan data di atas guru telah melaksanakan seluruh langkah-langkah kegiatan pembelajaran

sesuai dengan skenario proses pembelajaran yang telah dibuat.

Tabel : Hasil Kegiatan Sebagai Partisipan dalam siklus I

No Kegiatan Partisipan

Presentasi

Kelompok 1 Kelompok 2

Ya % Tdk Ya % Tdk

01 Menyimak presentasi awal 45 100 0 42 93,33 3

02 Menyimak presentasi berikut 45 100 0 42 93,33 3

03 Menyimak presentasi akhir 45 100 0 40 88,88 5

04 Memberikan saran, komentar dan kritik

5 11,11 40 7 15,55 38

05 Meminta pendapat guru tentang hal yang diragukan

2 4,44 43 1 2,22 44

06 Meminta mendapatkan giliran dahulu

0 0 45 2 4,44 43

Berdasarkan tabel tersebut kegiatan partisipan dapat dikatakan bahwa : a. Pada penyaji kelompok 1, semua siswa memperhatikan presentasi teman mereka ( 100 % ), sedang pada penyajian kelompok kedua perhatian mereka sedikit menurun, rata-rata 91,80 %.

b. Jumlah siswa yang memberi saran, komentar dan kritikan setelah presentasi kelompok pertama dan kedua sedikit, yaitu rata-rata 13,27 %. Gejala ini masih baik, karena pada kenyataannya dan pada umumnya, hanya sedikit siswa, tak lebih dari 10 siswa atau sekitar 20 % yang berani melakukan hal ini.

c. Meminta pendapat guru tentang hal yang diragukan atau yang tidak diketahui adalah perilaku siswa yang tergolong superior, karena dia adalah siswa punya latar belakang pengetahuan itu sebelumnya, dan merasakan adanya perbedaan apa yang dia miliki dengan apa yang dia lihat atau dengar, sehingga kalau ada siswa yang berperilaku seperti ini, tentu hal ini merupakan hal sangat baik. Walaupun hanya ada 2 siswa dalam presentasi kelompok 1 dan 1 siswa dalam presentasi kelompok 2, atau rata-rata 3,33 %.

d. Meminta mendapatkan giliran terlebih dahulu merupakan perilaku

(11)

Wiwik Purwaningtyas: Meningkatkan Aktivitas Belajar Speaking Dengan Gambar Cerita Dan Presentasi Pada Siswa Kelas Xi Ipa 3 Sman, April 2014

109

yang terluji dalam pembelajaran, karena hal itu menunjukkan bahwa siswa selain sudah benar-benar siap presentasi, juga mereka memiliki

kemampuan yang bagus, walaupun siswa yang melakukan ini sedikit dengan rata-rata 2,22 %.

Tabel : Kegiatan Penyaji dari kelompok 1 dalam siklus I

No Kegiatan Penyaji Penyaji

1 2 3 4 5

01 Membuka presentasi √ - - - -

02 Membuka cerita √ √ √ √ √

03 Bercerita √ √ √ √ √

04 Menutup cerita bagiannya √ √ √ √ √

05 Menyerahkan giliran berikutnya √ √ √ √ √

06 Menutup presentasi - - - - √

Berdasarkan data tabel kegiatan penyaji dapat disebut bahwa semua penyaji aktif melakukan presentasi (100%). Penyaji pertama memang

harus membuka presentasi, sedang terakhir harus juga menutup presentasi.

Tabel : Kegiatan Penyaji dari kelompok 2 dalam siklus I

No Kegiatan Penyaji Penyaji

1 2 3 4 5

01 Membuka presentasi √ - - - -

02 Membuka cerita √ √ √ √ √

03 Bercerita √ √ √ √ √

04 Menutup cerita bagiannya √ √ √ √ √

05 Menyerahkan giliran berikutnya √ √ √ √ √

06 Menutup presentasi - - - - √

Berdasarkan data tabel kegiatan penyaji kelompok 2 dapat dikatakan bahwa semua penyaji aktif melakukan presentasi (100%). Penyaji pertama memang harus membuka presentasi, sedang terakhir harus juga menutup presentasi.

Sedangkan berdasarkan analisis data pada semua data di atas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Guru telah melaksanakan tindakan kelas dengan benar, karena apa yang dilakukan sesuai dengan skenario pembelajaran yang dirancang.

2. Semua siswa sebagai penyaji telah melaksanakan presentasi secara penuh. Ini berarti mereka sudah secara aktif ikut berpartisipasi sebagai penyaji.

(12)

Wiwik Purwaningtyas: Meningkatkan Aktivitas Belajar Speaking Dengan Gambar Cerita Dan Presentasi Pada Siswa Kelas Xi Ipa 3 Sman, April 2014

110

3. Dalam hal menyimak dan memperhatikan sajian, siswa sebagai partisipasi telah ikut berpartisipasi dengan sangat baik, karena saat penyaji kelompok I, semua memperhatikan dan menyimak presentasi (100 %). Sedangkan pada saat sajian kelompok 2 sebagian besar dari mereka telah juga aktif mengikuti sajian tersebut (94,18 %)

4. Dalam hal memberi saran, komentar dan kritik secara lisan, hanya ada sedikit siswa yang melakukannya, terbukti dari presentasi 1 hanya ada 5 siswa atau 11%, dan dari presentasi 2 hanya ada 7 siswa atau 15,55 %. Keadaan ini sebenarnya merupakan hal yang wajar terjadi, karena dalam kenyataannya memang hanya beberapa siswa saja yang mau berani melakukan hal ini.

5. Dalam hal meminta pendapat guru tentang hal yang diragukan, memang hanya ada beberapa siswa yang mau melakukannya. Hal ini tidak dapat dipaksakan kepada siswa, karena memang tidak banyak di benak mereka

pertanyaan yang sungguh-sungguh mereka tanyakan.

6. Meminta mendapatkan giliran terlebin dahulu adalah yang jarang terjadi, karena mereka yang meminta seperti ini adalah mereka yang memiliki minat, bakat, kemampuan, keberanian dan kesiapan yang tinggi. Dan hal inipun tidak dapat dipaksakan.

Dengan kata lain kesimpulan di atas dapat dikatakan bahwa partisipasi siswa sebagai penyaji dan partisipasi dalam hal menyimak dan memperhatikan presentasi yang berjalan sudah sangat bagus. Hanya ada satu yang perlu pencermatan lagi, yaitu butir kesimpulan nomor 4. sedangkan butir kesimpulan nomor 5 dan 6 tidak dapat diharapkan banyak, karena hal itu tidak dapat dipaksakan.

Mencermati butir 4 kesimpulan di atas tersebut, tumbuh pertanyaan di pikiran penulis tentang bagaimana lebih meningkatkan partisipasi siswa dalam hal memberikan komentar, kritikan dan saran atas presentasi yang dilakukan oleh teman-teman mereka. Untuk

(13)

Wiwik Purwaningtyas: Meningkatkan Aktivitas Belajar Speaking Dengan Gambar Cerita Dan Presentasi Pada Siswa Kelas Xi Ipa 3 Sman, April 2014

111

mengatasi masalah tersebut, penulis melakukan upaya, yaitu dengan memberikan format komentar, kritikan ataupun saran kepada siswa untuk diisi dan dikumpulkan kepada guru untuk mendapatkan nilai. Dan inilah perbuahan yang dilakukan dalam siklus II.

B. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Tindakan kelas siklus II dilakukan pada minggu ketiga bulan Mei

tahun 2008 selama 2 jam pelajaran dalam tahap muka kedua. Dan bersamaan dengan dilakukannya tindakan kelas siklus II ini juga dilaksanakan observasi kegiatan guru, kegiatan siswa sebagai partisipan dan kegiatan siswa yang lain sebagai penyaji. Berikut adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dalam siklus II.

Tabel: Kegiatan Guru Tindakan siklus II

No Kegiatan Guru Dilaksanakan

Ya Tidak

01 Memberi Salam √

02 Memeriksa kehadiran siswa √

03 Mengingatkan tugas yang sudah diberikan √

04 Meminta pendapat tentang ketertarikan siswa terhadap gambar yang diberikan

05 Memeriksa persiapan presentasi siswa √

06 Menjelaskan tata cara presentasi bergilir √

07 Memberi kesempatan I kepada kelompok yang siap untuk melakukan presentasi atau

√ 08 Menunjuk salah satu kelompok untuk melakukan presentasi √ 09 Membuat catatan saat kelompok melakukan presentasi √ 10 Memberikan kesempatan kepada partisipan untuk memberikan

komentar, kritikan, revisi atau pujian

√ 11 Memberikan respons terhadap komentar, kritikan, revisi, dan pujian

dari partisipan

√ 12 Memberi komentar, saran, atau pujian kepada penyaji √ 13 Mengumumkan nilai hasil presentasi masing-masing siswa √

(14)

Wiwik Purwaningtyas: Meningkatkan Aktivitas Belajar Speaking Dengan Gambar Cerita Dan Presentasi Pada Siswa Kelas Xi Ipa 3 Sman, April 2014

112

Berdasarkan data di atas guru telah melaksanakan seluruh langkah-langkah kegiatan pembelajaran

dengan baik sesuai dengan skenario proses pembelajaran yang telah dibuat.

Tabel : Kegiatan Partisipan dalam siklus II

No Kegiatan Partisipan

Presentasi

Kelompok 1 Kelompok 2

Ya % Tdk Ya % Tdk

01 Menyimak presentasi awal 45 100 0 42 93,33 3

02 Menyimak presentasi berikut 45 100 0 42 93,33 3

03 Menyimak presentasi akhir 45 100 0 40 88,88 5

04 Memberikan saran, komentar dan kritik

5 11,11 40 7 15,55 38

05 Meminta pendapat guru tentang hal yang diragukan

2 4,44 43 1 2,22 44

06 Meminta mendapatkan giliran dahulu

0 0 45 2 4,44 43

Berdasarkan tabel tersebut kegiatan partisipan dapat dikatakan bahwa :

1. Pada penyaji kelompok 3 dan 4, semua siswa memperhatikan presentasi teman mereka (100 %). 2. Jumlah siswa yang memberi saran, komentar dan kritikan setelah presentasi kelompok 3 dan 4 sedikit, , yaitu rata-rata 14,38 %. Gejala ini masih baik, karena pada kenyataannya dan pada umumnya, hanya sedikit siswa, tak lebih dari 10 siswa atau sekitar 20 % yang berani melakukan hal ini.

3. Semua siswa (100 %) memberi saran, komentar dan kritikan secara tulis dalam formasi yang disediakan setelah presentasi kelompok 3 dan 4. Hal ini

dilakukan oleh mereka karena tugas ini juga dinilai oleh guru. 4. Meminta pendapat guru tentang hal

yang diragukan atau yang tidak diketahui adalah perilaku siswa yang tergolong superior, karena dia adalah siswa punya latar belakang pengetahuan itu sebelumnya, dan merasakan adanya perbedaan apa yang dia miliki dengan apa yang dia lihat atau dengar, sehingga kalau ada siswa yang berperilaku seperti ini, tentu hal ini merupakan hal sangat baik. Walaupun hanya ada 2 siswa dalam presentasi kelompok 3 dan 3 siswa dalam presentasi kelompok 4 yang melakukan ini, atau hanya ada 5,55 % rata-rata.

(15)

Wiwik Purwaningtyas: Meningkatkan Aktivitas Belajar Speaking Dengan Gambar Cerita Dan Presentasi Pada Siswa Kelas Xi Ipa 3 Sman, April 2014

113

Dan hal ini tidak bisa dipaksakan kepada siswa.

5. Meminta mendapatkan giliran terlebih dahulu merupakan perilaku yang terluji dalam pembelajaran, karena hal itu menunjukkan bahwa siswa selain

sudah benar-benar siap presentasi, juga mereka memiliki kemampuan yang bagus, walaupun siswa yang melakukan ini sedikit dengan rata-rata 3,33 % Dan hal ini juga tidak bisa dipaksakan kepada siswa.

Tabel : Kegiatan Penyaji dari kelompok 3 dalam siklus II

No Kegiatan Penyaji Penyaji

1 2 3 4 5

01 Membuka presentasi √ - - - -

02 Membuka cerita √ √ √ √ √

03 Bercerita √ √ √ √ √

04 Menutup cerita bagiannya √ √ √ √ √

05 Menyerahkan giliran berikutnya √ √ √ √ √

06 Menutup presentasi - - - - √

Berdasarkan data tabel kegiatan penyaji kelompok 3 dapat dikatakan bahwa semua penyaji aktif melakukan presentasi (100%). Penyaji pertama

memang harus membuka presentasi, sedang terakhir harus juga menutup presentasi.

Tabel : Kegiatan Penyaji dari kelompok 4 dalam siklus II

No Kegiatan Penyaji Penyaji

1 2 3 4 5

01 Membuka presentasi √ - - - -

02 Membuka cerita √ √ √ √ √

03 Bercerita √ √ √ √ √

04 Menutup cerita bagiannya √ √ √ √ √

05 Menyerahkan giliran berikutnya √ √ √ √ √

06 Menutup presentasi - - - - √

Berdasarkan data tabel kegiatan penyaji kelompok 4 dapat dikatakan bahwa semua penyaji aktif melakukan presentasi (100%). Penyaji pertama memang harus membuka presentasi,

sedang terakhir harus juga menutup presentasi.

Jadi berdasarkan analisis data dari siklus I dan siklus II di atas, dapat disimpulkan bahwa :

(16)

Wiwik Purwaningtyas: Meningkatkan Aktivitas Belajar Speaking Dengan Gambar Cerita Dan Presentasi Pada Siswa Kelas Xi Ipa 3 Sman, April 2014

114

1. Guru telah melaksanakan tindakan kelas dengan benar, karena apa yang dilakukan sesuai dengan skenario pembelajaran yang dirancang.

2. Semua siswa sebagai penyaji telah melaksanakan presentasi secara penuh. Ini berarti mereka sudah secara aktif ikut berpartisipasi sebagai penyaji. 3. Dalam hal menyimak dan

memperhatikan sajian, siswa sebagai partisipasi telah ikut berpartisipasi dengan sangat baik, karena saat penyaji kelompok I, semua memperhatikan dan menyimak presentasi (100 %). Sedangkan pada saat sajian kelompok 2 sebagian besar dari mereka telah juga aktif mengikuti sajian tersebut (92,80 %) dan para waktu sajian kelompok 3 dan 4 pada siklus II, mereka 100 % menyimak dan memperhatikan presentasi tersebut. 4. Dalam hal memberi saran, komentar

dan kritik secara lisan, hanya ada sedikit siswa yang melakukannya, terbukti dari presentasi 1 hanya ada 5 siswa atau 11%, dan dari presentasi 2 hanya ada 7 siswa atau 15,55 %. Presentasi 3 dalam siklus II hanya ada 5 siswa atau 11 % dan presentasi 4 juga siklus II hanya ada 8 siswa atau 17,77 %.

5. Keadaan ini sebenarnya merupakan hal yang wajar terjadi, karena dalam kenyataannya memang hanya beberapa siswa saja yang mau dan berani melakukan hal ini. Namun keadaan ini dapat diupayakan dengan cara mengaruskan mereka menuliskan komentar, kritikan ataupun saran pada format yang telah disipakan dan akan dinilai.

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan pada pelaksanaan tindakan kelas siklus I dan siklus II dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kegiatan menyimak dan memperhatikan presentasi kelompok dilakukan sebagian besar siswa, yaitu rata-rata kegiatan menyimak dan memperhatikan pada siklus 91,80 % dan rata-rata kegiatan menyimak dan memperhatikan pada siklus II 100% atau rata-rata keseluruhan 95,90 %. 2. Saran, komentar dan kritikan secara

lisan hanya diberikan oleh sebagian siswa atau sekitar 13,87 % dari jumlah seluruh siswa. Dan untuk meningkatkan peran ini, dilakukan perbuahan tindakan, yaitu saran,

(17)

Wiwik Purwaningtyas: Meningkatkan Aktivitas Belajar Speaking Dengan Gambar Cerita Dan Presentasi Pada Siswa Kelas Xi Ipa 3 Sman, April 2014

115

komentar dan kritikan disampaikan secara tulis dan hasilnya ada pada butir berikut.

3. Saran, komentar dan kritikan secara tulis dilakukan oleh seluruh siswa pada siklus II. Ini berarti semua siswa berperan serta dalam pembelajaran. 4. Hasil belajar siswa selama mengikuti

pelaksanaan tindakan kelas ini baik. B. Saran-saran

Dengan mencermati hasil penelitian ini, dapatlah disampaikan saran-saran khususnya kepada guru sebagai berikut :

1. Ciptakan suasana pembelajaran yang selain mencerdaskan, juga menarik dan menantang siswa. 2. Upayakan untuk meningkatkan

partisipasi siswa dengan memberikan tugas-tugas wajib yang menarik. Tugas-tugas tersebut nantinya harus dinilai.

3. Gunakan media dan teknik pembelajaran yang tepat agar partisipasi mereka dalam pembelajaran juga meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, English III AAC Language System. Philips

Bygate, Martin. 1987. Speaking. Hong Kong : Oxford University Press

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004

Standar Kompetensi

Bahasa Inggris SMA/MA. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jatim. 2005. Modul : Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Surabaya.

Herawati Susilo. Dkk. 2001.

Penggunaan Media

Lingkungan Sekolah untuk Meningkatkan

Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Konsep Keanekaragaman Hayati. Malang: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang. Ibrahim. Dkk. 1999. Media

Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri Malang. Kistono. AR. Dkk. 2004. Materi

Pendidikan dan Pelatihan Guru Bahasa Inggris SMA. Jawa Timur : LPMP.

Radyastuti Winarno, dkk. 2000. Draft : Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang : Dewan Riset Nasional.

Suharsimi Arikunto. 2005. Materi Diklat: Penelitian Tindakan

Kelas. Departemen

Gambar

Tabel : Hasil Kegiatan Guru Tindakan siklus I
Tabel : Hasil Kegiatan Sebagai Partisipan dalam siklus I
Tabel : Kegiatan Penyaji dari kelompok 1 dalam siklus I
Tabel : Kegiatan Partisipan dalam siklus II
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat didiskusikan pula bahwa salah satu keterbatasan dalam penelitian ini sampel yang digunakan secara tidak

Kekuasaan kehakiman yang merdeka, dalam tinjauan politik hukum, dengan mengacu pada pasal tersebut di atas dilakukan pada dua lapisan, yaitu, pertama, hakim sebagai aparat

Pada masa itu jumlah haji dari Indonesia memang sangat besar karena beberapa tahun sebelumnya orang Indonesia tidak bisa naik haji sama sekali. Setelah Sultan Turki

Berdasarkan data biaya pengelolaan jalan tahun 2011 dan 2012, jenis tindakan penanganan dapat dikategorikan sebagaimana pada Tabel 10. Pada Ta- bel 10 dapat dilihat bahwa tahun

dengan melakukan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada. kompetensi dasar melakukan proses fermentasi dan enzimatis pada

Pembagian pajak dapat dilakukan berdasarkan golongan, wewenang, pemungutan, maupun sifatnya (Suandy, 2002). Adapun penjelasannya sebagai berikut. Pembagian pajak berdasarkan

Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan sehingga

Praktik Pengalaman Lapangan atau Magang III dilaksanakan mulai tanggal 18 Juli sampai dengan 15 September 2016. Praktik Pengalaman Lapangan ini dilaksanakan di SD