• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 Pid.Sus Anak 2016 PN Ban

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "4 Pid.Sus Anak 2016 PN Ban"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N

Nomor : 4/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Ban

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Bantaeng yang mengadili perkara pidana anak dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Anak :

Nama lengkap : WAWAN BIN KADE;

Tempat lahir : Bantaeng;

Umur/tgl lahir : 15 Tahun / 4 Agustus 2000; Jenis kelamin : Laki-laki;

Kebangsaan : Indonesia;

Tempat tinggal : Dusun Bontomasunggu, Desa

Pajukukang, Kecamatan

Pajukukang Kabupaten Bantaeng; Agama : Islam;

Pekerjaan : _

Terdakwa tersebut:

• Terdakwa ditangkap pada tanggal 04 Januari 2016 No : Pol.SP.Kap/13/I/2016/Reskrim ;

• Terdakwa ditahan di Rumah Tahanan Negara berdasarkan Surat Perintah/Penetapan dari ;

1. Penyidik Polri, tertanggal 5 Januari 2016 berdasarkan Surat Perintah Penahanan No.Pol.: SP.Han/17/I/2016 Reskrim, sejak tanggal 5 Januari 2016 s/d tanggal 11 Januari 2016 ;

2. Perpanjangan Penahanan oleh Penuntut Umum tertanggal 11 Januari 2016 berdasarkan Surat Nomor : PRINT – 05/ R.4.17/ Epp.1/01/2016 sejak tanggal 12 Januari 2016 s/d 19 Januari 2016 ;

Halaman 1 dari 24 Putusan Nomor 4/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Ban

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

3. Penuntut Umum, tertanggal 19 Januari 2016 berdasarkan Surat

Perintah Penahanan No.Print: - 06/R.4.17/Epp.2/01/2016 sejak 19 Januari 2016 sampai dengan tanggal 23 Januari 2016 ;

4. Hakim Pengadilan Negeri tertanggal 21 Januari 2016 berdasarkan Penetapan Nomor: 4/Pen.Pid-Anak/P/2016/PN.Ban sejak tanggal 21 Januari 2016 s/d tanggal 30 Januari 2016 ;

5. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Bantaeng, tanggal 27 Januari 2016 berdasarkan Penetapan Nomor: 4/Pen.Pid/PP/2016/ PN.Ban sejak tanggal 31 Januari 2016 sampai dengan tanggal 14 Februari 2016 ;

Terdakwa dipersidangan didampingi oleh NASRULLAH, SH dan SUARDI, SH berdasarkan Penetapan Hakim sebagai Penasihat Hukum terdakwa, Orang Tua terdakwa dan Petugas Pembimbing Kemasyarakatan;

Bahwa dalam perkara a quo tidak dilakukan Diversi atau proses pengalihan -- penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana karena ancaman pidana dari pasal yang didakwakan terhadap Anak adalah diatas 7 (tujuh) tahun dan bentuk surat dakwaan Penuntut Umum adalah dakwaan alternatif sehingga tidak memenuhi syarat sebagaimana ketentuan dalam Pasal 7 ayat (2) huruf a UU RI Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dan Pasal 3 Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dalam Sistem Peradilan Pidana Anak;

Pengadilan Negeri tersebut; Setelah membaca:

• Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Bantaeng tentang penunjukan Hakim;

• Penetapan Hakim tentang penetapan hari sidang; • Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;

• Laporan Penelitian Kemasyarakatan (Litmas) atas nama terdakwa dari Petugas Pembimbing Kemasyarakatan;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Setelah mendengar keterangan Saksi-saksi, Orang Tua Anak dan Anak

serta memperhatikan barang bukti yang diajukan di persidangan;

Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh Penuntut Umum yang pada pokoknya sebagai berikut:

1. Menyatakan Terdakwa WAWAN Bin KADE terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Merampas nyawa orang lain

sebagaimana diatur dalam Dakwaan Kesatu Pasal 338 KUHP;

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa WAWAN Bin KADE dengan pidana

penjara selama 5 (lima) tahun dikurangkan selama Terdakwa dalam tahanan

sementara dengan perintah Terdakwa tetap ditahan;

3. Menyatakan barang bukti :

• 1 (satu) buah senjata tajam (badik) yang berhulu dan tidak bersarung dengan

panjang mata 20 (dua puluh) centimeter;

• 1 (satu) buah martil (palu besi) yang gagangnya terbuat dari besi dengan

panjang 30 (tiga puluh) centimeter;

• 1 (satu) buah balok kayu 4x4 centimeter dengan panjang 70 (tujuh puluh)

centimeter;

• 1 (satu) buah gunting yang gagangnya terbuat dari plastik berwarna hitam

dengan panjang mata 10 (sepuluh) centimeter;

Dirampas untuk dimusnahkan;

4. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu

rupiah);

Setelah mendengar pembelaan Anak melalui Penasihat Hukum Anak yang diajukan secara tertulis tanggal 02 Februari 2016 yang pada pokoknya: Mohon kepada Majelis Hakim untuk dapat memberikan putusan yang seadil-adilnya dengan menyatakan bahwa terdakwa dihapuskan dari segala tuntutan hukum;

Setelah mendengar tanggapan Penuntut Umum terhadap pembelaan Anak yang pada pokoknya tetap pada tuntutannya;

Setelah mendengar Tanggapan Anak terhadap tanggapan Penuntut Umum yang pada pokoknya bertetap pada pembelaan;

Halaman 3 dari 24 Putusan Nomor 4/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Ban

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Menimbang, bahwa Anak diajukan ke persidangan oleh Penuntut

Umum didakwa berdasarkan surat dakwaan sebagai berikut :

KESATU :

Bahwa terdakwa WAWAN Bin KADE pada hari Rabu tanggal 18 Nopember 2015 sekitar jam 20.30 WITA atau pada waktu lain dalam bulan Nopember 2015, atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2015, bertempat di Dusun Masunggu, Desa Pajukukang, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Bantaeng, dengan sengaja merampas nyawa orang lain, dengan cara-cara sebagai berikut :

Berawal ketika DARWIS Alias DARO Bin MINALLA berniat mengambil es batu di dalam lemari es di rumah KADE Bin SUDU. DARWIS Alias DARO Bin MINALA mencongkel es batu dengan menggunakan gunting, sehingga KADE Bin SUDU menegurnya dengan mengatakan : ? Pelan-pelanko Nak, Katutui barang-barangna adinnu nulabbu tong ammake.? Yang artinya:?? Pelihara barang-barang adikmu Nak, supaya tidak cepat rusak.? DARWIS Alias DARO Bin MINALLA yang tidak terima ditegur KADE Bin SUDU kemudian langsung melempari KADE Bin SUDU dengan es batu sehingga KADE Bin SUDU merasa marah, namun belum sempat KADE Bin SUDU berdiri dan akan membalas DARWIS Alias DARO Bin MINALLA, saat itu pula DARWIS Alias DARO Bin MINALLA mengambil martil (palu besi) yang berada di dekat pintu, dan memukuli kepala KADE Bin SUDU. KADE Bin SUDU sempat berkata agar DARWIS Alias DARO dilaporkan ke Polisi karena telah melakukan penganiayaan. Mendengar KADE Bin SUDU berkata akan melaporkan perbuatan DARWIS Alias DARO ke Polisi, DARWIS Alias DARO marah, Kemudian keluar rumah dan mengambil parang yang terhunus. KADE Bin SUDU yang melihat DARWIS Alias DARO Bin MINALLA datang membawa parang kemudian mengambil balok kayu yang berada di belakang pintu. DARWIS Alias DARO Bin MINALLA kemudian menyerang KADE Bin SUDU dengan parang sehingga KADE Bin SUDU memukul tangan kanan DARWIS Alias DARO Bin MINALLA dengan tujuan agar parang yang dibawa DARWIS Alias DARO Bin MINALLA terjatuh, namun ternyata DARWIS Alias DARO Bin MINALLA bertambah marah dan tetap menyerang KADE Bin SUDU dengan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

menggunakan parang. Kemudian Terdakwa datang sambil membawa badik

yang terhunus dan menikam punggung sebelah kanan DARWIS Alias DARO Bin MINALLA sebanyak 1 (satu) kali, namun karena DARWIS Alias DARO Bin MINALLA tetap menyerang KADE Bin SUDU, Terdakwa kemudian menikam punggung sebelah kanan DARWIS Alias DARO Bin MINALLA sebanyak 1 (satu) kali lagi, kemudian dalam keadaan terluka DARWIS Alias DARO Bin MINALLA berlari keluar rumah mengejar Terdakwa dan akhirnya setelah berlari sejauh kurang lebih 100 (seratus) meter DARWIS Alias DARO Bin MINALLA kemudian terjatuh disebabkan luka tikam yang dialaminya. DARWIS Alias DARO Bin MINALLA meninggal dunia pada hari Rabu, tanggal 18 Nopember 2015 jam 22.40 Wita di RSUD Bantaeng, sesuai dengan surat visum et repertum Nomor: 1281/RSU ? BTG/XII/2015 Tanggal 10 Desember 2015 yang ditandatangani oleh dokter pembuat visum et repertum luka dr. PRATIWI TENRI SAU, An. DARWIS Alias DARO Bin MINALLA, dengan hasil pemeriksaan pada tubuh penderita terdapat luka robek pada punggung kanan ukuran panjang 8 (delapan) centimeter, Lebar 5 (lima) centimeter dan kedalaman 6 (enam) centimeter, serta patah pada tulang rusuk kanan belakang akibat trauma tumpul, kesimpulan keadaan tersebut disebabkan oleh trauma tajam;

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;

ATAU

KEDUA :

Bahwa terdakwa WAWAN Bin KADE pada hari Rabu tanggal 18 Nopember 2015 sekitar jam 20.30 WITA atau pada waktu lain dalam bulan Nopember 2015, atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2015, bertempat di Dusun Masunggu, Desa Pa?jukukang, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Bantaeng, dengan sengaja melakukan penganiayaan mengakibatkan mati, dengan cara-cara sebagai

berikut :

Halaman 5 dari 24 Putusan Nomor 4/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Ban

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Berawal ketika DARWIS Alias DARO Bin MINALLA berniat mengambil

es batu di dalam lemari es di rumah KADE Bin SUDU. DARWIS Alias DARO Bin MINALA mencongkel es batu dengan menggunakan gunting, sehingga KADE Bin SUDU menegurnya dengan mengatakan : ? Pelan-pelanko Nak, Katutui barang-barangna adinnu nulabbu tong ammake ? Yang artinya : Pelihara barang-barang adikmu Nak, supaya tidak cepat rusak.? DARWIS Alias DARO Bin MINALLA yang tidak terima ditegur KADE Bin SUDU kemudian langsung melempari KADE Bin SUDU dengan es batu, sehingga KADE Bin SUDU merasa marah, namun belum sempat KADE Bin SUDU berdiri dan akan membalas DARWIS Alias DARO Bin MINALLA, saat itu pula DARWIS Alias DARO Bin MINALLA mengambil martil (palu besi) yang berada di dekat pintu, dan memukuli kepala KADE Bin SUDU. KADE Bin SUDU sempat berkata agar DARWIS Alias DARO dilaporkan ke Polisi karena telah melakukan penganiayaan. Mendengar KADE Bin SUDU berkata akan melaporkan perbuatan DARWIS Alias DARO ke Polisi, DARWIS Alias DARO marah, Kemudian keluar rumah dan mengambil parang yang terhunus. KADE Bin SUDU yang melihat DARWIS Alias DARO Bin MINALLA datang membawa parang kemudian mengambil balok kayu yang berada di belakang pintu. DARWIS Alias DARO Bin MINALLA kemudian menyerang KADE Bin SUDU dengan parang sehingga KADE Bin SUDU memukul tangan kanan DARWIS Alias DARO Bin MINALLA dengan tujuan agar parang yang dibawa DARWIS Alias DARO Bin MINALLA terjatuh, namun ternyata DARWIS Alias DARO Bin MINALLA bertambah marah dan tetap menyerang KADE Bin SUDU dengan menggunakan parang. Kemudian Terdakwa datang sambil membawa badik yang terhunus dan menikam punggung sebelah kanan DARWIS Alias DARO Bin MINALLA sebanyak 1 (satu) kali, namun karena DARWIS Alias DARO Bin MINALLA tetap menyerang KADE Bin SUDU, Terdakwa kemudian menikam punggung sebelah kanan DARWIS Alias DARO Bin MINALLA sebanyak 1 (satu) kali lagi, kemudian dalam keadaan terluka DARWIS Alias DARO Bin MINALLA berlari keluar rumah mengejar Terdakwa dan akhirnya setelah berlari sejauh kurang lebih 100 (seratus) meter DARWIS Alias DARO Bin MINALLA kemudian terjatuh disebabkan luka tikam yang dialaminya. DARWIS Alias DARO Bin MINALLA meninggal dunia pada hari Rabu, tanggal 18 Nopember 2015 jam 22.40 Wita di RSUD Bantaeng, sesuai dengan surat visum et

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

repertum Nomor: 1281/RSU/BTG/XII/2015 Tanggal 10 Desember 2015 yang

ditandatangani oleh dokter pembuat visum et repertum luka dr. PRATIWI TENRI SAU, An. DARWIS Alias DARO Bin MINALLA, dengan hasil pemeriksaan pada tubuh penderita terdapat luka robek pada punggung kanan ukuran panjang 8 (delapan) centimeter, Lebar 5 (lima) centimeter dan kedalaman 6 (enam) centimeter, serta patah pada tulang rusuk kanan belakang akibat trauma tumpul, kesimpulan keadaan tersebut disebabkan oleh trauma tajam;

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 351 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;

Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum, Anak melalui penasihat hukumnya menyatakan telah mengerti dan tidak mengajukan keberatan;

Menimbang, bahwa dipersidangan telah pula dibacakan hasil Laporan Penelitian Kemasyarakatan (Litmas) atas nama Anak dari Petugas Pembimbing Kemasyarakatan;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum telah mengajukan saksi-saksi sebagai berikut :

1. KADE BIN SUDU di bawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

• Bahwa saksi mengerti dijadikan saksi dalam perkara ini sehubungan dengan terjadinya penikaman terhadap korban DARWIS Alias DARO ; • Bahwa Waktu kejadiannya saksi sudah lupa, dan peristiwa itu terjadi di

rumah saksi di Dusun Bonto Masunggu, Desa Pa’jukukang, Kecamatan Pa’jukukang, Kabupaten Bantaeng;

• Bahwa kejadiannya berawal Pada saat korban DARWIS alias DARO Bin MINALLA sedang berada di rumah saksi hendak mengambil es batu di kulkas, saat itu korban DARWIS alias DARO mencungkil es batu dengan menggunakan gunting, melihat hal tersebut saksi pun menegurnya agar pelan-pelan mencungkil supaya kulkas tidak cepat rusak, namun DARWIS alias DARO merasa tersinggung dan marah sehingga melemparkan es batu ke arah saksi dan mengenai paha saksi;

Halaman 7 dari 24 Putusan Nomor 4/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Ban

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

• Bahwa setelah itu korban DARWIS alias DARO lalu mengambil martil dan

memukulkannya ke kepala saksi sehingga saksi pun terjatuh lalu DARWIS alias DARO menaiki badan saksi dan hendak memukul saksi lagi dengan martil namun datang Anak dan cucu saksi yang bernama AYU LESTARI yang mencoba menahan DARWIS alias DARO. Setelah itu DARWIS alias DARO mengambil parang, sedangkan saksi yang saat itu melihat istri saksi langsung menyuruh istri saksi masuk lalu saksi pun mengambil balok. Kemudian datang DARWIS alias DARO menyerang saksi dengan parang namun saksi tangkis dengan balok dengan tujuan agar parangnya DARWIS alias DARO terlepas tetapi justru balok yang saksi pegang yang terlepas, setelah itu DARWIS alias DARO kembali memarangi saksi dan mengenai tangan dan kepala saksi. Selanjutnya Anak mengambil badik yang tersimpan di lemari dan menikam DARWIS alias DARO. Setelah itu DARWIS alias DARO mengejar Anak;

• Bahwa saksi tidak tahu berapa kali Anak menikam korban DARWIS Alias DARO ;

• Bahwa akibat pemarangan yang dilakukan korban DARWIS saksi dirawat selama 2 ( dua ) minggu dirumah sakit ;

• Bahwa saksi tidak tahu siapa yang memiliki parang tersebut ;

• Bahwa akibat penikaman yang dilakukan Anak terhadap korban DARWIS DARWIS meninggal dunia ;

• Bahwa jika pada saat itu tidak ada anak yang mencoba menolong saksi mungkin saksi yang meninggal dunia karena pada saat itu korban DARWIS membabi buta melakukan pemarangan terhadap saksi ;

• Bahwa pada saat itu saksi menegur korban DARWIS Alias DARO dengan pelan – pelan dan tidak emosi ;

• Bahwa pada saat itu korban DARWIS Alias DARO dalam keadaan emosi dan marah marah akan tetapi saksi tidak mencium bau minuman keras ; • Bahwa pada saat itu yang dilakukan saksi AYU LESTARI adalah

mengambil martil yang dipegang oleh korban DARWIS Alias DARO ; • Bahwa pada saat kejadian di rumah hanya ada saksi, Korban DARWIS

alias DARO, Anak, AYU LESTARI, dan istri saksi ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

• Bahwa saksi tahu barang bukti berupa badik yang ditunjukkan

dipersidangan adalah yang digunakan Anak untuk menikam DARWIS alias DARO, martil adalah yang digunakan DARWIS alias DARO untuk memukul saksi, balok adalah yang saksi pegang waktu itu, sedangkan gunting adalah yang digunakan DARWIS alias DARO untuk mencungkil es batu;

• Bahwa sebelum peristiwa keributan ini terjadi korban DARWIS tinggal bersama dengan saksi sdah kurang lebih selama 5 ( lima ) bulan ;

Atas keterangan saksi tersebut, Anak menyatakan tidak keberatan dan

membenarkannya;

2. INTAN di bawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

• Bahwa saksi tidak tahu apa yang telah terjadi hanya yang saksi tahu pada waktu itu saksi sedang menyusui tiba-tiba datang Anak berteriak “Tolong, saksi mau dibunuh sama DARO”, setelah itu dengan berlari Anak naik ke atas rumah saksi dan masuk ke dalam sementara DARWIS alias DARO juga naik ke atas rumah tetapi tidak masuk ke dalam rumah karena saksi menutup pintu rumah saksi. Setelah itu DARWIS alias DARO turun dari rumah saksi lalu saksi pun membuka pintu dan melihat ada banyak darah, sementara itu saksi tidak melihat lagi Anak di dalam rumah saksi ; • Bahwa pada saat ituSaksi tidak melihat Anak berdarah;

• Bahwa pada saat itu saksi tidak memperhatikan apakah Anak bawa badik ataukah tidak ;

• Bahwa pada saat kejadian saksi tidak sempat ke rumah KADE dan tidak keluar sampai keesokan harinya;

• Bahwa pada saat itu saksi tidak melihat Anak keluar dari rumah Saksi; • Bahwa saksi tidak tahu Dimana DARWIS alias DARO sekarang;

• Bahwa dipersidangan diperlihatkan 1 (satu) buah senjata tajam (badik) yang berhulu kayu dan tidak bersarung dengan panjang mata 20 (dua puluh) cm, 1 (satu) buah martil (palu besi) yang gagangnya terbuat dari besi dengan panjang 30 (tiga puluh) cm, 1 (satu) buah balok kayu 4x4 dengan panjang 70 (tujuh puluh) cm, 1 (satu) buah gunting yang

Halaman 9 dari 24 Putusan Nomor 4/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Ban

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

gagangnya terbuat dari plastik berwarna hitam dengan panjang 10

(sepuluh) cm) dan kesemuanya barang – barang tersebut saksi tidak mengetahuinya ;

• Bahwa sepengetahuan saksi sebelum kejadian tersebut korban DARWIS Bin KADE tinggal dirumahnya saksi KADE ;

• Bahwa saksi tidak akrab dengan DARWIS Alias DARO dan tidak tahu bagaimana kepribadian DARWIS sehari – hari ;

Atas keterangan saksi tersebut, Anak menyatakan tidak keberatan dan

membenarkannya;

3. AYU LESTARI Tidak dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut::

• Bahwa saksi tinggal serumah dengan KADE dan Anak, karena saksi adalah cucu dari KADE dan keponakan dari Anak;

• Bahwa yang ada di rumah pada saat kejadian adalah KADE, istri KADE, Anak, DARWIS dan saksi ;

• Bahwa pada awalnya saksi melihat ketika saksi KADE dan DARWIS alias DARO berkelahi dimana DARWIS alias DARO memarangi KADE dan mengenai tangan dan kepala saksi KADE, ketika itu saksi KADE terjatuh dan berdarah. Setelah itu DARWIS alias DARO berlari mengejar Anak;

• Bahwa saksi tidak tahu mengapa korban DARWIS mengejar Anak ; • Bahwa Anak sempat melerai perkelahian tersebut namun DARWIS alias

DARO pergi mengambil parang, sedangkan saksi mengambil martil yang awalnya dipegang oleh DARWIS alias DARO untuk kemudian menaruhnya di belakang pintu;

• Bahwa saksi tidak tahu siapa pemilik parang tersebut ;

• Bahwa pada saat itu saksi KADE tidak melakukan perlawanan ;

• Bahwa setelah melihat saksi KADE terjatuh dan berdarah lalu saksi mencari mobil untuk mengantar KADE ke rumah sakit ;

• Bahwa saksi tidak melihat apakah Anak pada saat itu bawa badik ataukah tidak ;

• Bahwa saksi tidak lihat Anak menikam korban DARWIS Alias DARO ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

• Bahwa saksi tidak melihat apakah korban DARWIS Alias DARO terluka

ataukah tidak ;

• Bahwa sepengetahuan saksi perkelahian tersebut disebabkan masalah es batu ;

• Bahwa saksi tidak mendengar ketika saksi KADE menegur DARWIS Alias DARO ketika mengambil es batu karena saksi sedang berada di tempat tidur agak jauh dari tempat kejadian ;

• Bahwa saksi tidak tahu apakah sampai sekarang korban DARWIS sudah meninggal atau tidak ;

• Bahwa sebelumnya korban DARWIS Alias DARO tinggal bersama dengan saksi KADE kurang lebih sudah berjalan sekitar 5 ( lima ) bulan ; Atas keterangan saksi tersebut, Anak menyatakan tidak keberatan dan

membenarkannya;

4. TUANG BIN BASSARA dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: :

• Bahwa pada saat saksi sedang tertidur karena sedang sakit dibangunkan oleh istri saksi ketika itu saksi lihat sudah banyak orang yang berkerumun di bawah rumah, yang saksi dengar waktu itu katanya ada yang berkelahi yaitu DARWIS alias DARO tetapi sa ksi tidak tahu lawannya;

• Bahwa saksi lupa tanggal dan harinya kapan kejadian tersebut terjadi ; • Bahwa saksitidak melihat ketika DARWIS alias DARO berkelahi; • Bahwa pada waktu itu saksi tidak lihat Anak dan saksi KADE ;

• Bahwa yang saksi lihat ada darah di depan rumah orang tua saksi, dan saksi melihat dalam jarak kurang lebih 10 (sepuluh) meter DARWIS alias DARO sedang terbaring di pinggir jalan di depan rumah orang tua saksi;-• Pada waktu itu yang saksi lihat adalah darahnya DARWIS Alias DARO; • Bahwa pada waktu itu saksi melihat DARWIS Alias DARO terbaring dan

masih hidup sebab Ia bergerak ;

• Bahwa yang saksi lihat pada waktu itu DARWIS mengalami luka di punggung dan berdarah, kata orang disebabkan kena pisau, akan tetapi saksi tidak tahu pisaunya siapa;

Halaman 11 dari 24 Putusan Nomor 4/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Ban

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

• Bahwa saksi tidak tahu berapa banyak luka yang dialami oleh DARWIS

Alias DARO ;

• Bahwa sepengetahuan saksi DARWIS pernah tinggal serumah dengan KADE ;

• Bahwa saksi tidak tahu bagaimana kepribadian sehari hari dari saudara DARWIS karena saksi tidak terlalu akrab dengan korban DARWIS; • Bahwa saksi dengar dari orang kampung kalau DARWIS sudah

meninggal dunia ;

• Bahwa saksi tidak tahu apa sebabnya DARWIS berkelahi sehingga di tikam ;

Terhadap keterangan saksi tersebut Anak menyatakan benar dan tidak keberatan;

Menimbang, bahwa di depan persidangan diperlihatkan barang bukti : • 1 (satu) buah senjata tajam (badik) yang berhulu kayu dan tidak

bersarung dengan panjang mata 20 (dua puluh) centimeter,1 (satu) buah martil (palu besi) yang gagangnya terbuat dari besi dengan panjang 30 (tiga puluh) centimeter,1 (satu) buah balok kayu 4x4 centimeter dengan panjang 70 (tujuh puluh) centimeter, 1 (satu) buah gunting yang gagangnya terbuat dari plastic berwarna hitam dengan panjang mata 10 (sepuluh) centimeter, oleh karena barang-barang bukti tersebut telah disita secara sah menurut hukum berdasarkan surat Penetapan No : 155/Pen.Pid/Sita/2015/PN.Ban oleh Ketua Pengadilan Negeri Bantaeng; maka dapat dipakai sebagai barang – barang bukti yang sah dalam perkara ini ;

Menimbang, bahwa di persidangan, Anak tidak mengajukan saksi meringankan (A De Charge),dan Anak WAWAN Bin KADE telah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut ;

• Bahwa Anak diajukan kepersidangan sehubungan dengan anak telah menikam DARWIS alias DARO dengan badik;

• Bahwa kejadiannnya pada hari Rabu, tanggal 18 November 2015 sekitar jam 20.00 Wita di rumah orang tua Anak yang bernama KADE; • Bahwa pada awalnya Pada waktu itu Anak sedang tidur bersama

dengan AYU LESTARI, sementara bapak Anak yang bernama KADE

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

baring-baring di depan televisi, kemudian datang DARWIS alias DARO

membuka kulkas dan mencungkil es batu dengan menggunakan gunting, melihat itu KADE menegurnya dengan mengatakan “Pelan-pelan, jaga barang-barangnya adikmu”, saat itu DARWIS alias DARO tidak berkata apa-apa tetapi langsung melempar KADE dengan es batu dan mengenai pahanya, setelah itu DARWIS alias DARO mengambil martil dan memukul kepalanya KADE, kemudian Anak menarik DARWIS alias DARO, selanjutnya KADE mengatakan supaya melaporkan perbuatan DARWIS alias DARO ke Polisi, dan dijawab oleh DARWIS alias DARO “Kasih keluar baca-bacamu”, setelah itu DARWIS alias DARO mengambil parang dan memarangi KADE sampai terjatuh, melihat itu Anak langsung berkata kepada DARWIS alias DARO “Sadarko, kita tongji ini”,akan tetapi DARWIS tidak menghiraukan apa yang dikatakan Anak dan tetap akan memarangi KADE kemudian Anak mengambil badik dan menusukkan ke tubuh DARWIS sebanyak 2 (dua) kali dimana tusukan yang pertama tidak masuk dan tusukan yang kedua yang masuk ke tubuh DARWIS alias DARO. Dan setelah menikam itu Anak lari kerumahnya INTAN;

• Bahwa pada saat saksi KADE ( Ayah Anak ) terjatuh DARWIS alias DARO masih memarangi KADE dimana posisi DARWIS alias DARO saat itu dalam keadaan jongkok sementara KADE dalam keadaan terbaring;

• Bahwa pada saat itu Selang waktunya antara DARWIS selesai memukul kepala KADE pakai martil dengan saat DARWIS alias DARO mengambil parang adalah sekitar 1 (satu) menit, karena setelah DARWIS alias DARO memukul kepala KADE pakai martil DARWIS alias DARO langsung turun dari rumah untuk mengambil parang dan naik lagi ke atas rumah, dimana saat itu pintu rumah tidak tertutup karena ibu Anak sedang berada di teras rumah dan bapak Anak yaitu KADE sempat menarik ibu Anak untuk masuk ke dalam rumah, dan oleh karena pintu tidak tertutup sehingga DARWIS alias DARO bisa masuk lagi ke dalam rumah setelah mengambil parang;

• Bahwa DARWIS alias DARO mengambil parang tersebut di samping rumah;

Halaman 13 dari 24 Putusan Nomor 4/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Ban

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

• Bahwa Anak tidak tahu milik siapa parang tersebut ;

• Bahwa Anak tidak pernah melihat sebelumnya korban DARWIS membawa parang ;

• Bahwa sepengetahuan saksi korban DARWIS memarangi KADE lebih dari 2 ( dua ) kali dan mengenai tangan, kepala, badan,dimana kesemuanya berdarah;

• Bahwa Anak menikam korban DARWIS sebanyak dua kali dan tikaman Anak mengenai punggung korban DARWIS ;

• Bahwa korban DARWIS sudah 5 ( lima ) bulan tinggal bersama dengan saksi KADE dan ditanggung makannya oleh orang tua Anak yaitu saksi KADE ;

• Bahwa korban DARWIS adalah sepupu Anak dari ibu;

• Bahwa Keadaannya baik-baik saja selama DARWIS alias DARO tinggal di rumah orang tua Anak ;

• Bahwa Anak tidak tahu kapan korban DARWIS meninggal dunia ; Menimbang, bahwa untuk ringkasnya putusan ini maka segala sesuatu yang tercatat dalam Berita Acara Sidang turut dipertimbangkan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini ;

Menimbang, bahwa dipersidangan sebelum menjatuhkan putusan Majelis Hakim telah memberikan kesempatan kepada orang tua Anak WAWAN BIN KADEK yang bernama KADE (Ayah) untuk menyampaikan hal yang bermanfaat dan hal ihwal tentang Anak pada pokoknya sebagai berikut :

• Bahwa kami orang tua masih sanggup untuk mendidik dan membina Anak dimana kejadian ini adalah merupakan juga pelajaran bagi kami untuk lebih memperhatikan kehidupan Anak

Menimbang bahwa berdasarkan alat bukti keterangan saksi, bukti surat, keterangan Anak serta barang bukti di persidangan yang saling bersesuaian maka telah diperoleh fakta-fakta hukum yang akan Majelis uraikan dalam pembuktian unsur ;

Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan apakah berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas, Anak dapat dinyatakan telah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Menimbang, bahwa Anak dipersidangan oleh Penuntut Umum telah

didakwa melakukan tindak pidana dengan bentuk dakwaan alternatif yaitu Kesatu melanggar Pasal 338 KUHP atau Kedua melanggar Pasal 351 Ayat (3) KUHP;

Menimbang, bahwa Anak oleh penuntut Umum telah didakwa dengan dakwaan yang di susun secara alternatif yaitu suatu tehnik penyusunan surat dakwaan yang memberikan option (pilihan) kepada Majelis Hakim untuk memilih dakwaan mana, yang paling tepat untuk dipertimbangkan terlebih dahulu, berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan;

Menimbang, bahwa pokok utama yang harus dipertimbangkan dalam perkara ini adalah bahwa akibat adanya tindak pidana ini, ternyata telah mengakibatkan seseorang yang bernama DARWIS Alias DARO telah meninggal dunia, oleh karena itu maka kini Majelis Hakim akan mempertimbangkan dakwaan, alternatif Pertama yang sesuai dengan fakta di persidangan sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 338 KUHP yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

1. Unsur “Barang siapa“;

2. Unsur “Dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain”;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim selanjutnya akan mempertimbangkan satu persatu unsur–unsur pasal dalam dakwaan tersebut sebagai berikut : Ad. 1. Unsur Barang Siapa;

Bahwa yang dimaksud Barang Siapa dalam unsur ini adalah subjek Hukum atau orang yang dapat dipertanggung jawabkan atas perbuatan yang dilakukan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dan di persidangan telah dihadapkan seorang Anak yaitu WAWAN BIN KADE yang setelah diteliti identitas selengkapnya baik atas keterangan saksi - saksi maupun pengakuan Anak ternyata benar identitasnya yang dimaksud dalam surat dakwaan Penuntut Umum, disamping itu selama mengikuti persidangan Anak dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani;

Bahwa berdasarkan uraian diatas Majelis Hakim berpendapat Unsur “Barang Siapa” telah terpenuhi;

Ad.2 Unsur “Dengan sengajamenghilangkan nyawa orang lain”;

Halaman 15 dari 24 Putusan Nomor 4/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Ban

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Menimbang, bahwa sesungguhnya unsur dengan sengaja ini adalah

merupakan sikap batin yang letaknya dalam hati sanubari seseorang yang tidak dapat dilihat oleh orang lain dengan mata telanjang, meskipun demikian, unsur dengan sengaja ini dapat dianalisa, dipelajari dan disimpulkan dari rangkaian perbuatan yang dilakukan, karena setiap orang melakukan perbuatan selalu sesuai dengan niat, kehendak atau maksud hatinya, kecuali ada paksaan atau tekanan dari orang lain, atau dengan kata lain sikap batin tercermin dari sikap lahir atau perilaku seseorang yang merupakan refleksi dari niatnya sehingga dalam prakteknya unsur “dengan sengaja” tidaklah dapat dipertimbangkan secara tersendiri melainkan harus dipertimbangkan bersama unsur perbuatannya dengan sengaja untuk berbuat apa ?

Menimbang, bahwa yang akan dibuktikan lebih dahulu adalah menghilangkan jiwa seseorang atau nyawa orang lain sebagai berikut;

Menimbang, bahwa hilangnya jiwa seseorang adalah akibat yang ditimbulkan dari suatu perbuatan, yang tidak perlu terjadi segera tetapi dapat timbul kemudian sehingga untuk dapat dikatakan menghilangkan jiwa, Terdakwa harus melakukan suatu perbuatan yang dapat menimbulkan akibat hilangnya jiwa seseorang. Misalnya menusuk atau menikam atau menebas dengan senjata tajam (lihat: hukum pidana bagian khusus (KUHP buku II) Jilid I, Brig.Jen.Pol. Drs. H.A.K. Moch. Anwar, SH., PT.Citra Aditya Bakti, 1989, hal. 89);

Menimbang, bahwa pokok utama yang harus dipertimbangkan dalam perkara ini adalah bahwa akibat adanya tindak pidana ini ternyata telah mengakibatkan seseorang yang bernama DARWIS Alias DARO telah meninggal dunia pada hari Rabu tanggal 18 Nopember 2015 Jam 22.00 Wita di Rumah Sakit Umum Bantaeng;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi, keterangan terdakwa serta melihat barang bukti dan bukti surat yang diajukan di persidangan maka diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut :

• Bahwa pada hari Rabu tanggal 18 Nopember 2015 sekitar Jam 20.30 Wita di Dusun Bonto Masunggu, Desa Pa’Jukukang, Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng pada waktu korban DARWIS alias DARO Bin MINALLA sedang berada di rumah terdakwa hendak

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

mengambil es batu di kulkas, dan pada saat itu korban DARWIS alias

DARO mencungkil es batu dengan menggunakan gunting melihat hal tersebut saksi KADE (Ayah terdakwa) pun menegurnya agar pelan-pelan mencungkil supaya kulkas tidak cepat rusak, namun korban DARWIS alias DARO merasa tersinggung dan marah sehingga melemparkan es batu ke arah saksi KADE (Ayah terdakwa) dan mengenai paha saksi KADE (Ayah terdakwa) setelah itu korban DARWIS alias DARO lalu mengambil martil dan memukulkannya kearah kepala saksi KADE (Ayah terdakwa) sehingga saksi KADE (Ayah terdakwa) pun terjatuh lalu korban DARWIS alias DARO menaiki badan dan hendak memukul saksi KADE (Ayah terdakwa) lagi dengan martil namun tidak lama kemudian datang terdakwa dan cucu saksi KADE yang bernama saksi AYU LESTARI yang melerai kemudian saksi AYU LESTARI mengambil martil yang dipegang oleh korban DARWIS alias DARO dan menaruhnya di belakang pintu dan selanjutnya korban DARWIS alias DARO keluar dari rumah saksi KADE (Ayah terdakwa) kemudian saksi KADE (Ayah terdakwa) berkata supaya melaporkan perbuatan korban DARWIS alias DARO ke Polisi, dan dijawab oleh korban DARWIS alias DARO “Kasih keluar baca-bacamu”, setelah itu korban DARWIS alias DARO keluar dari rumah saksi KADE (Ayah terdakwa) dan kembali kerumah saksi KADE (Ayah terdakwa) sambil membawa parang melihat hal tersebut saksi KADE (Ayah terdakwa) menyuruh istrinya untuk masuk kedalam rumah kemudian saksi KADE (Ayah terdakwa) mengambil balok. Kemudian korban DARWIS Alias DARO masuk kedalam rumah saksi KADE (Ayah terdakwa) dan menyerang saksi KADE (Ayah terdakwa) dengan menggunakan parang akan tetapi saksi KADE (Ayah terdakwa) menangkis dengan balok dengan tujuan agar parang korban DARWIS Alias DARO terlepas tetapi justru balok yang saksi KADE (Ayah terdakwa) pegang yang terlepas, setelah itu korban DARWIS alias DARO kembali memarangi saksi KADE (Ayah terdakwa) secara bertubi-tubi sampai terjatuhdan mengenai tangan dan kepala saksi KADE (Ayah terdakwa) selanjutnya melihat keadaan saksi KADE (ayah terdakwa) dalam keadaan berlumuran darah, melihat kejadian tersebut terdakwa langsung kemudian mengambil badik dilemari yang jaraknya sangat

Halaman 17 dari 24 Putusan Nomor 4/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Ban

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

dekat dengan saksi KADE (Ayah Terdakwa) terjatuh kemudian terdakwa

langsung menusukkan badik tersebut ke bagian belakang korban DARWIS Alias DARO sebanyak 1 (satu) kali akan tetapi tidak mengenai tubuh korban DARWIS Alias DARO Bin MINALLA kemudian terdakwa kembali menusukkan badik tersebut sebanyak 1 (satu) kali dan mengenai bagian punggung korban DARWIS Alias DARO Bin MINALLA, kemudian terdakwa lari dan korban DARWIS mengejar terdakwa dan akhirnya korban DARWIS tersungkur setelah berlari sejauh kurang lebih 100 (seratus meter) dan akhirnya meninggal dunia;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta di atas, dapat diketahui bahwa korban DARWIS Bin KADE telah meninggal dunia pada hari Rabu tanggal 18 Nopember 2015 sekitar Jam 22.00 Wita di Rumah Sakit Umum Bantaeng dimana ditemukan tubuh korban DARWIS terdapat luka robek pada punggung kanan ukuran P.8 cm L.5 cm D.6 cm dan patah tulang rusuk kanan belakang yang disebabkan oleh trauma tajam kedaan ini sesuai dengan visum Et Revertum No : 1281/RSU-BTG/XII/2015 atas nama DARWIS Alias DARO Bin MINALLA;

Menimbang, bahwa berdasarkan dari keterangan para saksi maupun keterangan Terdakwa dapatlah disimpulkan bahwa adanya perkara ini ternyata bersumber dari peristiwa keributan antara korban DARWIS Alias DARO Bin MINALLA yang menyerang saksi KADE (Ayah terdakwa) terlebih dahulu karena permasalahan es batu dimana korban DARWIS Alias DARO Bin MINALLA mengambil es batu dengan memakai gunting kemudian korban DARWIS Alias DARO Bin MINALLA merasa tidak terima karena telah ditegur oleh saksi KADE (Ayah terdakwa) sehingga korban DARWIS emosi dan marah;

Menimbang, bahwa memperhatikan fakta yuridis dari keterangan para saksi dan dihubungkan dengan keterangan Anak sendiri, ternyata mereka telah dapat menerangkan secara runtut dan jelas perbuatan Anak yang mengakibatkan korban DARWIS Bin KADE meninggal dunia dimana Anak sengaja mengambil badik yang ada di lemari dimana jarak badik yang di simpan dengan perkelahian yang terjadi antara korban DARWIS Alias DARO Bin MINALLA dan saksi KADE (Ayah Anak ) sangatlah dekat dimana Anak langsung menusukkan badik tersebut ke bagian belakang korban DARWIS Alias DARO sebanyak 1 (satu) kali akan tetapi tidak mengenai tubuh korban

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

DARWIS Alias DARO Bin MINALLA kemudian Anak kembali menusukkan badik

tersebut sebanyak 1 (satu) kali dan mengenai bagian punggung korban DARWIS Alias DARO Bin MINALLA sehingga menyebabkan korban DARWIS Alias DARO meninggal dunia;

Menimbang bahwa Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka unsur dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain yaitu terhadap korban DARWIS Telah terpenuhi dalam perbuatan Anak .

Menimbang bahwa penasihat Hukum Anak beragumentasi dalam nota pembelaannya yang diajukan secara tertulis yaitu Tim Penasihat Hukum Anak sangat keberatan atas tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang menuntut Anak selama 5 ( lima ) Tahun Pidana Penjara, karena hukuman yang telah di tuntut Saudara jaksa Penuntut Umum terlalu berat bagi Anak, mengingat Anak terpaksa melakukan penikaman terhadap korban hanya bertujuan untuk melakukan pembelaan darurat untuk orang tuanya.dimana jika Anak tidak menikam korban makan orang Tua Anak yang akan meninggal dunia akibat pemarangan yang dilakukan oleh penganiayaan yang dilakukan oleh korban DARWIS secara membabi buta sehingga sangat beralasan hukum jika Terdakwa dibebaskan dari segala tuntutan hukum karena perbuatan terdakwa termasuk kategori alasan pembenar sebagaimana yang diatur dalam pasal 49 Ayat (1) KUHP;

Menimbang bahwa selanjutnya apakah perbuatan yang dilakukan oleh Anak termasuk kategori alasan pembenar sesuai dengan pembelaan atau pledoi dari Penasihat Hukum Anak tersebut oleh karena itu Majelis Hakim akan mempertimbangkan sebagai berikut :

Menimbang bahwa menurut R. Susilo Kategori pembelaan darurat adalah

sebagai berikut :

• Perbuatan Pembelaan Terpaksa dilakukan ;

• Pembelaan atau pertahanan itu dilakukan untuk kepentingan – kepentingan diri sendiri atau orang lain ;

• Harus ada serangan yang melawan hak dan mengancam dengan sekonyong – konyong ( serangan yang membabi buta ) atau pada ketika itu juga

Halaman 19 dari 24 Putusan Nomor 4/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Ban

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(20)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Menimbang, bahwa yang dimaksud alasan pembenar adalah alasan yang

menghapuskan sifat melawan hukumnya perbuatan, sehingga apa yang dilakukan oleh terdakwa lalu menjadi perbuatan yang patut dan benar. Tertera dalam pasal 49 ayat 1 KUHP;

Menimbang, bahwa dalam pasal 49 Ayat 1 KUHP yang berbunyi

“Orang yang melakukan tindak pidana, yang terpaksa dikerjakannya untuk mempertahankan dirinya atau diri orang lain, atau mempertahankan peri kesopanan atau harta benda kepunyaannya sendiri atau kepunyaan orang lain,daripada serangan yang melawan hak dan mengancam pada ketika itu juga,maka orang itu tidak dapat dipidana”;

Menimbang, bahwa dalam pasal 49 Ayat 1 KUHP harus memenuhi tiga macam syarat yaitu :

1. Tindakan itu dilakukan harus benar–benar terpaksa untuk mempertahankan atau membela diri;

2. Pembelaan atau pertahanan yang harus dilakukan itu hanya terhadap kepentingan–kepentingan diri sendiri atau orang lain;

3. Harus ada serangan yang melawan hak dan ancaman yang mendadak pada saat itu juga;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 49 ayat 1 KUHP jika dikaitkan dengan fakta yuridis yang terjadi dipersidangan bahwa Anak melakukan penikaman terhadap korban DARWIS Alias DARO Bin MINALLA karena saksi KADE (Ayah Anak ) berada dalam situasi yang terancam jiwanya dimana pada saat itu korban DARWIS sedang memarangi saksi KADE (Ayah Anak ) dengan cara membabi buta dimana pada saat itu saksi KADE (Ayah Anak ) dalam keadaan tidak berdaya atau dalam keadaan terjatuh dengan posisi terlentang sementara korban DARWIS tetap menyerang saksi KADE dan karena melihat keadaan saksi KADE seperti tidak berdaya tersebut Anak langsung mengambil badik yang letaknya tidak jauh dari posisi saksi KADE (ayah Anak ) kemudian Anak menikam korban DARWIS dengan menggunakan badik sebanyak 1 (satu) kali akan tetapi tidak mengenai tubuh korban DARWIS Alias DARO Bin MINALLA kemudian Anak kembali menusukkan badik tersebut sebanyak 1 (satu) kali dan mengenai bagian punggung korban DARWIS Alias DARO Bin MINALLA;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(21)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Menimbang, bahwa memperhatikan duduk masalah dan terjadinya

penyerangan serta keadaan luka-luka yang dialami oleh saksi KADE (Ayah Anak ), maka jelas perbuatan Anak tersebut bukan suatu perbuatan yang melawan hukum, akan tapi justru tindakannya dalam membela saksi KADE ( ayah Anak) yang telah di aniaya oleh korban DARWIS dengan menggunakan parang dapat diakui dan diterima hukum, maka tentunya Terdakwa tidak dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatannya tersebut;

Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim tindakan yang dilakukan oleh Anak masuk dalam konteks noodweer (bela paksa) sebab sekalipun perbuatannya memenuhi rumusan dan unsur-unsur tindak pidana dalam dirinya sendiri tidak dapat dianggap suatu tindakan yang layak dikenai pidana karena perbuatan yang dilakukan terdakwa adalah dapat dikategorikan sebagai alasan alasan pembenar;

Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis Hakim sependapat dengan argumentasi Terdakwa dan ataupun pembelaan penasihat hukum Terdakwa tentang adanya noodweer-bela paksa. Hal ini dikarenakan Terdakwa terpaksa melakukan penikaman terhadap korban DARWIS hanya bertujuan untuk melakukan pembelaan darurat untuk orang tuanya dimana jika terdakwa tidak menikam korban maka orang tua terdakwa yang akan meninggal dunia akibat penganiayaan yang dilakukan oleh korban DARWIS secara membabi buta sehingga sangat beralasan hukum jika Terdakwa dibebaskan dari segala tuntutan hukum karena perbuatan terdakwa termasuk kategori alasan pembenar sebagaimana yang diatur dalam pasal 49 Ayat (1) KUHP;

Menimbang, bahwa oleh karena itulah walaupun dalam peristiwa tindak pidana ini perbuatan Anak, jelas telah memenuhi unsur-unsur dalam Pasal 338 KUHP namun, memperhatikan jalannya peristiwa tindak pidana ini terutama memperhatikan fakta–fakta yuridis yang terjadi dalam persidangan tidaklah tepat dan adil kalaulah perbuatan Anak dimaksud dikategorikan sebagai suatu tindak pidana dan Anak harus dijatuhi pidana, karena berdasarkan keterangan Anak dan keseluruhan saksi-saksi dan barang bukti dalam perkara ini, telah nyata bahwa ayah Anak yaitu saksi KADE sesungguhnya merupakan korban dari suatu tindak pidana yang telah dialaminya. Dengan demikian, perbuatan yang dilakukannya semata-mata didasarkan pada upayanya untuk

Halaman 21 dari 24 Putusan Nomor 4/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Ban

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(22)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

mempertahankan keselamatan saksi KADE (Ayah Anak) sebab dalam KUHP

sesungguhnya telah mengatur bahwa seseorang bisa saja telah memenuhi unsur-unsur dalam rumusan suatu tindak pidana, namun tidak dikenai pidana apapun. Didalamnya, tercakup pengakuan bahwa tindak pidana dapat dilakukan dalam situasi dan kondisi tertentu sedemikian rupa sehingga pidana tidak perlu dijatuhkan. Dasar-dasar yang meniadakan pidana terhadap diri Anak sesuai dengan ketentuan yang dirumuskan dalam ketentuan Pasal 49 ayat 1 KUHP

noodweer- bela paksa;

Menimbang, bahwa berdasarkan keseluruhan pertimbangan hukum tersebut di atas, maka walaupun Anak telah terbukti melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya, akan tetapi perbuatan itu tidak dapat dituntut karena didasarkan pada adanya suatu noodweer/bela paksa, sehingga dengan demikian Terdakwa haruslah dilepaskan dari segala tuntutan hukum;

Menimbang, bahwa oleh karena Anak dilepaskan dari segala tuntutan hukum, maka Anak patut mendapat rehabilitasi atau pemulihan nama baik sesuai dengan kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya seperti sedia kala;

Menimbang, bahwa oleh karena Anak saat ini menjalani tahanan karena sedang ditahan di Rumah Tahanan Negara, maka perlu diperintahkan agar Terdakwa dikeluarkan dari tahanan segera setelah putusan ini diucapkan;

Menimbang, bahwa terhadap barang bukti berupa : 1 (satu) buah senjata tajam (badik) yang berhulu kayu dan tidak bersarung dengan panjang mata 20 (dua puluh) centimeter, 1 (satu) buah martil (palu besi) yang gagangnya terbuat dari besi dengan panjang 30 (tiga puluh) centimeter,, 1 (satu) buah balok kayu 4x4 centimeter dengan panjang 70 (tujuh puluh) centimeter, 1 (satu) buah gunting yang gagangnya terbuat dari plastic berwarna hitam dengan panjang mata 10 (sepuluh) centimeter, oleh karena alat untuk melakukan suatu kejahatan dan dipandang membahayakan orang lain kalau salah dipergunakannnya dan dikhawatirkan menimbulkan trauma bagi Anak bila barang bukti tersebut dikembalikan kepada orang tua korban maka Majelis berpendapat barang bukti dalam perkara ini dirampas untuk dimusnahkan ; Menimbang, bahwa oleh karena Anak dilepaskan dari segala tuntutan hukum, maka segala biaya yang ditimbulkan oleh perkara, ini harus dibebankan kepada Negara, sejumlah bunyi amar putusan ini nanti;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(23)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Memperhatikan laporan penelitian kemasyarakatan anak di Rumah

tahanan Negara Klas II B yang memberi saran agar terhadap Terdakwa diberi keringanan hukuman karena klien masih tergolong anak, Majelis Hakim menilai putusan yang pakan dijatuhkan dalam amar putusan di bawah ini cukup adil terutama bagi diri Anak ;

Memperhatikan, Pasal 338 KUHP, Pasal 49 KUHP, UU RI No. 8 tahun 1981 (KUHAP), UU RI No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak, dan segala ketentuan hukum yang berkenaan dengan perkara ini;

M E N G A D I L I

1. Menyatakan Anak WAWAN Bin KADE telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya, akan tetapi tidak dapat dijatuhi pidana karena didasarkan pada bela paksa (noodweer);

2. Melepaskan Anak WAWAN Bin KADE tersebut oleh karena itu dari segala tuntutan hukum;

3. Memulihkan hak Anak WAWAN Bin KADE dalam kemampuan (rehabilitasi), kedudukan dan harkat serta martabatnya;

4. Memerintahkan Anak WAWAN Bin KADE dikeluarkan dari tahanan di Rumah Tahanan Negara segera setelah putusan ini diucapkan;

5. Memerintahkan barang bukti berupa :

• 1 (satu) buah senjata tajam (badik) yang berhulu kayu dan tidak bersarung dengan panjang mata 20 (dua puluh) centimeter;

• 1 (satu) buah martil (palu besi) yang gagangnya terbuat dari besi dengan panjang 30 (tiga puluh) centimeter;

• 1 (satu) buah balok kayu 4x4 centimeter dengan panjang 70 (tujuh puluh) centimeter;

• 1 (satu) buah gunting yang gagangnya terbuat dari plastik berwarna hitam dengan panjang mata 10 (sepuluh) centimeter;

Dirampas untuk dimusnahkan;

6. Membebankan biaya perkara ini kepada Negara;

Halaman 23 dari 24 Putusan Nomor 4/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Ban

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(24)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Demikian diputuskan dalam Sidang Permusyawaratan Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Bantaeng, pada hari Rabu, tanggal 3 Februari 2016 oleh

HASANUDDIN M, S.H.,M.H. sebagai Hakim Ketua, LUCY ARIESTY, S.H. dan

WAODE SANGIA, S.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Kamis, tanggal 4 Februari 2016 oleh Majelis Hakim tersebut diatas dengan dibantu oleh

ANGRI JUNANDA, S.H. Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Bantaeng, serta dihadiri oleh AMRIZAL R. RIZA , S.H. Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Bantaeng serta dihadapan Anak didampingi Ayah kandung Anak yang bernama KADE tanpa didampingi Penasihat Hukum Anak dan Petugas Pembimbing Kemasyarakatan;

HAKIM ANGGOTA

LUCY ARIESTY,S.H.

WAODE SANGIA, S.H.

HAKIM KETUA MAJELIS

HASANUDDIN M, S.H.,M.H.

PANITERA PENGGANTI

ANGRI JUNANDA,SH

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Komposit yang dipreparasi terdiri dari serat poliester dan katun sebagai matriksnya, dan perak berukuran nano (nanosilver) sebagai bahan pengisi yang memiliki

Rantai polimer glukosa pada granula pati bergabung satu sama lain melalui ikatan hidrogen yang kuat membentuk kristal atau misela (Swinkels, 1985).. Daerah amorf

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian pengaruh ekstrak air daun katu (Sauropus androgynus (L). Merr) terhadap proliferasi epitel pada

Meningkatkan Pengelolaan dan Nilai Tambah Sumber Daya Alam (SDA) Yang Berkelanjutan Mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan. Peningkatan

Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun

Dari hasil penelitian dan penjelasan tentang persepsi mahasiswa Program Studi Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta se Kopertis Wilayah IV Jawa Barat Banten mengenai

Serta melakukan komunikasi bisnis lainnya secara menyeluruh, dalam rangka memperluas jaringan usahanya, serta dipercaya memiliki efisiensi anggaran yang cukup

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG RUTE DAN PENYELENGGARA ANGKUTAN UDARA PERINTIS UNTUK PENUMPANG SERTA PENYELENGGARA DAN LOKASI SUBSIDI ANGKUTAN BAHAN