Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya
2016
Pengembangan Sistem Informasi Monitoring Kinerja Mesin Gilingan
Berbasis Android Studi Kasus PG. Krebet Baru II, Malang
Muhammad Hafizh Izzaturrahim1, Mochamad Chandra Saputra2, Aryo Pinandito3Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1hafizzaturrahim@gmail.com, 2andra@ub.ac.id, 3aryo@ub.ac.id
Abstrak
PG Krebet Baru II, Malang merupakan pabrik yang mengolah tebu menjadi gula yang beroperasi selama 160 – 180 hari dalam satu tahun. Mesin-mesin bekerja selama 24 jam. Untuk menjaga kinerja mesin bekerja optimal, supervisor bertanggungjawab untuk mengawasi kinerja mesin berada pada angka normal. Data kinerja mesin sangat dinamis, dimana tiap detik berubah, artinya mesin kinerja memungkinkan berada pada angka yang tidak normal hanya beberapa menit atau bahkan detik. Saat ini pabrik mempunyai sistem untuk memantau pergerakan angka kinerja mesin yang disebarkan menggunakan aplikasi sehingga dapat dibuka di perangkat bergerak. Akan tetapi, informasi yang ada bersifat pasif, artinya supervisor hanya mengetahui informasi ketika membuka sistem yang ada sehingga apabila kinerja mesin berada pada angka yang tidak normal dan mesin tidak sedang diawasi, maka dapat mengganggu aktivitas mesin kedepannya. Dari permasalahan tersebut, dikembangkanlah sistem informasi monitoring mesin gilingan berbasis Android dengan memanfaatkan fitur push notification, dimana supervisor akan mendapat pemberitahuan apabila angka kinerja mesin tidak normal. Sistem monitoring gilingan dikembangkan dengan model waterfall. Pengujian pada sistem ini menggunakan
validation testing, user acceptance testing, dan basis path testing dimana hasil user acceptance testing
menghasilkan kesimpulan bahwa sistem valid dan sesuai dengan kebutuhan pengguna dan untuk basis
path testing menghasilkan cyclomatic complexity terbesar berjumlah 17.
Kata kunci: monitoring, kinerja mesin, sistem informasi, pemrograman Android, waterfall.
Abstract
PG Krebet Baru II, Malang is a factory that process sugarcane into sugar that operates for 160 – 180 days each year. The machines work for 24 hours. To keep the machine’s performance works optimally, supervisors are responsible to supervising machine’s performance to make sure it is in normal condition. The machine’s performance data is very dynamic that change in seconds. It means the machine’s performance is possible for being abnormal condition only for a few minutes or even in seconds. Currently, the factory has system to monitoring the machine’s performance that are connected to application, so it can be opened in mobile device. Unfortunately, the information is passive. It means supervisor won’t know any information if they didn’t open the system. If the machine’s performance is in abnormal condition and the machine is not being watched, it can interfere the machine in the future. From this problem, information system of milling machine should be developed based on Android using push notification features. Supervisor will get notification if the machine’s performance is in abnormal condition. Information system of milling machine is developed using waterfall model. The testing in this system use validation testing, user acceptance testing, and basis path testing, where the result of user acceptancce testing conlude that system is valid and compatible with user requirements and the basis path testing conclude that the largest cyclomatic complexity is 17.
Keywords: monitoring, machine’s performance, information system, Android programming, waterfall.
1. PENDAHULUAN
PG Krebet Baru II, Malang merupakan pabrik yang mengolah tebu menjadi gula yang
beroperasi selama 160 – 180 hari selama satu tahun. Mesin-mesin bekerja selama 24 jam penuh. Untuk menjaga kinerja mesin bekerja seoptimal mungkin, supervisor memiliki tanggung jawab untuk mengawasi kinerja mesin
berada pada angka normal. Terlebih data kinerja mesin sangat dinamis, dimana tiap detik berubah, artinya mesin kinerja memungkinkan berada pada angka yang tidak normal hanya beberapa menit atau bahkan detik saja.
Saat ini pabrik mempunyai sistem untuk memantau pergerakan angka kinerja mesin yang disebarkan menggunakan aplikasi sehingga dapat dibuka di perangkat bergerak. Sayangnya, informasi yang ada bersifat pasif, artinya supervisor hanya mengetahui informasi ketika membuka sistem yang ada sehingga apabila kinerja berada pada angka yang tidak normal dan mesin tidak sedang diawasi, maka dapat mengganggu aktivitas mesin kedepannya.
Berdasarkan penelitian yang telah ada dengan judul Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Kinerja Mesin Pada PKIS Sekar Tanjung, dijelaskan bahwa kurangnya perawatan dan pemeliharaan yang baik dan tepat dapat menyebabkan masalah kerusakan mesin sehingga menurunkan peforma mesin seperti kecepatan mesin, lamanya waktu
set up dan adjustment, produk yang dihasilkan
kurang memuaskan, dan lain-lain (Santoso, 2013).
Koperasi Induk Susu (PKIS) Sekar Tanjung merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang pengolahan susu. Koperasi tersebut memiliki informasi mengenai kinerja mesin akan tetapi masih sederhana, yaitu pencatatan data secara manual. Sering terjadi permasalahan dimana pencatatan tidak sesuai antara data rekap permasalahan dengan data perhitungan kinerja mesin sehingga kinerja mesin tidak konsisten. Oleh karena itu, itu dibutuhkan sebuah aplikasi monitoring dan evaluasi kinerja mesin untuk meningkatkan efisiensi dalam monitoring dan evaluasi kinerja mesin.
Dari permasalahan tersebut, penulis tertarik mengembangkan sistem informasi monitoring mesin gilingan yang berbasis Android. Tujuan dari dikembangkannya sistem ini yaitu untuk mempermudah supervisor dalam melakukan pengawasan. Sistem dikembangkan berbasis Android karena supervisor membutuhkan sistem yang mempunyai portabilitass tinggi.
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1. Android
Android merupakan system operasi untuk perangkat bergerak berbasis Linux yang
mencakup system operasi, middleware, dan aplikasi (Safaat, 2012). Menurut Safaat, Android memiliki kelebihan antara lain:
a. Lengkap (Complete platform)
Android menyediakan banyak tools dalam membangun perangkat lunak dan memungkinkan untuk peluang mengembangkan aplikasi.
b. Terbuka (Open source platform)
Android disediakan melalui linsensi open
source dimana pengembang dapat dengan
bebas mengembangkan aplikasi. c. Free (Free platform)
Android merupakan platform/aplikasi yang bebas dimana tidak ada linsensi atau biaya royalty untuk dikembangkan pada Android. Aplikasi untuk Android juga dapat didistribusikan dan diperdagangkan dalam bentuk apapun.
2.2 Web Service
Web service merupakan komponen perangkat lunak yang disimpan dalam suatu komputer yang dapat diakses oleh aplikasi, komponen perangkat lunak lain, atau komputer lain melalui suatu jaringan (Deitel, 2012). Komunikasi web service menggunakan teknologi seperti XML, JSON, dan HTTP.
Perangkat yang menyediakan layanan disebut web service host. Aplikasi client mengirimkan request lewat suatu jaringan ke
web service host dan memprosesnya lalu
mengembalikannya berupa response kepada aplikasi client.
2.3 Waterfall
Metode Waterfall merupakan suatu proses pengembangan perangkat lunak berurutan, di mana kemajuan dipandang sebagai terus mengalir ke bawah (seperti air terjun) melewati fase-fase perencanaan, pemodelan, implementasi (konstruksi), dan pengujian (Pressman, 2005) . Tahapan tersebut yaitu
requirement, design system, implementation, testing, dan maintenance. Penelitian ini tidak
melalui fase maintenance, hanya sampai testing saja. Proses dari model Waterfall dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Urutan Metode Waterfall
sumber : Sommerville(2011)
Pada requirement analysis dilakukan proses pengumpulan kebutuhan untuk menspesifikasi kebutuhan perangkat lunak sehingga dapat dipahami perangkat lunak yang dibutuhak oleh
user. Selanjutnya dilakukan pembuatan desain
pada perangkat lunak yaitu proses yang berfokus pada desain pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur, antarmuka, dan prosedur pengkodean. Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap ini adalah program komputer yang sesuai dengan desain yang dibuat pada tahap sebelumnya. Terakhir, dilakukan pengujian dari segi logika dan fungsional serta memastikan semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai yang diinginkan.
2.4. Pengujian Perangkat Lunak 2.4.1 Black-box Testing
Pengujian black-box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat dimana memungkinkan untuk membuat beberapa kumpulan kondisi masukan yang sepenuhnya akan melakukan semua kebutuhan fungsional program (Pressman, 2010). Pengujian dengan metode black-box ini menggunakan pengujian
validation testing dan user acceptance testing.
Pengujian validasi adalah validasi perangkat lunak yang berfokus pada aksi-aksi yang terlihat oleh pengguna dan keluaran yang dikenali pengguna (Pressman, 2010). Pengujian validasi menggunakan use case merupakan bagian dari model kebutuhan. Use case menyediakan scenario yang kemungkinan besar menemukan kesalahan dalam kebutuhan interaksi pengguna.
User Acceptance Testing (UAT) merupakan
pengujian yang menangani kebutuhan pengguna, requirement, dan business process. UAT dilakukan untuk mengetahui apakah suatu sistem telah memenuhi kriteria untuk diterima oleh pengguna atau customer (Hambling, 2013).
2.4.2 White-box Testing
Pengujian White-box merupakan filosofi perancangan test case yang menggunakan struktur control untuk menghasilkan test case (Presssman, 2010). Tujuan dari white-box testing menurut Pressman antara lain:
1. Memastikan semua jalur independen telah dieksekusi sedikitnya satu kali
2. Melaksanakan semua keputusan logis pada sisi benar dan salah
3. Melaksanakan semua loop pada batas operasional
4. Melakukan struktur data internal untuk memastikan kesahihannya
Pengujian metode white-box ini menggunakan basis path testing. Pengujian jalur dasar atau basis path testing merupakan metode pengujian yang memungkinkan perancangan test
case untuk menurunkan ukuran kompleksitas
logis dan menggunakan ukuran ini untuk menentukan rangkaian dasar jalur eksekusi (Pressman, 2010).
2.5. Sistem Monitoring Gilingan
Berdasarkan hasil observasi, sistem monitoring gilingan merupakan sistem yang digunakan saat ini oleh PG Krebet Baru II untuk memantau kinerja mesin. Alur kerja sistem tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Alur Kerja Sistem Monitoring Gilingan Berdasarkan Gambar 2, sistem monitoring bekerja dimana sensor menangkap parameter-parameter dari mesin-mesin yang dipantau. Sensor tersebut menghasilkan angka-angka yang merupakan data digital. Angka-angka tersebut disimpan ke dalam database kemudian ditampilkan ke dalam suatu computer untuk disebarkan melalui aplikasi TeamViewer.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Diagram Metodologi Penelitian Penelitian ini dimulai dengan melakukan studi literatur dengan cara mempelajari bahan-bahan yang berhubungan dengan topik penelitian seperti buku, e-book, jurnal, atau media masa. Topik-topik yang perlu dipelajari dalam penelitian ini diantaranya: monitoring kinerja mesin gilingan, sistem informasi, pemrograman Android, web service, dan pemodelan UML.
Selanjutnya, dilakukan pengumpulan data dilakukan guna mengembangkan sistem informasi monitoring kinerja mesin gilingan ini. Data yang diperlukan yaitu parameter-parameter yang ada pada mesin gilingan untuk pemodelan basis data kedepannya. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi dan wawancara. Observasi dilakukan untuk mengamati sistem yang sudah ada, sementara wawancara dilakukan untuk menganalisis kebutuhan.
Tahap selanjutnya yaitu analisis kebutuhan dimana peneliti menentukan kebutuhan-kebutuhan sistem yang didapat dari hasil pengumpulan data pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini dilakukan penggalian kebutuhan, identifikasi pengguna, perancangan use case
diagram dan use case scenario, dan perancangan activity diagram.
Selanjutnya dilakukan perancangan sistem yang meliputi perancangan sequence diagram,
class diagram, antarmuka, dan komunikasi data.
Kemudian dilakukan implementasi dimana sistem dikembangkan menggunakan Bahasa pemrograman Java untuk mengembangkan aplikasi mobile sebagai client dan Bahasa pemrograman PHP untuk mengembangkan sistem sebagai server.
Untuk pengujian sistem dilakukan dengan metode black-box testing dan white-box testing.
Black-box testing pada penelitian ini menggunakan validation testing dan user
acceptance testing. White-box testing dilakukan
dengan mengecek logika dari sistem. White-box
testing pada penelitian ini menggunakan basis path testing.
Langkah terakhir yaitu mengambil kesimpulan berupa hasil dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang ada.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai pengembangan sistem dengan menggunakan metode waterfall yaitu analisis kebutuhan, perancangan sistem, implementasi sistem, dan pengujian sistem.
4.1. Analisis Kebutuhan
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dari salah satu supervisor pada hari Rabu, 5 Oktober 2016 dan hasil observasi, diperoleh informasi mengenai kebutuhan sistem berdasarkan permasalahan yang ada. Dari kebutuhan itu, maka dilakukan identifikasi aktor yang menggunakan sistem. Hasil dari identifikasi aktor dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Identifikasi Aktor Kategori
Pengguna
Deskripsi
Tamu Tamu merupakan pengguna yang
dapat melihat halaman login dan dapat melakukan login
Supervisor Supervisor merupakan pihak yang berkewajiban mengawasi dan mengevaluasi jalannya mesin gillingan. Pada sistem ini, supervisor merupakan pengguna yang mengawasi kinerja mesin, melihat grafik mesin, melihat laporan kinerja mesin, dan memberikan arahan/instruksi kepada karyawan. Mulai Studi Literatur Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan Perancangan Sistem Implementasi Pengujian Kesimpulan Selesai
Karyawan Karyawan pada sistem ini merupakan pengguna yang dapat melihat dan Menyetujui Instruksi yang diberikan oleh supervisor.
Setelah aktor diidentifikasi, maka dibuatlah
use case diagram untuk mengetahui
aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan masing-masing aktor. Use case diagram dari sistem ini dapat dilihat pada Gambar 4.
Pada gambar 5 digambarkan ketika supervisor memilih menu Beranda, aplikasi akan meminta data terkait ke web service. Web service mengembalikan data ke aplikasi dalam format JSON kemudian data diolah dan ditampilkan.
Gambar 4 Use Case Diagram
Aktivitas masing-masing aktor yang telah didefinisikan, dibuatkan activity diagram untuk mengetahui penggambaran aktivitas dan interaksi antara pengguna dengan sistem. Gambar 5 menjelaskan tentang activity diagram untuk aktivitas melihat data kinerja terkini.
Gambar 5 Activity Diagram Melihat Data Kinerja
Terkini
4.2. Perancangan
Perancangan sistem dilakukan untuk
membangun sistem yang akan
diimplementasikan sebagai acuan berdasarkan kebutuhan yang telah dianalisis. Perancangan sistem digambarkan ke dalam bentuk bahasa pemodelan sistem UML (Unified Modelling
Language). Perancangan yang dilakukan berupa
perancangan sequence diagram, class diagram, basis data, antarmuka, dan komunikasi data.
4.2.1 Sequence Diagram
Pada perancangan sequence diagram, setiap fungsi terdapat dua sequence, yaitu sequence
diagram konseptual yang menggambarkan
fungsi tersebut secara konsep Model View
Controller (MVC) dan sequence diagram
implementasi yang menerjemahkan konsep tersebut ke dalam kelas. Sequence diagram konseptual melihat data kinerja mesin terkini ditunjukkan pada Gambar 6.
Sequence diagram konseptual dalam Gambar 5 diterjemahkan menjadi kelas untuk tiap objek yang berkaitan. Hal itu digambarkan dalam Gambar 7.
Gambar 7 Sequence Diagram Implementasi
Melihat Data Kinerja Mesin Terkini
4.2.2 Perancangan Basis Data
Perancangan basis data pada Gambar 8 dibuat dengan mendefinisikan struktur tabel diantaranya nama tabel, kolom beserta tipe datanya, dan relasi antartabel.
Gambar 8 Perancangan Basis Data
4.2.3 Perancangan Antar Muka
Bagian ini menjelaskan bagaimana antarmuka sistem dirancang sebagai acuan dalam proses implementasi sistem.
a. Halaman Beranda
Halaman Beranda menampilkan dashboard dari data terkini kinerja mesin gilingan. Data tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk grafik atau hanya menampilkan angka saja. Rancangan antarmuka halaman beranda ditunjukkan pada Gambar 9.
Gambar 9 Rancangan Antarmuka Beranda
b. Halaman Statistik
Halaman Statistik merupakan halaman yang berfungsi untuk menampilkan data-data kinerja mesin gilingan dengan parameter tertentu dalam kurun waktu tertentu yang mana pengguna sendiri menentukan jenis parameter dan rentang waktunya. Rancangan antarmuka halaman Statistik dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 6 Sequence Diagram Konseptual Melihat Data Kinerja Mesin Terkini
Gambar 10 Rancangan Antarmuka Halaman
Statistik
4.2.4 Perancangan Komunikasi Data
Bagian ini menjelaskan bagaimana proses pertukaran data antara aplikasi Monitoring Mesin Gilingan sebagai front-end dengan web
service sebagai back-end. Aplikasi tidak dapat
mengakses database di server secara langsung, tetapi membutuhkan web service sebagai perantara untuk melakukan komunikasi data dalam format JSON. Salah satu fungsi yang membutuhkan komunikasi data yaitu melihat data kinerja mesin terkini. Perancangan web
service melihat data kinerja mesin terkini dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Rancangan Web Service Melihat Data
Kinerja Mesin Terkini
Nama getCurrentPeformance
Tujuan Meminta web service berupa data terakhir kinerja mesin gilingan Parameter Input - Method GET Output { "data": [ { "tgl": "", "ccr1": "", "ccr2": "", "flow_nm": "", "ccr3": "", ……. } ] } 4.3. Implementasi
Tahap implementasi yaitu melakukan penulisan kode-kode berdasarkan analisis kebutuhan dan perancangan yang telah dibahas pada bab sebelumnya.
4.3.1 Implementasi Algoritma
Pada bagian ini hanya dijelaskan mengenai algoritma yang mewakili fitur-fitur utama yang diimplementasikan pada web service seperti algoritma menampilkan grafik dari kinerja mesin gilingan. Salah satu algoritma yaitu algoritma untuk fungsi melihat data kinerja mesin terkini
Algoritma untuk melihat data kinerja mesin terkini terdiri dari algoritma yang berjalan di aplikasi dan yang berjalan di web service. Tabel 3 menunjukan algoritma melihat data kinerja mesin terkini yang berjalan di aplikasi Android. Algoritma ini diimplementasikan ke dalam bahasa pemrograman Java.
Tabel 3 Pseudocode Melihat Data Kinerja Mesin
Terkini
No Pseudocode
1 Mulai
2 Inisiasi layout fragment 3 Meminta data kinerja mesin
terkini ke web service
4 Menerima data dari web service dalam bentuk JSON dan dilakukan parsing JSON
5 Menampilkan data kinerja mesin gilingan terkini
6 Selesai
Tabel 4 menunjukkan algoritma yang digunakan web service untuk menampilkan data kinerja mesin terkini. Web service ini diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman PHP.
Tabel 4 Pseudocode Menampilkan Data Kinerja
Mesin Terkini
No Pseudocode
1 Mulai
2 Inisiasi koneksi ke database 3 Mengambil data kinerja mesin
terkini dari database dan menyimpan ke dalam variable result
4 Tampilkan data kinerja mesin gilingan terkini dalam JSON dari variabel result
5 Selesai
4.3.2 Implementasi Antarmuka
Berikut ini hasil implementasi dari sistem informasi monitoring gilingan.
a. Halaman Beranda
Halaman Beranda merupakan dashboard yang berisikan data terkini kinerja mesin gilingan. Implementasi halaman Beranda dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11 Implementasi Halaman Beranda
b. Halaman Statistik
Halaman Statistik memiliki form untuk memilih parameter mesin, menentukan tanggal dan waktu awal, menentukan tanggal dan waktu akhir, dan jenis pengelompokkannya. Implementasi halaman Statistik dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12 Implementasi Halaman Statitstik
4.4. Pengujian
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap implementasi yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Pengujian pada penelitian ini menggunakan metode pengujian black-box dan white-box. Pengujian dengan metode
black-box menggunakan validation testing dan user acceptance testing, sementara pada white-box
menggunakan basis path testing.
4.4.1. Validation Testing
Validation testing dilakukan pada beberapa
fungsi antara lain melihat kinerja mesin terkini, melihat grafik kinerja mesin, dan melihat laporan kinerja mesin Pengujian menunjukkan bahwa fungsi yang diujikan memiliki status valid dan sesuai dengan harapan sehingga dapat disimpulkan fungsi dalam sistem informasi monitoring mesin gilingan dapat berjalan sesuai dengan fungsionalitasnya.
4.4.2. User Acceptance Testing
Pada pengujian UAT digunakan Tabel 5 untuk digunakan sebagai acuan pengujian.
Tabel 5 Pengujian UAT
No. Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak 1 Apakah aplikasi Monitoring Mesin
Gilingan ini berjalan sesuai kebutuhan?
2 Apakah aplikasi Monitoring Mesin Gilingan ini mudah dipahami? 3 Apakah dengan adanya fitur
notifikasi pada aplikasi Monitoring Mesin Gilingan ini informasi mengenai kinerja mesin dapat diakses lebih cepat?
4 Apakah dengan adanya aplikasi Monitoring Mesin Gilingan ini pengawasan terhadap kineja mesin menjadi lebih mudah?
Hasil dari UAT yaitu pengguna menyetujui semua pertanyaan dengan menjawab YA pada semua jawaban.
4.4.3. Basis Path Testing
Hasil dari basis path testing ditunjukkan pada Tabel 6 yang dilakukan guna mengetahui jumlah cyclomatic complexity.
Tabel 6 Hasil Basis Path Testing
Unit Testing Jumlah Region Jumlah Indepen dent Path Jumlah Cyclomatic Complexity Melihat data kinerja mesin terkini 1 1 1 Menampilkan data kinerja mesin terkini 1 1 1 Melihat grafik kinerja mesin 2 2 2 Menampilkan grafik kinerja mesin 6 6 6 Melihat laporan kinerja mesin 1 1 1 Menampilkan laporan kinerja mesin 1 1 1 Memberikan notifikasi 17 17 17
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil seluruh penelitian, maka dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perancangan telah dilakukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Dari analisis kebutuhan, didapatkan 10 buah spesifikasi
use case dan 3 buah activity diagram,
sedangkan dari perancangan sistem menghasilkan sequence diagram sejumlah 6 buah, class diagram, physical data model
(PDM), rancangan antarmuka, rancangan
algoritme, dan rancangan web service. 2. Hasil dari perancangan diimplementasikan
ke dalam bentuk mobile apps dengan platform Android sebagai front-end dan web
service sebagai back-end. Aplikasi pada
perangkat bergerak berjenis native mobile
apps yang menggunakan bahasa pemrograman Java, sementara web service dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL sebagai
database.
3. Proses pengujian dari implementasi yang telah dilakukan menggunakan metode
black-box testing dan white-black-box testing. Pada black-box testing terdapat dua buah
pengujian yang dilakukan, yaitu validation
testing dan user acceptance testing,
sementara pengujian dengan metode
white-box testing menggunakan basis path testing.
Berdasarkan hasil validation testing, fitur-fitur pada sistem berjalan sesuai harapan. Sementara itu, hasil dari user acceptance
testing, diambil kesimpulan bahwa pengguna menerima sistem dan mampu menyelesaikan permasalahan dari sisi penguna. Berdasarkan hasil basis path
testing terhadap pengujian 7 test case,
algoritme untuk memberikan notifikasi memiliki jumlah cyclomatic complexity terbesar sehingga algoritme tersebut menjadi algoritma paling rumit diantara algoritme lain.
DAFTAR PUSTAKA
Deitel, Paul, Harvey Deitel. 2012. Java for
Programmers Second Edition. Boston:
Pearson Education.
Hambling, B. & Goethem, P. v., 2013. User Acceptance Testing: A Step-by-step Guide. s.l.:BCS Learning & Development Limited.
Nugroho, Adi. 2009. Rekayasa Perangkat Lunak
Menggunakan UML & Java. Yogyakarta:
Andi Offset.
Pressman, Roger S. 2005. Software Engineering
A Practitioner’s Approach Sixth Edition.
New York: Mc Graw Hill Inc.
Pressman, Roger S. 2010. Rekayasa Perangkat
Lunak. Edisi ke 7. Diterjemahkan oleh :
Adi Nugroho. Yogyakarta: Penerbit Andi. Safaat, Nazaruddin. 2012. Pemrograman Mobile
Smartphone dan Tablet PC Berbasis Android. Bandung: Penerbit Informatika.
Santoso, Arief Budiman, 2013. Rancang Bangun
Sistem Informasi Monitoring Dan Evaluasi Kinerja Mesin Pada PKIS Sekar Tanjung. S1. Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika & Ilmu Komputer Surabaya. Sommerville, Ian. 2011. Software Engeneering,
Ninth Edition. New York: