• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDAS AN TEORI

2.1 Sistem Informasi Akuntasi

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

M enurut Jones & Rama(2006, p13), “Accounting information system is a subsystem of a Management Information System (MIS) that provides accounting and financial information as well as other information obtained in the routine processing of accounting transactions” yang terjemahannya adalah Sistem Informasi Akuntasi (SIA) adalah merupakan subsistem dari Sistem Informasi M anajemen (SIM ), yang menyediakan informasi tentang akuntansi dan keuangan sebaik informasi lain yang diperoleh dari proses rutin dalam transaksi akuntansi.

M enurut Puspitawati & Anggadini (2011, p57) sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang berfungsi untuk mengorganisasikan formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi untuk menghasilkan informasi keuangan yang dibutuhkan dalam pembuatan keputusan manajemen dan pimpinan perusahaan dan dapat memudahkan pengelolahan perusahaan.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa sistem informasi akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi manajemen, yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan serta mengorganisasikan formulir, catatan, dan laporan yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan bagi manajemen.

(2)

2.1.2 Aktivitas Utama Sistem Informasi Akuntansi

M enurut Puspitawati & Anggadini (2011, p58), secara garis besar aktivitas utama dari sistem informasi akuntansi adalah mengolah/memproses data transaksi keuangan menjadi laporan keuangan dengan menggunakan sistem komputerisasi yang terhubung dengan jaringan komunikasi antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui aktivitas utama sistem informasi akuntansi adalah pengolahan data akuntansi secara keseluruhan dengan menggunakan sistem terkomputerisasi yang terintegrasi antara satu bagian dengan bagian yang lainnya.

2.1.3 Komponen S istem Informasi Akuntansi

M enurut Puspitawati & Anggadini (2011, p59), sistem informasi akuntansi terdiri dari 3 komponen, ketiga komponen sistem fungsi / subsistem adalah input, proses, output. Fungsi ini juga menunjukkan bahwa sistem sebagai proses tidak bisa berdiri sendiri, harus ada input, proses dan output.

Input merupakan segala sesuatu yang masuk ke dalam suatu sistem, input bervariasi bisa berupa energi, manusia, data, modal, dan lain-lain. Input merupakan pemicu bagi sistem untuk melakukan proses. Proses merupakan perubahan dari input menjadi output. Proses mungkin berupa perakitan yang menghasilkan satu macam output dari berbagai macam input yang disusun berdasarkan aturan tertentu. Output adalah hasil dari suatu proses yang merupakan tujuan dari keberadaan sistem.

(3)

Output dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam :

1. Output yang langsung diberikan ke konsumen untuk dikonsumsi.

2. Output suatu sistem yang dikonsumsi oleh subsistem yang lain dalam sistem yang sama dalam suatu siklus produksi.

3. Output yang merupakan bagian dari output secara keseluruhan yang dapat dikonsumsi oleh sistem yang lain atau oleh sistem yang bersangkutan, tapi menjadi tidak berguna kalau dibuang ke lingkungan.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa komponen sistem informasi akuntansi terdiri dari input, proses, dan output.

2.1.4 Kegunaan Sistem Infromasi Akuntansi

M enurut Puspitawati & Anggadini (2011, p63) kegunaan sistem informasi akuntansi secara umum adalah untuk mengelolah data transaksi keuangan perusahaan adapun kegunaan yang lebih khusus dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pembuatan laporan rutin untuk pihak internal dan eksternal, perusahaan menggunakan sistem informasi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari para investor, kreditor, dinas pajak, badan-badan pemerintah, dan lain-lain.

2. Pendukung utama aktivitas rutin suatu organisasi/entitas, para pimpinan dan manajer, membutuhkan sistem informasi untuk membantu aktivitas rutin suatu organisasi perusahaan.

(4)

3. Pendukung dalam proses pengambilan keputusan. Dengan adanya sistem informasi akuntansi proses pengambilan keputusan pada setiap lini organisasi dapat tercapai dengan segera.

M enurut Jones & Rama (2006, p6), “An AIS does gives five uses of accounting information:

1. Production External Reports 2. Supporting Routine Activities 3. Decision Support

4. Planning and Control

5. Implementing Internal Control”,

Yang terjemahannya adalah sistem informasi menyediakan lima kegunaan informasi akuntansi:

1. M enghasilkan laporan eksternal 2. M endukung aktivitas rutin

3. M endukung pengambilan keputusan 4. Perencanaan dan pengendalian

5. M engimplementasikan pengendalian internal.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa kegunaan dari sistem informasi akuntansi adalah untuk mendukung aktivitas rutin perusahaan serta menyediakan informasi yang memadai guna untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian dalam perusahaan.

(5)

2.2 Manufacturing Information System

2.2.1 Pengertian Manufacturing Information System

M enurut Groover (2007, p4), “Manufacturing is the transformation of materials into items of greater value by means of one or more processing and/or assembly operations” yang terjemahannya adalah manufaktur adalah tranformasi material menjadi barang dengan nilai yang lebih baik dengan melalui satu atau lebih pemrosesan dan atau operasi perakitan.

M enurut Gelinas & Dull (2008, p12), “Information System (IS) is a manmade system that generally consists of an integrated set of computer-based components and manual components established to collect, store, and manage data and to provide output information to users” yang terjemahannya adalah Sistem Informasi (SI) adalah sistem yang dibuat manusia yang terdiri dari sekumpulan komponen berbasis komputer dan komponen-komponen manual yang disediakan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola data dan untuk menyediakan informasi keluaran untuk pengguna.

M enurut Achmadi (2008, Volume 2, Nomor 2, p118), manufacturing menurut APICS Dictionary (edisi ke-9, 1998) “a series of interrelated activities and operations involving the design, material selection, planning, production, quality assurance, management and marketing of discrete consumer and durable goods” yang terjemahannya adalah manufacturing merupakan seluruh aktivitas dan operasi yang meliputi perancangan, pemilihan material, produksi, pengawasan kualitas, manajemen, dan marketing. Jadi, untuk menghasilkan produk akhir, maka diperlukan adanya rangkaian proses yang saling berkaitan

(6)

satu dengan yang lainnya sehingga satu produk jadi selesai dan diterima oleh pembeli.

Jadi dari definisi diatas dapat diketahui bahwa Manufacturing Information System adalah sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari sekumpulan komponen berbasis komputer dan komponen-komponen manual guna untuk memudahkan atau menunjang proses transformasi material dengan nilai yang lebih baik melalui satu atau lebih pemrosesan dan atau proses perakitan serta mengumpulkan, menyimpan dan mengelolah data agar menjadi informasi yang berguna bagi pengguna.

2.2.2 Otomasi Dalam Sistem Manufaktur

M enurut Groover (2005, p11) yang diterjemahkan oleh Dr. Ir Bagus Arthaya & Ir. I Ketut Gunarta, otomasi dapat didefinisikan sebagai suatu teknologi yang terkait dengan masalah penerapan sistem mekanik, elektronika dan sistem berbasis komputer dengan tujuan pengoperasian dan pengendalian suatu sistem produksi. Elemen yang terotomasi dalam sistem produksi dapat dibagi menjadi dua kategori :

1. Sistem manufaktur terotomasi pada lantai produksi. 2. Sistem penunjang manufaktur berbasis komputer.

2.2.3 Sistem Manufaktur Terotomasi

M enurut Groover (2005, p12) yang diterjemahkan oleh Arthaya & Gunarta, sistem manufaktur berlangsung di lantai pabrik pada suatu produk fisik.

(7)

Sistem ini menunjukkan operasi seperti pemrosesan, perakitan, inspeksi atau pemindahan bahan dimana dalam beberapa kasus dua atau lebih kegiatan tersebut dilaksanakan dalam satu sistem.

Sistem manufaktur terotomasi dapat dikelompokan menjadi tiga model dasar, yaitu :

1. Otomasi tetap

Otomasi ini adalah suatu sistem yang melaksanakan untuk proses pengerjaan secara tetap yang disebabkan oleh konfigurasi fisik peralatannya. 2. Otomasi terprogram

Di dalam otomasi terprogram, perangkat produksi dirancang agar memiliki kemampuan mengubah urutan operasi untuk menangani konfigurasi produk yang berbeda.

3. Otomasi fleksibel

Otomasi fleksibel sebenarnya merupakan kelanjutan dari otomasi terprogram. Suatu sistem otomasi yang fleksibel memiliki kemampuan untuk membuat segala macam bagian atau produk yang secara maya tidak terdapat kekurangan waktu untuk perubahan dari satu model produk ke model yang selanjutnya.

2.2.4 Sistem Penunjang Manufaktur Terkomputerisasi

M enurut Groover (2005, p14) yang diterjemahkan oleh Arthaya & Gunarta, otomasi dari sistem penunjang manufaktur bertujuan untuk mengurangi usaha yang harus dilakukan secara manual atau pekerjaan dasar dalam bidang

(8)

perancangan produk, perencanaan dan pengendalian manufaktur serta fungsi-fungsi usaha dalam satu perusahaan.

2.2.5 Alasan-alasan Penerapan Otomasi

M enurut Groover (2005, p16) yang diterjemahkan oleh Arthaya & Gunarta, beberapa alasan yang dapat dipakai untuk menilai peranan otomasi adalah :

4. Untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

M engotomasikan operasi manufaktur biasanya dapat meningkatkan laju produksi dan produktivitas tenaga kerja. Hal ini berarti lebih besar keluaran per jam untuk jumlah tenaga kerja tertentu.

5. Untuk mengurangi biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja terus meningkat dan cenderung terus berlangsung pada industrial di dunia. Konsekuensinya adalah memiliki investasi lebih tinggi untuk otomasi sehingga dapat dipertimbangkan secara ekonomi untuk pekerjaan manual.

(9)

6. Untuk meringankan pengaruh kelangkahan tenaga kerja

Umumnya selalu terjadi kekurangan tenaga kerja pada bangsa-bangsa yang telah maju, dan hal ini mendorong perkembangan operasi yang terotomasi sebagai pengganti tenaga kerja.

7. Untuk mengurangi tugas-tugas manual dan kasar

Suatu argumen bahwa ada nilai sosial yang wajar untuk mengotomasikan operasi-operasi yang bersifat rutin, membosankan, meletihkan dan menjenuhkan. Pengotomasian pekerjaan tersebut memenuhi tujuan untuk memperbaiki tingkat kondisi kerja secara umum.

8. Untuk memperbaiki keselamatan pekerja

Dengan mengotomasikan operasi tertentu dan menggeser pekerja dengan secara aktif berpartisipasi dalam proses menjadi peran dalam mengawasi, pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih aman.

9. Untuk memperbaiki kualitas produk

Penerapan otomasi tidak hanya menghasilkan laju produksi lebih tinggi daripada operasi manual, tapi otomasi juga dapat mengerjakan proses manufaktur dengan keseragaman dan kesamaan lebih besar mengacu pada spesifikasi kualitas yang ada.

10. Untuk mengurangi lead time manufaktur

Otomasi bertujuan untuk menurunkan lead time antara masuknya pesanan pelanggan dan penyerahan produk.

(10)

11. Untuk melaksanakan proses-proses yang tidak dapat dilakukan secara manual Pekerjaan tertentu ada yang memang tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan mesin.

12. Untuk menghindari biaya tinggi karena tidak terotomasi.

Terdapat keunggulan kompetitif yang signifikan dalam mengotomasikan pabrik manufaktur. Keunggulan ini tidak mudah ditunjukkan dalam bentuk format proyek. Keuntungan otomasi terlihat tidak sengaja dan dengan cara yang tidak nyata seperti adanya perbaikan kualitas produk, kenaikan tingkat penjualan, hubungan antara tenaga kerja semakin baik dan citra perusahaan membaik.

2.3 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Berbasis Object Oriented

M enurut Winata dan Abbas (2008, volume 11, nomor 2, p182), M enurut M athiassen et al (2000, p13), metode object oriented dimulai dari OOP (Object Oriented Programming) yang berkembang menjadi OOD (Object-Oriented Design) dan akhirnya menjadi OOA (Object-Oriented Analysis). Dijelaskan juga dalam M athiassen et al (2000, p4), bahwa metode OOA dan OOD menggunakan objek dan class sebagai konsep kuncinya dan terdiri atas empat prinsip umum untuk analisis dan desain: memodelkan system’s context, menekankan pertimbangan arsitektur, penggunaan kembali pola yang menggambarkan gagasan desain yang tersusun dengan baik, dan menyatukan metode dari tiap perkembangan situasi.

(11)

2.3.1 Pengertian Rich Picture

M enurut M athiassen et al (2002, p26), “A rich picture is an informal drawing that presents the illustrator’s understanding of a situation”, yang terjemahannya adalah rich picture merupakan sumber gambar informasi yang melukiskan pemahaman penggambaran suatu situasi.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa rich picture adalah proses bisnis perusahaan yang digambarkan untuk memudahkan pengguna dalam memahami proses bisnis perusahaan.

2.3.2 Pengertian UML

M enurut Jones & Rama (2006, p87), “UML is a modeling language for specifying, visualizing, constructing, and documenting an information system” yang terjemahannya adalah UM L merupakan bahasa pemodelan untuk menentukan, memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan sebuah sistem informasi.

M enurut Silberschatz et al (2006, p251), “Unified Modeling Language (UML), is a standard developed under the auspices of the Object Management Group (OMG) for creating specifications of various components of a software system” yang terjemahannya adalah UM L merupakan standar yang dikembangkan dibawah naungan Object Management Group (OM G) untuk menciptakan spesifikasi dari berbagai komponen sebuah sistem perangkat lunak.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa UM L adalah bahasa pemodelan untuk menentukan, memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan sebuah sistem informasi yang dikembangkan dibawah

(12)

naungan Object Management Group (OMG) untuk menciptakan spesifikasi dari berbagai komponen sebuah sistem perangkat lunak.

2.3.3 Pengertian Activity Diagram

M enurut Silberschatz et al (2006, p252), “ Activity diagrams depict the flow of tasks between various components of a system” yang terjemahannya adalah activity diagrams menggambarkan aliran tugas-tugas antara berbagai komponen dalam sebuah sistem.

M enurut Bennett, et al (2006, p648), “Activity diagrams is a diagrams that shows activities and action to describe workflows”yang terjemahannya adalah activity diagrams merupakan diagram yang menunjukkan kegiatan dan tindakan untuk menggambarkan alur kerja.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa activity diagram adalah diagram yang menggambarkan aktivitas atau kegiatan-kegiatan perusahaan untuk menggambarkan alur kerja.

2.3.3.1 Activity Diagram terdiri dari :

2.3.3.1.1 Overview Activity Diagram

M enurut Jones & Rama (2006, p61) “Overview Activity Diagram presents a high- level view of the business process by documenting the key events, the sequence of these event, and the information flows among the events”, yang terjemahannya adalah overview activity diagram adalah sebuah diagram aktivitas yang mewakili tampilan level-tinggi dari proses bisnis dengan

(13)

mendokumentasikan event-event tersebut dan arus informasi antara event-event tersebut.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa overview activity diagram adalah diagram yang menggambarkan proses bisnis perusahaan dengan mendokumentasikan event-event kemudian memaparkan alur informasi dan data dari event-event tersebut.

2.3.3.1.2 Detail Activity Diagram

M enurut Jones & Rama (2006, p61) “Detailed Activity Diagram is an activity diagram that provides a detailed representation of the activities associated with one or two of the events shown on an overview diagram” yang terjemahannya adalah Detailed Activity Diagram adalah diagram aktivitas yang menyediakan perincian gambaran dari aktivitas yang berhubungan dengan satu atau dua kejadian yang ditunjukkan di dalam overview diagram.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa detailed activity diagram adalah diagram yang menggambarkan rincian kegiatan dari overview activity diagram.

2.3.3.2 Simbol-Simbol Activity Diagram

M enurut Jones & Rama (2006, p88), simbol yang digunakan di dalam activity diagram adalah:

(14)

13. Solid Circle

Awal dari proses dalam activity diagram. 14. Rounded Rectangle

Event, aktivitas atau trigger. 15. Continuos Line

Urutan dari satu event atau aktivitas ke event atau aktivitas selanjutnya. 16. Dotted Line

Alur informasi antar event atau aktivitas. 17. Document

Representasi sebuah sumber dokumen atau laporan. 18. Diamond

Sebuh cabang. 19. Table

File komputer dimana data dapat dibaca atau dicatat selama event bisnis terjadi.

20. Note

M enunjukkan kepada pembaca adanya dokumen yang dihasilkan. 21. Bull’s-Eye

Akhir dari proses.

2.3.4 Identifikasi Event

M enurut Jones & Rama (2006, p13), “Event is things that happen at a particular point in time” yang terjemahannya adalah event merupakan segala sesuatu yang terjadi di suatu waktu.

(15)

M enurut Bennett, et al (2006, p651), “Event an occurence that is of significance to the information system and may be included in a state machine” yang terjemahannya adalah event merupakan kejadian penting untuk sistem informasi dan dapat dimasukkan dalam mesin.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa event adalah kejadian penting yang terjadi dalam sewaktu-waktu yang melibatkan aktor didalamnya.

M enurut Jones & Rama (2006,p21) ada beberapa cara dalam mengidentifikasi event, yaitu:

1. “Recognize the first event in a process when a process a person or department within an organization becomes for an activity”, yang terjemahannya: kenali event pertama di dalam suatu proses yang terjadi ketika seseorang atau departemen bertanggung jawab dalam suatu proses bisnis.

2. “Ignore activities that do not require participation by an internal agent”, yang terjemahannya: abaikan suatu kegiatan yang tidak memerlukan partisipasi dari internal agen.

3. “Recognize a new event when responsibility is transferred from one internal agent to another”, yang terjemahannya: kenali sebuah event baru pada saat tanggung jawab berpindah dari satu internal agen ke yang lainnya.

4. “Recognize a new event when a process has been interrupted and resumed later by the same internal agent” yang terjemahannya: kenali sebuah event baru ketika suatu proses terganggu dan dilanjutkan kembali oleh internal agen yang sama.

(16)

5. “Use an event name and description that reflects the broad nature of the event”, yang terjemahannya: gunakan nama dan gambaran event yang merefleksikan secara menyeluruh event tersebut.

2.3.5 Pengertian Workflow Table

M enurut Jones & Rama (2006, p87), “Workflow table is a two-column table that identifies the actors and actions in a process” yang terjemahannya adalah workflow table merupakan tabel dua kolom yang mengidentifikasikan aktor-aktor dan aksi-aksi dalam sebuah proses.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa workflow table adalah tabel yang mengidentifikasikan aktor dan aksi-aksinya didalam proses untuk memudahkan dalam memahami pembagian tugas dalam proses bisnis yang terjadi.

2.3.6 UML Class Diagram

2.3.6.1 Class

M enurut Post (2005, p398), “Class is a descriptor for a set of objects with similar structure, behavior and relationship” yang terjemahannya adalah class merupakan deskripsi untuk sekumpulan objek dengan struktur, perilaku dan hubungan yang sama.

M enurut M athiassen et al (2000, p53), “Class is a description of a collection of objects sharing structure, behavior pattern and attributes”, yang terjemahannya adalah Class merupakan deskripsi dari kumpulan berbagai struktur objek, pola perilaku dan atribut.

(17)

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa class adalah kumpulan objek dengan berbagai struktur , pola perilaku, dan atribut.

2.3.6.2 Atribute

M enurut Bentley (2007, p372), “Atribute is the data that represent as characteristic as of interest about an object” yang terjemahannya adalah atribut merupakan data yang merepresentasikan karakteristik objek yang menarik.

M enurut M athiassen et al (2000, p89), “Attribute is a descriptive property of a class or event”, yang terjemahannya adalah atribut merupakan deskripsi sifat dari sebuah class atau peristiwa.

M enurut Jones & Rama (2006, p155), “Attributes is the smallest units of data that can have meaning to user ”, yang terjemahannya adalah atribut merupakan data unit terkecil yang dapat memiliki arti bagi pengguna.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa atribute adalah data yang merepresentasikan objek dari sebuah class atau event.

2.3.6.3 Behavior

M enurut Bentley (2007, p372), “Behavior is the set of things that an object can do and that correspond to functions that act on the object’s data(or atribute)” yang terjemahannya adalah behavior merupakan hal-hal yang diatur sebuah objek dapat dilakukan dan sesuai dengan fungsi yang bertindak pada objek tersebut.

(18)

M enurut M athiassen et al (2000, p90), “Behavior simply as the unordered set of events that involve an object”, yang terjemahannya adalah Behavior hanya sebagai sekumpulan event yang berurutan yang melibatkan objek.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa behavior adalah event yang mungkin dapat dilakukan oleh objek dalam suatu class.

2.3.6.4 Class Diagram

M enurut Jones & Rama (2006, p181), “UML class diagram is a diagram that can be used to document tables in an AIS, relationships between tables, and attributes of tables” yang terjemahannya adalah UML class diagram adalah diagram yang dapat digunakan untuk mendokumentasikan tabel-tabel dalam Sistem Informasi Akuntasi (SIA), hubungan antar tabel, dan atribut-atribut pada tabel.

M enurut Bennett, et al (2006, p649), “Class diagram a UML structure diagram that shows classes with their attributes and operation,together with the associations between classes” yang terjemahannya adalah class diagram merupakan UML diagram yang menunjukkan kelas dengan atribut dan operasinya, bersama-sama dengan asosiasi antar kelas.

M enurut M athiassen et al (2000, p336), “A class diagram describes a collection of classes and their structural relationships” yang terjemahannya adalah class diagram menggambarkan kumpulan dari class dan hubungan yang terstruktur.

(19)

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa class diagram adalah diagram yang menunjukkan hubungan antara satu class dengan class yang lainnya.

2.3.7 Pengertian Use Case Diagram

2.3.7.1 Pengertian Use Case

M enurut M athiassen et al (2000, p120), “use case is a pattern for interaction between the system and actor in the application domain” yang terjemahannya adalah use case merupakan sebuah pola untuk interaksi antara sistem dan aktor dalam aplikasi domain.

M enurut Jones & Rama (2006, p267), “A use case is a sequence of steps that accour when an actor is intreracting with the system for a particular purpose”, yang terjemahannya adalah use case merupakan urutan dari langkah-langkah yang terjadi ketika aktor berinteraksi dengan sistem untuk tujuan tertentu.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa use case adalah diagram yang menggambarkan langkah-langkah aktor berinteraksi dengan sistem.

2.3.7.2 pengertian Actor

M enurut M athiassen et al (2000, p119), “actor is an abstraction of user or other systems that interact with the target system” yang terjemahannya adalah aktor merupakan sebuah abstraksi dari pengguna atau sistem lain yang berinteraksi dengan target sistem.

(20)

M enurut Jones & Rama (2006, p267), “An actor can be a person, computer, or event another system”, yang terjemahannya adalah actor dapat berupa orang, komputer, bahkan sistem.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa actor adalah orang yang terlibat secara langung dengan sistem.

2.3.7.3 Pengertian Use Case Diagram

M enurut Jones & Rama (2006, p267), “A use case diagram is a graphical presentation that can provide a list of use case that occur in an application” yang terjemahannya adalah use case diagram adalah sebuah tampilan grafis yang dapat menyediakan daftar use case yang terjadi dalam sebuah aplikasi.

M enurut Silberschatz et al (2006, p251), “Use case diagram show the interaction between users and the system, in particular the steps of tasks that users perform (such as withdrawing money or registering for a course)” yang terjemahannya adalah use case diagram menampilkan interaksi antara pengguna dan sistem dalam langkah-langkah yang pengguna lakukan (seperti menarik uang atau mendaftar untuk kursus).

M enurut M athiassen et al (2000, p343), “use case diagram shows the relationship among actors and use cases” yang terjemahannya adalah use case diagram yang menunjukkan hubungan antara aktor dengan use case.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa use case diagram merupakan diagram yang menunjukkan hubungan antara aktor atau pengguna sistem dalam tampilan grafis dengan langkah-langkah yang pengguna lakukan.

(21)

2.3.8 Rancangan Database

2.3.8.1 Pengertian Rancangan Database

M enurut Jones & Rama (2006, p181), “Database is a comprehensive collection of related data” yang terjemahannya adalah database merupakan kumpulan data yang saling berhubungan secara komprehensif.

M enurut Bentley (2007, p518), “Database is a collection of interrelated files” yang terjemahannya adalah database merupakan sekumpulan file-file yang saling berhubungan.

M enurut Silberschatz et al (2006, p37), “A relational database consists of a collection of tables, each of which is assigned a unique name” yang terjemahannya adalah relational database terdiri dari sekumpulan tabel, masing-masing diberikan nama yang unik.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa database adalah kumpulan tabel yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.

M enurut Bentley (2007, p520) database terdiri dari :

1. Field

“field is the smallest unit of meaningful data to be stored in a file or database” yang terjemahannya adalah field merupakan unit terkecil dari data yang memiliki arti yang akan disimpan dalam file atau database.

Field terdiri dari 4 tipe yaitu :

a. Primary key adalah sebuah field atau sekelompok field yang unik dari record.

(22)

b. Secondary key adalah field yang mengidentifikasikan record tunggal atau bagian dari record yang berhubungan.

c. Foreign key adalah sebuah field yang menunjukkan perbedaan dalam sebuah database.

(23)

2. Record

“Record is a collection of fields arranged in a predeterminate format” yang terjemahannya adalah record merupakan kumpulan field yang disusun dalam format yang telah ditentukan.

3. File and Tables

“file is the set of all occurrences of a given record structure” yang terjemahannya adalah kumpulan semua kejadian dari struktur record.

File terdiri dari :

a. Master file adalah table yang berisi record yang relatif permanen.

b. Transaction file adalah tabel yang berisi record yang mendeskripsikan peristiwa bisnis.

c. Document file adalah tabel yang berisi data historis.

d. Archival file adalah tabel yang berisi record file master dan file transaksi yang telah dihapus dari penyimpanan secara online.

e. Table look-up file adalah tabel yang berisi data yang relatif tetap dan bisa dibagi.

f. Audit file adalah tabel yang berisi record dari pembaruan ke file yang lain.

“Table is the relational database equivalent of a file” yang terjemahannya adalah tabel merupakan hubungan database yang setara dengan file.

(24)

2.3.8.2 Tahapan Rancang Database

M enurut Connolly (2002, p273), Tahapan daur hidup aplikasi database, yaitu:

1. Database planning

M erencanakan bagaimana langkah dari siklus dapat direalisasikan dengan lebih efisien dan efektif.

2. System definition

M enspesifikasikan ruang lingkup dan batasan dari aplikasi database tersebut, penggunanya, dan area penggunaan aplikasinya.

3. Requirements collection and analysis

M engumpulkan dan menganalisis kebutuhan dari pengguna dan aplikasinya. 4. Database design

M endesain database secara konseptual, logikal, dan secara fisik. 5. DBMS Selection

M emilih Database Management System (DBM S) yang paling cocok dengan aplikasi database.

6. Application design

M endesain user interface dan program aplikasi. 7. Prototyping

M embuat model dari aplikasi database yang memudahkan desainer dan pengguna untuk bagaimana menvisualisasikan dan mengevaluasi sistem akhir dapat berfungsi.

(25)

M embuat definisi eksternal, konseptual, dan internal database serta program aplikasinya.

9. Data conversion and loading

Peralihan dari sistem yang lama ke sistem yang baru. 10. Testing

Aplikasi database diuji untuk mencari kesalahan dan yang tidak tervalidasi dalam menspesifikasikan kebutuhan oleh pengguna.

11. Operational maintenance

Aplikasi database sepenuhnya diimplementasikan, sistem secara berkelanjutan di maintenance.

2.3.9 Rancangan Formulir

2.3.9.1 Pengertian Rancangan Formulir

M enurut Jones and Rama (2006, p261), “Form is formated document containing blank fields that users can fill it with data. When the form displayed on computer screen, the data entered in the blank fields are saved to one or more data tables” yang terjemahannya adalah Form merupakan dokumen yang terformat yang berisi field yang kosong yang dapat diisi oleh pengguna.

M enurut Puspitawati & Anggadini (2011, p69) Formulir dapat didefinisikan sebagai secarik kertas/media yang memiliki ruang untuk diisi dengan berbagai informasi sebagai dasar pencatatan transaksi/aktivitas ekonomi suatu unit organisasi. Formulir juga dapat didefinisikan sebagai dokumen utama yang dapat digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan. Formulir juga dapat dikatan sebagai bukti terjadinya suatu transaksi.

(26)

Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa formulir adalah suatu dokumen utama yang berbentuk kertas ataupun media sebagai dasar pencatatan transaksi keuangan/aktivitas ekonomi suatu organisasi perusahaan serta digunakan sebagai bukti terjadinya suatu transaksi.

M enurut Puspitawati & Anggadini (2011, p70) Formulir bermanfaat untuk :

1. M enetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis perusahaan.

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi apabila adanya otorisasi dari pejabat yang berwenang untuk melakukan transaksi tersebut. Pelaksanaan wewenang tersebut harus dipertanggungjawabkan dalam bentuk tertulis diantaranya menggunakan formulir.

2. M erekam data transaksi bisnis perusahaan.

Formulir berfungsi sebagai alat untuk merekam data transaksi. Semua data yang diperlukan direkam pertama kali dalam formulir.

3. M engurangi kemungkinan kesalahan dengan menyatakan semua kejadian dalam bentuk tulisan.

Semua perintah pelaksanaan suatu transaksi perlu ditulis dalam suatu formulir untuk mengurangi kemungkinan kesalahan

4. Untuk menyampaikan informasi dari orang yang satu ke orang yang lain atau dari organisasi yang satu ke organisasi yang lain.

Formulir berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan informasi secara intern organisasi atau antar organisasi.

(27)

2.3.9.2 Jenis-jenis formulir

M enurut Jones and Rama (2006, p262), jenis-jenis input formulir adalah sebagai berikut :

a. Single record form

Formulir yang menunjukkan hanya satu record. Formulir ini digunakan untuk menambah, menghapus, atau memodifikasi data di dalam record tunggal pada tabel tertentu. Formulir ini sering digunakan untuk pemeliharaan data master file.

b. Tabular entry form

Formulir yang menyediakan suatu spreadsheet seperti desain untuk memasuki berbagai record di dalam tabel tunggal. Formulir jenis ini sering digunakan untuk menyimpan suatu batch peristiwa.

c. Multi table entry form

Formulir yang digunakan untuk menambah data lebih dari satu tabel.

2.3.10 Rancangan Layar

2.3.10.1 Pengertian Rancangan layar

M enurut Jones & Rama (2006, p271), “Form interface elements are objects on form used for entering information of performing actions. All aspects of the form are control by the interface. Some of these objects provide or opportunity to improve internal control over data elements”, yang terjemahannya adalah Interface merupakan object-object pada form yang digunakan untuk

(28)

menginput informasi atau menjalankan perintah dari seluruh aspek form yang di kontrol dengan elemen interface.

M enurut M athiassen et al (2000, p151), “Interface is facilities that make a system’s model and function available to actors”, yang terjemahannya adalah interface merupakan fasilitas untuk membuat model sistem dan fungsi yang ada untuk aktor.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa rancangan layar adalah tampilan layar pada komputer untuk menginput informasi untuk menjalankan perintah.

2.3.11 Rancangan Laporan

M enurut Connolly (2002, p235), “Reports are a special type of continuous form designed specially for printing”, yang terjemahannya adalah laporan merupakan formulir yang dirancang secara khusus untuk dicetak.

M enurut Jones & Rama (2006, p201), “Report is a formatted and organized presentation of data”, yang terjemahannya adalah laporan merupakan presentasi data yang tersusun dan terorganisasi dengan baik.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa laporan adalah penyajian data yang telah tersusun dan terorganisir dengan baik untuk dicetak.

2.3.12 Navigation Diagram

M enurut M athiassen et al (2000, p344), “Navigation diagram is a special kind of statechart diagram that focuser on the overall dynamics of the user interface” yang terjemahannya adalah navigation diagram merupakan sebuah

(29)

bagian yang khusus dari statechart diagram yang fokus pada keseluruhan perubahan dari user interface.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa navigation diagram adalah diagram yang fokus pada keseluruhan perubahan pada user interface.

2.4 Aplikasi

2.4.1 Pengertian Visual Basic.NET

M enurut Nugroho (2010, p vii), Visual Basic.NET adalah bahasa pemrograman yang relatif mudah, terutama dalam hal pembuatan antarmuka pengguna (graphical user interfacenya).

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa Visual Basic.NET adalah bahasa pemograman yang berorientasi objek untuk membuat aplikasi grapical user interface.

2.4.2 Pengertian SQL

M enurut Deliana et al (2009, p6), SQL (StructuredQuery Language) adalah bahasa yang dipergunakan untuk mengakses data dalam basis data relasional, bahasa ini secara de facto merupakan bahasa standar yang digunakan dalam manajemen basis data relasional.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa SQL adalah bahasa yang digunakan untuk mengakses, memperbaharui, dan menyimpan data ke dalam database.

(30)

2.5 Teori Khusus

2.5.1 Produksi

2.5.1.1 Pengertian Produksi

M enurut Groover (2005, p1) yang diterjemahkan oleh Arthaya & Gunarta, “Produksi merupakan suatu kumpulan orang, peralatan dan aturan-aturan yang dikelola sedemikian rupa untuk melaksanakan operasi-operasi manufaktur dalam sebuah pabrik (atau organisasi lainnya)”

M enurut M ardi (2011, p97), Produksi merupakan aktivitas yang menghasilkan output dalam bentuk barang maupun jasa.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa produksi adalah pengaturan sedemikian rupa dari serangkaian peralatan, orang, dan perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu output baik berupa barang maupun jasa.

2.5.1.2 Proses Produksi

M enurut Nasution (2003, p3), proses produksi merupakan cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan mengoptimalkan sumber daya produksi (tenaga kerja, mesin, bahan baku, dana) yang ada.

M enurut Yamit (1999, p116), proses produksi adalah suatu kegiatan yang melibatkan tenaga manusia, bahan serta peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna.

(31)

Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa proses produksi adalah suatu cara atau metode yang digunakan untuk menciptakan atau menambahkan suatu produk dengan melibatkan tenaga kerja, dana, peralatan mesin, dan bahan yang ada.

2.5.1.3 Kategori Produksi

M enurut Groover (2005, p1) yang diterjemahkan oleh Arthaya & Gunarta, produksi dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

1. Fasilitas Produksi

Fasilitas dalam produksi terdiri dari pabrik, peralatan produksi di dalamnya dan cara pengorganisasian peralatan tersebut.

2. Sistem Penunjang M anufaktur

Ini merupakan suatu rangkaian aturan atau prosedur yang digunakan oleh perusahaan untuk mengelola produksi dan untuk menyelesaikan masalah teknis dan logistik yang terkait dengan pemesanan dan pemindahan bahan di dalam pabrik serta untuk menjamin agar produk memenuhi berbagai standar kualitas. Perancangan produk dan fungsi-fungsi usaha tertentu juga dimasukkan ke dalam penunjang manufaktur ini.

2.5.1.4 Siklus Produksi

M enurut M ardi (2011, p97), Siklus produksi merupakan serangkaian kegiatan usaha untuk menghasilkan produk atau barang secara terus-menerus.

(32)

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa siklus produksi adalah serangkaian tahapan yang harus dilalui dalam proses produksi untuk menghasilkan barang atau jasa.

2.5.1.5 Analisa Fungsi Pembatas Kapasitas Proses Produksi

M enurut Abbas & Indriani (2010, volume 11, nomor 1, p53), Kemampuan perusahaan dalam melakukan produksi tentunya sangat dibatasi oleh tersedianya mesin dan tenaga kerja yang digunakan serta jam kerja yang diberlakukan. Oleh sebab itu, maka kemampuan perusahaan dalam hal mesin, tenaga kerja dan jam kerja yang tersedia dijadikan sebagai fungsi pembatas dalam masalah optimasi ini. Semua proses produksi, baik yang dijalankan dengan mesin maupun manual oleh operator diformulasikan dalam bentuk matematis, yaitu dengan cara menggunakan waktu proses tiap mesin untuk satu box masing-masing tipe produk sebagai koefisien setiap variabel produk, dan sebagai pembatas pada ruas kanannya adalah kapasitas maksimum waktu proses produksi yang tersedia sesuai dengan jumlah mesin dan tenaga kerja yang tersedia, serta jam kerja.

2.5.2 Klasifikasi Biaya dalam Hubungannya dengan Produk

M enurut Carter & Usry (2006), Proses klasifikasi biaya dan beban dapat dimulai dengan menghubungkan biaya ke tahap yang berbeda dalam operasi suatu bisnis. Dalam lingkungan manufaktur, total biaya operasi terdiri atas dua elemen : biaya manufaktur dan biaya komersial.

(33)
(34)

2.5.3 Metode Full Costing

M enurut Bustami & Nurlela (2009, p135), Harga pokok penuh (Full Costing) sering disebut dengan metode dalam perhitungan harga pokok yang dibebankan kepada produk dengan memperhitungkan seluruh biaya produksi baik yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap. Harga pokok penuh mengklasifikasikan biaya berdasarkan fungsi pokok yang terdapat dalam perusahaan seperti fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum.

2.5.4 Harga Pokok Produksi

M enurut Hansen & Mowen (2006, p49), harga pokok produksi mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan.

M enurut Horngren et al (2005, p46), harga pokok produksi menunjukkan biaya barang yang sampai diselesaikan, apakah dimulai sebelum atau selama periode akuntansi berjalan.

Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa harga pokok produksi adalah total biaya barang selama periode akuntansi atau sebelum periode akuntansi berjalan.

2.5.5 Akuntansi Biaya

M enurut Horngren et al (2008, p3) Akuntansi biaya menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan nonkeuangan yang terkait dengan biaya perolehan atau pemanfaatan sumber daya dalam suatu organisasi. Akuntansi biaya memasukkan bagian-bagian akuntansi

(35)

manajemen dan akuntansi keuangan tentang bagaimana informasi biaya dikumpulkan dan dianalisis.

2.5.5.1 Hierarki Biaya

M enurut Horngren et al (2008, p173) Hierarki biaya mengelompokkan biaya menjadi kelompok-kelompok biaya yang berbeda berdasarkan jenis pemicu biaya, atau dasar alokasi biaya yang berbeda, atau perbedaan tingkat kesulitan, dalam menentukan hubungan sebab akibat (atau manfaat yang diterima). Sistem ABC biasanya menggunakan hierarki biaya dengan empat tingkatan untuk mengidentifikasi dasar alokasi biaya yang sedapat mungkin merupakan pemicu biaya pada kelompok biaya berdasarkan aktivitas. Keempat tingkatan pada hierarki biaya tersebut adalah :

1. Biaya pada tingkat unit produksi adalah biaya aktivitas yang dikerjakan untuk setiap unit produksi barang dan jasa. Biaya operasi manufaktur (seperti biaya listrik, depresiasi mesin, dan biaya reparasi) yang terkait dengan aktivitas pengoperasian mesin cetak merupakan biaya pada tingkat unit produksi. Biaya-biaya tersebut berada pada tingkatan ini karena biasanya biaya aktivitas ini meningkat seiring dengan penambahan unit yang diproduksi.

2. Biaya pada tingkat kelompok produksi adalah biaya aktivitas yang lebih berkaitan dengan kelompok unit yang diproduksi, bukan dengan setiap unit individual.

(36)

3. Biaya pendukung yang berkaitan dengan barang dan jasa merupakan biaya aktivitas yang dilakukan untuk mendukung setiap barang dan jasa yang diproduksi, berapapun jumlah unit atau kelompok produksinya.

4. Biaya pendukung fasilitas adalah biaya fasilitas yang tidak dapat ditelusuri ke barang dan jasa namun mendukung operasi perusahaan secara keseluruhan.

2.5.5.2 Peranan Akuntansi Biaya

M enurut Bustami dan Nurlela (2008, p4), peranan akuntansi biaya adalah membantu manajemen dalam:

1. Penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran operasi perusahaan.

2. Penetapan metode dan prosedur perhitungan biaya, pengendalian biaya, pembebanan biaya yang akurat, dan perbaikan mutu yang berkesinambungan. 3. Penentuan nilai persediaan yang digunakan untuk kalkulasi biaya dan

penetapan harga, evaluasi terhadap produk, evaluasi kinerja departemen atau divisi, dan pemeriksaan persediaan secara fisik.

4. M enghitung biaya dan laba perusahaan untuk satu periode akuntasi, tahunan, atau periode yang lebih singkat.

5. M emilih sistem dan prosedur dari alternatif yang terbaik, guna dapat menaikan pendapatan maupun menurunkan biaya.

(37)

2.5.5.3 Biaya Produksi

M enurut M ulyadi (2001, p14), Biaya Produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa biaya produksi adalah biaya yang timbul dan dikeluarkan dalam proses produksi untuk mengolah bahan baku hingga barang jadi.

2.6 Analisis Varians

M enurut Witjaksono (2008, p137), varians adalah perbedaan antara suatu rencana atau target dan suatu hasil.

M enurut Witjaksono (2008, p139), analisis varian adalah melakukan dekomposisi atas perbedaan-perbedaan antara biaya aktual dan rencana menjadi jumlah-jumlah yang terkait pada suatu realitas dan rencana.

M enurut Horngren et al (2008, p264) Varians adalah perbedaan antara jumlah berdasarkan hasil aktual dan jumlah yang dianggarkan yakni jumlah aktual dan jumlah yang diperkirakan berdasarkan anggaran. Jumlah yang dianggarkan merupakan acuan perbandingan yang dilakukan. Kegunaan varians membantu para manajer dalam perencanaan dan pembuatan kebijakan pengendalian serta digunakan dalam evaluasi kinerja, ada 2 hal yang biasanya dinilai :

(38)

1. Efektivitas : tingkat pencapaian tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Efisiensi : jumlah relatif masukan yang digunakan untuk mencapai tingkat keluaram tertentu atau makin banyak keluaran untuk tingkat masukkan tertentu, makin tinggi efisiensi.

Jadi dari definisi di atas dapat diketahui bahwa varians adalah perbedaan antara biaya yang dianggarkan dengan biaya nyata yang terjadi.

Gambar

Tabel 2.1 Klasifikasi Biaya

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Konstruksi Bangunan dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching.Penelitian dikemas dalam dua

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini akan menggunakan beberapa teori dalam mengungkapkan bentuk dan makna ornamen yang terdapat pada benda-benda

Manfaat kegiatan KKN PPM di Desa Penyabangan adalah agar warga dapat meningkatkan kesejahteraan dan juga meningkatkan potensi-potensi yang ada di Desa

Sedangkan dalam penelitian ini sendiri akan lebih menekankan pada cara Eline dan Giuliana, dua orang mahasiswi InHolland mengelola anxiety dan uncertainty yang

"perdebatan atau konflik yang terjadi didalam organisasi itu adalah wajar, dan terkadang konflik tersebut mempercepat pendewasaan dari organisasi tersebut".

Oi Tanah Merah dapat dikenali adanya zona mineralisasi dengan luas keseluruhan 5468,4 m2 .Batuan kuarsitik yang tersingkap pad a zona tersebut dicirikan oleh adanya

Bukti tambahan yang menunjukkan bahwa proses karbonisasi dan aktivasi bertingkat pada KA mampu mengubahan bahan biomassa menjadi bahan karbon dengan kualitas yang baik dilakukan

Cakupan materi asam dan basa pada permainan ini biasanya diajarkan pada siswa kelas 11 sekolah menengah atas (SMA) meliputi perkembangan asam dan basa, kekuatan asam dan