103
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES
TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR PAK SISWA
Darmawati Pakpahan
Institut Agama Kristen Negeri Tarutung, Indonesia
Email :
darmawatypakpahan@gmail.com
AbstractThe research aims to find out the influence of the Examples Non Examples Learning Model on the students’ learning activeness of Class VIII of SMP Negeri 2 Lumbanjulu Academic Year 2019/2020.
The research hypothesis is that there is an influence between the Examples Non Examples Learning Model on the students’ learning activeness of Class VIII of SMP Negeri 2 Lumbanjulu Academic Year 2019/2020. The population is all students in SMP Negeri 2 Lumbanjulu totaling 115 people. Samples were 30% of 115 people equalling 40 people.
This study concludes that the influence of the Examples Non Examples Learning Model on the students’ learning activeness of Class VIII of SMP Negeri 2 Lumbanjulu Academic Year 2019/2020 is 32.9%.
Keywords : Examples Non Examples Learning Model, Student’s Learning Activeness
PENDAHULUAN
Dalam proses belajar mengajar
anak didik harus mampu
mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari, menemukan fakta, menganalisis dan menafsirkan serta menarik kesimpulan. Untuk itu diperlukan kreativitas dan inovasi dari pengajar dalam menyampaikan pelajaran atau informasi kepada anak didik supaya keaktifan anak dalam belajar dapat meningkat yang akhirnya hasil belajar anak pun dapat meningkat. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran Example non example.
Istarani (2014:22) Model pembelajaran Examples non Examples adalah suatu rangkaian penyampaian materi ajar kepada siswa dengan menunjukkan gambar-gambar yang relevan yang telah dipersiapkan dan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menganalisanya bersama teman dalam kelompok yang kemudian dimintai hasil diskusi yang dilakukannya. Jadi model pembelajaran examples non examples berangkat dari data dokumentasi yang kemudian dikembangkan menjadi suatu kajian materi ajar yang menarik dan diteliti sehingga diperoleh suatu pengetahuan sangat berguna yang sebelumnya tidak diketahui. Model pembelajaran Examples non Examples menggunakan gambar sebagai media
104 pembelajaran. Media gambar merupakan salah satu alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang dapat membantu mendorong siswa lebih melatih diri dalam mengembangkan pola pikirnya. Dengan menerapkan media gambar diharapkan dalam pembelajaran dapat bermanfaat secara fungsional bagi semua siswa. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa diharapkan akan aktif dan semangat untuk belajar.
Dari pendapat Istarani yang penulis kutip bahwa model pembelajaran Example
non example adalah model pembelajaran
yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan semangat untuk belajar. Dalam pelaksanaan model pembelajaran
Example non example, siswa di tuntut
untuk menganalisis sebuah gambar yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang dapat menumbuhkan keaktifan dalam diri siswa. Sardiman yang dikutip oleh Sinar (2018:9), menyatakan bahwa :“keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan”. Keaktifan siswa dalam hal ini dapat dilihat dari kesungguhan mereka mengikuti pelajaran.
Dari pengamatan penulis di kelas VIII SMP Negeri 1 Lumbanjulu bahwa selama proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen, keaktifan belajar siswa masih kurang, dilihat dari sikap siswa yang
kurang memberikan perhatian kepada apa yang diajarkan oleh guru, siswa sering mengantuk, kurang mendengarkan apa yang diajarkan oleh guru, cenderung ingin keluar kelas dengan alasan ke belakang, malas untuk menulis, menghafal, membuat ringkasan, kurang memberikan perhatian terhadap latihan-latihan atau praktek yang pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga dalam pembelajaran tidak terdapat hubungan yang harmonis dan interaksi yang aktif antara guru dengan siswa dan juga siswa dengan siswa.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Example Non Example terhadap Keaktifan Belajar PAK Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 2 Lumbanjulu Kabupaten Toba Samosir Tahun Pembelajaran 2019/2020”.
PEMBAHASAN
Hornby yang dikutip oleh Jauhar (2011:156) berpendapat bahwa secara harafiah active menurut, “in the habit doing
things, energetic”. Artinya terbiasa, berbuat
segala hal dengan menggunakan segala daya. Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua siswa secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan spiritual. Guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat
105 memberikan pengalaman langsung, sehingga belajar merupakan proses aktif siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri. Dengan demikian, siswa didorong untuk bertanggung jawab terhadap proses belajarnya sendiri.
Nana Sudjana yang dikutip oleh Sinar (2018:12), berpendapat bahwa keaktifan siswa dapat dilihat dari keikutsertaan siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya. Maka indikator keaktifan belajar ini, terlibat dalam keikutsertaan memecahkan masalah, bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi, berusaha mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah, melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal, serta menilai kemampuan diri sendiri dan hasil-hasil yang diperoleh. Keaktifan siswa dalam proses belajar merupakan upaya siswa untuk memperoleh pengalaman belajar, yang dapat ditempuh dengan upaya kegiatan belajar kelompok maupun belajar secara perorangan. Jauhar(2011:156), mengemukakan siswa yang aktif antara lain dalam hal:
1.
Bertanya/meminta penjelasan2.
Mengemukakan gagasan dan3.
Mendiskusikan gagasan orang lain dengan gagasannya sendiriSelanjutnya Uno (2012:75), mengemukakan pendapatnya mengenai ciri-ciri keaktifan belajar yang diterapkan dalam panduan pembelajaran model ALIS (Active
Learning In School), adalah sebagai berikut: Pembelajaran berpusat pada siswa, Pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata, Pembelajaran mendorong anak untuk berpikir tingkat tinggi, Pembelajaran melayani gaya belajar anak-anak yang berbeda-beda, Pembelajaran mendorong anak untuk berinteraksi multi arah (siswa-guru), Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media atau sumber belajar, Penataan lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar, Guru memantau proses belajar siswa, Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kerja anak
Suryosubroto (2009:59), mengemukakan bahwa ciri-ciri keaktifan belajar siswa tampak dalam kegiatan, yaitu:
1.
Berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran dengan penuh keyakinan, 2. Mempelajari, mengalami, dan menemukan sendiri bagaimana memperoleh situasi pengetahuan, 3.Merasakan sendiri bagaimana tugas-tugas yang diberikan oleh guru kepadanya, 4.Belajar dalam kelompok, 5.Mencobakan sendiri konsep-konsep tertentu, 6.Mengkomunikasikan hasil pikiran, penemuan dan penghayatan nilai-nilai secara lisan atau penampilan.Menurut Gulo (2008:75), yang menjadi ciri-ciri keaktifan belajar siswa adalah : 1. Siswa live in dalam proses belajar mengajar sehingga mereka menikmati pengalaman belajar itu dengan asyik, 2. Kegiatan belajar
106 berjalan secara antusias, 3. Rasa penasaran dengan diikuti sikap on the task
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar PAK Siswa
Briggs mengutip pendapat
(Martinis 2007:288) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang dapat menumbuhkan timbulnya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran adalah:
a.
Memberikan motivasi atau menarik pehatian peserta didik sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaranb.
Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada peserta didik)c.
Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didikd.
Memberikan stimulus (masalah, topik, konsep yang akan dipelajari)e.
Memberi petunjuk kepada pesertadidik cara mempelajarinya
f.
Memunculkan aktivitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajarang.
Memberi umpan balik (feedback)h.
Melakukan tagihan-tagihanterhadap peserta didik berupa tes, sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur
i.
Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pembelajaran.Model Pembelajaran Examples Non Examples
Istarani (2014:22) “Model pembelajaran Examples non examples merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah deskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam gambar. Penggunaan model pembelajaran examples non examples ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa”.
Selanjutnya Ibrohim (2018:130) menyatakan bahwa:“model pembelajaran examples non examples atau juga biasa disebut examples non examples merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam gambar.
Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Examples non Examples
Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran examples non examples dalam proses pembelajaran menurut Suprijono (2009:125) dalam
Shoimin, adalah :
a)
Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Gambar yang digunakan tentunya107 merupakan gambar yang relevan dengan materi yang dibahas sesuai dengan kompetensi dasar
b)
Guru menempelkan gambar di papan, atau ditayangkan melalui LCD atau OHP, atau dapat pula menggunakan proyektor. Pada tahapan ini guru juga dapat meminta bantuan siswa untuk mempersiapkan gambar yang telah dibuat sekaligus membentuk kelompok siswac)
Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memerhatikan/menganalisis gambar. Biarkan siswa melihat dan menelaah gambar yang disajikan secara saksama agar detail gambarnya dapat dipahami. Selain itu, guru juga memberikan deskripsi jelas tentang gambar yang sedang diamati siswad)
Melalui diskusi kelompok 2-3 orangpeserta didik, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas. Kertas yang digunakan akan leih baik jika disediakan oleh guru
e)
Tiap kelompok diberi kesempatanmembacakan hasil diskusinya. Siswa dilatih untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melalui perwakilan kelompok masing-masing
f)
Setelah memahami hasil dari analisis yang dilakukan siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapaig)
Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaranKelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Examples non Examples
Adapun kelebihan model pembelajaran menurut Istarani (2014:27), adalah :
1.
Pembelajaran lebih menarik, sebab gambar dapat meningkatkan perhatian anak untuk mengikuti proses belajar mengajar2.
Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar dari materi yang ada3.
Dapat meningkatkan daya nalar ataupikir siswa sebab ia disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada
4.
Dapat meningkatkan kerjasama antarasiswa sebab siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dalam menganalisis gambar yang ada
5.
Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa sebab guru mempertanyakan alasan siswa mengurutkan gambar6.
Pembelajaran lebih berkesan sebabsiswa dapat secara langsung mengamati gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.
Akan tetapi, disamping memiliki kebaikan-kebaikan pelaksanaan model pembelajaran examples non examples dalam proses pembelajaran menurut Shoimin (2017:76),
108 juga memiliki kelemahan-kelemahan yaitu : a) tidak semua materi ajar dapat disajikan dalam bentuk gambar; b) memakan waktu yang banyak.
Melihat berbagai kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam melaksanakan model pembelajaran examples non examples, maka diperlukan usaha untuk mengatasi hal tersebut guna mencegah hal-hal yang dapat mengganggu proses belajar mengajar. Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasi kelemahan dari pelaksanaan model pembelajaran example non example menurut Istarani (2014:29),
1.
Buatlah gambar yang berwarna, jelas dan tunjukkan gambar dari berbagai sisi2.
Carilah gambar yang sederhana dan tidak rumit untuk di analisis3.
Jelaskan makna gambar sejelas-jelasnya pada siswa sehingga siswa tidak salah menafsirkannya.METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif inferensial dengan populasi penelitian seluruh Kelas VIII SMP Negeri 2 Lumbanjulu Kabupaten Toba Samosir yang berjumlah 115 orang siswa dengan sampel sebanyak 40 orang yang ditetapkan secara random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan angket yang disusun sendiri oleh peneliti dengan
terlebih dahulu melakukan uji reliabilitas dengan rumus Alpha-Cronbach.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lumbanjulu Kabupaten Tobasa, maka pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut:
a.
Dari pendistribusian hasil jawaban siswa tentang model pembelajaran Example Non Example dikrtahui bahwa item yang memiliki nilai tertinggi adalah nomor 1 dengan skor total 122 dan nilai rata-rata 3.05 yaitu banyak siswa yang menjawab bahwa guru PAK menyiapkan gambar sesuai dengan materi pembelajaran.b.
Dari pendistribusian hasil jawaban siswa tentang Keaktifan Belajar diketahui bahwa item yang memiliki nilai tertinggi adalah nomor nomor 22 dengan skor total 125 dan nilai rata-rata 3,12 yaitu banyak siswa yang menjawab bahwa pada saat proses pembelajaran berlangsung, siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru PAK.c.
Dari persamaan regresi model pembelajaran Example Non Example (variabel X) terhadap Keaktifan Belajar (variabel Y) adalahX
109 regresi ini menunjukkan bahwa dalam keadaaan konstanta=
30
,
961
maka untuk setiap penambahan variabel X (Model Pembelajaran Examples non Examples) sebesar satu satuan unit maka akan terjadi penambahan variabel Y (Keaktifan Belajar Siswa) sebesar0
,
454
dari nilai Model Pembelajaran Example non Example (variabel X).d.
Dari hasil analisis hipotesa diperoleh nilai Fhitung > Ftabel yaitu 18,647 >1,92maka H0 yang menyatakan tidak ada
pengaruh ditolak dan Ha yang
menyatakan ada pengaruh diterima yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Model Pembelajaran Examples non Examples Terhadap Keaktifan Belajar PAK Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Lumbanjulu Kabupaten Tobasa Tahun Pembelajaran 2019/2020 sebesar 32,9%.
KESIMPULAN
Berdasarkan teori dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan Model Examples non Examples dalam pembelajaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap keaktifan Belajar PAK Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Lumbanjulu Kabupaten Tobasa Tahun Pembelajaran 2019/2020. jika penerapan model ini sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagaimana disampaikan oleh
para ahli, sangat mendukung siswa untuk meningkatkan kemampuan untuk baik secara kognitif maupun afektif dalam belajar PAK.
SARAN
Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan kepada :
1.
Guru PAK harus melatih peserta didikpada saat membacakan hasil diskusi untuk memiliki keberanian dalam berbicara dengan baik di depan kelas.
2.
Siswa meningkatkan keaktifan dalampembelajaran. Akktif bertanya, memberi pendapat dan berkomunikasi baik antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa.
3.
Peneliti berikutnya diharapkan dapat meneliti tentang penggunaan model pembelajaran ini terhadap variabel yang berbeda.DAFTAR PUSTAKA
Alkitab. 2015. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Aqib, Zainal. 2015. Model-Model, Media
dan Strategi pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung:
Yrama Widya
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur
110 Dalyono, M. 2012. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta
Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran
Inovatif. Medan: Media Persada
Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi
PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2016.
Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta:Kata
Pena
Sardiman A.M. 2010. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Slameto. 2017. Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Shoimin, Aris. 2017. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yokyakarta:
AR-RUZZ MEDIA
Sinar. 2018. Metode Active Learning. Yokyakarta: Deepublish
Siswanto, Wahyudi dan Dewi Ariani. 2016.
Model Pembelajaran Menulis Cerita. Bandung: Refika Aditama
Silitonga, SAM. 2000. Nilai-Nilai Kepemimpinan dari Yesus dan
Sistem Pendidikan Nasional.
Medan: Manora
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative
Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yokyakarta: Pustaka
Pelajar
Syah, Muhibbin. 2017. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya
Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi
Pustaka
………… 2007. Model Pembelajaran
Terpadu dalam Teori dan Praktik.
Jakarta: Prestasi Pustaka
………… 2011. Mendesain Model Pembelajaran Progresif : Konsep, Landasan dan Implementasi pada Kurikulum KTSP. Jakarta: Kencana
………… 2017. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Kencana
Uno, Hamzah B dan Nurdin Mohammad. 2012. Belajar dengan Pendekatan
PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi
Aksara
Yamin, Martinis. 2010. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: