S K R I P S I
ANISAH ROCHAYA
P RO SP ER PERKEMBANGAN BUDIDAYA UDANG W INDU
DALAM RANGKA M ENINGKATKAN PENDAPATAN
PETANI TAMBAK DI KABUPATEN GRESIK
FAKULTAS EKO NOMI
UNIVERSIT AS AIRLANGGA
PROSPEK PERKEMBANGAN BUDIDAYA UDANG WINDU DALAM RANGKA
MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI TAMBAK
DI KABUPATEN GRESIK
c
m/ y
K.OC
i
Skripsi
Diajukan untuk Memperlengkapi Syarat-syarat dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Studi Peinbangunan
Oleh:
ANISAH ROCHAYA
No. Pokok: 048010938
PAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIRLANGGA
Surabaya,
Disetujui dan diterima baik
oleh :
Dosen Pembirabing
ia^ A s '
( Drs. Bo. Soekarnoto )
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis. panjatkan ke hadlirat Allah
S.W.T. karena atas perkenan-Uya tugas akhir untuk menyu-
sun skripsi ini dapat penulis selesaikan. Atas . ■ berkah
dan rakhmat-Nya, penulis memperoleh kekuatan fisik mau-
pun mental sehingga dapat menyelesaikan penulisan skrip
si sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, pe
nulis menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga
kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya penu
lisan skripsi ini, khususnya kepada:
1. Drs. Ec. Soekarnoto. Sebagai dosen pembimbing, beliau
telah banyak mengorbankan waktu dan tenaga bagi penu
lis dalam rangka menyelesaikan penulisan skripsi ini;
2. Drs. Ec. Joko Mursinto. Dari beliau penulis mendapat-
kan ide mengenai permasalahan yang dikemukakan dalam
skripsi ini;
3. Bapak Sunarto dan Bapak Sudarso. Penulis banyak mem
peroleh bantuan beliau-beliau dalam melakukan survey
lapangan, khususnya di Dinas Perikanan Kabupaten Gre
sik;
4. Pimpinan beserta seluruh staf pengajar di lingkungan
Pakultas Ekonomi Universitas Airlangga yang telah mem-
menyelesai-kan tugas menulis skripsi;
5. Pimpinan beserta seluruh staf di Perpustakaan Univer-
sitas Airlangga yang telah memberikan bantuan .serta
pelayanan yang sangat bermanfaat bagi penulis;
6 . Suami, .kakak, serta adik penulis yang dengan setulus
hati telah memberikan bantuan kepada penulis;
7. Seluruh rekan yang telah turut membantu serta memberi
kan dorongan semangat kepada penulis;
Semoga budi baik dan jasa-jasa pihak-pihak yang
telah penulis sebutkan di atas mendapat imbalan yang se-
timpal dari Allah S.W.T,
Meskipun penulisan skripsi ini masih kurang mema-
dai, penulis memberanikan diri untuk mengajukannya seba
gai persyaratan memperoleh gelar sarjana. Saran maupun
kritik yang meinbangun demi kesempurnaan skripsi ini, pe
nulis terima dengan senang hati.
Surabaya, Desember 1987
Ilalaraan
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... iv
Daftar Tabel ... Daftar Gambar ... Daftar Lampiran ... BAB:
6.4. Proscdur pengumpulan .dan pengolahan data ... 1 1 II. Peningkatan Produksi dalam Sistem Budidaya Tambak ...; 13
1. Pengertian Budidaya Tambak ... 13
2. Produktivitas Budidaya Tambak ... 16
3. Distribuoi dan Pemasaran Hasil Budidaya Tambak ... . 20
penga-ruhnya terhadap pemasaran ... 2 1
3 .2 . Fungsi-fungsi pemasaran ... 2 2
4. Permintaan dan Penawaran Hasil Tambak ... 31
4.1. Bentuk-bentuk pasar ... 31
4.2. Permintaan hasil tambak ... 33
4.3. Penawaran hasil tambak ... 38
4.4. Konsumen ... ... 40
III* Gambaran Singkat tentang Geografis dan Peri kanan Tambak di Kabupaten Gresik ... . 43
1. Letak Geografis dan Keadaan A l a m ... 43
1.1. P.embagi&n wilayah administrasi dan ju mlah penduduk ... 4 3 1.2. Ketinggian dan curah hujan ... 47
1.3. Topografi ... 50
2. Luas Areal Tambak serta Jumlah Petani Tam bak ... 53
2*1. Luas areal tambak... 53
2.2. Jumlah petani tambak ... 54
2.3. Jumlah armada perikanan dan tipe mesin 55 3. Hasil-hasil Tambak ... 57
IV. Peningkatan Produksi Budidaya Tambak sebagai Sarana untuk Meningkatkan Pendapatan Petani .. 61
1. Usaha Peningkatan Produksi Tambak ... 62
1.1. Perkembangan produksi tambak 1980-1985 62 1.2. Peningkatan produksi dan produktivitas tambak ... ... .. 67
2.1. Perkembangan harga hasil-haail budida
ya tambak ... 74
2.2. Pengaruh Program INTAM terhadap penda patan petani ... 78
3. Prospek Budidaya Udang Windu sebagai Komo ditas Ekspor ... 83
V. Kesimpulan dan Saran ... . 87
1. Kesimpulan ... 87
2. Saran-saran ... 89
Daftar Pustaka
Nomor Halaman
1. Pembagian Wilayah, Penduduk, Luas kecamatan, serta Kepadatan Penduduk Setiap Kecamatan di Kabupaten Gresik Tahun 1985 ... 46
2. Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan & Jenis Kelamin Tahun 1985 ... 48
3. Jumlah Curah Hujan Per Bulan di Kabupaten
Gresik Tahun 1985 ... 49
4. Jumlah Curah Hujan dan Ketinggian dari Per mukaan Laut Menurut Kecamatan di Kabupaten Gresik Tahun 1985 ... 51
5. Penggunaan Tanah di Kabupaten Gresik Tahun
1985 ... 52
6 . Luas Areal Tambak di Kabupaten Gresik Tahun
1985 ... 53
7. Jumlah Petani Pemilik dan Pendega di Kabupa
ten Gresik Tahun 1985 ... 55
8 . Jumlah Armada Perikanan dan Tipe Mesin di
Kabupaten Gresik Tahun 1985 ... 56
9. Perkembangan Hasil Produksi Udang Windu Bu
didaya Tambak di Kabupaten Gresik Tahun 1985 59
10. Perkembangan Jumlah Petani Tambak di Kabupa
ten Gresik Tahun 1980-1985 ... 60
11. Perkembangan Produksi Budidaya Tambak di Ka
bupaten Gresik Tahun 1980-1985 ... 63
12. Perkembangan Produktivitas Lahan Tambak .di
Kabupaten Gresik Tahun 1980-1985 ... 65
13. Perkembangan harga rata-rata ikan di Kabupa
ten Gresik Tahun 1980-1985 ... 75
14. Perkembangan Konsumsi Per Kapita Ikan di Ka
15. Perkembangan Pendapatan Per Kapita Petani Tambak di Kabupaten Gresik Tahun 1980-1985 . 81
16. Perkiraan Jumlah Produksi Udang Windu di Ka
Nomor
1 .
2 .
' Halaman
Harga Keseimbangan ... 32
Nomor
1, Perhitungan luas Areal Tambak Yang Ditanami U- dang Windu di Kabupaten Gresik 1980-1985.
2, Perbandingan Pengelolaan Budidaya Tambak Cara Tradisional dan Semi Intensif,
3, Perhitungan Perkiraan Produksi Udang Windu di
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pandangan Umum
Seperti diketahui bahwa tujuan pembangunan nasio-
nal bukanlah semata-mata peningkatan fisiknya saja, te-
tapi juga harus menjamin agar peningkatan pendapatan na-
sional itu dapat dinilcmati oleh seluruh bangsa Indonesia.
Artinya, pembangunan nasional mempunyai jangkauan yang
sangat luas, bukan terbatas pada sekelompok tertentu sa-
^a, tetapi meliputi seluruh lapisan masyarakat di selu
ruh tanah air.
Sesuai dengan hakikat'pembangunan nasional yaitu
pembangunan manusia seutuhnya dengan sasaran utama pem
bangunan jangka panjang berupa terciptanya landasan yang
kuat bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang
atas kekuatannya sendiri menuju masyarakat adil dan mak-
mur berdasarkan Pancasila-. Kegiatan peningkatan produksi
perikanan dengan disertai usaha-usaha pemeliharaan yang
baik akan dapat mendudukkan petani tambak sebagai keku-
atan yang berarti dalam pembangunan ekonomi di sektor
perikanan,
Pembangunan perikanan pada hakikatnya diarahkan
pada peningkatan kontribusi sub sektor perikanan dalam
penanggulangan berbagai permasalahan nasional yang meli
petani tambak, dan keluarganya, swasembada pahgan sum-
ber protein hewani, peningkatan pendapatan devisa, per-
luasan kesempatan kerja produktif.
Berkaitan dengan itu maka salah satu kegiatan pem
bangunan perikanan yang cukup menarik perhatian ■ adalah
pemeliharaan udang di tambak, Potential areal hutan ba-
kau dan hutan rawa lainnya di Indonesia tidak kurang da
ri 7 juta hektar, dan sampai akhir pelita III baru diman
faatkan sekitar 2QO.OOO hektar atau kurang lebih 5 persen
nya. Setiap hektar untuk budidaya udang yang sekarang ma
sih dikelola secara tradisional dapat menghasilkan udang
berkisar dari 1 0 0 - 5 0 0 kg/ha/tahun dan ; produktivitasjiya
masih dapat ditingkatkan dengan penggunaan paket tehnolo-
gi yang lebih maju sebaimana pengalaman yang telah dica-
pai oleh negara-negara lain.
Tujuan dan sasaran intensifikasi tambak akan
da-b
pat terlaksana dan dipercepat pencapaiannya antara lain
dengan memperkuat posisi dan kedudukan para petani tam
bak sebagai subjek pengelola usaha, sesuai dengan tugas
pokok Badan Pengendalian Bimas telah ditetapkan program
intensifikasi dalam perikanan sejak tahun 1984/1985. Ada
pun usaha pokok intensifikasi dititikberatkan pada pe
ningkatan produksi dan produktivitas tambak dengan komo
satu sumber pendapatan masyarakat dan melibatkan petani
tambak dalam jumlah besar. Dengan adanya beberapa faktor
pembatas pada tambak, maka produktivitas budidaya udang
menjadi rendah. Keterbatasan ini disebabkan kurangnya pe-
ngetahuan dan ketrampilan serta permodalan untuk membia-
yai penerapan teknologi budidaya tambak yang dianjurkan.
Dengan melalui penyuluhan yang intensif serta di-
dibarengi dengan pengadaan sarana penyuluhan yang mema-
dai antara lain dengan dibangunnya tambak-tambak percon-
tohan, balai penyuluhan perikanan serta ditunjang permo
dalan dengan penyediaan fasilitas perkreditan dan lain-
lain, maka pengelolaan tambak udang baru dapat dikembang-
kan. Dengan melaksanakan intensifikasi tambak, selain-me
ningkatkan pendapatan petani tambak juga akan memperluas
lapangan kerja, meningkatkan konsumsi protein hewani dan
juga meningkatkan devisa melalui ekspor komoditas non mi
gas. Oleh karena itu, hingga saat ini udang masih mendu-
duki tempat utama dalam deretan ekspor hasil-hasil per
ikanan .
Masyarakat banyak yang menaruh perhatian besar un
tuk terjun sebagai penghasil udang. Tidak ketinggalan pu
la mereka yang bermodal cukup, ikut beramai-ramai mengu-
sahakan kapal motor dengan alat tangkapnya pukat harimau
atau jaring trawl. Alat ini sangat efektif untuk menang-
Perkembangan dan pengoperasian kapal-kapal trawl
yang tidak terkendali dapat berakibat buruk, sebab dapat
meru'sak dan membahayakan kelestarian sumber hayati laufc.
Sehingga dapat menimbulkan keresahan di kalangan nelayan-
nelayan tradisional, sebab pengoperasiannya sering me-
langgar batas-batas daerah penangkapan yang diatur oleh
pemerintah.
Guna menyelamatkan kelestarian sumber hayati laut
dan mendorong peningkatan produksi para nelayan tradisio
nal serta menghindari ketegangan-ketegangan sosial. Pre-
siden Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden
nomor 39 tahun 1 9 8 0 tentang penghapusan jaring trawl.
Penghapusan dan pembatasan jaring trawl akan mengurangi
produksi udang, tetapi pemerintah telah memperhitungkan
berkurangnya produksi udang dari jaring trawl itu dapat
diganti dengan udang dari hasil budidaya di tambak.
Untuk maksud ini disusun pula rencana yang beru
pa Program Pengembangan Udang Nasional. Agar dapat ber-
hasil dengan baik forogram tersebut, maka ftarus didukung
oleh semua pihak yang .terlibat dalam, dunia'perudangan* ,
Guna merabantu program *tersebut adalah untuk mendorong mi
nat masyarakat agar beramai—ramai mengusahakan
pemeliha-raan udafrgj di tambak atau kegiatan—kegiatan lain yafl-S
mendukungj tfeperti pembenihan, pengolahan, pemasaran, dan
Untuk meleksanalcan hal ini, maka Pemerintah Dae
rah Kabupaten Gresik bekerja sama dengan Dinas Perikanan
setempat agar dapat meningkatkan pendapatan petani tam
bak melalui perluasan budidaya udang, Seberapa jauh usa-
ha-usaha tersebut dapat berhasil dilaksanakan dan bagai-
mana pengaruhnya terhadap pendapatan petani akan dibahas
lebih lanjut dalam skripsi ini.
2. Pen.jelasan Judul Skripsi
Judul yang terdapat dalam skripsi ini, sebagaima-
na yang tercantum di halaman judul, adalah "PROSPEK PER
KEMBANGAN BUDIDAYA UDANG WINDU DALAM RANGKA MENINGKATKAN
PENDAPATAN PETANI TAMBAK DI KABUPATEN GRESIK". Judul ini
akan dijelaskan sebagai berikut:
(T) 'Prosjfek' adalah merupakan harapan yang baik;
(2) Perkembangan' yang dimaksud di sini adalah perkem
bangan baik secara kualitatif maupun kuantitatif da
ri tahun ke tahun;
(3) 'Budidaya1 adalah kegiatan memelihara binatang atau
tanaman air dengan menggunakan fasilitas buatan;
(4) 'Udang windu' adalah salah satu jenis udang yang da-
pat dibudidayakan di tambak;
(5) 'Meningkatkan' ini dimaksudkan sebagai upaya untuk
memperbaiki taraf hidup;
(6) 'Pendapatan* .adalah merupakan hasil yang diperoleh
pengeluaran biaya;/. .
-(7) Petani* yang dimaksud di sini adalah petani. pemilik
dan petani buruh atau pendega;
(8) 'Tambak* adalah suatu lahan yang sengaja dicetak se
bagai wadah yang sesuai untuk menjadi tempat pemeli-
haraan udang atau bandeng.
Dengan demikian, secara keseluruhan, judul skrip-
si ini mengandung maksud harapan baik bagi perkembangan
usaha pemeliharaan udang windu atau bandeng di lahan tam
bak yang dapat mempercepat peningkatan produksi udang se
hingga dapat meningkatkan pendapatan petani tambak.
3. Alasan Pemilihan Judul
Untuk mengetahui keadaan masalah yang sedang di-
hadapi oleh petani tambak di Kabupaten Gresik. Permasa-
lahan ini perlu untuk mendapatkan pemecahan dan perbaik-
an-perbaikan dalam usaha pemeliharaannya,
Kabupaten Gresik merupakan wilayah yang mempunyai
potensi dalam pembudidayaan udang windu, tetapi disebab-
kan terbatasnya permodalan yang ada pada petani sehing
ga pemeliharaan belum dilakukan secara baik.
Usaha ini hanya terdiri atas unit-unit dengan ska-
la kecil dan pada umumnya para petani melakukan pemeli
haraan dengan mempergunakan cara tradisional dengan per-
lengkapan yang sederhana serta tidak bcgitu efektif dan
4. Tu.juan Penyusunan
Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai
beri-kut:
(1) Untuk meningkatkan usaha pemeliharaan yang meliputi
usaha peningkatan cara pengolahan tanah dan sistem
pengeringan yang lebih baik, perbaikan saluran air
dan pengaturannya, penebaran benih, pemberian pupuk,
pemberantasan hama serta pemberian obat-obatan. Usa-
ha-usaha ini selalu diarahkan pada eiisiensi yang se-
besar-besarnya sehingga dapat menimbulkan rangsang-
an-rangsangan yang bermanfaat bagi petani tambak;
(2) Untuk mengetahui kemampuan petani dalam meningkatkan
produksinya dan kemungkinan diciptakan kebijakan-ke-
bijakan yang dapat dilaksanakan oleh para petani tam
bak demi tercapainya taraf hidup sesuai dengan pro
gram pemerintah dalam rangka meningkatkan pendapatan
para petani tambak.
5. Sistematika Skripsi
Skripsi ini terdiri: atas.tiga bagian, Masing-ma
sing bagian 3ecara berurutan adalah berisi pendahuluan,
uraian, serta kesimpulan dan saran. Kemudian ketiga ba-w
gian ini dirinci lagi dalam beberapa bab, sub-bab, dan
sub-sub bab. Judul-judul bab serta uraian penjelasannya,
kan pandangan umum yang merupakan ide dasar yang menda-
sari penulisan skripsi ini secara keseluruhan. ' Setelah
penyajian pandangan umum, selanjutnya akan diikuti de
ngan penyajian penjelasan judul, alasan pemilihan judul,
tujuan penyusunan skripsi, sistematika skripsi, dan me-
todologi. Pada sub-bab terakhir ini dirinci lagi dalam
beberapa sub-sub bab, yaitu permasalahan, hipotesis lcer-
ja, teba telaah, serta prosedur pengumpulan dan pengolah-
an data.
Bab II: Peningkatan Produksi dalam Sistem Budi
daya Tambak. Bab ini akan menggambarkan secara teoretis
beberapa kegiatan yang berhubungan dengan.’budidaya per-
tambakan. Pada bagian pertama dikemukakan mengenai pe-
ngertian budidaya tambak. Kemudian, pada bagian berikut-
nya dikemukakan mengenai teori-teori produktivitas. Pe~
ngertian mengenai pendapatan budidaya tambak dibahas pu
la di sini. Pada bagian terakhir akan dibahas mengenai
sistem pemasaran dan saluran distribusi produksi budida
ya tambak serta penawaran dan permintaannya. .
Bab III: Gambaran Singkat tentang Geografis dan
Perikanan Tambak di Kabupaten Gresik. Di dalam Bab III
ini akan dikemukakan keadaan Kabupaten Gresik, baik da
lam hal keadaan fisik wilayah maupun perkembangan pertam-
bakannya. Pada bagian pertama dikemukakan mengenai letak
pem-bagian wilayah administrasi dan jumlah penduduk, keting
gian dan curah hujan, septa'topografi, Pada bagian kedua
akan dikemukakan mengenai luas areal tambak serta jumlah
petani dan pendega, juga mengenai jumlah armada perikan
an dan tipe mesinnya. Kemudian pada bagian teralchir di
kemukakan mengenai hasil-hasil pertambakan.
Bab IV: Peningkatan Produksi Budidaya Tambak Se
bagai Sarana untuk Meningkatkan Pendapatan Petani Tambak.
Bab ini merupakan pembahasan atas hasil pengamatan dan
penelitian lapangan serta data yang diperoleh. Pada ba
gian pertama dikemukakan usaha-usaha yang telah dilaku-
kan dalam rangka meningkatkan produksi budidaya tambak.
Bagian ini meliputi pembahasan perkembangan produksi bu
didaya tambak 1980-1985 serta peningkatan produksi dan
produktivitas tambak. Pada bagian kedua dikemukakan usa-
ha-usaha untuk meningkatkan pendapatan petani tambak*
Bagian ini meliputi pembahasan perkembangan harga hasil-
hasil budidaya tambak serta pengaruh Program INTAM terha-
dap pendapatan petani. Kemudian pada bagian terakhir di
kemukakan mengenai prospek udang windu sebagai komoditas
ekspor non migas.
Bab V: Kesimpulan dan Saran. Bab ini adalah meru
pakan bab terakhir. Di dalamnya akan disajikan kesimpul
an- kesimpulan atas pembahasan pada bah-bab sebelumnya.
de-ngan adanya kesimpulan-kesimpulan tersebut.
6 . Metodolop;i
6.1. Permasalahan.
Wilayah Daerah Tingkat II Kabupaten Gresik meru-
pakan daerah yang mempunyai potensi dalam bidang perika
nan, khuausnya perikanan tambak udang windu yang merupa
kan komoditas ekspor non migas. Ilamun demikian, perkem -
bangan usaha budidaya udang windu di Kabupaten gresik di
mana produktivitasnya ma3ih rendah. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain :(1) petani tambak be-
lum menguasai budidaya tambak udang windu;(2) risiko ke-
gagalan yang cukup tinggi;(3) sulitnya cara pemeliharaan;
(4) keterbatasan modal petani,
6.2. Hipotesis kerja.
Dengan diadakannya percontohan tambak udang win
du, penyuluhan-penyuluhan, bimbingan yang efektif dan
efisien, serta melaksanakan program IITTAM secara _ penuh,
maka harapan peningkatan usaha budidaya udang windu akan
dapat tercapai. Sehingga dapat roeningkatkan pendapatan
para petani tambak secara keseluruhan sesuai dengan yang
diharapkan.
6 .3 . Teba telaah.
tidak simpang siur, maka di dalam skripsi ini diadakan
batasan-batasan. Secara geografis, analisis akan diba-
■fcasi pada wilayah Kabupaten Gresik saja, yakni yang me
liputi hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan po-
kok, khususnya permasalahan yang dihadapi oleh para pe
tani tambak dalam usaha mereka meningkatkan produksi bu
didaya udang windu melalui peningkatan usaha pemelihara
an. Pembahasan akan difokuskan pada perkembangan budida
ya udang windu pada periode 1 9 8 0-1 9 8 5.
6 ,4 . Prosedur pengumpulan dan pengolahan data.
Pembahasan dalam skripsi ini didukung dengan data
primer maupun sekunder yang tujuannya adalah agar pemba
hasan tersebut menjadi akurat. Adapun data yang diguna-
kan untuk mendukung pembahasan skripsi ini dikumpulkan
dengan prosedur sebagai berikut:
(1) Penelitian lapangan.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data pri
mer yang diperoleh dengan cara mengadakan wawancara,
baik dengan para petani tambak maupun berbagai pihak
yang berkepentingan secara langsung di bidang pertam
bakan.
(2) Pengumpulan data sekunder.
Data sekunder dikumpulkan dengan cara menghubungi
pertain-bakan, antara lain Dinas Perikanan Propinsi Jawa Ti
mur dan Kabupaten Gresik, Kantor Wilayah Perdagangan
Propinsi Jawa Timur dan Kabupaten Gresik, Kantor Sta
tistik Kabupaten Gresik, serta Pemerintah Daerah Ka
bupaten Gresik.
(3) Studi kepustakaan.
Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca bu-
ku-buku literatur, majalah, surat kabar, brosur, dan
sebagainya. Studi kepustakaan ini bertujuan agar da
pat garabaran yang jelas mengenai pertambakan serta
mendapatkan teori-teori yang dapat digunakan untuk
memecahkan .permasalahan.
Untuk memudahkan dalam memahami data, maka data
yang telah terkumpul diolah dengan cara melakukan pelba-
gai perhitungan, antara lain dengan menjumlahkan, menga-
likan, membagi, dan sebagainya. Setelah raelakukan ini ke
PENINGKATAN PRODUKSI DALAM
SISTEM BUDIDAYA TAMBAK
Indonesia terletak di daerah tropis dan terdiri
atas kepulauan yang tentunya mempunyai daerah pantai dan
laut yang cukup luas. Kawasan laut dan pantai Indonesia
yang cukup luas ini sangat potensial di "bidang perikan
an, dan bila dikembangkan serta dikelola dengan sebaik-
baiknya akan memberikan hasil bahan ekspor yang tidak
sedikit nilainya.
Salah satu usaha pengembangan di bidang perikanan
yang kini sedang dilaksanakan adalah budidaya udang di
tambak. Kegiatan ini dilaksanakan melalui intensifikasi,
ekstensifikaai, diversifikasi dan sebagainya dengan te-
tap menjaga kelestarian sumber dan lingkungan hidup. "Un
tuk pengembangan budidaya dan produktivitas tambak, peme
rintah dalam Pelita IV mengembangkan pola Bimas, Unit Pe-
laksana Proyek (UPP), dan Tambak Inti Rakyat (TIR),"
1. Penp;ertian Budidaya Tambak
Budidaya tambak, pada dasarnya meliputi usaha bu
didaya di air payau yang sengaja dibuat untuk memelihara
i
ikan atau. binatang air lainnya. Jenis ikan yang dipeli-
hara terutama adalah bandeng dan udang, sedangkan sifat
airnya pada umumnya payau (campuran air laut dan air ta-
war).
Menurut Surat ICeputusan Menteri Pertanian,
penger-tian tambak dan budidaya tambak dinyatakan bahwa:
Tambak adalah suatu lahan yang sengaja dicetak seba gai wadah yang sesuai untuk menjadi tempat pemeliha raan udang/bandeng.
Budidaya tambak adalah teknologi pemeliharaan udang/ bandeng di tambak berupa pengendalian lingkungan su- paya menjadi habitat yang baik bagi pertumbuhan ban- deng/udang, sehingga petani tambak memperoleh hasil udang/bandeng yang dikehendaki oleh konsumen dengan
mengunt ungkan.^
Sebagaimana halnya dengan usaha pertanian lainnya,
budidaya tambak meliputi segala kegiatan untuk membuka
dan mengolah tanah yang baik, irigasi, konstruksi, peng-
adaan benih, pemupukan, pemberian makanan tambahan, pe-
metikan hasil, penyimpanan, dan menjual hasil tambak de
ngan tujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang
terus bertambah, di saraping untuk menjaga dan mengembang-
kan kelangsungan kegiatan tersebut di waktu yang akan da-
tang. Dengan demikian, kegiatan budidaya tambak tidak ha
nya menyangkut pengolahan tanah yang baik, pemilihan bi
bit yang unggul untuk ditanam, pemupukan, dan
pemberan-2
Departemen Pertanian R.I., Surat Keputusan Trlen- teri Pertanian/Ketua Badan PenAendali BimaG Homor ~63/~SK/ jT^ta^Bims7vi7T984T "Departemen Pertanian R . I .. Jakarta,
tasan hama, melainkan juga menyangkut penentuan saat pa-
nen yang tepat, cara penanganan panen yang baik serta pe-
nanganan hasil setelah selesai panen secara baik pula.
Semua kegiatan tersebut dilakukan dalam usaha un
tuk meningkatkan produksi tambak serta mencapai kualitas
yang diharapkan sehingga pada akhirnya hasil tambak ter
sebut dapat dijual dengan harga yang menguntungkan peta
ni tambak.
Sebagai suatu usaha ekonomis, keuntungan dari usa
ha tambak mutlak diperlukan untuk mempertahankan dan me-
ngembangkan kelancaran kegiatan pengelolaan tambak yang
bersangkutan. Berbagai usaha telah berhasil dilakukan un
tuk meningkatkan produksi tambak, tetapi keuntungan yang
diterima petani tambak tetap rendah. Ini disebabkan oleh
kualitas produksi tambaknya yang masih rendah.
Harga per satuan yang dibayarkan kepada petani,
sangat dipengaruhi oleh kualitas produk yang dijual. Da
lam rangka meningkatkan pendapatan petani dewasa ini,
usaha tambak yang dilakukan tidak cukup hanya untuk me- *
ningkatkan produksi saja, melainkan juga har.us dilakukan
bersama dengan usaha peningkatan kualitas produk, sehing
ga harga per satuan yang diterima oleh petani dapat le
bih tinggi.
Dalam kegiatan tambak, sebenarnya manusialah yang
itu, teknik yang digunakan oleh para petani untuk memro-
duksi, mengolah maupun memasarka,n hasil-hasil tambaknya
perlu. diadakan perbaikan, karena hal ini akan menunjang
tingkat pendapatan yang diharapkan oleh petani.
i ■
'* tyn *.• i 1 f ■ ‘
2. Produktivitas Budidaya Tambak „
Para petani tambak melakukan usaha budidaya tam
bak dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dari usa-
hanya itu. Keuntungan yang diperoleh para petani tambak
ini merupakan pendapatan bagi para petani. "Yang dimak-
sud dengan pendapatan petani tambak adalah hasil yang di
peroleh dari penjualan hasil produksi perikanan tambak
dikurangi dengan seluruh pengeluaran biaya untuk setiap
hektar dalam setahun."^
Budidaya tambak merupakan usaha yang mempunyai si-
fat produktif. Sebagai usaha yang bersifat produktif, ma-
ka dalam budidaya tambak terdapat tahap-tahap sebagaima-
na yang terdapat dalam usaha produksi lainnya, sehingga
di dalam budidaya tambak terdapat pula faktor-faktor pro-
duksinya.
Faktor-faktor produksi budidaya tambak meliputi:
tenaga kerja, lahan, modal, dan pengelolaan atau
men usaha. Masing-masing faktor produksi ini dapat diu-
kur produktivitasnya. Produktivitas merupakan "... suatu
konsep yang menunjukkan adanya kaitan antara out put ...
dengan satuan tertentu yang.dibutuhkan untuk menghasil
kan produk . Atau secara umum, "Produktivitas . me-
ngandung pengertian perbandingan antara hasil yang dica-
pai dengan keseluruhan sumber yang dipergunakan."^ Dari
definisi secara umum ini dapat dikembangkan untuk mende-
finisikan konsep produktivitas masing-ma3ing faktor pro
duksi.
Produktivitas tenaga kerja merupakan suatu konsep
yang menunjukkan adanya kaitan antara hasil kerja dengan
waktu yang dibutuhkan oleh seseorang tenaga kerja untuk
menghasilkan produk. "Untuk definisi kerja, produktivi
tas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (ke-
luaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang di-
pergunakan per satuan waktu."^ Konsep ini merupakan pe
ngertian yang paling sederhana mengenai produktivitas te
naga kerja. Seseorang dianggap produktif bila. . ia mampu
Ravianto (ed), Produktivitas dan Mutu Kehidup- an, Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas^ Ja- Icarta, 1 9 8 5, hal. 1 1.
c
Havianto (ed), Produktivitas dan Seni Usaha,
Lembaga Sarana Informa si Usalia dan Produktivitas, Jakar-
ta, 1 9 8 6, hal. 2 . £
Payaman J. Simanjuntak, Pengantar Ekonomi Sumber Daya P/Ianusia, Lembaga Penerbit PK-'Jl," "Jakarta, 1~98"6",_ ha-
untuk menghasilkan produk yang lebih besar daripada yang
lainnya dengan satuan waktu yang sama.
Pengertian produktivitas sebenarnya merupakan su
atu penggabungan antara konsep efisiensi usaha dengan ka-
pasitas lahan. "Kapasitas dari sebidang tanah tertentu
menggambarkan kemampuan tanah itu untuk menyerap tenaga
dan modal sehingga meraberikan hasil produksi bruto yang
sebesar-besarnya pada tingkatan teknologi tertentu."^
Produktivitas suatu lahan dapat diukur dengan me-
lihat kemampuan lahan tersebut untuk menghasilkan produk
dengan luas tertentu. Dengan demikian, suatu lahan dapat
dikatakan produktif bila lahan tersebut mampu menghasil
kan produk yang lebih besar daripada lahan lainnya de
ngan luas yang sama, Dengan adanya kemajuan teknologi,
produktivitas suatu lahan akan dapat ditingkatkan.
Modal dapat diukur produktivitasnya dengan meli-
hat kemampuan-modal tersebut untuk menghasilkan keuntung
an. Sejumlah modal dikatakan produktif apabila modal ter
sebut mampu menghasilkan keuntungan yang lebih besar da
ripada aejumlah modal lainnya dengan jumlah yang sama.
Produktivitas modal sangat dipengaruhi oleh bidang pena-
naman modal tersebut. Di dalam dunia usaha, modal akan
7
'Mubyarto, Pen^antar Ekonomi Pertanian, Cetakan
lebih produktif apabila ditanamkan pada usaha-usaha yang
menghasilkan suatu produk yang diminati oleh banyak kon
sumen.
Suatu konsep yang baru saja dirumuskan sebagai
faktor produksi adalah pengelolaan atau dalam istilah
yang populer sekarang adalah manajemen. Pengukuran pro
duktivitas pengelolaan suatu uaaha adalah dikaitkan de
ngan tujuan usaha tersebut. Jadi, pengelolaan dikatakan
produktif apabila pengelolaan tersebut mampu untuk men
capai sasaran-sasaran yang lebih besar daripada yang te
lah diterapkan sebelumnya.
Dari faktor-faktor produksi dalam budidaya tambak
tersebut dapat ditarik suatu hubungan antara budidaya
tambak dengan faktor-faktor produksinya. Secara fungsio-
nal hubungan tersebut dapat ditulis:
EC1 = * (TK, L, M, P) (1)
PT = jumlah produksi tambak
TK = tenaga kerja
L = lahan
M = modal
P = pengelolaan
Persamaan (1) dapat dijelaskan bahwa budidaya tambak me
rupakan fungsi tenaga kerja, lahan,- modal, dan pengelola
an. Dengan perkataan lain, keberhasilan budidaya tambak
3. Distribusi dan Pemasaran Hasil Budidaya Tambak
Sebagaimana telah disebutkan dalam bagian di muka,
bahwa tiga aspek pokok yang tercakup dalam persoalan ca
ra manusia bermatapencaharian dan hidup meliputi produk
si, distribusi, dan konsumsi. "Jalur distribusi merupa
kan aspek penting dalam seni usaha untuk menyalurkan pro
duk dan jasa yang telah diproduksi kepada konsumen."® Da
lam pengertian dunia usaha, perkataan distribusi dimak-
sudkan sebagai "... tindakan yang bertalian dengan per-
gerakan barang-barang dan jasa-jasa dari produsen ke pi-
hale konsumen."^
Dalam definisi disebutkan bahwa "Pemasaran ada
lah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan .
ke-1 0
butuhan dan keinginan melalui proses pertukaran." Pe
masaran itu bertalian dengan penciptaan atau penambahan
kegunaan barang dan jasa. Kegunaan yang diciptakan oleh
kegiatan pemasaran adalah kegunaan v/aktu, tempat, dan pe-
milikan.
Kegunaan tempat berarti bahwa barang-barang itu
Q
J. Ravianto (ed), Produktivitas dan Seni Usaha, op cit, hal. 6 0 .
q
^A.Ll. Hanafiah dan A.M. Saefuddin, Tata Nia^a Ha-
sil Perikanan, Lembaga Penerbitan UI, Jakarta, 1983/ ha-
1-aman 1.
1 0
Philip Kotler, Dasax^-dasar Pemasaran, . «Iilid. I ,
terjemahan Wilhe.lmus W. Bakowatun, ^rlangga, Jakarta,
mempunyai manfaat yang lebih besar karena adannya peru
bahan tempat, Kegunaan waktu berarti bahv/a barang-barang
itu mempunyai manfaat yang lebih besar setelah terjadi
perubahan waktu. Kegunaan pemilikan berarti bahv/a barang-
barang itu mempunyai kegunaan yang lebih besar karena te
lah beralihnya hak milik atas barang.
3.1. Ciri-ciri hasil pertambakan dan pengaruhnya terha
dap pemasaran.
Ilasil pertambakan dapat digolongkan menjadi: (1)
barang-barang konsumsi, dan (2) bahan-bahan mentah. seba-
gai, ■ barang konsumsi, hasil tambak akan langsung diguna
kan oleh konsumen akhir dengan bentuk yang tidak begitu
jauh berbeda sewaktu meninggalkan lahan tambak. Sedang-
kan sebagai bahan mentah, hasil tambak akan digunakan
oleh pabrik atau pengolah untuk menghasilkan barang baru.
Hasil tambak mempunyai ciri-ciri yang dapat mem-
pengaruhi atau menimbulkan masalah dalam pemasarannya.
Ciri-ciri tersebut antara lain:
(1) Produksinya musiman, terjadi dalam ulcuran yang ke-
cil, daerahnya terpencar-pencar dan bersifat 3pesi-
alisasi. Sifat produksi musiman itu biasanya menim
bulkan beban musiman dalam pembiayaan, penyimpanan,
pjsn^arigkut uja maupun p enj ualan;
relatif stabil separijarjg' tahun,. Sifiat yang .demikian
ini berkaitan erat dengan produksinya yang musiman;
(3) Hasil tambak merupakan organisme hidup dan oleh ka
rena itu mudah mengalami kerusakan atau pembusukan
akibat kegiatan bakteri,. Llasalah ini ... ;membutuhkan
usaha lchusus dalam pemasarannya agar mutunya dapat
dipcrtahankan.. Penyimpanan perlu dilakukan pada ru-
angan dingin serta penganglcutannya perlu dilengkapi
dengan alat pendingin. Usaha ini memerlukan tamba-
han biaya dan dengan demikian meningkatkan biaya
pemasaran;
(4) Kualitas maupun kuajatitas hasil tambak dapat beru
-bah-ubah. Terdapat tahun-tahun dengan kuantitas dan
kualitas hasil tambak yang baik, sebaliknya
terda*-pat pulatahun-tahun dengan kuantitas dan kualitas
yang merosot, Perubahan kuantitas akan menimbulkan u
filiktuasi hai*ga karena. perubahan pada'sisi penawaran.
Bervariasinya kualitas cenderung berakibat tidak
terorganisasinya pasar sehingga menyebabkan peruba
han harga, menambah ongkos penyimpanan dan menyulit-
kan grading ( memilih barang untuk dimasukkan ke da
lam kelas yang telah ditetapkan dengan jalan stan-
dardiQasi ).
3#2 . Fungsi-fungsi pemasaran,
meli-puti kegiatan yang bertujuan untuk memindahkan barang-
barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen. Kegiat
an ini disebut fungsi pemasaran. Pada umumnya, fungsi pe
masaran meliputi:
1) Fungsi pertukaran; - Penjualan
- Pembelian
2) Fungsi pengadaan secara fisik: - Pengangkutan
- Penyinipanan 3) Fungsi pelancar:
- Permodalan
- Penanggungan risiko
- Standardisasi dan grading - Informasi pasar^
Penjualan. Penjualan mempunyai sasaran mengalih-
kan barang kepada pihak pembeli dengan harga yang memu
askan. Kegiatan penjualan dilalcukan melalui: pemeriksaan,
sampel atau contoh, dan penggambaran atau gabungan keti-
ganya. Penjualan dengan pemeriksaan,. berarti pihak pen-
jual mengijinkan kepada pembeli untuk memeriksa barang
yang dijual sebelum pembeli itu membelinya. Penjualan de
ngan cara ini terjadi karena adanya sifat-sifat tertentu
dari barang tersebut dan kondisi pemasaran yang: (1) ti
dak adanya standarisasi terhadap barang, (2) adanya
si-/
fat rusak yang tinggi dari barang, (3) tingkat pembeli-
annya sangat cepat sehingga lalu lintas langganan dan
memamer-lean barang-barangnya akan mendorong sejumlah pembelian
yang terjadi secara bersamaan.
Penjualan melalui contoh, berarti berdasarkan ke-
tentuan-ketentuan standarisasi melalcukan penjualan. Se
hingga contoh barang yang diperdagangkan merupakan wakil
dari semua unit barang yang akan dijual. Sedangkan pen
jualan melalui penggambaran, berarti penjual memberikan
garnbaran di dalam katalog-katalog, sehingga tidak menyu-
litkan penjual maupun pembeli.
Pengangkutan. Pengangkutan berarti bergeraknya
barang-barang dari tempat produksi ke tempat barang-ba
rang tersebut akan digunakan. Dengan perkataan lain bah
wa fungsi pengangkutan menciptakan kegunaan tempat. Da
pat dikatakan, "Pengangkutan merupakan unsur biaya
dis-1 2
tribusi fisik yang paling tinggi . Penyebab ting-
ginya biaya pengangkutan antara lain adalah (1) pengang
kutan barang-barang dari tempat produksi ke tempat . kon
sumsi yang jauh tempatnya, (2) bila ongkos pengangkutan
lebih besar daripada harga pasar.
Ha3il tambak sifatnya cepat dan mudah rusak . se
hingga memerlulcan kecepatan, perawatan dan penanganan
tambahan selama dalam pengangkutan. Kecepatan
pengangkut-1 2
Philip Kotler, Dasar-dasar Pemasaran Jilid II»
Cetakan Pertama, terjemahan V/ilhelmuo ”\V. Bakowatun, E r -
an sangat penting dalam pemasaran hasil tambak karena
bila terlambat ada dua risiko yang diderita oleh peda-
gang, yaitu (T) turunnya harga barang di pasar yang di-
tuju, dan (2) merosotnya kualitas barang.
Penyimpanan. Penyimpanan berarti menahan barang
selama jangka waktu antara dihasilkan sampai dengan di-
jual. Dengan demikian, fungsi penyimpanan menciptakan
kegunaan waktu, di samping bertendensi meratakan harga.
Penyimpanan dilakukan karena beberapa alasan:
a) Sifat musiman dari kebanyakan produksi.
b) Permintaan untuk berbagai produk berlangsung se- panjang tahun.
c) Alasan-alasan yang terdapat dalam v/aktu yang di- pcrlukan untuk pelaksanaan berbagai pelayanan pe masaran, misalnya: v/aktu menunggu pengangkutan, pengolahan dan selama pembelian dan penjualan. d) Untuk mendapatkan harga lebih baik.*1^
Dalam menentukan berapa lama disimpan, perlu di-
pertimbangkan hubungan ukuran, sifat produk dan masa pro
duksi. Umumnya lebih menguntungkan penyimpanan produk
yang permintaannya tidak elastis daripada permintaan
yang relatif elastis. Produk dengan permintaan yang rela
tif elastic, konsumsi dapat terdorong dengan sendirinya
karena menurunnya harga dan akan berkurang bila harganya
naik. Dengan demikian, penyimpanan dengan cara ini tidak
menjamin keuntungan. Sebaliknya, permintaan yang relatif
tidak elastis, turunnya harga di waktu panen atau pun na~
iknya harga karena ongkos penyimpanan, tidak banyak ber-
pengaruh pada konsumsi.
Untuk barang-barang yang cepat rusak, dengan per
mintaan yang tidak elastis, sering menguntungkan disim-
pan bila musim panennya singkat daripada yang musim pa-
nennya panjang. Produk yang musim panennya singkat, har
ga musimannya biasanya naik lebih besar daripada yang mu
sim panennya panjang, sehingga karenanya lebih menjamin
laba bila disimpan. Jika hasil keseluruhan besar, harga
pada permulaan panen tampaknya rendah, sedang bila hasil
keseluruhan sedikit maka harga pada permulaan musim rela
tif lebih tinggi.
Pembiayaan erat hubungannya dengan kredit. Menggu
nakan kredit berarti menggunakan modal uang orang lain
yang nantinya harus dibayar kembali berik'ut bunga. "Ma
salah vital bagi seorang wirausaha di dalam memulai sua
tu usaha baru ialah permodalan yang cukup untuk mulai
berusaha. Pada umumnya suatu usaha baru belum mampu un- 14-tuk mendapatkan laba dari operasinya pada tahap awal"
Kredit dapat diperoleh dari pihak swasta, bank pemerin
tah, perorangan, bank komersial, koperasi, bank desa dan
sebagainya.
Kredit dari pihak swasta (para pelepas uang, pe-
dagang pengumpul atau tengkulak) telah menimbulkan tiga
aspek masalah’ kredit dalam pemasaran hasil tambak dan
petani tambak pada umumnya. Masalah kre.dit ini dialami
oleh nelayan, petani tambak, dan petani bermodal kecil
pada umumnya. Ketiga aspek masalah tersebut adalah: (1)
tingkat bunga yang tinggi, (2 ) petani tambak wajib men-
jual produksinya kepada pemberi kredit dengan harga yang
telah ditentukan oleh pihak pemberi'k#o&it9 dan (3) pro-
dukfli "hatus -&eg©-ra dijual kepada-pemberi kredit -tanpa
dapat ditati&n sementara waktu untuk menunggu harga yang-
lebih baik*
Ketiga aspek tersebut, menempatkan petani tambak
bermodal kecil pada bargaining position yang lemah. Se-
baliknya, bagi pemberi kredit, sistem kredit ini menem-
patkannya pada posisi yang menguntungkan dalam usahanya
untuk memperbaiki taraf hidupnya. Dalam hubungannya de
ngan pengelolaan tambak, yakni Program INTAM, pemerintah
menyediakan kredit yang disalurkan melalui bank pelaksa-
na. Kredit yang disalurkan ini meliputi:
a) Kredit investasi, digunakan untuk memperbaiki pe- matang atau rehabilitasi, perbaikan pada pelatar- an atau pembongkaran, pearbaikan pintu air, pera-
latan dan pompa air.
b) Kredit modal kerja, digunakan untuk penyediaan be nur, glondongan, pupuk organik, pupuk anorganik, pakan udang, pestisida, tenaga kerja, eksploitasi atau sewa pompa air, C.O.L. (cost of living) atau biaya hidup, biaya sertifikat hak atas tanah, dan
1S untuk biaya pembuatan akte Credit Verband.
Penggunaan kredit oleh nelayan dan petani tambak
semakin penting dengan adanya kebutuhan untuk memroduksi
lebih dahulu terhadap permintaan koiaumen. Sebaliknya, ju
mlah kredit yang diperlukan harus dihubungkan dengan pe-
riode waktu proses produksi dan proses penyaluran. Dalam
hal penyesuaian produk terhadap permintaan pasar atau
konsumen untuk masa datang. Penyesuaian produksi tambak
terhadap permintaan pasar untuk masa akan datang terda
pat kesulitan yang disebabkan oleh sifat produknya yang
musiman dan sangat bergantung pada keadaan cuaca sehing
ga sukar untuk diramalkan. Dengan perkataan lain, peng
gunaan kredit mengandung resiko besar dan karenanya da
lam hal penggunaan kredit, petani tambak harus mengeta-
hui terlebih dahulu berapa besarnya modal yang diperlu
kan melalui perencanaan produksi dengan matang.
Pemng^ulan^an iresiko dapat diartikan sebagai su
atu usaha untuk mengatasi ketidakpastian dalam hubungan-
nya dengan ongkos dan kerugian atau kerusakan. Dalam pe
masaran hasil tambak dapat ditemui risiko-risiko yang di
sebabkan oleh: (1) sifat produk, (2) perubahan kondisi
pasar, dan (3) sebab-sebab alamiah.
15
^Sekretariat Badan Pengendali Bimas, ' PetunjUk
Opersional Program Intensifikasi Tambak, Sekretariat Ba
Hasil tambak mempunyai ciri mudah rusak karena ha
sil tambak itu merupakan organisme hidup yang akan menga
lami proses pembusukan. Di samping itu, kerugian karena
sifat produk ini juga disebabkan oleh komposisi hasil da
ri tambak yang besar kandungan airnya sehingga akan bera-
kibat terjadinya proses penyusutan dalam pemasaran,
Perubahan kondisi pasar akan menimbulkan risiko
pada penjual. Perubahan ini meliputi perubahan tempat,
harga, waktu, dan persaingan. Perubahan harga timbul ka
rena adanya ketidakseimbangan antara penawaran dengan
permintaan. Perubahan kondisi pasar sebagian besar dise
babkan oleh unsur waktu. Risiko karena unsur waktu ini
dapat dialami oleh petani tambak yang dalam proses pro-
duksinya menggunakan faktor-faktor produksi dan ternyata
setelah masa panen tiba permintaannya menurun. Risiko
persaingan timbul karena adanya tindakan pesaing dalam
usahanya memperoleh laba. Risiko alamiah mencakup timbul-
nya kerugian karena adanya cuaca buruk, banjir, dan lain
sebagainya.
Adanya risiko-risiko tersebut menimbulkan suatu
usaha untuk mengalihkan atau membagi risiko.
Risiko-risiko yang tidak'*dhpat dihindari harus di-
tanggung oleh pihak yang bersangkutan. Di antara ri siko jenis ini ada yang dapat dialihkan atau dibagi kepada pihak lain, misalnya dengan menggunakan asu- ransi, kontrak pembelian dan penjualan.
Dalam melaksanakan kegiatan pemasaran yang modern,
para pengusaha sangat memerlukan adanya informasi.
"Me-reka membutuhkan informasi mengenai langganan, pesaingy
17
penyalur, dan kekuatan-kekuatan lainnya di pasar." Da
lam pemasaran suatu barang, informasi pasar sangat pen
ting peranannya. Oleh karena itu dikenal adanya fungsi
informasi pasar yang meliputi tindakan-tindakan: pengum-
pulan informasi, komunikasi atau penyampaian informasi
kepada pihak yang membutuhkan, penafsiran atas informasi,
dan pengambilan keputusan sesuai dengan rencana.
Informasi pasar mempunyai peranan penting dalam
menentukan apa yang diproduksi, di mana, kapan, bagaima
na dan untuk siapa produk itu dijual dengan keuntungan
yang paling baik. Di samping informasi pasar, standari-
sasi dan pemilahan juga merupakan kunci penting dalam
pemasaran. Standarisasi merupakan suatu kegiatan untuk
menentukan golongan atau kelas atau derajat barang-ba-
rang. Di bidang pertambakan, standarisasi pada umumnya
sulit dilakukan karena terdapat banyaknya variasi dalam
ukuran maupun produk. Produksi pertambakan, pada umumnya
sangat dipengaruhi oleh alam,
Pemilahan merupakan suatu usaha memasukkan atau
memilih barang sesuai dengan kelas atau derajat yang
te-1 7
lah ditetapkan dalam standarisasi. Dalam tindakan ini,
produk dipilih menurut mutu dan ciri yang hampir sama.
4. Permintaan dan Penawaran Hasil Tambak
4.1. Bentuk-bentuk pasar.
Pasar dibedakan menjadi dua macam, yakni pasar
konkrit dan pasar abstrak. Pasar konkrit adalah tempat
bertemunya atau berkumpulnya permintaan dan penawaran.
Sebagai contoh dalam hal ini adalah pasar ikan, pasar ha
sil-hasil pertanian dan sebagainya. Sedangkan pasar abs
trak, beberapa macam rumusannya adalah
a) Pasar abstrak adalah keseluruhan permintaan dan
penawaran yang berhubungari satu sama lain. Dalam hal ini kita mengingat akan kekuatan-kekuatan me- nentukan harga.
b) Pasar abstrak adalah seluruh daerah, di mana para pemb.eli dan penjual berhubungan dan di mana terja- di pertukaran.
c) Pasar abstrak adalah seluruh daerah, di mana para
peminta dan penawar mempunyai kontak sedemikian
rupa sehingga harga-harga pada benda yang sama sa-
ling mempengaruhi satu terhadap lainnya secara
langsung dan kuat. '
Menurut organisasinya, pasar abstrak dibedakan
menjadi dua, yaitu pasar sempurna dan pasar tidak sempur-
na. Beberapa persyaratan terjadinya pasar sempurna ada
lah; (1) penjual dan pembeli harus mempunyai pengetahuan
pembeli harus dapat berhubungan dengan setiap penjual.
Persyaratan-persyaratan ini membawa implikasi bahwa:
(a) seorang produsen (secara individual) tidak bisa
mempengaruhi harga pasar yang berlaku . (b) kare
na permintaan yang dihadapi oleh seorang * produsen
adalah garis lurus horizontal (c) macam
kepu-tusan yang perlu diambil oleh produsen ... adalah be
rupa volume out put yang harus ia produksikan atau
jual.18
Ilarga yang terbentuk dalam pasar sempurna merupa
kan harga keseimbangan. Harga keseimbangan ini merupakan
titik temu antara-penawaran dan permintaan. Dalam gambar
ditunjukkan terjadinya harga keseimbangan yang terjadi
di pasar yang merupakan titik potong antara kurva pena-
# waran dan permintaan (lihat Gambar 1)
GAMBAR 1
HARGA KESEIMBANGAN
Sumber: A.M. Hanafiah dan A.M. Saefuddin, Tata Niaga Ha
sil Perikanan, Lembaga Penerbitan/UI, Jakarta,
1983T ha3.. 41 , disederhanakan penulis.
Dalam membedakan bentuk-bentuk pasar digunakan
1 ft
Boediono, Ekonomi Mikro, Cetakan Kesatu, BP-FE,
kriteria jumlah penjual dan pembeli. Menurut kriteria
ini, bentuk-bentuk pasar dibedakan: (1) pasar persaingan
murni, (2) pasar monopoli, dan (3 ) pasar persaingan mo-
nopolistik. Pasar persaingan murni harus memenuhi persya-
ratan: produk bersifat identik; penjual dan pembeli le-
luasa mengambil keputusan; serta penjual dan pembeli ti
dak mampu mempengaruhi harga* Pasar monopoli, berarti
bahwt*sekelompok penjual mempunyai pengaruh sedemikian
besar atas penawaran suatu produk tertentu sehingga mam
pu menentukan harga. Dalam pasar monopoli murni, penjual
tidak mempunyai pesaing secara langsung. Sedangkan pasar
persaingan monopolistik merupakan bentuk pasar persaing
an tidak sempurna. Pasar ini adalah bentuk antara pasar
persaingan sempurna dengan pasar monopoli murni. Dengan
demikian di dalamnya akan dapat dijumpai beberapa unsur
yang terkandung di dalam keduanya.
4-.2. Permintaan hasil tambak.
"Permintaan ... dapat didefinisikan sebagai jum
lah suatu barang yang akan dibeli oleh konsumen pada Icon-19
disi, waktu dan harga tertentu." y Pembelian akan beru-
bah-ubah dari waktu ke waktu sesu.ai dengan tingkat harga
suatu jumlah yang tertentu mengenai pembelian ini, mela-
inkan jumlahnya akan bervariasi pada berbagai . tingkat
harga, Konsumen di sini dimaksudkan sebagai 'siapa1, be-
rapa jumlahnya dan berada di mana. Sedangkan masalah wak
tu harus diperhatikan pula karena permintaan akan .beru-
bah-ubah dari waktu ke waktu. Mengenai harga perlu dije-
laskan pula dalam definisi tersebut, karena kesediaan
konsumen untuk membeli adalah bergantung pada tingkat
harga tersebut.
Berdasarkan definisi di atas, permintaan menun-
jukkan berapa banyak suatu barang akan dibeli oleh indi-
vidu atau sejumlah individu pada berbagai harga dengan
anggapan bahwa hubungan antara harga dan jumlah yang di
beli akan berlawanan. Dengan demikian, bila harga ren
dah, jumlah barang yang akan dibeli lebih banyak. Seba-
liknya bila harga lebih tinggi jumlah barang yang dibeli
akan lebih kecil.
Istilah permintaan sering digunakan untuk menggan-
tikan istilah konsumsi yang artinya memenuhi .kebutuhan
konsumen. Di dalam pemasaran, konsumsi bahan makanan mem
punyai ciri-ciri yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) kon
sumsi untuk seluruh bahan makanan oleh keluarga relatif
stabil, (2) pengeluaran keluarga untuk bahan makanan me-
nunjukkan suatu pengeluaran yang termasuk dalam kategori
yang dikeluarkan untuk bahan makanan berkurang akibat
bertambahnya pendapatan, (4) tidak semua kelompok bahan
makanan dikonsumsi dalam jumlah yang sama banyak, tetapi
kita mengkonsumsi lebih banyak dari beberapa kelompok
bahan makanan saja, dan (5) bahan makanan tertentu . yang
relatif penting dalam susunan makanan kita sehari-hari
konsumsinya akan berubah sepanjang tahun.
Konsumsi udang maupun bandeng berbeda-beda di an
tara masing-masing konsumen. Perbedaan ini disebabkan
oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang berpengaruh
penting dalam kbnsumsi hasil tambak adalah pendapatan.
Selain pendapatan, faktor-faktor lain yang dapat mempe-
ngaruhi konsumsi bahan makanan adalah pekerjaan, lokasi
konsumen, besarnya keluarga, agama, pendidikan dan lain
sebagainya.
Suatu hal yang perlu diperhatikan oleh para peta
ni tambak adalah perubahan permintaan. Permintaan konsu-
men akan berubah dari waktu ke waktu pada harga tertentu.
Perubahan ini dapat mengubah nilai penjualan total dan
pendapatan bersih petani. Faktor-faktor yang mempenga-
ruhi perubahan ini adalah: (1) jumlah kosumen potensial,
(2) tingkat pendapatan konsumen, (3) selera konsumen,
dan (4 ) harga barang substitusi.
Jumlah barang yang dibeli pada berbagai tingkat
permintaan. Pada umumnya kurva permintaan bergerak dari
kiri atas'ke kanan bawah. Dengan demikian, kurva permin
taan tidak hanya dapat dihubungkan dengan harga barang
yang bersangkutan saja, melainkan dapat pula dihubungkan
dengan tingkat pendapatan dan harga barang lain.
Kurva permintaan menyatakan bahwa hubungan antara
harga suatu barang dengan jumlah yang diminta dari ba
rang tersebut berlawanan arah hubungannya. Besarnya per
ubahan jumlah barang yang diminta karena adanya perubah
an harga dapat diukur dengan menggunakan elastisitas per
mintaan.
■ Elastisitas permintaan adalah tingkat kepekaan rela
tif dari jumlah yang diminta konsumen, akibat adanya perubahan harga barang. Dengan kata lain elastisitas permintaan adalah jumlah perubahan proporsional dari
jumlah barang yang diminta dibagi dengan perubahan
proporsional dari harga.2 0
Elastisitas permintaan merupakan rasio antara per
ubahan relatif jumlah barang yang dibeli dengan perubah
an relatif harga barang tersebut. Hal ini dapat
dirumus-21
Universitas Gadjah Mada, "Yo'gyakarta, 1980,_ hal, 6 ?.
E^ = elastisitas permintaan
= perubahan jumlah barang yang dibeli
Q = jumlah barang yang dibeli
A P = perubahan harga barang
P = harga barang
Permintaan barang dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu: elastis, inelastis, dan unitary elastis. Konsep
elastisitas permintaan sangat penting dan berguna teru-
tama bagi pengusaha (petani tambak), Konsep ini menun-
jukkan bagaimana konsumen akan bereaksi terhadap peru
bahan kondisi harga. Jika harga suatu macam produk beru-
bah, jumlah barang yang akan dibeli oleh konsumen beru-
bah pula. Perubahan ini bergantung pada elastisitas per
mintaan barang yang bersangkutan.
Dengan demikian jelaslah bahwa elastisitas permin
taan sangat penting bagi suatu usaha yang bergerak di bi
dang produksi. Jika suatu usaha menghasilkan atau menju-
al barang yang permintaannya elastis (E^>1), maka akan
lebih banyak dapat dijual dengan menurunkan harga sehing
ga nilai penjualan total akan lebih besar. Bila barang
yang dijual adalah barang yang permintaannya inelastis
(E^<1), maka nilai penjualannya dapat dinaikkan dengan
jalan menaikkan harga dan mengurangi jumlah yang dijual.
Bila yang dijual itu elastisitas permintaannya unitary
berubah walaupun terjadi perubahan harga.
4.3. Penawaran hasil tambak.
"Penawaran ... berarti jumlah barang yang
berse-dia untuk dijual pada berbagai tingkat harga pada suatu
22
waktu tertentu." Dalam definisi yang lain dinyatakan,
bahv/a: "Penawaran suatu barang adalah berbagai jumlah da
ri barang itu yang ditawarkan orljoii.penjual di pasar pada
' 2 3
semua harga alternatif yang mungkin ...." ^
Sifat penawaran hasil tambak adalah berbeda de
ngan penawaran hasil industri. Penawaran hasil industri
dapat diperbesar atau diperkecil dengan cepat, namun ti
dak demikian halnya dengan hasil tambak. Kelebihan pena
waran hasil industri dapat ditahan sampai kondisi , harga
membaik, sedang hasil tambak tidak dapat demikian karena
sifat produknya yang mudah rusak. Hasil industri dapat
disesuaikan dengan harga bila harga rendah. Hasilnya da
pat diperkecil atau sebaliknya, sedang hasil tambak su-
lit disesuaikan dengan harga. Bila produksi tinggi, har
ga relatif rendah dan bila produksi rendah, harga rela
tif tinggi.
99
Richard H. Letwich, Mikro Ekonomi Jilid II, ter- jemahan Paul Sitohang, Dwi Tunggal, Yogyakarta, 1582, ha laman 24.
Hubungan antara harga-harga penawaran dengan jum-
lah-jumlah yang ditawarkan dapat ditunjukkan dalam kurva
penawaran. Kurva penawaran pada umumnya bergerak dari ki~
ri bawah ke kanan atas. Untuk hasil pertambakan, faktor
waktu penting sekali diperhatikan dalam kurva penawaran
karena h a 3 i l tambak pada umumnya bersifat musiman sehing-
ga suatu kenaikan harga di pasar tidak dapat segera dii-
kuti dengan kenaikan penawaran.
Sebagaimana halnya dalam perubahan pada sisi per-
mintaan, sisi penawaran dibahas pula mengenai konsep
elastisitas. "Elastisitas penawaran atau elastisitas har
ga atas penawaran dapat diartikan sebagai perubahan da
lam jumlah barang yang akan dijual akibat perubahan har-
2 4
ga.M Elastisitas penawaran ini dapat dihitung dengan
25 menggunakan rumus:
A Q / Q
E o =
-3 AP/P
Eg = elastisitas penawaran
A Q = perubahan jumlah barang yang dijual
Q = jumlah barang yang dijual
A p = perubahan harga
P a harga barang
^A.M. Hanafiah dan A.M. Saefuddin, op cit, hala-man 78.
Elastisitas penawaran sama dengan nol berarti
mlah barang yang ditawarkan tidak berubah, walaupun ter-
jadi perubahan harga. Bila elastisitas penawaran kurang
dari satu berarti perubahan harga satu persen akan dii-
kuti oleh perubahan juralah yang ditawarkan kurang dari
satu persen. Sedang bila elastisitas penawaran lebih be-
sar dari satu berarti perubahan satu persen dalam harga
akan mengakibatkan perubahan lebih besar dari satu per
sen.
Penawaran barang-barang yang tidak tahan lama se-
perti udang sangat tidak elastis dalam jangka pendek ka-
rena jenis barang ini cepat rusak maka harus segera di-
jual dengan tidak memperhatikan keadaan harga. Setiap je-
nis barang mempunyai elastisitas penawaran yang berbeda-
beda. Jadi antara bandeng dan udang akan mempunyai elas
tisitas yang berbeda.
4-4. Konsumen.
Semua kegiatan pemasaran ditujukan untuk menyedi-
akan kepada konsumen barang kebutuhannya pada waktu, tcm-
pat dan dalam bentuk yang diinginkan, Jumlah penduduk di
suatu tempat merupakan konsumen potensial. Lokasi pendu
duk sebagai konsumen dalam hubungannya dengan daerah pro-
duksi adalah penting dalam pemasaran hasil tambak teru-
Hubungan lokasi konsumen dengan sumber penawaran
mempunyai pengaruh penting pada biaya pemasaran. Selan-
jutnya akan berpengaruh pula pada harga eceran. Semakin
jauh daerah konsumen dengan daerah produksi, blaya pema
saran akan semakin besar, Hal ini akan menimbulkan per-
bedaan harga barang di antara daerah-daerah konsumen.
Lokasi konsumen berpengaruh pula pada konsumsi ha-
sil tambak. Preferensi konsumen kadang-kadang bervariasi
secara geografis. Penduduk kota dan desa di daerah pan-
tai akan lebih banyak mengkonsumsi ikan daripada pendu
duk kota dan desa di daerah pedalaman.
Tingkat pendapatan dan perubahan pendapatan pen
ting untuk diperhatikan dan dipelajari di bidang pema
saran bahan makanan. Konsumen dengan pendapatannya dapat
memutuskan barang yang mereka inginkan; berapa banyak,
kapan mereka butuhkan, dan di mana mereka akan membeli-
nya. Jenis barang yang akan dibeli bergantung pada kebu-
tuhan mereka serta bergantung pula pada mutu dan harga
produk. Sedangkan jumlah barang yang akan dibeli konsu
men bergantung pada beberapa faktor, antara lain: (1)
perkembangan harga, (2) sifat produk, dan (3 ) kelangkaan
penawaran produk.
Dalam menen'tuka'n Jcapan membelij -konsumen berusaha
menganalisis kondisi pasar. Mereka akan membeli bila har
kon-Gumen akan mempertimbangkan harga, reputasi penjual, pe-
layanan dan sikap penjual, dan sebagainya.
Konsumen pada umumnya memiliki pendapatan ' yang
terbatas. Pendapatan yang terbatas ini biasanya dibelan-
jakan untuk bahan pangan, sandang, perumahan, dan seba
gainya. Berkaitan dengan macam-macam kebutuhan ini, maka
tidak semua bahan makanan yang disenangi oleh konsumen
dapat dibeli. Konsumen akan mengadakan pemilihan atas ba
han makanan yang akan dibelinya secara rasional. Konsu
men akan memilih bahan makanan yang akan memberikan ke-
puasan maksimum.
Konsumen akan dihadapkan pada dua masalah dalam
pemilihan barang dan jasa yang memberikan kepuasan mak
simum, yaitu: (1) bagaimana membagi pendapatannya di an
tara berbagai alternatif barang dan jasa yang diperlukan,
dan (2) bagaimana cara memperoleh barang dan jasa itu se
cara tepat mengingat mutu dan harga barang. Masalah kebe-
basan memilih konsumen terhadap barang dan jasa yang di-
butuhkan akan mempunyai pengaruh pada barang dan jasa
GAMBARAN SINGKAT TENTANG GEOGRAFIS DAH
PERIKANAN TAMBAK DI KABUPATEN GRESIK
1. Letak Geografis dan Keadaan Alam
Sebelum Perang Dunia II, wilayah Kabupaten Sura
baya meliputi stadgemente Surabaya yang berkedudukan di
Surabaya. Setelah proklamasi kemerdekaan, nama Kabupaten
Surabaya tetap digunakan, tetapi stad^emente Surabaya di-
kurangi menjadi daerah otonomi, yaitu Kota Besar Suraba
ya. Selanjutnya, dengan Peraturan Pemerintah nomor 38 ta-
hun 1974, nama ini diganti menjadi Kabupaten Gresik dan
ibukotanya berkedudukan di Gresik.
o
Luas wilayah Kabupaten Gresik 1.173,69 km dengan 2
kepadatan penduduknya 661 jiwa/km . Letak Kabupaten Gre
sik 1 1 2° - 1 1 3° bujur timur dan 7° - 8° lintang selatan.
Batas-batas wilayahnya adalah: sebelah utara, Laut Jawa;
sebelah timur, ..Selat Madura; sebelah selatan, Kabupaten
Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, dan Kotamadya Surabaya;
sebelah barat, Kabupaten Lamongan (lihat Gambar 1).
1.1. Pembagian wilayah administrasi dan jumlali penduduk.
Kabupaten Gresik terbagi atas lima wilayah kerja
pembantu bupati. Kemudian dibagi lagi menjadi 18 kecamat-
wila-GAMBAR 2
P H A K A B U P A T E N D A E R A H ‘ T1 N G K A 7 1 1 G R E S I K
l A U t J A W A
K E 7 E R A N G A N
1 . K e c . W r i n g i n a n o m
2 . K e c . D r i y o r e j o
3 . K e c . M e n g a n t i
4 , K e c . K e d a m e a n
5 . K e c . B a l o n g p a n g g a n g
6 . K e c . B e n j e n g
7 . K e c . C e r m e
Q
• K e c . K e b o m a s
9 • K e c . G r e s i *
1 0 . K e c . M a n y a r
1 1 . K e c . D u d u K S a m p c y d n
i Z . K e c . S u n q a h
1 3 . < e c . S o ' i a y o
1 4 . t f e c . D o K u n
1 5 . K e c. Pi r i c e n q
\i. K e c . U j ^ i n g P a n g k a n
1 7 . K e c . S a n g k a p u r a
1 8 . K e c . T a m b a k
yah kerja pembantu bupati itu meliputi Wilayah Kerja Pem
bantu Bupati Gresik, Cerme, Gunung Kendong, Sidayu, dan
Bawean. Kemudian 18 kecamatan itu terdapat pada lima wi
layah kerja pembantu bupati tersebut. Masing-masing ada-
lah 3 di Gresik, yaitu Kecamatan Gresik, Kebomas, dan Ma-
nyar. Di Cerme 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Cerme, Ben-
jeng, Balongpanggang, dan Duduk Sampeyan. Di Gunung Ken-
dong 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Driyorejo, Wringinanom,
Kedamean, dan Menganti. Sidayu dengan 5 kecamatan, yaitu
Kecamatan Sidayu, Ujungpangkah, Panceng, Bungah, dan Du-
kun. Bawean 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Sangkapura dan
Tambak.
Dari kedelapanbelas kecamatan tersebut, Kecamatan
Sangkapura merupakan yang terluas wilayahnya dan disusul p Kecamatan Ujungpangkah, masing-masing seluas 118,81 km
p
dan 94,83 km. Wilayah kecamatan tersempit adalah
Kecamat-2
an Gresik, yakni seluas 5,25 km..Jumlah desa yang terba-
nyak terdapat di Kecamatan Dukun, yaitu 26 desa, sedang
yang paling sedikit jumlah desanya adalah di Kecamatan
Ujungpangkah.
Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan
Gresik sejumlah 69.652 jiwa dengan kepadatan yang paling
tinggi pula sejumlah 13.267 jiwa per km. Sedang jumlah
penduduk paling sedikit terdapat di Kecamatan Tambak se-
PEMBA GIAN V/ILAYAH, PENDUDUK, LUAS KECAMATAN, SERTA KEPADATAN PENDUDUK SETIAP KECA-
MATAN KABUPATEN GRESIK TAHUN 1985
(1) (2) (3) (4) (5)
Gresik
Gresik 5,25 23 69.652 13.267
Kebomas 29,68 20 45.994 1 .550
Manyar 82,86 23 48.255 582
Cerme
Cerme 71,29 25 47.333 664
Benjeng 61,28 23 46.042 751
Balongpanggang 62,00 25 45.304 731
Duduksampeyan 74,57 23 36.930 495
Gunung Kendang
Driyorejo 51,29 16 41-926 817
Wringinanom 62,60 16 41.498 663
Kedamean 65,96 15 42.486 644
Menganti 68,72 22 63.155 919
Sidayu
Sidayu 45,21 21 25.361 561
Ujungpangkah 94,83 13 29.752 314
Paneeng 62,59 14 33.175 530
Bungah 80,23 22 45.261 ■ 564
Dukun 59,16 26 48.058 812
Bawean
Sangkapura 118,81 17 40.632 342
Tambak 77,46 13 24.903 321
Jumlah 1 .173,69 357 775.717 661
Sumber: Kantor Statistik Kabupaten Gresik.
(1) Wilayah kerja pembantu bupati (digarisbawahi) dan ke camatan .
(2) Luas kecamatan (km ).
(3) Jumlah desa.
(4) Jumlah penduduk (jiwa).
(5) Kepadatan penduduk (per km ).
2
sejumlah 321 jiwa-per km*
Jumlah penduduk laki-laki 381.579 jiwa dan pendu
duk perempuan 394.138 jiwa. Jumlah penduduk perempuan le
bih banyak 12.559 jiwa atau 3,29 persen dibanding jumlah
penduduk laki-laki (lihat Tabel 2). Hal ini ter.jadi ham-
pir di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Gresik,
kecuali di Kecamatan Gresik dan Manyar. Di kedua kecamat
an ini jumlah penduduk laki-lakinya lebih besar daripada
perempuannya. Masing-masing 35.397 jiwa laki-laki dan
sejumlah 34.255 jiwa perempuan serta 24.298 jiwa laki-
laki dan 23.957 perempuan.
1.2, Ketinggian dan curah hujan.
Kabupaten Gresik, sebagaimana lazimnya daerah-
daerah lain di Indonesia yang beriklim tropis, mempunyai
dua musim, yaitu musim kering dan musim penghujan. Pada
musim kemarau, angin berhembus dari ar:'1i timur laut ke
barat sedang pada musim hujan, angin berhembus dari arah
barat daya ke timur laut. Suhu terpanas dari sinar mata-
hari terasa di bulan Agustus. Musim penghujan berlang-