• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KELOMPOK. Landasan Historis Pendidikan Indonesia dan Landasan Yuridis Pendidikan Indonesia. Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH KELOMPOK. Landasan Historis Pendidikan Indonesia dan Landasan Yuridis Pendidikan Indonesia. Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KELOMPOK

Landasan Historis Pendidikan Indonesia dan Landasan Yuridis Pendidikan Indonesia Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

Dosen Pembimbing: Taufik Muhtarom, M.Pd

DISUSUN OLEH:

1. LEGIYEM (14144600206) 2. SUTARNI (14144600185) 3. OKTA RINA DWI SS (14144600205) 4. M NURUL SAEFUL (14144600201)

KELAS : A5-14

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas PGRI Yogyakarta

Tahun Ajaran 2014/2015

(2)

1

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr Wb

Puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas untuk membuat makalah Pengantar Pendidikan yang berjudul “Landasan Historis Pendidikan Indonesia dan Landasan Yuridis Pendidikan Indonesia”.Tujuan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pengantar Pendidikan.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari mempunyai banyak kekurangan oleh sebab itu bantuan dan dorongan telah kami terima dari semua pihak. Oleh karena itu tiada lupa kami dengan kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada:

1. Taufik Muhtarom, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pengantar Pendidikan. 2.Teman-teman kami yang telah membantu penyususan makalah ini.

Kami mohon maaf jika terdapat kekurangsempurnaan dalam penyusunan laporan praktikum ini,hal ini karena keterbatasan kami. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca semua.

Amin.

Wassalamua‟alaikum Wr Wb.

Yogyakarta, 14 September 2014

(3)

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 1 DAFTAR ISI ... 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 3 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Makalah ... 3 BAB II PEMBAHASAN A. Landasan Historis Pendidikan Indonesia... ... 4

1. Pada Zaman Purba...4

2. Pada Zaman Hindu-Bhuda...4

3. Pada Zaman Islam...5

4. Pada Zaman Portugis dan Spanyol...6

5. Pada Zaman Belanda...6

6. Pada Zaman Jepang...6

7. Pada Zaman Orde Lama...7

8. Pada Zaman Orde Baru ...7

9. Pada Zaman Reformasi (Sekarang)...8

B. Landasan Yuridis Pendidikan Indonesia...9

C.BABIII PENUTUP A. KESIMPULAN ... 14

B. SARAN ... 14

(4)

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan nasional Indonesia dewasa ini terpaut dengan praktik-praktik pendidikan pada masa lalu, dan sekaligus mengarah ke masa depan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang telah ditetapkan. Terdapat berbagai pengetahuan dan nilai sejarah dalam praktik pendidikan bangsa kita di masa lalu, yang dapat kita ambil hikmahnya demi pembangunan pendidikan di masa sekarang dan di masa depan. Namun pendidikan Indonesia saat ini jauh lebih sempurna. Dan terkadang menyeleweng dari landasan hukum pendidikan indonesia dan pendidikan indonesia belum spenuhnya merata. Padahal banyak anak-anak indonesia yang cerdas dan pandai mengiginkan bisa mengenyam pendidikan. Maka dari itu makalah ini membahas tentang landasan historis dan landasan yuridis pendidikan Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah landasan historis pendidikan indonesia? 2. Apa saja landasan yuridis pendidikan indonesia?

C. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah agar setiap mahasiswa dapat mengerti dan memahami landasan historis dan landasan yuridis pendidikan indonesia. Dan harapannya makalah ini dapat bermanfaat untuk semua kalangan dikemudian hari.

(5)

4

BAB II

ISI

1. LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN INDONESIA

A. Pada Zaman Purba

Tujuan pendidikan pada zaman ini adalah agar generasi muda dapat mencari nafkah, membela diri, hidup bermasyarakat, taat terhadap adat dan terhadap nilai-nilai religi (kepercayaan) yang mereka yakini. Karena kebudayaan masyarakat masih bersahaja, pada zaman ini belum ada lembaga pendidikan formal (sekolah). Pendidikan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga dan dalam kehidupan keseharian masyarakat yang alamiah.

Kurikulum pendidikannya meliputi pengetahuan, sikap dan nilai mengenai kepercayaan melalui upacara-upacara keagamaan dalam rangka menyembah nenek moyang, pendidikan keterampilan mencari nafkah (khususnya bagi anak laki-laki) dan pendidikan hidup bermasyarakat serta bergotong royong melalui kehidupan riil dalam masyarakatnya. Pendidiknya terutama adalah para orangtua (ayah dan ibu), dan secara tidak langsung adalah para orang dewasa di dalam masyarakatnya. Sekalipun ada yang belajar kepada empu, apakah kepada pandai besi atau kepada dukun jumlahnya sangat terbatas, utamanya adalah anak-anak mereka sendiri.

B. Pada Zaman Hindu Budha

Hinduisme and Budhisme datang ke Indonesia sekitar abad ke-5. Hinduisme dan Budhisme merupakan dua agama yang berbeda, namun di Indonesia keduanya memiliki kecenderungan sinkretisme, yaitu keyakinan mempersatukan figur Syiwa dengan Budha sebagai satu sumber Yang Maha Tinggi. Motto pada lambang Negara Indonesia yaituBhinneka Tunggal Ika , secara etimologis berasal dari keyakinan tersebut (Mudyahardja, 2008: 215)

Kurikulum pendidikannya meliputi agama, bahasa sansekerta termasuk membaca dan menulis (huruf Palawa), kesusasteraan, keterampilan memahat atau membuat candi, dan bela diri (ilmu berperang). Sesuai dengan jenis lembaga

(6)

5

pendidikannya (perguruan), maka metode atau cara-cara pendidikannya pun adalah “Sistem Guru Kula”. Dalam sistem ini murid tinggal bersama guru di rumah guru atau asrama, murid mengabdi dan sekaligus belajar kepada guru.

Pada zaman berkembangnya agama Budha yang berpusat di Kerajaan Sriwijaya (di Palembang), telah terdapat “Perguruan Tinggi Budha”. Selain dari dalam negeri sendiri, murid-muridnya juga berasal dari Tiongkok, Jepang, dan Indocina. Darmapala sangat terkenal sebagai maha guru Budha. Perguruan-perguruan Budha menyebar ke seluruh wilayah kekuasaan Sriwijaya. Mungkin sekali candi Borobudur, Mendut, dan Kalasan merupakan pusat-pusat pendidikan agama Budha. (Suhendi, dkk, 1991).

C. Pada Zaman Islam (Tradisional)

Islam mulai masuk ke Indonesia pada akhir abad ke-13 dan mencakup sebagian besar Nusantara pada abad ke-16. Perkembangan pendidikan Islam di Indonesia sejalan dengan perkembangan penyebaran Islam di Nusantara, baik sebagai agama maupun sebagai arus kebudayaan tersebut (Mudyahardja, 2008:221). Pendidikan Islam pada zaman ini disebut Pendidikan Islam Tradisional.

Tujuan pendidikan pada zaman kerajaan Islam diarahkan agar manusia bertaqwa kepada Allah S.W.T., sehingga mencapai keselamatan di dunia dan akhirat melalui “iman, ilmu dan amal”. Selain berlangsung di dalam keluarga, pendidikan berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan lainnya, seperti: di langgar-langgar, mesjid, dan pesantren. Lembaga perguruan atau pesantren yang sudah ada sejak zaman Hindu- Budha dilanjutkan oleh para wali, ustadz, dan atau ulama Islam.

Kurikulum pendidikannya tidak tertulis (tidak ada kurikulum formal). Pendidikan berisi tentang tauhid (pendidikan keimanan terhadap Allah S.W.T.), Al-Qur‟an, hadist, fikih, bahasa Arab termasuk membaca dan menulis huruf Arab.

Metode atau cara-cara pendidikan. Pendidikan dilakukan dengan metode yang bervariasi, tergantung dengan sifat materi pendidikan, tujuan, dan peserta didiknya. Contoh metode yang sering digunakan adalah: ceramah atau tabligh (wetonan) untuk menyampaikan materi ajar bagi orang banyak (belajar bersama) biasanya dilakukan di masjid, mengaji Al-Qur‟an, sorogan (cara-cara belajar individual), nadoman atau lantunan lagu. Selain itu dilakukan pula melalui media

(7)

6

dan cerita-cerita yang telah digunakan para pandita Hindu-Budha, hanya saja isi ajarannya diganti dengan ajaran yang Islami.

D. Pada Zaman Portugis dan Spanyol ( Nasrani dan Katolik)

Pengaruh bangsa Portugis dalam bidang pendidikan utamanya berkenaan dengan penyebaran agama Katholik. Demi kepentingan tersebut, tahun 1536 mereka mendirikan sekolah (Seminarie) di Ternate, selain itu didirikan pula di Solor.

Kurikulum pendidikannya berisi pendidikan agama Katolik, ditambah pelajaranmembaca, menulis dan berhitung. Pendidikan diberikan bagi anak-anak masyarakat terkemuka. Pendidikan yang lebih tinggi diselenggarakan di Gowa, pusat kekuasaan Portugis di Asia. Pemuda-pemuda yang berbakat dikirim ke sana untuk dididik. Pada tahun 1546, di Ambon telah ada tujuh kampung yang penduduknya memeluk agama Nasrani Katolik.

E. Pada Zaman Balanda

Kurikulum pendidikannya berisi pelajaran agama Protestan, membaca dan menulis. Kurikulum pendidikan belum bersifat formal (belum tertulis), dan lama pendidikannya pun tidak ditentukan dengan pasti. Murid-muridnya berasal dari anakanak pegawai, sedangkan anak-anak rakyat jelata tidak diberi kesempatan untuk sekolah. Pada awalnya yang menjadi guru adalah orang Belanda, kemudian digantikan oleh penduduk pribumi, yaitu mereka yang sebelumnya telah dididik di Belanda.

F. Pada Zaman Jepang

Di bidang pendidikan, Jepang telah menghapus dualisme pendidikan dari penjajah Belanda dan menggantikannya dengan pendidikan yang sama bagi semua orang. Selain itu, pemakaian bahasa Indonesia secara luas diinstruksikan oleh Jepang untuk di pakai di lembaga-lembaga pendidikan, di kantor-kantor, dan dalam pergaulan sehari-hari. Hal ini mempermudah bangsa Indonesia untuk merealisasi Indonesia merdeka.

(8)

7 G. Pada Zaman Orde Lama

Pendidikan Nasional zaman „Orde Lama‟ adalah pendidikan yang dapat membangun bangsa agar mandiri sehingga dapat menyelesaikan revolusinya baik di dalam maupun di luar; pendidikan yang secara spiritual membina bangsa yang ber-Pancasila dan melaksanakan UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Kepribadian Indonesia, dan merealisasikan ketiga kerangka tujuan Revolusi Indonesia sesuai dengan Manipol yaitu membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia berwilayah dari Sabang sampai Merauke, menyelenggarakan masyarakat Sosialis Indonesia yang adil dan makmur, lahir-batin, melenyapkan kolonialisme, mengusahakan dunia baru, tanpa penjajahan, penindasan dan penghisapan, ke arah perdamaian, persahabatan nasional yang sejati dan abadi (Mudyahardjo, 2008: 403).

H. Pada Zaman Orde Baru

Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam sekolah dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumahtangga, sekolah dan masyarakat(Ibid.: 422, 433). Pendidikan pada masa memungkinkan adanya penghayatan dan pengamalam Pancasila secara meluas di masyarakat, tidak hanya di dalam sekolah sebagai mata pelajaran di setiap jenjang pendidikan (ibid.: 434).

Di samping itu, dikembangkan kebijakan link and match di bidang pendidikan. Konsep keterkaitan dan kepadanan ini dijadikan strategi operasional dalam meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan pasar (Pidarta, 2008: 137-38). Inovasi-inovasi pendidikan juga dilakukan untuk mencapai sasaran pendidikan yang diinginkan. Sistem pendidikannya adalah sentralisasi dengan berpusat pada pemerintah pusat.

(9)

8 I. Pada Zaman Reformasi

Dalam bidang pendidikan ada perubahan-perubahan dengan munculnya Undang-Undang Pendidikan yang baru dan mengubah system pendidikan sentralisasi menjadi desentralisasi, di samping itu kesejahteraan tenaga kependidikan perlahan-lahan meningkat. Hal ini memicu peningkatan kualitas profesional mereka. Instrumen-instrumen untuk mewujudkan desentralisasi pendidikan juga diupayakan, misalnya MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), Life Skills (Lima Ketrampilan Hidup), dan TQM (Total Quality Management) (Moh Suardi, 2012: 69).

PENDIDIKAN YANG DISELENGGARAKAN KAUM PERGERAKAN KEBANGSAAN (PERGERAKAN NASIONAL)

a. R.A. Kartini

b. Rd. Dewi Sartika

c. Rohana Kuddus

d. Budi Utomo

e. Muhammadiyah

f. Perkumpulan Putri Mardika

g. Trikoro Dharmo

h. Perguruan Taman Siswa

i. Ksatrian Institut

j. Nahtadul Ulama (NU)

(10)

9

2. Landasan Yuridis (Hukum) Pendidikan Indonesia

Setiap negara memiliki peraturan perundang-undangan sendiri. Landasan yuridis pendidikan Indonesia juga mempunyai seperangkat peraturan perundang-undangan yang menjadi titik tolak sistem pendidikan di Indonesia, yang meliputi :

 Pembukaan UUD 1945

 UUD 1945 sebagai Landasan Yuridis Pendidikan Indonesia.

 Pancasila sebagai Landasan Idiil Sistem Pendidikan Indonesia.

 Ketetapan MPR sebagai Landasan Yuridis Pendidikan Nasional

 Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah sebagai Landasan Yuridis Pendidikan Nasional

 Keputusan Presiden sebagai Landasan Yuridis Pelaksanaan Pendidikan Nasional

 Keputusan Menteri sebagai Landasan Yuridis Pelaksanaan Pendidikan Nasional (http://rahmawatiindahlestari.wordpress.com).

Undang-Undang Pendidikan

1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

Pada Pembukaan UUD 1945 yang menjadi landasan hukum pendidikan terdapat pada Alinea Keempat.

2. Pendidikan Menurut Undang Undang Dasar 1945

Undang – Undang Dasar 1945 adalah merupakan hukum tertinggi di Indonesia. Pasal-pasal yang berkaitan dengan pendidikan Bab XIII yaitu pasal 31 dan pasal 32. Pasal 31 ayat 1 berisi tentang hak setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan, sedangkan pasal 31 ayat 2-5 berisi tentang kewajiban negara dalam pendidikan. Pasal 32 berisi tendang kebudayaan. Kebudayaan dan pendidikan adalah dua unsur yang saling mendukung satu sama lain.

(11)

10

3. Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang undang ini selain memuat pembaharuan visi dan misi pendidikan nasional, juga terdiri dari 77 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum(istilah-istilah terkait dalam dunia pendidikan), dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional, prinsip penyelenggaraan pendidikan, hak dan kewajiban warga negara, orang tua dan masyarakat, peserta didik, jalur jenjang dan jenis pendidikan, bahasa pengantar, setándar nasional pendidikan, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan, pendanaan pendidikan, pengelolaan pendidikan, peran serta masyarakat dalam pendidikan, evaluasi akreditasi dan sertifikasi, pendirian satuan pendidikan, penyelenggaraan pendidikan oleh lembaga negara lain, pengawasan, ketentuan pidana, ketentuan peralihan dan ketentuan penutup.

Sebagai Induk peraturan perundang undangan pendidikan mengatur pedidikan pada umumnya, artinya yang bertalian dengan pendidikan, mulai dari pra- sekolah sampai dengan perguruan tinggi.

Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan undang –undang Dasar 1945(pasal 1 ayat 2 dan 7).

Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam penyelenggaraan pendidikan (Pasal 1 ayat 7). Pada dasarnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah (pasal 21 ayat 1, butir 1). Setiap warga negara berhak atas kesempatan yang seluas luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh pengetahuan, kemampuan dan keterampilan tamatan pendidikan dasar (pasal 6).

Menurut UURI NO. 20 tahun 2003 bahwa teori – teori pendidikan dan praktek – praktek pendidikan yang diterapkan di Indonesia haruslah berakar pada kebudayaan Indonesia. Merupakan kewajiban para pakar pendidikan untuk memikirkan teori dan praktek pendidikan yang berakar pada budaya bangsa sendiri. Program wajib belajar untuk memberikan kesempatan bagi warga negara untuk belajar minimal setara tamatan SLTP sederajat, tanpa membedakan jenis kelamin, agama, ras, suku, kedudukan sosial dan tingkat kemampuan ekonomi.

(12)

11

4. Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Undang undang ini memuat 84 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum(istilah-istilah dalam undang-undang ini), kedudukan fungsi dan tujuan , prinsip profesionalitas, seluruh peraturan tentang guru dan dosen dari kualifikasi akademik, hak dan kewajiban sampai organisasi profesi dan kode etik, sanksi bagi guru dan dosen yang tidak menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya, ketentuan peralihan dan ketentuan penutup.

5. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional Undang-undang ini memuat 59 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum (istilah-istilah dalam undang-undang ini), kedudukan fungsi dan tujuan , hak-hak warga negara untuk memperoleh pendidikan, satuan jalur dan jenis pendidikan, jenjang pendidikan, peserta didik, tenaga kependidikan, sumber daya pendidikan, kurikulum, hari belajar dan libur sekolah, bahasa pengantar, penilaian, peran serta masyarakat, badan pertimbangan pendidikan nasional, pengelolaan, pengawasan, ketentuan lain-lain, ketentuan pidana, ketentuan peralihan dan ketentuan penutup.

6. Undang-Undang yang berkaitan dengan kependidikan :

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

c. PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidik

d. Permendiknas No.5 tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan tahun 2006,termasuk pemberian Block Grant/Subsidi Sekolah

e. Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

f. Permendiknas No.23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

(13)

12

g. Permendiknas No.24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Mendiknas No.22 tahun 2006 dan Peraturan Mendiknas No.23 tahun 2006

7. Yang berhubungan dengan Peraturan Kepegawaian

a. PP No.47 tahun 2005 tentang PNS yang menduduki Jabatan Rangkap. b. PP No.48 tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi CPNS c. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara No.21 tahun 2005 tentang

Pedoman Pendataan dan Pengolahan tenaga Honorer

8. Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan sebagai berikut : a. PP Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah. b. PP Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar. c. PP Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah. d. PP Nomor 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi.

9. Peraturan Pendidikan

 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

 Peraturan Menteri No. 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan

 Peraturan Menteri No. 24 Tahun 2006 Tentang Pelaksana Peraturan Menteri No. 22 dan No. 23

 Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Kepala Sekolah

 Peraturan Menteri Nomor 16 Tahun 2007 dan Nomor 32 Tahun 2008 Tentang Guru

 Peraturan Menteri Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan

 Peraturan Menteri Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian

 Peraturan Menteri Nomor 24 Tahun 2007 dan Permen Nomor 33 Tahun 2008 tentang Standar Sarana Prasarana.

 Peraturan Menteri Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses

 Peraturan Menteri Nomor 47 Tahun 2008 Tentang Standar Isi

 Peraturan Menteri Nomor 24 Tahun 2008 Tentang TU

 Peraturan Menteri Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Perpustakaan

 Peraturan Menteri Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Laboratorium

 Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kesiswaan

(14)

13

 Keputusan Menteri No. 34/ U/03 Tentang Pengangkatan Guru Bantu

 Peraturan Menteri No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

 Peraturan Menteri No. 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan  Peraturan Menteri No. 24 Tahun 2006 Tentang Pelaksana Peraturan Menteri No.

22 dan No. 23

 Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Kepala Sekolah

 Peraturan Menteri Nomor 16 Tahun 2007 dan Nomor 32 Tahun 2008 Tentang Guru

 Peraturan Menteri Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan  Peraturan Menteri Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian

 Peraturan Menteri Nomor 24 Tahun 2007 dan Permen Nomor 33 Tahun 2008 tentang Standar Sarana Prasarana

 Peraturan Menteri Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses  Peraturan Menteri Nomor 47 Tahun 2008 Tentang Standar Isi  Peraturan Menteri Nomor 24 Tahun 2008 Tentang TU

 Peraturan Menteri Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Perpustakaan  Peraturan Menteri Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Laboratorium  Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kesiswaan

 Keputusan Menteri No. 3 Tahun 2003 Tentang Tunjangan Tenaga Kependidikan.  Keputusan Menteri No. 34/ U/03 Tentang Pengangkatan Guru Bantu.

(15)

14

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

Landasan pendidikan Indonesia dibagi menjadi dua yaitu landasan historis dan landasan yuridis. Landasan historis dimulai dari pada zaman purba yang tujuannya dapat mencari nafkah, membela diri, hidup bermasyarakat, taat terhadap adat dan terhadap nilai-nilai religi (kepercayaan) yang mereka yakini. Sedangkan kurikulumnya pengetahuan, sikap dan nilai kepercayaan. Pada zaman Hindu-Budha kurikulum pendidikannya yaitu agama, bahasa sansekerta termasuk membaca dan menulis (huruf Palawa), kesusasteraan, keterampilan memahat atau membuat candi, dan bela diri (ilmu berperang). Pada zaman islam tujuan pendidikannya yaitu diarahkan agar manusia bertaqwa kepada Allah S.W.T., sehingga mencapai keselamatan di dunia dan akhirat melalui “iman, ilmu dan amal”. Kurikulum pendidikannya tidak tertulis (tidak ada kurikulum formal). Pendidikan berisi tentang tauhid (pendidikan keimanan terhadap Allah S.W.T.), Al-Qur‟an, hadist, fikih, bahasa Arab termasuk membaca dan menulis huruf Arab.

Pada zaman Portugis dan Spanyol kurikulum pendidikannya berisi pendidikan agama Katolik, ditambah pelajaranmembaca, menulis dan berhitung. Pada zaman Belanda Kurikulum pendidikannya berisi pelajaran agama Protestan, membaca dan menulis. Pada zaman Jepang, Jepang telah menghapus dualisme pendidikan dari penjajah Belanda dan menggantikannya dengan pendidikan yang sama bagi semua orang. Pendidikan Nasional zaman „Orde Lama‟ adalah pendidikan yang dapat membangun bangsa agar mandiri sehingga dapat menyelesaikan revolusinya. Pada zaman Orde baru dikembangkannya kebijakan link and match di bidang pendidikan. Pada zaman reformasi mengubah system pendidikan sentralisasi menjadi desentralisasi. Sedangkan landasan yuridis dimulai dari Pembukaaan UUD 1945 hingga Peraturan Mentri.

B. SARAN

Dengan penyusunan makalah ini, penulis berharap pengetahuan mengenai landasan historis pendidikan Indonesia dan landasan yuridis pendidikan Indonesia dapat dipelajari oleh semua mahasiswa supaya setiap mahasiswa mengetahui landasan pendidikan Indonesia.

(16)

15

DAFTAR PUSTAKA

http://englishclass-b.blogspot.com/2013/12/dasar-hukum-pendidikan-di-indonesia.html (Rabu,11:20) http://rahmawatiindahlestari.wordpress.com/semester-1/lkpp/landasan-hukum-pendidikan/ (Rabu,12:00) http://suryapuspita.wordpress.com/2012/03/26/landasan-hukum-pendidikan/(Rabu, 11:30) http://akhmad-sugianto.blogspot.com/2013/09/landasan-historis-pendidikan.html(Rabu,11:50)

Suardi, Moh. 2012. Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Indeks Suhendi, Idit. 1997. Dasar-Dasar Historis dan Sosiologis Pendidikan. dalam Dasar-Dasar Kependidikan. IKIP Bandung.

Mudyahardjo, Redja. 2008. Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal tentang Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di indonesia. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Pidarta, Made. 2007. Landasan Pendidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya undang-undang no.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang mengatur kegiatan pendidikan nasional, undang-undang guru dan dosen tentang adanya sertifikasi

Berdasarkan Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003 pasal 57 ayat 1 disebutkan bahwa “Evaluasi pendidikan dilakukan dalam

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, terutama pada pasal 3, menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

• DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DINYATAKAN BAHWA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH ADALAH JENIS PENDIDIKAN FORMAL UNTUK

Dalam penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 15 dijelaskan bahwa pendidikan umum merupakan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2014-2016, Anies Baswedan dalam pidatonya memperingati Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2016 mengungkapkan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 39 tentang Sistem Pendidikan Nasional.. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 2 tentang Pendanaan