• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Kadar Kofein Terlarut dalam Secangkir Kopi secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penetapan Kadar Kofein Terlarut dalam Secangkir Kopi secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1.Kromatogram Penyuntikan Kofein Baku untukMencari Perbandingan Komposisi Fase Gerak

RT (min) Area k' Asym N

8,61 245944 859,67 1,56* 5955

A

RT (min) Area k' Asym N

8,14 1310791 813,00 1,30* 6542

B

Keterangan :

A = kromatogram hasil penyuntikan larutan kofein konsentrasi 60 ppm

dengan perbandingan fase gerak Metanol – aquabidest (10 : 90) laju alir 1 ml/menit.

B = kromatogram hasil penyuntikan larutan kofein konsentrasi 60 ppm

(2)

RT (min) Area k' Asym N

5,71 1507505 570,33 1,95* 3578

A

RT (min) Area k' Asym N

4,17 1605786 415,67 1,80* 2481

B

Keterangan :

A = kromatogram hasil penyuntikan larutan kofein konsentrasi 60 ppm

dengan perbandingan fase gerak Metanol – aquabidest (40 : 60) laju alir 1 ml/menit

B = kromatogram hasil penyuntikan larutan kofein konsentrasi 60 ppm

(3)

Lampiran 2.Kromatogram Penyuntikan Kofein Baku pada Pembuatan Kurva Kalibrasi

RT (min) Area k' Asym N

7,80 1162306 779,00 1,32* 5643

Kromatogram hasil penyuntikan larutan kofein BPFI konsentrasi 50 µg/ml.

RT (min) Area k' Asym N

7,83 1586366 781,67 1,29* 5751

(4)

RT (min) Area k' Asym N

7,83 2047081 782,33 1,30* 5711

Kromatogram hasil penyuntikan larutan kofein BPFI konsentrasi 90 µg/ml.

RT (min) Area k' Asym N

7,83 2496622 781,67 1,31* 5830

(5)

RT (min) Area k' Asym N

7,85 2946254 784,33 1,31* 5770

(6)

Lampiran 3.Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi dari Kofein BPFI

Tabel 4. Data Hasil Penyuntikan Kofein BPFI

No X Y XY X2 Y2

1 50 1162306 58115300 2500 1,350955238x1012

2 70 1586366 111045620 4900 2,516557086x1012

3 90 2047081 184237290 8100 4,190540621x1012

4 110 2496622 274628420 12100 6,233121411x1012

5 130 2946254 383013020 16900 8,680412633x1012 450 10238629 1011039650 44500 2,297158699x1013 Rata

-rata 90 2047725,8 202207930 8900 4,594317398x10

12

b aX

Y= +

(7)

Jadi Persamaan regresi yangdidapat :Y=22390,76X +32557,4

(

) ( )( )

( )

(

)

[

X X n

]

[

( )

Y

( )

Y n

]

n

Y X XY r

/ /

/

2 2

2

2 − ∑ Σ − Σ

Σ

Σ Σ − Σ =

= (1011039650)− (450)(10238629)/5

�[(44500)−(450)2/5][(2,297158699𝑥𝑥1013)(10238629)2/5]

= 1011039650− 921476610

�[(44500)−(40500][(2,297158699𝑥𝑥1013)(2,096590476𝑥𝑥1013)]

= 89563040

�[4000][(2,00568223x1012)]

= 89563040 89569687,51

(8)

Lampiran 4. Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ)

297694114,5

2 BatasDetek =3

(9)

Lampiran 5. Data Hasil Perhitungan Kadar Kofein dalam Berbagai Jenis Sampel Kopi

No Nama Perlakuan Luas Area Kadar(mg) Rata-rata

1 Kopi Luwak

1 1165807 91,1023

90,4723

2 1156560 90,3589

3 1140787 89,0909

4 1154884 90,2242

5 1164687 91,0122

6 1165101 91,0455

2 Kopi Arabika

1 1088184 84,8621

84,3963

2 1078625 84,0937

3 1084479 84,5643

4 1088195 84,8630

5 1081954 84,3613

6 1072826 83,6275

3 Kopi Robusta

1 2046986 161,9405

160,6638

2 2028593 160,4619

3 2052296 162,3674

4 2022495 159,9717

5 2031780 160,7181

(10)

Lampiran 6.Kromatogram Hasil Penyuntikkan Sampel Kopi Luwak.

RT (min) Area k' Asym N

8,08 1165807 807,00 1,33* 6182

A

RT (min) Area k' Asym N

8,03 1156560 801,67 1,38* 5986

(11)

Lampiran 2 (lanjutan)

RT (min) Area k' Asym N

8,04 1140787 803,00 1,38* 6006

C

RT (min) Area k' Asym N

8,15 1154884 814,33 1,37* 5863

(12)

Lampiran 2 (lanjutan)

RT (min) Area k' Asym N

8,23 1164687 822,33 1,34* 5939

E

RT (min) Area k' Asym N

7,93 1165101 791,67 1,42* 6160

F

(13)

Lampiran 7. Analisis Data Statistik Untuk Menentukan Jumlah Kofein Sebenarnya dalam Sampel Kopi Luwak

Tabel 5. Data Hasil Penyuntikan Sampel Kopi Luwak

Hasil pengolahan data sampel kopi luwak

No Jumlah kofein (x) (X-X) (X-X )2

Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = 5 diperoleh nilai

t tabel =4,0321. Data diterima jika t hitung ‹ t tabel.

No Perlakuan Area Konsentrasi diperoleh

(µg/ml)

(14)

t hitung data 3 =

= -4,3706 (ditolak)

t hitung data 4 =

Data 3 ditolak karena thitung>4,0321 maka dilakukan uji untuk kelima data yang

(15)

t hitung data 5 =

5 / 0,4202

0,2978

= 1,5847

Karena t hitung ≤ t tabel maka semua data diterima Jadi rentang jumlah kofein

dalam minuman:

µ = X ± t(tabel) x

n SD

= 90,7477± 4,60409 x 5 0,4202

(16)

Lampiran 8.Kromatogram Hasil Penyuntikkan Sampel Kopi Arabika

RT (min) Area k' Asym N

8,20 1088184 819,00 1,20* 6122

A

RT (min) Area k' Asym N

8,17 1078625 816,33 1,22* 6250

(17)

Lampiran 8 (lanjutan)

RT (min) Area k' Asym N

8,15 1084479 813,67 1,19* 6241

C

.

RT (min) Area k' Asym N

8,16 1088195 815,00 1,14* 6349

(18)

Lampiran 8 (lanjutan)

RT (min) Area k' Asym N

8,17 1081954 816,33 1,15* 6391

E

RT (min) Area k' Asym N

8,15 1072826 813,67 1,15* 6328

F

(19)

Lampiran 9.Analisis Data Statistik Untuk Menentukan Jumlah Kofein Sebenarnya dalam Sampel Kopi Arabika

Tabel 6. Data Hasil Penyuntikan Sampel Kopi Arabika

Hasil pengolahan data sampel kopi arabika

No Jumlah kofein (x) (X-X) (X-X )2

Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = 5 diperoleh nilai

t tabel = 4,0321. Data diterima jika t hitung ‹ t tabel.

No Perlakuan Area Konsentrasi diperoleh

(µg/ml)

(20)

t hitung data 3 =

6 / 0,4788

0,1690

= 0,8646

t hitung data 4 =

6 / 0,4788

0,4677

= 2,3927

t hitung data 5 =

6 / 0,4788

0,0340

-= 0,1739

t hitung data 6 =

6 / 0,4788

0,7678

= 3,9279

Karena t hitung ≤ t tabel maka semua data diterima Jadi rentang jumlah kofein

dalam minuman:

µ = X ± t(tabel) x

n SD

= 84,3953± 4,03214 x 6 0,4788

(21)

Lampiran 10.Kromatogram Hasil Penyuntikkan Sampel Kopi Robusta

RT (min) Area k' Asym N

7,87 2046986 786,33 1,48* 6003

A

RT (min) Area k' Asym N

7,85 2028593 783,67 1,42* 6902

(22)

Lampiran 10 (lanjutan)

RT (min) Area k' Asym N

7,87 2052296 785,67 1,50* 6164

C

RT (min) Area k' Asym N

7,86 2022495 785,00 1,49* 6493

(23)

Lampiran 10 (lanjutan)

RT (min) Area k' Asym N

7,87 2031780 785,67 1,45* 6636

E

RT (min) Area k' Asym N

7,85 2004479 784,33 1,44* 6799

F

(24)

Lampiran 11. Analisis Data Statistik Untuk Menentukan Jumlah Kofein Sebenarnya dalam Sampel Kopi Robusta

Tabel 7. Data Hasil Penyuntikan Sampel Kopi Robusta

Hasil pengolahan data sampel kopi robusta

No Jumlah kofein (x) (X-X) (X-X )2

Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = 5 diperoleh nilai

t tabel = 4,0321. Data diterima jika t hitung ‹ t tabel.

No Perlakuan Area Konsentrasi diperoleh

(µg/ml)

(25)

t hitung data 3 =

6 / 1,3882

1,7036

= 3,0060

t hitung data 4 =

6 / 1,3882

0,6921

-= -1,2212

t hitung data 5 =

6 / 1,3882

0,0543

= 0,1739

t hitung data 6 =

6 / 1,3882

2,1404

-= -3,7767

Karena t hitung ≤ t tabel maka semua data diterima jadi rentang jumlah kofein

dalam minuman:

µ = X ± t(tabel) x

n SD

= 160,6638± 4,03214 x 6 1,3882

(26)

Lampiran 12. Kromatogram Hasil Penyuntikan Uji Recovery Pada Sampel Kopi Luwak

RT (min) Area k' Asym N

8,09 1706944 808,33 1,18* 4663

A

RT (min) Area k' Asym N

8,03 1714603 802,33 1,21* 4608

(27)

Lampiran 12 (lanjutan)

RT (min) Area k' Asym N

7,97 1703839 779,00 1,32* 5643

C

RT (min) Area k' Asym N

8,09 1712622 807,67 1,19* 4783

(28)

Lampiran 12 (lanjutan)

RT (min) Area k' Asym N

8,09 1711343 807,67 1,18* 4776

E

RT (min) Area k' Asym N

8,06 1704081 805,00 1,19* 4708

F

(29)

Lampiran 13.Analisis Data Statistik Hasil Uji Persen Recovery Tabel 8. Data Hasil Penyuntikan Kofein Pada Uji Perolehan Kembali

NO Area Konsentrasi

Pengolahan data statistik uji perolehan kembali

No Kadar (%) (X-X) (X-X )2

Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = 5 diperoleh nilai

(30)

t hitung data 2 =

Uji presisi dilihat dari nilai RSD

(31)

Lampiran 14.Perhitungan Jumlah Kofein Sebenarnya dalam Secangkir Kopi Volume minuman dalam satu cangkir = 180 ml

Volume minuman yang dipipet = 1,0 ml

Dimasukkan dalam labu takar 10 ml dan diencerkan dengan pelarut sampai

garis tanda (faktor pengenceran = 10)

Luas area atau puncak (y) = 1165807

Persamaan garis regresi Kofein BPFI

Y = 22390,76 x + 32557,4

X =

a

b -Y

=

76 , 22390

32557,4

-1165807

= 50,6124 µg/ml

Kadar Kofein = X x faktor pengenceran

= 50,6124 µg/ml x 10

= 506,1240 µg/ml

Maka jumlah kofein dalam secangkir kopi adalah :

= 506,1240 µg/ml x 180 ml

= 91102,32 µg

(32)

Lampiran 15.Perhitungan Kadar Kofein Pada Uji Perolehan Kembali Volume minuman dalam satu cangkir = 180 ml

Volume minuman yang dipipet = 1,0 ml

Dimasukkan dalam labu takar 10 ml dan diencerkan dengan pelarut sampai garis

tanda (faktor pengenceran = 10)

Luas area (y) = 1706944

Kadar Kofein = X x faktor pengenceran

= 74,7802 µg/ml x 10

= 747,8020 µg/ml

Maka jumlah kofein dalam secangkir kopi adalah

(33)

Lampiran 16. Gambar Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dan Vial Autosampler

A

B

Keterangan :

A = Seperangkat Instrumen KCKT (Hitachi) dan komputer sebagai perangkat

pendukung

(34)

Lampiran 17.Gambar Perangkat Pendukung Penelitian Lainnya.

Sonifikator Branson (1510)

Neraca Analitik

Pompa Vakum (Gast DO A-PG04-BN) dan Penyaring Fase Gerak

Neraca Analitik

(35)
(36)
(37)

Gambar

Tabel 4. Data Hasil Penyuntikan Kofein BPFI
Tabel 5. Data Hasil Penyuntikan Sampel Kopi Luwak
Tabel 6. Data Hasil Penyuntikan  Sampel Kopi Arabika
Tabel 7. Data Hasil Penyuntikan Sampel Kopi Robusta
+2

Referensi

Dokumen terkait

Bersama ini kami sampaikan dengan hormat bahwa berdasarkan hasil evaluasi dokumen kualifikasi untuk pekerjaan ͞ Pengadaan Komputer dan Perlengkapannya ͟ Dinas Kehutanan

Bersama ini kami sampaikan dengan hormat bahwa berdasarkan hasil evaluasi dokumen kualifikasi untuk pekerjaan Pengadaan Perlengkapan Kantor Dinas Kehutanan

Indosat Tbk is a leading telecommunication and information service provider in Indonesia that provides cellular services (Mentari, Matrix and IM3), IDD service (IDD 001, IDD 008

Analisa teknikal memfokuskan dalam melihat arah pergerakan dengan mempertimbangkan indikator-indikator pasar yang berbeda dengan analisa fundamental, sehingga rekomendasi yang

Pengaruh Dosis Pupuk Organik dan Populasi Tanaman Terhadap Pertumbuhan Serta Hasil Tumpang sari Kedelai (Glycine max L. ) Universitas Sebelas Maret.. Respon

Beberapa catatan di ekonomi celenger, menunjukan bahwa dalam beberapa tahun terakhir UMKM dapat menyumbang terhadap Produk Domestik Bruto bisa mencapai senilai

Rasa yang dihasilkan oleh yoghurt berbahan susu kerbau cenderung lebih asam dibandingkan berbahan susu full krim, karena produksi asam oleh bakteri lebih cepat akibat bakteri

For example, conventionally, the decomposition of a system into computing elements could be totally under the command of its developers, but now the autonomy of resources and