• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) - Tata Cara Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) - Tata Cara Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah suatu kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri yang bertujuan untuk memberikan pengalaman praktis di lapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang diterima dari dosen Program Studi Administrasi Perpajakan guna mengetahui secara langsung fungsi dan tugas dalam pekerjaan yang sebenarnya.

Dalam rangka untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan dilingkungan kampus adalah dengan cara meningkatkan kegiatan intrakurikuler yang di maksudkan untuk memberikan pengalaman praktis di lapangan. Sebagai Negara yang berkembang Negara Republik Indonesia tengah menggalakkan pembangunan di segala bidang yaitu pembangunan di bidang ekonomi, sosial budaya, hukum dan lain-lain. Pajak dipungut dari warga Negara Indonesia dan menjadi salah satu kewajiban yang dapat di paksa penagihanya. Dalam praktiknya sering kali di jumpai pihak-pihak yang tidak mempunyai kesadaran untuk membayar pajak.

(2)

untuk memenuhi kewajibannya. Jika setelah di lakukan penagihan menggunakan surat paksa,wajib pajak tersebut masih tetap tidak mau membayar pajaknya. Maka kepadanya dapat dikenakan sanksi kurungan atau penyitaan atas hartanya. Sanksi kurungan atau penyitaan merupakan upaya paksa terakhir yang dapat dilakukan dalam rangka menagih pajak.Adanya sanksi kurungan ini mengakibatkan harta orang tersebut tidak dapat dipergunakan lagi seperti semula. Penagihan pajak dengan dengan surat paksa tidak dapat dilakukan dengan sewenang-wenang.

Maka dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang penagihan pajak dengan surat paksa yang bertujuan untuk memberikan kepastian hukum kepada masyarakat sehingga termotivasi untuk membayar pajak. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000 ini , untuk menambah ketajaman upaya penagihan pajak,dalam keadaan tertentu terhadap wajib pajak dapat dikenakan penagihan pajak dengan surat paksa yang nantinya akan diikuti penyitaan,penyanderaan dan penyanderaan. Undang-Undang penagihan pajak dengan surat paksa diharapkan dapat mengatasi semua permasalahan yang ada dalam hal penagihan pajak ,khususnya dalam hal penunggakan hutang pajak oleh wajib pajak.

(3)

Dalam pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa petugas mengalami kesulitan dalam berhadapan dengan wajib pajak yang tidak menerima atas adanya surat paksa dalam membayar pajak. Maka masyarakat di harapkan waspada terhadap kewajibanya sebagai seorang wajib pajak.

Sebagai salah satu syarat dalam rangka penyusunan tugas akhir, Prakik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah salah satu metode untuk mempraktikkan teori yang selama ini di peroleh di bangku perkulihan pada kondisi di lapangan sebenarnya. Diharapkan PKLM ini dapat memberikan pengetahuan yang praktismengnai lingkungkan kerja beserta aspek-aspek perpajakan yang terdapat di dalamnya. Dari uraian di atas maka penulis ingin menulis laporan tugas akhir dengan judul “Tata Cara Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Polonia”.

B. Tujuan Dan Manfaat PKLM

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun yang menjadi tujuan dari pelaksanaan PKLM adalah :

1.1 Mengetahui tata cara penagihan pajak dengan surat paksa pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia.

1.2 Untuk mengetahui Faktor penghambat tata cara penagihan pajak dengan surat paksa pada kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratma Medan Polonia.

(4)

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

2.1 Bagi Mahasiswa

a. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan penulis di bidang perpajakan khususya dalam tata cara pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa.

b. Mengaplikasikan teori dan ilmu yang di dapat di bangku perkulihan melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). c. Memberikan bekal pengalaman kerja kepada setiap mahasiswa.

2.2 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU

a. Untuk meningkatkan hubungan antara Universitas Sumatera Utara dengan instansi pemerintah dalam hal ini di Kantor Pelayanan Pajak.

b. Agar Universitas lebih berperan dalam kegitan pendidikan sesuai dengan peraturan yang sekarang di tetapkan.

c. Mempromosikan sumber daya yang dimiliki oleh Universitas Sumatera Utara Khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yang memahami tentang administrasi perpajakan.

2.3 Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

(5)

b. Memperat hubungan antara Direktorat Jenderal Pajak Sumut I dengan Program Studi Diploma III Adiministrasi Perpajakan. c. Sebagai bahan masukan bagi Direktorat Jenderal Pajak Sumut I

khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia dalam menanggani administrasi perpajakan.

C. Uraian Teoritis

1. Pengertian Pajak

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kas ke sektor

pemerintah berdasarkan Undang-Undang) dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum. Soemitro (Waluyo, 1990:3).

Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2. Dasar Hukum Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

(6)

2.2 Keputusan Menteri Keuangan Nomor Tata Cara Penagihan Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa Tanggal 26 Desember 2000.

2.3 PP No.135 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa.

2.4 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE - 08/PJ.75/2002 Tentang Pemeriksaan Untuk Tujuan Penagihan Pajak (Delinquency Audit).

2.5 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE - 03/PJ.04/2009 Tentang Kebijakan Penagihan Pajak..

Dengan adanya peraturan dan undang-undang yang menjadi landasan hukum penagihan pajak degan surat paksa dengan surat paksa di Indonesia ini, maka pajak yang di pungut oleh pemerintah sudah mempunyai suatu pondasi yang kuat dan tegas sehingga tidak perlu lagi adanya keragu-raguan ataupun alasan bagi wajib pajak.

3. Penagihan Pajak

(7)

Menutut Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Undang-Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa adalah “Serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika daan sekaligus ,memberitahukan Surat paksa,mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan,menjual barang yang telah di sita”.

3.1 Beberapa alasan yang menyebabkan Surat Tagihan Pajak (STP) dapat diberikan wajib pajak antara lain adalah :

a. Pajak Penghaasilan dalam tahun berjalan tidak di bayar atau kurang bayar.

b. Dari hasil penelitian Surat pemberitahuan terdapat adanya kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah hitung atau salah tulis.

c. Wajib pajak di kenakan sanksi administrasi beruapa denda atau bunga.

d. Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang pajak pertambahan nilai tetapi tidak melaporkan kegiatannya untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak.

(8)

Utang Pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Pasal 1 angka 8 UU No.19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa).

3.2 Tindakan Penagihan utang pajak secara teoritis dapat dilakukan dengan 2 langkah yaitu:

a. Penagihan Pasif

Penagihan pasif dilakukan melalui Surat Tagihan Pajak atau Surat Ketetapan Pajak. Sebagaimana dijelaskan dalam UU No.16 Tahun 2009, Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan(SKPKBT),dan Surat Keputusan Keberatan,Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding,serta Putusan Peninjauan Kembali,yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.

(9)

dibayar bertambah, pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang dibayar, atas jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar itu dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) perbulan untuk seluruh masa,yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pelunasan atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak (STP), dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. Selain dengan penagihan pasif, dapat pula dilanjutkan dengan penagihan aktif atau yang lebih dikenal dengan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

b. Penagihan Aktif

Penagihan pajak aktif atau penagihan pajak dengan Surat Paksa dilakukan diatur dalam Undang-Undang No.19 tahun 1997 sebagaimana yang telah di ubah dengan Undang-Undang No.19 tahun 2000. Penagihan pajak aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana dalam upaya penagihan ini Fiskus berperan aktif dalam arti tidak hanya mengirim surat tagihan atau surat ketetapan pajak, tetapi akan diikuti dengan tindakan sita dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang.

Dalam pembahasan berikutnya yang dimaksud penagihan pajak adalah penagihan aktif atau penagihan pajak dengan Surat Paksa. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak. Surat Paksa mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

(10)

 Besarnya Utang Pajak, dan  Perintah untuk membayar.

3.3 Dasar Penagihan Pajak

Sesuai dengan system selft assessment yang berlaku sekarang ini,wajib pajak diwajibkan menghitung memperhitungkan ,membayar dan melaporkan sendiri utang pajaknya. Apabila terdapat kekeliuran atau kesalahan dalam melakukan perhitungan pajak yang terutang atau wajib pajak melanggar ketentuan UU perpajakan barulah direktorat Jenderal Pajak menerbitkan surat ketetapan pajak yang dapat berupa STP, SKPKB, SKPKBT, SKP,SKK,PB.

Keenam jenis surat ini merupakan dasar atau sarana atau administrasi Direktorat Jenderal Pajak untuk melakukan penagihan pajak. Untuk tertibnya dan keseragaman tindakan dalam melaksanakan penagihan pajak, Menteri keuangan akan mengatur tata caranya termasuk aspek administratif baik mengenai tindakan itu sendiri maupun aspek pelaksanaan pembayaran atas tagihan pajak.

D. Ruang lingkup Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam Laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini, yang menjadi ruang lingkup penulis adalah :

(11)

2. Faktor penghambat tata cara pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa pada Kantor Pelayanan Pajak Pratma Medan Polonia. 3. Cara penyelesaian masalah dalam pelaksanaan penagihan dengan

surat paksa pada Kantor Pelayanan Pajak Pratma Medan Polonia.

E. Metode Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), maka penulis menggunakan metode sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa sebelum melakukan PKLM yaitu :

1.1Pengajuan Judul 1.2Pembuatan Proposal

1.3Pemilihan Objek Prakek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 2. Studi Literatur

Penulis mengumpulkan data-data yang menyangkut masalah yang akan dibahas melalui buku-buku perpajakan, majalah, undang-undang perpajakan, Keputusan Menteri Keuangan , Keputusan direktorat Jenderal Pajak, dan bahan-bahan lainya yang berhubungan dengan objek pembahasan.

(12)

Penulis melakukan pengamatn secara langsung , mencari data-data atau informasi yang berhubungan dengan objek PKLM untuk mengetahui Tata Cara Penagihan Pajak dengan Surat Paksa pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

4. Pengumpulan Data Primer dan Sekunder

Dalam hal ini penulis mengumpulkan data primer dan sekunder yang berhubungan dengan apa yang dikerjakan pada PKLM nanti yang diperlukan dalam penyusunan laporan tugas akhir dari kegiatan PKLM.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Kegiatan studi yang dilakukan dengan cara menganalisis permasalahan, kendala yang dihadapi mencari tahu atau menanyakan bagaimana permasalahan yang timbul pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

F. Metode Pengumpulan Data

Hal ini berkaitan dengan pengumpul data dan informasi serta keterangan dalam pelaksanaan PKLM, ada beberapa cara dalam pengumpulan data yaitu :

1. Wawancara (interview)

(13)

kebutuhan untuk melengkapi laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri.

2. Observasi (Pengamatan)

Dengan melakukan pengamatan secara langsung dan melakukan pencatatan data yang di perlukan untuk pembahasan masalah.

3. Daftar Dokumentasi

Dengan cara mengumpulkan buku-buku perpajakan,majalah,undang-undang perpajakan, Keputusan Menteri Keuangan,Keputusan direktorat Jenderal Pajak, dan bahan-bahan lainya yang berhubungan dengan objek pembahasan.

G. Sistematika Penulisan Laporan PKLM

Dalam laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) penulis menguraikan penulisan tersusun secara sistematika yang akan dilakukan dalam penulisan laporan PKLM ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Di dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang, tujuan dan manfaat PKLM, Uraian teoritis, ruang lingkup, metode PKLM, dan sistematika.

(14)

Penulis menjelaskan gambaran umum dan objek dan lokasi PKLM, sejarah singkat serta stuktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

BAB III : GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA

PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

Pada bab ini penulis membahas mengenai teori ketentuan dan tata cara pelaksanaan, penagihan pajak dengan surat paksa berdasarkan undang-undang pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini berisi analaisis penulis dan pembahasan-pemabahasan mengenai tata cara pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa, cara penyelesaian masalah dalam pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa pada Kantor Pelayanan Pajak Pratma Medan Polonia.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Persentase tertinggi intensitas nyeri haid setelah dilakukan stimulasi kutaneus ( slow stroke back massage) berada pada kategori nyeri ringan dengan jumlah 15 responden

Buku nyanyian ibadah GKT edisi revisi 1997 dengan salah satu contoh nyanyian di dalamnya yang tidak lagi memakai teks bahasa Tionghoa.... Buku nyanyian GKT edisi 1966 dengan contoh

Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan 03. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan

2.3. franciscana EG-grade, INVE Aquaculture NV, Belgium cysts were decapsulated, incubated for 24 h at 28 8 C and 5‰ salinity under strong illumination and aeration, and fed for 3

Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan 03. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan

increased when 3000 mg of vitamin C r kg was added. However, in the absence of dietary iron, supplementation of ascorbic acid resulted in significant decrease in HCT and Hb

Risma Kurniasih : Pemakaian Bahan Adhesif Dalam Obturasi Saluran Akar, 2006... Risma Kurniasih : Pemakaian Bahan Adhesif Dalam Obturasi Saluran

Kinerja bidan di desa di Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2007 berdasarkan tugas dan fungsi pokok masih rendah, hal ini dapat dilihat dari cakupan pelayanan antenatal, untuk K-1

ﻒﻟا - ﻲﻤﺠﺣ ﺮﺴﻛ ب - ﻊﻳﺎﻣ زﺎﻓ ﺖﻋﺮﺳ ج - زﺎﮔ زﺎﻓ ﺖﻋﺮﺳ د - رﺎﺸﻓ ﻞﻜﺷ 3 ﻞﺣ ﻪﻟﺄﺴﻣ لﺪﻣ زا هدﺎﻔﺘﺳا ﺎﺑ بآ ﺮﻴﺷ يﺎﻫ رﺎﻬﭼ ﺞﻨﭘ و ﻪﻟدﺎﻌﻣ شور و يا ﺲﻜﻟ ﺮﻴﺴﻣ داﺪﺘﻣا رد ﻲﻳﺎﻘﺑ - فورﺪﻧو ﻧ ﻞﻜﺷ ﻦﻳا زا