BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Seiring perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks, berkembang
pula praktik kejahatan dalam bentuk kecurangan (fraud) ekonomi. Fraud yang
terjadi pada berbagai negara bisa berbeda, karena dalam hal ini praktik fraud
antara lain dipengaruhi kondisi hukum dinegara yang bersangkutan. Pada
negara-negara maju dengan kehidupan ekonomi yang stabil, praktik fraud cenderung
memiliki modus yang sedikit dilakukan. Namun pada negara-negara berkembang
seperti Indonesia, praktik fraud cenderung memilki modus banyak untuk
dilakukan. Fraud dapat terjadi pada sektor swasta maupun sektor publik. Pada sektor swasta, banyak terdapat penyimpangan dan kesalahan yang dilakukan
seseorang dalam menafsirkan catatan keuangan, hal ini yang menyebabkan
banyaknya kerugian yang besar bukan hanya bagi orang-orang yang bekerja pada
perusahaan, akan tetapi pada investor-investor yang menanamkan dananya pada
perusahaan tersebut.
Seperti pada kasus BLBI, Bank Bali, dan Bank Century juga telah
mengurangi kepercayaan investor luar negeri. Dengan demikian pentingnya
akuntansi untuk meyakinkan kembali investor dan kepercayaan publik terhadap
laporan keuangan perusahaan. Rezaee (dalam Ipprianto,2009:17), sehingga
akuntansi forensik yang dikembangan dan sebagai pelaksanaannya akuntansi
forensik yang memiliki keahlian yang relevan untuk menginvestigasi kasus-kasus
Menurut Tuanakotta (2007:3), faktor yang mendorong berkembang
dengan pesatnya akuntansi forensik di Amerika Serikat, yaitu Sarbanas-Oxley Act
(2002). Yang menjadi objek akuntansi forensik disektor swasta maupun sektor
publik adalah skandal keuangan yang menyangkut fraud “penghilangan” aset,
seperti pencurian, penyalahgunaan, dan lain-lain. Oleh karena itu, diperlukan
akuntan forensik untuk menginvestigasi indikasi fraud atau kecurangan lainnya
yang terjadi pada masalah skandal keuangan di sektor swasta maupun di sektor
publik.
Akuntansi forensik sebenarnya sudah dipraktekkan di Indonesia. Praktek
ini tumbuh pesat tidak lama setelah krisis keuangan tahun 1997. Akhi-akhir ini
ada dorongan kuat untuk berkembangnya praktek akuntansi forensik. Pelaksanaan
akuntansi forensik dilakukan oleh berbagai lembaga seperti Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP), Bank Dunia (untuk proyek-proyek peminjamannya), dan
kantor-kantor akuntan publik (KAP) di Indonesia, hal ini membuat akuntansi
forensik menjadi peluang karir yang menarik bagi para akuntan terutama di
Indonesia mengingat banyaknya kasus-kasus korupsi yang terjadi.
Tuanakotta (dalam Ipprianto, 2009:38). Akuntan forensik juga harus
menguasai bidang yang berkaitan dengan kejahatan keuangan (money
laundering), psikologi, sosiologi, antropologi, viktimologi, kriminologi, dan mereka harus memiliki multitalenta. Artinya, akuntan forensik ketika dilibatkan
bekerjasama dengan shareholders dan lembaga pemerintah, dapat mencegah
terjadinya fraud di dalam praktek akuntansi, dan kegiatan finansial.
Razee (dalam Ipprianto, 2009:36) mengamati sampel yang terdiri dari
mahasiswa jurusan akuntansi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa para
mahasiswa percaya bahwa akuntansi forensik merupakan sebuah pilihan karir
yang layak bagi mereka, namun permasalahanya bidang ini belum mendapatkan
perhatian yang serius dari pihak perguruan tinggi. dengan demikian secara teoritis
mata kuliah akuntansi forensik sangat berperan terhadap sebuah peluang karir
yang menjanjikan di masa yang akan datang.
Di Indonesia sendiri akuntansi forensik dari segi akademik belum menjadi
satu bidang yang diutamakan terbukti hanya beberapa universitas yang ada di
Indonesia yang sudah menjadikan akuntansi forensik sebagai mata kuliah bagian
kurikulum dari departemen akuntansi. Seperti dipulau jawa beberapa universitas
yang sudah memasukkan akuntasi forensik kedalam kurikulum adalah Universitas
Diponegoro, Universitas Indonesia, Universitas Islam Indonesia, Universitas
Padjajaran, Universitas Trunojoyo, dan lain-lain, sedangakan di Provinsi
Sumatera Utara hanya Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang sudah
menerapkannya.
Di Universitas Indonesia memasukkan matakuliah akuntansi forensik di
dalam kurikulum profesi akuntansi yang langsung diajar oleh M. Tuanakotta
Theodorus salah satu pengajar yang concern dibidang akunatansi forensik.
Khusus untuk akuntansi forensik, Universitas Islam Indonesia sudah membentuk
akuntansi forensik sebagai mata kuliah pilihan untuk S2, tetapi mahasiswa S1
akuntansi di universitas tersebut sudah mengetahui dan mengembangkan
akuntansi forensik, sedangkan di Universitas Padjajaran dan IAIN Akuntansi
forensik sudah di masukkan ke dalam kurikulum pendidikan akuntansi syariah
strata satu.
Di IAIN akuntansi forensik sebagai mata kuliah wajib, sedangkan di
Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi dan Bisnis departemen akuntansi
khususnya untuk strata satu akuntansi forensik adalah salah satu bidang akuntansi
yang tidak mendapatkan perhatian, terbukti hingga saat ini akuntansi forensik
belum dimasukkan kedalam kurikulum pendidikan akuntansi. Sementara, melihat
begitu banyaknya kasus korupsi maupun kecurangan dalam bidang finansial
harusnya akuntansi forensik, menjadi salah satu bidang unggulan yang harus lebih
diperhatikan oleh departemen akuntansi Fakulats Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara, karena dengan banyaknya kasus yang terjadi di Indonesia
menjadikan akuntan forensik salah satu profesi yang sangat menjanjikan
kedepannya.
Mahasiswa departemen akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara juga seharusnya sudah mendalami bidang ini untuk
memberikan gambaran kedepannya mengenai penanggulangan kasus-kasus
korupsi maupun kecurangan lainnya dengan diajarkannya bidang akuntansi
forensik pada mahasiswa strata satu departemen akuntansi. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : “Persepsi Mahasiswa
Fakultas Syariah IAIN Sumatera Utara Terhadap Adanya Akuntansi Forensik”.
Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan survei terhadap mahasiswa
akuntansi Strata-1 (S1) angkatan 2010 dan 2011 di Universitas Sumatera Utara
dan mahasiswa akuntansi syariah angkatan 2010 dan 2011 di IAIN Sumatera
Utara yang sudah mempelajari mata kuliah auditing.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian maka perumusan masalah
yang akaun dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi S1
Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa akuntansi syariah IAIN
Sumatera Utara tentang akuntansi forensik tidak sama dengan audit
investigatif.
2. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi S1
Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa akuntansi syariah IAIN
Sumatera Utara tentang akuntansi forensik berorientasi pada etika dan
hukum.
3. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi S1
Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa akuntansi syariah IAIN
Sumatera Utara tentang akuntansi forensik sebagai alat untuk mempercepat
pemberantasan korupsi dan kasus finansial lainnya.
4. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi S1
Sumatera Utara tentang akuntansi forensik sangat sangat berperan
menjadikan peluang karir yang menjanjikan di masa yang akan datang.
5. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi S1
Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa akuntansi syariah IAIN
Sumatera Utara tentang adanya hubungan akuntansi forensik dengan
perkembangan imu akuntansi.
6. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi S1
Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa akuntansi syariah IAIN
Sumatera Utara tentang akuntansi forensik belum mendapat perhatian yang
serius dari pihak perguruan tinggi.
7. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi S1
Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa akuntansi syariah IAIN
Sumatera Utara tentang akuntansi forensik dimasukkan kedalam kurikulum
pendidikan akuntansi di seluruh Universitas di Indonesia.
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk memperoleh bukti empiris perbedaan persepsi antara mahasiswa
akuntansi S1 Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa akuntansi syariah
IAIN Sumatera Utara tentang akuntansi forensik tidak sama dengan audit
2. Untuk memperoleh bukti empiris perbedaan persepsi antara mahasiswa
akuntansi S1 Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa akuntansi syariah
IAIN Sumatera Utara tentang akuntansi forensik berorientasi pada etika dan
hukum.
3. Untuk memperoleh bukti empiris perbedaan persepsi antara mahasiswa
akuntansi S1 Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa akuntansi syariah
IAIN Sumatera Utara tentang akuntansi forensik sebagai alat untuk
mempercepat pemberantasan korupsi dan kasus finansial lainnya.
4. Untuk memperoleh bukti empiris perbedaan persepsi antara mahasiswa
akuntansi S1 Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa akuntansi syariah
IAIN Sumatera Utara tentang akuntansi forensik sangat sangat berperan
menjadikan peluang karir yang menjanjikan di masa yang akan datang.
5. Untuk memperoleh bukti empiris perbedaan persepsi antara mahasiswa
akuntansi S1 Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa akuntansi syariah
IAIN Sumatera Utara tentang adanya hubungan akuntansi forensik dengan
perkembangan imu akuntansi.
6. Untuk memperoleh bukti empiris perbedaan persepsi antara mahasiswa
akuntansi S1 Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa akuntansi syariah
IAIN Sumatera Utara tentang akuntansi forensik belum mendapat perhatian
yang serius dari pihak perguruan tinggi.
7. Untuk memperoleh bukti empiris perbedaan persepsi antara mahasiswa
IAIN Sumatera Utara tentang akuntansi forensik dimasukkan kedalam
kurikulum pendidikan akuntansi di seluruh Universitas di Indonesia.
1.4Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharpkan dari penelitian ini adalah sebagi berikut:
a. Bagi Perguruan Tinggi Departemen Akuntansi
Diharapkan agar hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan
kepada departemen akuntansi khususnya Universitas Sumatera Utara
untuk memasukkan akuntansi forensik ke dalam kurikulum pendidikan
akuntansi.
b. Bagi penulis
Memberikan pengetahuan yang lebih luas dan mendalam, mengenai
masalah penelitian ini.
c. Bagi Peneliti Berkutnya
Diharapkan skripsi ini berguna sebagai referensi dalam rangka