• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asas-Asas Hukum Tata Negara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Asas-Asas Hukum Tata Negara"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUM TATA NEGARA

(2)

Asas-Asas Hukum Tata Negara

Pokok Bahasan:

 Pengertian Asas HTN

 Ragam Asas HTN

 Pancasila

 Asas Kedaulatan Rakyat

 Asas Negara Hukum

 Asas Pembagian Kekuasaan

 Asas Kekeluargaan

(3)

Pengertian Asas HTN

 Asas hukum bukan merupakan norma hukum

konkrit, tetapi sebagai dasar atau petunjuk arah dalam pembentukan hukum positif

 Asas hukum adalah norma dasar yang dijabarkan dari hukum positif

 Asas hukum bersifat abstrak sehingga umumnya tidak dituangkan dalam peraturan konkrit atau

diterapkan secara langsung pada peristiwa konkrit  Asas hukum berakar dari dalam kenyataan

masyarakat dan pada nilai-nilai yang dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan bersama

(4)

Lanjutan…

 Menurut Logeman, setiap peraturan

hukum dipengaruhi oleh 2 unsur, yaitu:

1. Unsur riil  bersifat konkret dan

bersumber dari lingkungan hidup manusia (misal: tradisi, sifat genetis)

2. Unsur idiil  bersifat abstrak dan

(5)

Lanjutan…

 Bangunan hukum yang bersumber dari

unsur idiil berupa perasaan manusia disebut sebagai asas-asas hukum

(beginselen)

 Bangunan hukum yang bersumber dari

unsur idill berupa akal/pikiran manusia disebut pengertian-pengertian hukum (begrippen)

 Jadi asas-asas HTN bersumber dari unsur

idiil berupa perasaan manusia  pandangan hidup manusia

(6)

Lanjutan…

 Pengertian-pengertian dalam HTN umumnya

bersifat tetap, sedangkan asas-asas HTN

dapat berubah sesuai dengan perkembangan atau perubahan keadaan manusia

 Perubahan asas-asas HTN disebabkan oleh

perubahan padangan hidup manusia

 Contoh: demokrasi  pemahaman demokrasi

berbeda-beda dan dapat berubah

 individualisme vs. kolektivisme;

(7)

Lanjutan…

 Asas-asas HTN terkait erat dengan

hukum positif, terutama UUD

 Penyelidikan asas-asas HTN dapat

ditemukan terutama dalam UUD

 Asas-asas HTN merupakan penjelmaan

dari HTN Positif

 Asas-asas HTN penting dipahami karena

sistem dan praktik ketatanegaraan

(8)

Ragam Asas HTN

1. Pancasila

 Setiap negara didirikan atas dasar

falsafah tertentu

 Falsafah merupakan perwujudan dari

keinginan dan karakter rakyat dan bangsa

 Segala aspek kehidupan negara dan

(9)

Lanjutan…

 Pendiri negara Indonesia telah

menyepakati dan meyakini Pancasila sebagai dasar negara

 Pancasila sebagai common platform bagi

negara dan bangsa Indonesia yang bersifat majemuk/plural

 Segala tindakan penyelenggara negara

(10)

Lanjutan…

 Dalam bingkai hukum, Pancasila

merupakan sumber hukum materiil

 Segala peraturan perundang-undangan

tidak boleh bertentangan dengan Pancasila

 Jika ada peraturan perundang-undangan

(11)

Lanjutan…

 Pancasila sebagai asas HTN terdapat

dalam Pembukaan dan juga batang tubuh UUD 1945 yang memuat asas-asas berikut:

1. Asas Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Asas Perikemanusiaan

3. Asas kebangsaan

4. Asas kedaulatan rakyat

(12)

Lanjutan…

 Asas Ketuhanan YME terdapat di Pembukaan dan

Pasal 29 UUD 1945

 Asas Perikemanusiaan terdapat di Pembukaan dan

beberapa pasal pada Bab XA tentang HAM dan Pasal 34 UUD 1945

 Asas Kebangsaan terdapat di Pembukaan dan Pasal

33 (tentang penguasaan bumi dan air oleh negara) UUD 1945

 Asas Kedaulatan Rakyat terdapat di Pembukaan dan

Pasal 1 ayat (2)

 Asas Keadilan Sosial terdapat di Pembukaan dan

(13)

Lanjutan…

2. Asas Kedaulatan Rakyat

 Asas kedaulatan rakyat merupakan salah

satu prinsip dalam demokrasi

 Asas kedaulatan rakyat punya hubungan

erat dengan paham demokrasi

 Istilah kedaulatan rakyat memiliki

(14)

Lanjutan…

 Dalam hukum internasional, kedaulatan adalah

hak mutlak bagi negara untuk mengatur dan

mengurus diri sendiri tanpa ada campur tangan negaa lain

 Dalam perkembangan hukum internasional

saat ini, kedaulatan mutlak negara telah

menyusut/terkikis  mulai dikenal dan berlaku prinsip humanitarian intervention dan

responsible to protect

 Negara lain atau organisasi internasional dapat

(15)

Lanjutan…

 Menurut Moh. Kusnardi dan Harmaily

Ibrahim, dalam HTN, kedaulatan tidak

hanya dalam pengertian negara memiliki kekuasaan penuh keluar dan kedalam,

tetapi juga bisa dikenakan pada negara yang terikat dalam suatu perjanjian yang berbentuk traktat atau dalam bentuk

(16)

Lanjutan…

 Menurut Jean Bodin, kedaulatan itu tidak terpecah, asli, dan tidak terbatas

 Tidak terpecah karena dalam suatu negara hanya terdapat satu kekuasaan tertinggi

 Asli karena kekuasaan tertinggi tidak berasal dari kekuasaan yang lebih tinggi

 Tidak terbatas karena tidak ada kekuasaan yang lebih tinggi yang dapat membatasi kekuasaan itu  Paham kedaulatan dari Jean Bodin itu muncul

(17)

Lanjutan…

 Menurut para teoretisi/flsuf penganut ajaran

kontrak sosial/perjanjian masyarakat, kedaulatan muncul dari adanya perjanjian antara

masyarakat dengan orang/pihak yang diberi mandat kekuasaan oleh masyarakat

 Kedaulatan bersumber dari masyarakat/rakyat

yang diberikan pada penguasa berdasarkan kesepakatan tertentu

 Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau

(18)

Lanjutan…

 Indonesia menganut asas kedaulatan

rakyat

 Pasal 1 ayat (2) UUD 1945  “Kedaulatan

berada di tangan rakyat”

 sebelum amandemen, kedaulatan rakyat

dilaksanakan oleh MPR

 setelah amandemen, kedaulatan rakyat

dilaksanakan oleh UUD

(19)

Lanjutan…

3. Asas Negara Hukum

 Negara hukum adalah negara yang

berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan bagi setiap warga negaranya

 Dalam negara hukum, penyelenggaraan

(20)

Lanjutan…

 Gagasan negara hukum sejalan dengan

pengertian nomocratie, yaitu kekuasaan harus dijalankan berdasarkan hukum

(nomos)

 Gagasan negara hukum berhubungan

erat dengan asas legalitas karena segala penyelenggaraan negara harus

(21)

Lanjutan…

 Gagasan negara hukum sebagai reaksi

atas praktik negara polisi pada masa kekuasaan monarki absolut (the rule of king)

 Dalam negara polisi penguasa

memonopoli semua hal, sedangkan rakyat tidak dapat ikut campur sama sekali dalam urusan penyelenggaraan negara

 Dalam negara hukum, kekuasaan

(22)

Lanjutan…

 Dalam khasanah pemikiran Barat, negara hukum

disebut dengan istilah the rule of law (Inggris) dan

rechtstaat (Jerman)

 Kedua istilah itu muncul dari latar belakang dan sistem

hukum berbeda, sehingga memiliki perbedaan konsep

Rechstaat muncul dari perjuangan menentang

absolutisme kekuasaan sehingga bersifat revolusioner, sedangkan the rule of law berkembang secara

evolusioner

The rule of law berasal dari sistem hukum common law

yang bersifat yudisial (judge made law)

Rechstaat berasal dari sistem hukum civil law yang

(23)

Lanjutan…

 Menurut A.V. Dicey, negara hukum

mencakup 3 unsur penting, yaitu:

1. Supremacy of law

2. Equality before the law

(24)

Lanjutan…

 Gagasan negara hukum berhubungan

erat dengan gagasan kedaulatan rakyat karena hukum dibuat atas dasar

kedaulatan rakyat atau persetujuan rakyat melalui wakilnya

 Negara hukum harus dibangun dan

ditegakkan menurut prinsip kedaulatan rakyat (demokrasi)  negara hukum

(25)

Lanjutan…

 Indonesia menganut asas negara hukum

 Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 menyebutkan

bahwa “Negara Indonesia adalah negara hukum”  Amandemen Ketiga

 Semua penyelenggara negara dan

(26)

Lanjutan…

3. Asas Pembagian Kekuasaan

 Pembagian kekuasaan (divison of power)

beda dengan pemisahan keuasaan (separation of power)

 Pemisahan kekuasaan berarti kekuasaan

kekuasaan terpisah-pisah dalam

beberapa bagian, baik orangnya maupun fungsinya

 Pemisahan kekuasaan murni mulai

(27)

Lanjutan…

 Pembagian kekuasaan berarti kekuasaan

dibagi-bagi dalam beberapa bagian, tetapi tidak dipisahkan

 Antara bagian keuasaan mungkin dapat

(28)

Lanjutan…

 Teori pemisahan kekuasaan dan

pembagian kekuasaan muncul di Eropa Barat sebagai reaksi atas kekuasaan

monarki absolut yang semuanya digenggam oleh Raja

 Kekuasaan yang bertumpu pada satu

(29)

Lanjutan…

 John Locke  membagi kekuasaan menjadi:

legislatif (pembuat UU), eksekutif (pelaksana UU), dan federatif (hubungan luar negeri)

 Montesquieu  membagi kekuasaan menjadi:

legislatif (pembuat UU), eksekutif (pelaksana UU), dan yudikatif (kekuasaan kehakiman) 

Trias Politika

 Ivor Jennings membagi pemisahan kekuasaan

(30)

Lanjutan…

 UUD 1945 Indonesia menganut asas

pembagian kekuasaan

 Setelah amandemen UUD 1945 kadang

disebut dengan pemisahan kekuasaan secara formil

 Dalam UUD 1945 terdapat

(31)

Lanjutan…

4. Asas Kekeluargaan

 Asas kekeluargaan tidak terdapat di Pembukaan

UUD 1945 dan butir-butir Pancasila, tetapi ada di batang tubuh UUD 1945, yaitu Pasal 33 ayat (1) UUD 1945

 Asas kekeluargaan sebagai wujud dari sifat tata

negara Indonesia asli dalam kehidupan desa di Indonesia yang mengutamakan cara

(32)

Lanjutan…

 Asas kekeluargaan sering disebut sebagai

bentuk paham negara integralistik  di Indonesia dikemukakan oleh Soepomo

 Negara integralistik menganggap

penyelenggara negara dan warga negara dalam satu kesatuan

 Paham negara integralistik tercermin dari

praktik kekuasaan pada masa Demokrasi

Terpimpin Presiden Soekarno dan Demokrasi Pancasila Presiden Soeharto

 Paham negara integralistik dinilai cenderung

(33)

Lanjutan…

 UUD 1945 mengenal 2 cara pengambilan

keputusan, yaitu musyawarah untuk mufakat dan dengan suara terbanyak (voting)

 Musyawarah untuk mufakat bersumber

dari hukum adat yang didasarkan pada semangat toleransi dan kebersamaan

Voting bersumber dari paham demokrasi

(34)

Lanjutan…

 Kebaikan cara musyawarah untuk mufakat,

yaitu:

 Semua pihak merasa dilibatkan dan dihargai

 Keputusan yang dibuat dapat diterima semua pihak

 Keburukan cara musyawarah untuk mufakat,

yaitu:

 Proses pengambilan keputusan bisa lama/berlarut-larut  Kadang sulit mencapai kata sepakat

 Jika pihak minoritas tidak setuju maka keputusan tidak

dapat diambil (deadlock)

 Menimbulkan diktator minoritas karena pihak minoritas

(35)

Lanjutan…

 Kebaikan voting, yaitu:

 Keputusan dapat diambil secara cepat

 Setiap orang punya hak suara yang sama (one

man/woman one vote and one value)

 Keburukan voting, yaitu:

 Pihak mayoritas dapat memaksakan kehendaknya

 Pihak minoritas akan selalu kalah jumlah suara

(36)

Lanjutan…

 Pada masa Demokrasi Parlementer, keputusan di parlemen Indonesia cenderung dengan suara

terbanyak

 Antara sejak 5 Juli 1959 hingga Maret 1978, keputusan di legislatif selalu dengan cara musyawarah untuk mufakat

 Selama masa Orde Baru, keputusan di legislatif lebih dominan cara musyawarah untuk mufakat yang

dikondisikan, sesekali ada voting

 Pada Era Reformasi sejak 1998 hingga sekarang, keputusan di legislatif cenderung melalui voting

(37)

Lanjutan…

5. Asas Negara Kesatuan

 Sering digunakan istilah berbeda untuk menyebut negara kesatuan

 Perbedaan ini terjadi bukan hanya dalam

literatur HTN, tetapi juga dalam peraturan resmi

 Ada yang menyebutnya dengan bentuk negara kesatuan, ada pula menyebutnya dengan

(38)

Lanjutan…

 Menurut Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim,

istilah yang tepat adalah susunan, yang

pilihannya adalah susunan negara kesatuan atau federasi

 Menurut Jimly Asshiddiqie, istilah yang tepat

adalah bentuk, yang terdiri dari bentuk negara kesatuan, serikat/federasi, atau konfederasi

 Jimly Asshiddiqie membedakan antara istilah

bentuk negara (kesatuan, serikat/federasi,

konfederasi), bentuk pemerintahan (republik,

(39)

Lanjutan…

 Sejak kemerdekaan Republik Indonesia,

pendiri negara sepakat untuk memilih susunan/bentuk negara kesatuan (Pasal 1 ayat (1) UUD 1945)

 Mohammad Hatta pernah mengusulkan

susunan/bentuk negara federasi

 Dari sejak mulai berdirinya RI hingga

(40)

Lanjutan…

 Saat perubahan/amandemen UUD 1945

dilakukan pada tahun 1999-2002, para anggota MPR sepakat untuk tidak

mengubah susunan/bentuk negara

kesatuan selama proses perubahan UUD 1945 berlangsung di MPR

 Bahkan Pasal 37 ayat (5) UUD 1945 hasil

perubahan/amandemen UUD 1945

(41)

Lanjutan…

 Susunan/bentuk negara kesatuan memiliki

kedudukan yang sangat kuat karena:

 Pilihan susunan negara kesatuan disebut tegas dalam

UUD 1945

 UUD 1945 menegaskan bahwa susunan negara

kesatuan tidak dapat diubah

 Karena itu asas negara kesatuan menjadi salah

satu asas dalam HTN

 Operasionalisasi susunan/bentuk negara

(42)

Sumber Rujukan

 Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan

Konstitusionalisme Indonesia (MKRI & PSHTN FHUI: Jakarta, 2004)

 Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim,

Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia

(PSHTN FH UI: Jakarta, Cetakan Kelima, 1983)

 Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia

(PT. RajaGrafndo Persada: Jakarta, 2005)

 Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh

Berpendoman pada kandungan protein yang dapat diharapkan sama dengan kandungan gizi pakan dari insdustri makanan ternak sehingga biaya pakan dapat ditekan maka keuntungan

GONOTIMUR, RT 01 RW 02, DESA GONOHARJO, KECAMATAN LIMBANGAN, KABUPATEN KENDAL DAFTAR CALON SEMENTARA. ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM PEMILIHAN

Kekakuan asas legalitas formil yang menjadi asas dasar dalam hukum pidana dapat diterobos dengan menggunakan hukum yang tidak tertulis yang tumbuh dalam

[r]

Sehubungan itu, kajian ini dilaksanakan bertujuan untuk memeriksa tahap efikasi kendiri kaunseling dan kecekapan kaunseling pelbagai budaya dalam kalangan guru

z Digunakan untuk menyajikan data   dalam bentuk kolom dan baris,   tujuannya agar   informasi. dapat ditampilkan secara lebih terstruktur

Secara umum dalam penelitian ini telah ditunjukan mengenai hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel tak bebas dimana variabel tak bebas disini berbentuk proporsi,