• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SINKRONISASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA SKPD PADA PEMERINTAH KABUPATEN ACEH UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH SINKRONISASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA SKPD PADA PEMERINTAH KABUPATEN ACEH UTARA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 4, No. 4, November 2015 - 36

PENGARUH SINKRONISASI PERENCANAAN DAN

PENGANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN DAN

KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA

SKPD PADA PEMERINTAH KABUPATEN ACEH UTARA

Nova Idea Matondang1, Hasan Basri2, Muhammad Arfan3

1) Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Prodi Magister Akuntansi Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia

novidea@gmail.com.

Abstract: The purpose of this study is to examine the effect of planning and budgeting synchronization, budgetary participation and budget goal clarity on the performance of local government agencies in Aceh Utara District, both simultaneously and partially. This study employed the quantitative approach. By applying census method, its respondents are 63 local government agencies (SKPD) which includes boards, offices, and sub-district. The data collection is done directly by using a questionnaire contains 30 statements. Then the multiple regression analysis model apply to test the hypotheses. The results indicate that (1) the planning and budgeting synchronization, budget participation, and budget goal clarity affect the SKPD performance simultaneously (2) planning and budgeting synchronization affect SKPD performance (3) budget participation affect SKPD performance, and (4) budget goal clarity affect SKPD performance.

Keywords: Planning and Budgeting Synchronization, Budgetary Participation, Budget Goal Clarity, Local

Government Agencies (SKPD) Performance.

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh sinkronisasi perencanaan dan penganggaran, partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara baik secara simultan maupun parsial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode sensus, jumlah responden adalah 63 SKPD yang terdiri dari badan, dinas, kantor, dan kecamatan. Teknik pengumpulan data dilakukan secara langsung menggunakan kuesioner yang berisi 30 (tiga puluh) pernyataan. Selanjutnya data dianalisis menggunakan regresi linier berganda untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sinkronisasi perencanaan dan penganggaran, partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja SKPD (2) sinkronisasi perencanaan dan penganggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD (3) partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD dan (4) kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD.

Kata Kunci: Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran, Partisipasi Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Kinerja SKPD.

PENDAHULUAN

Salah satu Kabupaten di Propinsi Aceh yang sempat menjadi sorotan kasus lemahnya kinerja instansi pemerintah daerah secara umum dan kinerja SKPD secara khusus adalah Kabupaten Aceh Utara. Hasil pemeriksaan kinerja pada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2012 dan 2013 yang dilakukan oleh BPK-RI (Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia) menyimpulkan bahwa kinerja Kabupaten Aceh

(2)

37 - Volume 4, No. 4, November 2015 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan keuangan Daerah.

Kesesuaian antara target capaian kinerja pembangunan yang direncanakan dengan anggaran dan dokumen pelaksanaan anggaran merupakan ukuran kualitas perencanaan dan penganggaran di pemerintah daerah (Bappeda Aceh, 2013). Dengan memperhatikan keterkaitan/kesesuaian antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan dari kegiatan dan program di masing-masing SKPD, maka kinerja SKPD dapat dicapai. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Solichah (2013) yang menunjukkan bahwa semakin sinkron dan konsisten dokumen perencanaan dan penganggaran maka akan semakin meningkatkan kinerja SKPD bidang kesehatan dan pendidikan di Kabupaten Tulungagung Tahun 2010-2012. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin sinkron dokumen perencanaan dan penganggaran, maka akan semakin meningkatkan kinerja SKPD.

Faktor lainnya yang diperkirakan mempengaruhi kinerja adalah partisipasi anggaran (Kewo, 2014). Penganggaran pada dasarnya adalah proses penetapan peran pimpinan satuan kerja dalam melaksanakan suatu program tertentu. Agar pelaksanaannya berjalan efektif, para pelaksana berpartisipasi dalam merencanakan anggaran. Partisipasi anggaran dapat menimbulkan inisiatif pelaksana anggaran untuk menyumbangkan ide dan informasi, meningkatkan kebersamaan dan rasa

memiliki, sehingga pencapaian tujuan dan kinerja organisasi dapat meningkat (Siegel & Marconi, 1989). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Bangun (2009) yang menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh secara positif terhadap kinerja SKPD. Selanjutnya, hasil penelitian Nurhalimah (2013) juga menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi partisipasi anggaran maka akan semakin meningkatkan kinerja organisasi dalam mencapai target yang telah ditetapkan.

Faktor berikutnya yang diperkirakan mempengaruhi kinerja adalah kejelasan sasaran anggaran (Kenis, 1979). Penetapan tujuan spesifik akan lebih mendorong pegawai untuk melakukan yang terbaik bagi pencapaian tujuan yang dikehendaki sehingga berimplikasi pada peningkatan kinerja. Kejelasan sasaran anggaran yang tercantum dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah akan memudahkan masing-masing SKPD mencapai kinerja dalam tahun berkenaan serta mempelajari apa saja yang menjadi penghambat tidak tercapainya kinerja SKPD. Hasil penelitian Latham & Yukl (1975), Steers (1976), Ivancevich (1976) menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial (Kenis, 1979, p.709). Sejalan dengan Kenis (1979), Kewo (2013) juga menemukan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial SKPD Pemerintah Daerah Sulawesi Utara.

(3)

Volume 4, No. 4, November 2015 - 38 pengaruh sinkronisasi perencanaan dan

penganggaran, partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran, baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap kinerja SKPD pada pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Bahasan penelitian dimulai dari kerangka teoretis dan pengembangan hipotesis. Bagian selanjutnya akan membahas mengenai metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan serta diakhiri dengan kesimpulan dan saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

KAJIAN KEPUSTAKAAN DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Hubungan Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran terhadap Kinerja SKPD

Kamus Merriam Webster`s Collegiate (1993) mendefinisikan synchronization sebagai ‘’the act or result of synchronizing yaitu suatu tindakan atau hasil dari penyesuaian’’. Sehingga, yang dimaksud dengan sinkronisasi adalah hasil kesesuaian antara dokumen kebijakan yang satu dengan dokumen kebijakan yang lain (Rasyid, 2010).

Dalam konteks perencanaan dan penganggaran daerah, yang dimaksud dengan sinkronisasi perencanaan dan penganggaran adalah kesesuaian antara dokumen perencanaan yang terdiri dari RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah), RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), RENSTRA (Rencana Strategik), RENJA (Rencana Kerja), serta RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah)

dengan dokumen penganggaran seperti KUA (Kebijakan Umum Anggaran), PPAS (Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara), RKA (Rencana Kerja Angaran), APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), serta DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran). Amanat sinkronisasi muncul dari lahirnya UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yaitu untuk mewujudkan keterpaduan dan sinergi pembangunan antar dinas dan antar instansi dan antar daerah, keterpaduan antara perencanaan dan penganggaran serta untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan partisipasi masyarakat dalam penyusunan perencanaan.

(4)

39 - Volume 4, No. 4, November 2015 lebih efektif, efesien dan akuntabel (Amiruddin, 2009).

Adanya konsistensi antar dokumen perencanaan dan penganggaran diharapkan akan meningkatkan kinerja Pemerintah Daerah secara umum dan kinerja SKPD dalam pengelolaan keuangan dan pelayanan publik. Kegagalan menjaga integrasi dan konsistensi ketiga dokumen tersebut dapat berdampak ketidakefektifan pada pencapaian sasaran prioritas dan target pembangunan daerah, kinerja pelayanan publik dan pada ujungnya mempertaruhkan kredibilitas Pemerintah Daerah dalam menjalankan amanat prioritas pembangunan nasional dalam formulasi prioritas pembangunan daerah (Solichah, 2013).

H1: sinkronisasi perencanaan dan penganggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD

Hubungan Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja SKPD

Pentingnya anggaran dalam suatu organisasi sebagai salah satu alat untuk mengukur kinerja, mendorong organisasi menyusun anggaran secara baik. Anggaran dapat tersusun dengan baik apabila suatu organisasi/ SKPD dapat berpartisipasi dalam penyusunannya. Partisipasi anggaran diartikan sebagai proses keikutsertaan manajer pusat pertanggungjawaban dalam menyusun anggaran dan mempengaruhi target anggaran sebagai bagian utama atas tanggungjawabnya (Kenis, 1979). Partisipasi anggaran merupakan ciri dari penyusunan anggaran yang menekankan kepada partisipasi aparat pemerintah daerah untuk

mempertanggung jawabkan proses penyusunan anggaran. Semakin banyak aparatur pemerintah yang terlibat dalam partisipasi anggaran maka semakin mudah dan cepat dalam menyusun anggaran (Muhammad, 2001).

Partisipasi anggaran umumnya dinilai sebagai pendekatan manajerial yang dapat meningkatkan kinerja organisasi. Keterlibatan pimpinan organisasi serta kesempatan untuk mengikutsertakan bawahan dalam penyusunan anggaran dinilai akan meningkatkan kinerja sesuai yang ditargetkan dalam anggaran (Supomo dan Indriantoro, 1998). Lebih lanjut, kinerja SKPD yang akan dicapai pada tahun berkenaan telah dinyatakan dalam bentuk tekad dan janji masing-masing kepala SKPD yang disebut Tapkin. Dengan demikian, adanya partisipasi anggaran kepala SKPD diduga akan turut meningkatkan kinerja masing-masing SKPD.

Bangun (2009) menemukan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja SKPD. Selanjutnya, hasil penelitian Nurhalimah (2013) juga menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah. Artinya, semakin tinggi partisipasi anggaran maka akan semakin meningkatkan kinerja organisasi dalam mencapai target yang telah ditetapkan.

H2: partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD

Hubungan Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Kinerja SKPD

(5)

Volume 4, No. 4, November 2015 - 40 jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran

tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut (Kenis, 1979). Pada konteks pemerintah daerah, sasaran atau disebut juga dengan targetadalah hasil yang diinginkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 pasal 1 ayat 43). Adanya sasaran anggaran yang jelas, maka akan mempermudah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas organisasi dalam rangka untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Hasil penelitian Latham dan Yukl (1975), Steers (1976), Ivancevich (1976) menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja (Kenis, 1979, p. 709). Hasil penelitian Putra (2013) juga menemukan bahwa kejelasan sasaran anggaran mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja SKPD Kota Padang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa adanya kejelasan sasaran anggaran yang tercantum dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah akan memudahkan masing-masing SKPD mencapai kinerja dalam tahun anggaran berkenaan serta mempelajari apa saja yang menjadi penghambat tidak tercapainya kinerja SKPD.

H3: kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis (hypotheses testing). Populasi penelitian adalah tingkat organisasional yaitu seluruh SKPD di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Aceh Utara. Sumber data yang digunakan adalah primer dan sekunder, yaitu gabungan antara sumber data pertama berupa kuesioner dan informasi yang didapat dari buku, internet dan penelitian sebelumnya. Kuesioner yang dibagikan kepada responden menggunakan skala interval dengan 4 poin dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang akan diberi bobot 1 sampai 4 (Sarjono & Julianita 2011).

Metode Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda (mutiple

regression analysis). Analisis regresi linier

berganda bertujuan untuk menguji pengaruh sinkronisasi perencanaan dan penganggaran, partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja SKPD. Persamaan regresi linier berganda yang digunakan untuk meneliti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependenadalah sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε

Dimana Y adalah Kinerja SKPD, α adalah Konstanta, β1,β2,β3, adalah Koefisien regresi, X1

adalah sinkronisasi perencanaan dan penganggaran, X2 adalah partisipasi anggaran,

dan X3 adalah kejelasan sasaran anggaran dan ε

(6)

41 - Volume 4, No. 4, November 2015 Model Penelitian

Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran

Partisipasi Anggaran Kinerja SKPD

Kejelasan Sasaran Anggaran

Gambar 1. Model Penelitian

Selanjutnya, data diolah dengan menggunakan SPSS (Statistical Product for

Service Solution) v.20. Data kemudian diuji,

baik uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas dan reabilitas serta uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji heterokedatisitas dan uji multikorelasi. Pengujian signifikansi tidak dilakukan dikarenakan metode yang dipilih adalah sensus (Sugiyono, 2012).

Operasionalisasi Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat

(dependent variable) yaitu kinerja SKPD, dan

variabel bebas (independent variable) yaitu sinkronisasi perencanaan dan penganggaran, partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran. Kinerja SKPD sebagai variabel terikat dalam penelitian ini merupakan pencapaian atau hasil dari kegiatan/program yang telah dicapai oleh lembaga pada pemerintah daerah sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur dalam suatu periode tertentu. Kinerja SKPD diukur dari 5 (lima)

indikator yang dikemukakan oleh Mahsun, Sulistiyowati & Purwanurgraha, 2011, yaitu: kebijakan (policy), perencanaan dan penganggaran (planning and budgeting), kualitas (quality), keadilan (equity), pertanggungjawaban (accountability) Skala yang digunakan adalah skala interval.

Variabel bebas yang pertama, yaitu sinkronisasi perencanaan dan penganggaran (X1). Sinkronisasi perencanaan dan penganggaran adalah hasil kesesuaian antara dokumen kebijakan yang satu dengan dokumen kebijakan yang lain. Dalam konteks perencanaan dan penganggaran daerah maka yang dimaksud dengan sinkronisasi perencanaan dan penganggaran adalah kesesuaian antara dokumen perencanaan (RPJPD, RPJMD, RENSTRA, RENJA, RKPD) dengan dokumen penganggaran (KUA, PPAS, RKA, APBD, DPA). Sinkronisasi perencanaan dan penganggaran diukur dengan 4 (empat) indikator, yaitu: bottom-up (dari bawah), top-down (dari atas), teknokratik, politik, dan inovasi (Permendagri 54 Tahun 2010). Skala yang digunakan adalah skala interval.

Selanjutnya, variabel bebas yang kedua adalah partisipasi anggaran (X2). Partisipasi

(7)

Volume 4, No. 4, November 2015 - 42 dan Musyarofah, 2006). Skala yang digunakan

adalah skala interval.

Variabel bebas yang ketiga adalah kejelasan sasaran anggaran (X3). Kejelasan sasaran

anggaran merupakan sejauhmana anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran dapat dimengerti oleh orang yang bertanggungjawab atas pencapaian anggaran tersebut (Kenis, 1979). Kejelasan sasaran anggaran diukur dari 3 (tiga) indikator, yaitu: indikator kinerja yang jelas dan spesifik, pemahaman atas sasaran anggaran, terukur dan dapat dicapai (Kenis, 1979 dan Kewo, 2014). Skala yang digunakan adalah skala interval.

HASIL PEMBAHASAN

Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1

Sumber: Data Primer Diolah (2015)

Berdasarkan Tabel 1, diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y=1,040+0,218X1+0,027X2+0,426X3+ ε

Pengaruh Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran Partisipasi Anggaran dan Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Kinerja SKPD

Hasil pengujian secara simultan (bersama-sama) menunjukkan bahwa sinkronisasi perencanaan dan penganggaran, partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja SKPD. Pengujian dilakukan dengan melihat koefesien regresi semua variabel independen, dengan kriteria apabila paling sedikit terdapat satu koefesien regresi (βi) tidak bernilai sama dengan nol maka

hipotesis pertama tidak dapat ditolak/diterima. Artinya sinkronisasi perencanaan dan penganggaran, partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja SKPD.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,451. Hal ini menunjukkan bahwa variasi yang terjadi pada variabel kinerja SKPD (Y) sebesar 45,1% dipengaruhi atau disebabkan oleh perubahan yang terjadi secara bersama-sama pada variabel sinkronisasi perencanaan dan penganggaran, partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran, sedangkan 54,9% sisanya disebabkan oleh variabel lain yang tidak tercakup dalam model regresi ini.

Pengaruh Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran terhadap Kinerja SKPD

Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi 1≠

(8)

43 - Volume 4, No. 4, November 2015 perencanaan dan penganggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD. Koefisien 0,218 berarti jika sinkronisasi perencanaan dan penganggaran naik satu satuan maka kinerja SKPD akan naik 0,218 satuan. Dengan demikian, semakin sinkron perencanaan dan penganggaran maka akan meningkatkan kinerja SKPD.

Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa sinkronisasi perencanaan dan penganggaran mampu meningkatkan kinerja SKPD. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Solichah (2013) yang menemukan bahwa adanya sinkronisasi perencanaan dan penganggaran membantu SKPD mencapai sasaran prioritas dan target pembangunan daerah dalam pelayanan publik yang akan meningkatkan kinerja SKPD.

Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja SKPD

Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi 2≠

0. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD.

Artinya, semakin tinggi tingkat partisipasi anggaran maka akan semakin meningkatkan kinerja SKPD. Koefisien 0,027 berarti jika patisipasi anggaran naik satu satuan maka kinerja SKPD akan naik 0,027 satuan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Nurhalimah (2013) yang menyimpulkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparatur dan hasil penelitian Bangun (2009) yang menyimpulkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

Anggaran yang telah disusun memiliki peranan sebagai perencanaan dan sebagai kriteria kinerja, yaitu anggaran dipakai sebagai suatu sistem pengendalian untuk mengukur kinerja. Tingkat partisipasi yang tinggi cenderung mendorong manajer untuk lebih aktif dalam memahami anggaran sehingga manajer memiliki pemahaman yang lebih baik dalam menghadapi kesulitan pada saat pelaksanaan anggaran. Oleh karena itu, semakin terlibat pimpinan organisasi selaku PA, serta semakin adanya kesempatan untuk mengikutsertakan bawahan dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja sesuai yang ditargetkan dalam anggaran (Supomo & Indriantoro, 1998).

Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Kinerja SKPD

Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi 3≠

(9)

Volume 4, No. 4, November 2015 - 44 Nurhalimah (2013) yang menunjukkan bahwa

tidak terdapat pengaruh dari kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparatur perangkat daerah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan pengujian dan analisis data dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya bahwa sinkronisasi perencanaan dan penganggaran, partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran baik secara bersama-sama maupun secara parsial berpengaruh terhadap kinerja SKPD.

Penelitian ini tentunya memiliki keterbatasan, antara lain: penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner sehingga kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan data yang dikumpulkan melalui kuesioner. Hal tersebut berpotensi menimbulkan masalah jika jawaban responden berbeda dengan keadaan sesungguhnya. Namun demikian, keadaan dimaksud tidak dapat dikendalikan karena diluar kemampuan peneliti. Selanjutnya, populasi penelitian adalah SKPD pada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara sehingga kesimpulan yang diambil hanya berlaku pada SKPD di Kabupaten Aceh Utara dan tidak bisa digeneralisasi untuk SKPD Pemerintah Kabupaten/Kota yang lain.

Beberapa saran yang dapat direkomendasikan untuk pengembangan penelitian berikutnya yaitu: konsistensi penelitian tentang pengaruh sinkronisasi perencanaan dan penganggaran, partisipasi

anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja SKPD masih harus diuji kembali dengan penelitian-penelitian selanjutnya dengan mempertimbangkan variabel-variabel lain yang belum diungkapkan dalam penelitian ini. Variabel-variabel dimaksud dapat berupa variabel moderating dan intervening seperti kompetensi SDM, politik penganggaran, dan lain sebagainya. Pengembangan metode penelitian kualitatif atau metode campuran (kuantitatif dan kualitatif) bagi penelitian selanjutnya dimungkinkan akan memberikan hasil yang lebih menggambarkan hal-hal yang belum diuraikan dalam penelitian ini.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) (2013). Laporan

Hasil Pemeriksaan Atas Kinerja

Infrastrukstur Kabupaten Aceh Utara

Tahun Anggaran 2012-2013. Jakarta.

Bangun, A. (2009). Pengaruh Partisipasi dalam

Penyusunan Anggaran, Kejelasan

Sasaran Anggaran dan Struktur

Desentralisasi terhadap Kinerja

Manajerial SKPD dengan Pengawasan Internal sebagai Variabel Pemoderasi. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Kenis, I. (1979). “The Effect of Budgetary and Accountability in Local Government”.

Australian Journal of Public

Administrastion. 60 (2) , 35-43.

_________ (1979). “Effect of Budgetary Goal Characteristic on Managerial Attitudes and Performance”. The Accounting

Review. LIV (4) , 707-721.

Kewo, C. L. (2014). The Effect of Participative Budgeting, Budget Goal Clarity and Internal Control Implementation on Managerial Performance. Research

Journal of Finance and Accounting. 5

(10)

45 - Volume 4, No. 4, November 2015 Mahsun, M., Sulistiyowati, F., &

Purwanurgraha, H. A. (2011). Akuntansi

Sektor Publik. Edisi Ketiga. BPFE:

Yogyakarta.

Mardiasmo (2004). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.

Merriam-Webster’s collegiate dictionary (10th

ed.). (1993). Springfield, MA: Merriam-Webster.

Muhammad, G. (2001). Pengaruh Interaksi

Partisipasi Anggaran, Informasi

Asimetris, dan Penekanan Anggaran

terhadap Budget Slack. Tesis. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Musyarofah, S. (2006). Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Eksekutif Publik dengan Moral Hazard sebagai Variabel Pemoderasi. Ekuitas, 12 (4) , 524-539.

Nurhalimah (2013). Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja

Aparatur Perangkat Daerah di

Pemerintah Aceh. Tesis. Banda Aceh:

Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 Tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah.

________. Nomor 54 Tahun 2010 Tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah.

________. Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015.

Putra, D. (2013). Pengaruh Akuntabilitas Publik dan Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah

Kota Padang). Skripsi. Padang:

Universitas Negeri Padang.

Rasyid, A. (2010). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sinkronisasi Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah dengan Dokumen Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah. Tesis. Papua:

Universitas Yapis Papua.

Sarjono, H., & Julianita, W. (2011). SPSS vs Lisrel. Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk

Riset. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Supomo, B., & Indriantoro, N. (1998). Pengaruh Struktur dan Kultur Organisasi terhadap Keefektivan Partisipasi Anggaran dalam Peningkatan Kinerja Manajerial: Studi Empiris Perusahaan Manufaktur. Kelola 18 , 61-68.

Solichah, S. I. (2013). Analisis Konsistensi Perencanaan dan Penganggaran di Kabupaten Tulungagung (Studi Pada Bidang Pendidikan dan Kesehatan Tahun 2010-2012). Skripsi. Malang: Universitas Brawijaya.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Tentang Sistem Perencanaan

Gambar

Gambar 1. Model Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

[r]

yang terdapat pada ekstrak biji pepaya muda memiliki efek toksik yang lemah dibandingkan dengan senyawa alkaloid pada ekstrak biji pepaya matang. Kami

Dengan kata lain, retorika dakwah dapat dimaknai sebagai pidato atau ceramah yang berisikan pesan dakwah, yaitu ajakan ke jalan Tuhan ( sabili rabbi ).. Aang Abdullah Zein

Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. Dengan analisa Crash Program menggunakan penambahan jam kerja, dimaksudkan mengurangi waktu pekerjaan namun tetap mempertahankan

(2) penilaian modul fisika berbasis problem solving dinyatakan layak dengan kategori sangat baik yaitu dengan nilai hasil validasi ahli 458, nilai hasil

Perangkat terhubung dengan dalam jaringan wireless sensor network menggunakan modul Xbee S1 dengan tipe topologi jaringan digimesh yang memungkinkan proses data

 Inflasi di Kota Padang terjadi karena adanya peningkatan indeks pada 5 (lima) kelompok pengeluaran antara lain; kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 1,58 persen;

 Kualitas penduduk tinggi dan bersifat merata (pendidikan, kesehatan)  Teknologi berkembang baik dan memiliki kemajuan pesat..  Pengolahan sumber daya alam dilakukan