• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci : Algoritma, Deskripsi, Enskripsi, DES, AES, IDEA, Blowfish 1. PENDAHULUAN - Perbandingan Algoritma DES, AES, IDEA Dan Blowfish dalam Enkripsi dan Dekripsi Data

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kata Kunci : Algoritma, Deskripsi, Enskripsi, DES, AES, IDEA, Blowfish 1. PENDAHULUAN - Perbandingan Algoritma DES, AES, IDEA Dan Blowfish dalam Enkripsi dan Dekripsi Data"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

8

Perbandingan Algoritma DES, AES, IDEA Dan Blowfish dalam Enkripsi dan Dekripsi Data

Donzilio Antonio Meko

Program Studi Teknik Informatika, STIMIK Kupang

E-mail: donzi.antonio.g@gmail.com

ABSTRACT

Kemajuan teknologi informasi telah memberikan dampak yang sangat luas, salah satunya sebagai media

penyampaian informasi dari suatu tempat ke tempat lainnya, sehingga memudahkan orang dalam

mengakses suatu informasi. Kemudahan pengaksesan media komunikasi oleh semua orang, tentunya

akan memberikan dampak bagi keamanan informasi atau pesan yang menggunakan media komunikasi

tersebut. Informasi menjadi sangat rentan untuk diketahui, diambil dan dimanipulasi oleh pihak-pihak

yang tidak bertanggung jawab. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu metode atau cara yang dapat menjaga

kerahasiaan informasi ini, yang salah satunya dikenal dengan sebutan kriptografi. Dalam kriptografi

terdapat banyak algoritma, diantaranya algoritma DES, AES, IDEA dan Blowfish. Penelitian ini

bertujuan untuk membandingkan kinerja beberapa algoritma kriptografi dalam proses enkripsi dan

dekripsi data berdasarkan segi kecepatan atau lama waktu serta ukuran file hasil enkripsi. Hasil

penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan waktu proses serta ukuran file dari hasil enkripsi dan

dekripsi data dari masing-masing algoritma.

Kata Kunci

: Algoritma, Deskripsi, Enskripsi, DES, AES, IDEA, Blowfish

1.

PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat

turut memajukan media komunikasi sebagai media

penyampaian informasi dari suatu tempat ke tempat

lainnya,

sehingga

memudahkan

orang

dalam

mengakses

media

komunikasi.

Kemudahan

pengaksesan media komunikasi oleh semua orang,

tentunya akan memberikan dampak bagi keamanan

informasi atau pesan yang menggunakan media

komunikasi tersebut. Informasi menjadi sangat rentan

untuk diketahui, diambil dan dimanipulasi oleh

pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh sebab itu

dibutuhkan suatu metode atau cara yang dapat

menjaga kerahasiaan informasi ini, yang salah satunya

dikenal dengan sebutan kriptografi.

Algoritma kriptografi dapat dibagi ke dalam

kelompok algoritma simetris dan algoritma asimetris.

Algoritma simetris merupakan algoritma kriptografi

yang menggunakan kunci yang sama baik untuk

proses enkripsi maupun dekripsi. Algoritma simetris

dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu

cipher

aliran dan

cipher

blok.

Cipher

aliran

merupakan algoritma kriptografi yang beroperasi

dalam bentuk bit tunggal. Sedangkan algoritma

kriptografi kategori

cipher

blok beroperasi dalam

bentuk blok bit. Saat ini sudah banyak berkembang

algoritma kriptografi simetris baik untuk kategori

cipher

aliran maupun

cipher

blok.

Beberapa

algoritma

kriptografi

yang

dikategorikan ke dalam algoritma simetris adalah

DES, AES, Blowfish, IDEA, Saphent, Skipjack,

Twofish dan lain-lain. Setiap algoritma simetris ini

memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing

dalam proses enkripsi dan dekripsi data dilihat dari

segi kecepatan maupun keamanan data

ciphertext

yang

dihasilkan.

Dilihat dari perbedaan-perbedaan ini maka

penulis tertarik untuk mengimplementasikan dan

membandingkan kinerja algoritma DES, AES, IDEA

dan Blowfish dalam suatu program aplikasi enkripsi

dan dekripsi data digital yang dinilai dari kecepatan

proses data atau lama waktu yang dibutuhkan untuk

mengenkripsi atau mendekripsi file serta ukuran file

hasil enkripsi

2.

LANDASAN TEORI

a.

Pengertian Kriptografi

Kata kriptografi berasal dari bahasa Yunani,

kryptós

” yang berarti tersembunyi dan “

gráphein

(2)

9

data, antektikasi, integritas dan keabsahan data.

Kriptografi juga dapat diartikan sebagai ilmu untuk

menjaga kerahasiaan pesan [1]

b.

Pengertian Kriptografi Simetris

Algoritma ini disebut simetris karena memiliki

key

atau kunci yang sama dalam proses enkripsi dan

dekripsi sehingga algoritma ini juga sering disebut

algoritma kunci tunggal atau satu kunci.

Key

dalam

algoritma ini besifat rahasia atau

private key

sehingga

algoritma ini juga disebut dengan algoritma kunci

rahasia [2].

Gambar 1. Kriptografi Simetris

c.

Data Encryption Standard (DES)

DES, atau juga dikenal sebagai

Data Encryption

Algorithm

(DEA) oleh ANSI dan DEA-1 oleh ISO,

merupakan algoritma kriptografi simetris yang paling

umum digunakan saat ini. Secara umum, DES

termasuk ke dalam sistem kriptografi simetri dan

tergolong jenis

ciphe

r blok. DES beroperasi pada

ukuran blok 64 bit. DES mengenkripsikan 64 bit

plainteks

menjadi 64 bit

cipherteks

dengan

menggunakan 56 bit kunci internal (

internal key

) atau

lupa-kunci (

subkey

). Kunci internal dibangkitkan dari

kunci eksternal

(external key)

yang panjangnya 64 bit

[3]

Gambar 2. Skema global dari algoritma DES

d.

Pengertian

Advanced Encryption Standard

(AES)

AES adalah lanjutan dari algoritma enkripsi

standar

DES.

AES

merupakan

algoritma

cryptographic

yang

dapat

digunakan

untuk

mengamankan

data.

Algoritma

AES

adalah

blok

chipertext

simetrik yang dapat mengenkripsi

(

encipher

) dan dekripsi (

decipher

) informasi. Enkripsi

merubah data yang tidak dapat lagi dibaca disebut

ciphertext

, sebaliknya dekripsi adalah merubah

ciphertext

data menjadi bentuk semula yang kita

kenal sebagai

plaintext

. Algoritma AES menggunakan

kunci kriptografi 28, 192, dan 256 bit untuk

mengenkrip dan dekripsi data pada blok 128 bits [3]

e.

International Data Encryption Algorithm

(IDEA)

IDEA adalah algoritma enkripsi blok kunci yang

aman dan rahasia yang dikembangkan oleh James

Massey dan Xuejia Lai. Algoritma ini berkembang

pada 1992 dari algoritma semula yang disebut dengan

Proposed Encryption Standard and The Inproved

Proposed Encryption Standard

. IDEA merupakan

algoritma simetris yang beroperasi pada sebuah blok

pesan terbuka dengan lebar 64 bit dan panjang kunci

berukuran 128 bit. Algoritma IDEA menggunakan

algoritma yang sama untuk proses enkripsi dan

dekripsi. Dan pesan rahasia yang dihasilkan oleh

algoritma ini berupa blok pesan rahasia dengan lebar

atau ukuran 64 bit. [4]

Algoritma

IDEA

menggunakan

operasi

campuran dari tiga operasi aljabar yang berbeda, yaitu

:

a.

Operasi XOR, operasi ini disimbolkan dengan

tanda

b.

Operasi penjumlahan modulo 2

16

.

c.

Operasi perkalian modulo (2

16

+ 1).

f.

Algoritma Blowfish

Blowfish

alias "

OpenPGP.Cipher.4

" merupakan

enkripsi yang termasuk dalam golongan

Symmetric

Cryptosystem

, metoda enkripsinya mirip dengan DES

(

DES-like Cipher

) diciptakan oleh seorang

Cryptanalyst

bernama Bruce Schneier Presiden

perusahaan

Counterpane Internet Security, Inc

(Perusahaan konsultan tentang kriptografi dan

keamanan Komputer) dan dipublikasikan tahun 1994.

Blowfish termasuk dalam enkripsi block

Cipher

64-bit

dangan panjang kunci yang bervariasi antara 32-bit

sampai 448-bit [5].

Algoritma

Blowfish terdiri atas dua bagian :

a.

Key-

Expansion

Berfungsi merubah kunci (Minimum 32-bit,

Maksimum 448-bit) menjadi beberapa array subkunci

(subkey) dengan total 4168 byte.

b.

Enkripsi Data

(3)

10

penambahan (

addition

) dan XOR pada variabel 32-bit.

Operasi tambahan lainnya hanyalah empat

penelusuran tabel (

table lookup

)

array

berindeks

untuk setiap putaran.

3.

METODE PENELITIAN

a.

Jenis Penelitian

Model/jenis penelitian dalam penelitian ini

adalah menggunakan metode penelitian komparatif

yaitu penelitian membandingkan persamaan dan

perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat

objek yang diteliti berdasarkan kerangka pemikiran

tertentu. Pada penelitian ini variabelnya masih mandiri

tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam

waktu yang berbeda.

Penelitian komparatif dapat juga diartikan

sebagai sejenis penelitian deskriptif yang ingin

mencari jawaban secara mendasar tentang

sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab

terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena

tertentu.

Jadi penelitian komparatif adalah jenis penelitian

yang digunakan untuk membandingkan antara dua

kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu.

Sehingga model penelitian ini berusaha memberikan

gambaran perbandingan algoritma cipher DES, AES,

IDEA dan Blowfish dalam proses enkripsi dan

dekripsi data dilihat dari kecepatan proses

b.

Antarmuka Perangkat Lunak

Dalam penelitian ini, adapun spesifikasi

perangkat lunak yang digunakan:

d.

Microsoft

Visual

Basic

6.0 sebagai Bahasa

pemrograman.

e.

StarUML sebagai media perancangan system

c.

Perancangan dan Konstruksi Sistem

Tahapan dalam pembuatan perangkat lunak ini

terdiri atas beberapa bagian utama sebagai berikut:

i.

Hirarki Proses

Menu Utama

File/Text Perbandingan

Password

Enkripsi Dekripsi

Gambar 3. Hirarki Proses

Dari aplikasi yang dibuat terdapat beberapa

menu utama yakni file/text yang digunakan untuk

enkripsi dan dekripsi teks ataupun file yang dipilih

oleh user. Menu perbandingan untuk menampilkan

form perbandingan dimana didalam form ini dapat

menampilkan hasil dari perbandingan algoritma yang

ada.

ii.

Usecase

Diagram

Usecase menggambarkan interaksi yang terjadi

dalam sistem, yang memberi gambaran user atau actor

yang berhubungan dengan sistem dan hal-hal yang

berhubungan dengan user di dalam sistem.

Gambar 4.

Usecase Diagram

iii.

Activity Diagram Enkripsi

Gambar 5.

Activity Diagram Enkripsi

Pengguna Interface Sistem

Pilih File/Teks Validasi Password

Enkripsi File/Teks Ya

Tampilkan Ciphertext Masukkan Password

Tampilkan Plaintext

(4)

11

iv.

Activity Diagram Dekripsi

Gambar 6.

Activity Diagram Dekripsi

v.

Activity Diagram

Perbandingan

Gambar 7.

Activity Diagram

Perbandingan

vi.

Perancangan Antarmuka

Bagian ini akan merupakan implementasi atau

kontruksi tampilan dari program yang akan dibuat

g.

Perancangan

Form

Enkripsi/Deskripsi File

Enkripsi/Dekripsi

Gambar 8. Perancangan

Form

Enkripsi/Deskripsi File

h.

Perancangan

Form

Enkripsi/Deskripsi Teks

Enkripsi/Dekripsi

Gambar 9. Perancangan

Form

Enkripsi/Deskripsi Teks

i.

Perancangan Form Perbandingan Algoritma

Pengguna Interface Sistem

Pilih File/Teks Validasi Password

(5)

12

Perbandingan Algoritma

Perbandingan Algoritma

Metode Enkripsi Dekripsi

DES

AES

XXX KB/detik

XXX KB/detik

XXX KB/detik

XXX KB/detik

IDEA

Blowfish

XXX KB/detik

XXX KB/detik

XXX KB/detik

XXX KB/detik

Gambar 10. Perancangan Form Perbandingan

Algoritma

4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a.

Implementasi Sistem

Aplikasi dapat berjalan dengan baik apabila

memiliki

file-file

pendukung untuk menunjang proses

yang akan dijalankan.

Berikut adalah beberapa

file

pendukung dalam

implementasi program ini yaitu:

Tabel 1. File pendukung implementasi program

b.

Antarmuka Sistem

f.

Tampilan

Form

Utama

Gambar 11. Tampilan form utama

g.

Tampilan

Form

Utama Enkripsi/Dekripsi Teks

Gambar 12. Tampilan

Form

Utama Enkripsi/Dekripsi

Teks

(6)

13

Gambar 13. Tampilan

Form

Utama Enkripsi/Dekripsi

File

i.

Tampilan Form Perbandingan Algoritma

Gambar 14 Tampilan form Jenis Motif

c.

Pengujian Validitas

Pengujian validitas ini dilakukan untuk menguji

keabsahan

dari

aplikasi

yang

dibuat

untuk

membuktikan hipotesis. Penulis menggunakan dua

teknik untuk menguji validitas aplikasi yang dibuat

yaitu pengukuran berdasarkan kecepatan dekripsi dan

enkripsi file dan pengukuran berdasarkan besar file

yang dihasilkan

Untuk melakukan pengujian ini maka penulis

menggunakan beberapa tipe file dengan berbagai

macam ukuran seperti tampak pada tabel berikut ini

Tabel 2

.

File-file uji aplikasi

Dari beberapa tipe file di atas maka dapat

dilakukan proses pengujian enkripsi dan dekripsi data

dengan menggunakan algoritma DES, AES, IDEA dan

Blowfish dan hasil yang diperoleh dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 3

.

Hasil pengujian implementasi program

No Nama File Tipe File Ukuran

(byte)

1 BAB I.doc Microsoft Office Word

Document (.doc)

110.592

2 BAB I.pdf PDF Document (.pdf) 77.824

3 BAB I.txt Text Document (.txt) 8.192

4 Enkripsi-Dekripsi.exe

Application (.exe) 405.504

5 Enkripsi-Dekripsi.rar

WinRAR archive (.rar) 86.016

6 Enkripsi-Dekripsi.zip

WinRAR ZIP archive (.zip) 114.688

7 logo.bmp BMP File (.bmp) 69.632

8 logo.gif GIF File (.gif) 12.288

9 logo.jpg JPG File (.jpg) 24.576

10 logo.png PNG File (.png) 45.056

11 olah data.xls Microsoft Office Excel Worksheet (.xls)

69.632

(7)

14

Cara mengukur kecepatan enkripsi dan dekripsi

data selain dilakukan secara menual, juga dapat

dilakukan dangan teknik

benchmarking

yaitu salah

satu fitur pengujian kecepatan yang disediakan di

dalam aplikasi untuk mengukur kecepatan enkripsi

dan dekripsi data dari setiap algoritma dalam satuan

kilobyte per dektik.

Pada teknik

benchmarking

ini dilakukan

buffering

data di memori dengan ukuran sebesar 1.000.000 bytes

atau kurang lebih berukuran 1 GB sehingga diperoleh

informasi dari aplikasi seperti gambar berikut:

Gambar 15. Hasil perbandingan kecepatan enkripsi

dan dekripsi data dengan teknik

benchmark

Dari form perbandingan algoritma maka dapat

dirangkum hasil kecepatan proses enkripsi/dekripsi

data dari keempat algoritma seperti pada tabel 4

berikut ini

Tabel 4 Hasil analisis perbandingan kecepatan

algoritma

Algoritma

Enkripsi

(kbyte/detik)

Dekripsi

(kbyte/detik)

DES

402

608

AES

1.508

1.433

IDEA

173

57

Blowfish

1.063

1.075

Berdasarkan

hasil

analisis

Perbandingan

Kecepatan dekripsi algoritma keempat algoritma di

atas dapat dilihat bahwa persentasi tertinggi dari

algoritma AES 45%, Blowfish 34%, DES 19% dan

terakhir adalah algoritma IDEA yang hanya memiliki

kecepatan 2%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

algorima AES jauh lebih cepat dari algoritma dari

ketiga algoritma lainnya dalam hal proses enkripsi dan

dekripsi data diikuti oleh Blowfish, DES, IDEA dan

yang terakhir adalah AES.

Gambar

16.

Grafik

Persentasi

Perbandingan

Kecepatan Enkripsi dan Dekripsi dari Algoritma

13

48

5

34

19

45

2

34

DES

AES

IDEA

Blowfish

Grafik Hasil Perbandingan Kecepatan

Enkripsi dan Dekripsi

(8)

15

5.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

maka dapat disimpulkan bahwa :

a.

Kecepatan enkripsi dan dekripsi data dengan

menggunakan algoritma DES lebih cepat

dibanding algoritma IDEA dimana untuk

persentasi kecepatan algoritma DES adalah 13%

untuk proses enkripsi data dan 19% untuk

dekripsi data. Sedangkan algoritma IDEA

memiliki kecepatan enkripsi sebesar 5% dan

dekripsi sebesar 2%

b.

Kecepatan enkripsi dan dekripsi data dengan

menggunakan algoritma Blowfish lebih baik dari

DES dimana untuk persentasi kecepatan

algoritma Blowfish memiliki kecepatan yang

sama antara proses enkripsi dan dekripsi data

yaitu sebesar 34%. Sedangkan algoritma DES

memiliki kecepatan enkripsi sebesar 13% dan

dekripsi sebesar 19%

c.

Kecepatan enkripsi dan dekripsi data dengan

menggunakan algoritma AES lebih baik

dibanding algoritma Blowfish dimana untuk

persentasi kecepatan algoritma AES adalah 48%

untuk proses enkripsi data dan 45% untuk

dekripsi data. Sedangkan algoritma Blowfish

memiliki kecepatan enkripsi dan dekripsi data

sama yaitu 34%

d.

Kecepatan enkripsi dan dekripsi data dengan

menggunakan algoritma AES lebih baik

dibanding algoritma IDEA dimana untuk

persentasi kecepatan algoritma AES adalah 48%

untuk proses enkripsi data dan 45% untuk

dekripsi data. Sedangkan algoritma IDEA

memiliki kecepatan enkripsi dan dekripsi data

sama yaitu 34%

e.

Kecepatan enkripsi dan dekripsi data dengan

menggunakan algoritma AES lebih baik

dibanding algoritma ketiga algoritma lainnya

yaitu DES, Blowfish dan IDEA dimana

kecepatan tertinggi untuk proses enkripsinya

adalah 48% dan kecepatan dekripsinya adalah

45% dan kecepatan terendah dimiliki oleh

algoritma IDEA yaitu kecepatan enkripsi sebesar

5% dan dekripsi sebesar 2%

DAFTAR PUSTAKA

[1] Kromodimoeljo, S. 2009. Teori dan Aplikasi

Kriptografi. SPK IT Consulting

[2] Arrijal, I. M, Efendi. R, dan Susilo. B. 2016.

Penerapan Algoritma Kriptografi Kunci Simetris

dengan Modifikasi Vigenere Cipher dalam

Aplikasi Kriptografi Teks. Jurnal Pseudocode.

Vol. III. No. 1. Pp. 69-82

[3] Anoop

MS.

Public

Key

Cryptography

(Applications Algorithm and mathematical

Explanations)

[4] Steven S. 2006. Studi Perbandingan Algoritma

IDEA dengan DES. Proyek Akhir. ITB

Gambar

Gambar 1. Kriptografi Simetris
Gambar 4. Usecase Diagram
Gambar 8. Perancangan  Form Enkripsi/Deskripsi File
Gambar 10. Perancangan Form Perbandingan Algoritma
+3

Referensi

Dokumen terkait

Preprocessing data telah dilakukan sesuai dengan proses yang ada pada KDD, dengan menghasilkan set data yang baru hasil dari penggabungan dua sumber data yang berbeda yaitu

1. Peserta didik belum terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga materi yang diberikan menjadi sulit dipahami oleh siswa dan mengakibatkan hasil belajar

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan dari hasil wawancara anggota bahwa upaya pengurus dalam mensejahterakan anggota baik dari segi, informasi, pelayanan,

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul : ANALISIS KETERANGAN SAKSI VERBALISAN SEBAGAI AKIBAT PENCABUTAN BERITA ACARA PEMERIKSAAN

Skripsi ini juga mencakup beberapa fitur baru untuk Services Binusmaya yang terletak pada bagian Home dari Binusmaya versi 3 yaitu fitur Most Visited Services , yaitu

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Endah Yuliana Rosita Sari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,

Visualisasi bangun ruang dapat dilihat secara lebih nyata melalui software Geogebra sehingga siswa tidak menghabiskan waktu dalam menggambar bangun ruang dan

Karena kedua tema besar tersebut sesungguhnya berbicara tentang upaya membangun kerukunan antara manusia (perempuan dan laki-laki) dengan tujuan untuk mempertahankan harmoni