• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diplomasi Indonesia dalam perlindungan t

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Diplomasi Indonesia dalam perlindungan t"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

DIPLOMASI INDONESIA DALAM PERLINDUNGAN TENAGA KERJA WANITA DI MALAYSIA PADA MASA

PEMERINTAHAN SBY TAHUN 2004-2009

(2)

ABSTRAKSI

Dian safitri, No. Pokok E 131 07 619, Diplomasi Indonesia dalam perlindungan tenaga kerja di Malaysia pada masa pemerintahan SBY 2004 – 2009, di bawah bimbingan pak Adi Suryadi selaku pembimbing I dan Pusparida Syahdan selaku pembimbing II, jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi perjuangan diplomasi Indonesia dalam perlindungan tenaga kerja wanita di Malaysia, bagaimana solusi dan tantangan pemerintah Indonesia dalam penanganan kasus – kasus kekerasan yang ada dialami oleh para tenaga kerja wanita di Malaysia. Selanjutnya untuk mengetahui apa reaksi dan tindakan yang dilakukan oleh para diplomat dan KBRI di Malaysia dalam menjalankan strategi diplomasi Indonesia di luar negri.

Untuk menjabarkan penelitian ini, maka digunakan metode penelitian deskriptif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah telaah pustaka, yakni dengan mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan pokok – pokok masalah yang dibahas. Teknik analisis data yang digunakan dalam poenulisan ini, yakni analisa kualitatif, merupakan analisis yang menggambarkan dan menjelaskan permasalahan berdasarkan fakta yang ada tanpa menggunakan rumus statistik/ matematik.

(3)

Kata pengantar Alhamdulillahi Rabbil Alamin

Segala puji syukur kita panjatkan atas berkah dan ridho Allah SWT Yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih. Terima kasih Ya Allah atas segala keridhoanMu dan petunjukMu dalam menghadapi dan menyelesaikan studi akhir penulis, berbagai rintangan dan hambatan dilalui penulis bersyukur bisa melewati segala hambatan hingga akhirnya mampu menyelesaikan skripsi ini.

Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan moril dan supportnya dalam menyelesaikan skripsi. Penulis sangat berterima kasih kepada bapak M. Natsir yang tak hentinya memberikan nasihat, support bahkan membantu selama pembuatan skripsi, dan ibu Murniati, SE yang menjadi sahabat , teman curhat dalam suka dan duka “I always love you mom” yang sangat berperan dalam penting dalam penyelesaian skripsiku, “I can’t life without you”. Terima kasih banyak juga buat Apriawan yang sangat kususahkan, kurepotkan “u’re the best for everything” terima kasih atas waktu yang kau berikan padaku, ketulusan dan keikhlasan yang selama kau berikan tiada tara. Semoga Allah selalu memberikan rahmat, hidayah, kebahagiaan, dan perlindunganNya kepada kalian semua.

Pada kesempatan ini pula, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Idrus Paturusi, beserta jajarannya.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, beserta jajarannya.

3. Dr. Adi Suryadi Culla, MA, selaku pembimbing I dan Pusparida syahdan S.sos, Msi selaku pembimbing II yang banyak membantu, memberikan solusi, nasihat dan membimbing dalam menyelesaikan skripsi hingga akhir.

4. Seluruh staf akademik khususnya pak Jaya yang selalu membantu dalam pengurusan akademik.

5. Seluruh staf pengajar Ilmu Hubungan Internasional.

(4)

7. Sahabat sejatiku yang juga saudaraQ semoga kita sama – sama hingga nenek, Zahratul Wahida (Zha – Zha ), Ali Akbar, Tuty, kak Rara, Hawa, Dypuztttt, Dhikustt atas dukungan dan bimbingannya yang sangat mengerti akan diriku dan keadaan, terima kasih telah menerima diriku apa adanya.

8. Teman baikku yang tak pernah bisa kulupa jasa – jasa dan menyadarkanku akan pentingnya skripsi hehehe, Hasmira yang selalu membantuku dalam proses penyelesaian skripsi.

9. Teman – teman seperjuanganku, Aca, Linda ur so sweet and be calm bebz, kak kadri, ari, ko – ko dan semua teman – teman yang bersama ujian meja hingga batas dan waktu ditentukan oleh bunda heheheehe.

10.Teman Reso HI 2007 selama 4 tahun kita bersama – sama memperjuangkan kuliah malam tetapi di kasih pindah kodong, yang selalu berkelompok kalo jalan, pokoknya paling dikenal kalo itu adalah Reso.kalo kerja kelompok semangat kalo ngumpul pas disuruh mengetik eh…pergi foto semua yang mandi keringat dirumahQ kerja mk timur tengah, kita hanya 19 org itu lagi bnyk nda aktif. Angie, eka, fido, iin, momod, indi, uga, lia yang seperjuangan di Jakarta hanya kita ber2 loh, awe, ulla, uya yang paling cakep dan tiada tara di Reso pokoknya. Kalian adalah hal yang terindah walaupun saya sempat mengecewakan dan melukai hati kalian, MAAF YA .

(5)

DAFTAR ISI A. Diplomasi Dan Politik Luar Negri………. 12

B. Hubungan Bilateral Dan Hukum Internasional ………. 27

C. Ham dan Tenaga Wanita……… 37

a. Hak Asasi Dan Tenaga Kerja Wanita……….. 37

b. Konvensi Buruh Migran………... 43

BAB III Gambaran Umum TKW Indonesia Di Malaysia 2004-2009 A. Perkembangan TKW Indonesia Di Malaysia………. 49

B. Permasalahan TKW Indonesia Di Indonesia……….. 60

C. TKW legal dan ilegal Yang Berada di Malaysia……… 65

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Strategi Dan Penempatan TKW Di Malaysia……… 71

a. Langkah Stategis Diplomasi Indonesia dalam penanganan Masalah TKW di Malaysia……… 71

(6)

B. Solusi Dalam Penyelesaian Kasus TKW Yang Ada Di Malaysia 84

a. Langkah – langkah dalam penyelesaian masalah TKW

di Malaysia ……… 84

b. Kasus – kasus Yang Telah Diselesaikan Oleh KBRI Dan Pemerintah Indonesia Mengenai Masalah TKW Yang Berada Di Malaysia………. 91

C. Kelebihan Dan Kelemahan TKW Berada Di Malaysia... 100

a. Kelemahan TKW Berada Di Malaysia ………... 100

b. Kelebihan TKW Berada Di Malaysia………... 103

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……….. 105

B. SARAN……… 106

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Permintaan dan Penawaran TKW Indonesia di Malaysia

Tahun 2004 – 2009……… 59 Tabel 2. Kasus – Kasus yang dialami oleh TKW Indonesia di Malaysia

Tahun 2004 – 2009 ……… 64 Tabel 3. TKW Legal dan Ilegal di Malaysia Tahun 2004 – 2009 ……… 68

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Dunia yang

letaknya berada di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia

dan dua samudra yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Pada akhir

tahun 1997-an ekonomi Indonesia mengalami kemunduran, hal ini di

karenakan krisis ekonomi yang melanda sebagian besar negara-negara Asia

pada tahun 1977-an termasuk Indonesia. Dampak dari krisis ekonomi tersebut

sampai saat ini masih dirasakan didalam negeri. Terutama pada masa

pemerintahan Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 2004 - 2009 yang

terus mengalami banyak persoalan yang timbul khususnya dalam

(8)

Tingginya tingkat kepadatan pendududuk dan minimnya jumlah

lapangan pekerjaan di dalam negeri menyebabkan tingkat pengangguran dan

kemiskinan di Indonesia semakin meningkat. Hal ini membuat penduduk

untuk bergerak mencari pekerjaan yang layak, mudah dan tak membutuhkan

latar belakang pendidikan yang tinggi. Dengan adanya Tenaga Kerja Wanita

(TKW) di Malaysia yang bekerja tak meminta tapi berharap mendapatkan

upah yang tinggi dengan latar belakang pendidikan yang rendah, hal itulah

yang menyebabkan berbagai masalah yang timbul, seiring dengan berjalannya

waktu menimbulkan berbagai macam persoalan. Tetapi TKW adalah

penyumbang terbesar dalam proses perkembangan ekonomi di Indonesia.

Di dalam diskusi Internasional di PBB mengenai Hak Asasi Manusia

yang telah menghasilkan beberapa piagam penting antara lain Deklarasi

Universal Hak Asasi Manusia(1948), Dua perjanjian yaitu Kovenan

Internasional Hak Sipil hak ekonomi sosial dan Budaya(1966), dan Deklarasi

Wina (1993). Didalam Deklarasi Wina yang tercermin dalam tercapainya

konsensus antara Negara- Negara Barat dan nonbarat bahwa Hak Asasi

Manusia memiliki sifat yang universal. Dan terus mengalami kemajuan dalam

konsep Hak Asasi Manusia yang pada pencapaiannya telah mengalami

sejarah baru, yaitu dengan di dirikannya Mahkamah Pidana Internasional yang

khusus mengadili kasus pelanggaran terhadap kemanusiaan, genosida dan

kejahatan perang.1

(9)

Hubungan diplomatik Indonesia-Malaysia sudah terjalin sejak

Malaysia merdeka pada tahun 1957. Namun pada tanggal 17 September

1963 Hubungan Diplomatik ini sempat terputus sebagai akibat terjadinya

konfrontasi Indonesia – Malaysia. Dalam proses pemulihan Hubungan

Diplomatik antara Indonesia-Malaysia yang diawali di tandatanganinya

Bangkok Accord di Bangkok pada tanggal 1 Juni 1966 oleh Menteri Luar

Negeri oleh kedua negara mengenai penghentian konfrontasi. Sebagai tindak

lanjut pada tanggal 11 Agustus 1966 telah diselenggarakan pertemuan di

Jakarta yang menghasilkan Perjanjian Pemulihan Hubungan Republik

Indonesia-Malaysia (Jakarta Accord).2

Walaupun telah banyak mengalami perbedaan tetapi pada dasarnya

mempunyai tujuan dan identitas yang sama yaitu Indonesia dan Malaysia

adalah satu keluarga yang dimana Malaysia memberikan pengakuan kepada

setiap orang Indonesia yang datang ke Malaysia untuk mendapatkan

pengakuan kewarganeraan. Dari kebijakan inilah banyak orang Indonesia yang

pergi merantau dan mencari pekerjaan di Malaysia khusunya pada masa

pemerintahan SBY 2004 – 2009 .3 Yang menurut penulis disebut dengan Love

in relationship.

2 Tentang KBRI Kuala Lumpur, www.kbrikualalumpur.org/web/index www.kbrikualalumpur.org/web/index.php?

option=com_content&view=article&id=60&Itemid=70, diakses tgl 10 maret 2011 pukul 19 :30.

3 Mahathir Usulkan Buku Sejarah Bersama Indonesia-Malaysia, http:aspek/detikNews%20_

(10)

Dengan keberadaan TKW di Malaysia yang sering mengalami

persoalan seperti dilecehkan oleh beberapa tindakan kekerasan oleh

majikannya, nampaknya menjadi masalah yang belum terselesaikan sampai

saat ini. Seharusnya telah banyak program yang dilakukan pemerintah dan

Badan lainnya seperti KBRI yang berada di Malaysia, Departemen Luar Negri

yang seharusnya sudah menjadi kewajiban pemerintah Indonesia dalam

menangani masalah perlindungan TKW yang ada di Malaysia. Dimana setiap

tahunnya Malaysia menawarkan pekerjaan khususnya bagi Tenaga Kerja

Asing, yang memberikan peluang bagi masuk nya imigrasi di Malaysia.

Uraian di atas sangat jelas memberikan gambaran tentang masalah–

masalah yang dialami oleh para TKW yang berada di Malaysia. Dengan

memberikan fakta–fakta tentang kasus yang dialami oleh para TKW di

Malaysia yang terus meningkat dari tahun 2004-2009 terbukti pada masa

pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono khususnya. Penulis tertarik ingin

mengetahui dan memberikan gambaran dalam sistem perlindungan TKW di

Malaysia. Alasan inilah yang membuat penulis memberikan judul

penelitian”Diplomasi Indonesia Dalam Perlindungan Tenaga Kerja Wanita di

Malaysia Pada Masa Pemerintahan SBY 2004 – 2009”.

B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Permasalahan TKW yang telah banyak mengalami masalah khususnya

(11)

saat ini masih belum terselesaikan, banyak nya TKW yang mengalami

banyak masalah seperti mendapatkan kejahatan dan kekerasan menjadi

persoalan besar dalam menangani masalah yang di hadapi oleh TKW,

telah banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam

menangani persoalan tersebut tetapi belum maksimal dalam upaya –

upaya penanganan, tetapi penulis ingin mengembangkan khususnya

pada masa pemerintahan SBY 2004 – 2009 yang telah banyak

mengalami berbagai permasalahan yang tak kunjung usai melalui jalur

diplomasi.

2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana strategi diplomasi Indonesia dalam menyelesaikan

TKW di Malaysia?

b. Bagaimana solusi dalam penyelesaian kasus TKW yang ada di

Malaysia?

c. Apa kelemahan dan kelebihan TKW berada di Malaysia?

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

Tujuan Penelitian:

a. Untuk mengetahui strategi diplomasi Indonesia dalam menyelesaikan

TKW di Malaysia

b. Untuk lebih mengetahui solusi dalam penyelesaian kasus TKW yang

ada di Malaysia

(12)

a. Diharapkan mampu memberikan masukan bagi Pemerintah Indonesia

dalam memberikan perlindungan bagi Warga Negara Indonesia yang

bekerja di Luar Negri melalui jalur Diplomasi baik dalam Hubungan

Bilateral pada masa SBY 2004 – 2009 .

b. Diharapkan bisa menjadikan bahan dan acuan sebagai langkah dalam

mengatasi kasus – kasus dalam perlindungan TKW di Malaysia dan

menghargai Hak – Hak Asasi Manusia khususnya imigrasi yang

berada di Luar Negri dan penekanannya dalam Hubungan Bilateral

melalui jalur diplomasi.

D. Kerangka Konseptual

Politik adalah bahasan sistematis dan generalisasi- generalisasi dari

fenomena politik. Teori politik bersifat spekulatif sejauh dia menyangkut

norma – norma untuk kegiatan politik. Tetapi juga dapat deskriftif

(menggambarkan) atau komparatif (membandingkan) atau berdasarkan logika.

Ilmu politik adalah studi mengenai terbentuknya kebijaksanaan umum.

David Easton dalam buku the Political System:

Kehidupan politik mencakup bermacam – macam kegiatan yang mempengaruhi kebijaksanaan dari pihak yang berwenang, yang diterima untuk suatu masyarakat, dan yang mempengaruhi cara untuk melaksanakan kebijaksanaan itu. Dengan berpartisipasi dalam kehidupan politik jika aktivitas kita ada hubungannya dengan pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan untuk suatu masyarakat.4

Politik Luar Negeri adalah politik untuk mencapai tujuan nasional

dengan menggunakan segala kekuasaan dan kemampuan yang ada. Politik luar

negeri RI pada hakekatnya merupakan kebijaksanaan yang perlu di ambil oleh

(13)

pemerintah RI dalam menjaga hubungannya dengan Negara-negara lain dan

organisasi–organisasi Internasional di berbagai aspek kehidupan Internasional

dalam upaya mencapai tujuan nasional.

Hans J. Morgenthau adalah seorang ahli paradigma realis yang

mengatakan kepentingan nasional adalah survive suatu Negara. Tujuan dasar

dari Hubungan Internasional adalah mempertahankan, memproteksi diri dari

serangan Negara lain5 yang landasannya dengan tidak peduli dengan idealis

dan moral.

Jadi menurut Hans J. Morgenthau bentuk dari landasannya adalah:

a. Kerjasama

b. peperangan

c. propaganda

d. perdagangan

Morgenthau yang karyanya mendominasi kegiatan teorisasi realis

sesudah perang Dunia II, menegaskan bahwa kekuasaan adalah fokus utama

studi dan praktek Hubungan Internasional. Pemikirannya tentang realisme

politik dan tentang kekuasaan tercermin dalam kutipan berikut ini:

Politik internasional, seperti halnya semua politik, adalah perjuangan memperoleh kekuasaan. Apapun tujuan akhir dari politik internasional, tujuan menengahnya adalah kekuasaan. Negarawan – negarawan dan bangsa – bangsa mungkin mengejar tujuan akhir berupa kebebasan, keamanan, kemakmuran, atau kekuasaan itu sendiri. Mereka mungkin mendefinisikan tujuan – tujuan mereka itu dalam pengertian tujuan yang religius, filosofis, ekonomis, atau sosial. Mereka mungkin berharap bahwa tujuan ini akan terwujud melalui dinamika dalam tujuan itu sendiri, melalui takdir Tuhan, atau melalui perkembangan alamiah urusan kemanusiaan. Tetapi begitu mereka berusaha mencapai tujuan –

(14)

tujuan mereka dengan menggunakan politik internasional, mereka melakukannya dengan berupaya memperoleh kekuasaan.6

Hans J. Morgenthau bahkan mendefinisikan politik dalam negeri

maupun Internasional sebagai perjuangan memperoleh kekuasaan. Konsep

power menempati posisi yang istimewa dalam studi politik dan hubungan

Internasional. Ilmuwan di bidang ini sejak zaman Yunani Kuno menggangap

bahwa Power adalah unsur utama tindakan politik.

Praktek pelaksanaan hubungan antarnegara melalui perwakilan resmi

diplomasi dapat mencakup seluruh proses hubungan luar negeri, pembentukan

kebijaksanaan luar negeri, serta pelaksanaannya. Dalam pengertian ini

diplomasi sama dengan politik luar negeri. Dalam artian yang lebih sempit,

lebih tradisional, diplomasi mencakup sarana dan mekanisme sementara

Politik Luar Negeri, menetapkan tujuan dan sasaran. Dalam artian yang lebih

terbatas lagi, diplomasi mencakup teknik operasional untuk mencapai

kepentingan Nasional diluar batas wilayah yuridiksi.

Dengan meningkatnya saling ketergantungan antarnegara semakin

meluas pula jumlah pertemuan dan konferensi multilateral serta diplomasi

parlementer. Namun Negara yang berhubungan dengan negara lainnya dalam

kesempatan dan mengenai topik yang demikian luas, kegiatan diplomatik

masih tetap berlangsung secara bilateral dan dilaksanakan melalui jalur

diplomatik masih tetap berlangsung secara bilateral dari Kementrian Luar

Negeri serta melalui misi diplomatik tetap.

(15)

Jenis diplomasi yang digambarkan (terbuka / rahasia,

bilateral/multirateral, tingkat menteri, atau kepala pemerintahan) berbeda

antarnegara, tergantung pada situasi, lingkungan politik, dan kepentingan.

Setiap jenis diplomasi memberikan sumbangan terhadap sistem hubungan

internasional yang lebih tertib dan merupakan teknik politik paling umum

untuk menyelesaikan sengketa Internasional secara damai. Diplomasi di

dukung oleh teknologi tetapi merupakan suatu seni dari pengetahuan dan

memberikan unsur yang sangat diperlukan dalam bentuk kontak pribadi pada

hubungan antarnegara.

Suatu pernyataan yang dimaksudkan untuk membentuk “standar umum

kelayakan bagi semua manusia dan bangsa“ dalam hak sipil, politik, ekonomi,

sosial, dan kebudayaan.7 .Pernyataan ini dipersiapkan oleh Komisi Hak Asasi

Manusia dan Dewan Ekonomi serta Sosial (ECOSOC), kemudian diterima

oleh majelis umum pada tanggal 10 Desember 1948, tanggal ini di kenal

sebagai Hari Hak Asasi Manusia. Sejak tahun 1945, Majelis Umum telah

bekerja untuk membuat dua buah piagam (Covenant).8 Piagam pertama yang

berisi hak sipil dan politik, kedua berisikan hak ekonomi, sosial, dan

kebudayaan. Keduanya dimaksudkan agar hak yang tercantum di dalam

Deklarasi Universal dapat menjadi efektif setelah diratifikasi.9

Perlindungan terhadap individu dari putusan yang mengurangi

kehidupan, kebebasan, serta kesetaraan perlindungan hukum yang dikenakan

7Wawan Juanda, op.cit hal11. 8 Ibid hal. 303.

(16)

oleh pemerintah kepada individu atau kelompok.10 Jaminan hukum yang

tercantum di dalam konstitusi nasional yang dilengkapi dengan perlindungan

Internasional yang menghormati hak jaminan ekonomi dan sosial individu,

seperti hak untuk memperoleh pekerjaan, hak untuk memperoleh pekerjaan,

hak untuk memperoleh biaya pengobatan, hak untuk liburan, yang semuanya

memiliki nilai penting setara dengan konsep hak politik yang lebih tua

keberadaannya.11

E. METODE PENELITIAN

1. Tipe Penelitian

Adapun teknik penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah tipe deskriftif, yakni menggambarkan, mencatat, menganalisis serta

menginterprestasikan kondisi-kondisi atau peristiwa–peristiwa yang pada

umumnya yang terjadi. Penelitian ini dapat memberikan kejelasan mengenai

hubungan dengan konsep TKW, Khususnya yang berada di Malaysia.

2. Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa telaah pustaka

(library Reseach), yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi yang

berhubungan dengan masalah-masalah yang diteliti baik berupa buku, artikel,

dokumen, majalah, maupun surat kabar. Adapun bahan-bahan tersebut penulis

peroleh dari beberapa sumber antara lain :

a. Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin di Makassar

(17)

b. Pepustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Hasanuddin di Makassar.

c. Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan

d. Departemen Luar Negri Republik Indonesia

3. Jenis Data

Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder, yakni data primer yang di peroleh dari beberapa macam sumber

literature yang meyangkut dengan perlindungan TKW di Malaysia yang

berhubungan dengan Diplomasi Indonesia Malaysia pada masa SBY 2004 –

2009. Sedangkan data sekunder adalah data yang di peroleh dari hasil

wawancara dengan pihak terkait yaitu Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan

Kependudukan, Departemen Luar Negri Republik Indonesia, dan Lembaga

ilmu politik di Indonesia.

4. Teknik Analisis Data

Penganalisaan data dalam penelitian ini menggunakan analisis

kualitatif berdasarkan pemikiran yang logis, penguatan pada teknik analisis

isi. Dan kaitannya dengan perlindungan TKW yang berada di Malaysia pada

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diplomasi Dan Politik Luar Negeri

Diplomasi adalah sebuah praktek pelaksanaan hubungan antarnegara

melalui perwakilan resmi. Diplomasi dapat mencakup seluruh proses

hubungan luar negeri, pembentukan kebijaksanaan luar negeri yang hampir

sama dengan politik luar negeri. Dalam artian yang lebih sempit, lebih

tradisional, diplomasi mencakup sarana dan mekanisme sementara politik luar

negeri, menetapkan tujuan dan sasaran. Dalam artian yang terlebih lagi,

diplomasi mencakup teknik operasional untuk mencapai kepentingan nasional

di luar batas wilayah yuridiksi. Dengan kian meningkatnya saling

ketergantungan antarnegara semakin meluas pula jumlah pertemuan

internasional dan konferensi multirateral serta diplomasi parlementer. Namun

negara yang berhubungan dengan yang lainnya dalam kesempatan dan

(19)

kementerian luar negeri serta melalui jalur diplomatik normal dari

kementeriaan luar negeri serta misi diplomatik tetap. 12

Jenis diplomasi yang digambarkan terbuka / rahasia, bilateral /

multirateral, tingkat menteri, atau kepala pemerintahan, berbeda antarnegara

tergantung pada situasi, lingkungan politik, dan kepentingan. Setiap jenis

diplomasi memberikan sumbangan terhadap sistem hubungan internasional

yang tertib dan merupakan teknik politik paling umum untuk menyelesaikan

tetap lebih merupakan suatu seni daripada pengetahuan dan memberikan unsur

yang sangat di perlukan dalam bentuk kontrak pribadi pada hubungan

antarnegara Malaysia pasti akan menawarkan solusi ke Mahkamah

Internasional. Malaysia pasti tahu di bahwa diplomasi Indonesia lemah. 13

Diplomasi merupakan instrument polugri RI

1. Total Diplomacy

Dalam era globalisasi tidak bisa dipungkiri bahwa dalam paradigm

kehidupan nasional telah banyak mengalami perubahan. Dalam proses

demokratisasi pemerintah tidak bisa melaksanakan diplomasi tanpa harus

melibatkan aktor – aktor non pemerintah lain dan dalam tataran

subnasional harus melibatkan pemerintah daerah.

12 Wawan Juanda, Kamus Hubungan Internasional, Bandung: Putra A Bardin ,1990, hal. 201

(20)

Sasaran polugri menjadi tanggung jawab dan porsi pemerintah pusat,

namun dengan paradigma yang berkembang” pelaksanaan Polugri bukan

lagi menjadi “ monopoli “ negara saja melainkan memerlukan dukungan

penunjang aktor – aktor lain seperti pemerintah daerah, LSM, swasta

bahkan individu dalam penyelenggaraan diplomasi.

Dalam konteks “multitrack diplomacy” adalah merupakan suatu tuntunan

untuk secara total mendukung pelaksanaan Polugri dengan tetap

dikoordinasikan oleh Pemerintah Pusat di Deplu RI.

Kebijaksanaan dan strategi Polugri yang dirancang secara komprehenshif

integral oleh pemerintah pusat perlu diselenggarakan pelaksanannya secara

total melibatkan seluruh aktor terkait sinergi yang dikawal oleh Deplu

dalam konteks “ total diplomacy” .

2. Border Diplomacy

Sebagai negara berdaulat yang menjamin keutuhan NKRI menjadi

sangat penting. Seperti di ketahui, Indonesia berbatasan langsung

dengan 10 negara di sekitar dengan segala permasalahan perbatasan

yang masih ada. Oleh karenanya “ border diplomacy “ menjadi sangat

signifikan dan perlu dilansir secara cermat. Dengan diterimanya

konsenpsi wawasan nusantara sebagai bagian dari Konvensi Hukum

laut 1982, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia perlu

(21)

Diplomasi perbatasan secara intensif harus selalu dilansir dengan

negara tetangga dan memyelesaikan secara gradual masalah perbatasan

yang masih tertunda. 3. Summit Diplomacy

Untuk mendongkrak “ image” RI yang lagi terpuruk karena krisis

multidimensional maka “ summit diplomacy’ yang mampu dilansir

dengan canggih oleh pimpinan pemerintah RI di beberapa forum

strategis tingkat dunia praktis semua pimpinan bangsa – bangsa di

dunia telah di jangkau. 4. Humanitarian Diplomacy

Bencana gempa bumi dan tsunami di propinsi NAD dan Sumatera

Utara pada 26 desember 2004 merupakan bencana kemanusiaan

terbesar yang pernah dialami Indonesia. Dalam menghadapi musibah

yang sangat besar tersebut, Pemrintah RI dalam penanggulangannya

menempuh upaya tanggap darurat maupun rekonstruksi daerah

bencana. Aktualisasi dari penangananya telah di tempuh “

humanitarian diplomacy” guna menampung, menyalurkan kepada yang

berhak semua bantuan internasional dan domestik baik materil maupun

moril yang jumlahnya sangat besar.

Indonesia telah menempuh beberapa langkah cepat dan sukses seperti

pelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Khusus ASEAN pasca gempa bumi

(22)

Quake and Tsunami ) dan berpartisipasi aktif dalam UN Minisrerial Meeting

on Humanitarian Assitance to Tsunami Affected Communities . 14

Interaksi suatu negara terhadap negara lain dalam paradigma hubungan

internasional banyak ditentukan oleh politik luar negeri. Politik luar negeri

merupakan kebijakan suatu negara untuk mengatur hubungan luar negrinya.

Dalam studi Hubungan Internasional, politik luar negeri merupakan salah satu

bidang spesialisasi yang cukup penting. Kajian politik luar negeri sangat luas

dan kompleks karena disamping mempelajari pengertian – pengertian, faktor

-faktor, ruang lingkup, tujuan juga jenis – jenis orientasi, strategi maupun

instrumen. Namun yang paling utama yang dipelajari dalam politik negeri

yaitu faktor – faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi formulasi

tindakan, sikap, atau kebijaksanaan suatu negara terhadap lingkungan

internasional tersebut.15

Politik luar negeri adalah seperangkat kebijaksanaan suatu negara

untuk mengatur hubungan luar negeri yang merupakan bagian dari

kebijaksanaan nasional dan di arahkan serta diabdikan kepada kepentingan

nasionalnya.16 Kepentingan nasional suatu negara bisa berubah dari kurun

waktu yang satu ke kurun waktu berikutnya dalam rangka mengamankan dan

merealisasikan tujuan nasional yang relatif tetap dari Negara tersebut. 14 ‘Pandji Susilo, 2010, ”Ketahanan Nasional RI Dalam Kaitan Dengan Perjuangan Diplomasi RI”, Jakartahal. 11 - 12

15 Paradigm polugri terhadap

internasional,http://m.kompas.com/news/read/data/2010.02.15.02344693,diakses tgl 11 july 2011

(23)

Balance of power merupakan konsep yang menggambarkan Negara

mengurus masalah – masalah yang berkaitan dengan keamanan nasional

dalam konteks perubahan aliansi dan blok. Sistem perimbangan kekuatan

timbul disebabkan oleh berbagai hal yang terpaut dengan pertentangan

kepentingan nasional setiap bangsa. Sistem perimbangan ini menggejala pada

saat negara revisionist mengancam kelangsungan hidup negara status quo.

Konsep Balance of power dalam hubungan internasional dapat

diungkapkan dalam bentuk terminologi kesetaraan power, artinya masing –

masing negara yang memiliki kekuatan setara berada dalam situasi

equilibrium , atau masing – masing negara yang memiliki kekuatan memiliki

power yang lebih besar di banding negara lainnya. Karena setiap negara

memiliki kedaulatan dan berusaha untuk memaksimalkan kepentingan

nasionalnya, maka balance of power pada umumnya berlangsung dalam suatu

kondisi yang senantiasa berubah – ubah.17

Fenomena balance of power merasuki politik internasional dan

menjadi bentuk utama dalam “ power struggle”. Hal ini merupakan pengaruh

langsung atau diakibatkan oleh sistem kenegaraan yang mengganggap setiap

negara memiliki kemerdekaan dan kedaulatan serta bebas untuk bergabung

atau menolak menyatu dalam aliansi yang dipacu untuk memaksimalkan

kepentingan nasionalnya. Balance of power bukan merupakan cerminan dari

konsep kepentingan umum yang abstrak seperti perdamaian, karena dapat juga

(24)

bisa memenuhi kepentingan nasional sebuah negara secara tunggal, tetapi

tergantung pada faktor waktu, tempat, dan situasi. Balance of power tidak

memiliki pranata pengatur yang memandu pelaksanaannya, sehingga seluruh

negara terpaut dalam perimbangan biasanya ditandai dengan perubahan atau

pergantian anggota di dalam aliansi atau blok, ikatan aliansi atau blok yang

tidak relatif tidak lama, serta memiliki tujuan yang terbatas, gejala yang

menunjukkan adanya tujuan yang terbatas didalam persekutuan serta kehendak

untuk mempertahankan kelangsungan eksistensi masing – masing negara

anggota yang tergabung di dalam aliansi. Balance of power yang sederhana

atau lazim dikenal dengan sistem perimbangan kekuatan.18

Kepentingan nasional juga merupakan strategi atau rencana tindakan

yang dibentuk oleh pembuat keputusan suatu negara dalam menghadapi

negara lain atau unit politik internasional lainnya, dan di kendalikan untuk

mencapai tujuan nasional spesifik yang dituangkan dalam terminology

kepentingan nasional. Politik luar negeri yang spesifik dilaksanakan oleh

sebuah negara sebagai sebuah inisiatif atau sebagai reaksi terhadap inisiatif

yang dilakukan oleh negara lain. Politik luar negeri mencakup proses dinamis

dari penerapan pemaknaan kepentingan nasional yang relative tetap terhadap

faktor situasional yang sangat fluktuatif di lingkungan internasional dengan

maksud untuk mengembangkan suatu cara tindakan yang diikuti oleh upaya

(25)

untuk mencapai pelaksanaan diplomasi sesuai dengan panduan kebijaksanaan

yang telah di tetapkan.19

Langkah utama dalam proses pembuatan kebijaksanaan politik luar

negeri mencakup :

1. Menjabarkan pertimbangan kepentingan nasional ke dalam

bentuk tujuan dan sasaran yang spesifik.

2. Menetapkan faktor situsional di lingkungan domestic dan

internasional yang berkaitan dengan tujuan kebijaksanaan luar

negeri.

3. Menganalis kapabilititas nasional untuk mengjangkau hasil

yang dikehendaki.

4. Mengembangkan perencanaan atau strategi untuk memakai

kapabilitas nasional dalam menanggulangi variabel tertentu

sehingga mencapai tujuan yang ditetapkan. 5. Melaksanakan tindakan yang diperlukan.

6. Secara periodik meninjau dan melakukan evaluasi

perkembangan yang telah berlangsung dalam menjangkau

tujuan atau hasil yang dikehendaki.20

Politik luar negeri tidak dapat di pisahkan dari kebijaksanaan dalam

negeri, memiliki peran utama dalam proses pembuatan keputusan nasional

pada kebanyakan negara di Dunia. Negara yang lebih besar mencurahkan

19 Umar Suryadi Bakry, Pengantar Hubungan Internasional , Jakarta : Jayabaya Universitas Press, 1999, hal. 125

(26)

upaya dan sumber daya yang lebih besar untuk mengembangkan serta

menyelenggarakan politik luar negeri dibanding dengan negara menengah atau

negara kecil. Meski kerap politik luar negeri diartikan sebagai kegiatan yang

mencakup seluruh program luar negeri secara lebih tepat untuk

menggambarkan suatu tunggal serta tindakan suatu negara dalam

mengjangkau tujuan nasional yang terbatas, oleh karena itu negara harus

menjalankan kebijaksanaan, mengindentifikasi sekian banyak sasaran,

merencanakan berbagai bentuk strategi, mengevaluasi berbagai kapabilitas

yang beragam, serta memprakarsai dan mengevaluasi berbagai keputusan dan

tindakan yang spesifik. Dengan demikian koordinasi harus dipelajari di antara

berbagai kebijaksanaan nasional sehingga seluruh rencana dan tindakan dapat

berlangsung di dalam kerangka panduan kepentingan nasional yang luas.21

Dalam kaitan dengan hubungan internasional, kebijaksanaan dan

strategi politik Indonesia adalah merupakan suatu sistem yang menjadi

landasan resmi berlakunya politik luar negeri di Indonesia. Polugri Indonesia

telah mengalami pasang surut dan yang mempunyai visi serta proaktif

terhadap gejala dan fenomena yang berkembang guna menghadapi dan

berperan dalam era globalisasi sebagai akibat dari perkembangan Iptek.

Diplomasi RI sebagai bagian dari sarana pelaksanaan Polugri Indonesia yang

dimantapkan mutu SDM dan kemampuan dalam menghadapi era yang

berubah dengan cepat guna memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia

(27)

Politik luar negeri tidak terlepas dari berbagai perkembangan keadaan

nasional maupun internasional, bahkan politik luar negeri merupakan

cerminan dari kebijakan dalam negeri yang diambil oleh pemerintah dalam

suatu Negara. Terdapat sedikitnya empat variabel yang menjadi bahan

pertimbangan dalam pemilihan strategi politik luar negeri, diantaranya :

1. Struktur sistem internasional yaitu suatu kondisi yang didalamnya

terdapat pola – pola dominasi, subordinasi dan kepemimpinan.

Struktur sistem internasional menyebabkan beberapa pembatasan

terhadap kebebasan bertindak unit politik.

2. Strategi umum politik luar negeri berkaitan erat dengan sifat

kebutuhan nasional ekonomi dan sikap domestik.

3. Perspepsi dan elit pemerintahan terhadap tingkat ancaman

eksternal.

4. Lokasi geografis, karakteristik topografi dan kandungan sumber

alam yang dimiliki oleh Negara.22

Politik luar negeri adalah politik untuk mencapai tujuan nasional

dengan menggunakan segala kekuasaan dan kemampuan yang ada. Politik

luar negri RI pada hakekatnya merupakan kebijaksanaan yang perlu di ambil

oleh pemerintah RI dalam menjaga hubungan dengan negara – negara lain dan

organisasi Internasional di berbagai aspek kehidupan Internasional dalam

upaya mencapai tujuan nasional.

(28)

Kepentingan nasional merupakan keseluruhan nilai yang hendak

diperjuangkan atau dipertahankan dalam forum Internasional. Oleh sebab itu

dikatakan bahwa kepentingan nasional merupaka kunci dalam politik luar

negeri. Oleh sebab itu dikatakan bahwa kepentingan nasional merupakan

kunci dalam suatu pemerintahan khususnya pada pemerintahan SBY – JK,

dalam catatan harian SBY tertulis bahwa ‘Politics Among Nations ‘ SBY

mengatakan bahwa factor terpenting dalam politik internasional adalah

kekuatan. Teori ini (power ) akan terus berkembang dan akan selalu menjadi

praktisi di dunia diplomasi khususnya dalam hubungan internasional dan

konsep yang lebih penting dari power adalah pengaruh dan kewibawaan.23

Harapan rakyat Indonesia terhadap Pemerintah SBY sangat besar, bahkan

cenderung terlalu besar.

Namun sebenarnya harapan dunia Internasional terhadap Indonesia di

bawah Presiden SBY juga sangat tinggi, dan hal ini menjadi political kapital

ketika berada di luar negeri.Negara – Negara di dunia berkembang yang

merosot atau bahkan ambruk karena tidak sanggup menanggung beban dan

keamanan politik, ekonomi, sosial. Pelaksanaan politik luar negeri dilakukan

oleh aparat pemerintah. Oleh karena itu, aparat pemerintah mempunyai

pengaruh terhadap politik yang lebih dikenal sebagai pressure groups juga

turut mempengaruhi politik luar negeri suatu Negara. Perumusan politik luar

negeri dilakukan berdasarkan visi dan strategi yang terorganisir dengan baik.

(29)

Kebijakan luar negeri bukan sesuatu yang terpikirkan dalam waktu singkat.

Persoalan – persoalan tersebut harus diidentifikasi dan di atur dalam skala

prioritas tertentu. Kebijakan – kebijakan yang akan diambil, harus

mempertimbangkan dampak yang akan muncul baik secara langsung maupun

tidak langsung.

Keberhasilan juga harus diselidiki dengan mendekati pihak – pihak

lain yang memiliki pengaruh dalam pelaksanaan politik luar negeri. Serta

mempertimbangkan keuntungan dan kerugian yang akan di peroleh jika

kebijakan yang diterapkan. Tujuan Politik Luar Negri adalah untuk

mewujudkan kepentingan nasional. Tujuan tersebut memuat gambaran atas

keadaan Negara di masa mendatang dari kondisi masa depan yang di

harapkan. Pemerintah Negara menetapkan berbagai sarana yang di usahakan

untuk dicapai dengan melakukan berbagai tindakan yang menujukkan adanya

kebutuhan , keinginan, dan tujuan. Politik luar Negeri Indonesia juga tidak

terlepas dari pengaruh berbagai faktor antara lain posisi geografis Indonesia

yang terletak pada posisi silang antara dua benua dan dua samudera, potensi

sumber daya alam yang di miliki oleh Indonesia, faktor demografi atau

penduduk di Indonesia, serta berbagai perkembangan kondisi nasional maupun

internasional.24 Politik Luar Negeri Indonesia adalah politik luar negeri bebas

aktif yang ditujukan untuk kepentingan nasional terutama untuk tercapainya

(30)

perkembangan nasional serta ikut menciptakan perdamaian dunia yang abadi

dan adil.25

Politik luar negeri bebas aktif telah dijalankan sejak Negara Kesatuan

Republik Indonesia didirikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Dimana arti kata

tersebut bukan menjadikan Indonesia bersikap netral terhadap suatu

permasalahan melainkan suatu politik luar negeri yang dapat dengan bebas

menentukan sikap dan kebijaksanaan terhadap permasalahan yang terjadi

dalam dunia internasional, serta tidak mengikatkan diri hanya pada suatu

kekuatan dunia. Sedangkan aktif berarti bahwa Indonesia akan turut serta

memberikan kontribusi baik dalam bentuk pemikiran maupun keikutsertaan

Indonesia secara langsung dalam menyelesaikan berbagai konflik, serngketa

dan permasalahan internasional lainnya.

Politik luar negeri berperan dalam membangun dan mempertahankan

eksistensi Republik Indonesia sejak tahun 1945 hingga sekarang. Sebagai

komponen didalam Negara, politik luar negeri merupakan bagian yang tidak

terpisahkan sekaligus melemgakapi kehidupan kehidupan perpolitikan dalam

negeri. Dimana kekuatan politik luar negeri sangat menentukan oleh kekuatan

politik dalam negeri itu sendiri. Sehingga jika keadaan dalam negeri tidak

kondusif maka daya tawar yang di miliki oleh negara dalam berdiplomasi

dengan negara lain juga akan berkurang. Hal tersebut juga harus dialami oleh

Politik Luar Negri Indonesia yang mana sejak tahun 1945 sampai tahun 1990

(31)

– an tampak begitu cemerlang tetapi kemudian terpuruk menyusul krisis

ekonomi yang diikuti dengan tumbangnya rezim Orde Baru.Para diplomat

Indonesia poada saat ini harus berusaha lebih keras dalam membangun

kembali daya tawar Indonesia dalam berhubungan dengan negara lain.

Dalam konteks yang lebih luas, Rencana Pembangunan Jangka

menengah tahun 2004 – 2009 terdiri tiga program utama kebijaksanaan luar

negeri yang harus di lakukan yaitu:

1 . Pemantapan politik luar negeri dan optimalisasi diplomasi

Indonesia dalam penyelenggaraan hubungan luar negeri dan

pelaksanaan politik luar negeri. Tujuannya adalah meningkatkan

kapasitas dan kinerja politik luar negeri dan diplomasi dalam

memberikan kontribusi bagi proses demokrasi, stabilitas politik dan

persatuan nasional. Langkah ini sejalan dengan pidato Bung Hatta pada

tanggal 15 desember 1945 yang mengatakan bahwa politik luar negeri

yang di lakukan oleh pemerintah mestilah sejalan dengan politik luar

negeri harus mendapatkan dukungan penuh dari seluruh rakyat

Indonesia dan bahwa bangsa Indonesia harus secara aktif ikut mencari

jalan keluar dalam menghadapi pertentangan apapun yang terjadi

dalam dunia Internasional.

2. Peningkatan kerjasama Internasional terutama kerjasama ASEAN

dan negara – negara yang memiliki kepentingan yang sejalan dengan

(32)

3. Penegasan komitmen perdamaian dunia yang dilakukan dalam

rangka membangun dan membangun dan mengembangkan semangat

multilaterisme dalam memecahkan masalah keamanan internasional.26

Hubungan bilateral dalam hubungan internasional selalu berada dalam

dua konteks, yaitu kerjasama dan konflik. Kedua konteks hubungan

internasional ini berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan dinamika

hubungan internasional itu sendiri. Hubungan bilateral yang dilakukan oleh

Malaysia – Indonesia sejak 1973 merupakan konteks kerjasama yang semakin

membaik dan membuat hubungan keduanya menjadi lebih erat. Konsep

Hubungan Bilateral menurut Didi Krisna dalam kamus politik

internasionalnya mengatakan Hubungan bilateral adalah keadaan yang

menggambarkan Adanya hubungan yang saling mempengaruhi atau terjadi

hubungan timbal balik antara dua pihak atau dua negara.27

Hubungan bilateral yang terjalin dengan baik tak lepas dari adanya

kepentingan nasional dari kedua negara tersebut yang berusaha dicapai dalam

hubungan kerjasama diantara keduanya. Hans J. Morgenthau menyampaikan

pandangan tentang konsep kepentingan nasional sebagai berikut: “The

concept of the national interest, then, contains two elements, one that is

logically required and in that sense necessary, and one that is variable and

determined by circumstances.28Konsep kepentingan nasional, maka,

26 Adakah politik Luar Negri Indonesia, www.kompas.com , diakses tgl 12 july 2011 27 Didi Krisna, Kamus Politik Internasional, Jakarta: Grasindo1 933 hal. 18

28 Hans J. Morgenthau, “Another “Great Debate”: The National Interest of the United States,

(33)

mengandung dua elemen, salah satu yang logis yang diperlukan dan dalam arti

yang diperlukan, dan satu yang variabel dan ditentukan oleh keadaan.

Dengan demikian konsep kepentingan nasional menurut Morgenthau

pada dasarnya terdiri dari dua elemen, yang pertama didasarkan pada

pemenuhan kebutuhan sendiri dan yang kedua mempertimbangkan berbagai

kondisi lingkungan strategis disekitarnya. Dalam rangka pemenuhan

kebutuhan itu sendiri dimana setiap kerjasama atau hubungan yang dilakukan

oleh dua negara atau lebih dalam kerjasama tersebut pasti mengutamakan

kepentingan nasional yang ingin dicapai oleh Malaysia dan Indonesia.Dimana

Kepentingan nasional sebuah negara dapat berubah mengikuti pada tingkat

prioritas atau agenda ideologis pemimpin ataupun pemerintahan negara

tersebut

B. Hubungan Bilateral dan Hukum Internasional

Hubungan bilateral adalah sebuah perjanjian antara kedua negara

dengan mementingkn kerjasama kedua belah pihak dengan mengupayakan

Hubungan bilateral sebagai suatu konsep dalam hubungan internasional

memiliki makna yang lebih kompleks dan lebih beragam serta mengandung

sejumlah pengertian yang berkaitan dengan dinamika hubungan internasional

itu sendiri. Konsep hubungan bilateral ini digunakan untuk memperkokoh

kerjasama antara dua negara dengan menggunakan pengaruhnya sehingga

(34)

menggambarkan adanya hubungan yang saling mempengaruhi atau terjadinya

hubungan timbal balik antara dua pihak atau dua negara.29

Dalam beberapa tahun terakhir Pemerintah Indonesia terlihat aktif

dalam percaturan internasional. Dalam masa paruh pertama itu, pemerintah

Indonesia yang silih berganti dalam waktu relative singkat sejak dari presiden

Habibie, presiden Abdurrahman Wahid, dan presiden Megawati

Soekarnoputri terlihat tidak terlalu memberikan prioritas pada peningkatan

kembali dan revitalisasi postur Indonesia dalam kancah internasional.

Keberhasilan duet kepemimpinan nasional berikutnya, Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mewujudkan

perdamaian di Aceh pada tahun 2005 dengan memberikan leverage cukup

besar bagi Indonesia untuk kembali memainkan peranan penting dalam

percaturan internasional, khususnya dalam upaya menciptakan dunia yang

lebih aman dan damai Tidak heran kalau kemudian berbagai pihak

internasional, baik secara resmi maupun tidak meminta bantuan Indonesia

untuk menyelesaikan konflik yang mereka hadapi, mulai dari konflik di

Thailand Selatan, Filipina Selatan, dan Srilanka. Bahkan, Presiden

Yudhoyono pernah mengundang fraksi - fraksi yang bertikai di Irak dan

Palestina untuk duduk bersama membicarakan perdamaian di antara mereka.

Tetapi setidaknya, dengan upaya-upaya itu Indonesia kembali

berusaha memainkan peran penting dalam percaturan internasional. Sebagai

(35)

negara terbesar di kawasan Asia Tenggara, yang pernah memainkan peran

penting dalam kancah internasional, sudah sepatutnya meninggalkan postur

yang pernah saya sebut sebagai the sleeping giant Asia Tenggara pada paruh

pertama dasawarsa pasca-Soeharto. Bersama sejumlah program lain pada

tingkat internasional yang melibatkan inisiatif Indonesia seperti ASEM

Interfaith Dialogue, ASEM Media Dialogue, dan seterusnya, Indonesia

meningkatkan peran dan posturnya dengan pendekatan soft-power diplomacy,

diplomasi melalui dialog, persuasi, pertukaran gagasan, dan

best-practices.Soft-power diplomacy tentu saja merupakan alternatif terbaik

daripada pendekatan hard-power yang melibatkan penggunaan ancaman,

boikot, dan bahkan kekuatan militer seperti tidak jarang kita saksikan dalam

masa pasca-peristiwa 11 September 2001 di Amerika Serikat . 30

Hubungan antar suatu negara terhadap negara lain merupakan bukti

bahwa setiap negara tidak dapat hidup sendiri untuk dapat memenuhi

kebutuhan dan mencapai tujuan negara tersebut terlebih lagi perkembangan

dunia yang semakin modern dan kompleks. Sehingga masing – masing negara

semakin terpacu untuk lebih meningkatkan hubungannya dengan negara lain.

Hubungan bilateral antar negara merupakan bagian dari fenomena hubungan

internasional yang di sertai oleh kompleksitas interaksi dan heterogenitas

subyek interaksi tersebut, negara masih tetap merupakan actor penting dalam

(36)

hubungan antar negara dan merupakan sumber motivasi utama dari berbagai

hubungan internasional yang bersifat non governmental.31

Hubungan bilateral yang dilakukan dimaksudkan sebagai wujud

pergaulan masyarakat Internasional yang tidak lain di tujukan untuk

memenuhi kepentingan nasional kedua negara yang disesuaikan dengan

perkembangan situasi Internasional yang berlaku. Sama halnya dengan

pernyataan Kusumohamidjojo bahwa :

Dalam forum Internasional terbukti bahwa dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan nasionalnya masing – masing negara tidak dapat menghindarkan diri dari interdepensi, tidak hanya memaksakan negara untuk bekerjasama, tetapi juga membawa kemungkinan berkompetensi.32

Hubungan bilateral yang dilakukan di maksudkan sebagai wujud dari

pengabdian terhadap masyarakat internasional yang tidak lain di tujukan untuk

memenuhi kepentingan nasional kedua negara yang disesuaikan dengan

perkembangan situasi internasional yang berlaku. Dalam konteks bilateral,

Indonesia berupaya untuk memantapkan dan meningkatkan hubungan bilateral

dengan negara – negara tetangga dengan terus mempelajari hubungan bilateral

dengan negara – negara yang dinilai berpotensi membantu upaya pencapaian

kepentingan nasional dalam pelaksanaan dan praktek diplomasi khususnya

dalam peranan TKW yang berada di Malaysia. Indonesia akan berupaya

menjaga keharmonisan khususnya dalam politik yang berbatasan langsung

dengan di dasarkan pada prinsip kesejahteraan dan saling menghormati.

(37)

Hubungan bilateral antar negara merupakan aspek penting dalam

kerangka imigrasi Internasional. Persoalan ini secara umum memiliki kaitan

yang erat dengan berbagai aspek ketenagakerjaan, baik dalam kapasitasnya

sebagai negara pengirim maupun sebagai negara penerima. Faktor yang

mempengaruhi arus migrasi intenasional dalam hubungan bilateral suatu

negara ialah adanya keharmonisan hubungan politik kedua negara. Karena

semakin harmonisnya hubungan politik kedua negara. Karena semakin

harmonisnya hubungan politik kedua negara maka akan semakin terbuka

peluang terjadinya pertukaran pekerja dalam jumlah yang relative besar.

Kedua negara tersebut dapat saling melengkapi kekurangan masing – masing

terutama dalam memenuhi kebutuhan pembangunan nasionalnya. Sementara

itu, pertumbuhan ekonomi juga merupakan aspek yang penting dalam

terjadinya migrasi internasional. Ketimpangan pertumbuhan ekonomi akan

berpengaruh pada tingkat kesejahteraan rakyat. Kenyataan bahwa adanya

perbedaan tingkat upah dan kesempatan kerja yang sangat variatif merupakan

aspek yang patut diwaspadai sebagai pemicu berkembangnya migarasi

internasional yang tidak terkendali.33

Indonesia sampai tahun 2007 ini telah menjalani hubungan bilateral

dengan Malaysia selama 50 tahun. Indonesia dan Malaysia telah banyak

melakukan kerjasama dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, politik, sosial

budaya, pendidikan. Terutama dalam bidang ketenagakerjaan, Indonesia telah

(38)

kerja ini terus berlanjut, di karenakan kesempatan kerja di Indonesia tidak

mencukupi seluruh angkatan kerja. Dan merupakan salah satu upaya untuk

mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.34

Selain itu, pemerintah Indonesia yang lebih bersifat terbuka terhadap

pendayagunaan tenaga kerja asing di negaranya tentunya memiliki

kepentingan tertentu . Yaitu demi menunjang kepentingan nasionalnya, karena

dengan keberadaan tenaga kerja asing yang cukup membantu dalam

menjalankan proses produksi untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakatnya. Hubungan Internasional antara Indonesia dengan Malaysia

dapat berlangsung cukup lama terutama dalam bidang ketenagakerjaan di

karenakan adanya interdepensi antar kedua negara. Dalam hal ini kedua

negara masing – masing mendapatkan keuntungan, khususnya Indonesia

mendapat salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan kerja warga negaranya,

sedangkan Malaysia turut menjaga agar roda perekonomian dalam negeri tetap

berputar. Dalam menjaga hubungan bilateral agar roda perekonomiaan dalam

negeri tetap berputar. Dalam menjaga hubungan bilateral agar tetap

berlangsung di butuhkan peranan diplomat sebagai perwakilan diplomatik RI

di Malaysia dengan memulihkan citra Indonesia di negara penerima.

34 Tentang KBRI Kuala Lumpur, www.kbrikualalumpur.org/web/index www.kbrikualalumpur.org/web/index.php?

(39)

Indonesia sampai tahun 2007 ini telah menjalani telah hubungan

bilateral dengan Malaysia selama 50 tahun. Indonesia dan Malaysia telah

banyak melakukan kerjasama dalam berbagai bidang, seperti Ekonomi,

Politik, Sosial budaya, pendidikan. Terutama dalam bidang ketenagakerjaan,

Indonesia telah banyak mengirim tenaga kerjanya ke Negara Malaysia.

Pengirim Tenaga Kerja Indonesia terus berlanjut, dikarenakan kesempatan

kerja di Indonesia tidak mencukupi seluruh angkatan kerja dan merupakan

salah satu upaya untuk mengurangi tingkat penggungguran di Indonesia.

Kebutuhan bagi rakyat Indonesia adalah terpenuhinya kesempatan

kerja seperti yang di tuangkan dalam pasal 38 ayat 2 UU No. 39 tahun 1999

tentang Hak Asasi Manusia bahwa setiap orang berhak dengan bebas memilih

pekerjaan yang disukainya dan berhak pula atas syarat – syarat

ketenagakerjaan yang adil.35

Reparasi adalah konsekuensi dari tanggung gugat subjek hukum yang

perbuatannya menimbulkan kerugian, dalam perspektif hukum internasional

reparasi berkenaan dengan tanggung gugat atas kerugian yang ditimbulkan

oleh perbuatan melanggar hukum Internasional yang dilakukan subjek hukum

internasional. Menurut kewajiban reparasi adalah kewajiban pengganti yaitu

kewajiban yang timbul ketika suatu negara gagal memenuhi kewajiban

primernya. Kewajiban melakukan reparasi adalah pengganti atas kewajiban

primer yang dilanggar, subjek hukum yang sama – sama terikat oleh

(40)

kewajiban hukum internasional tentang HAM terdiri atas dua yaitu

conventional dan customary Internasional.36 Negara adalah subjek hukum

paling utama dalam hubungan Internasional dan sekaligus subjek hukum yang

memperoleh atribut kedaulatan berdasarkan hukum internasional. Seluruh

negara menikmati kesetaraan kedaulatan. Isu hukum mendasar tentang

hubungan antara tanggung gugat internasional dan kedaulatan negara adalah

prinsip tanggung gugat internasional dalam hubungan Internasional namun

tidak berarti dengan kedaulatannya negara terbebas dari tanggung gugat

Internasional, prinsip tanggung gugat internasional justru sama sekali tidak

berpasangan dengan prinsip kedaulatan negara karena sejalan dengan tendensi

fungsional negara tentang perlunya ketertiban dalam masyarakat

internasional.37 Hingorani menyatakan dalam hukum Internasional yaitu:

Demi semata – mata kepentingan ketertiban dunia, negara bertanggung gugat untuk tindakan atau pendiaman yang dilakukannya. Tidak satu negara pun yang dapat menikmati hak – haknya tanpa mengakui dan menghormati hak – hak negara lain. 38

Oleh karena itu, tidak ada negara yang berdaulat mutlak pada saat

sekarang. Negara telah melakukan banyak pembatasan dalam dirinya sendiri.

Status kedaulatan negara sekarang hanyalah prasyarat untuk dapat menjadi

anggota masyarakat Internasional. Secara kedaulatan negara dibatasi oleh

36 Kurnia Slamet Titon, , Reparas Terhadap Korban Pelanggaran HAM di IND. , Bandung: Citra Aditya Bakti , 2005 , hal .175.

37 Ibid .

(41)

hukum internasional, yaitu kewajibannya untuk melaksanakan dan

menghormati kewajiban internasional dan hak – hak negara lain dengan itikad

baik, kedaulatan negara dibatasi oleh kewajibannya untuk menghormati dan

melindungi HAM rakyatnya. Kewajiban yang terakhir ini adalah hukum

nasional dan sekaligus hukum internasional dan sekaligus hukum

internasional. Hukum internasional tentang HAM didasarkan pada konsep

bahwa setiap negara mempunyai satu kewajiban untuk menghormati HAM

rakyat atau warga negaranya, dan negara lain serta masyarakat internasional

mempunyai hak, dan tanggung jawab, untuk memprotes jika kewajiban ini

tidak dilaksanakan.39

Dalam praktek, menetukan ruang lingkup kewajiban HAM customary

internasional law lebih sukar dibandingkan kewajibn HAM conventional

internasional law. Kewajiban conventional law secara eksplisit tertuang dalam

suatu dokumen yuridis yang memberikan legal standing kepada sesame

Negara Pihak dalam rangka pelaksanaan kewajiban konvensional secara

timbal balik termasuk memberikan reaksi atas pelanggarannya. Sementara

dalam customary internasional law, yang harus dilakukan ialah

mengidentifikasi eksistensi prinsip kewajiban sehubungan dengan kewajiban

internasional negara untuk melindungi HAM yang menjadi kepentingan

hukum Internasional negara – negara yang diasumsikan sama – sama terikat

oleh kewajiban ini.40

(42)

Putusan dalam pengipretrasi terbagi dalam 3 pengertian yaitu :

a. Hukum internasional, the internasional Court of Justice mengakui,

terdiri dari 2 yaitu jenis kewajiban : kewajiban internasional negara

terhadap masyarakat internasional keseluruhan dan kewajiban

internasional timbal balik antarnegara.

b. Kewajiban internasional untuk menghormati HAM, menurut the

Internasional Court of Justice, termasuk dalam kewajiban prinsip dan

hukum dalam hak asasi manusia.

c. Terlepas dari apakah putusannya nanti, the Internasional Court of

Justice mengakui legal standing setiap negara untuk mengajukan klaim

kepada negara lain yang melakukan pelnggaran kewajiban , inheren

kewajiban hukum internasional tentang HAM, untuk melakukan

reparasi.41

Berdasarkan hukum internasional tentang HAM , legal interest suatu

negara tidak identik dengan kerugian yang dialami langsung oleh suatu negara

yang akan memposisikan dirinya sebagai penggunggat. Pengertian ini

mengacu pada prinsip kewajiban erga omnes. Hukun internasional tentang

HAM mengesampingkan unsur kerugian dalam rangka tanggung gugat

internasional negara atas pelanggaran HAM karena HAM adalah hak yang

dilindungi hukum internasional. Kepentingan hukum masyarakat internasional

timbul seketika pada saat hak yang dilindungi hukum internasional dilangggar

oleh suatu negara. Dalam konteks ini, pendekatan yang dianut oleh Charter of

(43)

the United Nations pasal 55 dan pasal 56 sangat jelas dengan prinsip

kewajiban – kewajiban Charter, khususnya di bidang HAM, Charter

khususnya dibidang HAM, mempunyai kewajiban Internasional, termasuk di

bidang HAM khususnya negara di dunia yang menjadi anggota PBB. Hukum

Internasional tentang HAM memperoleh sumberny dari 2 (dua) ketentuan

yang meletakkan landasan konseptual bagi pengembangan substantive human

rights law dan menjadikan masalah HAM menjadi internasional concern.42

C . Ham Dan Tenaga Kerja Wanita

A. Hak Asasi dan Tenaga Kerja Wanita

Bagian dari demokrasi Indonesia adalah hak asasi manusia yang harus

dijunjumg tinggi, perlindungan terhadap individu dari putusan yang

mengurangi kehidupan, kebebasan, serta kesetaraan perlindungan hukum yang

dikenakan oleh pemerintah, atau individu maupun kelompok. Jaminan hukum

yang tercantum di dalam konstitusi nasional dilengkapi dengan perlindungan

internasional yang diperoleh melalui tindakan organisasi internasional. Banyak

negara juga menghormati hak jaminan ekonomi dan sosial individu, seperti

hak untuk memperoleh pekerjaan, hak untuk memperoleh biaya pengobatan,

untuk berlibur yang semuanya memiliki nilai penting setara dengan konsep

hak politik yang lebih tua keberadaannya.43

(44)

Dewasa ini TKW merupakan masalah yang cukup memprihatinkan

sejalan dengan pergeseran paradigm pembangunan, keamanan dan kestabilan

khususnya human security terhadap para TKW kesetaraan dan keadilan gender

adalah suatu bentuk dari kesetaraan antara hak – hak perempuan dan laki –

laki untuk memperoleh kesempatan dan hak – hak sebagai manusia dan

berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial , budaya, dan keamanan

nasional dan kesamaan dalam pembangunan, sedangkan keadilan gender

adalah suatu proses untuk menjadi adil terhadap laki – laki dan perempuan .44

Peningkatan jumlah pekerjaan yang tersedia bagi imigrant dipandang

lebih cocok untuk dilakukan oleh perempuan, hal inilah yang menjadi tren

global presentase perempuan yang ingin pergi menjadi TKW khususnya di

Malaysia terus meningkat tetapi semakin rentan mendapatkan masalah

khususnya TKW yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga yang berada

dalam posisi paling rentan karena mereka bekerja di rumah – rumah pribadi

yang otoritas di bawah pengawasan pemerintahan dan tidak melakukan

pengawasan yang memadai. Alasan inilah yang menyebabkan timbulnya

persoalan antara Indonesia dan Malaysia khususnya pada masa pemerintahan

SBY – JK.45

Khusus TKW di Malaysia, diplomasi perlindungan TKW yang ideal

nampaknya masih memerlukan perjuangan yang panjang. Namun demikian,

44 Ni luh Arjani, Kesetaraan Dan Keadilan Gender (KKG )Dan Tantangan global , Jurnal Ekonomi Dan Sosial,vol 1/no.4, 2007, hal 114.

(45)

bukan berarti permasalahan TKW tidak dapat diselesaikan. Diplomasi

habis-habisan dalam upaya perlindungan TKW perlu dicanangkan secara serentak

dan tidak hanya oleh diplomat yang ditugaskan di Malaysia, tetapi juga oleh

seluruh pemangku kepentingan di Indonesia.

Hukum Internasional juga telah mengatasi persoalan – persoalan apa

yang harus dilakukan apabila terjadi persoalan semena – semena terhadap hak

asasi manusia oelh pemerintah didalam wilayah hukumnya, justifikasi –

justifikasi bagi campur tangan pemerintahan oleh negara – negara lain

khususnya Malaysia yang secara tak tererelakkan melakukan pelanggaran –

pelanggaran terhadap hak – hak asasi manusia yang pada prinsip nya harus di

tangani dari dalam melalui hukum domestik dan bahkan melalui tata hukum

Internasional.46

Adapun kejahatan – kejahatan yang dilakukan oleh para tenaga kerja

wanita di Malaysia meliputi pembunuhan, pembantain, perbudakan, deportase

dan lain – lain yang termasuk dalam tindak pidana dalam hukum pidana

internasional yang merupakan lembaga peradilan tempat ternjadinya kasus –

kasus kekerasan yang dialami oleh para TKW di Malaysia, meskipun telah

terbentuk ratifikasi atas konvensi – konvensi hak asasi yang masih tetap sangat

kurang yang tertuang dalam piagam declaration of human rights yang di

resmikan oleh PBB. Yang berisi sebagai berikut :

(46)

“Semua umat manusia dilahirkan merdeka dan sederajat dalam martabat dan hak asasi manusia. Mereka dianugerahi akal budi dan hati nurani serta semestinya bergaul satu sama lain dalam semangat persadauraan.”47

Dengan adanya Deklarasi Universal tentang Hak – Hak Asasi Manusia

yang tercantum di PBB sangat jelas memberikan tentang kebebasan selama

hidup di dunia, maka Negara harus memberikan rasa aman dari luar dan rasa

aman beserta semua impikasinya bagi realisasi nilai – nilai manusia di atas

nilai dasar untuk semata – mata bertahan hidup bagi anggota- anggota

masyarakat yang berada di dalamnya. Apabila kehidupan yang berada itu

membutuhkan perlindungan yang diberikan oleh negara, maka negara harus

membantu umat manusia untuk menyadari kebutuhan – kebutuhan dan

aspirasinya yang lebih lebih tinggi.

Tetapi tenaga kerja yang bekerja di Malaysia tidak mendapatkan

kebebasan seperti yang tertuang dalam deklarasi universal yang tertuang di

PBB, mereka justru tidak mendapatkan haknya sebagai warga negara asing

yang bekerja di luar negri semakin tinggi permintaan TKW yang ditawarkan

oleh Malaysia semakin tinggi pula kejahatan yang dilakukan oleh warga

negaranya terhadap TKW khususnya warga negara Indonesia yang sering

mendapatkan kekerasan. Maraknya pengiriman TKW melaui jalur nonresmi

mengakibatkan kurangnya perhatian yang dialami oleh para TKW karena

sangat sulit untuk ditangani oleh para pemerintah Indonesia maupun Malaysia,

mereka hanya diberikan shelter – shelter dalam KBRI atau Kedutaan Besar

(47)

Republik Indonesia yang berada di setiap wilayah di Malaysia. Kurangnya

sarana pendidikan dan jaminan hukum yang berlaku di Indonesia khususnya

KBRI yang sepenuhnya harus mengatur warga negara Indonesia khususnya.

Perbedaan antara pemerintahan Malaysia dan Indonesia sangat jelas

memberikan pandangan yang berbeda tentang mayoritas warga negara mereka

masing – masing khususnya Malaysia yang menganut paham Monarki yang

dimana asas kerajaan dan kesultanan mereka junjung tinggi, berbeda dengan

Indonesia yang tetap berpegang teguh terhadap demokrasi yang setiap warga

negara nya menjungjung tinggi hak asasi dan kewajiban warga negara dalam

bernegara dan berbangsa.Sementara beberapa warga Malaysia bersikap

angkuh terhadap orang Indonesia hanya karena hubungan kita dengan mereka

hanya sebatas majikan dan pembantu. Republik ini sesungguhnya sangat

progresif dan demokratis.48

Tidak berbeda dengan Malaysia, masyarakat Indonesia tidak sempurna,

sementara yang miskin kian terpuruk kemiskinannya. Namun, pertumbuhan

kelas menengah merubah struktur sosial masyarakat Indonesia. Jauh dari dari

kampung halaman, yang membuat makin peduli status sebagai warga negara

Malaysia. Dan yang membuat merasa bangga menjadi bagian dari sebuah

bangsa yang diberkati, Malaysia. Kemajuan yang kita raih selama 52 tahun,

bagai sebuah keajaiban. Meski pembentukan negara Malaysia sebelumnya

adalah sebuah keputusan yang terburu-buru dan tidak diinginkan. Alasan

Gambar

NoTabel 1Daerah Asal

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN METODE KATA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tidak seimbangnya antara pertumbuhan ketersediaan daging sapi dengan ketersediaan sapi bakalan mengakibatkan pertumbuhan populasi sapi domestik tidak mampu

The problems of the study are to describe the meaning of geisha and their roles to the Japanese culture, to describe the men’s perceptions toward women’s existence, and the last

Tubuh-tubuh bijih terdapat pada dan di sekitar dua tubuh-tubuh instrusi utama batuan beku yaitu monzodiorit Grasberg dan diorit Ertsberg dengan cebakan bijih tembaga

[r]

Penyajian materi di dalam aplikasi permainan yang mengenalkan tentang permainan tradisional panjat pinang telah berhasil dibuat dan berjalan sesuai dengan

Teknik observasi dilakukan dengan uji organoleptik (aroma, warna, rasa, kekenyalan,tingkat kesukaan) dan untuk mengetahui ketebalan dilakukan dengan uji RAL yang

Berdasarkan hasil pengolahan data maka diperoleh nilai t hitung untuk koefisien regresi variabel PDRB sektor perdagangan, hotel dan restoran (X) sebesar 7,63 dan nilai