• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masyarkat Yang Tidak Berkarakter penyeba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Masyarkat Yang Tidak Berkarakter penyeba"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Masyarakat Yang Tidak Berkarakter Penyebab Kerusakan Lingkungan

Oleh : Zulkifli Rahman

Banyaknya kasus bencana alam yang telah terjadi menjadi bukti keadaan lingkungan saat ini mulai menghawatirkan. Kurangnya perhatian masyarakat terhadap lingkungan menjadi faktor utama berbagai kerusakan lingkungan yang terjadi. Masyarakat yang seharusnya menjaga kelestarian lingkungan justru menjadi pemeran utama terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini. Banjir, tanah longsor, polusi limbah industri adalah contoh kerusakan lingkungan akibat ulah manusia. Kelestarian lingkungan sangat berpengaruh terhadap masa depan kita, oleh karena itu setiap orang wajib untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Berbagai upaya telah diterapkan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Seperti memberikan denda bagi orang yang membuang sampah sembarangan, melakukan penghijauan kembali hutan-hutan, membuat Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), serta berbagai upaya lainnya. Namun upaya-upaya tersebut seakan tidak berguna karena keruskan lingkungan masih saja terjadi.

Upaya-upaya yang telah dilakukan seperti memberikan denda/sanksi bagi orang yang membuang sampah sembarangan menandakan bahwa karakter dari masyarakat kita bisa dikatakan jelek. Artinya masyarakat kita belum memiliki kesadaran dari dalam dirinya untuk menjaga kebersihan lingkungan. Apabila seseorang memiliki karakter yang baik, tanpa ada ancaman denda sekalipun maka ia akan tetap menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Sifat malas adalah faktor utama mengapa orang-orang masih saja membuang sampah sembarang. Jauhnya tempat pembuangan sampah mejadi alasan untuk menjadikan sungai dan tanah kosong sekitar rumah sebagai tempat pembuangan sampah. Jika dipikir, tercemarnya lingkungan karena sampah akan berdampak pada diri mereka sendiri.

Penghijauan kembali hutan-hutan terasa sia-sia karena kasus penebangan liar juga masih terus terjadi. Menjadi karakter masyarakat kita yang ingin keuntungan besar dan cepat tanpa mau berusaha dan kerja keras, sehingga memilih melakukan penebangan liar atau illegal logging

untuk mendapat keuntungan dengan cara mudah dan cepat. Illegal logging yang kian marak selain menimbulkan kerugian miliaran rupiah juga akan menimbulkan bencana alam seperti banjir dan longsor yang dapat mengancam warga sekitar. Demi mendapat keuntungan pribadi maka kepentingan umum pun diabaikan.

(2)

lagi dengan keadaan lingkungan. Ini menunjukkan sikap individualistis dari para pengusaha yang hanya mementingkan kelancaran industri mereka tanpa melihat dampak yang akan terjadi terhadap lingkungan kedepannya.

Permasalahan-permasalahan tersebut dipengaruhi oleh sudah tidak adanya karakter yang dimiliki sebagian besar masyarakt kita. Ini adalah cerminan sikap, moral, akhlak, prilaku masyarakat yang hanya mementingkan kepentingan pribadi tanpa mempedulikan kepentingan umum. Kita hidup di dunia ini bukan hanya hari ini, besok dan minggu depan, tetapi lebih dari itu kehidupan kita masih panjang. Anak dan cucu kita masih memiliki perjalanan yang panjang sebagai penerus kita. Apakah dimasa yang akan datang kita hanya akan mewariskan mereka bencana dan masalah lingkungan lainnya? Tentu tidak, oleh karena itu perlu tindakan mengenai masalah ini.

Orang-orang bijak sering mengatakan, untuk bisa mencapai sesuatu yang besar maka mulailah dari hal-hal yang kecil. Begitu pula jika ingin menjaga kelestarian lingkungan maka mulailah dari kesadaran diri masing-masing. Setiap kebijakan yang dibuat akan sia-sia jika hanya dilaksanakan oleh pihak-pihak tertentu sedangkan yang lain masih berbuat semaunya dan tidak menghiraukan kebijakan tersebut. Perlu perhatian serius dari pemerintah untuk memperbaiki karakter dari masyarakat kita, agar masyarakat kita lebih peduli dengan masalah lingkungan yang sedang dihadapi. Terlebih khusus bagi generasi muda yang harus meendapat pendidikan karakter agar tidak terjadi regenerasi karakter “buruk” yang bisa menyebabkan masalah seperti yang telah dijelaskan diatas.

Pemerintah dapat memsukkan pendidikan karakter dalam setiap kurikulum. Khusus untuk masalah lingkungan saat ini, mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) dapat menjadi solusi untuk memberikan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Pendidikan yang diberikan harus dimulai dari dasar, sehingga tumbuh kesadaran dari generasi muda untuk menjaga lingkungan. Bukan teori-teori mengenai jenis-jenis terumbu karang dan penyakit-penyakitnya, hujan asam, jenis-jenis gempa, berbagai macam lamun, rumput laut dan lain sebagainya. Bukan berarti hal-hal tersebut tidak penting untuk diketahui tetapi ada hal yang lebih penting yang harus dimiliki yaitu prilaku, sikap, dan moral yang berlandaskan pada akhlak mulia guna menjaga kelangsungan lingkungan. Untuk apa mengetahui teori-teori tentang lingkungan namun pada kenyataannya prilaku dan sikap siswa belum menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan. Hidup berdampingan dengan sampah seakan menjadi hal yang bisa, karena tidak adanya kesadaran dari dalam diri masing-masing. Sikap seperti inilah yang harus dibenahi melalui pendidikan lingkungan hidup agar menghasilkan generasi yang berkarakter.

Referensi

Dokumen terkait

Hak untuk mengisi 30% dari ruang media sponsor publikasi acara, perlengkapan kegiatan, dan kostum panitia rangkaian acara IEC 2010. 0% dari total biaya acara ITB

Hasil penelitian didapatkan dari 73 bayi usia 6 bulan sampai 2 tahun di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto sebagian besar bayi memiliki pertumbuhan gusi

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran,

Kadar total kolesterol serum yang rendah pada tikus grup 3 yang mendapat ransum standar dengan kolesterol dan minuman fungsional A diduga karena konsumsi

Fraksi hasil pemisahan ekstrak alkaloid buah mahkota dewa merah hijau diuji aktivitas inhibisinya terhadap α -glukosidase dengan konsentrasi yang sama yaitu 1%

Sedangkan variabel-variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen dalam membeli minyak goreng pada pasar swalayan di Surakarta untuk tiap-tiap faktor adalah faktor

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia

Sedangkan perangkat pengembangan yang berhubungan dengan software, meliputi: 1) Software desain PCB dan software untuk membuat skema rangkaian. 2) Software pengembangan