• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

KATA SAMBUTAN

P

asca tahun 2015, seluruh negara anggota UNESCO menyepakati tujuan pendidikan global, yaitu “memastikan pendidikan yang inklusif, adil dan bermutu, serta mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua”. Tujuan tersebut untuk menyelesaikan agenda Pendidikan Untuk Semua (PUS) dan Millenium Development Goals (MDGs), serta menjawab sebagai tantangan nasional. Kesepakatan yang dibuat ini lebih dikenal dengan “Agenda Pendidikan 2030”

Agenda Pendidikan 2030 disusun berdasarkan prinsip bahwa pendidikan merupakan komoditi masyarakat, hak azasi manusia, dan dasar penjaminan hak-hak lainnya. Secara lebih tegas, Agenda Pendidikan 2030 memuat komitmen untuk mendukung kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua, pada seluruh lingkungan dan tingkat pendidikan. Hal ini termasuk penjaminan kepastian bagi semua remaja dan orang dewasa, terutama anak perempuan untuk memperoleh tingkat keterampilan keaksaraan, serta memberikan mereka berbagai kesempatan pembelajaran, pendidikan dan pelatihan.

Sejalan dengan Agenda Pendidikan 2030, layanan pendidikan masyarakat memegang peran strategis dan penting. Hal ini disebabkan karena secara nasional masih terdapat sebesar 3,86% atau 6.165.404 penduduk usia 15-69 tahun buta aksara, dua pertiga di antaranya adalah perempuan (PDSP, Kemdikbud, 2014)

Agar dapat menjangkau seluruh sasaran tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat berupaya memperluas sekaligus meningkatkan mutu pendidikan masyarakat melalui keragaman layanan program, seperti pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan orang dewasa, dan pendidikan berkelanjutan yang terintegrasi dengan pendidikan kecakapan hidup, peningkatan minat dan budaya baca, pemberdayaan perempuan, pendidikan keluarga, pengarusutamaan gender bidang pendidikan, dan penataan kelembagaan.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat

Dalam rangka pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan keaksaraan dan kesetaraan maka perlu dirumuskan norma, standar, prosedur, kriteria (NSPK) dalam bentuk panduan, petunjuk teknis, bahan ajar, dan perangkat dan penilaian sebagai acuan di lapangan.

Saya menyambut baik diterbitkannya norma, standar, prosedur, kriteria (NSPK) dalam bentuk panduan, petunjuk teknis, bahan ajar, perangkat pembelajaran dan penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri, sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pendidikan orang dewasa dengan meningkatkan kualitas layanan pendidikan masyarakat.

Jakarta, Oktober 2015 Direktur Jenderal

Ir. Harris Iskandar, Ph.D. NIP. 196204291986011001

(4)

P

enilaian pendidikan keaksaraan usaha mandiri merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisa, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik bagi peserta didik pendidikan keaksaraan usaha mandiri yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian meliputi penilaian awal, proses, dan akhir program. Penilaian dalam pendidikan keaksaraan usaha mandiri bertujuan untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik, baik pada ranah sikap, pengetahuan, maupun keterampilan dalam membaca, menulis, berhitung, serta keterampilan berusaha yang dikomunikasikan dalam bahasa Indonesia.

Dalam rangka penjaminan mutu pendidikan keaksaraan usaha mandiri maka perlu dirumuskan norma, standar, prosedur, kriteria (NSPK) dalam bentuk panduan penilaian pendidikan keaksaraan usaha mandiri. Panduan ini terdiri dari 4 (empat) bab yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Penilaian Akhir dan Tim Pelaksana Penilaian Akhir Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri, Bab III Mekanisme Penerbitan Surat Keterangan Melek Aksara Lanjutan, dan Bab IV Penutup, serta lampiran pendukung.

Kami berharap panduan yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini dapat menjadi pedoman bagi para pelaku pendidikan keaksaraan di lapangan dalam rangka penjaminan mutu lulusan pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

Kami memberikan penghargaan kepada semua pihak yang telah menyusun panduan ini, untuk mendukung penyelenggaraan penilaian pendidikan keaksaraan yang lebih berkualitas. Semoga panduan yang telah disusun dengan kesungguhan dan keikhlasan ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua, Amin.

Jakarta, Oktober 2015 Direktur

Dr. Erman Syamsuddin NIP 195703041993031015

KATA PENGANTAR

Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan

DAFTAR ISI

Kata Sambutan ... ii Kata Pengantar ... iv Daftar Isi ... v BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Dasar Hukum ... 2

C. Tujuan, Manfaat, Hasil, dan Dampak ... 2

D. Pengertian ... 3

BAB II PENILAIAN AKHIR DAN TIM PELAKSANA PENILAIAN AKHIR PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI... 4

A. Deskripsi Penilaian ... 4

B. Aspek Penilaian ... 6

C. Tim Pelaksana Penilaian Akhir ... 10

D. Jenis-Jenis Penilaian ... 11

BAB III MEKANISME PENERBITAN SURAT KETERANGAN MELEK AKSARA LANJUTAN ... 25

A. Kriteria Kelulusan ... 25

B. Prosedur dan Mekanisme Penerbitan SUKMA-Lanjutan ... 25

C. TindakLanjut ... 29

BAB IV PENUTUP ... 30

(5)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Contoh Rencana Pelaksanaan Penilaian Akhir KUM ... 32

Lampiran 2. Contoh Format Berita Acara Pelaksanaan Penilaian Akhir KUM ... 33

Lampiran 3. Contoh Lembar Pernyataan Keabsahan Hasil Penilaian Akhir KUM ... 34

Lampiran 4. Contoh Surat Permohonan Nomor Seri SUKMA-L ... 35

Lampiran 5. Contoh Surat Permohonan Blanko SUKMA-L ... 36

Lampiran 6. Contoh Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Akhir KUM ... 37

Lampiran 7. Contoh Instrumen Penilaian Akhir KUM ... 45

Lampiran 8. Contoh Pedoman Penskoran Nilai Akhir KUM ... 46

Lampiran 9. Contoh Perhitungan Nilai Akhir ... 49

PENDAHULUAN

BAB I

A. Latar Belakang

Penduduk Indonesia penyandang buta aksara pada tahun 2014 usia 15-59 tahun sebanyak 5.984.075 orang atau 3,70% (PDSP Kemdikbud, 2015). Dari sejumlah penduduk yang belum melek aksara itu, tergolong pada usia produktif antara 15-59 tahun, yang laiknya menjadi sumber daya yang bermutu. Untuk meningkatkan sumber daya manusia tersebut tentunya perlu dilakukan bukan hanya pendidikan keaksaraan yang sekadar mendidik masyarakat mampu membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga pendidikan keaksaraan untuk pengembangan kemampuan individu agar mampu mengatasi persoalan kehidupan melalui keaksaraan.

Sebagian besar mereka tinggal di daerah pedesaan termasuk masyarakat tertinggal dan miskin, seperti petani kecil, buruh, nelayan dan kelompok masyarakat miskin perkotaan yaitu buruh berpenghasilan rendah atau penganggur. Mereka tertinggal dalam hal pengetahuan, keterampilan serta sikap mental pembaharuan dan pembangunan, sehingga akses terhadap informasi dan komunikasi untuk membuka cakrawala dunia terbatas karena mereka belum memiliki kemampuan keaksaraan yang memadai. Untuk mengentaskan penduduk dari buta aksara, pemerintah telah memberikan layanan program pendidikan keaksaraan dasar. Angka penduduk buta aksara yang telah mengalami penurunan cukup signifi kan, harus kita pelihara agar mereka tidak buta aksara kembali. Untuk itu, penduduk yang telah melek aksara dan mencapai kompetensi keaksaraan dasar tersebut memerlukan program keaksaraan lanjutan untuk memelihara keberaksaraan mereka. Salah satunya adalah program pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM). Diharapkan dengan program keaksaraan usaha mandiri, para peserta didik mampu mengembangkan kompetensi mereka dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.

Sejalan dengan itu, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan program pendidikan dan keaksaraan lanjutan yang dimanifestasikan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2015. Pada Pasal 2 Ayat 1 Permendikbud tersebut, dijelaskan bahwa Pendidikan Keaksaraan Lanjutan terdiri dari program Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri dan Pendidikan Multikeaksaraan. Selanjutnya pada Ayat 2, dijelaskan bahwa Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri merupakan pendidikan keaksaraan yang menekankan pada peningkatan keberaksaraan dan

(6)

2. Manfaat

a. Pendidik mempunyai pemahaman dan mampu melaksanakan penilaian awal, penilaian proses, dan penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri. b. Pendidik dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dapat memahami

cara menyusun instrumen penilaian akhir, melaksanakan penilaian, dan menetapkan tingkat kelulusan peserta didik pendidikan keaksaraan usaha mandiri sesuai dengan ketentuan.

3. Hasil

Terciptanya penilaian pendidikan keaksaraan usaha mandiri yang objektif, sistematis, dan akuntabel.

4. Dampak

Adanya penjaminan mutu lulusan peserta didik program pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

D. Pengertian

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2015, dijelaskan bahwa:

1. Pendidikan Keaksaraan adalah layanan pendidikan bagi warga masyarakat buta aksara latin agar memiliki kemampuan membaca, menulis, berhitung, berbahasa Indonesia, dan menganalisa sehingga memberikan peluang untuk aktualisasi diri.

2. Pendidikan Keaksaraan Lanjutan adalah layanan pendidikan keaksaraan yang menyelenggarakan pembelajaran bagi peserta didik yang telah selesai melaksanakan pendidikan keaksaraan dasar dalam rangka mengembangkan kompetensi bagi warga masyarakat pasca pendidikan keaksaraan dasar. Pendidikan Keaksaraan Lanjutan terdiri dari Keaksaraan Usaha Mandiri dan Multikeaksaraan.

3. Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri adalah pendidikan keaksaraan yang menekankan peningkatan keberaksaraan dan pengenalan kemampuan berusaha.

4. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

engukur capaian pembelajaran dan hasil belajar peserta didik pendidikan keaksaraan lanjutan.

5. Surat Keterangan Melek Aksara Lanjutan (SUKMA-L) adalah sertifi kat yang diberikan kepada peserta didik yang telah memenuhi kompetensi lulusan pendidikan keaksaraan lanjutan.

pengenalan kemampuan berusaha.

Dalam rangka penjaminan mutu pendidikan keaksaraan usaha mandiri maka perlu dilakukan penilaian akhir bagi peserta didik pendidikan keaksaraan usaha mandiri untuk mengetahui ketercapaian kompetensi lulusan. Keberhasilan pendidikan keaksaraan usaha mandiri sangat ditentukan oleh sistem pembelajaran dan penilaian yang baik. Sistem penilaian yang dilakukan memberikan pengaruh terhadap keberhasilan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri. Selama ini penilaian pendidikan keaksaraan usaha mandiri yang dilakukan oleh pendidik terhadap peserta didik sangat beragam, baik dari segi instrumen, teknis maupun materi penilaiannya. Hal tersebut terjadi karena belum adanya standar penilaian. Oleh karena itu, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, memandang perlu untuk menyusun Panduan Penilaian Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri sebagai acuan dalam pelaksanaan penilaian akhir program keaksaraan usaha mandiri.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

3. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PWB/PBA).

4. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 86 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Dasar.

7. Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Lanjutan.

C. Tujuan, Manfaat, Hasil, dan Dampak

1. Tujuan

Tujuan panduan ini untuk menjadi acuan bagi:

a. Pendidik dalam melaksanakan penilaian awal, penilaian proses, dan penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

b. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

(7)

b. Sistematis; penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang telah ditentukan.

c. Menggunakan acuan kriteria; penilaian menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik.

d. Akuntabel; penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak yang kompeten, baik aspek teknik, prosedur, dan hasil.

e. Objektif; penilaian tidak terpengaruh oleh pertimbangan subjektif penilai. f. Menyeluruh; penilaian meliputi berbagai aspek sikap, pengetahuan, dan

keterampilan dalam membaca, menulis, dan menghitung dalam bahasa Indonesia.

g. Transparan; prosedur, kriteria, dan dasar pengambilan keputusan hasil penilaian dapat diakses oleh semua pihak.

h. Adil; tidak ada peserta didik yang diuntungkan atau dirugikan berdasarkan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, warna kulit, dan gender.

5. Karakteristik Penilaian

Penilaian dalam pendidikan keaksaraan usaha mandiri memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Belajar tuntas; asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan peserta didik mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang dibutuhkan. Peserta didik yang belajar lambat perlu diberi waktu lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya; b. Otentik; harus mencerminkan masalah dunia nyata peserta didik.

Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefl eksikan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemampuan berusaha). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik;

c. Berkesinambungan; dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis penilaian secara berkelanjutan; d. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi; teknik penilaian yang

dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri;

BAB II

PENILAIAN AKHIR DAN TIM PELAKSANA

PENILAIAN AKHIR PENDIDIKAN

KEAKSARAAN USAHA MANDIRI

A. Deskripsi Penilaian

1. Hakikat Penilaian

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisa, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

2. Tujuan Penilaian

Penilaian dalam pendidikan keaksaraan usaha mandiri bertujuan untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik, baik pada ranah sikap, pengetahuan, maupun keterampilan dalam membaca, menulis, berhitung, serta keterampilan berusaha yang dikomunikasikan dalam bahasa Indonesia.

3. Pelaksana Penilaian

Mengacu pada Permendikbud Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2015 Pasal 16 Ayat 1, penilaian pada pendidikan keaksaraan lanjutan, termasuk pendidikan keaksaraan usaha mandiri dilaksanakan oleh pendidik dan Dinas. Selanjutnya, masih pada Pasal 16, ayat 2 disebutkan bahwa penilaian oleh pendidik dilakukan pada awal, proses, dan akhir pembelajaran pendidikan keaksaraan lanjutan. Pasal 16 Ayat 4 menyebutkan bahwa penilaian oleh Dinas dilakukan pada akhir program pendidikan keaksaraan lanjutan melalui pembentukan tim penilai untuk mengetahui tingkat capaian kompetensi lulusan peserta didik pendidikan keaksaraan lanjutan.

Dari Pasal 16 Ayat, 1,2 dan 4 tersebut, Dinas yang dimaksud adalah Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang mempunyai kapasitas untuk melakukan penilaian akhir keaksaraan usaha mandiri, dengan cara membentuk tim penilai yang dipriotaskan berasal dari unsur pendidik dan tenaga kependidikan yang berpengalaman dan kompeten dalam pengelolaan pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

4. Prinsip Penilaian

a. Mendidik; penilaian mampu memberikan sumbangan positif terhadap peningkatan pencapaian belajar peserta didik. Hasil penilaian harus dapat memberikan umpan balik dan memotivasi peserta didik untuk lebih giat belajar.

(8)

e. Berdasarkan acuan kriteria; kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan keaksaraan usaha mandiri. KKM diperlukan agar pendidik mengetahui kompetensi yang sudah dan belum dikuasai peserta didik secara tuntas. Pendidik bisa mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik, sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki, dan hal tersebut harus menjadi catatan pendidik.

6. Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan penilaian akhir ditetapkan oleh masing-masing lembaga penyelenggara dengan mengacu ketuntasan program belajar selama minimal 86 jam pelajaran @60 menit, dapat juga dikoordinir oleh Dinas. Tempat pelaksanaan penilaian dapat berlokasi di masing-masing lembaga penyelenggara program pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

7. Biaya

Penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri dapat dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), swadaya masyarakat dan sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat.

B. Aspek Penilaian

1. Pengetahuan dan keterampilan a. Membaca dan menulis

1) teks penjelasan; bacaan yang menceritakan proses yang ditandai

dengan kata “mengapa” dan “bagaimana” dengan struktur kalimat berisi tentang pengenalan, penjelasan dan penutupan; aspek yang dinilai dari teks penjelasan adalah kemampuan peserta didik untuk: • menggali informasi dari teks penjelasan tentang jiwa kewirausahaan

untuk kemandirian minimal dalam 7 (tujuh) kalimat sederhana; • menggali informasi dari teks penjelasan tentang pemetaan peluang

dan perintisan usaha minimal dalam 7 (tujuh) kalimat sederhana; • mengolah informasi dari teks penjelasan tentang jiwa kewirausahaan

untuk kemandirian dalam bahasa Indonesia minimal 5 (lima) kalimat sederhana secara lisan dan tertulis;

• mengolah teks penjelasan tentang pemetaan peluang dan perintisan usaha yang dikembangkan dalam bahasa Indonesia minimal 5 (lima) kalimat sederhana secara tertulis.

2) teks khusus; kata atau kalimat yang dipergunakan untuk mengisi

dokumen tertentu, cirinya bersifat resmi atau formal; aspek yang dinilai adalah kemampuan peserta didik untuk:

• menggali informasi dari teks khusus dalam bentuk formulir dan kuitansi sederhana yang berkaitan dengan kegiatan usaha;

• mengolah teks khusus dalam bentuk formulir dan kuitansi sederhana yang berkaitan dengan kegiatan usaha baik di bidang produk/jasa sesuai dengan potensi setempat.

3) teks petunjuk atau arahan; bacaan yang berisi petunjuk pengerjaan

sesuatu secara berurutan, cirinya berbentuk kalimat perintah dan kata penghubung seperti pertama, berikutnya, lalu, setelah itu, terakhir, dll.; aspek yang dinilai adalah kemampuan peserta didik untuk: • menggali informasi dari teks petunjuk/arahan yang berkaitan

dengan kegiatan usaha minimal dalam 7 (tujuh) kalimat sederhana; • mengolah teks petunjuk/arahan yang berkaitan dengan kegiatan

usaha minimal dalam 5 (lima) kalimat sederhana.

4) teks narasi; bacaan yang berisi cerita mengenai suatu peristiwa atau

kejadian serta bagaimana peristiwa itu berlangsung berdasarkan urutan waktu yang didalamnya terdapat kalimat majemuk yang mengunakan

kata dan, tetapi, walaupun, meskipun, dll; aspek yang dinilai adalah

kemampuan peserta didik untuk:

• menggali informasi dari teks narasi yang berkaitan dengan kemitraan usaha dalam kegiatan usaha minimal dalam 7 (tujuh) kalimat sederhana;

• mengolah informasi dari teks narasi yang berkaitan dengan kemitraan usaha dalam kegiatan kewirausahaan di bidang produk/jasa.

5) teks laporan; bacaan yang berisi laporan hasil pengamatan tentang

suatu kejadian secara umum, objektif, dan tidak mengandung prasangka; aspek yang dinilai adalah kemampuan peserta didik untuk: • menggali informasi dari teks laporan yang berkaitan dengan

kegiatan pemasaran suatu produk usaha minimal dalam 7 (tujuh) kalimat sederhana.

• mengolah informasi teks laporan yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran dari suatu produk usaha/jasa.

b. Berhitung

1) pecahan sederhana; operasi hitung dalam menyederhanakan

atau menentukan hasil penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan, serta menerapkan pecahan sederhana ke bentuk pecahan desimal dan persen pada perhitungan produk barang, jasa,

(9)

dan uang pada kegiatan usaha; aspek yang dinilai adalah kemampuan peserta didik untuk:

• menggunakan konsep pecahan sederhana pada kegiatan usaha; • menerapkan pecahan sederhana ke bentuk pecahan desimal dan

persen pada perhitungan produk barang, jasa, dan uang pada kegiatan usaha sesuai dengan potensi wilayahnya.

2) bangun datar dan bangun ruang sederhana dari berbagai benda/

produk barang/jasa sehari-hari yang berkaitan dengan kegiatan, pengelolaan, penyimpanan dan pengemasan produk; aspek yang dinilai adalah kemampuan peserta didik untuk mengidentifi kasi bangun datar dan bangun ruang sederhana dari berbagai benda/ produk barang dan jasa sehari-hari yang berkaitan dengan kegiatan penyimpanan dan pengemasan produk;

3) penghitungan lama produksi, berat, dimensi/ukuran untuk

menentukan biaya produksi dan biaya lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha sesuai dengan potensi wilayahnya; aspek yang dinilai adalah kemampuan peserta didik untuk memperkirakan suatu produk/ jasa (lama produksi, berat, dimensi/ukuran) untuk menentukan biaya produksi dan biaya lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha sesuai dengan potensi wilayahnya;

4) penghitungan uang dalam kegiatan usaha produk/jasa dalam kehidupan sehari-hari; aspek yang dinilai adalah kemampuan peserta

didik untuk:

• mengenal operasi bilangan tentang produk barang atau jasa, dan uang atau usaha lainnya;

• menggunakan sifat operasi hitung dalam menyederhanakan atau menentukan hasil penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan;

• menggunakan uang dalam kegiatan usaha produk/jasa maupun kehidupan sehari-hari;

5) pengukuran luas, panjang, waktu, volume, berat, dan suhu

yang berkaitan dengan kegiatan pembuatan, penyimpanan, dan pengemasan produk usaha; aspek yang dinilai adalah kemampuan peserta didik untuk:

• menggunakan satuan pengukuran luas, panjang, waktu, volume, berat, dan suhu yang berkaitan dengan kegiatan pembuatan, penyimpanan, dan pengemasan produk;

• mempraktikkan pengemasan produk usaha secara kreatif dan menarik;

6) penghitungan dalam tabel/diagram data berupa kata, kalimat dan angka yang tersusun dengan garis pembatas sebagai

kolom-kolom berupa prediksi dan rencana jumlah produksi, penjualan, dan pembelian untuk menentukan laba rugi usaha; aspek yang dinilai adalah kemampuan peserta didik untuk:

• menggali informasi dari teks tabel atau diagram sederhana yang berkaitan dengan ragam pencatatan keuangan melalui aktivitas berhitung pada kegiatan usaha.

• menggunakan hasil pengolahan dan penafsiran data dalam bentuk teks tabel, diagram, dan grafi k sederhana untuk memprediksi dan merencanakan jumlah produksi, penjualan, dan pembelian pada kegiatan usaha untuk menentukan laba rugi; menggunakan hasil pengolahan dan penafsiran data dalam bentuk teks tabel, diagram, dan grafi k sederhana untuk memprediksi dan merencanakan jumlah produksi, penjualan, dan pembelian pada kegiatan usaha untuk menentukan laba rugi;

2. Sikap

a. meningkatkan rasa syukur dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas potensi diri yang dimiliki; aspek yang dinilai antara lain aktifi tas dan perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman selama pembelajaran; b. menunjukkan sikap jujur sebagai dasar dalam membangun hubungan

sosial seperti ketika pembelajaran dan praktek usaha produk/jasa;

c. menunjukkan komitmen untuk membangun kebersamaan dalam mengembangkan peran dan fungsi dalam kehidupan di masyarakat seperti; kepedulian terhadap sesama, terbuka dalam membangun hubungan sosial, bertanggung jawab dalam melakukan usaha mandiri, disiplin dalam menjalankan usaha mandiri, bekerja keras dalam melakukan usaha mandiri.

3. Kemampuan Berusaha

mempraktikkan kegiatan usaha produk/jasa dan kerjasama dengan mitra usaha di wilayahnya dengan berbagai strategi penjualan; aspek yang dinilai adalah kemampuan peserta didik dalam menjalankan kegiatan usaha sampai proses pembelajaran selesai.

(10)

C. Tim Pelaksana Penilaian Akhir

1. Kriteria

a. Berasal dari unsur pendidik dan tenaga kependidikan yang sedang menyelenggarakan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

b. Berpendidikan minimal SMA/Sederajat, kecuali untuk daerah-daerah tertentu.

c. Terdaftar dalam struktur organisasi lembaga penyelenggara pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

2. Tugas

a. Mengidentifi kasi dan menetapkan jumlah sasaran penilaian akhir. b. Menyusun jadwal penilaian akhir.

c. Menyusun instrumen penilaian akhir.

d. Menggandakan dan mendistribusikan soal penilaian akhir. e. Melaksanakan penilaian akhir.

f. Menganalisis hasil penilaian akhir.

g. Menetapkan peserta didik yang berhak memperoleh SUKMA Lanjutan. h. Mengajukan blanko dan nomor seri SUKMA Lanjutan ke Direktorat,

melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

i. Melaksanakan pengisian blanko SUKMA Lanjutan dan nilai hasil penilaian akhir masing-masing peserta didik.

j. Mendistribusikan SUKMA Lanjutan.

k. Menyusun laporan penyelenggaraan penilaian akhir.

l. Menyerahkan laporan penyelenggaraan penilaian akhir ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Direktorat.

3. Jumlah

Tim pelaksana penilaian akhir pada setiap kabupaten/kota disesuaikan dengan: a. Jumlah peserta didik dengan rasio satu orang penilai bertugas menilai dua

kelompok/rombongan belajar atau dua puluh orang peserta didik. Setelah itu dapat melaksanakan penilaian akhir pada tempat atau rombel yang berbeda;.

b. Kondisi geografi s domisili sasaran peserta didik.

4. Penetapan dan masa tugas

a. Ditetapkan melalui Surat Keputusan yang ditandatangani kepala dinas pendidikan kabupaten/kota atau kepala bidang PNF atas nama kepala dinas.

b. Masa tugas satu tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kondisi dan kebutuhan.

D. Jenis-Jenis Penilaian

1. Penilaian awal

Penilaian awal merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh pendidik sebelum pembelajaran pendidikan keaksaraan usaha mandiri dimulai. Penilaian awal bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan calon peserta didik dalam membaca, menulis, dan berhitung dengan mempergunakan bahasa Indonesia. Penilaian awal juga bermanfaat untuk pengelompokkan peserta didik, dan untuk memetakan kemampuan keaksaraan peserta didik yang berguna untuk menentukan prioritas/penguatan kompetensi keaksaraan peserta didik, baik secara individu maupun kelompok.

Penilaian awal dalam pendidikan keaksaraan usaha mandiri, dapat dilakukan dengan cara:

a. portofolio; menelaah perolehan nilai membaca, menulis, dan berhitung yang terdapat pada SUKMA peserta didik;

b. lisan; misalnya dengan cara meminta peserta didik untuk menjawab tentang data diri (teks personal) minimal dalam tiga kalimat sederhana yang ditujukan untuk mengetahui minat dan motivasi belajar peserta didik; c. tulisan; misalnya dengan cara mempersilahkan peserta didik untuk

menulis pada selembar kertas atau di papan tulis;

d. unjuk kinerja; misalnya dengan cara mempersilahkan peserta didik mengerjakan soal membaca dan berhitung operasional perkalian, pembagian, penambahan, maupun pengurangan.

Penilaian awal dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan identifi kasi kebutuhan belajar peserta didik, terutama yang berkenaan dengan kebutuhan untuk belajar keterampilan membuat produksi/jasa, sehingga hasil penilaian awal juga dapat menjadi masukan bagi pendidik untuk menentukan materi belajar yang berhubungan dengan kewirausahaan yang sepakat dipelajari secara bersama-sama dengan peserta didik. Selain itu, hasil penilaian awal juga dapat dipergunakan oleh pendidik untuk menentukan strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang cocok untuk dipergunakan selama kegiatan pembelajaran pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

2. Penilaian proses pembelajaran

Penilaian proses merupakan kegiatan pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis selama dan setelah proses pembelajaran. Penilaian selama proses pembelajaran dilakukan secara periodik untuk:

(11)

a. melihat perkembangan belajar peserta didik;

b. mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik, dan;

c. menentukan perbaikan proses pembelajaran untuk menentukan remedial atau pengayaan pembelajaran.

Selama proses pembelajaran pendidikan keaksaraan usaha mandiri, pendidik harus melakukan penilaian berkenaan dengan ranah:

a. sikap; dapat dilaksanakan dengan cara:

1) observasi; dilakukan secara berkesinambungan, baik langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Berikut ini, contoh instrumennya;

Nama Rombongan Belajar : ... Tema Belajar : ... Waktu Pengamatan : ...

No Aspek yang dinilai Skor Total Catatan

1 2 3 4

1 Menunjukkan rasa syukur dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa

2 Menunjukkan sikap jujur dalam hubungan sosial

3 Komitmen untuk membangun kebersamaan

Keterangan:

1. K (kurang) jika sikap peserta didik tidak menunjukkan aspek yang dinilai. 2. C (cukup) jika sikap peserta didik jarang menunjukkan aspek yang dinilai. 3. B (baik) jika sikap peserta didik sering menunjukkan aspek yang dinilai. 4. SB (sangat baik) jika sikap peserta didik selalu menunjukkan aspek

yang dinilai.

2) penilaian diri; meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi keaksaraan. Contoh instrumen yang dapat digunakan berupa lembar penilaian diri seperti di bawah ini.

Nama : ______________________________ Kelompok Belajar : _____________________________ Petunjuk

Berilah tanda silang (X) sesuai dengan kondisi diri Anda.

No Pernyataan Penilaian

Ya Tidak 1 Saya selalu taat melaksanakan ajaran agama

2 Saya merasa bersyukur atas kehidupan saya

3 Saya berlaku jujur pada diri sendiri maupun orang lain 4 Saya selalu peduli terhadap sesama

5 Saya pribadi yang terbuka dalam hubungan sosial

6 Saya selalu bertanggung jawab dalam usaha mandiri yang saya kelola

7 Saya selalu disiplin dalam melaksanakan usaha mandiri 8 Saya selalu bekerja keras dalam mengelola usaha mandiri

3) jurnal pembelajaran; berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan perilaku selama mengikuti proses pembelajaran. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi. Contoh:

Nama Rombongan Belajar : ... Materi Pokok : ... Waktu Pengamatan : ...

No Nama Catatan Kejadian Kesimpulan

1 1.

2 3 4 Dst.

Semua instrumen di atas tidak harus digunakan secara bersamaan dalam satu kali kegiatan pembelajaran. Bisa jadi dalam satu tatap muka, pendidik hanya menggunakan satu atau maksimal dua instrumen saja.

b. pengetahuan; dapat dilakukan dengan cara:

1) tes tulis; tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian;

2) tes lisan; pertanyaan yang diberikan pendidik secara lisan sehingga peserta didik menjawab pertanyaan tersebut secara lisan juga, jawaban dapat berupa kata, kalimat maupun paragraf yang diucapkan;

(12)

3 M e m a s a r k a n produk usaha

Teknik menjual produk usaha. Mengelola keuangan usaha. 4 M e n j a l i n

kemitraan usaha

Mengidentifi kasi potensi lembaga mitra yang ada diwilayahnya.

Membuat kesepakatan sederhana mengenai bentuk kerjasama yang akan dilakukan dengan lembaga mitra. Menjalin kemitraan dengan lembaga lembaga mitra yang ada diwilayahnya.

2) penilaian kinerja; meminta peserta didik untuk melakukan suatu tugas. Contoh instrumennya sebagai berikut:

Hitunglah!

Ibu Ika membeli 10 buah tomat.

Dari sejumlah tersebut, terdapat 4 buat tomat yang busuk. Berapa persen buah tomat yang busuk?

3) penilaian projek; tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Contoh instrumennya sebagai berikut:

Bacalah

Tanggal 28 Agustus 2015 Ibu Nurul menjual saos tomat. Ia menjual 10 kilogram ke Pak Wiro dengan harga

Rp30.000,-Tuliskan kuitansi pembeliannya!

4) portofolio; melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi selama kurun waktu tertentu dalam proses pembelajaran. Portofolio merupakan suatu kumpulan atau berkas bahan pilihan yang dapat memberi informasi bagi suatu penilaian peserta didik secara objektif. Berkas tersebut misalnya berupa tulisan, karangan dan gambar yang dibuat oleh peserta didik dalam proses pembelajaran yang alami, bukan dalam suasana pembelajaran kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.

Contoh instrumen ranah pengetahuan.

Bacalah Pemasaran Usaha

Hasil usaha perlu dipasarkan. Ada berbagai cara untuk menjualnya.

Dapat dijual di pasar. Dapat juga dijual secara keliling. Kita pun dapat menitipkan di warung.

Dapat juga dititipkan di toko. Semua itu agar produk kita cepat laku.

Pertanyaan:

Sebutkan 4 (empat) strategi penjualan usaha!

c. keterampilan, dapat dilakukan dengan cara:

1) observasi; mengamati kemampuan peserta didik dalam keterampilan berusaha. Contoh instrumennya sebagai berikut:

Nama Rombongan Belajar : ... Nama Peserta Didik : ... Waktu Pengamatan : ...

No Keterampilan Indikator Catatan

1 Melaksanakan kegiatan usaha

Mengidentifi kasi berbagai peluang dan sumber daya yang ada disekitar untuk usaha produktif.

Membuat produk usaha sesuai potensi lokal.

Kemampuan mengelola kegiatan usaha secara mandiri dan berkelanjutan .

2 M e n g e m a s produk usaha

Mengidentifi kasi jenis dan bahan pengemasan produk yang cocok dan sesuai dengan karakteristik produk. Mempraktikkan pembuatan kemasan produk usaha yang kreatif, inovatif, menarik dengan memperhatikan aspek ekonomi, estetika, nilai jual, keamanan dan kesehatan.

(13)

yang dibuat-buat dan dimanipulasi. Penilaian pembelajaran secara portofolio, dapat dilakukan dengan cara:

• menilai perkembangan dari dokumen-dokumen kegiatan belajar;

• mencatat di buku harian pendidik/tutor;

• mengamati kemampuan peserta didik saat pembelajaran berlangsung;

• melakukan tanya jawab dengan peserta didik tentang kemajuan belajar, kesulitan belajar, dan hasil belajar yang telah dicapai. 5) tes formatif; ditujukan untuk mengetahui:

• indikator perkembangan belajar peserta didik;

• mengetahui perkembangan kompetensi keaksaraan, apakah kompetensinya sudah mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar, serta sudah siapkah peserta didik untuk di nilai kompetensi keaksaraannya;

• menentukan tindak lanjut pembelajaran.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penilaian proses melalui tes formatif, sebagai berikut:

• menelaah kompetensi inti, kompetensi dasar, dan silabus pembelajaran pendidikan keaksaraan usaha mandiri;

• menentukan kompetensi dasar yang akan dinilai (membaca, menulis, berhitung, dan berusaha);

• menentukan waktu penilaian;

• menyusun instrumen, sesuai dengan konteks pembelajaran (dapat dipahami pada sub-bab penilaian akhir);

• menelaah data awal kompetensi keaksaraan peserta didik hasil penilaian awal;

• melaksanakan penilaian (ketentuan penskoran mengacu pada penjelasan yang terdapat pada sub-bab penilaian akhir);

• membuat rekapitulasi penilaian; • membuat laporan penilaian.

3. Penilaian akhir pembelajaran

Penilaian akhir dilaksanakan setelah peserta didik tuntas mengikuti pembelajaran keaksaraan usaha mandiri sesuai SKL yang ditetapkan. Penilaian dilakukan untuk:

• memperoleh data tentang capaian kompetensi keaksaraan lanjutan; • memperoleh informasi tentang tingkat capaian hasil belajar peserta didik

dengan mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pendidikan keaksaraan usaha mandiri;

• memperoleh informasi tentang jumlah peserta didik yang berhak memperoleh SUKMA Lanjutan.

Peserta didik yang berhak dilibatkan dalam penilaian akhir adalah mereka yang memenuhi kriteria:

• sudah mengikuti proses pembelajaran pendidikan keaksaraaan usaha mandiri selama minimal 86 jam @60 menit;

• telah tuntas mempelajari semua kompetensi keaksaraan usaha mandiri yang telah ditetapkan;

• kehadiran minimal 80% dibuktikan dengan daftar hadir dan portofolio kemajuan belajar.

Adapun kompetensi keaksaraan yang menjadi aspek penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri, meliputi ranah pengetahuan dan keterampilan yang berkenaan dengan kompetensi:

• membaca dan menulis; teks penjelasan, teks khusus, teks petunjuk atau arahan, teks narasi, teks laporan;

• berhitung; bangun datar dan bangun ruang, pecahan sederhana (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian bilangan, desimal dan persen), berat, dimensi/ukuran, biaya produksi, uang, luas, panjang, waktu, volume, berat, suhu, dan tabel/diagram yang berkaitan dengan kegiatan usaha.

Penilaian akhir dilaksanakan di masing-masing lembaga penyelenggara program pendidikan keaksaraan usaha mandiri. Adapun unsur yang menjadi tim pelaksana penilaian akhir ini adalah pendidik atau tenaga kependidikan yang memenuhi kriteria:

• ditetapkan melalui SK yang ditandatangani Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kepala Bidang PNF;

• berpendidikan minimal SMA/Sederajat, kecuali untuk daerah-daerah tertentu. Prosedur pengembangan instrumen penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri, sebagai berikut:

a. Prosedur penilaian akhir

1) Persiapan

• Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota meminta pimpinan/ketua lembaga yang sedang menyelenggarakan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri untuk mengajukan pendidik/tenaga kependidikan (sesuai kriteria) yang akan menjadi calon tim penilai dengan rasio 1 (satu) orang penilai untuk menilai maksimal 20 (dua puluh) orang peserta didik.

(14)

monitoring ke semua atau beberapa lokasi yang sedang melaksanakan penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

3) Tindak lanjut

• Tim pelaksana menganalisis dan menetapkan hasil penilaian akhir, serta merekomendasikan peserta didik (melalui SK) yang berhak mendapatkan SUKMA-L ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. • Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dapat mencetak atau

mengajukan blanko SUKMA-L ke Direktorat. Jika Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota berinisatif untuk mencetak, maka format blanko SUKMA-L harus mempergunakan format standar yang telah ditentukan dengan tetap diwajibkan untuk mengajukan

nomor seri SUKMA-L ke Direktorat.

• Direktorat mendistribusikan blanko SUKMA-L sesuai ajuan yang telah disertai nomor seri SUKMA-L sesuai kode masing-masing daerah pengusul.

• tim penilai menyusun laporan pelaksanaan penilaian akhir dan menyerahkan laporan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota yang ditembuskan kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan Direktorat.

b. Penyusunan instrumen penilaian akhir

Tim penilai diperbolehkan untuk mengadaptasi soal atau mengadopsi contoh soal yang telah disusun oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan. Mengadaptasi soal berarti mengganti materi soal dengan materi belajar konteks lokal yang diajarkan kepada peserta didik. Mengadopsi soal berarti menggunakan contoh soal secara utuh untuk menjadi instrumen penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri di masing-masing kabupaten/kota.

Tim penilai juga dipersilahkan untuk menyusun sendiri instrumen penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri dengan menerapkan langkah-langkah:

1) melakukan analisis konteks supaya materi soal sesuai dengan materi yang dibelajarkan kepada peserta didik di masing-masing lokasi penyelengara pendidikan keaksaraan usaha mandiri;

2) menyusun kisi-kisi soal berdasarkan kompetensi minimal yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan dan memilih kompetensi dasar esensial (penting) yang harus dikuasai oleh peserta didik, serta memperhatikan prinsip sebagai berikut:

• urgen; materi soal harus dikuasai peserta didik; (SK) dariKepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kepala

Bidang PNF.

• Dinas Pendidikan melaksanakan orientasi tim penilai, materi berkaitan dengan penyusunan instrumen, teknik penilaian, dan analisis hasil penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri. • tim penilai menghimpun dan menetapkan jumlah peserta

didik yang akan menjadi calon peserta penilaian akhir dengan mengacu pada jumlah peserta didik yang sedang mengikuti pembelajaran pendidikan keaksaraan usaha mandiri pada tahun yang bersangkutan, baik yang mempergunakan dana swadaya masyarakat, APBN, APBD maupun dana lain yang sah dan tidak mengikat. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara menyebarkan format biodata calon peserta penilaian akhir yang minimal berisi informasi tentang nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, tanggal mulai pembelajaran, tanggal berakhir pembelajaran, dan tahun pelaksanaan pembelajaran.

• tim penilai menyiapkan soal penilaian akhir dengan cara mengadaptasi soal atau mengadopsi soal yang disusun oleh Direktorat. Soal penilaian akhir dimungkinkan juga disusun sendiri oleh tim penilai dengan mengacu kepada SKL yang ditetapkan. 2) Pelaksanaan

• tim penilai berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota untuk rencana pelaksanaan penilaian akhir yang ditindaklanjuti dengan pemberian surat tugas kepada tim penilai untuk melaksanakan penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

• tim penilai menggandakan soal sesuai kebutuhan.

• tim penilai mempersiapkan administrasi pendukung penilaian akhir, minimal terdiri dari: daftar hadir peserta dan penilai, berita acara hasil penilaian akhir dan pernyataan keabsahan hasil penilaian akhir. • tim penilai melaksanakan penilaian akhir secara jujur, partisipatif,

edukatif dan tertib yang dapat dilakukan secara perorangan atau berkelompok. Penilaian akhir bisa dilaksanakan secara langsung dan serentak pada hari yang sama di semua lokasi yang telah ditentukan, dapat juga dilakukan bertahap pada hari yang berbeda sesuai kesepakatan di antara tim penilai, ketua penyelenggara dan pendidik program KUM, serta kesiapan peserta didik.

• tim penilai mengisi dan menandatangani lembar pernyataan integritas penilai, keabsahan hasil penilaian akhir, dan berita acara pelaksanaan penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri. • pemerintah daerah dan/atau pemerintah pusat dapat melaksanakan

(15)

• kontinuitas; materi soal berkesinambungan antar kompetensi; • relevansi; soal sesuai dengan materi yang diajarkan.

Contoh Format Kisi-Kisi

Kompetensi Lulusan Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator

Soal Nomor Soal Bentuk Soal

3) menyusun soal dengan memperhatikan, antara lain:

• validitas/ketepatan; soal dapat dikatakan alat pengukur yang valid apabila soal tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat;

• memiliki daya pembeda; soal dikatakan baik apabila mampu membedakan peserta didik yang berkompeten dan/atau belum berkompeten kemampuan keaksaraannya;

• reliabilitas; merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh peserta didik yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda;

• praktis; mudah dikerjakan oleh peserta didik dan tidak menyulitkan pendidik/tim penilai ketika akan memeriksa jawaban dari soal tersebut;

• sistematis; memperhatikan aspek yang akan di nilai, bentuk soal yang akan digunakan, format butir soal, jumlah butir soal, dan tingkat kesukaran butir soal.

Jenis soal yang dapat dikembangkan dalam instrumen penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri, antara lain:

• soal pertanyaan; terdiri dari butir-butir soal yang dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya yang diawali dengan kata tanya; • soal pertanyaan jawaban pendek; jawaban terhadap jenis soal ini

diharapkan diberikan secara singkat dan pendek;

Ibu Ika membeli 10 buah tomat. Dari sejumlah tomat tersebut, terdapat 4 buah tomat yang busuk. Berapa persen buah tomat yang busuk?

• soal melengkapi; terdiri dari butir-butir soal yang masing-masing

berbentuk wacana pendek yang harus dilengkapi oleh peserta pada bagian yang dikosongkan dari teks aslinya.

Harga tomat di pasar sangat murah. Harga per kilo gram Rp 2.000,-.

Biasanya Rp 6.000,- sampai Rp 8.000,- per kilo gram. Petani tomat menjadi bingung, karena biaya tanam

melebihi harga jual.

Harga tomat di ……….. sangat murah. Harga per kilo gram Rp ………..,-. Biasanya Rp 6.000,- sampai Rp 8.000,- per …………

……… tomat menjadi bingung, karena biaya ………. melebihi harga jual.

• soal essai; mengacu pada soal yang jawabannya berupa uraian;

Pemasaran Usaha

Hasil usaha perlu dipasarkan. Ada berbagai cara untuk menjualnya.

Dapat dijual dipasar. Dapat juga dijual secara keliling. Kitapun dapat menitipkan di warung.

Dapat juga dititipkan di toko. Itu semua agat prodik kita cepat laku

Pertanyaan:

Sebutkan 4 (empat) strategi penjualan usaha?

4) melaksanakan ujicoba terbatas dan analisis setiap butir soal penilaian akhir dengan memperhatikan aspek:

• kesesuaian soal dengankompetensi dasar dan indikator; • penggunaan bahasa;

• tingkat kesukaran;

• kesesuaian soal dengan petunjuk pengerjaan soal; • kesesuaian jenis dan ukuran huruf;

• kejelasan ruang lingkup soal; • kesesuaian dengan materi belajar;

• kesesuaian soal dengan kondisi kehidupan peserta didik.

5) memperbaiki dan menyusun instrumen, sehingga instrumen penilaian memenuhi kriteria:

(16)

• setiap butir soal sudah mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar;

• berjenjang dari yang relatif mudah ke yang relatif sukar untuk dijawab peserta didik;

• menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasaIndonesia; • menggunakan bahasa yang mudah dimengerti;

• menggunakan rumusan kalimat soal yang menggunakan kata tanya atau perintah, seperti bacalah, tuliskan dan hitunglah, disertai petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal;

• dilengkapi dengan pedoman penskoran, contohnya sebagai berikut:

Bacalah!

Jiwa Wirausaha

Hidup perlu usaha. Dalam usaha perlu kerja keras.

Perlu juga sikap disiplin. Jujur juga sangat penting.

Memang tidak mudah. Tetapi kita harus mencoba. Tidak lupa disertai berdoa.

Pertanyaan:

1. Sebutkan hal-hal yang harus dimiliki seorang pengusaha! 2. Mengapa sikap-sikap tersebut harus dimiliki oleh seorang

pengusaha?

Pedoman penskoran soal nomor 1:

1. Menjawab 3 nilai (kerja keras, disiplin, jujur) skor 3

2. Menjawab 2 nilai skor 2 3. Menjawab 1 nilai skor 1 4. Tidak menjawab skor 0

Pedoman penskoran saol nomor.2:

1. Menjawab dalam satu kalimat disertai alasan skor 2 2. Menjawab dalam satu kalimat tanpa alasan skor 1 3. Tidak menjawab skor 0 6) menganalisa karakteristik butir soal mencakup analisis parameter

kuantitatif dan kualitatif butir soal. Parameter kuantitatif berkaitan dengan analisis butir soal berdasarkan atas tingkat kesukaran, daya

beda, dan keberfungsian alternatif pilihan jawaban. Parameter kualitatif berkaitan dengan analisis butir soal berdasarkan atas pertimbangan ahli (expert judgement).

c. Pedoman penghitungan nilai

Setiap soal dalam instrumen penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri harus disertai pedoman penskoran secara rinci (seperti contoh), sehingga tidak diperlukan adanya pembobotan, dengan demikan bisa dipergunakan skala 100 dengan rumus:

Membaca = Jumlah skor membaca yang diperoleh x 100 Jumlah skor maksimal soal membaca Menulis = Jumlah skor menulis yang diperoleh x 100

Jumlah skor maksimal soal menulis

Berhitung = Jumlah skor berhitung yang diperoleh x 100 Jumlah skor maksimal soal berhitung

Nilai Akhir = Jumlah skor menulis+ membaca+berhitung X 100 Jumlah skor maksimal semua soal

d. Kriteria nilai

Kriteria nilai bagi peserta didik yang mengikuti penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri dan dijadikan acuan untuk memformulasikan nilai membaca, menulis, dan berhitung dalam blanko SUKMA-L, sebagai berikut:

Rentang Nilai Klasifi kasi Nilai Predikat

86 – 100 A Sangat Baik

70 – 85 B Baik

56 – 69 C Cukup

 55 D Kurang

e. Monitoring dan Evaluasi

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Direktorat dapat melaksanakan monitoring dan evaluasi ke semua atau beberapa lokasi pelaksanaan penilaian akhir, antara lain bertujuan untuk:

(17)

1) memperoleh gambaran tentang proses dan hasil penilaian akhir; 2) mendapatkan informasi tentang permasalahan yang terjadi selama

pelaksanaan penilaian akhir;

3) memperoleh masukan untuk penyempurnaan penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri di waktu yang akan datang.

f. Pelaporan

Tim penilai di masing-masing kabupaten/kota berkewajiban untuk menyusun laporan pelaksanaan penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri, minimal berisi informasi yang berkenaan dengan:

1) lokasi dan waktu pelaksanaan penilaian akhir; 2) jumlah peserta didik yang mengikuti penilaian akhir; 3) jumlah peserta didik yang memperoleh SUKMA-L; 4) jumlah peserta didik yang tidak lulus penilaian akhir; 5) faktor pendukung dan faktor penghambat penilaian akhir.

Tim penilai menyerahkan laporan pelaksanaan penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang ditembuskan pada Dinas Pendidikan Provinsi dan Direktorat.

g. Kriteria keberhasilan

1) minimal 80% peserta berhak memperoleh SUKMA-L.

2) terbentuknya tim penilai di tingkat kabupaten/kota melalui dari SK Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

3) tersedianya dokumen penyelenggaraan penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

h. Tindak lanjut

Peserta yang tidak lulus penilaian akhir, difasilitasi dengan kegiatan remedial dan/atau mengulang pembelajaran, jika sudah siap, bisa dilakukan kembali penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

A. Kriteria Kelulusan

Dalam Pasal 17 Ayat 1 Permendikbud Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2015 disebutkan bahwa peserta didik yang telah memenuhi kompetensi lulusan pendidikan keaksaraan lanjutan memperoleh sertifi kat berupa Surat Keterangan Melek Aksara Lanjutan (SUKMA-L) yang diterbitkan oleh Dinas yang ditandatangani oleh Kepala Bidang yang menangani pendidikan nonformal atas nama Kepala Dinas. Selanjutnya, masih pada pasal yang sama Ayat 2, menyebutkan bahwa nomor seri SUKMA-L dikeluarkan oleh Direktorat yang menangani pendidikan masyarakat. Dalam hal ini Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan.

Peserta didik pendidikan keaksaraan usaha mandiri yang dinyatakan lulus dan berhak memperoleh SUKMA-L adalah mereka yang memenuhi kriteria:

1. Minimal mendapatkan nilai akhir 56 dengan kriteria cukup;

2. Memperoleh keterangan bahwa peserta didik bersikap positif dari pendidik; 3. Dipandang sudah mempunyai kemampuan dasar untuk mengelola kegiatan

usaha

4. Disiplin selama mengikuti pembelajaran (80% kehadiran).

B. Prosedur dan Mekanisme Penerbitan SUKMA-Lanjutan

1. Tujuan penerbitan SUKMA-L

a. bukti bagi peserta didik yang telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

b. penghargaan kepada peserta didik yang telah lulus dan selesai mengikuti pembelajaran pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

2. Manfaat

a. sebagai bukti peserta didik sudah meningkat kemampuan keberaksaraannya. b. sebagai bukti peserta didik sudah mempunyai kemampuan dasar untuk

berusaha secara mandiri.

c. sebagai bentuk akuntabilitas program pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

BAB III

MEKANISME PENERBITAN

SURAT KETERANGAN MELEK AKSARA

LANJUTAN

(18)

3. Blanko SUKMA-Lanjutan a. Bagian depan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT

SURAT KETERANGAN MELEK AKSARA LANJUTAN (SUKMA-L) PROGRAM PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI

NO. SERI:

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota ... Provinsi ..., menerangkan bahwa :

nama : ... tempat, tanggal lahir : ... jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan

alamat : ... ...

telah menyelesaikan kegiatan pembelajaran pendidikan keaksaraan usaha mandiri yang diselenggarakan oleh ... ... pada tanggal ..., ... s.d. ..., ..., tahun ... di Desa/Kelurahan ... ..., Kecamatan ... Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 42 tahun 2015 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Lanjutan, yang bersangkutan dinyatakan telah mencapai kompetensi Keaksaraan Usaha Mandiri.

..., ... a.n. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota ... u.b. Kepala Bidang ...

... NIP. ...

Foto 3 x 4

b. Bagian belakang

Hasil Belajar Program Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri

No Kompetensi Nilai Predikat

1 Membaca 2 Menulis 3 Berhitung Deskripsi Nilai Sikap:

..., ..., 20... Ketua Penyelenggara

...

Deskripsi Kemampuan Berusaha:

4. Pembagian peran dalam pengisian blanko SUKMA Lanjutan a. Halaman depan:

1) bagian atas pada nomor seri SUKMA-L disediakan oleh Direktorat dengan menggunakan sistem penomoran yang ditentukan;

2) keterangan identitas penerima SUKMA-L diisi oleh tim penilaian yang disertai pas foto penerima SUKMA-L;

3) bagian bawah dilegalisasi oleh Kepala Bidang yang menangani program PNF atas nama Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dilengkapi dengan cap Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

b. Halaman belakang,

1) pada tabel nilai dan predikat kompetensi membaca, menulis, dan berhitung diisi oleh tim penil

2) pada kotak deskripsi nilai sikap diisi oleh pendidik berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran dengan deskripsi yang mengacu pada kompetensi dasar dan indikator sikap yang sudah ditentukan.

3) pada kotak deskripsi nilai kemampuan berusaha diisi oleh pendidik berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran dengan deskripsi yang mengacu pada kompetensi dasar ranah keterampilan yaitu mengemas produk usaha, melaksanakan kegiatan usaha, memasarkan produk usaha, dan menjalin kemitraan usaha.

4) bagian bawah dilegalisasi oleh ketua/pimpinan lembaga penyelenggara pendidikan keaksaran usaha mandiri dengan membubuhkan nama, tanda tangan dan cap lembaga.

5. Cara pengisian blanko SUKMA-Lanjutan a. Bagian depan

Aspek Cara Pengisian

Nomor Seri = Nomor seri SUKMA-L terdiri dari: 1-2 digit untuk kode provinsi. 1-2 digit untuk kode kabupaten/kota. I untuk Sumber Dana APBN II untuk Sumber Dana APBD Provinsi III untuk Sumber Dana APBD Kabupaten/Kota

6 digit nomor urut blanko (dimulai dari 000001 untuk tiap tingkat setiap kabupaten/kota)

Contoh:

15.8.I.PKL.000001 15= Provinsi ... 8 = Kab/Kota ... I = Sumber Dana APBN

PKL= Pendidikan Keaksaraan Lanjutan 000001 = nomor urut peserta didik Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota

= Nama Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota lokasi penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

Provinsi = Nama provinsi lokasi penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

Nama = Nama peserta didik pemeroleh SUKMA-L.

Tempat, tanggal lahir = Tempat, tanggal, bulan dan tahun kelahiran, peserta yang memperoleh SUKMA-L

(19)

Jenis Kelamin = Coret jenis kelamin yang tidak sesuai dengan peserta yang memperoleh SUKMA-L.

Alamat = Alamat lengkap tempat peserta didik berdomisili.

Diselenggarakan oleh = Nama penyelenggara (lembaga/kelompok belajar) program pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

Pada tanggal = Tanggal dimulai dan tanggal berakhirnya pembelajaran program pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

Tahun = Tahun pelaksanaan pembelajaran program pendidikan keaksaraan usaha mandiri

Desa/Kelurahan = Nama desa/kelurahan tempat penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

Kecamatan = Nama kecamatan tempat penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri,

Titimangsa = Tempat, tanggal, bulan, dan tahun penerbitan SUKMA-L. Kabupaten/Kota = Nama kabupaten/kota (ditulis secara lengkap).

u.p Kepala Bidang = Nama Kepala Bidang PNF Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Tanda tangan = Tanda tangan Kepala Bidang PNF Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota.

NIP = NIP Kepala Bidang PNF Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Pas foto Ditempel pas foto peserta didik ukuran 3 X 4

b. Bagian belakang

Aspek Cara Pengisian

Nilai membaca = Nilai kompetensi membaca hasil penilaian akhir Nilai menulis = Nilai kompetensi menulis hasil penilaian akhir Nilai berhitung = Nilai kompetensi berhitung hasil penilaian akhir Predikat membaca = Predikat kompetensi membaca hasil penilaian akhir Predikat menulis = Predikat kompetensi menulis hasil penilaian akhir Predikat berhitung = Predikat kompetensi berhitung hasil penilaian akhir Deskripsi nilai

sikap

= Catatan tentang sikap peserta didik berdasarkan pengamatan dan penilaian pendidik selama proses pembelajaran. Aspek nilai sikap peserta didik yang harus dideskripsikan dalam SUKMA-L meliputi: • aktifi tas dan perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman

selama pembelajaran;

• menunjukkan sikap jujur sebagai dasar dalam membangun hubungan sosial seperti ketika pembelajaran dan praktek usaha produk/jasa;

• menunjukkan komitmen untuk membangun kebersamaan dalam mengembangkan peran dan fungsi dalam kehidupan di masyarakat seperti; kepedulian terhadap sesama, terbuka dalam membangun hubungan sosial, bertanggung jawab dalam melakukan usaha mandiri, disiplin dalam menjalankan usaha mandiri, bekerja keras dalam melakukan usaha mandiri. Deskripsi

kemampuan berusaha

Catatan hasil observasi tentang perkembangan kemampuan berusaha peserta didik selama terlibat dalam pembelajaran keaksaraan usaha mandiri. Kemampuan berusaha yang dideskripsikan dalam SUKMA-L adalah melaksanakan kegiatan usaha, mengemas produk usaha, memasarkan produk usaha, dan menjalin kemitraan usaha.

6. Mekanisme penerbitan SUKMA-L

a. master blanko SUKMA-L bisa dicetak oleh pemerintah pusat (Direktorat) atau pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Jika pemerintah tidak mencetak SUKMA-L, maka dipersilahkan untuk mengajukan blanko SUKMA ke Direktorat berdasarkan kebutuhan. b. nomor seri SUKMA-L disediakan oleh pusat, dengan kata lain pemerintah

daerah dan penyelenggara program pendidikan keaksaraan usaha mandiri tidak diperbolehkan mengeluarkan nomor seri SUKMA-L sendiri. Hal ini dilakukan untuk menjaga akuntabilitas program dan untuk menjadi input bagi data base nasional tentang warga masyarakat yang telah lulus program pendidikan keaksaraan usaha mandiri setiap tahunnya.

c. SUKMA-L dapat digandakan/didistribusikan oleh Direktorat dan DInas Pendidikan Kabupaten/Kota sesuai kebutuhan/permintaan.

d. SUKMA-L diberikan kepada tim penilai di masing-masing kabupaten/ kota untuk diisi identitas peserta didik pada halaman depan dan nilai membaca, menulis, berhitung pada halaman belakang SUKMA-L.

e. pendidik menuliskan deskripsi nilai sikap dan deskripsi nilai kemampuan berusaha pada bagian belakang SUKMA-L, berdasarkan pada penilaian sikap dan kemampuan berusaha peserta didik selama proses pembelajaran pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

f. penyelenggara program pendidikan keaksaraan usaha mandiri, menandatangani halaman belakang SUKMA-L.

g. tim penilai mengajukan legalisasi SUKMA-L kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk ditandatangani oleh Kabid PNF setempat.

h. tim penilai mendistribusikan SUKMA-L yang telah terdapat nilai dan sudah ditandatangani Kabid PNF kepada lembaga penyelenggara pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

i. lembaga mendistribusikan SUKMA-L kepada peserta didik yang berhak memperolehnya.

C. TindakLanjut

1. Peserta didik yang memperoleh SUKMA-L, dimotivasi dan difasilitasi untuk mengikuti program pendidikan kesetaraan Paket A.

2. Pendidik dan tenaga kependidikan memfasilitasi dan mendampingi pengembangan usaha para lulusan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

3. Pendidik dan tenaga kependidikan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkesinambungan yang bertujuan untuk memelihara kemampuan keberaksaraan para lulusan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

(20)

Panduan ini berusaha untuk menguraikan secara terperinci aspek dan komponen yang dipandang perlu untuk diketahui dan dipahami oleh semua pihak yang kompeten dalam pelaksanaan penilaian pendidikan keaksaraan usaha mandiri, supaya proses dan hasilnya dapat berkualitas serta terstandar sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, baik secara akademis, empiris maupun yuridis untuk mendukung terwujudnya akuntabilitas dan transparansi publik penyelenggaraan pendidikan keaksaraan usaha mandiri di Indonesia.

Apabila terdapat hal-hal yang belum jelas dalam panduan ini, dipersilahkan untuk mencari dan mempelajari referensi lain yang relevan atau dapat menghubungi:

Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, u.p. Subdit Pendidikan Keaksaraan dan Budaya Baca

Alamat:

Kompleks Kemdikbud. Gedung E Lantai 8 Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta, 10270

Telepon (021) 5725715 E-mail: jardikmas@gmail.com Laman: paudni.kemdikbud.go.id/bindikmas/ atau bindikmas.kemdikbud.go.id

BAB IV

PENUTUP

Abas Sudjiono.(1995). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafi ndo Persada. Apik Budi Santoso. (2003). Penilaian Berbasis Kelas’ Makalah.Semarang; Jurusan

Geografi , FIS UNNES.

Burhanudin Tola. (2006). Penilaian Diri. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

Mimin Haryati.(2008). Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan

Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.

Nan Sudjana (1995). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

---, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 86 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Dasar.

---, Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan (Permendikbud) Republik

Indonesia Nomor 42 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan

Lanjutan.

Saifuddin Azwar. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Surapranata, Sumarna. Hatta, M. (2006). Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum

2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

---, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003.

(21)

Lampiran 1.

Contoh Rencana Pelaksanaan Penilaian Akhir KUM

Kop Lembaga

Nama Lembaga : ………

Nama Rombongan Belajar : ……… Alamat : Desa ………...……. Kecamatan ………...

Kab/Kota………..……... Provinsi ……….…...

Nama Pimpinan : ………

Nomor Telepon/HP : ………

No Nama Tanggal LahirTempat KelaminJenis Umur Alamat mulai belajarTanggal selesai belajarTanggal

………..20…….. Ketua Lembaga …………..

Ttd dan stempel

Nama

Lampiran 2.

Contoh Format Berita Acara Pelaksanaan Penilaian Akhir KUM Kop Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Pada hari ini ……… tanggal …… bulan ……….. tahun ………. telah dilaksanakan penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri di:

Nama lembaga : _____________________________ Nama rombongan belajar : _____________________________

Alamat : _____________________________

Tilp/HP : _____________________________

Nama Pimpinan : ____________________________ Waktu Pelaksanaan :________ s.d ________________ Jumlah Peserta : _____________________________

Demikian berita acara ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya dan dipertanggungjawabkan secara hukum.

________, _______________

Penilai Ketua Lembaga,

Ttd ttd dan stempel

(22)

Lampiran 3.

Contoh Lembar Pernyataan Keabsahan Hasil Penilaian Akhir KUM

Kop Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ___________________________________________________ Alamat : ___________________________________________________ Tim Penilai Kab./Kota : ___________________________________________________ Provinsi : ___________________________________________________

Dengan ini menyatakan bahwa:

Data yang diberikan dalam dokumen ini adalah benar dan sesuai dengan keadaan sesungguhnya. Saya bertanggungjawab atas semua hasil penilaian akhir dan data lainnya yang diberikan dalam dokumen hasil penilaian akhir pendidikan keaksaraan usaha mandiri ini.

Demikian, pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab.

Pernyataan ini dibuat pada tanggal _________________ Di ___________________________________________

Penilai

Ttd

(______________)

Lampiran 4.

Contoh Surat Permohonan Nomor Seri SUKMA-L

KOP DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA ...

Nomor :

Lampiran : 1 (satu) berkas

Perihal : Permohonan Nomor Seri SUKMA Lanjutan Yth. Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Di Jakarta

Dengan hormat disampaikan bahwa sehubungan dengan berakhirnya penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri tahun ... yang diselenggarakan oleh lembaga PKBM/ yayasan/organisasi se-Kabupaten/Kota ... Provinsi..., kami mohon kesediaannya memberikan nomor seri SUKMA-L sebanyak ... bagi peserta didik yang telah mengikuti penilaian akhir dan dinyatakan telah mencapai Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

Demikian permohonan kami, atas kerjasamanya diucapkan terima kasih.

..., 20... Kadis/Kabid PNF Dinas Pendidikan Kab/Kota...

Ttd dan Cap

Nama Lengkap

NIP. ...

Keterangan:

(23)

Lampiran 5.

Contoh Surat Permohonan Blanko SUKMA-L

KOP DINAS PENDIDIKAN ...

Nomor :

Lampiran : 1 (satu) berkas

Perihal : Permohonan SUKMA-L

Yth. Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Di Jakarta

Dengan hormat disampaikan bahwa sehubungan dengan berakhirnya penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri tahun ... yang diselenggarakan oleh lembaga PKBM/ yayasan/organisasi se-Kabupaten/Kota ...Provinsi... maka kami mohon kesediaannya memberikan Blanko dan nomor seri SUKMA-L sebanyak ... bagi peserta didik yang telah mengikuti penilaian akhir dan dinyatakan telah mencapai Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) pendidikan keaksaraan usaha mandiri.

Demikian permohonan kami, atas kerjasamanya diucapkan terima kasih.

..., 20... Kadis/Kabid PNF Dinas Pendidikan Kab./Kota...

Ttd dan Cap

Nama Lengkap

NIP. ...

Lampiran 6.

Contoh Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Akhir KUM

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Soal SoalNo Bentuk Soal Membaca

Kemampauan menguasai pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tentang cara meningkatkan peran dan fungsi dalam kehidupan di masyarakat dengan memanfaatkan peluang sumber daya yang ada melalui aktivitas membaca, menulis, berbicara, dan berhitung dalam bahasa Indonesia

Menggali informasi dari teks penjelasan tentang jiwa kewirausahaan untuk kemandirian minimal dalam 7 (tujuh) kalimat sederhana.

Disajikan teks penjelasan dalam 7 kalimat sederhana, peserta didik dapat membaca per kalimat dengan lancar.

1 Pertanyaan

Menggali informasi dari teks laporan yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran dari suatu produk usaha minimal dalam 7 (tujuh) kalimat sederhana

Disajikan teks laporan tentang pemasaran, peserta didik dipersilahkan untuk menjawab secara lisan tentang pertanyaan yang diajukan.

2 Essai

Menulis

Kemampuan mengolah, menalar, dan menyajikan pengetahuan yang diperoleh dalam praktik untuk kemandirian berkarya dalam menjalankan peran dan fungsi di masyarakat melalui aktivitas membaca, menulis, berbicara, dan berhitung dalam bahasa Indonesia.

Mengolah teks petunjuk/ arahan yang berkaitan dengan kegiatan usaha minimal dalam 5 (lima) kalimat sederhana.

Disajikan teks petunjuk/ arahan yang berkaitan dengan kegiatan usaha, peserta didik dipersilahkan untuk menuliskan kembali teks yang disajikan.

3

Mengolah informasi dari teks narasi yang berkaitan dengan kemitraan usaha dalam kegiatan kewirausahaan di bidang produk/jasa.

Disajikan teks narasi yang berkaitan dengan kemitraam usaha, peserta didik dipersilahkan untuk menuliskan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.

4 Pertanyaan

Mengolah teks penjelasan tentang pemetaan peluang dan perintisan usaha yang dikembangkan dalam bahasa Indonesia minimal 5 (lima) kalimat sederhana

Disajikan teks penjelasan tentang pemetaan peluang usaha, peserta didik dapat menuliskan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.

5 Essai

Mengolah teks khusus dalam bentuk formulir dan kwitansi sederhana yang berkaitan dengan kegiatan usaha baik di bidang produk/jasa sesuai dengan potensi setempat

Disajikan bacaan tentang jual beli usaha dan lembar kwitansi, peserta didik dipersilahkan untuk mengisi kwitansi berdasar pada teks yang disajikan.

Gambar

Gambar di atas bentuknya balok.

Referensi

Dokumen terkait

International Services Pacific Cross atau mereka yang mendapat kuasa olehnya, segala catatan/keterangan mengenai diri dan keadaan/kesehatan Tertanggung baik selama Tertanggung

Bidang : Keilmuan dan Bimbingan Belajar (Total JKEM bidang ini minimal 600 menit) No Subbidang, Program, Kegiatan Frek & Durasi Mhs yg Terlibat Keterangan

Sistem penyambungan yang umum digunakan pada struktur ruang adalali sambungan sistem Mero. Sambungan ini terdiri sebuah bola baja berulir dimana ujung batang rangka ruang

Kegiatan pelatihan ini mendapat respon positif dari peserta pelatihan, adapun manfaat yang didapat oleh peserta pelatihan adalah menumbuhkan minat guru dalam

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk membahas bagaimana cara menumbuhkan jiwa kreativitas seorang para

sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tanaman yang memiliki pertumbuhan generatif terbaik terdapat pada perlakuan pemupukan 1.5 g NPK/polybag, karena tanaman tersebut memiliki jumlah bunga dan buah terbanyak,

Kabupaten Minahasa Selatan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah telah ditata untuk menjadi kota Minapolitan yaitu suatu wilayah dengan konsep pembangunan ekonomi