• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPONEN KOMPONEN PENGEMBANGAN KURIKULUM (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KOMPONEN KOMPONEN PENGEMBANGAN KURIKULUM (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPONEN-KOMPONEN PENGEMBANGAN KURIKULUM

OLEH KELOMPOK 4

EKA SYAFITRI

DWISYA MARSELLI

EMMA YOSSI SEPTIANA

IIS SYAFRIYANTI

ZAHIRMA

ERIL

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, serta hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang komponen-komponen pengembangan kurikulum. Makalah ini dibuat untuk tugas kelompok manajemen kurikulum.

Dalam pembuatan penulisan makalah ini tidak akan selesai apabila tidak ada bantuan dari beberapa pihak, Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang berpartisipasi langsung maupun tidak langsung dari mulai pencarian, pembuatan sampai selesainya makalah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap makalah ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.

Akhirnya dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak atas segala bantuan dan dukungannya dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga apa yang telah diberikan mendapat balasan yang setimpal dari Allah swt. Amiin.

Padang, september 2014

(3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang sangat esensial dalam keseluruhan kegiatan pendidikan. Kurikulum untuk sebuah lembaga pendidikan tertentu pada umumnya sudah ada, artinya telah di susun sebelumnya oleh para perencana kurikulum. Tugas tenaga pendidik hanya sebagai melaksanakan, membina dan dalam batasan tertentu mengembangkan kurikulum tersebut. Menurut A. Herry dkk. (2003 : 1.14) pengembangan kurikulum merupakan tahap lanjutan dari pembinaan kurikulum, yaitu upaya meningkatkan dalam bentuk nilai tambah dari apa yang telah dilaksanakan sesuai kurikulum potensial.

Upaya ini dapat dilaksanakan apabila telah ada langkah penilaian dalam tahapan sebelumnya terhadap apa yang telah dilaksankan.dan pembinaan kurikulum yang sedapat mungkin diatasi, serta dicarikan upaya lain yang lebih baik sehingga di peroleh hasil yang optimal.

Pengertian tentang kurikulum mempunyai dampak pada pengembangan dan juga terhadap proses pendidikan sebagai implementasi kurikulum. Karena setiap istilah dalam kajian ilmiah selalu didasari oleh konsep dan teori tertentu. Konsep dan teori inilah sebenarnya yang membawa dampak terhadap perencanaan, pemngembangan maupun implementasi suatu kurikulum.

Kurikulum Indonesia mempunyai tujuan yang ideal, baik pendidikan nasional ataupun pendidikan islam mempunyai tujuan yang sama, yaitu menciptakan insane yang beriman dan bertakwa serta mempunyai pengetahuan intelektual dan keterampilan.

(4)

Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Suatu metode mengandung pengertian terlaksananya kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Metode dilaksanakan melalui prosedur tertentu. Keaktifan siswa belajar mendapat tekanan utama dibandingkan denfan keaktifan siswa bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswa. Karena itu, istilah metode yang lebih menekankan pada kegiatan guru, selanjutnya diganti dengan istilah strategi pembelajaran yang menekankan pada kegiatan siswa.

Metode atau strategi pembelajaran menempati fungsi yang penting dalam kurikulum, karena memuat tugas-tugas yang perlu dikerjakan oleh siswa dan guru. Karena itu, penyusunannya hendaknya berdasarkan analisa tugas yang mengacu pada tujuan kurikulum dan berdasarkan perilaku awal siswa. Dalam hubungan ini ada tiga alternative pendekatan yang dapat digunakan, yakni:

1. Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran, di mana materi pembelajaran terutama bersumber dari mata ajaran. Penyampaiannya dilakukan melalui komunikasi antara guru dan siswa. Guru sebagai penyampai pesan atau komunikator. Siswa sebagai penerima pesan. 2. Pendekatan yang berpusat pada siswa. Pembelajaran dilaksanakan

(5)

B. Komponen Kurikulum

Ralph W. Tyler (dalam A. Herry dkk. 2003 : 1.14) menyajikan empat langkah pengembangan dalam bentuk pertanyaan yang mendasar yang harus dijawab, baik dalam mengembangkan suatu kurikulum maupun pembelajaran. Adapun pertanyaan tersebut adalah :

1. What education purpose should the school seek to attain?

2. What education experiences can be provided that are likely to attain these purpose?

3. How can these education experiences be effectively organized?

4. How can we determine wether these purpose are being attained?

(6)

Gambar : Komponen - komponen Kurikulum

S. Nasution (dalam A. Herry dkk 2003 : 1.15) menggambarkan proses pengembangan kurikulum dimulai dari perumusan tujuan kurikulum, diikuti oleh penentuan atau pemilihan bahan ajar, proses belajar mengajar, dan alat penilaiannya. Proses tersebut digambarkan sebagai berikut:

Gambar : Proses pengembangan kurikulum

(7)

memahami keempat kompotenen kurikulum tersebut berikut adalah uraian dari keempat kompenen tersebut.

1. KOMPONEN TUJUAN

Ivor K. Davies (dalam A. Herry dkk 2003 : 1.16) mengemukakan bahwa tujuan dalam suatu kurikulum akan menggambarkan kualitas manusia yang diharapkan terbina dari suatu proses pendidikan.Dengan demikian tujuan memberikan suatu petunjuk mengenai arah perubahan yang di cita - citakan dari suatu kurikulum yang bersifat sesuatu yang final. Tujuan yang jelas akan memberikan petunjuk yang jelas pula terhadap pemilihan isi atau bahan ajar, strategi, media pembelajaran, dan evaluasi. Bahkan dalam model yang lain tujuan merupakan suatu dasar, arah dan patokan dalam menentukan komponen - komponen yang lainnya.

Adapun ahli kurikulum yang memandang tujuan adalah suatu proses namun kebanyakan para ahli memandang tujuan adalah suatu hasil atau product. Menurut Gagne dan Briggs (dalam A. Herry dkk 2003 : 1.17) menyatakan bahwa tujuan merupakan suatu kapasitas yang dapat dilakukan dalam waktu tidak lama setelah suatu kegiatan pendidikan berlangsung bukan merupakan apa yang dialami siswa selama proses pendidikan. Terlepas dari semua itu tujuan kurikulum harus disesuaikan dengan tujuan dan tuntutan kebutuhan masyarakat serta di dasari falsafah dan ideologi suatu negara.

(8)

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Sumber :

http://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/UU20-2003-Sisdiknas.pdf ). Tujuan umum tersebut dapat di capai dengan komponen tujuan di bawahnya yang berfungsi sebagai tujuan perantara. Tujuan tersebut membentuk suatu hirarki yang saling berkaitan dan mempengaruhi yang digambarkan sebagai berikut :

Gambar: Hirarki Tujuan Pendidikan

Pratt (dalam A. Herry dkk. 2003 : 1.19) mengemukakan tujuh kriteria yang harus dipenuhi dalam merumuskan tujuan kurikulum adalah seperti berikut:

 Tujuan kurikulum harus menunjukan hasil belajar yang spesifik

dan dapat diamati

 Tujuan harus konsisten dengan tujuan kurikulum, artinya, tujuan –

(9)

 Tujuan harus ditulis dengan tepat, bahasanya jelas sehingga dapat

memberikan gambaran yang jelas bagi para pelaksana kurikulum

 Tujuan harus memperlihatkan kelayakan, artinya bahwa tujuan itu

bukanlah suatu standar yang mutlak melainkan harus dapat disesuaikan dengan situasi

 Tujuan harus fungsional, artinya tujuan itu menunjukan nilai guna

bagi para peserta didik dan masyarakat

 Tujuan harus signifikan dalam arti bahwa tujuan itu dipilih

berdasarkan nilai yang diakui kepentingannya

 Tujuan harus tepat dan serasi, terutama harus dilihat dari

kepentingan dan kemampuan peserta didik termasuk latar belakang, minat, dan tingkat perkembangannya

2. KOMPONEN ISI / MATERI

Gambar : Buku Pegangan Siswa

Komponen kedua setelah tujuan adalah isi atau materi kurikulum. Saylor dan Alexander (dalam A. Herry dkk 2003 : 1.20) mengemukakan bahwa isi kurikulum itu meliputi fakta – fakta, observasi, data, persepsi, penginderaan, pemecahan masalah, yang berasal dari pemikiran manusia dan pengalaman yang diatur dan di organisasikan dalam bentuk gagasan, konsep, generalisasi, prinsip – prinsip dan pemecahan masalah. Keterampilan ini dibedakan menjadi dua katergori yaitu keterampilan fisik dan keterampilan intelektual.

(10)

sebagai kurikulum oleh sebab itu perlu diadakan pilihan – pilihan, maka hakikat dari kurikulum adalah matter of choices (Nasution, 1987). Untuk menentukan isi dari sebuah kurikulum perlu di tentuan kriteria tertentu untuk memilih mana bahan yang sangat esensial untuk bahan kurikulum.

Zais (dalam A. Herry dkk 2003: 1.21) menentukan empat kriteria dalam melakukan pemilihan isi / materi kurikulum, yaitu sebagai berikut :

 Isi kurikulum memiliki tingkat kebermaknaan yang tinggi

 Isi kurikulum bernilai guna bagi kehidupan

 Isi kurikulum sesuai minat siswa

 Isi kurikulum harus sesuai dengan perkembangan individu

Dalam mengkaji isi atau materi kurikulum ini, kita sering dihadapkan pada masalah scope dan sequence. Scope atau ruang lingkup isi kurikulum dimaksudkan untuk menyatakan keluasan dan kedalaman bahan, sedangan sequence menyangkut urusan isi kurikulum. Menurut S. Nasution (dalam A. Herry dkk 2013 : 1. 22) pengurutan bahan kurikulum tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

 Urutan secara kronologis, yaitu menurut terjadinya suatu peristiwa

 Urutan secara logis yang dilakukan menurut logika

 Urutan bahan dari sederhana menuju yang lebih kompleks

 Urutan bahan dari yang mudah menuju yang lebih sulit

(11)

 Urutan bahan berdasarkan psikologi unsur, yaitu dari bagian – bagian

kepada keseluruhan

 Urutan bahan berdasarkan psikologi gestalt, yaitu dari keseluruhan menuju

bagian – bagian.

3. KOMPONEN STRATEGI PEMBELAJARAN

Gambar : Kegiatan Belajar Mengajar

Strategi pembelajaran sangat penting dikaji dalam studi tentang kurikulum, baik secara makro maupun mikro. Strategi pembelajaran berkaitan dengan cara atau sistem penyampaian isi kurikulum dalam rangka penyampaian tujuan yang telah dirumuskan. Sujana (dalam A. Herry dkk 2003 : 1.23) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran pada hakikatnya adalah tindakan nyata dari guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan lebih efisien.

(12)

pendekatan yang berorientasi pada guru, dimana aktivitas guru dalam suatu proses pembelajaran lebih dominan dibandingkan siswa. Pendekatan kedua lebih berorientasi pada siswa yang merupakan kebalikan dari pendekatan pertama dimana aktivitas siswa lebih dominan dalam aktivitas pembelajaran. Sedangkan Massialas ( dalam A. Herry dkk. 2003 : 1.24) mengajukan dua pendekatan, yaitu pendekatan ekspositori dan pendekatan inkuiri.

Sementara itu, Sudjana ( dalam A. Herry dkk 2003 : 1.24) mengemukakan model CBSA yaitu model delikan (dengar - lihat - kerjakan), model pemecahan masalah, model induktif, model deduktif, dan model deduktif induktif. Apabila ditelaah lebih jauh hakikat dan isi dari setiap strategi/pendekatan/model yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat dikelompokan ke dalam dua kutub strategi yang ekstrem yaitu strategi berorientasi pada guru dan strategi yang berorientasi pada siswa.

4. KOMPONEN EVALUASI

Gambar : Kegiatan UN merupakan bagian dari evaluasi

(13)

dari kegiatan evaluasi ini dapat dijadikan sebagai umpan balik untuk mengadakan perbaikan dan penyempurnaan pengembangan komponen kurikulum.

Ralph W. Tyler (dalam A. Herry dkk 2003 : 1.25) mengemukakan bahwa proses evaluasi merupakan proses yang sangat esensial guna mengetahui apakah tujuan scara nyata telah terealisasikan. Sementara itu, Hilda Taba (dalam A. Herry dkk 2003 : 1.25) berpendapat bahwa secara prinsipil yang menjadi fokus dari evaluasi ini adalah tingkatan di mana siswa mencapai tujuan.

Perkembangan selanjutnya dari konsep evaluasi ini menurut Hasan ( dalan A. Herry dkk 2003 : 1.25) berpegang pada satu konsep dasar yaitu ada pertimbangan, dengan pertimbangan ini dituntukan nilai dari sesuatu yang sedang di evaluasikan. Konsep evaluasi kurikulum dapat dipandang secara luas yaitu mencakup evaluasi terhadap seluruh komponen dan kegiatan pendidikan tetapi dapat pula dibatasi scara sempit yang hanya ditekankan pada hasil - hasil atau perilaku yang dicapai siswa.

(14)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

(15)

Gambar

Gambar : Proses pengembangan kurikulum
Gambar : Kegiatan Belajar Mengajar

Referensi

Dokumen terkait

Budaya organisasi merupakan usaha untuk memperoleh rasa, perasaan, atmosfer, karakter atau citra dari sebuah organisasi, sehingga dapat dikatakan sebuah organisasi yang efektif

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal IV berada di kisaran 5,1% maka, pertumbuhan ekonomi keseluruhan pada 2017 akan

Perbandingan antara selai yang ditambah pektin kulit jeruk 0.5% dengan pektin kulit jeruk 1% menunjukkan bahwa penambahan pektin dan sukrosa berpengaruh nyata terhadap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sekitar 40 kinerja kriteria desain bangunan yang memiliki pengaruh dengan kenyamanan termal terdapat 24 faktor yang

Buatlah Array bentuk segitiga 3 baris 3 kolom, bentuk seperti dibawah ini dengan inputan berupa huruf (nama file :

[r]

Skripsi Implementasi Model Pembelajaran Direct Instruction Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN Lesanpuro III Kec Kedungkandang

6) Rencana Umum Tata Ruang (RTUR) Untuk dapat mengetahui dan menentukan formulasi kebijakan SATPOL PP Kabupaten Tabanan, maka tanggapan dan peran serta warga