• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akunt (8)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akunt (8)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

321

Abstra ct

Berdasarkan hasil tindaka n ya ng telah dilakukan sebanya k 3 siklus, dapa t disimpulka n:

1. Melalui penerapa n pembela jara n yang menera pka n strategi kognitif chunking dalam ma ta kulia h Dasa r -dasar akuntansi terbukti dapat meningkatkan a ktivitas belajar mahasiswa .

2. Melalui penerapa n pembela jara n yang menera pka n strategi kognitif chunking da lam ma ta kulia h Dasa r -dasar akuntansi terbukti dapat meningkatkan hasil bela ja r mahasiswa .

3. Melalui penarapan pembela jaran stra tegi kognitif chunking dalam ma ta kulia h Dasar -dasar akunta nsi dapat ditemukan bukti-bukti mengapa penera pan strategi kognitif chunking dalam ma ta kulia h Dasar -dasar a kuntansi dapat meningkatkan aktivitas da n hasil belajar mahasiswa.

Abstra ct

Based on the result of a ctions that ha ve been done a pproximately 3 cycles, it can be concluded:

1. Through the application of lear ning that a pplies chunking cognitive stra tegy in the course of Accounting basics are proven to increase student learning a ctivities

2. Through the application of lear ning that a pplies chunking cognitive stra tegy in the course Accounting ba sics are proven to improve student learning outcomes

3. Through the application of lear ning chunking cognitive stra tegy in the course of Accounting basics can be found evidence why the a pplication of chunking cognitive strategies in the course Accounting basics can impr ove student a ctivities and learning outcomes.

PENDAHULUAN

Berdasarkan hasil observasi awal yang

dilakukan bersama Dosen Mata kulia

h “Dasar

Akuntansi ( Tjetjep Yusuf Afandi, S.Pd., M.Pd.dan

Zulistiani, S.Pd. M.M.), ditemukan masalah yang

cukup merisaukan khususnya dalam pembelajaran

Dasar-dasar Akuntansi. Menurut Beliau dari tahun ke

tahun, mahasiswa selalu mengalami kesulitan ketika

mengerjakan Dasar-dasar Akuntansi. Kesalahan dan

kesulitan selalu dialami mahasiswa ketika melakukan

tahapan pencatatan transaksi, menganalisis bukti

transaksi, menjurnal, posting ke buku besar,

menyusun neraca saldo, jurnal penyesuaian dan

laporan keuangan.

Selain masalah tersebut di atas, mahasiswa

juga sulit diajak berinteraksi di dalam proses belajar

mengajar, mahasiswa di dalam kelas cenderung

menunjukkan sikap diam dan pasif serta tidak

menunjukkan antusiasme dan rasa senang saat

mengikuti kegiatan pembelajaran. Beberapa metode

pembelajaran

sudah dicoba

diterapkan seperti

pemberian tugas, pengerjaan latihan juga belum

menunjukkan hasil belajar yang memuaskan.

Dra. Elis Irmayanti, SE., M.Pd.

Prodi Pendidikan Ekonomi Universitas Nusantara PGRIKediri Irmayanti.elis@gmail.com

Tjetjep Yusuf Affandi, S.Pds. M.M.

Prodi Pendidikan Ekonomi Universitas Nusantara PGRIKediri tejepea@gmail.com

PENERAPAN STRATEGI CHUNGKING BERLATAR ACTIVE LEARNING DALAM

PEMBELAJARAN MATERI DASAR

DASAR AKUNTANSI PADA MAHASISWA

(2)

322

Salah satu pilihan metode dalam strategi

kognitif yang diduga sesuai dengan karakteristik

ma

teri Dasar akuntansi adalah “chunking” yaitu

strategi pembelajaran yang mengorganisasi sesuatu

secara sistematis melalui proses mengurutkan (

order)

,

mengklasifikasi (

classify

), dan menyusun (

arrange

).

Sedangkan pengertian belajar aktif adalah

merupakan suatu pendekatan dalam pengelolaan

sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang

aktif menuju belajar mandiri. Belajar aktif merupakan

Doing, berarti mahasiswa terlibat aktif dalam proses

belajar secara spontan. Dengan demikian antara

Dosen dan mahasiswa, masing-masing memiliki peran

aktif dalam menciptakan pengalaman belajar yang

bermakna (Pannen,1997:13). Melvin L. Siberman

menyatakan agar terjadi belajar menjadi aktif,

mahasiswa harus mengerjakan banyak sekali tugas.

Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan,

memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang

mereka

pelajari.

Belajar

aktif

harus

gesit,

menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah

(Silberman, 2006:9).

1.

Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

a.

Rumusan Masalah

1.

Apakah tindakan pembelajaran dengan

penerapan strategi kognitif “chunking”

berlatar

pembelajaran

aktif

(

active

learning

) dapat meningkatkan aktivitas

belajar mahasiswa?

2.

Apakah tindakan pembelajaran dengan

penerapan strategi kognitif “chunking”

berlatar

pembelajaran

aktif

(

active

learning

) dapat meningkatkan hasil

belajar mahasiswa?

b.

Pemecahan Masalah

Untuk

memecahkan

masalah

di

atas

dilakukan melalui tindakan-tindakan berikut:

Melalui

tindakan

pembelajaran

yang

dirancang

dengan

menerapkan

strategi

“chunking” dan pembelajaran aktif (

active

learning

), dan dengan bantuan

worksheet,

pembelajaran

akan

mengarah

pada

pengurangan peran atau dominasi dosen,

sebaliknya akan memperbesar peran aktif

mahasiswa.

Hal ini berkaitan dengan akar masalah yang

ingin

dipercahkan

di

kelas

PE

dan

Manajemen semester 1, yaitu meningkatkan

aktivitas belajar dan interaksi mahasiswa

dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan

Dosen karena kelas ini cenderung pasif.

Melalui langkah-langkah strategi chunking

ini mahasiswa menjadi tertarik dan tidak

merasa bosan selama berlangsungnya proses

pembelajaran karena mereka dilibatkan

secara

aktif.

Sedangkan

penggunaan

worksheet

yang dipakai sebagai sarana

praktek

(seperti

melakukan

pekerjaan

akuntansi sesungguhnya), perolehan yang

didapat

selama

pembelajaran

menjadi

semakin besar karena mahasiswa mengalami

dan melakukan praktek sendiri. Hal-hal yang

demikian ini akan berdampak terhadap

peningkatan hasil belajar yang dapat dicapai

mahasiswa selama proses pembelajaran.

3.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut:

a.

Melalui

penerapan

strategi

kognitif

chunking

” berlatar pembelajaran aktif

(

active learning

)

pada

materi

siklus

akuntansi

perusahaan

jasa

dapat

meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa.

b.

Melalui

penerapan

strategi

kognitif

chunking

” berlatar p

embelajaran aktif

(

active learning

)

pada

materi

siklus

akuntansi

perusahaan

jasa

dapat

meningkatkan hasil belajar mahasiswa.

4.

Tujuan Penelitian

a.

Untuk

menerapkan

strategi

kognitif

chunking

” berlatar pembelajaran aktif (

active

learning

) pada materi siklus akuntansi

perusahaan jasa dapat meningkatkan aktivitas

belajar mahasiswa.

b.

Untuk

menerapkan

strategi

kognitif

chunking

” berlatar pembelajaran aktif

(

active learning

) pada materi siklus akuntansi

perusahaan jasa dapat meningkatkan hasil

belajar mahasiswa.

METODE PENELITIAN

1.

Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Penelitian ini mengikuti suatu daur

(siklus) yang di dalamnya terdapat 4 langkah

kegiatan, yaitu: perencanaan tindakan, pelaksaan

tindakan, pengamatan dan refleksi.

(3)

323

teaching

di lapangan sangat diperlukan, karena

berperan sebagai instrument peneliti dan sekaligus

sebagai pemberi tindakan.

Team teaching

yang

dimaksud adalah satu tim dosen dalam proses

pembelajaran di kelas. Kehadiran

team teaching

sebagai tim peneliti adalah sangat penting karena

sebagai instrument yang utama berperan dalam

hal (1) perencana kegiatan, (2) pengumpul data,

(3) penganalisis data, (4) pelopor hasil penelitian

dan (5) sebagai dosen.

Berkenaan dengan hal tersebut, maka kehadiran

peneliti di lapangan adalah menyusun rencana

kegiatan,

melaksanakan

pembelajaran,

mengumpulkan

data

dan

melaksanakan

wawancara

dengan

subjek

penelitian

(mahasiswa). Dalam melaksanakan penelitian ini,

tim peneliti merekam dan mencatat tingkah laku

mahasiswa dan semua kegiatan belajar mengajar

yang berlangsung.

2.

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di Prodi Pendidikan

Ekonomi dan Prodi Manajemen Universitas

Nusantara PGRI Kediri, dengan alamat di Jl. KH.

Ahmad Dahlan No. 76 Kediri. Waktu penelitian

dilaksanakan pada semester I, bulan Maret

Desember 2016. Pengambilan data dilakukan

selama 3 siklus pembelajaran, dimana setiap

siklusnya terdiri atas 2 kali tatap muka,

masig-masing 2 jam pelajaran (100 menit). Jadi

keseluruhan pelaksanaan tindakan adalah 6 kali

tatap muka.

3.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah mahasiswa Prodi

Pendidikan Ekonomi dan Prodi Manajemen .

Jumlah mahasiswa adalah 38 orang

4.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus,

masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu:

Perencanaan Tindakan (Planning).

a.

Pelaksanaan tindakan (Action)

b.

Observasi (Observation)

c.

Refleksi (Reflection)

Secara operasional prosedur penelitian

sebagai berikut:

Observasi awal

Refleksi awal

Perencanaan Tindakan 1

Refleksi 1

Observasi 1

Pelaksanaan Tindakan 1

Perencanaan

Tindakan

II

Pelaksanaan Tindakan 2

Perencanaan Tindakan III

Refleksi 2

Observasi 2

Pelaksanaan Tindakan 3

Observasi 3

Refleksi 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.

Rencana Umum Pelaksanaan Tindakan

a.

Membuat

Rencana

Pembelajaran

Semester

(RPS)

yang

mengandung

langkah-langkah

strategi

kognitif, RPS yang telah dibuat tersebut

selanjutnya didiskusikan dengan sejawat

Dosen yang mengampu mata kuliah yang

juga akan terlibat dalam penelitian, yaitu

menjadi kolaborator (observer).

b.

Membuat

instrumen-instrumen yang digunakan, yaitu lembar

observasi

untuk

mengamati

aktivitas

mahasiswa

dan

Dosen

dalam

proses

pembelajaran, kuesioner aktivitas belajar,

dan lembar soal untuk mengukur tingkat

penguasaan

materi

pembelajaran

oleh

mahasiswa.

2.

Pelaksanaan

Tindakan

Pembelajaran Siklus I

a.

Persiapan (Planning)

(4)

324

mempengaruhi atau mengganggu jalannya

proses pembelajaran.

b.

Pelaksanaan (Acting)

Dosen membuka pelajaran, memberikan

apersepsi

serta

menanyakan

kepada

mahasiswa mengenai kesiapannya mengikuti

pembelajaran. Kemudian dosen menjelaskan

tahapan proses belajar yang akan dilalui

mahasiswa.

Selanjutnya dosen melaksanakan kegiatan

pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah

(sintak) yang direncanakan di dalam RPS.

Sintak strategi kognitif chunking yang

direncanakan meliputi 6 tahap:

grouping,

planning, order, Classify

,

Arrange

, dan

evaluating

. Setelah tahapan inti pembelajaran,

dosen memberikan kuesioner aktivitas belajar

dan memberikan tes hasil belajar kepada

seluruh mahasiswa.

c.

Pengamatan (Observing)

Dosen observer terdiri dari dua orang,

masing-masing

melakukan

pengamatan

aktivitas belajar mahasiswa dan aktivitas

mengajar dosen. Pelaksanaan pengamatan

selama 2 sks penuh.

1)

Pengamatan Aktivitas mahasiswa

Dari hasil observasi aktivitas belajar

mahamahasiswa

yang

terdiri

dari

18

indikator,

diperoleh

gambaran

aktivitas

mahamahasiswa dalam proses belajar, yang

disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 1

Hasil Observasi Aktivitas Belajar mahasiswa

Siklus I

Tahap

Skor

1

Grouping

12

2

Planning

9

3

Order

8

4

Classify

9

5

Arrange

8

6

Evaluation

7

Jumlah

53

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa

hasil observasi aktivitas belajar mahasiswa

diperoleh jumlah skor = 53, atau jika

dinyatakan dengan nilai: 53/90 x 100 = 58,89,

dan jika dinyatakan dengan kategori adalah:

kurang.

2)

Pengamatan Aktivitas Dosen

Dari hasil observasi aktivitas mengajar

dosen yang terdiri dari 19 indikator, diperoleh

gambaran aktivitas yang dilakukan dosen

dalam proses belajar dengan menerapkan

sintak strategi kognitif chunking, disajikan

dalam tabel berikut:

Tabel 2

Hasil Observasi Aktivitas Dosen

Siklus I

No. Tahap

Skor

Grouping

11

2

Planning

10

3

Order

8

4

Classify

9

5

Arrange

8

6

Evaluation

10

Jumlah

56

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa

hasil observasi aktivitas belajar mahasiswa

diperoleh jumlah skor = 56, atau jika

dinyatakan dengan nilai: 56/95 x 100 = 58,95,

dan jika dinyatakan dengan kategori adalah:

kurang

3)

Kuesioner

Aktivitasi

Belajar

mahasiswa

Hasil analisis kuesioner aktivitasi belajar

mahasiswa

setelah

mengikuti

kegiatan

pembelajaran yang terdiri dari 5 indikator

dengan 15 butir pertanyaan, disajikan dalam

tabel berikut:

(5)

325

Tabel 3

Hasil Kuesioner Aktivitasi Belajar mahasiswa

Siklus I

N

Jml.Nilai

Rata-rata

38

2548,3

67,06

Hasil

kuesioner

aktivitasi

belajar

mahamahasiswa pada siklus I sebagaimana

tabel di atas, menunjukkan rata-rata nilai

sebesar: 67,07, jika dinyatakan dengan

kategori adalah: cukup.

4)

Tes Hasil Belajar Mahasiswa

Nilai tes hsil belajar mahasiswa setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran (post-test)

siklus I disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4

Nilai Tes Hasil Belajar siklus I

N

Berdasarkan tabel di atas nampak bahwa hasil

belajar pada siklus I hanya diperoleh taraf

ketuntasan belajar 55,26%, berarti tidak

tuntas.

d.

Refleksi (Refection)

Proses dan hasil pembelajaran pada siklus I,

secara umum dapat dianalisis bahwa selama 2

jam pelajaran aktivitas mahasiswa yang

muncul bervariasi. Aktivitas dosen dalam

menerapkan langkah-langkah pembelajaran

Chunking

juga masih nampak belum terarah,

masih kurang tegas dalam memberikan

bimbingan dan arahan kepada mahasiswa.

Secara rinci kekurangan yang nampak pada

siklus I sebagai berikut:

1.

Tahap Grouping

1)

Sebagian besar mahasiswa hanya

menggunakan 1 buku teks sebagai

sumber, sehingga kesulitan untuk

menentukan dan memilih topik yang

akan dibahas. Dosen juga masih

kurang dalam memberikan arahan

agar mahasiswa menggali

sumber-sumber yang lebih luas.

2)

Jumlah kelompok masih terlalu besar

yaitu antara 6-8 orang, semestinya

hanya 4-5 orang. Dosen nampak

kesulitan

mengarahkan

agar

mahasiswa

membatasi

jumlah

kelompok maksimal 5 orang saja.

3)

Mahasiswa juga masih cenderung

berkelompok dengan teman dekatnya,

bukan disesuaikan dengan topik yang

akan dibahas atau dipilih.

2.

Tahap Planning

1)

Pada umumnya mahasiswa masih

kesulitan dalam merencanakan topik

yang akan dibahas. Disamping itu

dosen juga masih kurang dalam

memberikan

penjelasan

atau

mengarahkan

mahasiswa

merencanakan

topik

yang

akan

dibahas.

2)

Mahasiswa masih cenderung bekerja

sendiri-sendiri,

dosen

tidak

mengambil inisiatif untuk segera

mengarahkan

mahasiswa

dalam

kegiatan kelompok.

terbatas dalam memperoleh informasi

karena memang sumber yang dimiliki

juga terbatas.

(6)

326

3)

Diskusi belum nampak intens dalam

aktivitas setiap kelompok.

4.

Tahap Classify

1)

Pada setiap kelompok nampak hanya

2-3 orang saja yang aktif menulis dan

menentukan

pesan-pesan

penting

dalam protek kelompok.

2)

Bagaimana

kelompok

akan

melaporkan

hasil

juga

belum

disepakati bersama, dan dosen juga

kurang

dalam

memberikan

pengarahan

mengenai

bentuk

laporannya.

3)

Pembentukan tim diskusi kelas masih

memerlukan campur tangan bahkan

dilakukan berdasarkan tunjukan oleh

dosen, bukan berdasar kesepakatan

mahamahasiswa sendiri.

5.

Tahap Arrange

1)

Bentuk

penyajian

kelompok

monoton, pada umumnya sama yaitu

membacakan pokok-pokok hasil kerja

kelompok.

2)

Mahamahasiswa yang tidak terlibat

pada presentasi mewakili kelompok

nampak

kurang

memperhatikan,

bahkan membuat kegiatan lain yang

kontra

produktif,

misalnya

mengobrol.

3)

Kelompok

pendengar

kurang

responsif, tidak tanggap mengenai

apa isi presentasi, sehingga terkesan

tanggung jawab hanya ada pada tim

presentasi saja.

6.

Tahap Evaluating)

1)

Mahamahasiswa nampak kesulitan

untuk

menggaungkan,

mengkolaborasi hasil presentasi dari

seluruh kelompok.

2)

Mahamahasiswa

belum

dapat

mengambil

manfaat

secara

keseluruhan dari apa yang telah

dikerjakan

oleh

masing-masing

kelompok.

3)

Dosen sudah melakukan evaluasi

hasil belajar sesuai ketentuan.

Berdasarkan

hasil

refleksi

pelaksanaan

tahapan-tahapan pembelajaran pada siklus I

sebagaimana diuraikan di atas, secara umum

dapat disimpulkan bahwa secara prinsip

langkah-langkah (sintak) yang dituangkan

dalam RPS sudah baik. Permasalahannya

terletak

pada

bagaimana

penerapannya.

Sehingga yang perlu diperhatikan dosen

adalah bagaimana mengendalikan kegiatan

pembelajaran pada setiap tahapan.

Kelengkapan atau instrumen-instrumen yang

dipakai juga tidak ada masalah, dan tetap

akan digunakan sebagaimana dilakukan pada

siklus I.

Pelaksanaan siklus ini berlangsung sampai

siklus 3 yang bisa dilihat hasilnya di point B.

B.

Pembahasan Hasil Tindakan.

Wina Sanjaya (2006:106) berpendapat bahwa

belajar kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa

perspektif, yaitu perspektif aktivitas, perspektif sosial,

perspektif perkembangan kognitif dan perspektif

elaborasi kognitif. Perspektif aktivitas, artinya bahwa

penghargaan yang diberikan kepada kelompok

memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling

membantu. Dengan demikian keberhasilan setiap

individu

pada

dasarnya

adalah

keberhasilan

kelompok. Hal semacam ini akan mendorong setiap

anggota

kelompok

untuk

memperjuangkan

keberhasilan kelompoknya.

(7)

327

Tabel 5

Perbandingan Hasil Tindakan Siklus I, II, III

Aspek Siklus-1

Siklus-2

Siklus-3

Nila

i

Kt

g.

Nila

i

K

t

g

.

Nilai

Kt

g.

Aktivi

tas

Mhs

58,8

9

K

68,8

9

C 80,00 B

Aktivi

tas

Dosen

58,9

5

K

78,9

5

B 87,37 BS

Aktivi

tas

Belaja

r

67,0

7

C

71,2

7

B 82,95 B

Hasil

Belaja

r

69,0

8

B

70,3

9

B 75,66 B

K= kurang, C=cukup, B= baik, BS=baik

sekali

Tabel di atas menunjukkan adanya kemajuan

yang signifikan dari siklus ke siklus, yang

menandakan bahwa tindakan yang diberikan

benar-benar menuju kea rah lebih baik, dan memberikan

pengaruh yang baik pula terhadap aktivitas dosen,

aktivitas mahasiswa, aktivitas belajar mahasiswa, dan

hasil belajar mahasiswa.

Data-data

hasil

observasi

sebagaimana

disajikan dalam tabel di atas, jika disajikan dengan

grafik sebagai berikut:

Gambar 1: Perbandingan Hasil Tindakan

Berdasarkan tabel dan grafik sebagaimana

dikemukakan di atas nampak bahwa tindakan yang

diberikan selama tiga siklus menunjukkan efektivitas

yang cenderung meningkat. Hal ini menunjukkan

bahwa penerapan strategi kognitif chunking terbukti

efektivitasnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

dan hasil belajar mahasiswa.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori

yang menyatakan bahwa aktivitas Aktivitas belajar

adalah segala bentuk tindakan/kegiatan-kegiatan yang

dilakukan mahasiswa secara aktif dalam mengikuti

semua pelajaran yang diberikan oleh dosen di kelas,

agar mengalami perubahan tingkah laku sebagaimana

yang diharapkan dan kegiatan-kegiatan yang dapat

dilakukan dalam rangka belajar dapat berupa tindakan

mendengarkan, membaca, mendiskusikan, bertanya

serta

mengerjakan

suatu

tugas,

memberikan

tanggapan atas pada permasalahan yang ada.

Penerapan metode strategi kognitif chunking dalam

pembelajaran terbukti dapat meningkatkan aktivitas

belajar mahasiswa.

Namun demikian agar lebih meyakinkan

apakah peningkatan tersebut benar-benar signifikan,

dilakukan uji statistika inferensial menggunakan uji-t

(paired t-test). Hasil analisis uji-t nampak pada tabel

berikut:

(8)

328

Hasil Uji-t Perbandingan Hasil Tindakan Siklus I, II,

III

Paired Samples Test

-1,3158 4,74829 ,77027 -2,8765 ,2449 -1,708 37 ,096

-5,2632 3,84626 ,62395 -6,5274 -3,9989 -8,435 37 ,000

-4,2632 17,84723 2,89520 -10,1294 1,6031 -1,472 37 ,149

-11,7895 13,19123 2,13990 -16,1253 -7,4536 -5,509 37 ,000 Hasil tes siklus1

-Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa

perbandingan hasil analisis uji-t data aktivitas belajar

dan hasil belajar menunjukkan bahwa antara siklus I

dengan siklus II belum menunjukkan adanya

perbedaan hasil tindakan yang signifikan. Perbedaan

nilai rerata (mean) hanya sebesar: 1,3158. Untuk hasil

belajar diperoleh nilai t-hitung sebesar: 1,708, dengan

sign.: 0.096. Karena nilai signifikansinya diatas 0,05

(5%) berarti tidak signifikan.

Demikian pula untuk aktivitas belajar

mahasiswa, antara hasil tindakan siklus I dengan

siklus II diperoleh perbedaan mean sebesar: 4,2632,

dengan nilai t-hitung sebesar: 1,472, sign. 0.149. Hasil

uji-t tersebut juga menunjukkan nilai signifikansinya

di atas 0,05 (5%) yang berarti tidak signifikan.

Sedangkan perbandingan hasil belajar antara

siklus II dan III diperoleh perbedaan mean sebesar:

5.2632, dan nilai t-hitung sebesar: 8,435, dengan

sign.: 0,000. Karena nilai signifikansinya kurang dari

0,05 (5%), berarti perbedaan nilai hasil belajar

tersebut adalah signifikan.

Aktivitas belajar mahasiswa antara siklus II

dan III juga menunjukkan hasil yang signifikan,

dibuktikan dengan perbedaan mean sebesar: 11,7895

dan nilai t-hitung sebesar: 5,509, dengan sign.: 0.000.

Hasil

analisis

uji-t

ini

membuktikan

bahwa

peningkatan aktivitas belajar mahasiswa tersebut

benar-benar peningkatan yang signifikan.

Berdasarkan apa yang diperoleh selama

proses pelaksanaan tindakan, dan hasil diskusi

reflektif mengenai pelaksanaan tindakan (siklus 1,2,3)

diperoleh

kesimpulan

bahwa

strategi

kognitif

chunking sudah dapat dilaksanakan sesuai dengan

yang direncanakan dalam RPS. Oleh karena itu tidak

ada hal yang secara prinsip perlu dilakukan perubahan

pada rancangan atau desain pembelajaran dan

perangkatnya.

DAFTAR PUSTAKA

A.D. Marimba, 1978,

Psikologi Perkembangan

,

Jakarta, Aksara Baru.

A.D. Rooijakkers, 2005,

Mengajar Dengan Sukses

,

Jakarta, Grasindo.

Ardhana, W. 1992.

Konsepsi Metode Penelitian dalam Bidang Teknologi Pembelajaran Jurnal Teknologi Pembelajaran: Teori dan

Penelitian, 1 (I): 1-12

.

Armstrong, Thomas, 2002,

Sekolah Para Juara

,

Bandung, Kaifa.

Cohen, L. 1975.

Education Research in Classrooms and School: a Manual of Materialy and

Method

. London: Happer, Pub.

Degeng, Nyoman Sudana, 1989,

Ilmu Pengajaran

Taksonomi Variabel

, Jakarta: PPLPTK

---, 1990.

Desain Pembelajaran

dari Teori ke Terapan

, FPS IKIP Malang.

Dimyati

Dan

Mudjiono,

2006,

Belajar dan

Pembelajaran

, Jakarta, Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000.

Guru dan Anak Didik

Dalam Interaksi Edukatif

. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

---,

2002.

Strategi Belajar

Mengajar

. Jakarta, PT Rineka Cipta.

E. Mulyasa, 2005

, Menjadi Guru Profesional

,

Bandung, PT Remaja Rosdakarya.

Hadari Nawawi, 1991,

Metode-metode Mengajar

,

Jakarta, Pustaka Pelajar.

Hasan Sadely, 1997,

Didaktik Asas-Asas Mengajar

,

Bandung, Angkasa.

Mohamad Nur, Dkk., 2004,

Teori-teori Pembelajaran

Kognitif

, Surabaya, Universitas Negeri

Surabaya.

Gambar

Tabel 2
Tabel 5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumusan pertanyaan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas pesan iklan televisi minuman ringan Teh Botol Sosro menggunakan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang diuraikan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Hasil penelitian menunjukan bahwa Current Ratio (CR),

Hal ini yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan objek wisata kolam pancing Karangayar meliputi: Pendidikan atau pelatihan dimana masyarakat

Peneliti melakukan wawancara untuk mencari data berkaitan dengan pembelajaran Kewirausahaan, implementasi experiential learning pada pembelajaran Kewirausahaan, setelah

Perusahaan juga harus tetap memberikan motivasi bagi karyawan agar karyawan bisa lebih semangat dan lebih termotivasi lagi dalam menjalani pekerjaannya; Ketiga, untuk

Pengujian pengaruh simultan (F test) pada tabel, didapatkan F hitung sebesar 14,79 dengan signifikansi pada 0,000 karena p < 0,05 maka model regresi dapat

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, dapat dijelaskan pula mengenai karakteristik responden. Karakteristik responden digunakan untuk mengetahui gambaran

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana analisis potensi kebangkrutan dengan menggunakan metode Altman Z-Score pada perusahaan manufaktur sub sektor