• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSPER PERKEMBANGAN BUDIDAYA UDANG WINDU DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI TAMBAK DI KABUPATEN GRESIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PROSPER PERKEMBANGAN BUDIDAYA UDANG WINDU DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI TAMBAK DI KABUPATEN GRESIK"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

S K R I P S I

ANISAH ROCHAYA

P RO SP ER PERKEMBANGAN BUDIDAYA UDANG W INDU

DALAM RANGKA M ENINGKATKAN PENDAPATAN

PETANI TAMBAK DI KABUPATEN GRESIK

FAKULTAS EKO NOMI

UNIVERSIT AS AIRLANGGA

(2)

PROSPEK PERKEMBANGAN BUDIDAYA UDANG WINDU DALAM RANGKA

MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI TAMBAK

DI KABUPATEN GRESIK

c

m

/ y

K.OC

i

Skripsi

Diajukan untuk Memperlengkapi Syarat-syarat dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Studi Peinbangunan

Oleh:

ANISAH ROCHAYA

No. Pokok: 048010938

PAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIRLANGGA

(3)

Surabaya,

Disetujui dan diterima baik

oleh :

Dosen Pembirabing

ia^ A s '

( Drs. Bo. Soekarnoto )

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis. panjatkan ke hadlirat Allah

S.W.T. karena atas perkenan-Uya tugas akhir untuk menyu-

sun skripsi ini dapat penulis selesaikan. Atas . ■ berkah

dan rakhmat-Nya, penulis memperoleh kekuatan fisik mau-

pun mental sehingga dapat menyelesaikan penulisan skrip­

si sesuai dengan yang diharapkan.

Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, pe­

nulis menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga

kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya penu­

lisan skripsi ini, khususnya kepada:

1. Drs. Ec. Soekarnoto. Sebagai dosen pembimbing, beliau

telah banyak mengorbankan waktu dan tenaga bagi penu­

lis dalam rangka menyelesaikan penulisan skripsi ini;

2. Drs. Ec. Joko Mursinto. Dari beliau penulis mendapat-

kan ide mengenai permasalahan yang dikemukakan dalam

skripsi ini;

3. Bapak Sunarto dan Bapak Sudarso. Penulis banyak mem­

peroleh bantuan beliau-beliau dalam melakukan survey

lapangan, khususnya di Dinas Perikanan Kabupaten Gre­

sik;

4. Pimpinan beserta seluruh staf pengajar di lingkungan

Pakultas Ekonomi Universitas Airlangga yang telah mem-

(5)

menyelesai-kan tugas menulis skripsi;

5. Pimpinan beserta seluruh staf di Perpustakaan Univer-

sitas Airlangga yang telah memberikan bantuan .serta

pelayanan yang sangat bermanfaat bagi penulis;

6 . Suami, .kakak, serta adik penulis yang dengan setulus

hati telah memberikan bantuan kepada penulis;

7. Seluruh rekan yang telah turut membantu serta memberi­

kan dorongan semangat kepada penulis;

Semoga budi baik dan jasa-jasa pihak-pihak yang

telah penulis sebutkan di atas mendapat imbalan yang se-

timpal dari Allah S.W.T,

Meskipun penulisan skripsi ini masih kurang mema-

dai, penulis memberanikan diri untuk mengajukannya seba­

gai persyaratan memperoleh gelar sarjana. Saran maupun

kritik yang meinbangun demi kesempurnaan skripsi ini, pe­

nulis terima dengan senang hati.

Surabaya, Desember 1987

(6)

Ilalaraan

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... Daftar Gambar ... Daftar Lampiran ... BAB:

6.4. Proscdur pengumpulan .dan pengolahan data ... 1 1 II. Peningkatan Produksi dalam Sistem Budidaya Tambak ...; 13

1. Pengertian Budidaya Tambak ... 13

2. Produktivitas Budidaya Tambak ... 16

3. Distribuoi dan Pemasaran Hasil Budidaya Tambak ... . 20

(7)

penga-ruhnya terhadap pemasaran ... 2 1

3 .2 . Fungsi-fungsi pemasaran ... 2 2

4. Permintaan dan Penawaran Hasil Tambak ... 31

4.1. Bentuk-bentuk pasar ... 31

4.2. Permintaan hasil tambak ... 33

4.3. Penawaran hasil tambak ... 38

4.4. Konsumen ... ... 40

III* Gambaran Singkat tentang Geografis dan Peri­ kanan Tambak di Kabupaten Gresik ... . 43

1. Letak Geografis dan Keadaan A l a m ... 43

1.1. P.embagi&n wilayah administrasi dan ju­ mlah penduduk ... 4 3 1.2. Ketinggian dan curah hujan ... 47

1.3. Topografi ... 50

2. Luas Areal Tambak serta Jumlah Petani Tam­ bak ... 53

2*1. Luas areal tambak... 53

2.2. Jumlah petani tambak ... 54

2.3. Jumlah armada perikanan dan tipe mesin 55 3. Hasil-hasil Tambak ... 57

IV. Peningkatan Produksi Budidaya Tambak sebagai Sarana untuk Meningkatkan Pendapatan Petani .. 61

1. Usaha Peningkatan Produksi Tambak ... 62

1.1. Perkembangan produksi tambak 1980-1985 62 1.2. Peningkatan produksi dan produktivitas tambak ... ... .. 67

(8)

2.1. Perkembangan harga hasil-haail budida­

ya tambak ... 74

2.2. Pengaruh Program INTAM terhadap penda­ patan petani ... 78

3. Prospek Budidaya Udang Windu sebagai Komo­ ditas Ekspor ... 83

V. Kesimpulan dan Saran ... . 87

1. Kesimpulan ... 87

2. Saran-saran ... 89

Daftar Pustaka

(9)

Nomor Halaman

1. Pembagian Wilayah, Penduduk, Luas kecamatan, serta Kepadatan Penduduk Setiap Kecamatan di Kabupaten Gresik Tahun 1985 ... 46

2. Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan & Jenis Kelamin Tahun 1985 ... 48

3. Jumlah Curah Hujan Per Bulan di Kabupaten

Gresik Tahun 1985 ... 49

4. Jumlah Curah Hujan dan Ketinggian dari Per­ mukaan Laut Menurut Kecamatan di Kabupaten Gresik Tahun 1985 ... 51

5. Penggunaan Tanah di Kabupaten Gresik Tahun

1985 ... 52

6 . Luas Areal Tambak di Kabupaten Gresik Tahun

1985 ... 53

7. Jumlah Petani Pemilik dan Pendega di Kabupa­

ten Gresik Tahun 1985 ... 55

8 . Jumlah Armada Perikanan dan Tipe Mesin di

Kabupaten Gresik Tahun 1985 ... 56

9. Perkembangan Hasil Produksi Udang Windu Bu­

didaya Tambak di Kabupaten Gresik Tahun 1985 59

10. Perkembangan Jumlah Petani Tambak di Kabupa­

ten Gresik Tahun 1980-1985 ... 60

11. Perkembangan Produksi Budidaya Tambak di Ka­

bupaten Gresik Tahun 1980-1985 ... 63

12. Perkembangan Produktivitas Lahan Tambak .di

Kabupaten Gresik Tahun 1980-1985 ... 65

13. Perkembangan harga rata-rata ikan di Kabupa­

ten Gresik Tahun 1980-1985 ... 75

14. Perkembangan Konsumsi Per Kapita Ikan di Ka­

(10)

15. Perkembangan Pendapatan Per Kapita Petani Tambak di Kabupaten Gresik Tahun 1980-1985 . 81

16. Perkiraan Jumlah Produksi Udang Windu di Ka­

(11)

Nomor

1 .

2 .

' Halaman

Harga Keseimbangan ... 32

(12)

Nomor

1, Perhitungan luas Areal Tambak Yang Ditanami U- dang Windu di Kabupaten Gresik 1980-1985.

2, Perbandingan Pengelolaan Budidaya Tambak Cara Tradisional dan Semi Intensif,

3, Perhitungan Perkiraan Produksi Udang Windu di

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Pandangan Umum

Seperti diketahui bahwa tujuan pembangunan nasio-

nal bukanlah semata-mata peningkatan fisiknya saja, te-

tapi juga harus menjamin agar peningkatan pendapatan na-

sional itu dapat dinilcmati oleh seluruh bangsa Indonesia.

Artinya, pembangunan nasional mempunyai jangkauan yang

sangat luas, bukan terbatas pada sekelompok tertentu sa-

^a, tetapi meliputi seluruh lapisan masyarakat di selu­

ruh tanah air.

Sesuai dengan hakikat'pembangunan nasional yaitu

pembangunan manusia seutuhnya dengan sasaran utama pem­

bangunan jangka panjang berupa terciptanya landasan yang

kuat bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang

atas kekuatannya sendiri menuju masyarakat adil dan mak-

mur berdasarkan Pancasila-. Kegiatan peningkatan produksi

perikanan dengan disertai usaha-usaha pemeliharaan yang

baik akan dapat mendudukkan petani tambak sebagai keku-

atan yang berarti dalam pembangunan ekonomi di sektor

perikanan,

Pembangunan perikanan pada hakikatnya diarahkan

pada peningkatan kontribusi sub sektor perikanan dalam

penanggulangan berbagai permasalahan nasional yang meli­

(14)

petani tambak, dan keluarganya, swasembada pahgan sum-

ber protein hewani, peningkatan pendapatan devisa, per-

luasan kesempatan kerja produktif.

Berkaitan dengan itu maka salah satu kegiatan pem

bangunan perikanan yang cukup menarik perhatian ■ adalah

pemeliharaan udang di tambak, Potential areal hutan ba-

kau dan hutan rawa lainnya di Indonesia tidak kurang da­

ri 7 juta hektar, dan sampai akhir pelita III baru diman

faatkan sekitar 2QO.OOO hektar atau kurang lebih 5 persen

nya. Setiap hektar untuk budidaya udang yang sekarang ma

sih dikelola secara tradisional dapat menghasilkan udang

berkisar dari 1 0 0 - 5 0 0 kg/ha/tahun dan ; produktivitasjiya

masih dapat ditingkatkan dengan penggunaan paket tehnolo-

gi yang lebih maju sebaimana pengalaman yang telah dica-

pai oleh negara-negara lain.

Tujuan dan sasaran intensifikasi tambak akan

da-b

pat terlaksana dan dipercepat pencapaiannya antara lain

dengan memperkuat posisi dan kedudukan para petani tam­

bak sebagai subjek pengelola usaha, sesuai dengan tugas

pokok Badan Pengendalian Bimas telah ditetapkan program

intensifikasi dalam perikanan sejak tahun 1984/1985. Ada

pun usaha pokok intensifikasi dititikberatkan pada pe­

ningkatan produksi dan produktivitas tambak dengan komo­

(15)

satu sumber pendapatan masyarakat dan melibatkan petani

tambak dalam jumlah besar. Dengan adanya beberapa faktor

pembatas pada tambak, maka produktivitas budidaya udang

menjadi rendah. Keterbatasan ini disebabkan kurangnya pe-

ngetahuan dan ketrampilan serta permodalan untuk membia-

yai penerapan teknologi budidaya tambak yang dianjurkan.

Dengan melalui penyuluhan yang intensif serta di-

dibarengi dengan pengadaan sarana penyuluhan yang mema-

dai antara lain dengan dibangunnya tambak-tambak percon-

tohan, balai penyuluhan perikanan serta ditunjang permo­

dalan dengan penyediaan fasilitas perkreditan dan lain-

lain, maka pengelolaan tambak udang baru dapat dikembang-

kan. Dengan melaksanakan intensifikasi tambak, selain-me­

ningkatkan pendapatan petani tambak juga akan memperluas

lapangan kerja, meningkatkan konsumsi protein hewani dan

juga meningkatkan devisa melalui ekspor komoditas non mi­

gas. Oleh karena itu, hingga saat ini udang masih mendu-

duki tempat utama dalam deretan ekspor hasil-hasil per­

ikanan .

Masyarakat banyak yang menaruh perhatian besar un­

tuk terjun sebagai penghasil udang. Tidak ketinggalan pu­

la mereka yang bermodal cukup, ikut beramai-ramai mengu-

sahakan kapal motor dengan alat tangkapnya pukat harimau

atau jaring trawl. Alat ini sangat efektif untuk menang-

(16)

Perkembangan dan pengoperasian kapal-kapal trawl

yang tidak terkendali dapat berakibat buruk, sebab dapat

meru'sak dan membahayakan kelestarian sumber hayati laufc.

Sehingga dapat menimbulkan keresahan di kalangan nelayan-

nelayan tradisional, sebab pengoperasiannya sering me-

langgar batas-batas daerah penangkapan yang diatur oleh

pemerintah.

Guna menyelamatkan kelestarian sumber hayati laut

dan mendorong peningkatan produksi para nelayan tradisio­

nal serta menghindari ketegangan-ketegangan sosial. Pre-

siden Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden

nomor 39 tahun 1 9 8 0 tentang penghapusan jaring trawl.

Penghapusan dan pembatasan jaring trawl akan mengurangi

produksi udang, tetapi pemerintah telah memperhitungkan

berkurangnya produksi udang dari jaring trawl itu dapat

diganti dengan udang dari hasil budidaya di tambak.

Untuk maksud ini disusun pula rencana yang beru­

pa Program Pengembangan Udang Nasional. Agar dapat ber-

hasil dengan baik forogram tersebut, maka ftarus didukung

oleh semua pihak yang .terlibat dalam, dunia'perudangan* ,

Guna merabantu program *tersebut adalah untuk mendorong mi

nat masyarakat agar beramai—ramai mengusahakan

pemeliha-raan udafrgj di tambak atau kegiatan—kegiatan lain yafl-S

mendukungj tfeperti pembenihan, pengolahan, pemasaran, dan

(17)

Untuk meleksanalcan hal ini, maka Pemerintah Dae­

rah Kabupaten Gresik bekerja sama dengan Dinas Perikanan

setempat agar dapat meningkatkan pendapatan petani tam­

bak melalui perluasan budidaya udang, Seberapa jauh usa-

ha-usaha tersebut dapat berhasil dilaksanakan dan bagai-

mana pengaruhnya terhadap pendapatan petani akan dibahas

lebih lanjut dalam skripsi ini.

2. Pen.jelasan Judul Skripsi

Judul yang terdapat dalam skripsi ini, sebagaima-

na yang tercantum di halaman judul, adalah "PROSPEK PER­

KEMBANGAN BUDIDAYA UDANG WINDU DALAM RANGKA MENINGKATKAN

PENDAPATAN PETANI TAMBAK DI KABUPATEN GRESIK". Judul ini

akan dijelaskan sebagai berikut:

(T) 'Prosjfek' adalah merupakan harapan yang baik;

(2) Perkembangan' yang dimaksud di sini adalah perkem­

bangan baik secara kualitatif maupun kuantitatif da­

ri tahun ke tahun;

(3) 'Budidaya1 adalah kegiatan memelihara binatang atau

tanaman air dengan menggunakan fasilitas buatan;

(4) 'Udang windu' adalah salah satu jenis udang yang da-

pat dibudidayakan di tambak;

(5) 'Meningkatkan' ini dimaksudkan sebagai upaya untuk

memperbaiki taraf hidup;

(6) 'Pendapatan* .adalah merupakan hasil yang diperoleh

(18)

pengeluaran biaya;/. .

-(7) Petani* yang dimaksud di sini adalah petani. pemilik

dan petani buruh atau pendega;

(8) 'Tambak* adalah suatu lahan yang sengaja dicetak se­

bagai wadah yang sesuai untuk menjadi tempat pemeli-

haraan udang atau bandeng.

Dengan demikian, secara keseluruhan, judul skrip-

si ini mengandung maksud harapan baik bagi perkembangan

usaha pemeliharaan udang windu atau bandeng di lahan tam­

bak yang dapat mempercepat peningkatan produksi udang se­

hingga dapat meningkatkan pendapatan petani tambak.

3. Alasan Pemilihan Judul

Untuk mengetahui keadaan masalah yang sedang di-

hadapi oleh petani tambak di Kabupaten Gresik. Permasa-

lahan ini perlu untuk mendapatkan pemecahan dan perbaik-

an-perbaikan dalam usaha pemeliharaannya,

Kabupaten Gresik merupakan wilayah yang mempunyai

potensi dalam pembudidayaan udang windu, tetapi disebab-

kan terbatasnya permodalan yang ada pada petani sehing­

ga pemeliharaan belum dilakukan secara baik.

Usaha ini hanya terdiri atas unit-unit dengan ska-

la kecil dan pada umumnya para petani melakukan pemeli­

haraan dengan mempergunakan cara tradisional dengan per-

lengkapan yang sederhana serta tidak bcgitu efektif dan

(19)

4. Tu.juan Penyusunan

Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai

beri-kut:

(1) Untuk meningkatkan usaha pemeliharaan yang meliputi

usaha peningkatan cara pengolahan tanah dan sistem

pengeringan yang lebih baik, perbaikan saluran air

dan pengaturannya, penebaran benih, pemberian pupuk,

pemberantasan hama serta pemberian obat-obatan. Usa-

ha-usaha ini selalu diarahkan pada eiisiensi yang se-

besar-besarnya sehingga dapat menimbulkan rangsang-

an-rangsangan yang bermanfaat bagi petani tambak;

(2) Untuk mengetahui kemampuan petani dalam meningkatkan

produksinya dan kemungkinan diciptakan kebijakan-ke-

bijakan yang dapat dilaksanakan oleh para petani tam­

bak demi tercapainya taraf hidup sesuai dengan pro­

gram pemerintah dalam rangka meningkatkan pendapatan

para petani tambak.

5. Sistematika Skripsi

Skripsi ini terdiri: atas.tiga bagian, Masing-ma­

sing bagian 3ecara berurutan adalah berisi pendahuluan,

uraian, serta kesimpulan dan saran. Kemudian ketiga ba-w

gian ini dirinci lagi dalam beberapa bab, sub-bab, dan

sub-sub bab. Judul-judul bab serta uraian penjelasannya,

(20)

kan pandangan umum yang merupakan ide dasar yang menda-

sari penulisan skripsi ini secara keseluruhan. ' Setelah

penyajian pandangan umum, selanjutnya akan diikuti de­

ngan penyajian penjelasan judul, alasan pemilihan judul,

tujuan penyusunan skripsi, sistematika skripsi, dan me-

todologi. Pada sub-bab terakhir ini dirinci lagi dalam

beberapa sub-sub bab, yaitu permasalahan, hipotesis lcer-

ja, teba telaah, serta prosedur pengumpulan dan pengolah-

an data.

Bab II: Peningkatan Produksi dalam Sistem Budi­

daya Tambak. Bab ini akan menggambarkan secara teoretis

beberapa kegiatan yang berhubungan dengan.’budidaya per-

tambakan. Pada bagian pertama dikemukakan mengenai pe-

ngertian budidaya tambak. Kemudian, pada bagian berikut-

nya dikemukakan mengenai teori-teori produktivitas. Pe~

ngertian mengenai pendapatan budidaya tambak dibahas pu­

la di sini. Pada bagian terakhir akan dibahas mengenai

sistem pemasaran dan saluran distribusi produksi budida­

ya tambak serta penawaran dan permintaannya. .

Bab III: Gambaran Singkat tentang Geografis dan

Perikanan Tambak di Kabupaten Gresik. Di dalam Bab III

ini akan dikemukakan keadaan Kabupaten Gresik, baik da­

lam hal keadaan fisik wilayah maupun perkembangan pertam-

bakannya. Pada bagian pertama dikemukakan mengenai letak

(21)

pem-bagian wilayah administrasi dan jumlah penduduk, keting­

gian dan curah hujan, septa'topografi, Pada bagian kedua

akan dikemukakan mengenai luas areal tambak serta jumlah

petani dan pendega, juga mengenai jumlah armada perikan­

an dan tipe mesinnya. Kemudian pada bagian teralchir di­

kemukakan mengenai hasil-hasil pertambakan.

Bab IV: Peningkatan Produksi Budidaya Tambak Se­

bagai Sarana untuk Meningkatkan Pendapatan Petani Tambak.

Bab ini merupakan pembahasan atas hasil pengamatan dan

penelitian lapangan serta data yang diperoleh. Pada ba­

gian pertama dikemukakan usaha-usaha yang telah dilaku-

kan dalam rangka meningkatkan produksi budidaya tambak.

Bagian ini meliputi pembahasan perkembangan produksi bu­

didaya tambak 1980-1985 serta peningkatan produksi dan

produktivitas tambak. Pada bagian kedua dikemukakan usa-

ha-usaha untuk meningkatkan pendapatan petani tambak*

Bagian ini meliputi pembahasan perkembangan harga hasil-

hasil budidaya tambak serta pengaruh Program INTAM terha-

dap pendapatan petani. Kemudian pada bagian terakhir di­

kemukakan mengenai prospek udang windu sebagai komoditas

ekspor non migas.

Bab V: Kesimpulan dan Saran. Bab ini adalah meru­

pakan bab terakhir. Di dalamnya akan disajikan kesimpul­

an- kesimpulan atas pembahasan pada bah-bab sebelumnya.

(22)

de-ngan adanya kesimpulan-kesimpulan tersebut.

6 . Metodolop;i

6.1. Permasalahan.

Wilayah Daerah Tingkat II Kabupaten Gresik meru-

pakan daerah yang mempunyai potensi dalam bidang perika­

nan, khuausnya perikanan tambak udang windu yang merupa­

kan komoditas ekspor non migas. Ilamun demikian, perkem -

bangan usaha budidaya udang windu di Kabupaten gresik di

mana produktivitasnya ma3ih rendah. Hal ini disebabkan

oleh beberapa faktor, antara lain :(1) petani tambak be-

lum menguasai budidaya tambak udang windu;(2) risiko ke-

gagalan yang cukup tinggi;(3) sulitnya cara pemeliharaan;

(4) keterbatasan modal petani,

6.2. Hipotesis kerja.

Dengan diadakannya percontohan tambak udang win­

du, penyuluhan-penyuluhan, bimbingan yang efektif dan

efisien, serta melaksanakan program IITTAM secara _ penuh,

maka harapan peningkatan usaha budidaya udang windu akan

dapat tercapai. Sehingga dapat roeningkatkan pendapatan

para petani tambak secara keseluruhan sesuai dengan yang

diharapkan.

6 .3 . Teba telaah.

(23)

tidak simpang siur, maka di dalam skripsi ini diadakan

batasan-batasan. Secara geografis, analisis akan diba-

■fcasi pada wilayah Kabupaten Gresik saja, yakni yang me­

liputi hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan po-

kok, khususnya permasalahan yang dihadapi oleh para pe­

tani tambak dalam usaha mereka meningkatkan produksi bu­

didaya udang windu melalui peningkatan usaha pemelihara­

an. Pembahasan akan difokuskan pada perkembangan budida­

ya udang windu pada periode 1 9 8 0-1 9 8 5.

6 ,4 . Prosedur pengumpulan dan pengolahan data.

Pembahasan dalam skripsi ini didukung dengan data

primer maupun sekunder yang tujuannya adalah agar pemba­

hasan tersebut menjadi akurat. Adapun data yang diguna-

kan untuk mendukung pembahasan skripsi ini dikumpulkan

dengan prosedur sebagai berikut:

(1) Penelitian lapangan.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data pri­

mer yang diperoleh dengan cara mengadakan wawancara,

baik dengan para petani tambak maupun berbagai pihak

yang berkepentingan secara langsung di bidang pertam­

bakan.

(2) Pengumpulan data sekunder.

Data sekunder dikumpulkan dengan cara menghubungi

(24)

pertain-bakan, antara lain Dinas Perikanan Propinsi Jawa Ti­

mur dan Kabupaten Gresik, Kantor Wilayah Perdagangan

Propinsi Jawa Timur dan Kabupaten Gresik, Kantor Sta­

tistik Kabupaten Gresik, serta Pemerintah Daerah Ka­

bupaten Gresik.

(3) Studi kepustakaan.

Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca bu-

ku-buku literatur, majalah, surat kabar, brosur, dan

sebagainya. Studi kepustakaan ini bertujuan agar da­

pat garabaran yang jelas mengenai pertambakan serta

mendapatkan teori-teori yang dapat digunakan untuk

memecahkan .permasalahan.

Untuk memudahkan dalam memahami data, maka data

yang telah terkumpul diolah dengan cara melakukan pelba-

gai perhitungan, antara lain dengan menjumlahkan, menga-

likan, membagi, dan sebagainya. Setelah raelakukan ini ke­

(25)

PENINGKATAN PRODUKSI DALAM

SISTEM BUDIDAYA TAMBAK

Indonesia terletak di daerah tropis dan terdiri

atas kepulauan yang tentunya mempunyai daerah pantai dan

laut yang cukup luas. Kawasan laut dan pantai Indonesia

yang cukup luas ini sangat potensial di "bidang perikan­

an, dan bila dikembangkan serta dikelola dengan sebaik-

baiknya akan memberikan hasil bahan ekspor yang tidak

sedikit nilainya.

Salah satu usaha pengembangan di bidang perikanan

yang kini sedang dilaksanakan adalah budidaya udang di

tambak. Kegiatan ini dilaksanakan melalui intensifikasi,

ekstensifikaai, diversifikasi dan sebagainya dengan te-

tap menjaga kelestarian sumber dan lingkungan hidup. "Un­

tuk pengembangan budidaya dan produktivitas tambak, peme­

rintah dalam Pelita IV mengembangkan pola Bimas, Unit Pe-

laksana Proyek (UPP), dan Tambak Inti Rakyat (TIR),"

1. Penp;ertian Budidaya Tambak

Budidaya tambak, pada dasarnya meliputi usaha bu­

didaya di air payau yang sengaja dibuat untuk memelihara

i

(26)

ikan atau. binatang air lainnya. Jenis ikan yang dipeli-

hara terutama adalah bandeng dan udang, sedangkan sifat

airnya pada umumnya payau (campuran air laut dan air ta-

war).

Menurut Surat ICeputusan Menteri Pertanian,

penger-tian tambak dan budidaya tambak dinyatakan bahwa:

Tambak adalah suatu lahan yang sengaja dicetak seba­ gai wadah yang sesuai untuk menjadi tempat pemeliha­ raan udang/bandeng.

Budidaya tambak adalah teknologi pemeliharaan udang/ bandeng di tambak berupa pengendalian lingkungan su- paya menjadi habitat yang baik bagi pertumbuhan ban- deng/udang, sehingga petani tambak memperoleh hasil udang/bandeng yang dikehendaki oleh konsumen dengan

mengunt ungkan.^

Sebagaimana halnya dengan usaha pertanian lainnya,

budidaya tambak meliputi segala kegiatan untuk membuka

dan mengolah tanah yang baik, irigasi, konstruksi, peng-

adaan benih, pemupukan, pemberian makanan tambahan, pe-

metikan hasil, penyimpanan, dan menjual hasil tambak de­

ngan tujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang

terus bertambah, di saraping untuk menjaga dan mengembang-

kan kelangsungan kegiatan tersebut di waktu yang akan da-

tang. Dengan demikian, kegiatan budidaya tambak tidak ha­

nya menyangkut pengolahan tanah yang baik, pemilihan bi­

bit yang unggul untuk ditanam, pemupukan, dan

pemberan-2

Departemen Pertanian R.I., Surat Keputusan Trlen- teri Pertanian/Ketua Badan PenAendali BimaG Homor ~63/~SK/ jT^ta^Bims7vi7T984T "Departemen Pertanian R . I .. Jakarta,

(27)

tasan hama, melainkan juga menyangkut penentuan saat pa-

nen yang tepat, cara penanganan panen yang baik serta pe-

nanganan hasil setelah selesai panen secara baik pula.

Semua kegiatan tersebut dilakukan dalam usaha un­

tuk meningkatkan produksi tambak serta mencapai kualitas

yang diharapkan sehingga pada akhirnya hasil tambak ter­

sebut dapat dijual dengan harga yang menguntungkan peta­

ni tambak.

Sebagai suatu usaha ekonomis, keuntungan dari usa­

ha tambak mutlak diperlukan untuk mempertahankan dan me-

ngembangkan kelancaran kegiatan pengelolaan tambak yang

bersangkutan. Berbagai usaha telah berhasil dilakukan un­

tuk meningkatkan produksi tambak, tetapi keuntungan yang

diterima petani tambak tetap rendah. Ini disebabkan oleh

kualitas produksi tambaknya yang masih rendah.

Harga per satuan yang dibayarkan kepada petani,

sangat dipengaruhi oleh kualitas produk yang dijual. Da­

lam rangka meningkatkan pendapatan petani dewasa ini,

usaha tambak yang dilakukan tidak cukup hanya untuk me- *

ningkatkan produksi saja, melainkan juga har.us dilakukan

bersama dengan usaha peningkatan kualitas produk, sehing­

ga harga per satuan yang diterima oleh petani dapat le­

bih tinggi.

Dalam kegiatan tambak, sebenarnya manusialah yang

(28)

itu, teknik yang digunakan oleh para petani untuk memro-

duksi, mengolah maupun memasarka,n hasil-hasil tambaknya

perlu. diadakan perbaikan, karena hal ini akan menunjang

tingkat pendapatan yang diharapkan oleh petani.

i

'* tyn *.• i 1 f ■

2. Produktivitas Budidaya Tambak „

Para petani tambak melakukan usaha budidaya tam­

bak dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dari usa-

hanya itu. Keuntungan yang diperoleh para petani tambak

ini merupakan pendapatan bagi para petani. "Yang dimak-

sud dengan pendapatan petani tambak adalah hasil yang di­

peroleh dari penjualan hasil produksi perikanan tambak

dikurangi dengan seluruh pengeluaran biaya untuk setiap

hektar dalam setahun."^

Budidaya tambak merupakan usaha yang mempunyai si-

fat produktif. Sebagai usaha yang bersifat produktif, ma-

ka dalam budidaya tambak terdapat tahap-tahap sebagaima-

na yang terdapat dalam usaha produksi lainnya, sehingga

di dalam budidaya tambak terdapat pula faktor-faktor pro-

duksinya.

Faktor-faktor produksi budidaya tambak meliputi:

tenaga kerja, lahan, modal, dan pengelolaan atau

(29)

men usaha. Masing-masing faktor produksi ini dapat diu-

kur produktivitasnya. Produktivitas merupakan "... suatu

konsep yang menunjukkan adanya kaitan antara out put ...

dengan satuan tertentu yang.dibutuhkan untuk menghasil­

kan produk . Atau secara umum, "Produktivitas . me-

ngandung pengertian perbandingan antara hasil yang dica-

pai dengan keseluruhan sumber yang dipergunakan."^ Dari

definisi secara umum ini dapat dikembangkan untuk mende-

finisikan konsep produktivitas masing-ma3ing faktor pro­

duksi.

Produktivitas tenaga kerja merupakan suatu konsep

yang menunjukkan adanya kaitan antara hasil kerja dengan

waktu yang dibutuhkan oleh seseorang tenaga kerja untuk

menghasilkan produk. "Untuk definisi kerja, produktivi­

tas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (ke-

luaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang di-

pergunakan per satuan waktu."^ Konsep ini merupakan pe­

ngertian yang paling sederhana mengenai produktivitas te­

naga kerja. Seseorang dianggap produktif bila. . ia mampu

Ravianto (ed), Produktivitas dan Mutu Kehidup- an, Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas^ Ja- Icarta, 1 9 8 5, hal. 1 1.

c

Havianto (ed), Produktivitas dan Seni Usaha,

Lembaga Sarana Informa si Usalia dan Produktivitas, Jakar-

ta, 1 9 8 6, hal. 2 . £

Payaman J. Simanjuntak, Pengantar Ekonomi Sumber Daya P/Ianusia, Lembaga Penerbit PK-'Jl," "Jakarta, 1~98"6",_ ha-

(30)

untuk menghasilkan produk yang lebih besar daripada yang

lainnya dengan satuan waktu yang sama.

Pengertian produktivitas sebenarnya merupakan su­

atu penggabungan antara konsep efisiensi usaha dengan ka-

pasitas lahan. "Kapasitas dari sebidang tanah tertentu

menggambarkan kemampuan tanah itu untuk menyerap tenaga

dan modal sehingga meraberikan hasil produksi bruto yang

sebesar-besarnya pada tingkatan teknologi tertentu."^

Produktivitas suatu lahan dapat diukur dengan me-

lihat kemampuan lahan tersebut untuk menghasilkan produk

dengan luas tertentu. Dengan demikian, suatu lahan dapat

dikatakan produktif bila lahan tersebut mampu menghasil­

kan produk yang lebih besar daripada lahan lainnya de­

ngan luas yang sama, Dengan adanya kemajuan teknologi,

produktivitas suatu lahan akan dapat ditingkatkan.

Modal dapat diukur produktivitasnya dengan meli-

hat kemampuan-modal tersebut untuk menghasilkan keuntung­

an. Sejumlah modal dikatakan produktif apabila modal ter­

sebut mampu menghasilkan keuntungan yang lebih besar da­

ripada aejumlah modal lainnya dengan jumlah yang sama.

Produktivitas modal sangat dipengaruhi oleh bidang pena-

naman modal tersebut. Di dalam dunia usaha, modal akan

7

'Mubyarto, Pen^antar Ekonomi Pertanian, Cetakan

(31)

lebih produktif apabila ditanamkan pada usaha-usaha yang

menghasilkan suatu produk yang diminati oleh banyak kon­

sumen.

Suatu konsep yang baru saja dirumuskan sebagai

faktor produksi adalah pengelolaan atau dalam istilah

yang populer sekarang adalah manajemen. Pengukuran pro­

duktivitas pengelolaan suatu uaaha adalah dikaitkan de­

ngan tujuan usaha tersebut. Jadi, pengelolaan dikatakan

produktif apabila pengelolaan tersebut mampu untuk men­

capai sasaran-sasaran yang lebih besar daripada yang te­

lah diterapkan sebelumnya.

Dari faktor-faktor produksi dalam budidaya tambak

tersebut dapat ditarik suatu hubungan antara budidaya

tambak dengan faktor-faktor produksinya. Secara fungsio-

nal hubungan tersebut dapat ditulis:

EC1 = * (TK, L, M, P) (1)

PT = jumlah produksi tambak

TK = tenaga kerja

L = lahan

M = modal

P = pengelolaan

Persamaan (1) dapat dijelaskan bahwa budidaya tambak me­

rupakan fungsi tenaga kerja, lahan,- modal, dan pengelola­

an. Dengan perkataan lain, keberhasilan budidaya tambak

(32)

3. Distribusi dan Pemasaran Hasil Budidaya Tambak

Sebagaimana telah disebutkan dalam bagian di muka,

bahwa tiga aspek pokok yang tercakup dalam persoalan ca­

ra manusia bermatapencaharian dan hidup meliputi produk­

si, distribusi, dan konsumsi. "Jalur distribusi merupa­

kan aspek penting dalam seni usaha untuk menyalurkan pro­

duk dan jasa yang telah diproduksi kepada konsumen."® Da­

lam pengertian dunia usaha, perkataan distribusi dimak-

sudkan sebagai "... tindakan yang bertalian dengan per-

gerakan barang-barang dan jasa-jasa dari produsen ke pi-

hale konsumen."^

Dalam definisi disebutkan bahwa "Pemasaran ada­

lah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan .

ke-1 0

butuhan dan keinginan melalui proses pertukaran." Pe­

masaran itu bertalian dengan penciptaan atau penambahan

kegunaan barang dan jasa. Kegunaan yang diciptakan oleh

kegiatan pemasaran adalah kegunaan v/aktu, tempat, dan pe-

milikan.

Kegunaan tempat berarti bahwa barang-barang itu

Q

J. Ravianto (ed), Produktivitas dan Seni Usaha, op cit, hal. 6 0 .

q

^A.Ll. Hanafiah dan A.M. Saefuddin, Tata Nia^a Ha-

sil Perikanan, Lembaga Penerbitan UI, Jakarta, 1983/ ha-

1-aman 1.

1 0

Philip Kotler, Dasax^-dasar Pemasaran, . «Iilid. I ,

terjemahan Wilhe.lmus W. Bakowatun, ^rlangga, Jakarta,

(33)

mempunyai manfaat yang lebih besar karena adannya peru­

bahan tempat, Kegunaan waktu berarti bahv/a barang-barang

itu mempunyai manfaat yang lebih besar setelah terjadi

perubahan waktu. Kegunaan pemilikan berarti bahv/a barang-

barang itu mempunyai kegunaan yang lebih besar karena te­

lah beralihnya hak milik atas barang.

3.1. Ciri-ciri hasil pertambakan dan pengaruhnya terha­

dap pemasaran.

Ilasil pertambakan dapat digolongkan menjadi: (1)

barang-barang konsumsi, dan (2) bahan-bahan mentah. seba-

gai, ■ barang konsumsi, hasil tambak akan langsung diguna­

kan oleh konsumen akhir dengan bentuk yang tidak begitu

jauh berbeda sewaktu meninggalkan lahan tambak. Sedang-

kan sebagai bahan mentah, hasil tambak akan digunakan

oleh pabrik atau pengolah untuk menghasilkan barang baru.

Hasil tambak mempunyai ciri-ciri yang dapat mem-

pengaruhi atau menimbulkan masalah dalam pemasarannya.

Ciri-ciri tersebut antara lain:

(1) Produksinya musiman, terjadi dalam ulcuran yang ke-

cil, daerahnya terpencar-pencar dan bersifat 3pesi-

alisasi. Sifat produksi musiman itu biasanya menim­

bulkan beban musiman dalam pembiayaan, penyimpanan,

pjsn^arigkut uja maupun p enj ualan;

(34)

relatif stabil separijarjg' tahun,. Sifiat yang .demikian

ini berkaitan erat dengan produksinya yang musiman;

(3) Hasil tambak merupakan organisme hidup dan oleh ka­

rena itu mudah mengalami kerusakan atau pembusukan

akibat kegiatan bakteri,. Llasalah ini ... ;membutuhkan

usaha lchusus dalam pemasarannya agar mutunya dapat

dipcrtahankan.. Penyimpanan perlu dilakukan pada ru-

angan dingin serta penganglcutannya perlu dilengkapi

dengan alat pendingin. Usaha ini memerlukan tamba-

han biaya dan dengan demikian meningkatkan biaya

pemasaran;

(4) Kualitas maupun kuajatitas hasil tambak dapat beru

-bah-ubah. Terdapat tahun-tahun dengan kuantitas dan

kualitas hasil tambak yang baik, sebaliknya

terda*-pat pulatahun-tahun dengan kuantitas dan kualitas

yang merosot, Perubahan kuantitas akan menimbulkan u

filiktuasi hai*ga karena. perubahan pada'sisi penawaran.

Bervariasinya kualitas cenderung berakibat tidak

terorganisasinya pasar sehingga menyebabkan peruba­

han harga, menambah ongkos penyimpanan dan menyulit-

kan grading ( memilih barang untuk dimasukkan ke da­

lam kelas yang telah ditetapkan dengan jalan stan-

dardiQasi ).

3#2 . Fungsi-fungsi pemasaran,

(35)

meli-puti kegiatan yang bertujuan untuk memindahkan barang-

barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen. Kegiat­

an ini disebut fungsi pemasaran. Pada umumnya, fungsi pe­

masaran meliputi:

1) Fungsi pertukaran; - Penjualan

- Pembelian

2) Fungsi pengadaan secara fisik: - Pengangkutan

- Penyinipanan 3) Fungsi pelancar:

- Permodalan

- Penanggungan risiko

- Standardisasi dan grading - Informasi pasar^

Penjualan. Penjualan mempunyai sasaran mengalih-

kan barang kepada pihak pembeli dengan harga yang memu­

askan. Kegiatan penjualan dilalcukan melalui: pemeriksaan,

sampel atau contoh, dan penggambaran atau gabungan keti-

ganya. Penjualan dengan pemeriksaan,. berarti pihak pen-

jual mengijinkan kepada pembeli untuk memeriksa barang

yang dijual sebelum pembeli itu membelinya. Penjualan de­

ngan cara ini terjadi karena adanya sifat-sifat tertentu

dari barang tersebut dan kondisi pemasaran yang: (1) ti­

dak adanya standarisasi terhadap barang, (2) adanya

si-/

fat rusak yang tinggi dari barang, (3) tingkat pembeli-

annya sangat cepat sehingga lalu lintas langganan dan

(36)

memamer-lean barang-barangnya akan mendorong sejumlah pembelian

yang terjadi secara bersamaan.

Penjualan melalui contoh, berarti berdasarkan ke-

tentuan-ketentuan standarisasi melalcukan penjualan. Se­

hingga contoh barang yang diperdagangkan merupakan wakil

dari semua unit barang yang akan dijual. Sedangkan pen­

jualan melalui penggambaran, berarti penjual memberikan

garnbaran di dalam katalog-katalog, sehingga tidak menyu-

litkan penjual maupun pembeli.

Pengangkutan. Pengangkutan berarti bergeraknya

barang-barang dari tempat produksi ke tempat barang-ba­

rang tersebut akan digunakan. Dengan perkataan lain bah­

wa fungsi pengangkutan menciptakan kegunaan tempat. Da­

pat dikatakan, "Pengangkutan merupakan unsur biaya

dis-1 2

tribusi fisik yang paling tinggi . Penyebab ting-

ginya biaya pengangkutan antara lain adalah (1) pengang­

kutan barang-barang dari tempat produksi ke tempat . kon­

sumsi yang jauh tempatnya, (2) bila ongkos pengangkutan

lebih besar daripada harga pasar.

Ha3il tambak sifatnya cepat dan mudah rusak . se­

hingga memerlulcan kecepatan, perawatan dan penanganan

tambahan selama dalam pengangkutan. Kecepatan

pengangkut-1 2

Philip Kotler, Dasar-dasar Pemasaran Jilid II»

Cetakan Pertama, terjemahan V/ilhelmuo ”\V. Bakowatun, E r -

(37)

an sangat penting dalam pemasaran hasil tambak karena

bila terlambat ada dua risiko yang diderita oleh peda-

gang, yaitu (T) turunnya harga barang di pasar yang di-

tuju, dan (2) merosotnya kualitas barang.

Penyimpanan. Penyimpanan berarti menahan barang

selama jangka waktu antara dihasilkan sampai dengan di-

jual. Dengan demikian, fungsi penyimpanan menciptakan

kegunaan waktu, di samping bertendensi meratakan harga.

Penyimpanan dilakukan karena beberapa alasan:

a) Sifat musiman dari kebanyakan produksi.

b) Permintaan untuk berbagai produk berlangsung se- panjang tahun.

c) Alasan-alasan yang terdapat dalam v/aktu yang di- pcrlukan untuk pelaksanaan berbagai pelayanan pe­ masaran, misalnya: v/aktu menunggu pengangkutan, pengolahan dan selama pembelian dan penjualan. d) Untuk mendapatkan harga lebih baik.*1^

Dalam menentukan berapa lama disimpan, perlu di-

pertimbangkan hubungan ukuran, sifat produk dan masa pro­

duksi. Umumnya lebih menguntungkan penyimpanan produk

yang permintaannya tidak elastis daripada permintaan

yang relatif elastis. Produk dengan permintaan yang rela­

tif elastic, konsumsi dapat terdorong dengan sendirinya

karena menurunnya harga dan akan berkurang bila harganya

naik. Dengan demikian, penyimpanan dengan cara ini tidak

menjamin keuntungan. Sebaliknya, permintaan yang relatif

(38)

tidak elastis, turunnya harga di waktu panen atau pun na~

iknya harga karena ongkos penyimpanan, tidak banyak ber-

pengaruh pada konsumsi.

Untuk barang-barang yang cepat rusak, dengan per­

mintaan yang tidak elastis, sering menguntungkan disim-

pan bila musim panennya singkat daripada yang musim pa-

nennya panjang. Produk yang musim panennya singkat, har­

ga musimannya biasanya naik lebih besar daripada yang mu­

sim panennya panjang, sehingga karenanya lebih menjamin

laba bila disimpan. Jika hasil keseluruhan besar, harga

pada permulaan panen tampaknya rendah, sedang bila hasil

keseluruhan sedikit maka harga pada permulaan musim rela­

tif lebih tinggi.

Pembiayaan erat hubungannya dengan kredit. Menggu­

nakan kredit berarti menggunakan modal uang orang lain

yang nantinya harus dibayar kembali berik'ut bunga. "Ma­

salah vital bagi seorang wirausaha di dalam memulai sua­

tu usaha baru ialah permodalan yang cukup untuk mulai

berusaha. Pada umumnya suatu usaha baru belum mampu un- 14-tuk mendapatkan laba dari operasinya pada tahap awal"

Kredit dapat diperoleh dari pihak swasta, bank pemerin­

tah, perorangan, bank komersial, koperasi, bank desa dan

sebagainya.

(39)

Kredit dari pihak swasta (para pelepas uang, pe-

dagang pengumpul atau tengkulak) telah menimbulkan tiga

aspek masalah’ kredit dalam pemasaran hasil tambak dan

petani tambak pada umumnya. Masalah kre.dit ini dialami

oleh nelayan, petani tambak, dan petani bermodal kecil

pada umumnya. Ketiga aspek masalah tersebut adalah: (1)

tingkat bunga yang tinggi, (2 ) petani tambak wajib men-

jual produksinya kepada pemberi kredit dengan harga yang

telah ditentukan oleh pihak pemberi'k#o&it9 dan (3) pro-

dukfli "hatus -&eg©-ra dijual kepada-pemberi kredit -tanpa

dapat ditati&n sementara waktu untuk menunggu harga yang-

lebih baik*

Ketiga aspek tersebut, menempatkan petani tambak

bermodal kecil pada bargaining position yang lemah. Se-

baliknya, bagi pemberi kredit, sistem kredit ini menem-

patkannya pada posisi yang menguntungkan dalam usahanya

untuk memperbaiki taraf hidupnya. Dalam hubungannya de­

ngan pengelolaan tambak, yakni Program INTAM, pemerintah

menyediakan kredit yang disalurkan melalui bank pelaksa-

na. Kredit yang disalurkan ini meliputi:

a) Kredit investasi, digunakan untuk memperbaiki pe- matang atau rehabilitasi, perbaikan pada pelatar- an atau pembongkaran, pearbaikan pintu air, pera-

latan dan pompa air.

b) Kredit modal kerja, digunakan untuk penyediaan be­ nur, glondongan, pupuk organik, pupuk anorganik, pakan udang, pestisida, tenaga kerja, eksploitasi atau sewa pompa air, C.O.L. (cost of living) atau biaya hidup, biaya sertifikat hak atas tanah, dan

(40)

1S untuk biaya pembuatan akte Credit Verband.

Penggunaan kredit oleh nelayan dan petani tambak

semakin penting dengan adanya kebutuhan untuk memroduksi

lebih dahulu terhadap permintaan koiaumen. Sebaliknya, ju­

mlah kredit yang diperlukan harus dihubungkan dengan pe-

riode waktu proses produksi dan proses penyaluran. Dalam

hal penyesuaian produk terhadap permintaan pasar atau

konsumen untuk masa datang. Penyesuaian produksi tambak

terhadap permintaan pasar untuk masa akan datang terda­

pat kesulitan yang disebabkan oleh sifat produknya yang

musiman dan sangat bergantung pada keadaan cuaca sehing­

ga sukar untuk diramalkan. Dengan perkataan lain, peng­

gunaan kredit mengandung resiko besar dan karenanya da­

lam hal penggunaan kredit, petani tambak harus mengeta-

hui terlebih dahulu berapa besarnya modal yang diperlu­

kan melalui perencanaan produksi dengan matang.

Pemng^ulan^an iresiko dapat diartikan sebagai su­

atu usaha untuk mengatasi ketidakpastian dalam hubungan-

nya dengan ongkos dan kerugian atau kerusakan. Dalam pe­

masaran hasil tambak dapat ditemui risiko-risiko yang di­

sebabkan oleh: (1) sifat produk, (2) perubahan kondisi

pasar, dan (3) sebab-sebab alamiah.

15

^Sekretariat Badan Pengendali Bimas, ' PetunjUk

Opersional Program Intensifikasi Tambak, Sekretariat Ba­

(41)

Hasil tambak mempunyai ciri mudah rusak karena ha­

sil tambak itu merupakan organisme hidup yang akan menga­

lami proses pembusukan. Di samping itu, kerugian karena

sifat produk ini juga disebabkan oleh komposisi hasil da­

ri tambak yang besar kandungan airnya sehingga akan bera-

kibat terjadinya proses penyusutan dalam pemasaran,

Perubahan kondisi pasar akan menimbulkan risiko

pada penjual. Perubahan ini meliputi perubahan tempat,

harga, waktu, dan persaingan. Perubahan harga timbul ka­

rena adanya ketidakseimbangan antara penawaran dengan

permintaan. Perubahan kondisi pasar sebagian besar dise­

babkan oleh unsur waktu. Risiko karena unsur waktu ini

dapat dialami oleh petani tambak yang dalam proses pro-

duksinya menggunakan faktor-faktor produksi dan ternyata

setelah masa panen tiba permintaannya menurun. Risiko

persaingan timbul karena adanya tindakan pesaing dalam

usahanya memperoleh laba. Risiko alamiah mencakup timbul-

nya kerugian karena adanya cuaca buruk, banjir, dan lain

sebagainya.

Adanya risiko-risiko tersebut menimbulkan suatu

usaha untuk mengalihkan atau membagi risiko.

Risiko-risiko yang tidak'*dhpat dihindari harus di-

tanggung oleh pihak yang bersangkutan. Di antara ri­ siko jenis ini ada yang dapat dialihkan atau dibagi kepada pihak lain, misalnya dengan menggunakan asu- ransi, kontrak pembelian dan penjualan.

(42)

Dalam melaksanakan kegiatan pemasaran yang modern,

para pengusaha sangat memerlukan adanya informasi.

"Me-reka membutuhkan informasi mengenai langganan, pesaingy

17

penyalur, dan kekuatan-kekuatan lainnya di pasar." Da­

lam pemasaran suatu barang, informasi pasar sangat pen­

ting peranannya. Oleh karena itu dikenal adanya fungsi

informasi pasar yang meliputi tindakan-tindakan: pengum-

pulan informasi, komunikasi atau penyampaian informasi

kepada pihak yang membutuhkan, penafsiran atas informasi,

dan pengambilan keputusan sesuai dengan rencana.

Informasi pasar mempunyai peranan penting dalam

menentukan apa yang diproduksi, di mana, kapan, bagaima­

na dan untuk siapa produk itu dijual dengan keuntungan

yang paling baik. Di samping informasi pasar, standari-

sasi dan pemilahan juga merupakan kunci penting dalam

pemasaran. Standarisasi merupakan suatu kegiatan untuk

menentukan golongan atau kelas atau derajat barang-ba-

rang. Di bidang pertambakan, standarisasi pada umumnya

sulit dilakukan karena terdapat banyaknya variasi dalam

ukuran maupun produk. Produksi pertambakan, pada umumnya

sangat dipengaruhi oleh alam,

Pemilahan merupakan suatu usaha memasukkan atau

memilih barang sesuai dengan kelas atau derajat yang

te-1 7

(43)

lah ditetapkan dalam standarisasi. Dalam tindakan ini,

produk dipilih menurut mutu dan ciri yang hampir sama.

4. Permintaan dan Penawaran Hasil Tambak

4.1. Bentuk-bentuk pasar.

Pasar dibedakan menjadi dua macam, yakni pasar

konkrit dan pasar abstrak. Pasar konkrit adalah tempat

bertemunya atau berkumpulnya permintaan dan penawaran.

Sebagai contoh dalam hal ini adalah pasar ikan, pasar ha­

sil-hasil pertanian dan sebagainya. Sedangkan pasar abs­

trak, beberapa macam rumusannya adalah

a) Pasar abstrak adalah keseluruhan permintaan dan

penawaran yang berhubungari satu sama lain. Dalam hal ini kita mengingat akan kekuatan-kekuatan me- nentukan harga.

b) Pasar abstrak adalah seluruh daerah, di mana para pemb.eli dan penjual berhubungan dan di mana terja- di pertukaran.

c) Pasar abstrak adalah seluruh daerah, di mana para

peminta dan penawar mempunyai kontak sedemikian

rupa sehingga harga-harga pada benda yang sama sa-

ling mempengaruhi satu terhadap lainnya secara

langsung dan kuat. '

Menurut organisasinya, pasar abstrak dibedakan

menjadi dua, yaitu pasar sempurna dan pasar tidak sempur-

na. Beberapa persyaratan terjadinya pasar sempurna ada­

lah; (1) penjual dan pembeli harus mempunyai pengetahuan

(44)

pembeli harus dapat berhubungan dengan setiap penjual.

Persyaratan-persyaratan ini membawa implikasi bahwa:

(a) seorang produsen (secara individual) tidak bisa

mempengaruhi harga pasar yang berlaku . (b) kare­

na permintaan yang dihadapi oleh seorang * produsen

adalah garis lurus horizontal (c) macam

kepu-tusan yang perlu diambil oleh produsen ... adalah be­

rupa volume out put yang harus ia produksikan atau

jual.18

Ilarga yang terbentuk dalam pasar sempurna merupa­

kan harga keseimbangan. Harga keseimbangan ini merupakan

titik temu antara-penawaran dan permintaan. Dalam gambar

ditunjukkan terjadinya harga keseimbangan yang terjadi

di pasar yang merupakan titik potong antara kurva pena-

# waran dan permintaan (lihat Gambar 1)

GAMBAR 1

HARGA KESEIMBANGAN

Sumber: A.M. Hanafiah dan A.M. Saefuddin, Tata Niaga Ha­

sil Perikanan, Lembaga Penerbitan/UI, Jakarta,

1983T ha3.. 41 , disederhanakan penulis.

Dalam membedakan bentuk-bentuk pasar digunakan

1 ft

Boediono, Ekonomi Mikro, Cetakan Kesatu, BP-FE,

(45)

kriteria jumlah penjual dan pembeli. Menurut kriteria

ini, bentuk-bentuk pasar dibedakan: (1) pasar persaingan

murni, (2) pasar monopoli, dan (3 ) pasar persaingan mo-

nopolistik. Pasar persaingan murni harus memenuhi persya-

ratan: produk bersifat identik; penjual dan pembeli le-

luasa mengambil keputusan; serta penjual dan pembeli ti­

dak mampu mempengaruhi harga* Pasar monopoli, berarti

bahwt*sekelompok penjual mempunyai pengaruh sedemikian

besar atas penawaran suatu produk tertentu sehingga mam­

pu menentukan harga. Dalam pasar monopoli murni, penjual

tidak mempunyai pesaing secara langsung. Sedangkan pasar

persaingan monopolistik merupakan bentuk pasar persaing­

an tidak sempurna. Pasar ini adalah bentuk antara pasar

persaingan sempurna dengan pasar monopoli murni. Dengan

demikian di dalamnya akan dapat dijumpai beberapa unsur

yang terkandung di dalam keduanya.

4-.2. Permintaan hasil tambak.

"Permintaan ... dapat didefinisikan sebagai jum­

lah suatu barang yang akan dibeli oleh konsumen pada Icon-19

disi, waktu dan harga tertentu." y Pembelian akan beru-

bah-ubah dari waktu ke waktu sesu.ai dengan tingkat harga

(46)

suatu jumlah yang tertentu mengenai pembelian ini, mela-

inkan jumlahnya akan bervariasi pada berbagai . tingkat

harga, Konsumen di sini dimaksudkan sebagai 'siapa1, be-

rapa jumlahnya dan berada di mana. Sedangkan masalah wak­

tu harus diperhatikan pula karena permintaan akan .beru-

bah-ubah dari waktu ke waktu. Mengenai harga perlu dije-

laskan pula dalam definisi tersebut, karena kesediaan

konsumen untuk membeli adalah bergantung pada tingkat

harga tersebut.

Berdasarkan definisi di atas, permintaan menun-

jukkan berapa banyak suatu barang akan dibeli oleh indi-

vidu atau sejumlah individu pada berbagai harga dengan

anggapan bahwa hubungan antara harga dan jumlah yang di­

beli akan berlawanan. Dengan demikian, bila harga ren­

dah, jumlah barang yang akan dibeli lebih banyak. Seba-

liknya bila harga lebih tinggi jumlah barang yang dibeli

akan lebih kecil.

Istilah permintaan sering digunakan untuk menggan-

tikan istilah konsumsi yang artinya memenuhi .kebutuhan

konsumen. Di dalam pemasaran, konsumsi bahan makanan mem­

punyai ciri-ciri yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) kon­

sumsi untuk seluruh bahan makanan oleh keluarga relatif

stabil, (2) pengeluaran keluarga untuk bahan makanan me-

nunjukkan suatu pengeluaran yang termasuk dalam kategori

(47)

yang dikeluarkan untuk bahan makanan berkurang akibat

bertambahnya pendapatan, (4) tidak semua kelompok bahan

makanan dikonsumsi dalam jumlah yang sama banyak, tetapi

kita mengkonsumsi lebih banyak dari beberapa kelompok

bahan makanan saja, dan (5) bahan makanan tertentu . yang

relatif penting dalam susunan makanan kita sehari-hari

konsumsinya akan berubah sepanjang tahun.

Konsumsi udang maupun bandeng berbeda-beda di an­

tara masing-masing konsumen. Perbedaan ini disebabkan

oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang berpengaruh

penting dalam kbnsumsi hasil tambak adalah pendapatan.

Selain pendapatan, faktor-faktor lain yang dapat mempe-

ngaruhi konsumsi bahan makanan adalah pekerjaan, lokasi

konsumen, besarnya keluarga, agama, pendidikan dan lain

sebagainya.

Suatu hal yang perlu diperhatikan oleh para peta­

ni tambak adalah perubahan permintaan. Permintaan konsu-

men akan berubah dari waktu ke waktu pada harga tertentu.

Perubahan ini dapat mengubah nilai penjualan total dan

pendapatan bersih petani. Faktor-faktor yang mempenga-

ruhi perubahan ini adalah: (1) jumlah kosumen potensial,

(2) tingkat pendapatan konsumen, (3) selera konsumen,

dan (4 ) harga barang substitusi.

Jumlah barang yang dibeli pada berbagai tingkat

(48)

permintaan. Pada umumnya kurva permintaan bergerak dari

kiri atas'ke kanan bawah. Dengan demikian, kurva permin­

taan tidak hanya dapat dihubungkan dengan harga barang

yang bersangkutan saja, melainkan dapat pula dihubungkan

dengan tingkat pendapatan dan harga barang lain.

Kurva permintaan menyatakan bahwa hubungan antara

harga suatu barang dengan jumlah yang diminta dari ba­

rang tersebut berlawanan arah hubungannya. Besarnya per­

ubahan jumlah barang yang diminta karena adanya perubah­

an harga dapat diukur dengan menggunakan elastisitas per­

mintaan.

■ Elastisitas permintaan adalah tingkat kepekaan rela­

tif dari jumlah yang diminta konsumen, akibat adanya perubahan harga barang. Dengan kata lain elastisitas permintaan adalah jumlah perubahan proporsional dari

jumlah barang yang diminta dibagi dengan perubahan

proporsional dari harga.2 0

Elastisitas permintaan merupakan rasio antara per­

ubahan relatif jumlah barang yang dibeli dengan perubah­

an relatif harga barang tersebut. Hal ini dapat

dirumus-21

Universitas Gadjah Mada, "Yo'gyakarta, 1980,_ hal, 6 ?.

(49)

E^ = elastisitas permintaan

= perubahan jumlah barang yang dibeli

Q = jumlah barang yang dibeli

A P = perubahan harga barang

P = harga barang

Permintaan barang dapat dibedakan menjadi tiga,

yaitu: elastis, inelastis, dan unitary elastis. Konsep

elastisitas permintaan sangat penting dan berguna teru-

tama bagi pengusaha (petani tambak), Konsep ini menun-

jukkan bagaimana konsumen akan bereaksi terhadap peru­

bahan kondisi harga. Jika harga suatu macam produk beru-

bah, jumlah barang yang akan dibeli oleh konsumen beru-

bah pula. Perubahan ini bergantung pada elastisitas per­

mintaan barang yang bersangkutan.

Dengan demikian jelaslah bahwa elastisitas permin­

taan sangat penting bagi suatu usaha yang bergerak di bi­

dang produksi. Jika suatu usaha menghasilkan atau menju-

al barang yang permintaannya elastis (E^>1), maka akan

lebih banyak dapat dijual dengan menurunkan harga sehing­

ga nilai penjualan total akan lebih besar. Bila barang

yang dijual adalah barang yang permintaannya inelastis

(E^<1), maka nilai penjualannya dapat dinaikkan dengan

jalan menaikkan harga dan mengurangi jumlah yang dijual.

Bila yang dijual itu elastisitas permintaannya unitary

(50)

berubah walaupun terjadi perubahan harga.

4.3. Penawaran hasil tambak.

"Penawaran ... berarti jumlah barang yang

berse-dia untuk dijual pada berbagai tingkat harga pada suatu

22

waktu tertentu." Dalam definisi yang lain dinyatakan,

bahv/a: "Penawaran suatu barang adalah berbagai jumlah da­

ri barang itu yang ditawarkan orljoii.penjual di pasar pada

' 2 3

semua harga alternatif yang mungkin ...." ^

Sifat penawaran hasil tambak adalah berbeda de­

ngan penawaran hasil industri. Penawaran hasil industri

dapat diperbesar atau diperkecil dengan cepat, namun ti­

dak demikian halnya dengan hasil tambak. Kelebihan pena­

waran hasil industri dapat ditahan sampai kondisi , harga

membaik, sedang hasil tambak tidak dapat demikian karena

sifat produknya yang mudah rusak. Hasil industri dapat

disesuaikan dengan harga bila harga rendah. Hasilnya da­

pat diperkecil atau sebaliknya, sedang hasil tambak su-

lit disesuaikan dengan harga. Bila produksi tinggi, har­

ga relatif rendah dan bila produksi rendah, harga rela­

tif tinggi.

99

Richard H. Letwich, Mikro Ekonomi Jilid II, ter- jemahan Paul Sitohang, Dwi Tunggal, Yogyakarta, 1582, ha­ laman 24.

(51)

Hubungan antara harga-harga penawaran dengan jum-

lah-jumlah yang ditawarkan dapat ditunjukkan dalam kurva

penawaran. Kurva penawaran pada umumnya bergerak dari ki~

ri bawah ke kanan atas. Untuk hasil pertambakan, faktor

waktu penting sekali diperhatikan dalam kurva penawaran

karena h a 3 i l tambak pada umumnya bersifat musiman sehing-

ga suatu kenaikan harga di pasar tidak dapat segera dii-

kuti dengan kenaikan penawaran.

Sebagaimana halnya dalam perubahan pada sisi per-

mintaan, sisi penawaran dibahas pula mengenai konsep

elastisitas. "Elastisitas penawaran atau elastisitas har­

ga atas penawaran dapat diartikan sebagai perubahan da­

lam jumlah barang yang akan dijual akibat perubahan har-

2 4

ga.M Elastisitas penawaran ini dapat dihitung dengan

25 menggunakan rumus:

A Q / Q

E o =

-3 AP/P

Eg = elastisitas penawaran

A Q = perubahan jumlah barang yang dijual

Q = jumlah barang yang dijual

A p = perubahan harga

P a harga barang

^A.M. Hanafiah dan A.M. Saefuddin, op cit, hala-man 78.

(52)

Elastisitas penawaran sama dengan nol berarti

mlah barang yang ditawarkan tidak berubah, walaupun ter-

jadi perubahan harga. Bila elastisitas penawaran kurang

dari satu berarti perubahan harga satu persen akan dii-

kuti oleh perubahan juralah yang ditawarkan kurang dari

satu persen. Sedang bila elastisitas penawaran lebih be-

sar dari satu berarti perubahan satu persen dalam harga

akan mengakibatkan perubahan lebih besar dari satu per­

sen.

Penawaran barang-barang yang tidak tahan lama se-

perti udang sangat tidak elastis dalam jangka pendek ka-

rena jenis barang ini cepat rusak maka harus segera di-

jual dengan tidak memperhatikan keadaan harga. Setiap je-

nis barang mempunyai elastisitas penawaran yang berbeda-

beda. Jadi antara bandeng dan udang akan mempunyai elas­

tisitas yang berbeda.

4-4. Konsumen.

Semua kegiatan pemasaran ditujukan untuk menyedi-

akan kepada konsumen barang kebutuhannya pada waktu, tcm-

pat dan dalam bentuk yang diinginkan, Jumlah penduduk di

suatu tempat merupakan konsumen potensial. Lokasi pendu­

duk sebagai konsumen dalam hubungannya dengan daerah pro-

duksi adalah penting dalam pemasaran hasil tambak teru-

(53)

Hubungan lokasi konsumen dengan sumber penawaran

mempunyai pengaruh penting pada biaya pemasaran. Selan-

jutnya akan berpengaruh pula pada harga eceran. Semakin

jauh daerah konsumen dengan daerah produksi, blaya pema­

saran akan semakin besar, Hal ini akan menimbulkan per-

bedaan harga barang di antara daerah-daerah konsumen.

Lokasi konsumen berpengaruh pula pada konsumsi ha-

sil tambak. Preferensi konsumen kadang-kadang bervariasi

secara geografis. Penduduk kota dan desa di daerah pan-

tai akan lebih banyak mengkonsumsi ikan daripada pendu­

duk kota dan desa di daerah pedalaman.

Tingkat pendapatan dan perubahan pendapatan pen­

ting untuk diperhatikan dan dipelajari di bidang pema­

saran bahan makanan. Konsumen dengan pendapatannya dapat

memutuskan barang yang mereka inginkan; berapa banyak,

kapan mereka butuhkan, dan di mana mereka akan membeli-

nya. Jenis barang yang akan dibeli bergantung pada kebu-

tuhan mereka serta bergantung pula pada mutu dan harga

produk. Sedangkan jumlah barang yang akan dibeli konsu­

men bergantung pada beberapa faktor, antara lain: (1)

perkembangan harga, (2) sifat produk, dan (3 ) kelangkaan

penawaran produk.

Dalam menen'tuka'n Jcapan membelij -konsumen berusaha

menganalisis kondisi pasar. Mereka akan membeli bila har­

(54)

kon-Gumen akan mempertimbangkan harga, reputasi penjual, pe-

layanan dan sikap penjual, dan sebagainya.

Konsumen pada umumnya memiliki pendapatan ' yang

terbatas. Pendapatan yang terbatas ini biasanya dibelan-

jakan untuk bahan pangan, sandang, perumahan, dan seba­

gainya. Berkaitan dengan macam-macam kebutuhan ini, maka

tidak semua bahan makanan yang disenangi oleh konsumen

dapat dibeli. Konsumen akan mengadakan pemilihan atas ba­

han makanan yang akan dibelinya secara rasional. Konsu­

men akan memilih bahan makanan yang akan memberikan ke-

puasan maksimum.

Konsumen akan dihadapkan pada dua masalah dalam

pemilihan barang dan jasa yang memberikan kepuasan mak­

simum, yaitu: (1) bagaimana membagi pendapatannya di an­

tara berbagai alternatif barang dan jasa yang diperlukan,

dan (2) bagaimana cara memperoleh barang dan jasa itu se­

cara tepat mengingat mutu dan harga barang. Masalah kebe-

basan memilih konsumen terhadap barang dan jasa yang di-

butuhkan akan mempunyai pengaruh pada barang dan jasa

(55)

GAMBARAN SINGKAT TENTANG GEOGRAFIS DAH

PERIKANAN TAMBAK DI KABUPATEN GRESIK

1. Letak Geografis dan Keadaan Alam

Sebelum Perang Dunia II, wilayah Kabupaten Sura­

baya meliputi stadgemente Surabaya yang berkedudukan di

Surabaya. Setelah proklamasi kemerdekaan, nama Kabupaten

Surabaya tetap digunakan, tetapi stad^emente Surabaya di-

kurangi menjadi daerah otonomi, yaitu Kota Besar Suraba­

ya. Selanjutnya, dengan Peraturan Pemerintah nomor 38 ta-

hun 1974, nama ini diganti menjadi Kabupaten Gresik dan

ibukotanya berkedudukan di Gresik.

o

Luas wilayah Kabupaten Gresik 1.173,69 km dengan 2

kepadatan penduduknya 661 jiwa/km . Letak Kabupaten Gre­

sik 1 1 2° - 1 1 3° bujur timur dan 7° - 8° lintang selatan.

Batas-batas wilayahnya adalah: sebelah utara, Laut Jawa;

sebelah timur, ..Selat Madura; sebelah selatan, Kabupaten

Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, dan Kotamadya Surabaya;

sebelah barat, Kabupaten Lamongan (lihat Gambar 1).

1.1. Pembagian wilayah administrasi dan jumlali penduduk.

Kabupaten Gresik terbagi atas lima wilayah kerja

pembantu bupati. Kemudian dibagi lagi menjadi 18 kecamat-

(56)

wila-GAMBAR 2

P H A K A B U P A T E N D A E R A H ‘ T1 N G K A 7 1 1 G R E S I K

l A U t J A W A

K E 7 E R A N G A N

1 . K e c . W r i n g i n a n o m

2 . K e c . D r i y o r e j o

3 . K e c . M e n g a n t i

4 , K e c . K e d a m e a n

5 . K e c . B a l o n g p a n g g a n g

6 . K e c . B e n j e n g

7 . K e c . C e r m e

Q

• K e c . K e b o m a s

9 • K e c . G r e s i *

1 0 . K e c . M a n y a r

1 1 . K e c . D u d u K S a m p c y d n

i Z . K e c . S u n q a h

1 3 . < e c . S o ' i a y o

1 4 . t f e c . D o K u n

1 5 . K e c. Pi r i c e n q

\i. K e c . U j ^ i n g P a n g k a n

1 7 . K e c . S a n g k a p u r a

1 8 . K e c . T a m b a k

(57)

yah kerja pembantu bupati itu meliputi Wilayah Kerja Pem­

bantu Bupati Gresik, Cerme, Gunung Kendong, Sidayu, dan

Bawean. Kemudian 18 kecamatan itu terdapat pada lima wi­

layah kerja pembantu bupati tersebut. Masing-masing ada-

lah 3 di Gresik, yaitu Kecamatan Gresik, Kebomas, dan Ma-

nyar. Di Cerme 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Cerme, Ben-

jeng, Balongpanggang, dan Duduk Sampeyan. Di Gunung Ken-

dong 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Driyorejo, Wringinanom,

Kedamean, dan Menganti. Sidayu dengan 5 kecamatan, yaitu

Kecamatan Sidayu, Ujungpangkah, Panceng, Bungah, dan Du-

kun. Bawean 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Sangkapura dan

Tambak.

Dari kedelapanbelas kecamatan tersebut, Kecamatan

Sangkapura merupakan yang terluas wilayahnya dan disusul p Kecamatan Ujungpangkah, masing-masing seluas 118,81 km

p

dan 94,83 km. Wilayah kecamatan tersempit adalah

Kecamat-2

an Gresik, yakni seluas 5,25 km..Jumlah desa yang terba-

nyak terdapat di Kecamatan Dukun, yaitu 26 desa, sedang

yang paling sedikit jumlah desanya adalah di Kecamatan

Ujungpangkah.

Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan

Gresik sejumlah 69.652 jiwa dengan kepadatan yang paling

tinggi pula sejumlah 13.267 jiwa per km. Sedang jumlah

penduduk paling sedikit terdapat di Kecamatan Tambak se-

(58)

PEMBA GIAN V/ILAYAH, PENDUDUK, LUAS KECAMATAN, SERTA KEPADATAN PENDUDUK SETIAP KECA-

MATAN KABUPATEN GRESIK TAHUN 1985

(1) (2) (3) (4) (5)

Gresik

Gresik 5,25 23 69.652 13.267

Kebomas 29,68 20 45.994 1 .550

Manyar 82,86 23 48.255 582

Cerme

Cerme 71,29 25 47.333 664

Benjeng 61,28 23 46.042 751

Balongpanggang 62,00 25 45.304 731

Duduksampeyan 74,57 23 36.930 495

Gunung Kendang

Driyorejo 51,29 16 41-926 817

Wringinanom 62,60 16 41.498 663

Kedamean 65,96 15 42.486 644

Menganti 68,72 22 63.155 919

Sidayu

Sidayu 45,21 21 25.361 561

Ujungpangkah 94,83 13 29.752 314

Paneeng 62,59 14 33.175 530

Bungah 80,23 22 45.261 ■ 564

Dukun 59,16 26 48.058 812

Bawean

Sangkapura 118,81 17 40.632 342

Tambak 77,46 13 24.903 321

Jumlah 1 .173,69 357 775.717 661

Sumber: Kantor Statistik Kabupaten Gresik.

(59)

(1) Wilayah kerja pembantu bupati (digarisbawahi) dan ke­ camatan .

(2) Luas kecamatan (km ).

(3) Jumlah desa.

(4) Jumlah penduduk (jiwa).

(5) Kepadatan penduduk (per km ).

2

sejumlah 321 jiwa-per km*

Jumlah penduduk laki-laki 381.579 jiwa dan pendu­

duk perempuan 394.138 jiwa. Jumlah penduduk perempuan le­

bih banyak 12.559 jiwa atau 3,29 persen dibanding jumlah

penduduk laki-laki (lihat Tabel 2). Hal ini ter.jadi ham-

pir di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Gresik,

kecuali di Kecamatan Gresik dan Manyar. Di kedua kecamat­

an ini jumlah penduduk laki-lakinya lebih besar daripada

perempuannya. Masing-masing 35.397 jiwa laki-laki dan

sejumlah 34.255 jiwa perempuan serta 24.298 jiwa laki-

laki dan 23.957 perempuan.

1.2, Ketinggian dan curah hujan.

Kabupaten Gresik, sebagaimana lazimnya daerah-

daerah lain di Indonesia yang beriklim tropis, mempunyai

dua musim, yaitu musim kering dan musim penghujan. Pada

musim kemarau, angin berhembus dari ar:'1i timur laut ke

barat sedang pada musim hujan, angin berhembus dari arah

barat daya ke timur laut. Suhu terpanas dari sinar mata-

hari terasa di bulan Agustus. Musim penghujan berlang-

Gambar

GAMBAR 1 HARGA KESEIMBANGAN
GAMBAR 2
TABEL 3JUMLAH CURAH HUJAN PER BULAN
TABEL 5PENGGUNAAN M A H  DI KABUPATEN
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ekplorasi dimulai dengan mencari tahu atau mempelajari kemampuan apa saja yang tersedia pada feature PC-Dmiss yang bisa dipergunakan untuk efisiensi waktu proses pembuatan

Untuk itu sudah sewajarnya bila dalam proses pembelajaran media pembelajaran harus benar- benar direncanakan dan digunakan dengan sebaik-baiknya oleh semua guru, maka dari itu

Pemikirannya terhadap kreativitas yang terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari, yang dalam penelitian ini adalah permainan digital memberikan sudut pandang

Berdasarkan pemaparan prestasi belajar di atas dapat diberikan penjelasan bahwa telah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dari siklus I mencapai rata-rata 63,33 naik menjadi

Dengan demikian, yang pertama kali terlintas dibenak calon karyawan adalah bahwa bekerja pada perusahaan yang ada dihadapannya merupakan pilihan yang menitikberatkan

Agar nilai kapasitor yang diberikan optimal, maka kapasitor yang diberikan harus dipasang paralel dengan beban yang menghasilkan daya reaktif total sama dengan

Untuk wavelet meyer baik motor dalam keadaan normal berbeban maupun motor mengalami shorted turns berbeban pada nilai PSD detail 1, 2, dan 6 mengalami kenaikan dan