• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PEMBERIAN DOT DENGAN PERTUMBUHAN GUSI DAN GIGI PADA BAYI USIA 6 BULAN – 2 TAHUN DI DESA GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN PEMBERIAN DOT DENGAN PERTUMBUHAN GUSI DAN GIGI PADA BAYI USIA 6 BULAN – 2 TAHUN DI DESA GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PEMBERIAN DOT DENGAN PERTUMBUHAN GUSI DAN GIGI PADA BAYI USIA 6 BULAN2 TAHUN DI DESA GAYAMAN

MOJOANYAR MOJOKERTO EDI SUTRISNO

11001017 Subject :

Dot, Pertumbuhan, Gusi, Gigi, Bayi 6 Bulan - 2 Tahun

DESCRIPTION

Pemberian dot pada bayi merupakan salah satu faktor resiko terganggunya pertumbuhan gusi dan gigi pada bayi, Pemberian dot memang efektif membantu orang tua dalam menenangkan bayi. Namun hal ini dipercaya justru menjadi faktor penghambat perkembangan bicara anak, selain itu dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan gusi dan gigi bayi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Hubungan Pemberian Dot Dengan Pertumbuhan Gusi Dan Gigi Pada Bayi Usia 6 Bulan Sampai 2 Tahun Di Desa Gayaman Mojoanyar . Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian analitik cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi yang berusia 6 bulan sampai 2 tahun yang berjumlah 73 bayi dan, Sampel menggunakan teknik total sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesionerdancheclist. Pengolahan data dilakukan dengan prosesediting, coding, scoring, tabulating, dan penyajian data. Teknik analisa data menggunakan analisis Unvariate menggunakan distribusi frekuensi, dan analisis Bivariat menggunakan ujiChi-Square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 73 bayi yang berusia 6 bulan sampai 2 tahun di Desa Gayaman Mojoanyar Mojokerto yang di beri dot yaitu 51 bayi (69.86%). 73 bayi yang memiliki pola pertumbuhan gusi dan gigi tidak sesuai yaitu 52 bayi (71.33%).

Uji Chi-Square didapatkan nilaip value = 0,001 lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pemberian dot dengan pertumbuhan gusi dan gigi bayi.

Dot merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan gusi dan gigi bayi. Dot dapat menimbulkan ketergantungan hal ini karena setelah usia 6 bulan empeng. Diharapkan para ibu lebih mengutamakan pemberian asi Eksklusifyang penting untuk perkembangan bayi.

ABSTRACT

(2)

determine the relationship of pacifier Giving With the Growth of Baby Gums and the Teeth At Age 6 Months To 2 Years In Mojoanyar Gayaman.

This study used a quantitative research design with a cross-sectional analytic study. The population in this study were all infants aged 6 months to 2 years, as many as to 73 babies and, the sample using total sampling techniques. This study used a questionnaire instrument and checlist. The data was treated by editing, coding, and data presentation. The data analysis used Unvariate analysis through frequency distribution, and Bivariate analysis used Chi-Square.

The results showed that 73 infants age 6 months to 2 years in the village in Mojokerto Mojoanyar Gayaman that was given babies pacifiers at 51 (69.86%). 73 infants who have not appropriate gums and teeth growth developmen that is 52 infants (71.33%) .

The results of Chi-Square test obtained p value = 0.001 is smaller than α = 0.05. It showed no significant association between the pacifier giving with the growth of baby's gums and teeth.

Pacifier is a factor that affects the growth of baby's gums and teeth. pacifier can lead to dependence this because after 6 months. It is expected that women prefer exclusive breastfeeding is important for babies development.

Keywords : Pecifier, Grouth, gums, teeth, Baby At Age 6 Months To 2 Years

Contributor : 1. Nur Saidah, S. Si. T., M. Kes 2. dr. Rahmi Syarifatun Abidah Date : 14 Juli 2014

Type Material: Laporan Penelitian Edintifier :

-Right : Open Dokumen

Summary :

-LATAR BELAKANG

Dot dikenal sebagai dummy, soother atau pacifier, adalah pengganti puting susu (ibu) yang biasanya terbuat dari karet atau plastik. Penggunaan dot dianggap bermanfaat karena akan menenangkan bayi serta memberikan rasa nyaman pada keadaan-keadaan tertentu seperti keinginan untuk mulai tidur, rasa nyeri pada waktu gigi tumbuh, dipisahkan dari ibunya, menurunkan frekuensi menghisap jari, serta menurunnya kejadian SIDS (sudden infant death syndrome). Dot memang efektif membantu orang tua dalam menenangkan bayi saat menangis. Namun hal ini dipercaya justru menjadi faktor penghambat perkembangan bicara anak. Selain itu membiasakan memberikan susu atau minuman lain menggunakan botol susu pada anak kita ternyata dapat menimbulkan kerusakan pada gigi atau biasa di sebut dengan karies (Pacifier, 2010).

(3)

penelitiannya melaporkan bahwa bayi-bayi sudah mulai menggunakan dot sejak tidak mendapat pelayanan medis sebagaimana mestinya, dan 50% atau lebih pada beberapa suku asli (Kompas, 2009).

Berdasarkan studi pendahuluan tanggal 6 Maret 2014, di Posyandu Dusun Tambakrejo Desan Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto dengan teknik wawancara dan observasi dengan melihat keadaan gigi bayi, dari 7 bayi yang usia 6 bulan - 2 tahun terdapat 5 Bayi (71% ) yang menggunakan dot, dan dari 5 bayi yang menggunakan dot semua bayi mengalami gangguan pertumbuhan pada giginya. Dari 7 bayi yang usia 6 bulan – 2 tahun terdapat 2 Bayi (29%) yang tidak menggunakan dot, dan dari 2 anak yang tidak menggunakn dot 1 bayi yang pertumbuhan giginya baik, dan 1 bayi mengalami gangguan pada pertumbuhan giginya.

Penggunaan dot yang berkepanjangan mempunyai korelasi kuat dengan timbulnya masalah gigi, seperti karies dan maloklusi. Dari beberapa penelitian, terbukti ada korelasi antara penggunaan dot yang berkepanjangan (2 tahun atau lebih) dengan timbulnya karies. Keadaan ini diperberat bila penggunaan dot dilakukan sambil tidur (night feeding). Penelitian terhadap 150 anak usia 18–36 bulan oleh Peressini (2003), menyimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kebiasaan minum dot botol sambil tidur dengan timbulnya karies serta kerusakan gigi (Yunanto, 2013 ).

Menggunakan botol dot dalam durasi dan frekuensi berlebih berperan besar dalam memajukan gigi depan anak (Maloklusi). Kendati tidak sekeras jari, makin sering menggunakan dot maka kemungkinan protrusi akan semakin besar. Menurut Dr Sarworini Bagio Budiardjo drg SpGKGA, dari Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Anak FKG-Universitas Indonesia, karena saat menghisap menggunakan botol dot dapat mengakibatkan rahang atas secara reflek akan maju ke depan. Sementara rahang bawah bergerak ke arah sebaliknya. Perubahan posisi gigi juga besar kemungkinannya terjadi jika anak menggunakan botol dot terlalu berlebihan (Aini, 2012).

Apabila bayi hanya sesekali mengempeng dan hanya sampai bayi berumur 1 tahun, maka tidak ada masalah dengan perkembangan giginya. Tapi jika bayi adalah pengempeng aktif dan meskipun umurnya sudah lebih dari 1 tahun ia masih tidak bisa lepas dari dot, sebaiknya harus dilakukan usaha untuk segera menyapih si kecil dari dotnya. Karena hal tersebut dapat membuat gigi-geliginya tumbuh tidak sebagaimana mestinya, meskipun itu masih gigi susu, tetapi perkembangannya akan menentukan pertumbuhan dan letak susunan gigi permanen di kemudian hari. Makin lama penggunaan dot, akan makin tinggi risiko kerusakan gigi (Yunanto, 2013 ).

(4)

telah di bersihkan untuk di hisap, memeluk, mengayun-ayun, menyanyikan, memijat, dan menyetel musik yang lembut untuk memberi kenyamanan pada balita. Pada balita yang lebih besar orang tua bisa mengalihkan perhatian si kecil dengan aktiftas lain atau dengan mainan, atau bisa juga dengan membubuhkan rasa yang tidak enak pada empeng atau dot bayi. Pada balita atau anak yang lebih besar orang tua bisa menunjukkan pada si kecil anak lain yang lebih tua yang tidak memakai empeng, mengadakan upacara pelepasan empeng, atau dengan cara menukar empengnya dengan mainan atau buku yang di sukai si kecil (Kurniawan, 2012 ).

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini bersifat analitik. Variabel Independen pada penelitian ini adalah Pemberian dot, dan Variabel dependen pada penelitian ini adalah Pertumbuhan gusi dan gigi bayi usia 6 bulan sampai 2 tahun. Bayi yang berusia 6 bulan sampai 2 tahun di Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto pada bulan Maret Teknik sampling yang digunakan adalah total samplingdengan jumlah sampel 73 bayi yang diambil dari keseluruhan bayi yang berusia 6 bulan sampai 2 tahun. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah checlist dan kuesioner. Teknik analisa data menggunakan analisis Unvariate menggunakan distribusi frekuensi, dan analisis Bivariat menggunakan ujiChi-Square.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari data umum penelitian didapatkan sebagian besar bayi usia 6 bulan sampai 2 tahun berjenis kelamin laki-laki yaitu sejumlah 42 bayi (57.5%). Hampir setengah bayi usia 6 bulan sampai 2 tahun berusia 21-24 bulan yaitu sejumlah 33 bayi (45.2%). Sebagian besar bayi usia 6 bulan sampai 2 tahun telah mendapatkan pemberian dot yaitu sejumlah 51 bayi (69.89%). Sedangkan untuk pola pertumbuhan gusi dan gigi pada bayi usia 6 bulan sampai 2 tahun sebagian besar memiliki pola pertumbuhan gusi dan gigi yang tidak sesuai yaitu sejumlah 52 bayi (71.33%), dan sebagian besar bayi usia 6 bulan sampai 2 tahun memiliki pertumbuhan gusi dan gigi tidak sesuai yang di sebabkan oleh pemberian dot pada bayi yaitu sebanyak 43 bayi (58.9%). Dari hasil ujiChi-Square dalam penelitian ini di dapatkan nilaip valueyaitu 0,001

(5)

hampir setengah dari bayi yang mendapatkan pemberian dot adalah bayi usia 21-24 bulan yaitu 21-24 bayi (32.88%).

Hasil penelitian didapatkan dari 73 bayi usia 6 bulan sampai 2 tahun di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto sebagian besar memiliki pola pertumbuhan gusi dan gigi yang tidak sesuai yaitu sejumlah 52 bayi (71.23%). Dari 73 bayi usia 6 bulan sampai 2 tahun di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto sebagian kecil dari bayi memiliki pertumbuhan gusi dan gigi tidak sesuai adalah laki-laki yaitu 11 bayi (15.1%), hampir setengah dari bayi yang memiliki pertumbuhan gusi dan gigi tidak sesuai adalah perempuan yaitu 20 bayi (27.4%). Dari bayi 73 bayi usia 6 bulan sampai 2 tahun di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto hampir setengah dari bayi yang memiliki pertumbuhan gusi dan gigi tidak sesuai adalah bayi usia 21-24 bulan yaitu 23 bayi (31.51%).

Hasil penelitian didapatkan dari 73 bayi usia 6 bulan sampai 2 tahun di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto sebagian besar bayi memiliki pertumbuhan gusi dan gigi tidak sesuai yang di sebabkan oleh pemberian dot pada bayi yaitu sebanyak 43 bayi (58.90%), sedangkan sebagian kecil bayi tidak menggunakan dot yang mengalami gagguan pertumbuhan gusi dan gigi yaitu sebanyak 9 bayi (12.33%). Berdasarkan hasil uji Chi-Square didapatkan niali p value = 0,001lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pemberian dot dengan pertumbuhan gusi dan gigi bayi.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pemberian dot dengan pertumbuhan gusi dan gigi bayi usia 6 bulan sampai dengan 2 tahun di desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, maka disimpulkan:

1. Bayi usia 6 bulan sampai 2 tahun di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar kabupaten Mojokerto, sebagian besar telah mendapatkan pemberian dot yaitu seumlah 51 bayi (69.89%).

2. Bayi usia 6 bulan sampai 2 tahun di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar kabupaten Mojokerto, sebagian besar bayi memiliki pola pertumbuhan gusi dan gigi tidak sesuai yaitu 52 bayi (71.23%).

(6)

REKOMENDASI 1. Bagi Institusi

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan serta informasi tentang hubungan pemberian dot dengan pertumbuhan gusi dan gigi bayi agar dapat mengembangkan penelitian ini dan penelitian selanjutnya. 2. Bagi Ibu Bayi

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan manfaat bagi masyarakat khususnya ibu yang memiliki bayi tentang hubungan pemberian dot dengan pertumbuhan gusi dan gigi bayi, sehingga para ibu lebih mengutamakan pemberian asi Eksklusif yang penting untuk perkembangan bayi.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi petugas kesehatan untuk pemberian informasi terhadap masyarakat khususnya ibu tentang pemberian dot terhadap bayi.

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat meneliti masalah lain tentang pemberian empeng atau dot pada bayi, sehingga penelitian selanjutnya menambah informasi yang sangat bermanfaat tentang pemberian dot.

ALAMAT CORRESPONDESI E-mail : echiechi46@yahoo.com No. HP : 085745627329

Referensi

Dokumen terkait

DARMAWAN dan MANUWOTO. Kota Sawahlunto merupakan kota yang berkembang dari adanya aktivitas penambangan batubara semenjak zaman Hindia Belanda dan merupakan daerah

a) Relevansi, yang artinya pemilihan informasi yang memiliki kemungkinan paling besar untuk memberikan bantuan kepada para pengguna dalam keputusan ekonomi mereka. b)

Setiap wahana terbang yang akan mengikuti kontes harus memiliki suatu fitur keamanan, di mana jika wahana terbang tidak dapat dikendalikan (Out of Control) dan/atau jika

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 7 Tahun 2001 tentang Retribusi dan Sewa Pemakaian Kekayaan Daerah (Lembaran Daerah

Apabila kumparan stator dialiri arus sedemikian rupa, maka akan timbul medan magnet dan rotor akan berputar mengikuti medan magnet tersebut.setiap pengalihan arus ke

a) Hasil pengujian berdasarkan pada analisis perancangan sistem telah sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut terbukti dengan dapat berjalannya seluruh proses

Kegiatan berkebun dapat dilakukan dengan menanam tumbuhan, hal ini bisa dilakukan dengan cara individu maupun kelompok, misalnya anak bekerja sama dengan temannya